• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Hutan Rakyat

Hutan di Indonesia menghadapi permasalahan serius yaitu degradasi hutan dan meluasnya lahan kritis. Pemerintah telah melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengelola hutan melalui hutan rakyat. Salah satu pola rehabilitasi lahan kritis secara vegetasi adalah dengan membangun hutan rakyat. Melalui pembangunan hutan rakyat akan terjadi peningkatan produktivitas lahan serta menunjang konservasi tanah dan air. Pengembangan hutan rakyat telah lama dilakukan oleh masyarakat meski belum ada kebijakan yang mengaturnya (Izzati, dkk. 2012).

Sementara itu, masyarakat desa sekitar hutan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sumberdaya alam, khususnya hutan. Hasil-hasil hutan, baik berupa kayu maupun non kayu seperti getah, rotan, tanaman obat, buah-buahan, dan lain-lain sering menjadi tumpuan ekonomi masyarakat desa sekitar hutan. Di pihak lain, dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan hidup, terutama kebutuhan pangan menyebabkan kebutuhan lahan pertanian akan meningkat pula. Sementara lahan yang tersedia untuk pertanian terbatas, maka akan menimbulkan kecenderungan masyarakat sekitar hutan membuka hutan untuk dijadikan areal budidaya pertanian, perkebunan, pemukiman, dan lain-lain (Sudibjo, 1999).

(2)

ternak yang dipelihara dan melakukan sendiri pengolahan lahan dan penanaman bibit dengan menggunakan peralatan yang tersedia. Sebagian lainnya dibangun dengan biaya cukup besar untuk membeli bibit, pupuk dan membayar upah penanaman (Darusman, dkk. 2014).

Hutan rakyat yang telah berkembang dan dikembangkan oleh masyarakat mempunyai keunggulan dalam beberapa hal:

- Hutan rakyat terbukti mampu mendukung perekonomian pedesaan dan dapat dijadikan sebagai katup penyelemat ekonomi masyarakat pada saat krisis sekalipun.

- Walaupun pada awalnya berupa program pemerintah, pengembangan hutan rakyat dipengaruhi oleh kesungguhan masyarakat untuk merehabilitasi lingkungan dan lahan pertanian miliknya. Terbangunnya pasar kayu rakyat juga menjadi insentif yang penting yang mendorong masyarakat untuk tetap melestarikan hutan rakyat.

- Hutan rakyat merupakan solusi bagi permasalahan lingkungan. (Suprapto, 2010)

Kemenyan

Tanaman kemenyan termasuk Divisi Spermatophyta, Subdivisio Angiospermae, Kelas Dicotyledonae, Ordo Ebenales, Famili Styraceae, Genus styrax, dan Spesies Styrax sumatrana. Di Sumatera Utara terdapat 3 jenis kemenyan yaitu kemenyan toba, kemenyan durame, kemenyan bulu.

Styrax adalah genus terbesar di 11 famili genera Styracaceae dimana 80%

(3)

(Dib, dkk. 2016). Styracaceae adalah yang terdiri dari pohon-pohon kecil dan semak belukar, sebagian besar berasal dari daerah tropis dan subtropis (Asia, Mediterania, dan Utara sampai Amerika Selatan). Genus Styrax berbeda dengan yang lain dengan memproduksi bahan resin, biasanya disekresikan saat kulit kayu dan batangnya terluka oleh benda tajam. Resin ini digunakan oleh orang Romawi, Mesir, Fenisia dan Ionians sebagai dupa dan terapi (Yusof, 2014) .

Kemenyan toba (Styrax sumatrana) merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan di daerah Tapanuli dan Dairi. Jenis ini tumbuh dan menyebar pada

ketinggian >600 mdpl di sentra produksi kemenyan di Tapanuli Utara (Jayusman, 2014).

Tempat tumbuh tanaman kemenyan bervariasi, mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu pada ketinggian tempat 60-2.100 meter dari permukaan laut. Tanaman kemenyan tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang istimewa. Tanaman ini dapat tumbuh pada jenis-jenis tanah mulai dari tanah yang bertekstur berat sampai ringan, dan tanah yang kurang subur sampai yang subur. Selain itu, tanaman ini juga dapat tumbuh pada tanah yang

berporositas tinggi, yaitu yang mudah meneruskan atau meresapkan air (Sitompul, 2011). Kemenyan toba merupakan jenis yang paling banyak

dibudidayakan di daerah Tapanuli dan Dairi. Jenis ini tumbuh dan menyebar pada ketinggian >600 mdpl.

(4)

cabang relatif tinggi. Buah kemenyan yang dipilih untuk benih adalah yang masak dan berwarna coklat tua.

Pembuatan bibit kemenyan dilakukan dengan cara: persemaian dan cabutan anakan dari permudaan alam. Cara lainnya, yaitu: stump, stek dan kultur jaringan masih dalam tahap penelitian pihak-pihak terkait. Persemaian merupakan cara yang mudah dilakukan. Awalnya benih kemenyan ditabur pada bedeng tabur. Setelah berkecambah, kemudian dipindahkan pada polybag dan dipelihara sampai bibitnya siap tanam di lapangan. Sebelum penanaman bibit kemenyan, terlebih dahulu dilakukan persiapan lapangan, yaitu membuat jalur tanam dan lubang tanam. Jarak tanamnya disesuaikan dengan kondisi tanah dan kelerengan lahannya. Karena setengah toleran, anakan kemenyan yang ditanam di tempat terbuka harus diberi naungan. Anakan kemenyan bisa juga ditanam di bawah pohon lainnya, misalnya di bawah pohon durian dan kaliandra (Sitompul, 2011).

Tanaman kemenyan termasuk jenis tanaman setengah toleran. Anakan kemenyan memerlukan naungan sinar matahari dan setelah dewasa, pohon kemenyan memerlukan sinar matahari penuh. Selain itu, untuk pertumbuhan optimal kemenyan memerlukan curah hujan yang cukup tinggi, dan intensitas merata sepanjang tahun (Sasmuko dalam Sitompul, 2011).

Kontribusi Kemenyan terhadap Pendapatan Petani Kemenyan

(5)

Kualitas getah kemenyan yang diperdagangkan di Sumatera belum memiliki suatu standar umum yang berlaku, baik dalam transaksi pedagang dan eksportir (Lumbantobing, 2016).

Penggunaan kemenyan tersebar luas di seluruh dunia. Styrax telah digunakan untuk perawatan berbagai penyakit oleh rakyat Turki seperti masalah kulit, tukak lambung, infeksi parasit, antiseptik. Meski sering menggunakan styrax dalam obat rakyat Turki juga menggunakannya dalam industri parfum (Charehsaz, 2016).

(6)

Pemanfaatan kemenyan juga telah dikenal luas di Indonesia, terutama sebagai bahan obat, baik sebagai obat tradisional maupun untuk industri rokok, batik dan upacara ritual. Lebih dari itu, tanaman kemenyan sebagai golongan

styrax mengandung senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan. Kemenyan sumatrana memiliki banyak senyawa asam sinamat dan turunannya, yaitu senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri kosmetik dan obat-obatan (Nurwahyuni, 2015).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Kemenyan

1. Jumlah Produksi

Menurut Soekartawi (1993:47) produksi pertanian dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya macam komoditi, luas lahan, tenaga kerja, modal manajemen, iklim dan faktor sosial ekonomi produsen. Untuk lebih jelasnya Soekartawi (1993:4) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dibedakan atas dua kelompok yaitu:

1. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan bermacam tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan dan lain-lain.

2. Faktor sosial ekonomi seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, pendapatan dan lain-lain. (Soekartawi dalam Phalevi, 2007) 2. Harga

(7)

tinggi. Sebaliknya, jika petani telah berhasil meningkatkan produksi, tetapi harga turun maka pendapatan petani akan turun pula.

3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja saja tetapi kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan. Jumlah tenaga kerja ini masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja. Bila kualitas tenaga kerja, ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi (Habib, 2013).

Dalam usaha tani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, isteri dan anak-anak petani. Anak-anak petani berumur 12 tahun misalnya sudah dapat merupakan tenaga kerja yang produktif bagi usaha tani. Mereka dapat membantu mengangkut bibit atau pupuk. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang (Mubyarto, 1984).

4. Luas Lahan

Sering kali dijumpai makin luas lahan yang dipakai dalam usaha pertanian semakin tidak efisien lahan tersebut. Ini didasarkan pada pemikiran bahwa luas lahan mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisiensi akan berkurang karena :

(8)

2) Terbatasnya persediaan tenaga kerja di sekitar daerah itu, yang pada akhirnya mempengaruhi efisiensi usaha pertanian tersebut.

3) Terbatasnya persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian dalam skala luas tersebut.

Dan sebaliknya luas lahan yang sempit, upaya pengawasan faktor produksi akan semakin baik, namun luas lahan yang terlalu sempit cenderung menghasilkan usaha yang tidak efisien pula. Produktivitas tanaman pada lahan

yang terlalu sempit akan berkurang bila dibandingkan dengan produktivitas tanaman pada lahan yang luas (Soekartawi, 2003) dalam Phahlevi (2007). Sedangkan menurut Sukirno (2002:4) dalam Phahlevi (2007) tanah sebagai faktor produksi adalah tanah yang mencakup bagian permukaan bumi yang dapat dijadikan untuk bercocok tanam, dan untuk tempat tinggal dan termasuk pula kekayaan alam yang terdapat di dalamnya. Dari pendapat ini dapatlah dikatakan bahwa tanah itu merupakan faktor produksi yang boleh dikatakan suatu pabrik dari hasil pertanian karena disanalah tempat produksinya (Phalevi, 2007).

5. Pendidikan

(9)

6. Pengalaman

Pengalaman berusaha tani yang cukup memadai merupakan salah satu faktor yang mendorong petani memilih alternatif terbaik sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Semakin lama pengalaman petani dalam berusaha tani, maka kegagalan yang dialami makin kecil. Petani yang sudah berpengalaman akan mudah mengatasi masalah yang terjadi, karena telah mengetahui dan menguasai lingkungan usaha taninya (Kurniawati,dkk. 2014).

7. Pola Tanam

-Monokultur

Sistem penanaman pohon kemenyan secara monokultur dapat dilakukan pada lahan dengan kepemilikan cukup luas maupun lahan perkebunan besar. Pemilihan sistem monokultur sebaiknya mempertimbangkan sistem pengelolaan yang terencana dengan matang, menyangkut biaya, tenaga kerja terampil, pemahaman teknis produksi getah kemenyan, serta sarana dan prasarana yang menunjang.

Penanaman pohon kemenyan secara monokultur harus mempertimbangkan karakter fisiologis pohon kemenyan yang membutuhkan naungan pada fase semai hingga tiang. Jarak tanam yang dapat ditempuh adalah 4 - 5 meter antar jalur dan 3 - 4 meter dalam jalur sehingga diperoleh kerapatan tanaman 400 - 800 pohon/ha. -Polikultur

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu kejadian kecelakaan yang tak terduga tidak direncanakan dan diharapkan yang terjadi dijalan raya atau sebagai akibat dari kesalahan

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebaikbaiknya. BUDIYANI

Pengetahuan dan keterampilan petugas dalam melakukan skoring sangat penting dalam pelaksanaan penjaringan suspek tuberkulosis anak, karena skoring adalah sistem

Perlakuan konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap parameter persentase potensi tumbuh, persentase benih mati dan indeks vigor. Interaksi lama pemanasan

Selaras dengan kecepaan pendidihan, maka dari gambar 6 dapat dikatakan bahwa semakin besar diameter lubang udara dan semakin besar jarak lubang dengan ruang bakar

Result of research of that Variables Motivation, Job Experience and Satisfaction of activity by self or parsial there is having an effect on signifikan and there

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan konsep rancangan combination tool yang merupakan alat bantu pembuatan produk menggunakan bahan dasar lembaran pelat

Hasil penelitian dihitung menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status perkawinan