• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. renstra_bappeda_2010-2015 visi baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. renstra_bappeda_2010-2015 visi baru"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

- 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang

paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini.

Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk

penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah sejalan dengan

meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, disamping adanya

globalisasi. Pola-pola lama dalam penyelenggaraaan pemerintahan telah

tidak sesuai lagi bagi tatanan masyarakat yang saat ini berubah. Oleh

karenanya, tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan telah seharusnya

direspon oleh Pemerintah dengan melakukan perubahan yang terarah, pada

terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pusat dan Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan yang lebih

luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Konsekuensi dari

pelaksanaan Undang-Undang tersebut adalah bahwa Pemerintah Daerah

harus dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat. Secara

periodik kinerja penyelenggaraan pemerintahan tercermin dalam sistem

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Akuntabilitas merupakan

perwujudan kewajiban instansi untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang

dilaksanakan secara periodik (LAKIP). Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (BAPPEDA) Kota Semarang sebagai salah satu instansi pemerintah

daerah sesuai dengan bidang tugasnya membantu Kepala Daerah dalam

penyelenggaraan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan,

berkewajiban juga menyusun rencana strategis. Dengan demikian

(2)

- 2 - meningkatkan kinerjanya, dan mampu menjawab tuntutan perkembangan

lingkungan strategis baik lokal regional, nasional, maupun global.

Rencana strategis yang disusun oleh Bappeda merupakan langkah

awal untuk melaksanakan mandat tersebut di atas, yang dalam

penyusunannya perlu melaksanakan analisis terhadap lingkungan baik

internal maupun eksternal yang merupakan langkah yang penting dengan

memperhitungan kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), peluang

(opportunities), dan tantangan (threats) yang ada. Rencana ini merupakan

suatu proses yang berorientasi pada proses dan hasil yang ingin dicapai

dalam kurun waktu lima tahun, dengan tetap memperhatikan potensi yang

ada baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam, kekuatan,

kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi. Rencana strategis

disusun untuk jangka waktu lima tahun, dan diimplementasikan ke dalam

rencana kerja (Renja) tahunan.

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

merupakan salah satu dokumen teknis operasional dan merupakan

penjabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan indikasi

rencana program lima tahunan meliputi program internal maupun eksternal,

yaitu yang merupakan program SKPD Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah, program lintas SKPD, dan program lintas wilayah.

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah adalah :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

(3)

Undang-- 3 Undang-- undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan

Penyelenggaran Pemerintah Daerah.

7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009.

8. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (AKIP).

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Pembangunan Daerah;

10. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang

Nomor 16 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang

Nomor 23);

11. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Semarang Tahun 2010-2015;

12. Peraturan Walikota Semarang Nomor 43 Tahun 2008 tentang

Penjabaran Tugas dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(4)

- 4 -

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Strategis BAPPEDA Kota Semarang adalah :

1. Memberikan arah dan pedoman bagi semua personil dalam

melaksanakan tugasnya untuk menentukan prioritas-prioritas di bidang

perencanaan pembangunan, sehingga tujuan program dan sasaran

kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 2011 - 2015 dapat

tercapai.

2. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi

dengan instansi terkait, monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik

secara internal maupun eksternal.

3. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholders)

tentang rencana pembangunan tahunan.

4. Menjadi kerangka dasar bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan.

Tujuan penyusunan dari Rencana Strategis Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah adalah :

1. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara prima.

2. Merencanakan perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks.

3. Mengelola keberhasilan organisasi secara sistemik.

4. Memanfaatkan perangkat manajerial dalam pengelolaan pemerintahan

dan pembangunan.

5. Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi pada

masa depan.

6. Meningkatkan komunikasi antar pemangku kepentingan (stakeholders).

7. Memudahkan para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk

(5)

- 5 -

1.4. Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang

Tahun 2011 – 2015 disusun menurut sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II. GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

2.2 Sumber Daya SKPD

2.3 Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

SKPD

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih

3.3 Telaahan terhadap Renstra Bappeda Kota Semarang Tahun 2005-2010

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN

KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi

4.2 Tujuan dan Sasaran

(6)

- 6 -

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN

(7)

- 7 -

BAB II

GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

Tugas dan Fungsi

Berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2001

tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis

Daerah Kota Semarang yang kemudian diperbarui dengan Surat Keputusan

Kepala Bappeda Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu Kota Semarang, Bappeda mempunyai tugas pokok melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di

bidang perencanaan pembangunan daerah.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bappeda mempunyai

fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perencanaan pembangunan daerah;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

dibidang perencanaan pembangunan daerah;

c. Pelaksanakan pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah;

d. Penyusunan rencana program dibidang perencanaan pembangunan

daerah;

e. Penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan daerah dalam jangka

panjang dan jangka menengah serta tahunan;

f. Pelaksanaan koordinasi perencanaan pembangunan daerah dengan

perangkat daerah, instansi vertikal, dan pelaku pembangunan.

g. Pelaksanaan fasilitasi perencanaan, pengendalian dan evaluasi

(8)

- 8 - h. Pelaksanaan fasilitasi dan pertanggungjawaban terhadap kajian teknis/

rekomendasi perijinan dan/ atau non perijinan dibidang perencanaan

pembangunan daerah;

i. Pengelolaan urusan kesekretariatan Bappeda;

j. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah;

k. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian

serta monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Bappeda;

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

bidang tugasnya.

Struktur Organisasi SKPD

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang, struktur organisasi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang adalah sebagai berikut :

1. Kepala Badan;

2. Sekretariat, terdiri dari :

- Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;

- Sub Bagian Keuangan;

- Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

3. Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya, terdiri dari :

- Sub Bidang Perencanaan Pemerintahan;

- Sub Bidang Perencanaan Sosial dan Budaya;

4. Bidang Perencanaan Perekonomian, terdiri dari :

- Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Dunia Usaha;

(9)

- 9 -

5. Bidang Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Infrastruktur, terdiri :

- Sub Bidang Perencanaan Ruang dan Lingkungan Hidup;

- Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Infrastruktur.

6. Bidang Pengendalian dan Statistik, terdiri dari :

- Sub Bidang Pengendalian;

- Sub Bidang Statistik.

7. Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :

- Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Ekonomi, Pemerintahan,

Politik Sosial dan Budaya;

- Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Tata Ruang dan Sarana

Prasarana Wilayah.

(10)

- 10 -

SUSUNAN ORGANISASI DAN

TUGAS FUNGSI BAPPEDA KOTA SEMARANG

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Perencanaan dan

Evaluasi Sub Bagian Keuangan

Sub Bidang Perencanaan Pemerintahan

Sub Bidang Perencanaan Pengemb. Dunia Usaha

Sub Bidang Perencanaan Ruang

dan Lingk. Hidup Sub Bidang Pengendalian

Sub Bidang Ekonomi Pemerintahan, Poltik dan

Sosbud

Sub Bidang Perencanaan Sosial dan Budaya

Sub Bidang Perencanaan Pengemb. Ekonomi Produksi

Sub Bidang Perencanaan

Pengemb. Infrastruktur Sub Bidang Statistik

Sub Bidang Litbang, Tata Ruang dan Sarpras Wil

KEPALA

BIDANG PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

SEKRETARIS

BIDANG PERENCANAAN

PEMERINTAHAN DAN SOSIAL

BUDAYA

BIDANG PERENCANAAN

PEREKONOMIAN

BIDANG PERENCANAAN

PENGEMB. WILAYAH DAN

INFRASTRUKTUR

BIDANG PENGENDALIAN DAN

STATISTIK

(11)

- 11 - 2.2. Sumber Daya SKPD

Personil dan Sarana Prasarana

a. Jumlah personil Bappeda Kota Semarang adalah 68 pegawai, yang terdiri

dari 37 personil laki-laki dan 31 personil perempuan.

Tabel 2.1

Jumlah Pegawai/ Personil Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Bappeda Kota Semarang

No. Pendidikan Jumlah

1. S2 21

2. S1 45

3. D3 9

4. SMA 10

5. SMP 1

JUMLAH 86

Tabel 2.2

Jumlah Pegawai/Personil Berdasarkan Golongan/Ruang

Bappeda Kota Semarang

No. Golongan / Ruang Jumlah

1. IV/c 1

2. IV/b 1

3. IV/a 5

(12)

- 12 -

No. Golongan / Ruang Jumlah

5. III/c 8

6. III/b 11

7. III/a 26

8. II/d 2

9. II/c 9

10. II/b 2

11. II/a 2

12. I/d -

13. I/c -

JUMLAH 86

Tabel 2.3

Jumlah Pegawai/Personil Yang Telah Mengikuti Pelatihan

Pimpinan

Bappeda Kota Semarang

No. Nama Pelatihan Penjenjangan Jumlah

1. ADUM /Pim IV 16

2. SPAMA / Pim III 2

3. SPAMEN / Pim II 1

JUMLAH 19

(13)

- 13 -

Jumlah Pegawai/Personil Yang Menduduki Eselon dan Staf

Bappeda Kota Semarang

No. Jabatan Jumlah

1. Eselon II 1

2. Eselon III 6

3. Eselon IV 13

4. Fungsional -

5. Staf 66

JUMLAH 86

b. Sarana Prasarana Aparatur, berupa :

Sarana dan prasarnaa yang dimiliki untuk mendukung pelaksanaan tugas

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dapat dilihat pada tabel berikut

:

Tabel 2.4

Jumlah Sarana dan Prasarana Kantor Bappeda Kota Semarang

No. Nama Barang Jumlah (unit)

1. Kendaraan roda 4 8

2. Kendaraan roda 2 19

3. Almari Besi 1

4. Almari Kayu 7

5. Rak Kayu -

(14)

- 14 -

No. Nama Barang Jumlah (unit)

7. Kursi Besi 30

8. Kursi Kayu 99

9. Filling Kabinet 11

10. MesinTik 11

11. Komputer PC 46

12. Komputer Laptop 20

13. Printer 42

14. Ploter 1

15. Kamera 6

16. OHP 2

17. LCD 7

18. AC 3

19. Kipas Angin 7

20. Meja Tamu 2 set

21. Kursi Tamu 2 set

22. Ruang Rapat 1

23. Televisi 2

24. Telpon 4

(15)

- 15 -

No. Nama Barang Jumlah (unit)

26. Kamar Mandi/Toilet 4

27. Mushola 1

28. Dapur 1

JUMLAH

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

Penyelanggaraan pelayanan Bappeda pada saat ini adalah melaksanakan

fungsi sebagai Lembaga Teknis Perencanaan Pembangunan Daerah, yang

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan pada Peraturan

Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

Semarang, Bappeda mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang perencanaan

pembangunan daerah.

Kondisi penyelenggaraan pelayanan Bappeda Kota Semarang dapat ditinjau

dari beberapa aspek, antara lain :

1. Kelembagaan

Kelembagaan Bappeda Kota Semarang mendasarkan pada Peraturan Daerah

Kota Semarang No. 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

Semarang, dengan pendekatan miskin struktur kaya fungsi, berimplikasi

pada perampingan struktur semula setiap bidang terdapat 4 sub bidang,

berubah menjadi hanya 2 sub bidang. Konsekuensi perampingan

menyebabkan penggabungan tugas sub bidang, sehingga terjadi peningkatan

beban kerja.

Perubahan peraturan perundangan termasuk penerbitan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, mempengaruhi koordinasi yang dilaksanakan sehingga

(16)

- 16 - berbeda. Kondisi ini menimbulkan kesan terdapatnya 1). tumpang tindih

antar bidang maupun sub bidang di Bappeda dan 2). lemahnya koordinasi

antar bidang.

2. Mekanisme Perencanaan

Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional dan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, mekanisme perencanaan pembangunan daerah

dituntut untuk semakin mengedepankan pendekatan perencanaan

pembangunan partisipatif (participatory planning).

Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, sistem Perencanaan

Pembangunan mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkaian

perencanaan, yaitu : politik; teknokratik; partisipatif; atas-bawah

(top-down); dan bawah atas (bottom-up). Pendekatan politik memandang

bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena

rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program

pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepada Daerah. Oleh

karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda

pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam

rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan dengan pendekatan

teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka

berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional

bertugas dalam perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan dengan

pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang

berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka

adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.

Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan

dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses

atas-bawah dan atas-bawah atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan

baik di tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan.

(17)

- 17 -

3. Hasil Kinerja

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bappeda Kota Semarang

telah melaksanakan kegiatan utama dalam penyusunan perencanaan

pembangunan daerah antara lain:

a. Dokumen Perencanaan Jangka Panjang: Penyusunan RPJPD 2005 –

2025 Kota Semarang, penyelenggaraan Musrenbang RPJPD Kota

Semarang, Penyusunan NA RPJPD 2005 – 2025 Kota Semarang,

Penetapan RPJPD 2005 – 2025 Kota Semarang.

b. Dokumen Perencanaan Jangka Menengah: Penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Penyusunan Perda

No.4/2005 tentang RPJMD 2005 – 2010 Kota Semarang, Penyusunan

revisi Perda No.4/2005 tentang RPJMD 2005 – 2010 Kota Semarang,

Penetapan Perda No 8/2008 tentang Revisi Perda No.4/2005 tentang

RPJMD 2005 – 2010 Kota Semarang, Sosialisasi Sistem Prosedur

Perencanaan Pembangunan Daerah (SPPD), Sosialisasi Perda No.4/2005

tentang RPJMD 2005 – 2010 Kota Semarang, Sosialisasi Kebijakan

Perencanaan Pembangunan Daerah.

c. Dokumen Perencanaan Jangka Pendek: Perencanaan umum, Forum

SKPD, Penyusunan Rancangan RKPD Kota Semarang, Penetapan RKPD,

Koordinasi penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan.

d. Dokumen Perencanaan Teknis lainnya: penyusunan Masterplan

Rejomulyo, perencanaan kawasan Bandara Ahmad Yani, perencanaan

kawasan pantai Semarang, perencanaan kawasan Alun-alun Kota

Semarang, Rencana induk sistem Persampahan, Rencana Tata Ruang

Hijau, Penyusunan Raperda SPPD, perencanaan kawasan

Cangkiran-Bubakan Kec. Mijen, Penetapan kebijakan, strategi dan program

perumahan, Masterplan Transportasi, Masterplan Drainase, Masterplan

Pariwisata, Masterplan Pendidikan, Masterplan Kesehatan, Review

Renstra Penanggulangan Kemiskinan, Sistem Informasi Perencanaan

Pembangunan Daerah dan dokumen Feasibility Study lainnya.

e. Melaksanakan rangkaian kegiatan dalam rangka perencanaan

pembangunan tahunan mulai dari musyawarah perencanaan

pembangunan tingkat kecamatan dan kabupaten maupun forum Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD); pelaksanaan penyusunan Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama-sama dengan Dinas

(18)

- 18 - persiapan bahan dan data laporan pelaksanaan pembangunan serta

pelaksanaan dokumentasi dan penyusunan statistik mengenai hasil-hasil

pelaksanaan pembangunan daerah; serta pelaksanaan koordinasi dan

penelitian untuk kepentingan perencanaan.

4. Sumber Daya Manusia

Dalam melaksanakan peran, tugas pokok dan fungsinya, Bappeda masih

mengalami hambatan terutama pada sumber daya manusia dan perangkat

penunjangnya. Sumber daya manusia di Bappeda masih terbatas jumlahnya

termasuk kapasitas maupun kapabilitasnya. Dengan perkembangan sistem

perencanaan pembangunan, maka pemenuhan kebutuhan sumber daya

manusia perencana yang tanggap dengan melaksanakan pengiriman staf

untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan masih belum mencukupi.

Perangkat keras untuk mendukung perencanaan pembangunan masih

belum memenuhi kebutuhan, baik jumlah, teknologi yang dipakai maupun

(19)

19 Tabel 2.1

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD BAPPEDA KOTA SEMARANG

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi

SKPD Target SPM Target IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke-

Realisasi Capaian Tahun ke-

Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1. Meningkatkan kualitas perencanaan

pembangunan daerah baik jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek

100% 100%

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah 3. Ketersediaan data dan informasi bahan

perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah

4. Meningkatkan koordinasi perencanaan pembangunan daerah

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kajian/ penelitian diberbagai bidang

Tabel 2.2

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD BAPPEDA KOTA SEMARANG

Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi dan Anggaran

Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

(20)

20 Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi dan Anggaran

Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Koordinasi penyusunan Perencanaan Pembangunan ekonomi

Koordinasi Penyusunan Perencanaan Pembangunan Pemerintah, sosial dan Budaya

Koordinasi Penyusunan Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan SDA Koordinasi Pembangunan Data dan Statistik Daerah

(21)

21

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Tantangan yang perlu diantisipasi oleh Bappeda Kota Semarang dalam

melaksanaan perencanaan pembangunan daerah adalah sebagai berikut:

1. Munculnya berbagai kebijakan nasional yang berdampak pada perubahan

kebijakan daerah secara mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi

perencanaan pembangunan di daerah;

2. Terdapatnya ketidaksesuaian antara peraturan perundangan yang mengatur

sistem perencanaan pembangunan dengan peraturan perundangan lainnya

yang berkaitan sehingga berdampak terhadap mekanisme perencanaan

pembangunan daerah;

3. Belum optimalnya hasil perencanaan pembangunan karena masih terdapatnya

tumpang tindih perencanaan yang dilakukan oleh SKPD;

4. Belum adanya keterbukaan dan kemudahan akses informasi untuk kepentingan

perencanaan pembangunan;

5. Perubahan paradigma perencanaan pembangunan yang menuntut perencana

sebagai fasilitator dan mediator dalam menata inisiatif masyarakat;

6. Belum optimalnya kegiatan evaluasi pelaksanaan pembangunan dalam

memberikan konstribusi terhadap penyusunan kegiatan perencanaan

selanjutnya.

Peluang dalam pengembangan pelayanan SKPD dalam rangka perencanaan

pembangunan daerah antara lain :

1. Adanya Peraturan Daerah Kota Semarang mengenai tata cara penyusunan

dokumen perencanaan pembangunan daerah;

2. Adanya SDM Aparatur perencana yang sebagian besar berpendidikan tinggi

sehingga mempunyai kemapuan dan dedikasi dapam menyusunan dan

merumuskan kebijakan perencanaan pembangunan daerah;

3. Adanya dukungan dari Walikota Semarang untuk pengebangan jauh kedepan

terhadap perencanaan pembangunan dalam mendukung visi dan misi Kota

Semarang;

4. Adanya kepeduliaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Kota;

5. Adanya dukungan dana untuk kegiatan belanja administrasi dan perencanaan

pembangunan;

6. Sistem perencanaan yang telah terdesentralisasi memungkinkan Bappeda untuk

(22)

22

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

SKPD

Selama lima tahun terakhir, secara umum kualitas penyelenggaraan perencanaan

pembangunan daerah di Kota Semarang terus menerus mengalami peningkatan.

Beberapa indikator yang menyebabkan adanya peningkatan kualitas

penyelenggaraan perencanaan tersebut meliputi :

1. Tersusunnya dokumen perencanaan Pembangunan Daerah Jangka Panjang,

Menengah maupun Pendek;

2. Meningkatnya intensitas keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan

pembangunan antara lain: DPRD, LSM, Lembaga masyarakat tingkat

kelurahan, organisasi profesi, dan sektor swasta;

3. Meningkatnya kualitas sistem perencanaan dengan terselenggaranya

mekanisme perencanaan partisipatif;

4. Terselenggaranya forum SKPD/ SKPD gabungan dan Musrenbang ;

5. Meningkatnya konsistensi antara dokumen perencanaan dengan mekanisme

penyusunan anggaran;

6. Meningkatnya intensitas pendampingan perencanaan di tingkat kecamatan

oleh Bappeda dan SKPD terkait.

Peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tidak lepas dari

meningkatnya kapasitas kelembagaan Bappeda meliputi kapasitas SDM, sarana

dan prasarana serta sistem perencanaan sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku, meliputi:

1. Otonomi Daerah memberikan peluang pada Pemerintah Kota semarang untuk

melaksanakan berbagai kewenangan yang lebih luas dalam rangka mengurus

rumah tangga daerah;

2. Ketersediaan sarana dan prasarana kerja yang relatif memadai sehingga

sangat membantu pelaksanaan tugas sehari-hari. Hal ini menyangkut fasilitas

gedung ruangan kantor, ruang rapat, sarana transportasi, maupun peralatan

(23)

23 3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan

diklat fungsional;

4. Sumber Daya Aparatur Pegawai Bappeda sebagian besar berpendidikan

Sarjana, hal ini merupakan salah satu pendorong dan modal dasar untuk

menciptakan profesionalisme perencanaan;

5. Tersedianya hasil-hasil kajian perencanaan, meliputi: master plan, grand

design, RDTRK, RTRW, data base pembangunan, serta kajian-kajian sektor

lainnya sebagai pendukung perencanaan;

6. Fasilitasi berbagai forum multistakeholders di bidang perencanaan dan

perumusan kebijakan pembangunan lainnya;

7. Meningkatnya koordinasi perencanaan intern yang mantap, sinergis, dan

terpadu antara lain melalui focused group discussion (FGD);

8. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi.

Peningkatan penyelenggaraan pelayanan Bappeda Kota Semarang tersebut,

dalam pelaksanannya masih dijumpai berbagai permasalahan yang menghambat

kinerja pelayanan Bappeda Kota Semarang antara lain:

1. Masih adanya persepsi yang salah terhadap posisi Bappeda sebagai lembaga

perencanaan;

2. Belum mantapnya mekanisme perencanaan antara Bappeda dengan SKPD

dan antar SKPD;

3. Mengendurnya semangat masyarakat akibat dari menurunnya kepercayaan

terhadap jaminan kepastian akan direalisasikannya rencana;

4. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang

menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan dan berakibat pada tumbuhnya perilaku “jalan pintas” (shortcutting);

5. Internal BAPPEDA: belum mampu menyediakan standard operating procedure

(SOP) perencanaan, alat-alat praktis analisis kelayakan kegiatan yang

kredibel; belum meratanya kapasitas analitik SDM perencanaan; belum

optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi informasi dan

komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian perencanaan

(24)

24

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih

Visi Walikota Semarang dan Wakil Walikota semarang Periode Tahun 2010-2015

sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 adalah “Terwujudnya Semarang Kota

Perdagangan dan Jasa yang Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera” yang

rumuskan dalam 5 misi yakni :

1. Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang

berkualitas;

2. Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang efektif dan efisien, meningkatkan

kualitas pelayanan publik, serta menjunjung tinggi supremasi hukum;

3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah;

4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan;

5. Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat.

Langkah kongkrit untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan dengan

memprioritaskan pada program-program pembangunan yang diwujudkan dalam “SAPTA PROGRAM” yang terdiri dari Penanggulangan Kemiskinan dan

Pengangguran; Rob dan Banjir, Pelayanan Publik, Tata ruang dan Infrastrutkur,

dan kesetaraan dan kedilan gender, pendidikan serta kesehatan.

Bappeda Kota Semarang sebagai lembaga teknis yang bertugas

membantu Walikota Semarang dalam hal merumuskan kebijakan perencanaan

pembangunan daerah mempunyai tugas untuk menjabarkan visi, misi dan

program-program Walikota dan Wakil Walikota Semarang tersebut. Ada beberapa

faktor kekuatan dan penghambat yang sangat mempengaruhi kinerja dalam

menjabarkan visi, misi dan program Walikota dan Wakil Walikota Semarang.

Faktor-faktor kekuatan antara lain :

1. Dukungan dan komitmen dari stakeholder pembangunan baik pemerintah,

masyarakat, perguruan tinggi serta dunia usaha;

2. Adanya arahan yang jelas tentang kebijakan pembangunan Kota Semarang

dari Kepala Daerah yakni visi misi Kota Semarang 2010-2015;

3. Adanya komitmen untuk bersama-sama membangun Kota Semarang dari

(25)

25 Sedangkan faktor-faktor penghambat antara lain :

1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme

perencanaan;

2. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang

menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan dan berakibat pada tumbuhnya perilaku “jalan pintas” (shortcutting);

3. Lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar SKPD; rendahnya

kapasitas dan komitmen SKPD pada proses perencanaan; rendahnya kapasitas

fiskal pemerintah daerah yang berakibat pada lebarnya celah fiskal (fiscal

gap);

3.3 Telaahan terhadap Renstra Bappeda Kota Semarang Tahun 2005-2010;

Telaah terhadap faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD

yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran renstra

SKPD;

Faktor-faktor pendorong antara lain :

1. Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem perencanaan

pembangunan nasional, merubah paradigma dalam perencanaan

pembangunan daerah yang beroritentasi pada partisipasi masyarakat, yang

berimplikasi pada perencanaan program lebih obyektif dan tepat sasaran.

2. Ketersediaan sumber daya aparatur perencana dan daya dukung sarana

prasarana yang memadai.

3. Otonomi daerah telah memberikan peran kepada masyarkaat untuk

mengembangkan aspirasi dan prakarsa dalam pembangunan daerah/

wilayahnya, hal tersebut merupakan pendorong bagi Bappeda Kota Semarang

sebagai lembaga yang memberikan pelayanan terkait perencanaan

pembangunan daerah.

Faktor-faktor penghambat antara lain :

1. Perubahan peraturan maupun kebijakan yang menyesuaikan kondisi saat itu

sehingga menimbulkan pergeseran mekanisme perencanaan.

(26)

26 menimbulkan lemahnya koordinasi antar lembaga terkait sehingga hasil

perencanaan menjadi kurang efektif.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

Telaah pada faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang

mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan

KLHS;

Potensi pengembangan kawasan/ wilayah, berdasarkan deskriptif karakteristik

wilayah dan berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang,

adalah sebagai berikut :

1. Kawasan Perdagangan dan Jasa

2. Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa

3. Kawasan Pendidikan

4. Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran

5. Kawasan Industri

6. Kawasan Olahraga

7. Kawasan Wisata/Rekreasi

8. Kawasan Perumahan dan Permukiman

9. Kawasan Pemakaman Umum

10.Kawasan Khusus

11.Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)

Faktor-faktor pendorong dalam pelayanan SKPD terhadap implikasi RTRW dan

Lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya arah pengembangan kawasan/ wilayah sebagaimana RTRW,

dapat menjadi pertimbangan dalam perumusan dan penyusunan kebijakan

perencanaan pembangunan kota;

2. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan tata ruang dan lingkungan hidup;

3. Pemberdayaan SDM dan SDA Kota Semarang yang terus dilakukan.

Sedangkan faktor-faktor penghambat antara lain :

1. Perubahan alih fungsi lahan yang tidak memperhatikan RTRW;

2. Pembangunan wilayah/ kawasan yang tidak memperhatikan daya dukung

(27)

27 3. Belum optimalnya publikasi informasi rencana kawasan/ wilayah.

4. Masih lemahnya tindak pengawasan dan pelaksanaan sanksi terhadap bentuk

pelanggaran.

5. Belum terselesaikannya RTRW Kota Semarang tahun 2010-2030 (masih dalam

pembahasan).

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Berdasarkan telaah tersebut diatas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan

Bappeda Kota Semarang sebagai lembaga teknis yang bertugas merumuskan

kebijakan perencanaan pembangunan daerah dalam mendukung justifikasi

penetapan tujuan, sasaran, kebijakan dan program.

Dalam penentuan isu-isu strategis langkah awal dilakukan identifikasi penilaian

faktor internal dan eksternal Bappeda atau lebih sering dikenal dengan Analisis

SWOT. Pendekatan analisis SWOT (Strengh,Weakness,Opportunity,Threat)

yaitu untuk melihat komplektisitas permasalahan Kota Semarang sebagai suatu

lembaga dan kemudian diambil langkah-langkah untuk mengatasi dan

menghilangkan atau mengurangi kelemahan dan ancaman serta memperkuat

atau meningkatkan kekuatan atau peluang.

Identifikasi terhadap faktor-faktor kekuatan, kendala/ kelemahan, peluang,

tantangan/ ancaman adalah sebagai berikut :

Faktor Eksternal

1.Peluang

a. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi terhadap pelaksanaan

perencanaan pembangunan di daerah;

b. Terbukanya kesempatan yang luas bagi peningkatan mutu SDM melalui

penyelenggaraan/ pengiriman untuk menempuh pendidikan maupun

pelatihan gelar maupun non gelar;

c. Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan

pembangunan;

d. Ketersediaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun Perguruan

Tinggi untuk terlibat sebagai mitra kerja dalam proses perencanaan

pembangunan daerah;

e. Perkembangan wilayah yang pesat akibat pengaruh pelaksanaan

(28)

28

2.Ancaman/ Tantangan

a. Munculnya berbagai kebijakan nasional yang berdampak pada perubahan

kebijakan daerah secara mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi

perencanaan pembangunan di daerah;

b. Terdapatnya pertentangan/ketidaksesuaian antara peraturan perundangan

yang mengatur sistem perencanaan pembangunan dengan peraturan

perundangan lainnya yang berkaitan sehingga berdampak terhadap

mekanisme perencanaan pembangunan daerah.

c. Belum optimalnya hasil perencanaan pembangunan karena masih terdapatnya

tumpang tindih perencanaan yang dilakukan SKPD;

d. Belum adanya keterbukaan dan kemudahan akses informasi untuk

kepentingan perencanaan pembangunan;

e. Perubahan paradigma perencanaan pembangunan yang menuntut

perencanaan sebagai fasilitator dan mediator dalam menata inisiatif

masyarakat;

f. Belum optimalnya kegiatan evaluasi pelaksanaan pembangunan dalam

memberikan kontribusi terhadap penyusunan kegiatan perencanaan

selanjutnya.

Faktor Internal

1.Kekuatan

a. Keberadaan Bappeda sebagai lembaga perencanaan pembangunan daerah

b. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional yang mengatur kewenangan perencanaan dan menyusun

evaluasi rencana pembangunan berdasarkan evaluasi kinerja pelaksanaan

rencana pembangunan SKPD;

c. Ketersediaan SDM yang profesional dan berkualitas;

d. Dokumen-dokumen perencanaan yang disusun oleh Bappeda sebagai

acuan dalam perencanaan pembangunan daerah;

e. Perencanaan pembangunan daerah sudah dilaksanakan sesuai mekanisme

yang diatur.

2.Kelemahan

a. Koordinasi perencanaan antar SKPD yang masih lemah

b. Belum tersedianya sistem perencanaan pembangunan yang memadai

(29)

29 c. Terbatasnya sarana prasarana pendukung perencanaan pembangunan

daerah.

FAKTOR-FAKTOR STRATEGI

EKSTERNAL

Bobot Rating Score

A Peluang

1 Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi terhadap

pelaksanaan perencanaan pembangunan di

daerah;

0,12 4 0,48

2 Terbukanya kesempatan yang luas bagi

peningkatan mutu SDM melalui

penyelenggaraan/pengiriman untuk menempuh

pendidikan maupun pelatihan gelar maupun non

gelar;

0,15 3 0,45

3 Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat

dalam perencanaan pembangunan;

0,15 4 0,60

4 Ketersediaan Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) maupun Perguruan Tinggi untuk terlibat

sebagai mitra kerja dalam proses perencanaan

pembangunan daerah;

0,04 3 0,12

5 Perkembangan wilayah yang pesat akibat

pengaruh pelaksanaan pembangunan.

0,04 3 0,12

(30)

30

FAKTOR-FAKTOR STRATEGI

EKSTERNAL

Bobot Rating Score

B Tantangan / Ancaman

1 Munculnya berbagai kebijakan nasional yang

berdampak pada perubahan kebijakan daerah

secara mendadak sehingga menyebabkan

inkonsistensi perencanaan pembangunan di

daerah;

0,20 - 4 -0,80

2 Terdapatnya pertentangan/ketidaksesuaian antara

peraturan perundangan yang mengatur sistem

perencanaan pembangunan dengan peraturan

perundangan lainnya yang berkaitan sehingga

berdampak terhadap mekanisme perencanaan

pembangunan daerah.

0,15 -4 -0,60

3 Belum optimalnya hasil perencanaan

pembangunan karena masih terdapatnya tumpang

tindih perencanaan yang dilakukan SKPD;

0,05 -3 -0,15

4 Belum adanya keterbukaan dan kemudahan akses

informasi untuk kepentingan perencanaan

pembangunan;

0,04 -2 -0,08

5 Perubahan paradigma perencanaan pembangunan

yang menuntut perencanaan sebagai fasilitator

dan mediator dalam menata inisiatif masyarakat;

0,04 -2 -0,08

6 Belum optimalnya kegiatan evaluasi pelaksanaan

pembangunan dalam memberikan kontribusi

terhadap penyusunan kegiatan perencanaan

selanjutnya.

0,02 -2 -0,04

(31)

31

FAKTOR-FAKTOR STRATEGI

INTERNAL

Bobot Rating Score

C Kekuatan

1 Keberadaan Bappeda sebagai lembaga

perencanaan pembangunan daerah

0,20 4 0,8

2 UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional yang

mengatur kewenangan perencanaan dan

menyusun evaluasi rencana pembangunan

berdasarkan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana

pembangunan SKPD;

0,15 4 0,6

3 Ketersediaan SDM yang profesional dan

berkualitas;

0,05 4 0,20

4 Dokumen-dokumen perencanaanyang disusun

oleh Bappeda sebagai acuan dalam perencanaan

pembangunan daerah;

0,05 3 0,15

5 Perencanaan pembangunan daerah sudah

dilaksanakan sesuai mekanisme yang diatur

0,05 3 0,15

JUMLAH 1,90

FAKTOR-FAKTOR STRATEGI

INTERNAL

Bobot Rating Score

D Kelemahan -

1 Koordinasi perencanaan antar SKPD yang masih

lemah

0,25 -4 -1,00

2 Belum tersedianya sistem perencanaan

pembangunan yang memadai dalam upaya

(32)

32 mendukung proses perencanaan yang efektif dan

efisien.

3 Terbatasnya sarana prasarana pendukung

perencanaan pembangunan daerah.

0,05 -4 -0,20

4 Masih adanya ketergantungan kepemilikan data

dan informasi dengan kinerja pihak lain (penyedia

data)

JUMLAH -1,80

Keterangan :

Bobot = 1,0 (sangat penting) – 0 ( tidak penting) ; Rating untuk faktor kekuatan dan

peluang nilainya positif (+) untuk faktor kelemahan dan ancaman nilainya negatif (-)

dengan nilai 4 (sangat baik/buruk), 3 (di atas rata-rata baik / dibawah rata-rata buruk,

2 (rata-rata baik/buruk), 1 (dibawah rata-rata baik/ diatas rata-rata buruk)

KUADRAN I STRATEGI AGRESIF

KEKUATAN INTERNAL

ANCAMAN KEKUATAN

EKSTERNAL

KUADRAN I STRATEGI AGREFIS

KUADRAN II

STRATEGI DIVERSIFIKASI KUADRAN III

STRATEGI TURN AROUND

KUADRAN IV STRATEGI DEFENSIF

KEKUATAN INTERNAL PELUANG

ANCAMAN KEKUATAN

EKSTERNAL

0,10 0,12

(33)

33

MATRIK IDENTIFIKASI

FAKTOR KEKUATAN, KENDALA, TANTANGAN DAN PELUANG

Faktor Internal Eksternal

Positif Kekuatan :

a. Keberadaan Bappeda sebagai

lembaga perencanaan

pembangunan daerah

b. UU No. 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional yang

mengatur kewenangan

perencanaan dan menyusun

evaluasi rencana

pembangunan berdasarkan

evaluasi kinerja pelaksanaan

rencana pembangunan SKPD;

c. Ketersediaan SDM yang

profesional dan berkualitas;

d. Dokumen-dokumen

perencanaan yang disusun

oleh Bappeda sebagai acuan

dalam perencanaan

pembangunan daerah;

e. Perencanaan pembangunan

daerah sudah dilaksanakan

sesuai mekanisme yang diatur.

Peluang :

a. Dukungan Pemerintah Pusat dan

Provinsi terhadap pelaksanaan

perencanaan pembangunan di

daerah;

b. Terbukanya kesempatan yang

luas bagi peningkatan mutu SDM

melalui

penyelenggaraan/pengiriman

untuk menempuh pendidikan

maupun pelatihan gelar maupun

non gelar;

c. Peningkatan peran dan

partisipasi masyarakat dalam

perencanaan pembangunan;

d. Ketersediaan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) maupun

Perguruan Tinggi untuk terlibat

sebagai mitra kerja dalam

proses perencanaan

pembangunan daerah;

e. Perkembangan wilayah yang

pesat akibat pengaruh

(34)

34

Negatif Kendala :

a. Munculnya berbagai kebijakan

nasional yang berdampak

pada perubahan kebijakan

daerah secara mendadak

sehingga menyebabkan

inkonsistensi perencanaan

pembangunan di daerah;

b. Terdapatnya pertentangan/

ketidaksesuaian antara

peraturan perundangan yang

mengatur sistem perencanaan

pembangunan dengan

peraturan perundangan

lainnya yang berkaitan

sehingga berdampak terhadap

mekanisme perencanaan

pembangunan daerah.

c. Belum optimalnya hasil

perencanaan pembangunan

karena masih terdapatnya

tumpang tindih perencanaan

yang dilakukan SKPD;

d. Belum adanya keterbukaan

dan kemudahan akses

informasi untuk kepentingan

perencanaan pembangunan;

e. Perubahan paradigma

perencanaan pembangunan

yang menuntut perencanaan

sebagai fasilitator dan

mediator dalam menata

inisiatif masyarakat;

Tantangan :

a. Koordinasi perencanaan antar

SKPD yang masih lemah

b. Belum tersedianya sistem

perencanaan pembangunan yang

memadai dalam upaya

mendukung proses perencanaan

yang efektif dan efisien.

c. Terbatasnya sarana prasarana

pendukung perencanaan

pembangunan daerah.

d. Masih adanya ketergantungan

kepemilikan data dan informasi

dengan kinerja pihak lain

(35)

35 f. Belum optimalnya kegiatan

evaluasi pelaksanaan

pembangunan dalam

memberikan kontribusi

terhadap penyusunan kegiatan

(36)

36

MATRIK STRATEGI BAPPEDA KOTA SEMARANG RENSTRA SKPD 2010-2015

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Peluang

1. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi terhadap

pelaksanaan perencanaan pembangunan di

daerah;

2. Terbukanya kesempatan yang luas bagi

peningkatan mutu SDM melalui

penyelenggaraan/pengiriman untuk menempuh

pendidikan maupun pelatihan gelar maupun non

gelar;

3. Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat

dalam perencanaan pembangunan;

4. Ketersediaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

maupun Perguruan Tinggi untuk terlibat sebagai

mitra kerja dalam proses perencanaan

pembangunan daerah;

5. Perkembangan wilayah yang pesat akibat

pengaruh pelaksanaan pembangunan.

Tantangan

1. Koordinasi perencanaan antar SKPD

yang masih lemah;

2. Belum tersedianya sistem perencanaan

pembangunan yang memadai dalam

upaya mendukung proses

perencanaan yang efektif dan efisien;

3. Terbatasnya sarana prasarana

pendukung perencanaan

pembangunan daerah;

4. Masih adanya ketergantungan

kepemilikan data dan informasi

dengan kinerja pihak lain (penyedia

(37)

37

Kekuatan

1. Keberadaan Bappeda sebagai lembaga perencanaan

pembangunan daerah;

2. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional yang mengatur kewenangan

perencanaan dan menyusun evaluasi rencana

pembangunan berdasarkan evaluasi kinerja

pelaksanaan rencana pembangunan SKPD;

3. Ketersediaan SDM yang profesional dan berkualitas;

4. Dokumen-dokumen perencanaanyang disusun oleh

Bappeda sebagai acuan dalam perencanaan

pembangunan daerah;

5. Perencanaan pembangunan daerah sudah

dilaksanakan sesuai mekanisme yang diatur.

Kekuatan :

1. Memberdayakan SDM aparatur perencana melalui

pendidikan teknis, formal maupun informal;

2. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam

proses perencanaan pembangunan;

3. Mengikutsertakan stakeholders pembangunan

melalui berbagai forum musyawarah perencanaan

pembangunan untuk menghasilkan dokumen

perencanaan pembangunan yang berpihak kepada

masyarakat;

4. Menyediakan sarana sosialisai perencanaan

pembangunan kota yang mudah diketahui untuk

meningkatkan partisipasi dari masyarakat.

Peluang :

1. Meningkatkan frekuensi pertemuan

antar SKPD untuk memudahkan

koordinasi perencanaan pembangunan

di berbagai bidang perencanaan;

2. Melibatkan tenaga ahli dan profesional

dalam penyusunan perencanaan

pembangunan;

3. Mengembangkan pengelolaan data

dan informasi sesuai tugas fungsi skpd

sebagai pengelola data dan informasi

pembangunan daerah.

Kelemahan

1. Munculnya berbagai kebijakan nasional yang

berdampak pada perubahan kebijakan daerah secara

mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi

Kendala :

1. Melakukan kajian-kajian tentang perkembangan

wilayah yang mampu memberikan dampak positif

terhadap pengembangan Kota Semarang;

Tantangan :

1. Menerapkan sistem award and

punishment untuk meningkatkan

(38)

38 perencanaan pembangunan di daerah

2. Terdapatnya pertentangan/ ketidaksesuaian antara

peraturan perundangan yang mengatur sistem

perencanaan pembangunan dengan peraturan

perundangan lainnya yang berkaitan sehingga

berdampak terhadap mekanisme perencanaan

pembangunan daerah;

3. Belum optimalnya hasil perencanaan pembangunan

karena masih terdapatnya tumpang tindih

perencanaan yang dilakukan SKPD;

4. Belum adanya keterbukaan dan kemudahan akses

informasi untuk kepentingan perencanaan

pembangunan;

5. Perubahan paradigma perencanaan pembangunan

yang menuntut perencanaan sebagai fasilitator dan

mediator dalam menata inisiatif masyarakat;

6.Belum optimalnya kegiatan evaluasi pelaksanaan

pembangunan dalam memberikan kontribusi

terhadap penyusunan kegiatan perencanaan

selanjutnya.

2. Meningkatkan frekuensi pertemuan antar SKPD

maupun stakeholders untuk memudahkan

koordinasi & soaialisasi perencanaan

pembangunan di berbagai bidang perencanaan;

3. Menyediakan sarana sosialisai tentang proses &

hasil perencanaan pembangunan kota;

4. Menyediakan aturan & acuan yang tegas bagi

masyarakat dan stakeholder dalam perencanaan

pembangunan kota.

5. Mengembangkan pengelolaan data dan informasi

untuk memperoleh data yang akurat guna

mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan

pembangunan;

pembangunan;

2. Mengembangkan pengelolaan data

dan informasi untuk memperoleh data

yang akurat guna mengevaluasi dan

memonitor pelaksanaan

pembangunan;

3. Meningkatkan intensitas kerjasama

dengan lembaga penyedia data

sehingga dapat dihasilkan data yang

(39)

39

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi

Visi BAPPEDA dirumuskan dengan memperhatikan visi Kepala Daerah

yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (

RPJMD ) Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 yaitu Terwujudnya Semarang Kota

Perdagangan dan Jasa, yang Berbudaya menuju Masyarakat Sejahtera”

Berdasarkan pada visi Kota Semarang diatas, visi BAPPEDA ditetapkan

sebagai berikut :

“Terwujudnya Lembaga Perencanaan yang Handal, Terpercaya dan Profesional”

Visi tersebut mengandung maksud bahwa Bappeda Kota Semarang

merupakan satu-satunya Lembaga/ Organisasi perencanaan pembangunan

daerah di Kota Semarang yang dipercaya oleh Pengambil Keputusan (Walikota)

dalam bertugas menyusun dan merumuskan kebijakan perencanaan

pembangunan daerah Kota Semarang serta di dukung oleh sumber daya manusia

yang profesional ahli dalam bidangnya untuk menghasilkan produk rumusan

kebijakan perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas.

Untuk mewujudkan visi tersebut telah dirumuskan dalam 6 misi sebagai

berikut :

1. Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah Jangka Pendek, Jangka

Menengah dan Jangka Panjang yang berkualitas serta tanggap terhadap

perubahan dan partisipatif.

2. Merumuskan kebijakan teknis Perencanaan Tata Ruang Wilayah secara

kontinyu, terarah dan sistematis.

3. Mengembangkan koordinasi dalam rangka pelaksanaan, pengendalian dan

penelitian yang mampu mewujudkan kesejahteraan sosial.

4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Mengembangkan sistem evaluasi, monitoring, pelaksanaan pembangunan.

6. Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia dan melengkapi sarana dan

(40)

40

4.2 Tujuan dan Sasaran

Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, tujuan Bappeda Kota Semarang

dirumuskan sebagai berikut :

1. Menghasilkan dokumen perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan

jangka pendek sebagai landasan pembangunan daerah Kota Semarang;

2. Menghasilkan dokumen teknis perencanaan pembangunan kota berbasis pada

kebijakan-kebijakan tata ruang wilayah;

3. Meningkatkan kerjasama yang harmonis lintas SKPD guna mewujudkan

koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan penelitian

pembangunan di Kota Semarang;

4. Memberdayakan stakeholders pembangunan Kota Semarang guna

meningkatkan dan menerapkan hasil penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan didukung oleh SDM yang berkualitas;

5. Mengoptimalkan pemanfaatan Sistem Informasi perencanaan pembangunan

untuk mengembangkan sistem evaluasi, dan monitoring pelaksanaan

pembangunan;

6. Meningkatkan kualitas SDM dan prasarana kerja untuk meningkatkan kinerja

Bappeda Kota Semarang.

Sasaran :

1. Tersedianya Dokumen Perencanaan Pembangunan RPJD, RPJMD, dan RKPD

sebagai bahan acuan bagi stakeholder pembangunan Pemerintah Kota

Semarang;

2. Terciptanya peran serta dan partisipasi masyarakat terhadap proses

kesinambungan perencanaan pembangunan;

3. Terciptanya tata ruang wilayah yang teratur mengacu pada kebijakan &

aturan yang berlaku;

4. Terciptanya arah pengembangan kota menuju percepatan pembangunan Kota

Semarang;

5. Terkoordinasinya perencanaan prasarana infrastruktur wilayah Kota

Semarang;

6. Tersedianya kajian-kajian dan penelitian sebagai bahan perumusan kebijakan

(41)

41 7. Kualitas kebijakan perencanaan pembangunan berbasis Litbang yang semakin

meningkat;

8. Semakin berkembangnya jejaring/ network mengenai penelitian &

pengembangan;

9. Ketersediaan sarana dan prasarana fasilitas pengelola data dan informasi

perencanaan pembangunan daerah;

10. Tersedianya data dan informasi pelaksanaan pembangunan secara periodik;

11. Terciptanya koordinasi internal antar bagian yang semakin solid sehingga

mampu menunjang kinerja;

12. Meningkatnya kualitas SDM perencana pembangunan melalui pendidikan

formal dan teknis fungsional;

13. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan di Bappeda.

Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD

BAPPEDA KOTA SEMARANG TAHUN 2010-2015

N

O. TUJUAN SASARAN

INDIKATOR

SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN

PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Menghasilkan

dokumen

perencanaan

jangka panjang,

jangka menengah

dan jangka pendek

sebagai landasan

RPJPD, RPJMD, dan

RKPD sebagai bahan

(42)

42

N

O. TUJUAN SASARAN

INDIKATOR

SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN

PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

2.Terciptanya peran

serta dan partisipasi

masyarakat terhadap

2. Menghasilkan

dokumen teknis

perencanaan

pembangunan

kota berbasis pada

kebijakan-kebijakan tata

ruang wilayah;

1. Terciptanya tata

ruang wilayah yang

teratur mengacu

pada kebijakan &

aturan yang berlaku;

2. Terciptanya arah

pengembangan kota

menuju percepatan

pembangunan Kota

Semarang

- kajian tentang

tata ruang

wilayah

- kajian tentang

permasalahan

kota besar

- Kajian Bidang

Infrastruktur

dan Lingk

Hidup

3. Meningkatkan

kerjasama yang

Tersedianya

kajian-kajian dan penelitian

(43)

43

N

O. TUJUAN SASARAN

INDIKATOR

SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN

PADA TAHUN KE-

- Kajian bidang Pemerintahan

4. Memberdayakan

stakeholders guna

SDM berkualitas

1. Kualitas kebijakan

perenc. berbasis

litbang yg semakin

meningkat;

5. Mengoptimalkan

pemanfaatan

Sistem Informasi

perencanaan

pembangunan

untuk

1. Ketersediaan sarana

dan prasarana

fasilitas pengelola

data dan informasi

perencanaan

pembangunan

-Peningkatan

kualitas

informasi data

(44)

44

N

O. TUJUAN SASARAN

INDIKATOR

SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN

PADA TAHUN KE-

2. Tersedianya data

dan informasi

6. Meningkatkan

kualitas SDM dan

prasarana kerja

antar bagian yang

semakin solid

formal dan teknis

fungsional;

- Meningkatnya

(45)

45

N

O. TUJUAN SASARAN

INDIKATOR

SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN

PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

secara efisien

dan efektif

4.3 Strategi dan Kebijakan

Dalam penyelenggaraan perencanaan Bappeda Kota Semarang, untuk

mewujudkan tujuan dan sasaran dari setiap misi disusunlah strategi dan kebijakan

perencanaan pembangunan yang nantinya akan dituangkan kedalam program

rencana kerja. Stretegi dan arah kebijakan dalam pelaksanaan Rencana Strategis

Bappeda Kota Semarang tahun 2011-2015 dirumuskan sebagai berikut:

1. Strategi dan kebijakan untuk Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah

Jangka Pendek, Jangka Menengah dan Jangka Panjang yang berkualitas serta

tanggap terhadap perubahan dan partisipatif diarahkan melalui:

- Mengikutsertakan stakeholders pembangunan melalui berbagai forum

musyawarah perencanaan pembangunan untuk menghasilkan dokumen

perencanaan pembangunan yang berpihak kepada masyarakat;

- Menyediakan sarana sosialisai perencanaan pembangunan kota yang mudah diketahui sehingga membangkitkan semangat partisipatif

masyarakat.

2. Strategi dan arah kebijakan dalam Merumuskan kebijakan teknis Perencanaan

Tata Ruang Wilayah secara kontinyu, terarah dan sistematis dilakukan melalui:

- Menyediakan aturan dan acuan yang tegas bagi masyarakat dan stakeholder dalam hal tata ruang wilayah dan infrastruktur;

- Melakukan kajian-kajian yang mampu berdampak positif terhadap

(46)

46

- Melibatkan tenaga ahli dan profesional dalam penyusunan dokumen/ kajian infrastruktur wilayah yang mampu berdampak sistemik.

3. Strategi dan arah kebijakan dalam Mengembangkan koordinasi dalam rangka

pelaksanaan, pengendalian dan penelitian yang mampu mewujudkan

kesejahteraan sosial masyarakat di konsentrasikan melalui:

- Meningkatkan frekuensi pertemuan antar SKPD untuk memudahkan koordinasi perencanaan dalam bidang ekonomi, pemerintahan dan sosial

budaya.

4. Strategi dan arah kebijakan untuk Mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi dapat diarahkan melalui:

- Mengikutsertakan Perguruan Tinggi dan LSM serta lembaga-lembaga penelitian lain dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Strategi dan arah kebijakan yang bertujuan Mengembangkan sistem evaluasi,

monitoring, pelaksanaan pembangunan dilakukan melalui:

- Mengembangkan pengelolaan data dan informasi dalam rangka

memperoleh data yang akurat guna mengevaluasi dan memonitor

pelaksanaan pembangunan;

- Meningkatkan intensitas kerjasama dengan lembaga penyedia data (BPS) sehingga dapat dihasilkan data yang tepat waktu & tepat sasaran.

6. Strategi dan kebijakan ke arah internal yang bertujuan Mengembangkan

kualitas Sumber Daya Manusia dan melengkapi sarana dan prasarana kerja

meliputi:

- Memanfaatkan sarana administrasi dan srana prasarana kerja perkantoran secara efektif dan efisien dalam menunjang kinerja aparatur;

- Memberdayakan SDM melalui pendidikan teknis, formal maupun informal;

(47)

47

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN,

DAN PENDANAAN INDIKATIF

Rencana Program Bappeda Kota Semarang yang tertuang dalam Rencana

Strategis (Renstra) tahun 2011-2015 ini merupakan serangkaian langkah dari

penjabaran strategi-strategi yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan

dan sasaran. Rencana program kerja ini sendiri akan menjadi pegangan dan acuan

Bappeda dalam melakukan kegiatan perencanaan pembangunan kota dengan lebih

efektif dan efisien.

Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (tupoksi) Bappeda secara garis besar

terbagi kedalam 3 urusan, yaitu urusan Penataan Ruang, urusan Perencanaan

Pembangunan dan urusan Statistik. Jika dikaitkan dengan misi yang terkandung

didalam Renstra 2011-2015, maka rencana program kerja Bappeda dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkualitas, partisipatif dan

tanggap terhadap perubahan.

Urusan Perencanaan Pembangunan. Program-program yang dilakukan pada urusan

Perencanaan Pembangunan adalah sebagai berikut:

- Program Perencanaan Pembangunan Daerah;

- Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan

Daerah.

2. Merumuskan kebijakan teknis Perencanaan Tata Ruang Wilayah secara kontinyu,

terarah dan sistematis.

A.Urusan Perencanaan Tata Ruang.

Program-program yang dilakukan pada urusan Perencanaan Tata Ruang yaitu:

- Program Perencanaan Tata Ruang;

(48)

48 B.Urusan Perencanaan Pembangunan.

Program-program yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota Menengah dan Besar;

- Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam.

4. Mengembangkan koordinasi dalam rangka pelaksanaan, pengendalian dan

penelitian yang mampu mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat.

Urusan Perencanaan Pembangunan. Program-program yang dilakukan yaitu:

- Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi;

- Program Perencanaan Sosial dan Budaya.

5. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Urusan Perencanaan Pembangunan. Program yang dilakukan yaitu Program

Kerjasama Pembangunan.

6. Mengembangkan sistem evaluasi, monitoring, pelaksanaan pembangunan.

A.Urusan Perencanaan Pembangunan. Program yang dilakukan yaitu Program

Pengembangan Data Informasi.

B.Urusan Statistik. Program yang dilakukan yaitu Program Pengembangan Data/

Informasi/ Statistik Daerah.

7. Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia dan melengkapi sarana dan

prasarana kerja.

Urusan Perencanaan Pembangunan. Program-program yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

(49)

49

- Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan.

Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan

Pendanaan Indikatif Badan Perencanaan Pemerintah Daerah (Bappeda) Kota

Gambar

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai/ Personil  Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Tabel 2.1
Tabel 2.4
Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari hasil analisis korelasi kendal tau didapatkan bahwa = .288 dan p = .000 (p < .001) artinya terdapat hubungan negatif yang signifikan antara

(saat aktif pada saat mematikan fungsi air panas & dingin, lampu tidak akan menyala) ECO SW ON (Siang) - Lampu air panas : Kuning.. ECO SW ON (Malam) - Lampu air panas &

Pelaksanaan ritual Peusijuek biasanya dilakukan oleh tokoh agama atau tokoh adat yang dituakan oleh masyarakat.. Hal ini diharuskan karena tradisi Peusijuek merupakan ritual

Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi CAR, NPL, ROE, OCOR & LDR tidak sama dengan nol, atau kelima variabel

10 Jumlah perjalanan wisatawan nusantara (juta perjalanan) 11 Jumlah pengeluaran wisatawan nusantara (Triliun Rupiah) 12 Jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata yang

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengembangan Program Layanan Pendidikan untuk Anak dengan Gangguan Autisme dalam Setting Homeschooling Di

Hasilnya menunjukkan bahwa sambungan struktur yang paling kritis adalah sambungan antara side girder dan balok geladak dan daerah antara gading dan inner bottom , nilai

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Fisika. © Maulana