• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pemanfaatan Ruang Sebagai Upaya Pelestarian Sub Das Babura Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep Pemanfaatan Ruang Sebagai Upaya Pelestarian Sub Das Babura Kota Medan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tantangan terbesar bagi pengelolaan sumberdaya alam adalah menciptakan untuk selanjutnya memertahankan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan keberlanjutan pemanfaatan dan keberadaan sumberdaya alam, dan juga merupakan keberlanjutan keberadaan dan jasa lingkungan (ecological services) bagi kehidupan manusia. Keberlanjutan pemanfaatan dan pencagaran

sumberdaya alam didefinisikan sebagai suatu proses perubahan dimana kesinambungan pemanfaatan dan pencagaran sumberdaya alam, arah investasi pemanfaatan sumberdaya alam, dan perlindungan sumberdaya alam tersebut konsisten dengan sasaran pemanfaatan saat ini dan dimasa yang akan datang.

Dalam pengelolaan sumberdaya alam untuk pembangunan yang berkelanjutan, maka perlu memperhatikan Daerah Aliran Sungai (DAS)/Sub DAS . Pengelolaan DAS/Sub DAS tidak selalu memberikan penyelesaian yang menyeluruh atas konflik-konflik yang timbul sebagai konsekuensi percepatan pertumbuhan ekonomi dengan usaha-usaha perlindungan lingkungan, namun ia dapat memberikan suatu kerangka kerja yang praktis dan logis serta menunjukkan mekanisme kerja yang jelas untuk penyelesaian permasalahan-permasalahan yang kompleks yang timbul oleh adanya kegiatan pembangunan yang menggunakan sumberdaya alam sebagai masukannya.

Dalam pelaksanaannya, pengelolaan DAS/Sub DAS akan bertumpu pada aktifitas-aktifitas yang berdimensi biofisik dan spatial seperti pengendalian erosi, penghutanan kembali lahan-lahan kritis, penataan ruang yang baik dan berwawasan lingkungan, serta berdimensi regulasi/kelembagaan seperti insentif dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang ekonomi.

(2)

berakibat timbulnya daerah-daerah rawan bencana alam seperti banjir dan longsor, yang diakibatkan oleh semakin sedikitnya lahan terbuka sebagai daerah resapan air, atau lahan terbuka non hijau (kritis) akibat minimnya tumbuhan yang dapat mengikat tanah, sehingga menimbulkan erosi.

Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Sub DAS, terjadi akibat pemanfaatan lahan yang kurang memperhatikan daya dukung . Pemanfaatan lahan di DAS/Sub DAS perlu didukung dengan perencanaan DAS/Sub DAS itu sendiri.

Perencanaan pengelolaan DAS merupakan salah satu bentuk perencanaan pembangunan sumberdaya alam (vegetasi, tanah, dan air) dengan menggunakan satuan atau unit pengelolaan daerah tangkapan air (catchment area) atau daerah aliran sungai dengan bagian-bagian wilayahnya.

Pemanfaatan lahan di Sub DAS Babura berdasarkan pengematan peta Citra, menunjukkan bahwa penggunaan lahan terbesar adalah lahan untuk kegiatan perkotaan yaitu sebesar 1.948,5 Ha atau sebesar 70,5% dari total luas Sub DAS Babura 2.761,9 Ha). Kegiatan perkotaan tersebut seperti permukiman, perdagangan, jasa, dan lain sebagainya. Pemanfaatan yang cukup besar untuk lahan perkotaan tersebut, tentunya akan berdampak terhadap keseimbangan lingkungan Sub DAS Babura di masa yang akan datang, karena akan terjadi penyusutan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan air.

Upaya yang harus dilakukan adalah dengan menyesuaikan pembangunan untuk daerah perkotaan di Sub DAS Babura dengan daya dukung fisik lahan yang ada. Oleh sebab itu, maka perlu dilakukan sebuah penelitian sebagai sebuah pemikiran dalam mengatasi permasalahan di atas melalui pembuatan konsep pemanfaatan ruang/lahan sebagai upaya pelestarian Sub DAS Babura Kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

(3)

Dari permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji sebagai landasan masalah utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar penyimpangan pemanfaatan lahan di Sub DAS Babura Kota Medan ?

2. Bagaimana konsep yang ideal untuk pemanfaatan lahan di Sub DAS Babura Kota Medan?

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Definisi Operasional

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuannya dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Identifikasi guna lahan dan penyimpangan pemanfaatan lahan di Sub DAS Babura Kota Medan;

2 Memetakan kesesuaian dan membuat konsep pemanfaatan lahan di Sub DAS Babura sesuai dengan daya dukung lahan yang ada;.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka diharapkan dapat bermanfaat khususnya untuk penulis, dan umumnya untuk pembaca serta untuk pihak Pemerintahan Kota Medan.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, menjadi sebuah wawasan baru dalam mendalami ilmu perencanaan wilayah dan perdesaan;

2. Bagi pembaca, sebagai pengetahuan tambahan untuk menjaga lingkungan di daerah Sub DAS Babura Kota Medan khususnya dan daerah Sub DAS lainnya;

(4)

4. Rekomendasi konsep pemanfaatan ruang sebagai upaya pelestarian Sub DAS Babura Kota Medan.

1.4 Definisi Operasional

Untuk menjaga konsistensi isi laporan penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan bias dan salah tafsir mengenai makna dari penelitian ini, maka penulis membuat definisi operasional sebagai berikut :

1. Konsep adalah adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (Soedjadi,2000:14) .

2. Pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan: - sumberdaya alam untuk pembangunan;

3. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tepat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya (UU N0. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang);

4. Pelestarian adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan suatu benda/ekosistem yang dilindungi/dilestarikan dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan,dan memanfaatkannya;

5. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

6. Daerah aliran sungai (DAS) adalah kesatuan ruang (hamparan ruang) yang terdiri atas unsur biotik (tanah, air, udara), biotik (vegetasi, binatang dan organism hidup lainnya termasuk manusia) saling berinteraksi satu dengan lainnya, sehingga merupakan satu kesatuan ekosistem yang dibatasi oleh punggung-punggung gunung/bukit dimana semua air mengalir ke satu sistem outlet (sungai, danau atau laut) (Muhjidin. M : 277)

(5)

1.5 Ruang Lingkup Studi

Lingkup kegiatan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah kajian pada penelitian ini adalah Sub DAS Babura Kota Medan dengan luas lahan sebesar 2.761,9 Ha (Gambar 1.1), meliputi Kecamatan Medan Baru, Medan Petisah, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Johor, Medan Selayang, dan Medan Tuntungan.

1.5.2 Lingkup Materi Penelitian

Lingkup materi/aspek yang dikaji pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Aspek kebijaksanaan pemanfaatan ruang dan pengelola Sub DAS Babura

Kota Medan.

2. Aspek fisik seperti ketinggian tempat, kemiringan lereng, curah hujan, hidrologi, geologi, jenis tanah, dan penggunaan lahan di Sub DAS Babura. 3. Aspek sosial dan ekonomi masyarakat, meliputi tingkat pendapatan dan

karakteristik masyarakat dalam pemanfaatan lahan Sub DAS Babura Kota Medan.

1.6 Kerangka Pemikiran

(6)
(7)

Gambar 1.2 Kerangka Berfikir Konsep Pemanfaatan Ruang Sub DAS

(Rekomendasi Konsep Pemanfaatan Ruang

Model Analisa

Kebijaksanaan Fisik DAS

1. Kemampuan Lahan

2. Kesesuaian Lahan

3. Daya Dukung Lahan

(8)

1.7 Sistematika Pembahasan

Secara garis besar, sistematika penyajian di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan tentang uraian latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, ruang lingkup studi, kerangka pemikiran dan sistematika pembahasan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang teori-teori yang mendukung penelitian ini yaitu teori mengenai DAS, kelestarian lingkungan, dan pemanfaatan ruang.

BAB III : METODOLOGI

Berisikan tentang pendekatan studi dan sistematika perolehan data serta model-model analisa yang digunakan untuk mengkaji aspek-aspek yang dikaji pada penelitian ini.

BAB IV: HASIL PENELITIAN

Berisikan tentang gambaran karakteristik daerah penelitian dari sisi kondisi fisik seperti kondisi kemiringan lereng, hidrologi, klimatologi, geologi, jenis tanah, dan penggunaan lahan. Kondisi sosial seperti jumlah penduduk dan budaya masyarakat, serta ekonomi masyarakat berupa tingkat pendapatan. Selain itu, pada bab ini berisikan juga tentang penilaian daerah penelitian dari sisi kondisi fisik, dengan menggunakan Model Analisa Satuan Kamampuan Lahan (SKL), kondisi sosial dengan menggunakan model analisa deskriftif, dan ekonomi masyarakat dengan menggunakan standar yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan Tahun 2012.

BAB V : PEMBAHASAN

(9)

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar

Gambar 1.1 Peta Wilayah Studi
Gambar 1.2 Kerangka Berfikir Konsep Pemanfaatan Ruang Sub DAS

Referensi

Dokumen terkait

Ahli retorika percaya bahwa arti imperatif dalam bentuk deklaratif bukanlah suatu tatanan eksplisit dan disebutkan untuk spesifik contoh (Mahmood Toufiq: 1413:

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa bekerja juga dibutuhkan ketenangan, dimana ketenangan itu bisa kita raih dengan beberapa hal diantaranya, jika kita

RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 memuat penjabaran visi, misi, strategi, arah kebijakan dan program pembangunan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi

berfungsi mengatur tekanan gas dari tabung LPG dan pastikan regulator terpasang dengan benar, tekanan yang ideal pada kompor berada pada posisi low pressure,

Banyaknya pemain diindustri yang sama menyebabkan terjadinya persaingan harga sehingga pelaku usaha berlomba-lomba memberikan harga murah sesuai dengan kulitas yang apa adanya,

Media yang akan dirancang akan berbentuk seperangkat media, yang terdiri atas: buku cerita bergambar, buku instruksi origami, kertas origami, stiker serta kertas

Perkembangan hukum di Belanda adalah mula-mula berdasar pada kodifikasi yang kemudian menjadi undang-undang menjadi bukanlah satu-satunya sumber hukum

28 Saya yakin mampu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dosen dengan pengetahuan yang saya miliki.. 29 Saya kurang terdorong untuk mempelajari mata kuliah yang tidak