BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Konversi Teknik Listrik Departemen Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan setelah seminar proposal disetujui, durasi waktu penelitian selama 2 (dua) bulan.
3.2 Peralatan
1. Motor Induksi Tiga Fasa Tipe : Rotor Belitan Spesifikasi :
- AEG Typ C AM 112MU 4 RI - Δ / Υ 220/ 380 V ; 10,7/ 6,2 A - 2,2 Kw, cos ϕ 0,67
- Kelas Isolasi: B 2. Mesin DC
3. Amperemeter 4. Voltmeter 5. Tahanan Geser
6. Power Suplay (AC dan DC) 7. Tachometer
3.3 Variabel yang Diamati
Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi: 1. Persentasi ketidakseimbangan tegangan yang mencatu motor 2. Lamanya waktu operasi motor
3. Perubahan nilai resistansi motor yang diukur dengan percobaan DC Test pada saat perubahan persentasi ketidakseimbangan dan beban yang dipikul motor
4. Perubahan yang terukur oleh thermometer infrared untuk setiap perubahan persentasi ketidakseimbangan dan beban yang dipikul motor
3.4 Prosedur
Adapun prosedur pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merangkai rangkaian percobaan
Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu merangkai rangkaian percobaan sesuai dengan percobaan yang dilakukan. Adapun rangkaian percobaan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 Rangkaian percobaan pengukuran suhu motor induksi 3 fasa menggunakan metode pengukuran resistansi
Gambar 3.3 Rangkaian kontrol pengukuran resistansi dengan DC Test 2. Pengambilan Data
a. Pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared Prosedur percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Motor Induksi 3 Fasa dikopel dengan mesin DC, kemudian dirangkai seperti gambar 3.1
2. Seluruh switch berada dalam keadaan terbuka dan pengatur tegangan dalam posisi minimum
4. Switch S3 ditutup, kemudian PTDC dinaikkan sehingga A2 menunjukkan arus penguat nominal
5. Switch S2 ditutup, kemudian tahanan RL dijaga konstan
6. Selama 30 menit untuk setiap kenaikan waktu 5 menit, suhu dicatat dengan menggunakan thermometer infrared.
7. Percobaan selesai
b. Pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi
1. Motor induksi 3 fasa dikopel dengan motor DC, kemudian rangkaian pengukuran disusun seperti gambar 3.2 dan 3.3
2. Seluruh switch berada dalam keadaan terbuka dan pengatur tegangan dalam posisi minimum
3. Kemudian push button T1 pada rangkaian kontrol di tekan
4. SwitchS1 ditutup, kemudian PTDC dinaikkan sehingga A2 menunjukkan arus penguat nominal
5. Switch S3 ditutup, kemudian PTDC dinaikkan sehingga A2 menunjukkan arus penguat nominal
6. Switch S2 ditutup kemudian tahanan RL dinaikkan dan dijaga konstan 7. Selama 30 menit setiap kenaikan waktu 5 menit, tekan Push Button
pada button T2 di rangkaian control
8. Naikkan tegangan PTDC 2 sampai arus yang tercatat pada A2 nominal, kemudian catat tegangan pada V5
Data yang diambil pada percobaan adalah sebagai berikut:
1. Temperatur yang tercatat pada thermometer infrared dalam kondisi seimbang maupun tidak seimbang
2. Resistansi motor setiap kenaikan waktu tertentu baik dalam keadaan seimbang maupun tidak seimbang.
3.5 Pelaksanaan Penelitian 3.5.1 Proses Pengumpulan Data
Adapun diagram alur dari proses pengumpulan data ini terlihat pada gambar 3.4 berikut
Mulai
Mempersiapkan peralatan percobaan
Merangkai rangkaian percobaan
Melakukan percobaan
Pengambilan Data
Apakah sesuai dengan perhitungan
3.5.2 Melakukan Analisa Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum
Motor induksi merupakan motor arus bolak balik yang paling sering digunakan dalam dunia industri maupun rumah tangga. Hal ini dikarenakan motor induksi sangat mudah dalam pengoprasiannya.Permasalahan tegangan tidak seimbang yang menyuplai motor induksi tiga phasa merupakan salah satu masalah dalam pengoprasian motor induksi tiga phasa. Tegangan tidak seimbang dapat disebabkan karena berbagai macam gangguan asimetri pada sistem tenaga dan kegagalan studi peramalan beban sehingga distribusi beban disetiap phasanya tidak sama.
Dalam bab ini akan dibahas pengaruh suplai tegangan tidak seimbang terhadap temperature motor induksi tiga phasa. Adapun metode pengukuran temperatur motor induksi tiga phasa tersebut menggunakan thermometer infrareddan menggunakan metode pengukuran resistansi.
4.2 Data Percobaan
Dari hasil penelitian di Laboratorium Konversi Energi Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU diperoleh data pengujian sebagai berikut:
4.2.1 Motor Induksi Tiga Phasa Dengan Suplai Tegangan Seimbang
Tabel 4.1 Data hasil pengukuran suhu dengan thermometer infrared
Tabel 4.2. Data hasil pengukuran suhu dengan DC Test pada motor induksi tiga phasa
Tabel 4.3 Data hasil pengukuran suhu dengan suplai tegangan tidak seimbang 2%
thermometer infrared
Vab = 220 V; Vbc = 214 V; Vac = 215 V
T (menit) Suhu (oC)
0 32.3
5 36.12
10 38.87
15 39.99
20 40.05
25 41.32
30 44.78
Tabel 4.4 Data hasil pengukuran suhu dengan suplai tidak seimbang 4% thermometer infared
Vab = 220 V; Vbc =215, V; Vac = 209V
T (menit) Suhu (oC)
0 34,9
5 38,3
10 40,4
15 42,2
20 45,6
25 47,4
Tabel 4.5 Data hasil pengukuran DC Test dengan suplai tegangan tidak seimbang
Dari hasil penelitian di Laboratorium Konversi Energi Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU dapat dilakukan analisa data sebagai berikut:
4.3.1 Motor Induksi Tiga Phasa Dengan Suplai Tegangan Seimbang
Dari table 4.1 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata temperatur motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang dengan pengukuran menggunakan
thermometer infrared adalah sebagai berikut:
=
menggunakan thermometer infrared yaitu setiap kenaikan waktu satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar = 0,340oC/m
Sedangkan dari tabel 4.2 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut:
, = 1,522 Ω
, = 1,530 Ω
, = 1,538 Ω
, = 1,544 Ω
, = 1,549 Ω
, = 1,554 Ω
, = 1,556 Ω
Dari perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan bahwa temperatur motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut:
( )
, , , , , , = 31,79O C
, , , , , , = 33,11O C
, , , , , , = 34,22O C
, , , , , , = 35,09O C
, , , , , , = 36,31O C
Dari perhitungan diatas dapat dibuat suatu tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6Dari hasil perhitungan suhu motor induksi tiga phasa tegangan seimbang menggunakan metode pengukuran resistansi
Vab = 220 volt; Vbc = 213 volt; Vac = 216 volt
t (menit) Vdc (volt) Idc (amp) Rdc (ohm) Suhu (oC)
0 3 0,985 1,5224 31,701
5 6 1,960 1,5302 31,79
10 9 2,925 1,5383 33,11
15 12 3,886 1,5440 34,22
20 15 4,840 1,5495 35,09
25 18 5,790 1,5543 35,96
30 21 6,745 1,5566 36,31
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata temperatur motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang dengan pengukuran menggunakan metode pengukuran resistansi sebagai berikut:
=
=
, ,=
,= 0,1536oC/m
menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu kenaikan waktu satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0,1536oC/m.
Adapun grafik analisa data diatas dapat dibuat sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared
Gambar 4.2 Grafik suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi
4.3.2 Motor Induksi Tiga Phasa dengan Suplai Tegangan Tidak Seimbang Persentase ketidakseimbangan berdasarkan definsi NEMA standard MGL 1993 dan IEEE yaitu:
Dari tabel 4.3 dan 4.4 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata temperatur motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 2% dan 4% dengan pengukuran thermometer infrared adalah sebagai berikut:
1. Unbalance Voltage 2%
=
2. Unbalance Voltage 4%
=
=
= 0,53oC/m
Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa kenaikan temperatur motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 2% dan 4% pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yaitu setiap kenaikan waktu satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0,47oC/m dan 0,53oC/m.
Sedangkan dari tabel 4.5 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan tidak seimbang 2% dan 4%sebagai berikut:
, , = 1,5064 Ω
,
, = 1,5303 Ω
, , = 1,5530 Ω
, , = 1,5724 Ω
, , = 1,5903 Ω
, , = 1,6071 Ω
, , = 1,6188 Ω
( )
, , , , , , = 33,991O C
, , , , , , = 37,970O C
, , , , , , = 41,327O C
, , , , , , = 44,521O C
, , , , , , = 47,495O C
, , , , , , = 49,526O C
Dari tabel 4.6 dapat ditentukan bahwa besar resistansi tahanan stator motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan tidak seimbang 2% dan4% sebagai berikut:
, , = 1,5144 Ω
,
, = 1,5508 Ω
, , = 1,5768 Ω
, , = 1,6011 Ω
, , = 1,6121 Ω
, , = 1,6424 Ω
Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperatur motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut:
( )
, , , , , , = 36,460O C
, , , , , , = 41,010O C
, , , , , , = 45,252O C
, , , , , , = 49,116O C
, , , , , , = 52,462O C
, , , , , , = 55,248O C
Dari perhitungan suhu motor induksi tiga phasa tegangan tidak seimbang 2% menggunakan metode pengukuran resistansi.
Tabel 4.7 Data hasil perhitungan suhu motor induksi tiga phasa tegangan tidak seimbang 2% menggunakan metode pengukuran resistansi
Vab = 220 V; Vbc = 211 V; Vac = 215 V
t (menit) Vdc (volt) Idc (amp) Rdc (ohm) Suhu (oC)
0 18,8 6,24 1,5064 29,800
5 19,098 6,24 1,5303 33,991
10 19,381 6,24 1,5530 37,970
15 19,623 6,24 1,5724 41,372
20 19,847 6,24 1,5903 44,521
25 20,056 6,24 1,6071 47,459
Tabel 4.8 Data hasil perhitungan suhu motor induksi tiga phasa tegangan tidak seimbang 4% menggunakan metode pengukuran resistansi
Vab = 220 V; Vbc = 216 V; Vac = 213 V temperatur motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 2% dan 4% dengan pengukuran menggunakan sebagai berikut:
=
,= 0,836oC/m
Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa kenaikan temperatur motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 2% dan 4% pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu setiap kenaikan waktu satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0,656 dan 0,836oC/m.
Gambar 4.3 Grafik suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 2% pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared
Gambar 4.4 Grafik suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 2% pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared
Gambar 4.5Grafik Suhu vs Menit untuk motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 2% menggunakan metode pengukuran resistansi
Gambar 4.6 Grafik suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 4% pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared
4.3.3 Perbandingan Hasil Pengukuran Temperatur Motor Induksi Tiga Phasa Suplai Tegangan Seimbang dengan Suplai Tegangan Tidak Seimbang
Dari tabel 4.1, 4.3 dan 4.4 dapat diketahui perbandingan suhu motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang dengan suplai tegangan tidak seimbang 2% dan 4 % pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.9Perbandingan kenaikan suhu suplai tegangan seimbang dan tidak seimbang 2% dan 4% menggunakan thermometer infrared
Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan suhu motor ketika disuplai dengan tegangan tidak seimbang baik tidak seimbang 2% maupun 4%. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari grafik berikut
Gambar 4.7 Grafik suhu vs waktu untuk motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang dengan suplai tidak seimbang 2% dan 4% dengan menggunakan thermometer infrared
Sedangkan dari tabel 4.7, 4.8 dan 4.9 dapat diketahui perbedaan suhu motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang dengan suplai tegangan tidak seimbang 2% dan 4% pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu sebagai berikut:
0 10 20 30 40 50 60
0 5 10 15 20 25 30
Suhu
oC
t (menit)
Seimbang
Unbalance 2%
Tabel 4.10 Perbandingan kenaikan suhu suplai tegangan seimbang dan tidak seimbang 2% dan 4% menggunakan metode pengukuran resistansi
t (menit)
Suhu (oC) Seimbang Tidak seimbang
2%
4.3.4 Perbandingan Hasil Pengukuran Temperatur Motor Induksi Tiga Phasa Menggunakan Thermometer Infrared dan Hasil Pengukuran Temperatur Menggunakan Metode Pengukuran Resistansi
Dari tabel 4.9 dan 4.10 dapat diketahui perbandingan hasil pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared dan perhitungan suhu menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu dengan tabel berikut ini:
Tabel 4.11Perbandingan Hasil Pengukuran Thermometer Infrared dan Hasil Perhitungan dengan Metode Pengukuran Resistansi
t (menit)
Thermometer Infrared (oC) Pengukuran Resistansi (oC) Seimbang Tidak Seimbang Seimbang Tidak Seimbang
2% 4% 2% 4%
0 30,4 32.3 34,9 31,701 29,800 30,100
5 33,9 36.12 38,3 31,79 33,991 36,460
10 37,5 38.87 40,4 33,11 37,970 41,010
15 40,1 39.99 42,2 34,22 41,372 45,252
20 42,5 40.05 45.6 35,09 44,521 49,116
25 44,5 41.32 47,4 35,96 47,459 52,462
30 46,1 44.78 50,8 36,31 49,526 55,248
Gambar 4.9Grafik perbandingan hasil pengukuran temperature menggunakan
thermometer infrared dan perhitungan menggunakan metode pengukuran resistansi untuk suplai tegangan seimbang
Dari tabel 4.11 dapat dibuat grafik perbandingan antara hasil perbandingan temperatur menggunakan thermometer infrared dan perhitungan menggunakan metode pengukuran resistansi untuk suplai tegangan tidak seimbang 2% sebagai berikut:
Gambar 4.10Grafik perbandingan hasil pengukuran temperature menggunakan
thermometer infrared dan perhitungan menggunakan metode pengukuran resistansi untuk suplai tegangan tidak seimbang 2%
Dari tabel 4.11 dapat dibuat grafik perbandingan antara hasil perbandingan temperatur menggunakan thermometer infrared dan perhitungan menggunakan metode pengukuran resistansi untuk suplai tegangan tidak seimbang 4% sebagai berikut:
Gambar 4.11Grafik perbandingan hasil pengukuran temperature menggunakan
thermometer infrared dan perhitungan menggunakan metode pengukuran Gambar Gambar 4.11 Resistansi untuk suplai tegangan tidak seimbang 4%
4.3.5 Waktu yang Diperbolehkan Untuk Terjadi Ketidakseimbangan Tegangan Pada Motor Induksi Tiga Phasa
Dari tabel 4.3 dan 4.4 data hasil pengukuran suhu dengan suplai tegangan tidak seimbang 2% dan 4% menggunakan thermometer infrared dapat dihitunga waktu yang diperbolehkan untuk terjadi ketidakseimbangan tegangan yang disuplai ke motor induksi tiga phasa sesuai standar (tabel 2.2), yaitu:
Sedangkan untuk suplai tegangan seimbang, waktu yang dibutuhkan sampai temperature motor induksi tiga phasa dalam keadaan jenuh yaitu:
Tabel 4.12Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai temperature motor induksi tiga fasa dalam keadaan jenuh
Vab = 220 volt; Vbc = 220 volt; Vac = 220 volt tersebut beroperasi selama 70 menit.
selama 30 menit, motor sudah sangat bergetar. Hal ini disebabkan oleh karena motor di suplai dengan tegangan tidak seimbang terjadi kenaikan temperature yang sangat tinggi sehingga terjadi pemuaian pada bearing motor induksi tersebut sehingga menyebabkan motor semakin bergetar ketika suhu motor induksi semakin meningkat. Selain hal tersebut, kenyataannya adalah motor induksi tiga fasa pada Laboratorium Konversi Energi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara sudah dioperasikan sejak tahun 1976 sehingga keandalan dari motor induksi tersebut sudah sangat jauh berkurang dibandingkan dengan kemampuan yang tertera di nameplate motor induksi tersebut.
4.4 Hubungan antara Tegangan Tidak Seimbang dengan Kenaikan Temperatur Secara Rumus
Permasalahan kualitas daya sudah menjadi masalah utama dalam sistem tenaga listrik. Permasalahan tersebut telah mempengaruhi kinerja di berbagai bidang sepperti industri manufaktur, penyiaran, pasar, kantor dan pusat kesehatan. Hal tersebut dapat menyebabkan kerugian yang besar dalam hal finansial maupun waktu kerja.
Salah satu permasalahan kualitas daya yang sering terjadi adalah masalah ketidakseimbangan daya pada transmisi daya. Hal ini disebabkan beberapa factor yaitu:
1. Ketidaksimetrisan lilitan pada trafo daya 2. Ketidakseimbangan impedansi saluran 3. Beban tidak seimbang
Pada pengoperasiannya motor induksi tidak dapat berjalan dengan baik apabila dioperasikan pada tegangan tak seimbang. Efek langsung gyang diakibatkan oleh ketidakseimbangan tegangan pada performa motor induksi adalah (1) meningkatnya rugi panas pada motor, (2) rugi akustik (noise), (3) penurunan ratting motor, (4) memperpendek umur motor.
Menghitung ketidakseimbangan tegangan menurut NEMA (MGI) part 14.35 adalah:
% Tegangan Tidak Seimbang = 100% x
Contoh Soal 1
Fasa pada X = 380V; Y = 368,6V; Z = 340 V
Tegangan Rata – rata = ,
= 361 Volt
% Unbalance =
= 5,2% (mendekati 5,4%)
Berikut tabel efek unbalance voltage dari Motor 5 HP, 3 Fasa, 380V, 60 Hz, 1.725 Rpm dan service factor 1 (Sumber: Soemarno.org)
Characteristic Performance
Tegangan Rata – rata 380V 380V 380V
% tegangan tidak seimbang 0,3 2,3 5,4
% arus tidak seimbang 0,4 17,7 40
Kenaikan temperature (oC) 0 30 40
Tabel 4.14 Efek Tegangan Tidak Seimbang dengan banyak varian
Jika ditinjau dari tabel, maka dapat dibandingkan sebagai berikut:
1. Kondisi tegangan unbalance 0,3% menimbulkan unbalance arus 0,4% dan belum ada kenaikan temperatur
2. Kondisi tegangan unbalance 2,3% menimbulkan unbalancearus yang cukup tinggi sebesar 17,7% dan kenaikan temperature sebersar 30oC 3. Kondisi tegangan unbalance 5,4% menimbulkan unbalance arus yang
sangat tinggi sebesar 40oC
Tabel 4.15 Perbandingan Kenaikan Panas Pada Motor dengan Tegangan Tidak Seimbang
Sebuah motor yang sering dioperasikan secara terus – menerus dengan kondisi tegangan tidak seimbang, tentunya efisieni akan berkurang. Berkurangnya efisiensi diakibatkan oleh naiknya arus listrik (I) dan resistansi (R) karena panas. Kenaikan I dan R berkontribusi pada kenaikan panas. Kesimpulan: dengan bertambahnya rugi – rugi (looses), panas akan ikut naik dan karena panas, arus dan tahanan juga akan naik sedemikian sehingga panas naik terus tidak terkendali dan kegagalan isolasi dapat terjadi.
Derating (Penurunan Beban)
NEMA memberi petunjuk dengan membuat kurva, terlihat bahwa tegangan tidak seimbang maksimum berada di posisi 5% dan terjadi kondisi penurunan beban sebesar 75% dari nameplate Motor
Gambar 4.12 Kurva Tegangan Tidak Seimbang NEMA
NEMA, harus dilakukan derating sebesar 82%, maka untuk motor 100 Hp, maka harus daya diturunkan menjadi 82 Hp.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Motor induksi tiga fasa dalam keadaan suplai tidak seimbang terjadi kenaikan temperatur yang lebih tinggi dibandingkan saat disuplai dengan tegangan seimbang menggunakan metode pengukuran dengan thermometer infrared, yaitu: (1) Keadaan seimbang0.34oC, (2) Tegangan tidak seimbang 2% sebesar 0, 47oC, (3) Tegangan tidak seimbang 4% sebesar 0,53oC
2. Pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared dan dengan menggunakan metode pengukuran resistansi terdapat perbedaan hasil pengukuran yang signifikan. Hal tersebut terjadi disebabkan karena posisi pengukuran menggunakan thermometer infrared tidak tepat pada kumparan stator mesin induksi tiga fasa karena terhalangi oleh body
motor. Hal ini sejalan dengan yang tertuang dalam SNI IEC 60335-2009 klausul 11 tabel 3, dimana “nilai pengukuran kenaikan suhu belitan motor menggunakan metode resistansi lebih tinggi ± 10oC dibandingkan dengan pengukuran menggunakan metode termokopel maupun thermometer infrared
5.2 Saran
1. Motor induksi tiga fasa yang terdapat dalam Laboratorium Konversi Energi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara telah dioperasikan sejak tahun 1976 sehingga keandalan motor tersebut sudah sangat berkurang dibandingkan dengan yang tertera pada nameplate motor induksi. Perlu diadakan maupun pemeliharaan alat, regenerasi, maupun penggantian alat – alat yang lebih modern yang telah dilengkapi dengan sistem proteksi yang baik.