• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PJKR 1204349 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PJKR 1204349 Chapter3"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Arista Helpia, 2016

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian

3.1.1 Lokasi

Lokasi merupakan salah satu bagian penting yang harus dirincikan mengenai alamat lengkap tempat penelitian tersebut. Hal ini ditunjang oleh pendapat Nasution (2003, hlm. 43) “lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dirincikan oleh adanya unsur yaitu pelaku,

tempat kegiatan yang dapat diobservasi.” Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lembang yang terletak di jln. Raya Lembang no. 357.

3.1.2 Populasi

Untuk memperoleh pemecahan masalah tentu diperlukan adanya data.

Data termaksud diperoleh dari objek penelitian atau populasi yang diselidiki.

populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. bisa berupa orang, objek ataupun

benda alam yang lain. Misalnya akan melakukan penelitian di sebuah perkantoran

(A) maka perkantoran tersebut dikatakan populasi artinya kita akan melakukan

penelitian di perkantoran (A) tetapi masih belum jelas apa yang akan kita teliti,

apakah kariawannya, kinerjanya, peralatan kerjanya dan lain-lain yang bisa dijadikan penelitian. menurut sugiyono (2014, hlm 117) ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

(2)

Arista Helpia, 2016

3.1.3 Sampel

Untuk mempermudah penelitian maka menggunakan sampel penelitian represntatif (mewakili), bila sample tidak representatif maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan bahwa gajah itu seperti tembok yang sangat besar. Satu orang lagi memegang ekor, maka ia menyimpulkan bahwa gajah itu seperti tali yang sangat kecil.maka ibarat orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber informasi/data. Sampel yang akan diambil sebagai percobaan harus diperhatikan. Sampel adalah perwakilan dari populasi yang menjadi sebagai acuan dari sebuah penelitain. Hal ini ditunjang oleh pendapat Sugiyono (2012, hlm. 118) bahwa:

“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.”

Penelitian sampel boleh dilakukan jika keadaan subjek didalam sebuah populasi benar-benar homogen. Sehubungan dengan maksud peneliti untuk melakukan penelitian sampel maka dari jumlah populasi tersebut penulis menentukan kriteria pengambilan sampel.

Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa yang sedang mengikuti ekstrakurikuler Taekwondo yang berjumlah 50 orang siswa dari populasi tersebut akan dijadikan sampel sebanyak 50 orang siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah teknik sampling jenuh. Menurut Sugiono (2014, hlm. 124) “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

(3)

Tabel 3.1

Presentase Populasi dan Sampel

POPULASI SAMPEL

Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler taekwondo yang memiliki keterampilan yang sama (sebanyak 50 orang siswa)

50 orang siswa

Sampel yang berjumlah 50 orang akan dibagi menjadi dua kelompok. karena sample memiliki kemampuan yang sama rata yaitu siswa yang baru masuk tingkat sabuk kuning yang belum mahir mempraktekan taegeuk 1. Jadi saat pembagian kelompok siswa di ranking dengan menggunakan teknik pembagian menggunakan teknik ordinal pairing.

Jumlah sampel yang diberi treatment terdiri dari 25 orang siswa yang menggunakan gaya mengajar komando, dan 25 orang siswa sisanya menggunakan gaya mengajar guided discovery. Kemudian terlebih dahulu dilakukan tes awal yaitu tes awal ketermpilan poomsae taegeuk 1.

3.2Variabel penelitian

Setiap penelitian mempunyai objek yang dijadikan sasaran dalam penelitian. objek tersebut sering disebut dengan gejala, sedangkan gejala-gejala yang menunjukan variasi baik dari jenis maupun tingkatnya disebut variable yang disimbolkan dengan (X). dalam penelitian ini terdapat tiga variable yaitu dua variable bebas dan satu variable terikat sebagai berikut :

1. Variable bebas

Sugiono (2014, hal. 61) variable bebas adalah “ merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variable dependen (terikat)”. Adapun variable bebas dalam penelitian ini yaitu :

a. Gaya mengajar komando (X1)

(4)

Arista Helpia, 2016

2. Variable terikat

adalah variable yang dipengaruhi oleh variable lain yang dilambangkan dengan (Y). adapun variable terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan gerak poomse dalam pembelajaran taekwondo

3.3Metode dan dsain penelitian 3.3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara sebagai langkah-langkah yang dipilih untuk membantu menemukan pemecahan suatu masalah yang akan diteliti. Metode penelitian merupakan salah satu langkah penting dalam sebuah penelitian yang diharapkan metode penelitian yang digunakan tepat pada suatu obyek yang diteliti. Metode adalah salah satu langkah yang dilaksanakan guna mencapai sebuah tujuan yang ditetapkan, sedangkan penelitian bertujuan sebagai cara untuk menjabarkan, mengungkapkan, menjelaskan, menggambarkan dan menyimpulkan suatu hasil pemecahan dari masalah melalui berbagai cara sesuai dengan prosedur

penelitian yang dipiih. “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (sugiono, 2014, hlm. 3). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah sebuah langkah dasar sebagai pemecahan suatu masalah guna mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaannya.

Tujuan penelitian bermaksud untuk mengetahui pengaruh penerapan gaya mengajar komando dan gaya mengajar guided discovery terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Sugiono (2014, hal.107) “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

(5)

dengan ketentuan yang telah dianjurkan oleh Tite Juliantine (2007, hal.3.5)

“Sebagai percobaan yang mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalan frekuensi belajar atau latihan tiga hari per minggu. Sedangkan lamanya belajar atau latihan paling sedikit empat sampai dengan enam minggu”.

3.3.2 Dsain penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan agar proses penelitian terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sudjana dan Ibrahim (2009, hlm. 196) menjelaskan, “Rencana penelitian atau usulan penelitian atau reseach proposal adalah rancangan yang menggambarkan atau menjelaskan apa

yang hendak diteliti dan sebagaimana penelitian dilaksanakan”. Pada penelitian

ini langkah langkah yang disusun adalah sebagai berikut: a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian b. Mengumpulkan data dan pelaksanaan tes c. Mengolah data

d. Menganalisis data e. Menetapkan kesimpulan

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan desain penelitian yaitu pretest-postest control group design. Mengenai desain ini Sugiyono (2014, hlm. 112) menggambarkan sebagai berikut:

R O1 X1 R O2

R O3 X2 R O4

Gambar 3.1

Desain Penelitian Pretest-Postest Control Group Design (dalam Sugiyono 2014, , hlm. 112)

Keterangan:

R : Kelompok eksperimen 1 dan 2

(6)

Arista Helpia, 2016

X1 : Gaya mengajar komando Eksperimen 1

X2 : Gaya mengajar guided discovery Eksperimen 2 Dengan desain penelitian yang telah dikemukakan diatas, proses penelitian akan terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan penelitian desain, tes dilakukan dua kali O1 dan O3 sebagai tes awal dan sesudah diberikan perlakuan dilakukan O2 dan O4 sebagai tes akhir. Tanda X1 adalah kelompok yang diberikan perlakuan yaitu penerapan gaya mengajar komando dan X2 adalah kelompoik yang yang diberikan prilaku yaitu penerapan gaya mengajar guided discovery

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan poomse taegeuk 1 yang diukur ialah penguasaan gerak poomsae taegeuk 1 sesuai dengan kriteria penilaian poomse dalam World Taekwondo Federation tahun 2015. Prosedur penelitian merupakan salah satu bagian paling penting dalam penelitian, karena prosedur penelitian akan memudahkan peneliti untuk melakukan suatu penelitian. Adapun prosedur penelitian dalam upaya pengambilan data, peneliti akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

Analisis Data

Kesimpulan Pengolahan Data

KELOMPOK A

(GAYA KOMANDO)

SAMPEL

Tes Awal Keterampilan poomse (taegeuk 1)

POPULASI

KELOMPOK B

(GAYA GUIDED

DISCOVERY) Tes Akhir Keterampilan

(7)

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian 3.4Posedur penelitian

Adapun prosedur penelitian dalam upaya pengambilan data, penelitian akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahapan Pertama

A. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian

B. Menentukan tempat yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian

C. Menghubungi pihak sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian D. Membuat surat izin penelitian

E. Menentukan populasi dan sampel penelitian. 2. Tahapan Kedua

A. Memberikan pretest pada sampel penelitian yang berjumlah 50 orang untuk mengetahui keadaan awal.

B. Membagi kelompok dari hasil ranking dengan menggunakan teknik ordinal pairing.

C. Memberikan perlakuan pada sampel penelitian yang sudah dibagi menjadi dua kelompok. Yaitu 25 orang yang diberi perlakuan dengan gaya mengajar komando dan 25 orang yang diberi perlakuan dengan menggunakan gaya mengajar guided discovery.

D. Memberikan posttest pada sampel penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh terhadap keterampilan poomse setelah diberikan perlakuan.

3. Tahapan Ketiga

A. Mengolah dan menganalisis data B. Menganalisis hasil penelitian

C. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian

(8)

Arista Helpia, 2016

Instrumen penelitian adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur sebuah penelitian yang diamati untuk memperoleh atau mengetahui hasil data-data informasi yang akan diteliti guna mencapai tujuan dalam penelitian tersebut. Hal ini ditunjang dengan pendapat menurut Emory 1985 (dalam Sugiyono, 2014, hlm 133) “instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes keterampilan poomse taegeuk 1 sebagai alat pengumpulan datanya:

3.5.1 Kriteria Penilaian Nomor poom junbi :

a. Gerakan badan dan kaki : kaki kanan tetap, geser kaki kiri ke kiri dan pandangan tetap kedepan.

b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : naranhi soegi c. Gerakan tangan : kibon jumbi

Nomor poom 1

a. Gerakan badan dan kaki : gunakan kaki kanan sebagai poros, putar tubuh hadap kiri, dan gerakan kaki kiri ke kiri

b. Sikap kuda – kuda ( soegi ) : Oen ap soegi c. Gerakan tangan : oen palmok arae maki Nomor poom 2

a. Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kiri tetap, gerakkan kaki kanan maju satu langkah ke depan.

b. Sikap kuda – kuda ( soegi ) : Oreun ap soegi.

c. Gerakan tangan : oreun jumeok momtong bandae jireugi. Nomor poom 3

a. Gerakan badan dan kaki : gerakan kaki kiri sebagai poros, putar (balik) tubuh ke kanan, gerakan kaki kanan ke arah kanan.

b. Sikap kuda – kuda (soegi) : Oreun ap soegi. a. Gerakan tangan : oreun palmok arae makki. Nomor poom : 4

a. Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kanan tetap, gerakkan kaki kiri maju satu langkah ke depan arah kanan.

(9)

c. Gerakan tangan : Oen jumeok momtong bandae jireugi. Nomor poom : 5

a. Gerakan badan dan kaki : dengan menggunakan kaki kanan sebagai poros, putar tubuh hadap ke kiri.

b. gerakkan kaki kiri satu langkah ke depan. c. Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap kubi. d. Gerakan tangan : oen palmok arae makki. Nomor poom 6

a. Gerakan badan dan kaki : dengan posisi kedua kaki tetap. b. Sikap kuda – kuda (seogi) : oen ap kubi.

c. Gerakan tangan : Oreun jumeok momtong baro jireugi. Nomor poom 7

a. Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kiri sebagai poros, hadap tubuh ke kanan, gerakkan kaki kanan kea rah kanan.

b. Sikap kuda-kuda (seogi) : oreon ap soegi.

c. Gerakan tangan : oen bakat palmok momtong an makki. d. Catatan : tarik kaki kanan.

Nomor poom :8

a. Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kanan tetap, gerakkan kaki kiri satu langkah ke depan.

b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oen ap seogi.

c. Gerakan tangan : oreun jumeok momtong baro jierugi. Nomor poom 9

a. Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kanan sebagai poros, putar (balik) tubuh ke kiri dan gerakan kaki kiri ke kiri.

b. Sikap kuda-kuda (seogi) : one ap seogi

c. Gerakan tangan : Oen bakkat palmok momtong an makki. Nomor poom 10

a. Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kiri tetap, gerakkan kaki kanan satukah ke depan arah kiri.

b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreon ap soegi.

(10)

Arista Helpia, 2016

Nomor poom 11

a. Gerakan badan dan kaki : Dengan menggunakan kaki kiri sebagai poros, putar tubuh hadap ke kanan gerakkan kaki kiri satu langkah ke depan. b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreon ap kubi.

c. Gerakan tangan : Oreun palmok arae makki. Nomor poom : 12

a. Gerakan badan dan kaki : Dengan posisi kedua kaki tetap. b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreun ap kubi.

c. Gerakan tangan : Oen jumeok momtong baro jierugi. Nomor poom 13

a. Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kanan sebagai poros, hadap tubuh ke kiri, gerakkan kaki kiri kea rah kiri.

b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oen ap soegi. c. Gerakan tangan : Oen palmok eolgoel makki. Nomor poom 14

a. Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kiri tetap, lakukan momtong ap chagi kaki kanan dan jatuhkan kaki kanan di depan.

b. Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreun ap soegi.

c. Gerakan tangan : Oreun jumeok momtong bandae jireugi.

d. Catatan : Pukulan dilakukan segera setelah kaki kanan mendarat. Nomor poom 15

a. Gerakan badan dan kaki : Dengan menggunakan kaki kiri sebagai poros, putar (balik) tubuh ke kanan, dan gerakkan kaki kanan ke arah kanan. b. Sikap kuda – kuda (seogi) : oreon ap soegi.

c. Gerakan tangan : Oen palmok elgeol makki. Nomor poom 16

a. Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kanan tetap, lakukan momtong ap chagi kaki kiri, dan jatuhkan kaki kiri di depan.

b. Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap soegi.

c. Gerakan tangan : Oen jumeok momtong bandae jireugi.

(11)

a. Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kanan sebagai poros, putar tubuh ke kanan, dengan menggerakan kaki kiri.

b. Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap kubi. c. Gerakan tangan : Oen palmok arae makki. Nomor poom 18

a. Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kiri tetap, gerakkan kaki kanan maju satu langkah ke depan.

a. Sikap kuda – kuda (seogi) : oreun ap kubi.

b. Gerakan tangan : oreun jumeok momtong bandae jireugi. c. Catatan : kihap saat melakukan pukulan terakhir.

Nomor poom keuman

a. Gerakan badan dan tangan : Dengan kaki kanan sebagai poros, putar (balik) tubuh ke kiri, tarik kembali kaki kiri ke posisi awal, pandangan dan badan hadap ke arah depan.

b. Sikap kuda-kuda (seogi) : naranhi soegi. c. Gerakan tangan : kibon-junbi

3.5.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrument penelitian dirancang agar instrument penelitian tersebut agar peneliti lebih mudah memberikan skor sesuai dengan masing-masing bentuk kriterianya. Kisi-kisi instrument penelitian ini dituangkan melalui tabel berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kriteria Penilaian Keterampilan poomsae taegeuk 1

NOMOR SKOR

Poom junbi

 Gerakan badan dan kaki : kaki kanan tetap, geser kaki kiri ke kiri dan pandangan tetap kedepan.

 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : naranhi soegi

(12)

Arista Helpia, 2016

Poom 1

 Gerakan badan dan kaki : gunakan kaki kanan sebagai poros, putar tubuh hadap kiri, dan gerakan kaki kiri ke kiri

 Sikap kuda – kuda ( soegi ) : Oen ap soegi

 Gerakan tangan : oen palmok arae maki

Poom 2

 Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kiri tetap, gerakkan kaki kanan maju satu langkah ke depan.

 Sikap kuda – kuda ( soegi ) : Oreun ap soegi.

 Gerakan tangan : oreun jumeok momtong bandae jireugi.

Poom 3

 Gerakan badan dan kaki : gerakan kaki kiri sebagai poros, putar (balik) tubuh ke kanan, gerakan kaki kanan ke arah kanan.

 Sikap kuda – kuda (soegi) : Oreun ap soegi.

 Gerakan tangan : oreun palmok arae makki.

Poom 4

 Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kanan tetap, gerakkan kaki kiri maju satu langkah ke depan arah kanan.

 Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap soegi.

(13)

Poom 5

 gerakan badan dan kaki : dengan menggunakan kaki kanan sebagai poros, putar tubuh hadap ke kiri. gerakkan kaki kiri satu langkah ke depan.

 Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap kubi.

 Gerakan tangan : oen palmok arae makki

Poom 6

 Gerakan badan dan kaki : dengan posisi kedua kaki tetap.

 Sikap kuda – kuda (seogi) : oen ap kubi.

 Gerakan tangan : Oreun jumeok momtong baro jireugi.

Poom 7

 Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kiri sebagai poros, hadap tubuh ke kanan, gerakkan kaki kanan kea rah kanan.

 Sikap kuda-kuda (seogi) : oreon ap soegi.

 Gerakan tangan : oen bakat palmok momtong an makki.

Poom 8

 Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kanan tetap, gerakkan kaki kiri satu langkah ke depan.

 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oen ap seogi.

(14)

Arista Helpia, 2016

Poom 9

 Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kanan sebagai poros, putar (balik) tubuh ke kiri dan gerakan kaki kiri ke kiri.

 Sikap kuda-kuda (seogi) : one ap seogi

 Gerakan tangan : Oen bakkat palmok momtong an makki.

Poom 10

 Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kiri tetap, gerakkan kaki kanan satukah ke depan arah kiri.

 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreon ap soegi.

 Gerakan tangan : Oen jumeok momtong baro jierugi.

Poom 11

 Gerakan badan dan kaki : Dengan menggunakan kaki kiri sebagai poros, putar tubuh hadap ke kanan gerakkan kaki kiri satu langkah ke depan.

 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreon ap kubi.

 Gerakan tangan : Oreun palmok arae makki

Poom 12

 Gerakan badan dan kaki : Dengan posisi kedua kaki tetap.

 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreun ap kubi.

 Gerakan tangan : Oen jumeok momtong baro jierugi.

(15)

 Gerakan badan dan kaki : Gunakan kaki kanan sebagai poros, hadap tubuh ke kiri, gerakkan kaki kiri kea rah kiri.

 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oen ap soegi.

 Gerakan tangan : Oen palmok eolgoel makki.

Poom 14

 Gerakan badan dan kaki : dengan kaki kiri tetap, lakukan momtong ap chagi kaki kanan dan jatuhkan kaki kanan di depan.

 Sikap kuda – kuda ( seogi ) : oreun ap soegi.

 Gerakan tangan : Oreun jumeok momtong bandae jireugi

Poom 15

 Gerakan badan dan kaki : Dengan menggunakan kaki kiri sebagai poros, putar (balik) tubuh ke kanan, dan gerakkan kaki kanan ke arah kanan.

 Sikap kuda – kuda (seogi) : oreon ap soegi.

 Gerakan tangan : Oen palmok elgeol makki.

Poom 16

 Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kanan tetap, lakukan momtong ap chagi kaki kiri, dan jatuhkan kaki kiri di depan.

 Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap soegi.

 Gerakan tangan : Oen jumeok momtong bandae jireugi.

Poom 17

(16)

Arista Helpia, 2016

putar tubuh ke kanan, dengan menggerakan kaki kiri.

 Sikap kuda – kuda (seogi) : Oen ap kubi.

 Gerakan tangan : Oen palmok arae makki.

Poom 18

 Gerakan badan dan kaki : Dengan kaki kiri tetap, gerakkan kaki kanan maju satu langkah ke depan.

 Sikap kuda – kuda (seogi) : oreun ap kubi.

 Gerakan tangan : oreun jumeok momtong bandae jireugi.

Poom keuman

 Gerakan badan dan tangan : Dengan kaki kanan sebagai poros, putar (balik) tubuh ke kiri, tarik kembali kaki kiri ke posisi awal, pandangan dan badan hadap ke arah depan.

 Sikap kuda-kuda (seogi) : naranhi soegi.

 Gerakan tangan : kibon-junbi

JUMLAH SKOR

Keterangan : setiap nomor poom memiliki skor 1-3 dan skor maksimal adalah 60 apabila kriterial yang harus dicapai terpenuhi semua.

3.6Uji Instrumen

Menurut sugiono (2014, hlm.148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan poomse taegeuk 1.

(17)

dan reabilitasnya. Hanya butir tes yang memenuhi syaratlah yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data.

Uji coba instrumen dilaksanakan di smp 29 Bandung, yang bukan merupakan sample dari penelitian ini . Berikut ini adalah hasil data tes keterampilan poomse taegeuk 1 di smp 29 bandung dengan sample 40 orang siswa

Tabel 3.3 hasil uji validitas instrumen No

poom

rhitung r tabel Keterangan

Junbi 0,368 0,312 Valid

1 0,395 0,312 Valid

2 0,614 0,312 Valid

3 0,399 0,312 Valid

4 0,452 0,312 Valid

5 0,361 0,312 Valid

6 0,386 0,312 Valid

7 0,412 0,312 Valid

8 0,484 0,312 Valid

9 0,386 0,312 Valid

10 0,328 0,312 Valid

(18)

Arista Helpia, 2016

Berdasarkan perhitungan analisis validitas instrument dari setiap nomor butir poom yang berjumlah 20 gerakan, semua butir dinyatakan valid dikarenakan r hitung > dari r tabel yang artinya dapat digunakan sebagai alat pengumpul data untuk tes keterampilan poomse. Setelah ini Kemudian dilakukan uji reabilitas dengan menggunakan rumus alpha cronbach sebagai berikut :



( Abduljabbar & darajat 2014, hlm.69)

Keterangan :

1

r= Reabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan

2

Si : jumlah varians butir soal/item

2

St : varians total

Lalu dilanjutkan melakukan hitung uji t sebagai berikut :

(19)

Tabel 3.4 hasil uji reliabilitas instrumen

thitung ttabel Keterangan

4,50 1,684

Reliable

Dari hasil uji reliabilitas diatas dinyatakan reliable dikarenakan nilai t hitung adalah 4,50 > dari t tabel sebesar 1,684 maka dinyatakan reliable

3.7Validitas dan Reliabilitas 3.7.1 Uji Validitas

Menurut arikunto (2006, hlm. 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. menurut sugiono (2014 hlm. 363) “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh

peneliti”.dengan demikian data yang valid adalah data”yang tidak berbeda” antara

data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, contohnya untuk mengukur tinggi badan seseorang menggunakan meteran sebagai instrumentnya, berbeda dengan pengukuran berat badan.

Pengujian alat pengumpul data pada penelitian ini dilakukan dengan cara analisis butir tes. Jika diuraikan, langkah kerja yang dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen tes adalah sebagai berikut :

a) Mengumpulkan data hasil uji coba

b) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisisan butir tes.

(20)

Arista Helpia, 2016

d) Membuat tabel pembantu untuk mendapat skor-skor pada butir yang diperoleh untuk setiap sampel. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan/pengolahan data selanjutnya.

e) Menghitung jumlah skor butir yang diperoleh oleh masing-masing responden.

f) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir tes.Untuk menguji validitas tiap butir tes maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Sedangkan untuk mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data digunakan persamaan korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

 

X : skor tiap butir angket dari tiap responden Y : skor total

∑X : jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden

∑Y : jumlah skor total seluruh butir angket dari tiap responden

N : banyaknya data

g) Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan (r hitung) dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalan tabel (rtabel).

h) Membuat kesimpulan. Nilai rhitung yang diperoleh akan dikonsultasikan

dengan harga rproduct moment pada tabel pada taraf signifikansi 0,05. Bila rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan valid.

Secara teknik uji validitas di atas menggunakan bantuan aplikasi Microsoft office excel 2010.

3.7.2 Uji Reliabilitas

(21)

ditentukan kapasitas maksimal beratnya. Apabila dipakai untuk mengukur berat badan satu ekor gajah yang sangat besar tentu saja tidak mungkin timbangan tersebut menahan beban diluar batas kapasitasnya. Artinya timbangan tersebut tidak akan reliable untuk gajah. Hal ini ditunjang oleh pendapat Arikunto (2010, hlm. 221) mengemukakan bahwa “reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”. Untuk mencari reabilitas instrument angket dengan rentan skornya antara 1sampai dengan 5 adalah menggunakan rumus alpha. Pernyataan

ini didukung oleh Arikunto (2006, hal.196) “ rumus alpha digunakan untu mencari reabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0”. Adapun rumus alpha cronbach adalah sebagai berikut :



K = banyaknya butir pertanyaan

2

Si : jumlah varians butir soal/item

2

St : varians total

Adapun rumus untuk varians total dan varians item yang terdapat dalam rumus alpha cronbach sebagai berikut:

(22)

Arista Helpia, 2016

(Abduljabar & Drajat 2014, hlm. 69) Ketarangan :

2

St : varians item

JKi : jumlah kuadrat seluruh skor item S

JK : jumlah kuadrat subjek

N : banyaknya responden atau banyaknya data

3.7.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen. Selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian ini. Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan ditafsirkan.

3.7.4 Menghitung Rata- Rata (Mean)

Menghitung skor rata-rata sampel menggunakan rumus sebagai berikut : ̅ = ∑

̅ = skor rata-rata yang dicari

∑ = jumlah nilai data n = jumlah sampel 3.7.5 Simpangan Baku (Standar Deviation)

Simpangan baku (standar deviation) adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan rata-ratanya.

Simbol simpangan baku populasi (σ atau σn) sedangkan simbol simpangan baku

untuk sampel (s, sd, atau σn-1)

(23)

Penulis menggunakan uji normalitas untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Penulis menggunakan uji normalitas liliefors. Langkah kerja uji normalitas liliefors. Langkah-langkah uji normalitas liliefors dalam Darajat dan Abduljabar (2014, hlm. 125) adalah sebagai berikut :

1. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.

2. Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi 3. Mencari Luas Zi pada tabel Z

4. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 – luas daerah, sedangkan untuk luas daerah negatif maka 0,5 + luas daerah.

5. S(Zi) adalah urutan n dibagi jumlah n

6. Hasil pengurangan F(Zi) – S(Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S(Zi) 7. Mencari data atau nilai tertinggi, tanpa melihat sebagai nilai L0

8. Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

a. Jika L0 ≥ Ltabel, tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak

berdistribusi normal

b. Jika L0≤ Ltabel, terima H0 artinya data berdistribusi normal

9. Mencari nilai Ltabel, membandingkan L0 dengan Lt

10. Membuat kesimpulan

Uji normalitas ini menggunakan bantuan aplikasi Microsoft office excel 2010.

3.7.7 Uji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsoft Office Excel. Kriteria yang peneliti gunakan adalah Fh > Ft, maka H0 menyatakan varians homogen ditolak

dalam hal lainnya diterima.

Rumus uji statisik yang digunakan adalah :

(24)

Arista Helpia, 2016

2)Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat. 3)Membuat hipotesis statistik.

4)Mencari Fhitung.

5)Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis. 6)Membandingkan Fhitung dengan Ftabel.

7)Kesimpulan.

Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut :

a. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan penelitian

b. Gunakan statistik uji yang tepat

c. Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul d. Berikan kesimpulan

e. Menentukan ρ (ρ-value)

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji t. Pengolahan data dilakukan dengan ketentuan.

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan Uji t Statistik uji yang digunakan adalah

t = ̅ ̅ √

dengan s = sgab = √

Keterangan :

̅ = Rata - rata skor pretest kelas eksperimen

̅ = Rata – rata skor pretest kelas kontrol = Simpangan baku kelas eksperimen = Simpangan baku kelas kontrol

Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dk = dan peluang ( ). H0 diterima jika < t < dan H0 ditolak untuk

nilai t lainnya.

(25)

a. Jika nilai signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka H1 diterima

b. Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah H0 : tidak terdapat perbedaan antara gaya mengajar komando dan gwided

discovery terhadap hasil keterampilan pommse dalam ekstrakurikuler taekwondo di SMP Negeri 1 lembang

H1 : penerapan gaya mengajar gwided discovery lebih berpengaruh secara

Gambar

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.3 hasil uji validitas instrumen

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pertemuan nasional summit / yang berlangsung pada tanggal 29 hingga 31 oktober 2009 / Pemerintah kota yogyakarta mengusulkan beberapa hal diantaranya UMKM /dan Kredit

Penerjemahan idiom dapat dilakukan dengan menerjemahkan idiom menjadi idiom, menerjemahkan idiom menjadi bukan idiom dengan menjaga kesepadanan makna agar pesan bahasa sumber

Sebagai penelitian yang bertujuan untuk menganalisis dampak suatu program, maka salah satu pendekatan yang logis untuk digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai

[r]

35) Pada suatu hari dalam perjalanan menumpangi mobil angkot. Dua penumpang yang masih muda belia tertawa, tetapi tidak terdengar mereka melakukan interaksi. Karena penasaran,

Daftar gaji dan upah pada perusahaan dibuat oleh bagian sumber daya manusia. Data yang dipakai bagian Sumber Daya Manusia adalah surat- surat keputusan mengenai pengangkatan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan

Merupakan barang yang ditawarkan penjual kepada konsumen. Mengenai pemasaran di sebuah perpustakaan, untuk pemasaran jasa informasi di perpustakaan, sudah tentu produknya