• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIETARY HISTORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DIETARY HISTORY"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DIETARY HISTORY PRINSIP DASAR

 MENGGALI INFORMASI MAKANAN YANG DIKONSUMSI PADA TINGKAT INDIVIDU DAN POMA MAKAN PADA KURUN WAKTU SATU BULAN

 KONSUMSI MAKANAN DALAM SEBULAN, JENIS DAN JUMLAHNYA BIASANYA TIDAK BERBEDA, MEMBENTUK POLA TERSENDIRI.

 KERAGAMAN ATAU PERBEDAAN POLA MAKAN DIPENGARUHI OLEH MUSIM, PERAYAAN / PERISTIWA BUDAYA  MENGKONSUMSI MAKANAN KHAS

 ADANYA PENGARUH KONSUMSI SAAT PESTA ATAU PERAYAAN PENGARUHNYA KECIL TERHADAP KUALITAS ASUPAN GIZI SESEORANG DALAM WAKTU YANG LAMA.

 DIETARY HISTORY  UNTUK MENDAPATKAN KEBIASAAN MAKAN, ASPEK YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESUKAAN MAKANANA TERTENTU,

 DIETARY HISTORY DI AWAL KEHIDUPAN  MENENTUKAN KEBIASAAN MAKAN PADA PERIODE SELANJUTNYA

 INTERVENSI UNTUK MENGUBAH POLA MAKAN SEBAIKNYA SEBELUM USIA < 30 TAHUN  SEMAKIN MUDA SEMAKIN MUDAH MENGENALKAN /MEMBIASAKAN POLA MAKAN SEHAT Kegunaan

 Dietary history terbentuk dari kebiasaan

lingkungan, kebiasaan dari orang tua.

 Dietary history menggambarkan konsumsi

aktual  mengestimasi prevalensi defisiensi gizi

 Kelompok rawan dalam menentukan pola

makan  balita, sehingga agar pola makan baik, ibu harus membiasakan gizi seimbang sejak dini

 Kebiasaan makan dapat berubah karena

salah satunya : AKULTURASI BUDAYA, sehingga kebiasaan makanan antar generasi bisa BERBEDA

 Metode Dietary History  KUALITATIF 

dilakukan lama, [aling tidak 1 bulan untuk mendapatkan pola makan seseorang

 Metode ini dapat menganalisis EFEK dari

konsumsi asupan gizi serta latar belakang budaya yang mempengaruhi pola makan.

 Tujuan  menentukan intervensi promosi

perubahan perilaku makan pada kelompok yang berisiko mengalami gangguan gizi

Dietary History

 Kualitatif

 Cara :

 Record : APA YANG BIASA DIMAKAN tiap hari

Frekuensi : berapa kali konsumsi sejenis makanan dalam sehari ; misal nasi 2 / 3 x per hari

Mencatat Food Taboo dan Food Belief bisa dari kuesioner/ probbing

Biasanya yang dicatat jenis makanan yang dikonsumsi 3 hari berturut2 sampai setahun

Dietary history untuk pasien

 Pada intervensi gizi dengan hasil NCP, menggali informasi pasien berdasarkan teori behavioral dan transteoritical. Jadi dengan metode dietary history menggali informasi latar belakang kebiasaan makan, dan menentukan intervensi gizi yang tepat serta memberi konseling sesuai hasil dietary history.

 Pola makan yang terbentuk menentukan kecenderungan pasien terhadap penyakit akibat gizi

Komponen dietary history

 Komponen pokok dalam dietary history :

1. jumlah dan frekuensi makan pada setiap waktu makan utama dan selingan , selama periode survei

2. Jenis makanan yang dikonsumsi

3. Porsi makan dalam setiap kali makan

Supaya lebih terarah, maka sebaiknya dietary history dilengkapi data riwayat diet, diet khusus, frekuensi makan .

Tindak lanjut dari dietary history

 Intervensi gizi :

 Intervensi pangan seperti FORTIFIKASI

 SUPLEMENTASI

 PROMOSI GIZI

 KONSELING GIZI

(2)

Komponen dietary history

 Verifikasi makanan dan porsi yang

dikonsumsi , verifikasi biasanya dilakukan dalam satu minggu. Sebaiknya dilakukan penimbangan untuk memastikan besaran porsi

 Resep yang dimasukkan sebaiknya resep

rumah tangga yang biasanya berbeda dengan standar resep, untuk mengetahui konsumsi aktual.

 Teknik memasak juga diperhatikan karena

masing2 individu atau keluarga cara memasaknya tekniknya bisa berbeda.

 Beberapa kuesioner DHQ

mempertimbangkan suplementasi dan pemakaian bumbu2 dalam memasak

Teknik dietary history

 Tanyakan pola makan pada setiap waktu

makan utama dan selingan

 Tanyakan siapa yang mendasari pola

makan tersebut, arahan dari dokter/ kemauan sendiri

 Tanyakan jenis menu yang dimakan yang

paling sering dikonsumsi pada waktu makan tersebut, beda dengan recall adalah DHQ makanan yang paling sering dikonsumsi, recall makanan yang dikonsumsi kemarin.

 Ukur porsi makan dan buat standar porsi S/M/L

 Pelaksanaan selama 1 bulan

pencatatannya, dapat dilanjutkan dengan Telephone survey

 Say thankyou

Formulir dietary history

 Ada 2 pilihan

 1. form recall ditambahkan dengan :

 Riwayat diet

 Food taboo

 Food belief

 Food restriction

 recommendation

 Eating Companion

(3)

Food Frequency Questionaire

Prinsip Dasar dan Kegunaan

• Menggali informasi frekuensi makan makanan tertentu pada individu yang diduga berisiko tinggi menderita defisiensi gizi atau kelebihan asupan gizi tertentu pada periode waktu yang lalu.

• Digunakan sebagai alat diagnostik terhadap makanan yang menyebabkan kasus gizi (kekurangan dan kelebihan).

• Untuk mengetahui besar faktor pajanan makanan tertentu terhadap kejadian penyakit yang berhubungan dengan asupan zat gizi.

• Terdapat dua jenis: FFQ murni dan FFQ Semi-kuantitatif

• Digunakan dalam penelitian yang gunanya untuk

menganalisa paparan zat gizi dalam jangka waktu panjang

• Untuk menilai keterkatan antara asupan makanan tertentu dan kandungan zat gizi tertentu terhadap risiko kejadian penyakit.

• Tidak hanya ditujukan untuk penilaian zat gizi saja, tetapi lebih dikhususkan untuk menilai adanya korelasi antara pajanan konsumsi makanan tertentu terhadap timbulnya kasus kelainan gizi.

• Pajanan asupan zat gizi dalam waktu lama berimplikasi pada kondisi kesehatan tubuh secara umum  jika akibat pajanan asupan gizi yang tidak seimbang bersifat kronis, kelainan klinis yang dikenal dengan gejala klinis kelainan gizi.

• Berdasarkan sifat kekhususan FFQ dan FFQ semi kuantitatif sebagai metode diagnostik penyakit akibat kelainan zat gizi dan atau cemaran lingkungan terhadap makanan, metode ini dilakukan dengan teknik yang berstandar tinggi.

• Kesalahan sekecil apapun akan berakibat fatal terhadap hasil investigasi survei konsumsi pangan

*eg: ketika seseorang melakukan survei konsumsi dengan metode FFQ, kemudian menetapkan kriteria konsumsi pangan pada level cukup, sedang dan kurang, maka ini adalah model kesalahan sistematis yang dipastikan tidak memahami filosofi dasar FFQ. Metode FFQ bukanlah untuk menilai tingkat konsumsi, melainkan untuk menentukan korelasi antara konsumsi makanan dengan munculnya kelainan klinis pada individu dan masyarakat luas di daerah tertentu

Kelainan klinis tingkat individu yang hanya dapat

dideteksi penyebabnya dengan menggunakan metode FFQ adalah penyakit degenerartif

Hal ini dikarenakan pada umumnya penyakit degeneratif berkorelasi kuat dengan asupan gizi yang tidak seimbang dalam jangka waktu lama

• Efek ketidakseimbangan ini yang menyebabkan kelainan patologis (indikator pemeriksaan adalah dengan pemeriksaan biokimia yang sesuai dengan sumber zat gizi penyebabnya)  dislipidemia akibatkan karena kelebihan intake lemak dan karbohidrat

• Kelainan klinis pada tingkat masyarakat paling baik diketahui juga dengan menggunakan FFQ 

didasarkan pada fakta bahwa paparan konsumsi pangan tertentu yang diduga berisiko terhadap

• timbulnya kasus kelainan klinis selalu merata pada populasi terpajan.

• Penggunaan FFQ dan semi-FFQ juga untuk

kepentingan fortifikasi  bahan makanan yang dapat dijadikan vehicle (tumpangan) adalah bahan

makanan dengan konsumsi yang lebih sering.

Pengembangan Instrumen FFQ

• Tahap Survei Data

 Metode FFQ harus didahului dengan survei data base bahan makanan. Difokuskan pada jenis bahan makanan atau makanan yang diketahui berhubungan dengan kejadian penyakit atau kondisi patologis tertentu

 Bahan makanan yang dimasukkan ke dalam formulir difokuskan pada bahan makanan tertentu yang berhubungan dengan kejadian penyakit tertentu

• Tahap Pengembangan FFQ

 Pengembangan formulir FFQ didasarkan pada

(4)

 Ada dua pertimbangan dalam memasukkan bahan makanan ke dalam FFQ, yaitu kandungan gizi dan frekuensi konsumsi

1. pertimbangan zat gizi adalah yang berkorelasi kuat sebagai penyebab masalah gizi)

2. Pertimbangan frekuensi adalah untuk mengetahui dan memastikan bahwa hanya makanan dengan frekuensi konsumsi relatif tinggi yang dimasukkan ke dalam formulir FFQ

 Formulir FFQ yang digunakan dalam survei konsumsi adalah yang telah melalui tahapan penyusunan terstandar

 Pada formulir FFQ ditetapkan beberapa opsi (tergantung jenis FFQ)

 Selain digunakan untuk mendeteksi risiko

kejadian penyakit akibat gangguan gizi, metode FFQ juga digunakan dalam riset epidemiologi gizi

Penggunaan FFQ

 Responden diberi tugas untuk melaporkan

frekuensi menyantap makanan yang lazim dikonsumsi (berdasarkan pada daftar makanan yang terdapat pada formulir) dalam periode waktu tertentu

 Data yang didapat merupakan data

frekuensi berapa kali dalam sehari/seminggu/sebulan seseorang menyantap makanan tertentu (dengan cara ini, dapat diperoleh data asupan zat gizi dalam jumlah besar)

 Untuk memperoleh asupan zat gizi yang

secara relatif ataupun mutlak, kebanyakan FFQ dilengkapi dengan ukuran yang khas untuk setiap porsi dan jenis makanan. Karena itu FFQ sering disebut juga riwayat

pangan semi-kuantitatif (semi quantitative food history)

 Asupan zat gizi secara keseluruhan

diperoleh dengan jalan menjumlahkan kandungan zat gizi masing-masing pangan

Cara Pengambilan Data Menggunakan Food Frequency

 Pada kolom bahan makanan/ makanan,

dipastikan bahan-bahan makanan yang tercatat pada FFQ atau semi-FFQ hanya bahan makanan dengan skor frekuensi tertinggi pada survei pasar (dilakukan survei pasar terlebih dahulu sebelum menyusun FFQ)

 Sebelum wawancara, lakukan prosedur

baku berupa perkenalan dan penyampaian tujuan

 Pada saat wawancara, tanyakan setiap

makanan dalam daftar FFQ lalu tanyakan frekuensi konsumsi secara tepat (FFQ murni hanya memperhatikan frekuensi), untuk semi-FFQ juga ditanyakan jumlah

makanan yang dikonsumsi dalam periode waktu yang tertera pada formulir semi-FFQ

Perhatikan bahwa daftar makanan atau bahan makanan yang ada pada FFQ tidak dapat ditambah selain yang sudah diputuskan pada studi pendahuluan

Kelebihan Metode FFQ

Relatif murah dan sederhana

Dapat dilakukan sendiri oleh responden

Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan makan

Kekurangan

Cukup menjemukan bagi petugas dan responden, dikarenakan jumlah pertanyan yang relatif banyak.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

pada suatu kondisi lingkungan fisik atau kimia tertentu, suatu jenis pohon yang.. semula pada umur-umur tertentu tidak menunjang gejala suatu

Penelitian ini menggunakan 18 gejala klinis awal yang dapat digunakan untuk mendeteksi empat penyakit kandungan yang telah dijabarkan sebelumnya yang kemudian

akan dilihat dari komponen being, terutama yang berhubungan dengan kondisi pasien saat menderita penyakit kanker Ieber rahim yaitu mulai munculnya

Faktor Risiko Penyakit Tidak menular adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit tidak menular pada seseorang atau kelompok

Sesuatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu penyakit tidak menular pada seseorang atau kelompok tertentu, yaitu merokok (aktif

 HERPES,Disebabkan oleh virus, Gejala timbul antara 3 sampai 10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit kelamin ini, Gejala awal muncul seperti

Sesuatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu penyakit tidak menular pada seseorang atau kelompok tertentu, yaitu merokok (aktif

Sementara perbaikan cybernetic mungkin tidak berhubungan langsung dengan gejala tertentu dari situasi masalah, mereka dimaksudkan untuk menciptakan kondisi struktural untuk