• Tidak ada hasil yang ditemukan

S JEP 1202321 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S JEP 1202321 Chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Gadis Oktaviani Dewi, 2016

TEKNIK HOT SEAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

69 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Pada bab ini, akan dipaparkan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi

berdasarkan penelitian yang dilakukan. Pada kesimpulan berisi tentang jawaban

rumusan masalah dari penelitian ini yang dibuat sebelum dilakukannya penelitian.

Implikasi berisi tentang pengaruh positif dari penelitian ini dan rekomendasi berisi

tentang saran yang ditujukan pada pengajar dan peneliti yang berminat untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan hasil pengolahan

data yang telah dianalisis, dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Sebelum diterapkannya teknik Hot Seat dalam pembelajaran bahasa

Jepang, keterampilan berbicara siswa kurang. Hal ini dikarenakan masih

banyak siswa yang merasa kesulitan dalam berbicara menggunakan

bahasa Jepang dan terkadang mereka merasa takut, malu serta tidak

percaya diri. Selain itu ketika penulis melakukan pre-test hasilnya

membuktikan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa masih kurang

yaitu 48 dalam skala 100.

2. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setelah melakukan

pembelajaran bahasa Jepang dengan menggunakan teknik Hot Seat,

keterampilan berbicara siswa cukup mengalami peningkatan. Hal ini

dibuktikan dengan nilai rata-rata post test yang diperoleh siswa sebesar

67,67 dalam skala 100. Pada saat pembelajaran keterampilan berbicara

(2)

Gadis Oktaviani Dewi, 2016

TEKNIK HOT SEAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

menggunakan bahasa Jepang dan hambatan seperti rasa gugup dan tidak

percaya diri menjadi berkurang.

3. Berdasarkan analisis data melalui teknik komparasi didapatkan nilai

thitung sebesar 7,84, sedangkan nilai ttabel untuk db = 14 pada taraf

signifikansi 5% adalah 2,14 dan pada taraf signifikansi 1% adalah 2,98.

karena nilai t table > t hitung maka Hk diterima dan Ho ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan

berbicara bahasa Jepang siswa sebelum dan sesudah diterapkannya teknik

Hot Seat.

4. Dari hasil analisis angket yang disebar pada 15 orang sampel penelitian,

diketahui bahwa tanggapan siswa pada penggunaan teknik Hot Seat untuk

meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jepang adalah sangat positif.

Siswa menjadi lebih bersemangat dan aktif dalam pembelajaran serta

perasaan negatif seperti malu, tegang, dan tidak percaya diri menjadi

berkurang. Selain itu dengan menggunakan teknik Hot Seat ini

pembelajaran bahasa Jepang menjadi lebih menarik dan siswa juga setuju

apabila teknik Hot Seat ini diterapkan dalam pembelajaran bahasa Jepang.

5.2. Implikasi

Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa implikasi yang

berhubungan dangan penerapan teknik Hot Seat dalam meningkatkan keterampilan

berbicara bahasa Jepang. Implikasi tersebut antara lain :

1. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari hasil posttest, keterampilan

berbicara bahasa Jepang siswa menujukkan menunjukkan peningkatan bila

dibandingkan dengan hasil pretest. Hal itu berarti adanya implikasi

terhadap peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa pada

(3)

Gadis Oktaviani Dewi, 2016

TEKNIK HOT SEAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

71

2. Berdasarkan hasil data angket, sebagian besar siswa berpendapat teknik

Hot Seat merupakan teknik pembelajaran yang menarik. Siswa menjadi

lebih aktif berbicara bahasa Jepang dengan melakukan tanya jawab ketika

kegiatan pembelajaran menggunakan teknik Hot Seat dilakukan. Hal

tersebut berimplikasi terhadap minat siswa terhadap pembelajaran bahasa

Jepang lebih dalam lagi.

5.3. Rekomendasi

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa

dangan menerapkan teknik Hot Seat dalam pembelajaran bahasa Jepang.

Berdasarkan data-data yang telah dianalisis, diperoleh hasil data yang dapat

diinterpretasikan bahwa tujuan dari penelitian ini tercapai. Keterampilan berbicara

bahasa Jepang siswa setelah mendapatkan treatment cukup meningkat

dibandingkan dengan kemampuan sebelumnya.

Disamping itu, terdapat hambatan atau kesulitan yang dialami saat penelitian

ini dilakukan. Peneliti berekspektasi keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa

meningkat dengan presentase 50%. Namun pada realitanya, keterampilan berbicara

siswa cukup meningkat hanya saja bertambah kurang lebih 20%. Hal itu

dikarenakan waktu yang minim. Siswa terlihat sedikit bingung saat materi

diberikan, karena penjelasan materi terlalu cepat. Kemudian karena keterbatasan

materi dan pengetahuan siswa, ketika kegiatan Hot Seat berlangsung siswa kerap

kehabisan bahan pertanyaan karena tidak mengetahui cara bertanya menggunakan

bahasa Jepang.

Berdasarkan ketidaktercapaian hal tersebut, terdapat beberapa saran untuk

para pengajar dan peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini. Teknik Hot Seat

dapat dijadikan salah satu teknik pembelajaran keterampilan berbicara bahasa

Jepang. Apabila akan menggunakan teknik Hot Seat, sebaiknya pahami lebih

(4)

Gadis Oktaviani Dewi, 2016

TEKNIK HOT SEAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

72

bervariasi. Kemudian untuk sampel penelitian sebaiknya teknik Hot Seat ini

diterapkan pada pembelajar bahasa Jepang tingkat menengah. Dalam proses

penelitian, sebaiknya lakukan treatment lebih dari empat kali dan gunakan waktu

Referensi

Dokumen terkait

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

PERMENDAGRI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN DALAM RANGKA KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN BADAN USAHA UNTUK PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

Berdasar pada urain di atas, penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan kelas berbentuk perbaikan pembelajaran tentang “Penggunaan Pendekatan Kontekstual

Dari hasil analisis data selama tiga siklus menunjukkan bahwa: (1) keterlaksanaan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai tingkat persentase ketercapaian 84% atau ada pada

[r]

Suatu resistor dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda tegangan sebesar 1 Volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut