PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RANGKUMAN KELAS VII MTs ALKHAIRAAT PUSAT PALU MELALUI STRATEGI PEMODELAN
Idrus
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma
idrusaldjufri@gmail.com
Abstrak : Kemampuan siswa MTs Alkhairat Pusat Palu dalam menulis rangkuman atau ringkasan belum berkembang sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum. Kekurangmampuan siswa dalam membuat rangkuman atau ringkasan,besar kemungkinan disebabkan oleh penggunaan strategi yang kurang tepat dalam pembelajaran menulis, hal ini terlihat dari (1) rincian objek yang ditampilkan dalam tulisan masih terbatas, (2) uraian kalimat topik dalam kalimat-kalimat penjelasnya masih belum sesuai, (3) penataan kalimat masih banyak yang belum efektif, dan (4) penulisan ejaan dan tanda baca masih belum tepat.Penelitian ini dilaksanakan dari bulan januari sampai bulan juni 2012 dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dan difokuskan pada upaya peningkatan proses dan hasil pembelajaran menulis rangkuman atau ringkasan dengan strategi pemodelan pada siswa VIII MTs Alkhairat Pusat Palu, berdasarkan pengamatan awal terhadap subjek dan latar penelitian yaitu guru, siswa, pencapaian hasil belajar menulis rangkuman teks/bacaan siswa di bawah 75 %.Berdasarkan kondisi itulah penelitian ini dilakukan dengan harapan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis rangkuman siswa kelas VIII MTs Alkhairat Pusat Palu dapat menjadi lebih baik.
Kata-kata Kunci: peningkatan, kemampuan, menulis rangkuman, strategi pemodelan
PENDAHULUAN
Menulis adalah suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Ujudnya adalah berupa tulisan yang terdiri dari rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapannya, seperti ejaan, dan tanda baca. Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca. Rangkuman merupakan salah satu hasil kegiatan menulis. Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan atau
pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya. Rangkuman dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicara-an atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek menulis maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca. Pemahaman berbagai jenis karangan serta pemahaman berbagai jenis rangkuman dan pengembangannya.
Menulis rangkuman/ringkasan merupakan upaya menyarikan sebuah teks atau bacaan. Jadi, merangkum sebuah buku adalah mengambil inti sari sebuah teks/bacaan/buku dan menuliskannya kembali menjadi catatan ringkas. Hal yang perlu diingat bahwa sebuah rangkuman isinya mencakup keseluruhan teks atau buku yang dirangkum secara utuh dan lengkap, meski dalam penyajiannya lebih padat dan ringkas. Jadi, dalam merangkum jangan sampai ada hal penting dari bacaan atau buku yang tidak terambil atau terangkum. Tujuan membuat rangkuman/ringkasan adalah untuk memahami dan mengetahui isi sebuah karangan atau buku.
Kemampuan siswa MTs
Alkhairaat Pusat Palu dalam menulis rangkuman atau ringkasan belum berkembang sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum. Hal ini terlihat dari (1) rincian objek yang ditampilkan dalam tulisan masih terbatas, (2) uraian kalimat topik dalam kalimat-kalimat penjelasnya masih belum sesuai, (3) penataan kalimat masih banyak yang belum efektif, dan (4) penulisan ejaan dan tanda baca masih belum tepat.
Kekurangmampuan siswa dalam membuat rangkuman atau ringkasan , besar kemungkinan, disebabkan oleh penggunaan strategi yang kurang tepat. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa dan observasi yang dilakukan saat pembelajaran menulis,
guru masih mendominasi kegiatan di kelas. Guru menyediakan topik dan kerangka tulisan dan siswa ditugaskan untuk mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah tulisan. Siswa belum terlibat secara langsung dalam pemilihan topik tulisan, penentuan pokok pikiran, penyusunan kerangka tulisan, perbaikan, dan penyuntingan hasil tulisan. Setelah itu, siswa mengumpulkan hasil tulisan dan guru menilai hasil kerja siswanya. Dengan demikian, pembelajaran menulis menjadi tidak menarik dan kurang bermakna bagi siswa.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas. Beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas tentang peningkatan kemampuan. Kegiatan penelitian diawali dengan pengamatan awal terhadap subjek dan latar penelitian yaitu guru, siswa, dan kegiatan pembelajaran menulis rangkuman teks/bacaan di kelas, adapun Penelitian ini bersifat :
1. Bersifat siklis karena dilaksanakan secara bersiklus dan berurutan, masing-masing siklus tindakan meliputi 4 tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan, penga-matan, dan refleksi.
2. Penelitian ini bersifat longitudinal yakni berlangsung dalam jangka waktu ter-tentu, yakni bersiklus secara berkelanjutan dalam pembelajaran menulis rangkuman teks/bacaan siswa kelas VIII.
3. Penelitian ini bersifat kolaboratif, yakni selama penelitian berlangsung peneliti bekerjasama secara aktif dengan guru bahasa Indonesia kelas VIII MTs Alkhairaat Pusat Palu.
model Kemmis dan Taggart sebagaimana diuraikan Wiriaatmadja (2005:66-67). dengan tahapan-tahapan (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Alur penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Alkhairaat Pusat Palu. Pemilihan MTs Alkhairaat Pusat Palu sebagai latar penelitian didasarkan pertimbangan bahwa: (1) nilai rata-rata bahasa
Indonesia secara umum di kelas VIII baru mencapai 60 %, dan Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII MTs Alkhairaat Pusat Palu yang berjumlah 34 siswa. Seluruh siswa ditentukan sebagai subjek, oleh karena penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam setting dan pembelajaran di dalam kelas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan menggunakan strategi pemodelan dalam pelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan keteram-pilan menulis rangkuman, dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan danpeningkatan sehingga menjadi lebih baik.
Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Hasil penelitian ini menunjuk-kan bahwa cara belajar dengan meng-gunakan strategi pemodelan memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, dan II yaitu masing-masing 58,53%, dan 80,48%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari
PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I
Tahap Pra-menulis Tahap Pemburaman Tahap Perbaikan
PERENCANAAN
TINDAKAN SIKLUS I
Mendiskusikan strategi pemodelan
Menyusun Rencana Pembelajaran Menulis Rangkuman Melalui Strategi Pemodelan
ANALISIS DAN TEMUAN
PENGAMATAN AWAL
Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis Rangkuman Belum Optimal
1 PENGAMATAN AWAL
Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis Siswa Kelas VIII MTs
Alkhairat Pusat Palu
PENGAMATAN DAN REFLEKSI TINDAKAN SIKLUS I Proses
Pembelajaran
Hasil Pembelajaran
HASIL PENGAMATAN DAN REFLEKSI TINDAKAN SIKLUS I Proses
Pembelajaran
Hasil Pembelajaran
PERENCANAAN
TINDAKAN SIKLUS II
Mendiskusikan strategi pemodelan
Menyusun Rencana Pembelajaran Menulis Rangkuman i Buku Melalui Strategi pemodelan
PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS II Tahap Pra-menulis
Tahap Pemburaman
Tahap Perbaikan
Tahap Penyajian
PENGAMATAN DAN REFLEKSI TINDAKAN SIKLUS II Proses
Pembelajaran
Hasil Pembelajaran
HASIL PENGAMATAN DAN REFLEKSI TINDAKAN SIKLUS II Proses
Pembelajaran
Hasil Pembelajaran
BERHASIL
hasil komparatif perolehan nilai tugas siklus kesatu dan siklus kedua berikut ini:
Hasil komparatif kemampuan menulis siswa pada tahap prasiklus, siklus I dan siklus II
Diagram komparatif kemampuan menulis rangkuman siswa pada siklus I dengan siklus II
Data nilai rata–rata tugas siswa
Grafik perbandingan nilai rata–rata tugas siswa
Data jumlah siswa yang tuntas
Grafik perbandingan jumlah siswa yang tuntas
Data persentase ketuntasan belajar siswa
Grafik perbandingan persentase ketuntasan belajar siswa
Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Kemampuan guru dalam penge-lolaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pemodelan secara keseluruhan telah melaksanakan kegiatan sesuai rencana.
Kegiatan wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran pada siklus I dan siklus II selesai, menunjukkan bahwa siswa yang telah diminta tanggapan dan kesan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan baik pada siklus kesatu dan siklus kedua menunjukkan bahwa siswa memberikan tanggapan yang positif, yaitu siswa menyatakan senang dan tertarik dengan adanya pembelajaran menulis rangkum-an dengrangkum-an menggunakrangkum-an strategi
pemo-0 50 100
Prasiklus Siklus I Siklus II
62.79 74.27
81.27
0 10 20 30 40
Prasiklus Siklus I Siklus II
13
22
26
0% 50% 100%
Prasiklus Siklus I Siklus II
38.24%
58.53%
80.48% Uraian
Perolehan Hasil
Pra-siklus
Siklus 1
Siklus 2
Nilai rata-rata tugas siswa
62,79 74,47 81,27
Jumlah siswa yang tuntas belajar
13 22 26
Persentase ketuntasan belajar
38,24
% 58.53%
delan. Hal ini dikarenakan siswa dapat menerima dan memahami materi dengan mudah karena dengan strategi pemodelan siswa sudah melihat langsung contoh- contoh yang benar dalam menulis rangkuman, selain itu juga dengan penggunaan strategi pemodelan kegiatan dalam pembelajaran tidak membosankan, siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mampu menyusun rangkuman yang baik dan benar mengacu pada contoh-contoh yang telah disediakan oleh guru. Juga dalam kelompok siswa dapat berdiskusi secara aktif dan dapat bekerja sama dalam kelompok dengan suasana yang santai dan menyenangkan. Pembagian kelompok secara hiterogen membuat siswa senang dan bersemangat belajar karena siswa yang memiliki kemampuan yang kurang dapat belajar pada teman yang lebih mampu pada teman sebaya yang lain yang ada dalam kelompoknya, dan tidak ada perbedaan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan semua mendapatkan kesempatan yang sama dalam pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN
Kemampuan dalam menulis rangkuman dapat ditingkatkan dengan menggunakan strategi pemodelan. Karena dengan strategi pemodelan siswa dapat mengetahu cara menulis rangkuman yang baik dan benar dan suasana pembelajaran menyenangkan.
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan strategi pemodelan memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(64,71%), dan siklus II (76,47%). Nilai rata-rata tugas siswa 74,47 pada siklus I menjadi 81,27 pada siklus II. 2. Penerapan strategi pemodelan
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata evaluasi siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan strategi pemodelan sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
a. Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar bahasa Indonesia lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, makan disampaikan saran sebagai berikut: 3. Untuk melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan startegi pemo-delan perlu persiapan yang cukup matang dengan contoh-contoh model yang lebih variatif dan guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterap-kan dengan cara belajar aktif dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
4. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan kegiatan yang inovatif dan kreatif, walaupun dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh kon-sep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 5. Perlu adanya penelitian yang lebih
lanjut, karena hasil penelitian ini ha-nya dilakukan MTs Alkhairaat Pusat Palu
DAFTAR RUJUKAN
Dahar, Ratna Wilis. 1988.Teoro-teori Belajar. Jakarta : Depdikbud. Dawud, dkk. 2004.Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk SMA kelas IX. Jakarta : Erlangga
De Porter, Bobbi and Mike Hernacki. 1999.Quantum learning:
Unleashing the genius in you, atau
Quantum learning: Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, terjemahanAlwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa.
Depdiknas. 2006.Standar Isi , Permendiknas 22 tahun 2006 , Satndar kompetensi dan
Kompetensi Dasar Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas.
Keraf,Gorys. 1994.Komposisi: Sebuah pengantar kemahiran bahasa. Flores: Nusa Indah.
Lutfieningsih, Eva. 2007. Penerapan Strategi Pemodelan dalam Pembelajaran Menulis Wacana Argumentasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Tulungagung . Tidak diterbitkan. Malang : Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Islam Malang. Mistar, Junaidi. 2010.Pedoman
Penulisan Tesis. Malang:Program Pascasarjana Universitas Islam Malang
Rahmawati, Diana, 2008.Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Strategi Pemodelan bagi