- 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang
paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini.
Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk
penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah sejalan dengan
meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, disamping adanya
globalisasi. Pola-pola lama dalam penyelenggaraaan pemerintahan telah
tidak sesuai lagi bagi tatanan masyarakat yang saat ini berubah. Oleh
karenanya, tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan telah seharusnya
direspon oleh Pemerintah dengan melakukan perubahan yang terarah, pada
terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pusat dan Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan yang lebih
luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Konsekuensi dari
pelaksanaan Undang-Undang tersebut adalah bahwa Pemerintah Daerah
harus dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat. Secara
periodik kinerja penyelenggaraan pemerintahan tercermin dalam sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Akuntabilitas merupakan
perwujudan kewajiban instansi untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang
dilaksanakan secara periodik (LAKIP). Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kota Semarang sebagai salah satu instansi pemerintah
daerah sesuai dengan bidang tugasnya membantu Kepala Daerah dalam
penyelenggaraan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan,
berkewajiban juga menyusun rencana strategis. Dengan demikian
- 2 - meningkatkan kinerjanya, dan mampu menjawab tuntutan perkembangan
lingkungan strategis baik lokal regional, nasional, maupun global.
Rencana strategis yang disusun oleh Bappeda merupakan langkah
awal untuk melaksanakan mandat tersebut di atas, yang dalam
penyusunannya perlu melaksanakan analisis terhadap lingkungan baik
internal maupun eksternal yang merupakan langkah yang penting dengan
memperhitungan kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), peluang
(opportunities), dan tantangan (threats) yang ada. Rencana ini merupakan
suatu proses yang berorientasi pada proses dan hasil yang ingin dicapai
dalam kurun waktu lima tahun, dengan tetap memperhatikan potensi yang
ada baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam, kekuatan,
kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi. Rencana strategis
disusun untuk jangka waktu lima tahun, dan diimplementasikan ke dalam
rencana kerja (Renja) tahunan.
Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
merupakan salah satu dokumen teknis operasional dan merupakan
penjabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan indikasi
rencana program lima tahunan meliputi program internal maupun eksternal,
yaitu yang merupakan program SKPD Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, program lintas SKPD, dan program lintas wilayah.
1.2. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah adalah :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
Undang-- 3 Undang-- undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggaran Pemerintah Daerah.
7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009.
8. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP).
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Pembangunan Daerah;
10. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang
Nomor 16 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang
Nomor 23);
11. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Semarang Tahun 2010-2015;
12. Peraturan Walikota Semarang Nomor 43 Tahun 2008 tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
- 4 -
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Rencana Strategis BAPPEDA Kota Semarang adalah :
1. Memberikan arah dan pedoman bagi semua personil dalam
melaksanakan tugasnya untuk menentukan prioritas-prioritas di bidang
perencanaan pembangunan, sehingga tujuan program dan sasaran
kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 2011 - 2015 dapat
tercapai.
2. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi
dengan instansi terkait, monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik
secara internal maupun eksternal.
3. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholders)
tentang rencana pembangunan tahunan.
4. Menjadi kerangka dasar bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan.
Tujuan penyusunan dari Rencana Strategis Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah adalah :
1. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara prima.
2. Merencanakan perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks.
3. Mengelola keberhasilan organisasi secara sistemik.
4. Memanfaatkan perangkat manajerial dalam pengelolaan pemerintahan
dan pembangunan.
5. Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi pada
masa depan.
6. Meningkatkan komunikasi antar pemangku kepentingan (stakeholders).
7. Memudahkan para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
- 5 -
1.4. Sistematika Penulisan
Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang
Tahun 2011 – 2015 disusun menurut sistematika sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II. GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD
2.1 Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
2.2 Sumber Daya SKPD
2.3 Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
3.3 Telaahan terhadap Renstra Bappeda Kota Semarang Tahun 2005-2010
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi
4.2 Tujuan dan Sasaran
- 6 -
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN
- 7 -
BAB II
GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD
2.1 Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
Tugas dan Fungsi
Berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2001
tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah Kota Semarang yang kemudian diperbarui dengan Surat Keputusan
Kepala Bappeda Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Semarang, Bappeda mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di
bidang perencanaan pembangunan daerah.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bappeda mempunyai
fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perencanaan pembangunan daerah;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibidang perencanaan pembangunan daerah;
c. Pelaksanakan pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah;
d. Penyusunan rencana program dibidang perencanaan pembangunan
daerah;
e. Penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan daerah dalam jangka
panjang dan jangka menengah serta tahunan;
f. Pelaksanaan koordinasi perencanaan pembangunan daerah dengan
perangkat daerah, instansi vertikal, dan pelaku pembangunan.
g. Pelaksanaan fasilitasi perencanaan, pengendalian dan evaluasi
- 8 - h. Pelaksanaan fasilitasi dan pertanggungjawaban terhadap kajian teknis/
rekomendasi perijinan dan/ atau non perijinan dibidang perencanaan
pembangunan daerah;
i. Pengelolaan urusan kesekretariatan Bappeda;
j. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah;
k. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian
serta monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Bappeda;
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
bidang tugasnya.
Struktur Organisasi SKPD
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang, struktur organisasi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang adalah sebagai berikut :
1. Kepala Badan;
2. Sekretariat, terdiri dari :
- Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
- Sub Bagian Keuangan;
- Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
3. Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya, terdiri dari :
- Sub Bidang Perencanaan Pemerintahan;
- Sub Bidang Perencanaan Sosial dan Budaya;
4. Bidang Perencanaan Perekonomian, terdiri dari :
- Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Dunia Usaha;
- 9 -
5. Bidang Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Infrastruktur, terdiri :
- Sub Bidang Perencanaan Ruang dan Lingkungan Hidup;
- Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Infrastruktur.
6. Bidang Pengendalian dan Statistik, terdiri dari :
- Sub Bidang Pengendalian;
- Sub Bidang Statistik.
7. Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :
- Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Ekonomi, Pemerintahan,
Politik Sosial dan Budaya;
- Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Tata Ruang dan Sarana
Prasarana Wilayah.
- 10 -
SUSUNAN ORGANISASI DAN
TUGAS FUNGSI BAPPEDA KOTA SEMARANG
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Perencanaan dan
Evaluasi Sub Bagian Keuangan
Sub Bidang Perencanaan Pemerintahan
Sub Bidang Perencanaan Pengemb. Dunia Usaha
Sub Bidang Perencanaan Ruang
dan Lingk. Hidup Sub Bidang Pengendalian
Sub Bidang Ekonomi Pemerintahan, Poltik dan
Sosbud
Sub Bidang Perencanaan Sosial dan Budaya
Sub Bidang Perencanaan Pengemb. Ekonomi Produksi
Sub Bidang Perencanaan
Pengemb. Infrastruktur Sub Bidang Statistik
Sub Bidang Litbang, Tata Ruang dan Sarpras Wil
KEPALA
BIDANG PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
SEKRETARIS
BIDANG PERENCANAAN
PEMERINTAHAN DAN SOSIAL
BUDAYA
BIDANG PERENCANAAN
PEREKONOMIAN
BIDANG PERENCANAAN
PENGEMB. WILAYAH DAN
INFRASTRUKTUR
BIDANG PENGENDALIAN DAN
STATISTIK
- 11 - 2.2. Sumber Daya SKPD
Personil dan Sarana Prasarana
a. Jumlah personil Bappeda Kota Semarang adalah 68 pegawai, yang terdiri
dari 37 personil laki-laki dan 31 personil perempuan.
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai/ Personil Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Bappeda Kota Semarang
No. Pendidikan Jumlah
1. S2 21
2. S1 45
3. D3 9
4. SMA 10
5. SMP 1
JUMLAH 86
Tabel 2.2
Jumlah Pegawai/Personil Berdasarkan Golongan/Ruang
Bappeda Kota Semarang
No. Golongan / Ruang Jumlah
1. IV/c 1
2. IV/b 1
3. IV/a 5
- 12 -
No. Golongan / Ruang Jumlah
5. III/c 8
6. III/b 11
7. III/a 26
8. II/d 2
9. II/c 9
10. II/b 2
11. II/a 2
12. I/d -
13. I/c -
JUMLAH 86
Tabel 2.3
Jumlah Pegawai/Personil Yang Telah Mengikuti Pelatihan
Pimpinan
Bappeda Kota Semarang
No. Nama Pelatihan Penjenjangan Jumlah
1. ADUM /Pim IV 16
2. SPAMA / Pim III 2
3. SPAMEN / Pim II 1
JUMLAH 19
- 13 -
Jumlah Pegawai/Personil Yang Menduduki Eselon dan Staf
Bappeda Kota Semarang
No. Jabatan Jumlah
1. Eselon II 1
2. Eselon III 6
3. Eselon IV 13
4. Fungsional -
5. Staf 66
JUMLAH 86
b. Sarana Prasarana Aparatur, berupa :
Sarana dan prasarnaa yang dimiliki untuk mendukung pelaksanaan tugas
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 2.4
Jumlah Sarana dan Prasarana Kantor Bappeda Kota Semarang
No. Nama Barang Jumlah (unit)
1. Kendaraan roda 4 8
2. Kendaraan roda 2 19
3. Almari Besi 1
4. Almari Kayu 7
5. Rak Kayu -
- 14 -
No. Nama Barang Jumlah (unit)
7. Kursi Besi 30
8. Kursi Kayu 99
9. Filling Kabinet 11
10. MesinTik 11
11. Komputer PC 46
12. Komputer Laptop 20
13. Printer 42
14. Ploter 1
15. Kamera 6
16. OHP 2
17. LCD 7
18. AC 3
19. Kipas Angin 7
20. Meja Tamu 2 set
21. Kursi Tamu 2 set
22. Ruang Rapat 1
23. Televisi 2
24. Telpon 4
- 15 -
No. Nama Barang Jumlah (unit)
26. Kamar Mandi/Toilet 4
27. Mushola 1
28. Dapur 1
JUMLAH
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Penyelanggaraan pelayanan Bappeda pada saat ini adalah melaksanakan
fungsi sebagai Lembaga Teknis Perencanaan Pembangunan Daerah, yang
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan pada Peraturan
Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Semarang, Bappeda mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang perencanaan
pembangunan daerah.
Kondisi penyelenggaraan pelayanan Bappeda Kota Semarang dapat ditinjau
dari beberapa aspek, antara lain :
1. Kelembagaan
Kelembagaan Bappeda Kota Semarang mendasarkan pada Peraturan Daerah
Kota Semarang No. 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Semarang, dengan pendekatan miskin struktur kaya fungsi, berimplikasi
pada perampingan struktur semula setiap bidang terdapat 4 sub bidang,
berubah menjadi hanya 2 sub bidang. Konsekuensi perampingan
menyebabkan penggabungan tugas sub bidang, sehingga terjadi peningkatan
beban kerja.
Perubahan peraturan perundangan termasuk penerbitan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, mempengaruhi koordinasi yang dilaksanakan sehingga
- 16 - berbeda. Kondisi ini menimbulkan kesan terdapatnya 1). tumpang tindih
antar bidang maupun sub bidang di Bappeda dan 2). lemahnya koordinasi
antar bidang.
2. Mekanisme Perencanaan
Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, mekanisme perencanaan pembangunan daerah
dituntut untuk semakin mengedepankan pendekatan perencanaan
pembangunan partisipatif (participatory planning).
Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, sistem Perencanaan
Pembangunan mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkaian
perencanaan, yaitu : politik; teknokratik; partisipatif; atas-bawah
(top-down); dan bawah atas (bottom-up). Pendekatan politik memandang
bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena
rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program
pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepada Daerah. Oleh
karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda
pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam
rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan dengan pendekatan
teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka
berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional
bertugas dalam perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan dengan
pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka
adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.
Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan
dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses
atas-bawah dan atas-bawah atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan
baik di tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan.
- 17 -
3. Hasil Kinerja
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bappeda Kota Semarang
telah melaksanakan kegiatan utama dalam penyusunan perencanaan
pembangunan daerah antara lain:
a. Dokumen Perencanaan Jangka Panjang: Penyusunan RPJPD 2005 –
2025 Kota Semarang, penyelenggaraan Musrenbang RPJPD Kota
Semarang, Penyusunan NA RPJPD 2005 – 2025 Kota Semarang,
Penetapan RPJPD 2005 – 2025 Kota Semarang.
b. Dokumen Perencanaan Jangka Menengah: Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Penyusunan Perda
No.4/2005 tentang RPJMD 2005 – 2010 Kota Semarang, Penyusunan
revisi Perda No.4/2005 tentang RPJMD 2005 – 2010 Kota Semarang,
Penetapan Perda No 8/2008 tentang Revisi Perda No.4/2005 tentang
RPJMD 2005 – 2010 Kota Semarang, Sosialisasi Sistem Prosedur
Perencanaan Pembangunan Daerah (SPPD), Sosialisasi Perda No.4/2005
tentang RPJMD 2005 – 2010 Kota Semarang, Sosialisasi Kebijakan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
c. Dokumen Perencanaan Jangka Pendek: Perencanaan umum, Forum
SKPD, Penyusunan Rancangan RKPD Kota Semarang, Penetapan RKPD,
Koordinasi penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan.
d. Dokumen Perencanaan Teknis lainnya: penyusunan Masterplan
Rejomulyo, perencanaan kawasan Bandara Ahmad Yani, perencanaan
kawasan pantai Semarang, perencanaan kawasan Alun-alun Kota
Semarang, Rencana induk sistem Persampahan, Rencana Tata Ruang
Hijau, Penyusunan Raperda SPPD, perencanaan kawasan
Cangkiran-Bubakan Kec. Mijen, Penetapan kebijakan, strategi dan program
perumahan, Masterplan Transportasi, Masterplan Drainase, Masterplan
Pariwisata, Masterplan Pendidikan, Masterplan Kesehatan, Review
Renstra Penanggulangan Kemiskinan, Sistem Informasi Perencanaan
Pembangunan Daerah dan dokumen Feasibility Study lainnya.
e. Melaksanakan rangkaian kegiatan dalam rangka perencanaan
pembangunan tahunan mulai dari musyawarah perencanaan
pembangunan tingkat kecamatan dan kabupaten maupun forum Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD); pelaksanaan penyusunan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama-sama dengan Dinas
- 18 - persiapan bahan dan data laporan pelaksanaan pembangunan serta
pelaksanaan dokumentasi dan penyusunan statistik mengenai hasil-hasil
pelaksanaan pembangunan daerah; serta pelaksanaan koordinasi dan
penelitian untuk kepentingan perencanaan.
4. Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan peran, tugas pokok dan fungsinya, Bappeda masih
mengalami hambatan terutama pada sumber daya manusia dan perangkat
penunjangnya. Sumber daya manusia di Bappeda masih terbatas jumlahnya
termasuk kapasitas maupun kapabilitasnya. Dengan perkembangan sistem
perencanaan pembangunan, maka pemenuhan kebutuhan sumber daya
manusia perencana yang tanggap dengan melaksanakan pengiriman staf
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan masih belum mencukupi.
Perangkat keras untuk mendukung perencanaan pembangunan masih
belum memenuhi kebutuhan, baik jumlah, teknologi yang dipakai maupun
19 Tabel 2.1
Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD BAPPEDA KOTA SEMARANG
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi
SKPD Target SPM Target IKK
Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke-
Realisasi Capaian Tahun ke-
Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
1. Meningkatkan kualitas perencanaan
pembangunan daerah baik jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek
100% 100%
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah 3. Ketersediaan data dan informasi bahan
perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah
4. Meningkatkan koordinasi perencanaan pembangunan daerah
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kajian/ penelitian diberbagai bidang
Tabel 2.2
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD BAPPEDA KOTA SEMARANG
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
20 Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Koordinasi penyusunan Perencanaan Pembangunan ekonomi
Koordinasi Penyusunan Perencanaan Pembangunan Pemerintah, sosial dan Budaya
Koordinasi Penyusunan Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan SDA Koordinasi Pembangunan Data dan Statistik Daerah
21
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Tantangan yang perlu diantisipasi oleh Bappeda Kota Semarang dalam
melaksanaan perencanaan pembangunan daerah adalah sebagai berikut:
1. Munculnya berbagai kebijakan nasional yang berdampak pada perubahan
kebijakan daerah secara mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi
perencanaan pembangunan di daerah;
2. Terdapatnya ketidaksesuaian antara peraturan perundangan yang mengatur
sistem perencanaan pembangunan dengan peraturan perundangan lainnya
yang berkaitan sehingga berdampak terhadap mekanisme perencanaan
pembangunan daerah;
3. Belum optimalnya hasil perencanaan pembangunan karena masih terdapatnya
tumpang tindih perencanaan yang dilakukan oleh SKPD;
4. Belum adanya keterbukaan dan kemudahan akses informasi untuk kepentingan
perencanaan pembangunan;
5. Perubahan paradigma perencanaan pembangunan yang menuntut perencana
sebagai fasilitator dan mediator dalam menata inisiatif masyarakat;
6. Belum optimalnya kegiatan evaluasi pelaksanaan pembangunan dalam
memberikan konstribusi terhadap penyusunan kegiatan perencanaan
selanjutnya.
Peluang dalam pengembangan pelayanan SKPD dalam rangka perencanaan
pembangunan daerah antara lain :
1. Adanya Peraturan Daerah Kota Semarang mengenai tata cara penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan daerah;
2. Adanya SDM Aparatur perencana yang sebagian besar berpendidikan tinggi
sehingga mempunyai kemapuan dan dedikasi dapam menyusunan dan
merumuskan kebijakan perencanaan pembangunan daerah;
3. Adanya dukungan dari Walikota Semarang untuk pengebangan jauh kedepan
terhadap perencanaan pembangunan dalam mendukung visi dan misi Kota
Semarang;
4. Adanya kepeduliaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Kota;
5. Adanya dukungan dana untuk kegiatan belanja administrasi dan perencanaan
pembangunan;
6. Sistem perencanaan yang telah terdesentralisasi memungkinkan Bappeda untuk
22
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD
Selama lima tahun terakhir, secara umum kualitas penyelenggaraan perencanaan
pembangunan daerah di Kota Semarang terus menerus mengalami peningkatan.
Beberapa indikator yang menyebabkan adanya peningkatan kualitas
penyelenggaraan perencanaan tersebut meliputi :
1. Tersusunnya dokumen perencanaan Pembangunan Daerah Jangka Panjang,
Menengah maupun Pendek;
2. Meningkatnya intensitas keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan
pembangunan antara lain: DPRD, LSM, Lembaga masyarakat tingkat
kelurahan, organisasi profesi, dan sektor swasta;
3. Meningkatnya kualitas sistem perencanaan dengan terselenggaranya
mekanisme perencanaan partisipatif;
4. Terselenggaranya forum SKPD/ SKPD gabungan dan Musrenbang ;
5. Meningkatnya konsistensi antara dokumen perencanaan dengan mekanisme
penyusunan anggaran;
6. Meningkatnya intensitas pendampingan perencanaan di tingkat kecamatan
oleh Bappeda dan SKPD terkait.
Peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tidak lepas dari
meningkatnya kapasitas kelembagaan Bappeda meliputi kapasitas SDM, sarana
dan prasarana serta sistem perencanaan sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku, meliputi:
1. Otonomi Daerah memberikan peluang pada Pemerintah Kota semarang untuk
melaksanakan berbagai kewenangan yang lebih luas dalam rangka mengurus
rumah tangga daerah;
2. Ketersediaan sarana dan prasarana kerja yang relatif memadai sehingga
sangat membantu pelaksanaan tugas sehari-hari. Hal ini menyangkut fasilitas
gedung ruangan kantor, ruang rapat, sarana transportasi, maupun peralatan
23 3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan
diklat fungsional;
4. Sumber Daya Aparatur Pegawai Bappeda sebagian besar berpendidikan
Sarjana, hal ini merupakan salah satu pendorong dan modal dasar untuk
menciptakan profesionalisme perencanaan;
5. Tersedianya hasil-hasil kajian perencanaan, meliputi: master plan, grand
design, RDTRK, RTRW, data base pembangunan, serta kajian-kajian sektor
lainnya sebagai pendukung perencanaan;
6. Fasilitasi berbagai forum multistakeholders di bidang perencanaan dan
perumusan kebijakan pembangunan lainnya;
7. Meningkatnya koordinasi perencanaan intern yang mantap, sinergis, dan
terpadu antara lain melalui focused group discussion (FGD);
8. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi.
Peningkatan penyelenggaraan pelayanan Bappeda Kota Semarang tersebut,
dalam pelaksanannya masih dijumpai berbagai permasalahan yang menghambat
kinerja pelayanan Bappeda Kota Semarang antara lain:
1. Masih adanya persepsi yang salah terhadap posisi Bappeda sebagai lembaga
perencanaan;
2. Belum mantapnya mekanisme perencanaan antara Bappeda dengan SKPD
dan antar SKPD;
3. Mengendurnya semangat masyarakat akibat dari menurunnya kepercayaan
terhadap jaminan kepastian akan direalisasikannya rencana;
4. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang
menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan dan berakibat pada tumbuhnya perilaku “jalan pintas” (shortcutting);
5. Internal BAPPEDA: belum mampu menyediakan standard operating procedure
(SOP) perencanaan, alat-alat praktis analisis kelayakan kegiatan yang
kredibel; belum meratanya kapasitas analitik SDM perencanaan; belum
optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi informasi dan
komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian perencanaan
24
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Visi Walikota Semarang dan Wakil Walikota semarang Periode Tahun 2010-2015
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 adalah “Terwujudnya Semarang Kota
Perdagangan dan Jasa yang Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera” yang
rumuskan dalam 5 misi yakni :
1. Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang
berkualitas;
2. Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang efektif dan efisien, meningkatkan
kualitas pelayanan publik, serta menjunjung tinggi supremasi hukum;
3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah;
4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan;
5. Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Langkah kongkrit untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan dengan
memprioritaskan pada program-program pembangunan yang diwujudkan dalam “SAPTA PROGRAM” yang terdiri dari Penanggulangan Kemiskinan dan
Pengangguran; Rob dan Banjir, Pelayanan Publik, Tata ruang dan Infrastrutkur,
dan kesetaraan dan kedilan gender, pendidikan serta kesehatan.
Bappeda Kota Semarang sebagai lembaga teknis yang bertugas
membantu Walikota Semarang dalam hal merumuskan kebijakan perencanaan
pembangunan daerah mempunyai tugas untuk menjabarkan visi, misi dan
program-program Walikota dan Wakil Walikota Semarang tersebut. Ada beberapa
faktor kekuatan dan penghambat yang sangat mempengaruhi kinerja dalam
menjabarkan visi, misi dan program Walikota dan Wakil Walikota Semarang.
Faktor-faktor kekuatan antara lain :
1. Dukungan dan komitmen dari stakeholder pembangunan baik pemerintah,
masyarakat, perguruan tinggi serta dunia usaha;
2. Adanya arahan yang jelas tentang kebijakan pembangunan Kota Semarang
dari Kepala Daerah yakni visi misi Kota Semarang 2010-2015;
3. Adanya komitmen untuk bersama-sama membangun Kota Semarang dari
25 Sedangkan faktor-faktor penghambat antara lain :
1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme
perencanaan;
2. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang
menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan dan berakibat pada tumbuhnya perilaku “jalan pintas” (shortcutting);
3. Lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar SKPD; rendahnya
kapasitas dan komitmen SKPD pada proses perencanaan; rendahnya kapasitas
fiskal pemerintah daerah yang berakibat pada lebarnya celah fiskal (fiscal
gap);
3.3 Telaahan terhadap Renstra Bappeda Kota Semarang Tahun 2005-2010;
Telaah terhadap faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD
yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran renstra
SKPD;
Faktor-faktor pendorong antara lain :
1. Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem perencanaan
pembangunan nasional, merubah paradigma dalam perencanaan
pembangunan daerah yang beroritentasi pada partisipasi masyarakat, yang
berimplikasi pada perencanaan program lebih obyektif dan tepat sasaran.
2. Ketersediaan sumber daya aparatur perencana dan daya dukung sarana
prasarana yang memadai.
3. Otonomi daerah telah memberikan peran kepada masyarkaat untuk
mengembangkan aspirasi dan prakarsa dalam pembangunan daerah/
wilayahnya, hal tersebut merupakan pendorong bagi Bappeda Kota Semarang
sebagai lembaga yang memberikan pelayanan terkait perencanaan
pembangunan daerah.
Faktor-faktor penghambat antara lain :
1. Perubahan peraturan maupun kebijakan yang menyesuaikan kondisi saat itu
sehingga menimbulkan pergeseran mekanisme perencanaan.
26 menimbulkan lemahnya koordinasi antar lembaga terkait sehingga hasil
perencanaan menjadi kurang efektif.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Telaah pada faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang
mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan
KLHS;
Potensi pengembangan kawasan/ wilayah, berdasarkan deskriptif karakteristik
wilayah dan berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang,
adalah sebagai berikut :
1. Kawasan Perdagangan dan Jasa
2. Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa
3. Kawasan Pendidikan
4. Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran
5. Kawasan Industri
6. Kawasan Olahraga
7. Kawasan Wisata/Rekreasi
8. Kawasan Perumahan dan Permukiman
9. Kawasan Pemakaman Umum
10.Kawasan Khusus
11.Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Faktor-faktor pendorong dalam pelayanan SKPD terhadap implikasi RTRW dan
Lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya arah pengembangan kawasan/ wilayah sebagaimana RTRW,
dapat menjadi pertimbangan dalam perumusan dan penyusunan kebijakan
perencanaan pembangunan kota;
2. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan tata ruang dan lingkungan hidup;
3. Pemberdayaan SDM dan SDA Kota Semarang yang terus dilakukan.
Sedangkan faktor-faktor penghambat antara lain :
1. Perubahan alih fungsi lahan yang tidak memperhatikan RTRW;
2. Pembangunan wilayah/ kawasan yang tidak memperhatikan daya dukung
27 3. Belum optimalnya publikasi informasi rencana kawasan/ wilayah.
4. Masih lemahnya tindak pengawasan dan pelaksanaan sanksi terhadap bentuk
pelanggaran.
5. Belum terselesaikannya RTRW Kota Semarang tahun 2010-2030 (masih dalam
pembahasan).
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Berdasarkan telaah tersebut diatas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan
Bappeda Kota Semarang sebagai lembaga teknis yang bertugas merumuskan
kebijakan perencanaan pembangunan daerah dalam mendukung justifikasi
penetapan tujuan, sasaran, kebijakan dan program.
Dalam penentuan isu-isu strategis langkah awal dilakukan identifikasi penilaian
faktor internal dan eksternal Bappeda atau lebih sering dikenal dengan Analisis
SWOT. Pendekatan analisis SWOT (Strengh,Weakness,Opportunity,Threat)
yaitu untuk melihat komplektisitas permasalahan Kota Semarang sebagai suatu
lembaga dan kemudian diambil langkah-langkah untuk mengatasi dan
menghilangkan atau mengurangi kelemahan dan ancaman serta memperkuat
atau meningkatkan kekuatan atau peluang.
Identifikasi terhadap faktor-faktor kekuatan, kendala/ kelemahan, peluang,
tantangan/ ancaman adalah sebagai berikut :
Faktor Eksternal
1.Peluang
a. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi terhadap pelaksanaan
perencanaan pembangunan di daerah;
b. Terbukanya kesempatan yang luas bagi peningkatan mutu SDM melalui
penyelenggaraan/ pengiriman untuk menempuh pendidikan maupun
pelatihan gelar maupun non gelar;
c. Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan;
d. Ketersediaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun Perguruan
Tinggi untuk terlibat sebagai mitra kerja dalam proses perencanaan
pembangunan daerah;
e. Perkembangan wilayah yang pesat akibat pengaruh pelaksanaan
28
2.Ancaman/ Tantangan
a. Munculnya berbagai kebijakan nasional yang berdampak pada perubahan
kebijakan daerah secara mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi
perencanaan pembangunan di daerah;
b. Terdapatnya pertentangan/ketidaksesuaian antara peraturan perundangan
yang mengatur sistem perencanaan pembangunan dengan peraturan
perundangan lainnya yang berkaitan sehingga berdampak terhadap
mekanisme perencanaan pembangunan daerah.
c. Belum optimalnya hasil perencanaan pembangunan karena masih terdapatnya
tumpang tindih perencanaan yang dilakukan SKPD;
d. Belum adanya keterbukaan dan kemudahan akses informasi untuk
kepentingan perencanaan pembangunan;
e. Perubahan paradigma perencanaan pembangunan yang menuntut
perencanaan sebagai fasilitator dan mediator dalam menata inisiatif
masyarakat;
f. Belum optimalnya kegiatan evaluasi pelaksanaan pembangunan dalam
memberikan kontribusi terhadap penyusunan kegiatan perencanaan
selanjutnya.
Faktor Internal
1.Kekuatan
a. Keberadaan Bappeda sebagai lembaga perencanaan pembangunan daerah
b. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional yang mengatur kewenangan perencanaan dan menyusun
evaluasi rencana pembangunan berdasarkan evaluasi kinerja pelaksanaan
rencana pembangunan SKPD;
c. Ketersediaan SDM yang profesional dan berkualitas;
d. Dokumen-dokumen perencanaan yang disusun oleh Bappeda sebagai
acuan dalam perencanaan pembangunan daerah;
e. Perencanaan pembangunan daerah sudah dilaksanakan sesuai mekanisme
yang diatur.
2.Kelemahan
a. Koordinasi perencanaan antar SKPD yang masih lemah
b. Belum tersedianya sistem perencanaan pembangunan yang memadai
29 c. Terbatasnya sarana prasarana pendukung perencanaan pembangunan
daerah.
FAKTOR-FAKTOR STRATEGI
EKSTERNAL
Bobot Rating Score
A Peluang
1 Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi terhadap
pelaksanaan perencanaan pembangunan di
daerah;
0,12 4 0,48
2 Terbukanya kesempatan yang luas bagi
peningkatan mutu SDM melalui
penyelenggaraan/pengiriman untuk menempuh
pendidikan maupun pelatihan gelar maupun non
gelar;
0,15 3 0,45
3 Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat
dalam perencanaan pembangunan;
0,15 4 0,60
4 Ketersediaan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) maupun Perguruan Tinggi untuk terlibat
sebagai mitra kerja dalam proses perencanaan
pembangunan daerah;
0,04 3 0,12
5 Perkembangan wilayah yang pesat akibat
pengaruh pelaksanaan pembangunan.
0,04 3 0,12
30
FAKTOR-FAKTOR STRATEGI
EKSTERNAL
Bobot Rating Score
B Tantangan / Ancaman
1 Munculnya berbagai kebijakan nasional yang
berdampak pada perubahan kebijakan daerah
secara mendadak sehingga menyebabkan
inkonsistensi perencanaan pembangunan di
daerah;
0,20 - 4 -0,80
2 Terdapatnya pertentangan/ketidaksesuaian antara
peraturan perundangan yang mengatur sistem
perencanaan pembangunan dengan peraturan
perundangan lainnya yang berkaitan sehingga
berdampak terhadap mekanisme perencanaan
pembangunan daerah.
0,15 -4 -0,60
3 Belum optimalnya hasil perencanaan
pembangunan karena masih terdapatnya tumpang
tindih perencanaan yang dilakukan SKPD;
0,05 -3 -0,15
4 Belum adanya keterbukaan dan kemudahan akses
informasi untuk kepentingan perencanaan
pembangunan;
0,04 -2 -0,08
5 Perubahan paradigma perencanaan pembangunan
yang menuntut perencanaan sebagai fasilitator
dan mediator dalam menata inisiatif masyarakat;
0,04 -2 -0,08
6 Belum optimalnya kegiatan evaluasi pelaksanaan
pembangunan dalam memberikan kontribusi
terhadap penyusunan kegiatan perencanaan
selanjutnya.
0,02 -2 -0,04
31
FAKTOR-FAKTOR STRATEGI
INTERNAL
Bobot Rating Score
C Kekuatan
1 Keberadaan Bappeda sebagai lembaga
perencanaan pembangunan daerah
0,20 4 0,8
2 UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional yang
mengatur kewenangan perencanaan dan
menyusun evaluasi rencana pembangunan
berdasarkan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana
pembangunan SKPD;
0,15 4 0,6
3 Ketersediaan SDM yang profesional dan
berkualitas;
0,05 4 0,20
4 Dokumen-dokumen perencanaanyang disusun
oleh Bappeda sebagai acuan dalam perencanaan
pembangunan daerah;
0,05 3 0,15
5 Perencanaan pembangunan daerah sudah
dilaksanakan sesuai mekanisme yang diatur
0,05 3 0,15
JUMLAH 1,90
FAKTOR-FAKTOR STRATEGI
INTERNAL
Bobot Rating Score
D Kelemahan -
1 Koordinasi perencanaan antar SKPD yang masih
lemah
0,25 -4 -1,00
2 Belum tersedianya sistem perencanaan
pembangunan yang memadai dalam upaya
32 mendukung proses perencanaan yang efektif dan
efisien.
3 Terbatasnya sarana prasarana pendukung
perencanaan pembangunan daerah.
0,05 -4 -0,20
4 Masih adanya ketergantungan kepemilikan data
dan informasi dengan kinerja pihak lain (penyedia
data)
JUMLAH -1,80
Keterangan :
Bobot = 1,0 (sangat penting) – 0 ( tidak penting) ; Rating untuk faktor kekuatan dan
peluang nilainya positif (+) untuk faktor kelemahan dan ancaman nilainya negatif (-)
dengan nilai 4 (sangat baik/buruk), 3 (di atas rata-rata baik / dibawah rata-rata buruk,
2 (rata-rata baik/buruk), 1 (dibawah rata-rata baik/ diatas rata-rata buruk)
KUADRAN I STRATEGI AGRESIF
KEKUATAN INTERNAL
ANCAMAN KEKUATAN
EKSTERNAL
KUADRAN I STRATEGI AGREFIS
KUADRAN II
STRATEGI DIVERSIFIKASI KUADRAN III
STRATEGI TURN AROUND
KUADRAN IV STRATEGI DEFENSIF
KEKUATAN INTERNAL PELUANG
ANCAMAN KEKUATAN
EKSTERNAL
0,10 0,12
33
MATRIK IDENTIFIKASI
FAKTOR KEKUATAN, KENDALA, TANTANGAN DAN PELUANG
Faktor Internal Eksternal
Positif Kekuatan :
a. Keberadaan Bappeda sebagai
lembaga perencanaan
pembangunan daerah
b. UU No. 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang
mengatur kewenangan
perencanaan dan menyusun
evaluasi rencana
pembangunan berdasarkan
evaluasi kinerja pelaksanaan
rencana pembangunan SKPD;
c. Ketersediaan SDM yang
profesional dan berkualitas;
d. Dokumen-dokumen
perencanaan yang disusun
oleh Bappeda sebagai acuan
dalam perencanaan
pembangunan daerah;
e. Perencanaan pembangunan
daerah sudah dilaksanakan
sesuai mekanisme yang diatur.
Peluang :
a. Dukungan Pemerintah Pusat dan
Provinsi terhadap pelaksanaan
perencanaan pembangunan di
daerah;
b. Terbukanya kesempatan yang
luas bagi peningkatan mutu SDM
melalui
penyelenggaraan/pengiriman
untuk menempuh pendidikan
maupun pelatihan gelar maupun
non gelar;
c. Peningkatan peran dan
partisipasi masyarakat dalam
perencanaan pembangunan;
d. Ketersediaan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) maupun
Perguruan Tinggi untuk terlibat
sebagai mitra kerja dalam
proses perencanaan
pembangunan daerah;
e. Perkembangan wilayah yang
pesat akibat pengaruh
34
Negatif Kendala :
a. Munculnya berbagai kebijakan
nasional yang berdampak
pada perubahan kebijakan
daerah secara mendadak
sehingga menyebabkan
inkonsistensi perencanaan
pembangunan di daerah;
b. Terdapatnya pertentangan/
ketidaksesuaian antara
peraturan perundangan yang
mengatur sistem perencanaan
pembangunan dengan
peraturan perundangan
lainnya yang berkaitan
sehingga berdampak terhadap
mekanisme perencanaan
pembangunan daerah.
c. Belum optimalnya hasil
perencanaan pembangunan
karena masih terdapatnya
tumpang tindih perencanaan
yang dilakukan SKPD;
d. Belum adanya keterbukaan
dan kemudahan akses
informasi untuk kepentingan
perencanaan pembangunan;
e. Perubahan paradigma
perencanaan pembangunan
yang menuntut perencanaan
sebagai fasilitator dan
mediator dalam menata
inisiatif masyarakat;
Tantangan :
a. Koordinasi perencanaan antar
SKPD yang masih lemah
b. Belum tersedianya sistem
perencanaan pembangunan yang
memadai dalam upaya
mendukung proses perencanaan
yang efektif dan efisien.
c. Terbatasnya sarana prasarana
pendukung perencanaan
pembangunan daerah.
d. Masih adanya ketergantungan
kepemilikan data dan informasi
dengan kinerja pihak lain
35 f. Belum optimalnya kegiatan
evaluasi pelaksanaan
pembangunan dalam
memberikan kontribusi
terhadap penyusunan kegiatan
36
MATRIK STRATEGI BAPPEDA KOTA SEMARANG RENSTRA SKPD 2010-2015
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang
1. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi terhadap
pelaksanaan perencanaan pembangunan di
daerah;
2. Terbukanya kesempatan yang luas bagi
peningkatan mutu SDM melalui
penyelenggaraan/pengiriman untuk menempuh
pendidikan maupun pelatihan gelar maupun non
gelar;
3. Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat
dalam perencanaan pembangunan;
4. Ketersediaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
maupun Perguruan Tinggi untuk terlibat sebagai
mitra kerja dalam proses perencanaan
pembangunan daerah;
5. Perkembangan wilayah yang pesat akibat
pengaruh pelaksanaan pembangunan.
Tantangan
1. Koordinasi perencanaan antar SKPD
yang masih lemah;
2. Belum tersedianya sistem perencanaan
pembangunan yang memadai dalam
upaya mendukung proses
perencanaan yang efektif dan efisien;
3. Terbatasnya sarana prasarana
pendukung perencanaan
pembangunan daerah;
4. Masih adanya ketergantungan
kepemilikan data dan informasi
dengan kinerja pihak lain (penyedia
37
Kekuatan
1. Keberadaan Bappeda sebagai lembaga perencanaan
pembangunan daerah;
2. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang mengatur kewenangan
perencanaan dan menyusun evaluasi rencana
pembangunan berdasarkan evaluasi kinerja
pelaksanaan rencana pembangunan SKPD;
3. Ketersediaan SDM yang profesional dan berkualitas;
4. Dokumen-dokumen perencanaanyang disusun oleh
Bappeda sebagai acuan dalam perencanaan
pembangunan daerah;
5. Perencanaan pembangunan daerah sudah
dilaksanakan sesuai mekanisme yang diatur.
Kekuatan :
1. Memberdayakan SDM aparatur perencana melalui
pendidikan teknis, formal maupun informal;
2. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam
proses perencanaan pembangunan;
3. Mengikutsertakan stakeholders pembangunan
melalui berbagai forum musyawarah perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan dokumen
perencanaan pembangunan yang berpihak kepada
masyarakat;
4. Menyediakan sarana sosialisai perencanaan
pembangunan kota yang mudah diketahui untuk
meningkatkan partisipasi dari masyarakat.
Peluang :
1. Meningkatkan frekuensi pertemuan
antar SKPD untuk memudahkan
koordinasi perencanaan pembangunan
di berbagai bidang perencanaan;
2. Melibatkan tenaga ahli dan profesional
dalam penyusunan perencanaan
pembangunan;
3. Mengembangkan pengelolaan data
dan informasi sesuai tugas fungsi skpd
sebagai pengelola data dan informasi
pembangunan daerah.
Kelemahan
1. Munculnya berbagai kebijakan nasional yang
berdampak pada perubahan kebijakan daerah secara
mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi
Kendala :
1. Melakukan kajian-kajian tentang perkembangan
wilayah yang mampu memberikan dampak positif
terhadap pengembangan Kota Semarang;
Tantangan :
1. Menerapkan sistem award and
punishment untuk meningkatkan
38 perencanaan pembangunan di daerah
2. Terdapatnya pertentangan/ ketidaksesuaian antara
peraturan perundangan yang mengatur sistem
perencanaan pembangunan dengan peraturan
perundangan lainnya yang berkaitan sehingga
berdampak terhadap mekanisme perencanaan
pembangunan daerah;
3. Belum optimalnya hasil perencanaan pembangunan
karena masih terdapatnya tumpang tindih
perencanaan yang dilakukan SKPD;
4. Belum adanya keterbukaan dan kemudahan akses
informasi untuk kepentingan perencanaan
pembangunan;
5. Perubahan paradigma perencanaan pembangunan
yang menuntut perencanaan sebagai fasilitator dan
mediator dalam menata inisiatif masyarakat;
6.Belum optimalnya kegiatan evaluasi pelaksanaan
pembangunan dalam memberikan kontribusi
terhadap penyusunan kegiatan perencanaan
selanjutnya.
2. Meningkatkan frekuensi pertemuan antar SKPD
maupun stakeholders untuk memudahkan
koordinasi & soaialisasi perencanaan
pembangunan di berbagai bidang perencanaan;
3. Menyediakan sarana sosialisai tentang proses &
hasil perencanaan pembangunan kota;
4. Menyediakan aturan & acuan yang tegas bagi
masyarakat dan stakeholder dalam perencanaan
pembangunan kota.
5. Mengembangkan pengelolaan data dan informasi
untuk memperoleh data yang akurat guna
mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan
pembangunan;
pembangunan;
2. Mengembangkan pengelolaan data
dan informasi untuk memperoleh data
yang akurat guna mengevaluasi dan
memonitor pelaksanaan
pembangunan;
3. Meningkatkan intensitas kerjasama
dengan lembaga penyedia data
sehingga dapat dihasilkan data yang
39
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi
Visi BAPPEDA dirumuskan dengan memperhatikan visi Kepala Daerah
yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (
RPJMD ) Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 yaitu Terwujudnya Semarang Kota
Perdagangan dan Jasa, yang Berbudaya menuju Masyarakat Sejahtera”
Berdasarkan pada visi Kota Semarang diatas, visi BAPPEDA ditetapkan
sebagai berikut :
“Terwujudnya Lembaga Perencanaan yang Handal, Terpercaya dan Profesional”
Visi tersebut mengandung maksud bahwa Bappeda Kota Semarang
merupakan satu-satunya Lembaga/ Organisasi perencanaan pembangunan
daerah di Kota Semarang yang dipercaya oleh Pengambil Keputusan (Walikota)
dalam bertugas menyusun dan merumuskan kebijakan perencanaan
pembangunan daerah Kota Semarang serta di dukung oleh sumber daya manusia
yang profesional ahli dalam bidangnya untuk menghasilkan produk rumusan
kebijakan perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas.
Untuk mewujudkan visi tersebut telah dirumuskan dalam 6 misi sebagai
berikut :
1. Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah Jangka Pendek, Jangka
Menengah dan Jangka Panjang yang berkualitas serta tanggap terhadap
perubahan dan partisipatif.
2. Merumuskan kebijakan teknis Perencanaan Tata Ruang Wilayah secara
kontinyu, terarah dan sistematis.
3. Mengembangkan koordinasi dalam rangka pelaksanaan, pengendalian dan
penelitian yang mampu mewujudkan kesejahteraan sosial.
4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Mengembangkan sistem evaluasi, monitoring, pelaksanaan pembangunan.
6. Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia dan melengkapi sarana dan
40
4.2 Tujuan dan Sasaran
Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, tujuan Bappeda Kota Semarang
dirumuskan sebagai berikut :
1. Menghasilkan dokumen perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek sebagai landasan pembangunan daerah Kota Semarang;
2. Menghasilkan dokumen teknis perencanaan pembangunan kota berbasis pada
kebijakan-kebijakan tata ruang wilayah;
3. Meningkatkan kerjasama yang harmonis lintas SKPD guna mewujudkan
koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan penelitian
pembangunan di Kota Semarang;
4. Memberdayakan stakeholders pembangunan Kota Semarang guna
meningkatkan dan menerapkan hasil penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan didukung oleh SDM yang berkualitas;
5. Mengoptimalkan pemanfaatan Sistem Informasi perencanaan pembangunan
untuk mengembangkan sistem evaluasi, dan monitoring pelaksanaan
pembangunan;
6. Meningkatkan kualitas SDM dan prasarana kerja untuk meningkatkan kinerja
Bappeda Kota Semarang.
Sasaran :
1. Tersedianya Dokumen Perencanaan Pembangunan RPJD, RPJMD, dan RKPD
sebagai bahan acuan bagi stakeholder pembangunan Pemerintah Kota
Semarang;
2. Terciptanya peran serta dan partisipasi masyarakat terhadap proses
kesinambungan perencanaan pembangunan;
3. Terciptanya tata ruang wilayah yang teratur mengacu pada kebijakan &
aturan yang berlaku;
4. Terciptanya arah pengembangan kota menuju percepatan pembangunan Kota
Semarang;
5. Terkoordinasinya perencanaan prasarana infrastruktur wilayah Kota
Semarang;
6. Tersedianya kajian-kajian dan penelitian sebagai bahan perumusan kebijakan
41 7. Kualitas kebijakan perencanaan pembangunan berbasis Litbang yang semakin
meningkat;
8. Semakin berkembangnya jejaring/ network mengenai penelitian &
pengembangan;
9. Ketersediaan sarana dan prasarana fasilitas pengelola data dan informasi
perencanaan pembangunan daerah;
10. Tersedianya data dan informasi pelaksanaan pembangunan secara periodik;
11. Terciptanya koordinasi internal antar bagian yang semakin solid sehingga
mampu menunjang kinerja;
12. Meningkatnya kualitas SDM perencana pembangunan melalui pendidikan
formal dan teknis fungsional;
13. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan di Bappeda.
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD
BAPPEDA KOTA SEMARANG TAHUN 2010-2015
N
O. TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN
PADA TAHUN KE-
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Menghasilkan
dokumen
perencanaan
jangka panjang,
jangka menengah
dan jangka pendek
sebagai landasan
RPJPD, RPJMD, dan
RKPD sebagai bahan
42
N
O. TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN
PADA TAHUN KE-
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2.Terciptanya peran
serta dan partisipasi
masyarakat terhadap
2. Menghasilkan
dokumen teknis
perencanaan
pembangunan
kota berbasis pada
kebijakan-kebijakan tata
ruang wilayah;
1. Terciptanya tata
ruang wilayah yang
teratur mengacu
pada kebijakan &
aturan yang berlaku;
2. Terciptanya arah
pengembangan kota
menuju percepatan
pembangunan Kota
Semarang
- kajian tentang
tata ruang
wilayah
- kajian tentang
permasalahan
kota besar
- Kajian Bidang
Infrastruktur
dan Lingk
Hidup
3. Meningkatkan
kerjasama yang
Tersedianya
kajian-kajian dan penelitian
43
N
O. TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN
PADA TAHUN KE-
- Kajian bidang Pemerintahan
4. Memberdayakan
stakeholders guna
SDM berkualitas
1. Kualitas kebijakan
perenc. berbasis
litbang yg semakin
meningkat;
5. Mengoptimalkan
pemanfaatan
Sistem Informasi
perencanaan
pembangunan
untuk
1. Ketersediaan sarana
dan prasarana
fasilitas pengelola
data dan informasi
perencanaan
pembangunan
-Peningkatan
kualitas
informasi data
44
N
O. TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN
PADA TAHUN KE-
2. Tersedianya data
dan informasi
6. Meningkatkan
kualitas SDM dan
prasarana kerja
antar bagian yang
semakin solid
formal dan teknis
fungsional;
- Meningkatnya
45
N
O. TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN
PADA TAHUN KE-
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
secara efisien
dan efektif
4.3 Strategi dan Kebijakan
Dalam penyelenggaraan perencanaan Bappeda Kota Semarang, untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran dari setiap misi disusunlah strategi dan kebijakan
perencanaan pembangunan yang nantinya akan dituangkan kedalam program
rencana kerja. Stretegi dan arah kebijakan dalam pelaksanaan Rencana Strategis
Bappeda Kota Semarang tahun 2011-2015 dirumuskan sebagai berikut:
1. Strategi dan kebijakan untuk Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah
Jangka Pendek, Jangka Menengah dan Jangka Panjang yang berkualitas serta
tanggap terhadap perubahan dan partisipatif diarahkan melalui:
- Mengikutsertakan stakeholders pembangunan melalui berbagai forum
musyawarah perencanaan pembangunan untuk menghasilkan dokumen
perencanaan pembangunan yang berpihak kepada masyarakat;
- Menyediakan sarana sosialisai perencanaan pembangunan kota yang mudah diketahui sehingga membangkitkan semangat partisipatif
masyarakat.
2. Strategi dan arah kebijakan dalam Merumuskan kebijakan teknis Perencanaan
Tata Ruang Wilayah secara kontinyu, terarah dan sistematis dilakukan melalui:
- Menyediakan aturan dan acuan yang tegas bagi masyarakat dan stakeholder dalam hal tata ruang wilayah dan infrastruktur;
- Melakukan kajian-kajian yang mampu berdampak positif terhadap
46
- Melibatkan tenaga ahli dan profesional dalam penyusunan dokumen/ kajian infrastruktur wilayah yang mampu berdampak sistemik.
3. Strategi dan arah kebijakan dalam Mengembangkan koordinasi dalam rangka
pelaksanaan, pengendalian dan penelitian yang mampu mewujudkan
kesejahteraan sosial masyarakat di konsentrasikan melalui:
- Meningkatkan frekuensi pertemuan antar SKPD untuk memudahkan koordinasi perencanaan dalam bidang ekonomi, pemerintahan dan sosial
budaya.
4. Strategi dan arah kebijakan untuk Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dapat diarahkan melalui:
- Mengikutsertakan Perguruan Tinggi dan LSM serta lembaga-lembaga penelitian lain dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Strategi dan arah kebijakan yang bertujuan Mengembangkan sistem evaluasi,
monitoring, pelaksanaan pembangunan dilakukan melalui:
- Mengembangkan pengelolaan data dan informasi dalam rangka
memperoleh data yang akurat guna mengevaluasi dan memonitor
pelaksanaan pembangunan;
- Meningkatkan intensitas kerjasama dengan lembaga penyedia data (BPS) sehingga dapat dihasilkan data yang tepat waktu & tepat sasaran.
6. Strategi dan kebijakan ke arah internal yang bertujuan Mengembangkan
kualitas Sumber Daya Manusia dan melengkapi sarana dan prasarana kerja
meliputi:
- Memanfaatkan sarana administrasi dan srana prasarana kerja perkantoran secara efektif dan efisien dalam menunjang kinerja aparatur;
- Memberdayakan SDM melalui pendidikan teknis, formal maupun informal;
47
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN,
DAN PENDANAAN INDIKATIF
Rencana Program Bappeda Kota Semarang yang tertuang dalam Rencana
Strategis (Renstra) tahun 2011-2015 ini merupakan serangkaian langkah dari
penjabaran strategi-strategi yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan
dan sasaran. Rencana program kerja ini sendiri akan menjadi pegangan dan acuan
Bappeda dalam melakukan kegiatan perencanaan pembangunan kota dengan lebih
efektif dan efisien.
Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (tupoksi) Bappeda secara garis besar
terbagi kedalam 3 urusan, yaitu urusan Penataan Ruang, urusan Perencanaan
Pembangunan dan urusan Statistik. Jika dikaitkan dengan misi yang terkandung
didalam Renstra 2011-2015, maka rencana program kerja Bappeda dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkualitas, partisipatif dan
tanggap terhadap perubahan.
Urusan Perencanaan Pembangunan. Program-program yang dilakukan pada urusan
Perencanaan Pembangunan adalah sebagai berikut:
- Program Perencanaan Pembangunan Daerah;
- Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan
Daerah.
2. Merumuskan kebijakan teknis Perencanaan Tata Ruang Wilayah secara kontinyu,
terarah dan sistematis.
A.Urusan Perencanaan Tata Ruang.
Program-program yang dilakukan pada urusan Perencanaan Tata Ruang yaitu:
- Program Perencanaan Tata Ruang;
48 B.Urusan Perencanaan Pembangunan.
Program-program yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota Menengah dan Besar;
- Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam.
4. Mengembangkan koordinasi dalam rangka pelaksanaan, pengendalian dan
penelitian yang mampu mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Urusan Perencanaan Pembangunan. Program-program yang dilakukan yaitu:
- Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi;
- Program Perencanaan Sosial dan Budaya.
5. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Urusan Perencanaan Pembangunan. Program yang dilakukan yaitu Program
Kerjasama Pembangunan.
6. Mengembangkan sistem evaluasi, monitoring, pelaksanaan pembangunan.
A.Urusan Perencanaan Pembangunan. Program yang dilakukan yaitu Program
Pengembangan Data Informasi.
B.Urusan Statistik. Program yang dilakukan yaitu Program Pengembangan Data/
Informasi/ Statistik Daerah.
7. Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia dan melengkapi sarana dan
prasarana kerja.
Urusan Perencanaan Pembangunan. Program-program yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
49
- Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan.
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif Badan Perencanaan Pemerintah Daerah (Bappeda) Kota