• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Bidan Dalam Pemberian Asuhan Asi Eksklusif (Studi Kasus Di Kecamatan Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara) Tahun 2017 Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Bidan Dalam Pemberian Asuhan Asi Eksklusif (Studi Kasus Di Kecamatan Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara) Tahun 2017 Chapter III V"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi agar diketahui secara jelas dan lebih mendalam tentang perilaku bidan dalam pemberian asuhan ASI Eksklusif di Kecamatan Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2017.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara dengan mempertimbangkan bahwa rendahnya cakupan ASI Eksklusif, dan apa saja faktor yang memengaruhi bidan dalam pemberian asuhan ASI Eksklusif.

3.2.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada Bulan Desember 2016 s/d April 2017. 3.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, pemilihan informan secara purposive karena peneliti membuat kriteria tertentu siapa yang dijadikan sebagai informan. Informan yang diambil dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif, yaitu:

1. Bidan yang memiliki pasien melahirkan dan menyusui yang berada di Kecamatan Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara dan bersedia menjadi informan.

(2)

3. Ibu-ibu menyusui yang memiliki bayi berusia 6-12 bulan dan merupakan pasien yang ditolong persalinannya oleh bidan informan di Kecamatan Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara dan bersedia menjadi informan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dengan cara:

1. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai, dan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (Sumantri, 2011)

2. Dokumen yaitu informasi yang di dapatkan dalam bentuk dokumentasi, yang berupa buku, laporan, maupun surat-surat.

3.5 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan untuk diajukan kepada informan.

(3)

3.6 Instrumen Penelitian

Sesuai karakteristik penelitian kualitatif yaitu instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Dalam wawancara mendalam (indepth interview) peneliti menggunakan pedoman wawancara mendalam disertai dengan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan menggunakan alat bantu berupa recorder untuk merekam suara dan handphone untuk mengambil gambar, notes, dan alat tulis.

3.7 Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah studi fenomenologi, yaitu (Sumantri, 2011):

1. Mengorganisir semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan.

2. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data.

(4)

4. Pernyataan tersebut kemudian dikumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.

5. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan tekstural deskripsi ( mengenai fenomena yang terjadi pada informan) dan struktural deskripsi (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi).

6. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut.

3.8 Kredibilitas Data

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah manusia, karena itu yang diperiksa adalah keabsahan datanya. Untuk menguji kredibilitas data penelitian, peneliti menggunakan teknik triangulasi.

Teknik triangulasi adalah menjaring data dengan berbagai metode dan cara dengan menyilangkan informasi yang diperoleh agar data yang diharapkan lebih lengkap dan sesuai yang diharapkan. Setelah mendapatkan data yang jenuh yaitu keterangan yang didapatkan dari sumber-sumber data telah sama maka data yang didapatkan lebih kredibel.

(5)

sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Langkah untuk mencapai kepercayaan itu, yaitu:

1. Mendalami data hasil wawancara

2. Mendalami apa yang dikatakan informan bidan dengan apa yang dikatakan Kepala Puskesmas, dan informan ibu-ibu menyusui

3. Mendalami hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

(6)

Peneliti memulai penelitian di bulan Desember 2016 yaitu survey pendahuluan dengan menghubungi salah satu bidan yang merupakan staf Puskesmas Simangumban untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan dan cakupan ASI Eksklusif di Kecamatan Simangumban. Pada bulan Februari, peneliti kembali datang ke Puskesmas Simangumban untuk mengetahui gambaran keadaan Puskesmas dan program-program kerja yang ada di wilayah kerja Puskesmas Simangumban, dan apakah program ASI Eksklusif berjalan di Puskesmas tersebut. Peneliti juga melakukan wawancara singkat kepada ibu-ibu menyusui, mengenai apakah mereka menerima asuhan ASI Eksklusif atau tidak dari bidan yang membantu persalinannya. Selanjutnya, pada bulan Maret peneliti kembali datang ke lokasi penelitian, untuk mengetahui dari Bidan yang ada di Kecamatan Simangumban apakah mereka memberikan Asuhan ASI Eksklusif atau tidak selama bertugas.

(7)

bidan. Wawancara kepada kepala Puskesmas dan ibu-ibu dilakukan untuk membandingkan apa yang dikatakan bidan dengan apa yang dikatakan ibu menyusui dan Kepala Puskesmas.

Ketika melakukan penelitian, peneliti mengalami kesulitan untuk menjumpai bidan yang ada di Desa Dolok Sanggul karena lokasi yang sangat jauh, dan kondisi tempat yang sangat sulit dijangkau. Sehingga peneliti tidak melakukan wawancara kepada bidan yang ada di Desa Dolok Sanggul tersebut. Dalam melalukan penelitian, ada 2 orang bidan yang tidak bersedia menjadi informan peneliti.

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Simangumban

Kecamatan Simangumban berada di Kabupaten Tapanuli Utara yang berjarak sekitar 35 km dari ibukota Kabupaten Tapanuli Utara, yaitu Tarutung. Kecamatan Simangumban berada diantara 01° 36'-01° 52' Lintang Utara dan 98° 56'-99° 17' Bujur Timur. Kecamatan Simangumban mempunyai luas wilayah 150 km2 dan terletak pada ketinggian 400-1000 m diatas permukaan laut.

Batas-batas wilayah Simangumban adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Pangaribuan

(8)

Wilayah Kecamatan Simangumban memiliki 50% daerah yang keadaan nya sulit untuk diakses dengan alat transportasi, karena perjalanan menuju lokasi desa yang terjal, kendaraan yang bisa menuju desa hanya sepeda motor dan harus

berhati-hati karena jalan yang belum di aspal, dan juga curam. Dari 8 desa yang ada di Kecamatan Simangumban, terdapat 4 desa yang sulit untuk diakses lokasinya yaitu, Desa Dolok Sanggul, Desa Lobu Sihim, Desa Dolok Saut, dan Desa Pardomuan. Nama desa dan jumlah kepala keluarga se-Kecamatan Simangumban tahun 2017 tercantum pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga berdasarkan Desa di

(9)

Tabel 4.2 Jumlah Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) & Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) berdasarkan Desa di Kecamatan Simangumban

(10)

Kecamatan Simangumban yang memiliki cakupan ASI Eksklusif 3,77 % (Profil Dinas Kesehatan Tapanuli Utara 2016) telah memiliki 13 Poskesdes dan 13 Posyandu yang tersebar di seluruh desa di Kecamatan Simangumban. Namun tidak semua desa memiliki Bidan Desa. Dari 13 Posyandu, ada 4 Posyandu yang dilaksanakan oleh Bidan TKS (Tenaga Kerja Sukarela), dan 2 Posyandu yang dilaksanakan oleh Bidan Desa dan bekerjasama dengan Bidan TKS (Tenaga Kerja Sukarela).

Bidan TKS (Tenaga Kerja Sukarela) adalah Bidan yang mengabdikan dirinya untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan profesinya menjadi seorang Bidan. Bidan TKS (Tenaga Kerja Sukarela) yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara tidak diberikan upah namun diberikan insentif oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara atas kebijakan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara sendiri. Untuk Bidan TKS yang berada di Kecamatan Simangumban belum ada yang menolong persalinan sendiri karena pengalaman yang belum ada dan juga warga yang masih lebih percaya kepada bidan desa untuk ditolong persalinannya. Bidan TKS datang membantu Bidan Desa untuk melihat dan membantu proses persalinan. Bidan TKS (Tenaga Kerja Sukarela) yang ada di Kecamatan Simangumban juga belum mengikuti organisasi IBI, alasan utama mereka belum mengikuti organisasi IBI adalah karena biaya yang tidak cukup untuk mengikuti organisasi IBI.

(11)

dan Posyandu dilaksanakan oleh Bidan Desa yang bekerja sama dengan Bidan TKS (Tenaga Kerja Sukarela). Desa Simangumban Jae juga memiliki 1 Klinik Bidan swasta, dimana Bidannya juga bertugas menjadi salah satu staf di Puskesmas Kecamatan Simangumban.

4.2 Gambaran Informan

4.2.1 Karakteristik Informan Utama

Dalam penelitian ini, karakteristik Informan Utama meliputi umur, pendidikan, dan lama tugas. Karakteristik informan utama dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Karakteristik Informan Utama

No Nama Umur

(Tahun)

Pendidikan Lama Tugas (Tahun)

1 Informan 1 43 D-III Kebidanan 20

2 Informan 2 43 D-III Kebidanan 23

3 Informan 3 37 D-III Kebidanan 10

4 Informan 4 34 D-III Kebidanan 11

(12)

1. Umur

Berdasarkan hasil penelitian, umur informan bervariasi antara 32 – 43 tahun, dimana ditemukan semua golongan umur tersebut adalah orang-orang yang bersedia menjadi informan dan memenuhi kriteria menjadi informan dalam penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa umur memengaruhi sikap dan tindakan seorang bidan dalam memberikan Asuhan ASI Eksklusif dalam Asuhan Kebidanan.

2. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap bidan yang ada di Kecamatan Simangumban dan memenuhi syarat menjadi informan, semua informan memiliki pendidikan D-III kebidanan yang tugas mereka sebagai bidan dan melaksanakan asuhan ASI Eksklusif dalam Asuhan Kebidanan. Hasil penelitian juga menunjukkan 1 orang informan memiliki peran ganda, yaitu menjadi seorang Bidan dan juga menjadi staf di Puskesmas Simangumban, sehingga secara fungsi tugas mereka mempunyai peran ganda.

3. Lama Tugas

(13)

4.2.2 Karakteristik Informan Tambahan Tabel 4.4 Karakteristik Informan Tambahan

NO Nama Umur

(Tahun)

Pekerjaan Umur Bayi (Bulan)

Bidan yang menolong

1 Informan 01 31 Wiraswasta 11 Informan 4

2 Informan 02 28 Petani 7 Informan 2

3 Informan 03 24 Petani 12 Informan 3

4 Informan 04 30 Guru 6 Informan 1

5 Informan 05 29 Wiraswasta 10 Informan 5

6 Informan 006 36 Kepala UPT Puskesmas

Berdasarkan tabel karakteristik informan tambahan di atas memperlihatkan bahwa umur informan tambahan ibu menyusui bervariasi antara 24-31 tahun, yang memiliki pekerjaan berbeda-beda seperti wiraswasta, petani, dan guru. Umur bayi para informan bervariasi mulai dari 6-12 bulan. Untuk informan tambahan Kepala UPT Puskesmas Simangumban, berumur 36tahun. Dan sudah bertugas menjadi seorang dokter selama 7 tahun, dan menjadi Kepala UPT Puskesmas selama kurang lebih 6 bulan.

4.3 Perilaku Bidan dalam pemberian Asuhan ASI Eksklusif

(14)

faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Perilaku seorang bidan dalam pemberian Asuhan ASI Eksklusif terbentuk di dalam diri seorang bidan dan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Skema Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Bidan dalam Pemberian Asuhan ASI Eksklusif

Eksternal 1. IBI (Ikatan

Bidan Indonesia) 2. Produsen Susu

Formula 3. Kebijakan

Puskesmas

Perilaku Bidan dalam pemberian

Asuhan ASI

Eksklusif Internal

1. Pengetahuan 2. Sikap

3. Tindakan

Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu

Pengetahuan

(15)

4.3.1 Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor dari dalam diri berupa respon dari dalam diri seseorang untuk menentukan respon stimulus dari luar yang dapat berupa perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, ataupun sugesti.

Dalam penelitian ini, faktor perilaku bidan dalam memberikan Asuhan ASI Eksklusif dibentuk oleh pengetahuan, sikap, dan tindakan dari seorang bidan.

4.3.1.1Pengetahuan tentang ASI Eksklusif

Pertanyaan mengenai ASI Eksklusif mengacu pada pengetahuan informan bidan mengenai ASI Eksklusif apakah informan dapat menjelaskan secara tepat dan benar. Pengetahuan informan tentang ASI Eksklusif dapat dilihat pada matriks 4.1

Matriks 4.1 Pengetahuan tentang ASI Eksklusif

Informan Pernyataan

1 ASI dimana seorang anak, seorang bayi, yang berusia 0-6 bulan hanya diberi..e..ASI saja tanpa makanan tambahan, umpamanya kalo dia sakit, dikasih obat, tetap juga dia disebut ASI Eksklusif..karena obat itu bukan makanan tambahan..

2 ASI Eksklusif..ya bayi yang menerima ASI selama 6 bulan tanpa pemberian minuman atau makanan tambahan..

(16)

4 Harus memberikan ASI Eksklusif selama 0-6 bulan. Jangan ada dikasih tambahan, MP-ASI. Tapi kalo sekarang, udah 0-4 bulan kayaknya ya? ASI Eksklusif kan?

5 Ya.. pemberian Air Susu Ibukan, dimana asi ini dikasih selama 6 bulan...Jadi selama si bayi nya berumur 6 bulan ga boleh dikasih makanan tambahan kayak susu, nasi, bubur kayak gitu..

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, media dan lingkungan. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang mendapatkan informasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

Seluruh informan memberikan jawaban tentang apa yang mereka ketahui tentang ASI Eksklusif, dimana jawaban yang mereka beri hampir sama walaupun penyampaiannnya berbeda-beda tetapi tetap memiliki makna yang sama. Namun ada juga informan menjawab dengan kurang tepat.

(17)

Berdasarkan matriks diatas dapat dilihat bahwa hanya 1 informan yang dapat menyebutkan secara lengkap bahwa ASI Eksklusif adalah pemberian hanya

ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Dua orang informan menyebutkan pemberian ASI selama 6 bulan tanpa pemberian makanan tambahan, 1 orang informan menyebutkan bahwa ASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 0-6 bulan namun sekarang sudah 0-4 bulan, dan 1 orang informan menyebutkan bahwa ASI Eksklusif untuk kekebalan tubuh bayi dan jika hanya ASI saja terkadang bayi nya tidak kenyang.

Berdasarkan pernyataan informan di atas, peneliti memandang bahwa umur dan lama tugas menjadi seorang bidan tidak memengaruhi pengetahuan informan mengenai ASI Eksklusif karena secara keseluruhan, informan memiliki pengetahuan yang rendah mengenai ASI Eksklusif karena para informan belum bisa menjelaskan secara lengkap apa itu ASI Eksklusif.

4.3.1.2Pelaksanaan KIE ASI Eksklusif pada saat pelayanan Antenatal Care (ANC)

(18)

Matriks 4.2 Pelaksanaan KIE ASI Eksklusif pada saat pelayanan Antenatal Care (ANC)

Informan Pernyataan

1 Persiapan untuk Ibu menyusui..mempersiapkan payudaranya, kayak mana caranya supaya ASI nya lancar..

2 Iya.. kalo untuk perawatan payudarakan, udah hamil-hamil 7 bulan, udah mulai terasa itu.. Pas mandi, puttingnya itu disuruh dibersih-bersihkan. Mmm.. kalo pas ANC ga pala sampai kesitu dibahas, pas melahirkan itunya baru dikasih, tentang ASI Eksklusif itu kan.. Baru kita ajarilah dia menyusukan..dini.

3 Kalo hamil trimester kedua, dia udah bisalah, makan udah selera..kayak kebersihan diri sendiri, itu harus terus kita tekankan kepada Ibu hamil, karna kan apapun di bilangkan, udah bisa mulai merangsang-merangsang payudaranya biar keluar ASI-nya.

4 Kalo kebersihan payudara gitu, kita kasih sesudah mau nifas baru kita terangkan gimana untuk ee..membersihkan payudara, sama IMD gitu..

5 Kalo KIE tentang personal hygiene..baru tentang makanan sehat untuk Ibu hamil, baru imunisasilah, dua kali..

Berdasarkan matriks diatas terlihat bahwa 3 orang informan yang memberikan KIE tentang perawatan payudara saja, dan 2 orang informan tidak

(19)

Berdasarkan jawaban informan yang ada, peneliti melihat bahwa ada hubungan antara umur dan lama tugas seorang informan dengan perilaku bidan dalam pelaksanaan Asuhan ASI Eksklusif pada saat pelayanan Antenatal Care (ANC). Semakin banyak umur dan semakin lama seorang bidan bertugas menjadi

seorang bidan maka pelaksanaan pemberian Asuhan ASI Eksklusif pada saat pelayanan Antenatal Care (ANC) juga dilaksanakan walaupun pelaksanaan Asuhan ASI Eksklusif oleh informan yang peneliti teliti belum dilaksanakan secara lengkap dan tepat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Abu (2015) tentang hubungan karakteristik bidan dengan mutu pelayanan Antenatal Care (ANC) berdasarkan standar operasional yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur, masa kerja dengan mutu pelayanan Antenatal Care (ANC), semakin banyak umur dan semakin lama seorang bidan bertugas maka akan bertambah baik mutu pelayanan Antenatal Care (ANC).

(20)

pengalaman dalam mengelola permasalahan atau kasus akan berpengaruh terhadap keterampilan seseorang.

Secara keseluruhan, peneliti melihat bahwa informan tidak memberikan KIE ASI Eksklusif secara lengkap pada saat pelayanan Antenatal Care (ANC), hanya berupa perawatan payudara saja. Sedangkan dalam Asuhan Kebidanan I

(Sulistyawati, 2009) disebutkan bahwa pemberian asuhan ASI Eksklusif pada saat pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah pemberian KIE kepada para ibu hamil mengenai perawatan payudara, IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif.

4.3.1.3 Pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

Pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) terdapat pada Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) yang mencakup tentang perawatan payudara, IMD dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif. Jika IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dilaksanakan maka program ASI Eksklusif juga akan berjalan. Pernyataan informan tentang pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dapat dilihat pada matriks 4.3.

Matriks 4.3 Pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

Informan Pernyataan

(21)

2 Begitu lahir..begitu lahir kan..Kita ajarilah, kita kasih tau, begitu lahir.. Karena kan kebiasannya di kampung-kampung, kalo anak-anak nangis, dikasih makan..langsung dikasih makan. Jadi disitulah kita kasitau kan, begitu lahir pentingnya colostrum Ibu itu ya.. Tentang pentingnya ASI Eksklusif juga kita kasih tahu gimana..supaya ASI nya banyak, ya kita ajari harus makan seperti..mm..ya sayur, banyak makan sayur iya kan..buah, makanan bergizi..

3 Iya..ee..udah mulai saya kasih menyusui langsung, ga lagi saya anjurkan minum susu bantu..

4 Langsung diletakkan ke payudara Ibu, untuk mencari putting payudara Ibu.. Jadi, begitu lahir kita letakkan ke dada Ibu, nah bayinya akan langsung mencari dimana putting susu Ibunya..

5 Iya.. dua tiga tahun terakhir ini udah harus itu, baru tiga tahun terakhir ini..karena baru di programkan sama kami. Karena kami kan terpencil, jadi setelah ada pelatihan dahulu dari orang Dinas baru ada..

IMD (Inisiasi Menyusu Dini) adalah memberikan ASI segera setelah bayi dilahirkan, biasanya dalam waktu 30 menit-1 jam pasca bayi dilahirkan (INFODATIN, 2014). IMD (Inisiasi Menyusu Dini) juga berperan dalam meningkatkan keberhasilan menyusu eksklusif dan lama menyusu sampai dua tahun.

(22)

dengan keberhasilan ASI Eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan di Kelurahan Gunungpati Kota Semarang.

Berdasarkan hasil wawancara, jawaban dari keseluruhan informan hampir sama walaupun dengan penyampaian yang berbeda-beda. Terlihat bahwa 5 orang informan sudah mulai melaksanakan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), walaupun sering terjadi jika ASI si Ibu tidak keluar langsung diberikan susu formula.

Berdasarkan pernyataan informan diatas, secara keseluruhan informan telah melaksanakan program IMD (Inisiasi Menyusu Dini) walaupun tidak ada yang berjalan sukses karena ASI yang tidak keluar pasca melahirkan. Peneliti juga melihat tidak ada hubungan antara umur dan lama bekerja seorang informan dengan pelaksanaan program IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Erlina (2011) di Kabupaten Parigi Moutong juga menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara lama kerja bidan dengan kinerja seorang bidan.

4.3.1.4 Pelaksanaan KIE ASI Eksklusif pada saat masa Nifas

(23)

Matriks 4.4 Pelaksanaan KIE pada saat masa Nifas

Informan Pernyataan

1 Kita jelaskan lah gitu.. tapi kadang keluarga Ibu bersalinnya ga terima..tapi kita paksakanlah gitu.. Tapi sekarang ga laginya, dulunya..

2 Disitulah kita kasih tahu kan, begitu lahir pentingnya colostrum Ibu itu ya..tentang pentingnya ASI Eksklusif juga kita kasih tahu gimana.. supaya ASI nya banyak, ya kita ajari harus makan seperti, ya..sayur, banyak makan sayur ya kan..buah..makanan bergizi..

3 Langsung menganjurkan langsung memberikan ASI walaupun dibilang mamanya kan.. “e..belum ada airnya”, itu biasa itu di bilang masyarakat itu, “ASI nya belum keluar”, jadi kami bilang “kalo ga mulai dari sekarang, ASI nya akan lama keluar..”.

4 Kita terangkan ke si Ibu..langsung segera menyusui bayinya..baru apalagi? Hehe.. Perawatan payudara, perawatan tali pusat, sesudah gitu, kita beritahukan si Ibu, harus memberikan ASI Eksklusif selama 0-6 bulan..Jangan ada dikasih tambahanlah, MP-ASI..

(24)

Berdasarkan matriks diatas terlihat bahwa semua informan belum memberikan KIE ASI Eksklusif pada saat masa Nifas secara detail dan lengkap kepada ibu bersalin. Para informan hanya memberikan KIE ASI Eksklusif seperti pentingnya colostrum, ASI Eksklusif, pentingnya IMD (Inisiasi Menyusu Dini), perawatan payudara, dan gizi untuk si ibu agar ASI nya lancar.

Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta dan mencakup enam minggu berikutnya. Asuhan kebidanan pada ibu nifas terdapat pada Asuhan Kebidanan III(Nifas). Pokok bahasan dalam asuhan kebidanan III mengenai KIE ASI Eksklusif kepada ibu nifas meliputi cakupan nutrisi seimbang, perawatan payudara, teknik menyusui yang benar, konseling mengenai pengasuhan anak, dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif (Novita, 2012)

(25)

sedangkan umur 41 – 60 tahun termasuk masa dewasa madya masa menikmati hasil kesuksesan.

Berdasarkan hasil distribusi informan tentang umur, bahwa umur informan yang terbanyak pada rentang 20 – 40 tahun. Rentang umur tersebut termasuk masa dewasa dini, masa pencarian dan belum berpengalaman dalam melakukan pelayanan kebidanan termasuk pelayanan ASI eksklusif. Rentang umur 41 – 54 tahun termasuk masa dewasa madya, tetapi kinerjanya dalam pencapaian ASI Eksklusif melalui pemberian Asuhan ASI Eksklusif juga kurang baik. Semakin tua umur bidan seharusnya semakin meningkat cakupan ASI Eksklusifnya tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Hal ini disebabkan karena bidan kurang mempunyai kesadaran dalam memberikan Asuhan ASI Eksklusif.

Secara keseluruhan, informan belum melaksanakan Asuhan ASI Eksklusif berupa KIE ASI Eksklusif dengan benar dan lengkap pada saat pelayanan Nifas, karena informan hanya memberikan tentang pentingnya colostrum, dan menyarankan ibu nifas untuk memberikan ASI secara Eksklusif.

4.3.1.5 Pelaksanaan KIE ASI Eksklusif pada saat Posyandu

(26)

makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pernyataan informan tentang pelaksanaan KIE ASI Eksklusif pada saat masa nifas dapat dilihat pada matriks 4.5.

Matriks 4.5 Pelaksanaan KIE ASI Eksklusif saat Posyandu

Informan Pernyataan

1 e.. kalo tentang menyusui kayaknya ga ada, paling tentang gizi anak, gizi kurang..

2 Nantulang kan ga bidan desa, jadi ga ada posyandu..

3 Kalo untuk bayi & balita itu paling kita bilanglah ke Ibunya..kita kalo bisa kita kasihla makan-makanan bergizi, kayak sayur-sayuran, kalo ga mampu setiap hari ikan, minimal sesekali dikasih ikan, dikasih telur, udah gitu PHBS..PHBS itu perilaku hidup bersih dan sehat.. Itulah yang kita kasih penyuluhan ke ibu-ibu yang datang pas posyandu..

4 Kita beritahukan juga apa manfaat vaksin itu, sama ASI Eksklusif nya, sama si Ibu kita beritahukanlah itu semua.. 5 Kan ada sekarang buku apa itu, tapi memang belum di

edarkan..Di buku itu sekarang udah ditandain misalnya setiap bulan, dia masih ASI Eksklusif, conteng..Tapi banyakan yang tidak ASI Eksklusif..

(27)

informan tidak memberikan KIE ASI Eksklusif, 1 diantaranya karena informan bukan bidan desa, sehingga tidak melaksanakan Posyandu.

Peneliti memandang bahwa informan belum melaksanakan KIE ASI Eksklusif dengan benar dan lengkap pada saat dilakukannya Posyandu. Adapun KIE yang diberikan informan hanya berupa manfaat ASI Eksklusif dan menyarankan ibu menyusui untuk membaca buku panduan Posyandu. Sedangkan dalam Asuhan kebidanan III (Novita, 2012), bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa pada ibu menyusui terutama dalam menunjang pemberian ASI. Dukungan dari bidan dalam pemberian ASI Eksklusif adalah antara lain informasi tentang cara merawat payudara yang sehat, teknik menyusui yang benar, posisi menyusui yang benar, dan mengajar ibu menyusui untuk memberikan ASI kepada bayi sesering mungkin (sesuai kebutuhan) tanpa memakai jadwal.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Erlina (2011) di Kabupaten Parigi Moutong yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara lama kerja bidan dengan kinerja bidan yang dinilai dari cakupan K4. Secara keseluruhan, informan belum melaksanakan KIE ASI Eksklusif dengan benar dan lengkap pada saat dilakukannya Posyandu.

4.3.2 Faktor Ekstrinsik

(28)

Dalam penelitian ini, faktor ekstrinsik perilaku bidan dalam memberikan Asuhan ASI Eksklusif dipengaruhi oleh organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Produsen Susu Formula, dan Kebijakan dari Puskesmas.

4.3.2.1 Sumber Informasi dari IBI (Ikatan Bidan Indonesia)

Sumber Informasi merupakan hal yang dapat memengaruhi pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang. Informasi tersebut bisa berasal dari hal-hal yang berbeda-beda. Pada penelitian ini, sumber informasi yang dilihat dari informan bidan adalah apakah informan pernah mendapatkan informasi tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif dari organisasi IBI (Ikatan Bidan Indonesia) di Kabupaten Tapanuli Utara. Informasi yang di dapat informan bidan dapat di lihat pada matriks 4.6.

Matriks 4.6 Sumber Informasi dari IBI (Ikatan Bidan Indonesia)

Informan Pernyataan

1 Mendukung.. ada juga dibahas tentang ASI Eksklusif pas pertemuan. Ya..kita umpamanya disarankan lah supaya ASI itu..ASI Eksklusif itu..dijalankan, kayak gitu..

(29)

4 Iya pernah lah pasti..dijelaskan pas pertemuan IBI gitu kan.. kayak apa..mm... pentingnya pemberian ASI..gituu..ASI Eksklusif lah.. sama peran kita, sama tugas-tugas kita menjadi bidan kayak gitu..

5 Kan adanya kayak jadwalnya gitu..seminar gitu..kadang ya tergantung dibahas pada saat seminar itulah. Misalnya tentang IMD, tentang asuhan Ibu hamil, Ibu bersalin, kayak gitu.. baru tentang peraturan-peraturan Bidan di desalah.. ada juga tentang ASI Eksklusif. Kalo masalah di Tapanuli Utara ini kalo ada kasuslah..

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dalam program APN (Asuhan Persalinan Normal) telah menetapkan 58 langkah dimana IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan ASI Eksklusif masuk dalam urutan prosedur tetap seorang bidan dalam melakukan pertolongan persalinan.

(30)

Berdasarkan uraian pernyataan informan diatas, dapat dilihat bahwa para informan mendapatkan informasi tentang ASI Eksklusif pada saat pertemuan organisasi IBI (Ikatan Bidan Indonesia), dimana organisasi IBI di Kabupaten Tapanuli Utara mendukung informan dalam memberikan Asuhan ASI Eksklusif. Secara keseluruhan informan sudah mendapatkan informasi mengenai ASI Eksklusif dari organisasi IBI (Ikatan Bidan Indonesia).

4.3.2.2Pernyataan Informan tentang Kerjasama dengan Produsen Susu Formula

Matriks 4.7 Pernyataan Informan tentang Kerjasama dengan Produsen Susu Formula

Informan Pernyataan

1 Kayaknya disini belum pernah, paling sampai Sarulla, karena jauh itu mungkin..

2 Kalau kesini engga, kalo ke pertemuan IBI datang..Pas pertemuan IBI..kayaknya kita disuruh beli ya..apa orang itu..ee..engga disuruh beli, cuman dikasih tau, ini produk ini..ini produk ini..produk ini begini..cuman orang itu menyediakan bagi siapa yang mau beli, kan gitu.. Kalau saya butuh, kadang saya beli..

3 Engga.. kebanyakan mereka memesannya kayak dari Medan gitu..

4 Enggak pernah pulak kesini, ke tempat kami ini..

(31)

Berdasarkan matriks diatas terlihat bahwa dari 5 orang informan, tidak satupun informan bekerja sama dengan produsen susu formula. Satu orang informan mengatakan karena lokasi Simangumban yang terlalu jauh, satu orang informan mengatakan produsen susu datang pada saat pertemuan IBI, jadi informan membeli susu formula pada saat pertemuan IBI tersebut. Satu informan yang lain mengatakan mereka mendapatkan susu formula dengan memesan ke Medan. Dan ada 1 informan lain mengatakan pasien ibu hamil sudah membeli langsung dari luar dan membawanya ketika mau persalinan.

Secara keseluruhan, penelit melihat bahwa tidak ada informan yang bekerjasama dengan produsen susu formula mengingat lokasi yang jauh dari ibukota kabupaten, yaitu sekitar 35 km dengan waktu tempuh menggunakan transportasi mobil sekitar 2,5 jam. Selain itu informan juga mengatakan bahwa masih banyak masyarakat di Kecamatan Simangumban yang kurang mampu, sehingga pengganti ASI dari ibu yang menyusui bukan digantikan dengan susu formula melainkan air putih.

4.3.2.3 Pernyataan Informan Kepala Puskesmas tentang dukungan terhadap Pemberian Asuhan ASI Eksklusif

(32)

dari dinas kesehatan karena cakupan ASI Eksklusif yang rendah. Pernyataan informan kepala puskesmas tersebut, untuk mengetahui bentuk dukungan puskesmas, dan apakah benar informan bidan memberikan KIE ASI Eksklusif pada ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui. Pernyataan informan dapat dilihat pada matriks 4.8.

Matriks 4.8 Pernyataan Informan Kepala Puskesmas

Pertanyaan Jawaban

Berapa cakupan atau jumlah anak yang mendapat ASI Eksklusif di Kecamatan Simangumban?

Kalau kita globalkan, secara global seluruh desa karena Simangumban memiliki 8 Desa, kalau kita simpulkan cakupan yang mendapatkan ASI Eksklusif itu sekitar 60%..

Apa yang Bapak ketahui tentang ASI Eksklusif?

(33)

Apakah program ASI Ekslusif masuk ke minilok bulanan puskesmas?

Kalau ke minilok bulanan, kita memberikan setiap bulannya sekedar arahan kepada bidan-bidan kita untuk tetap, terus dan terus memberikan arahan atau bimbingan ke masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif

Apakah program IMD menjadi salah satu program Puskesmas?

Iya..program IMD sebenarnya, e..itupun sudah kita arahkan kepada..pertama-tama pada bidan kitalah, karena bidan sebagai ujung tombak di

Jadi kami bentuknya sekedar, ee..penyuluhan, dari kami jadi pas kegiatan posyandu, dari kami tim turun ke lapangan, mengikuti kegiatan posyandu dan memberikan penyuluhan di Posyandu tersebut.

(34)

Apakah produsen susu formula pernah membantu

Puskesmas dalam

menjalankan suatu kegiatan di Puskesmas Simangumban?

Engga ada.. jadi murni dari..ee..murni dari bantuan bidan tersebut, poskesdes, dan juga sokongan dari Puskesmas, ee..berbentuk kunjungan dan memberikan penyuluhan.

Berdasarkan matriks diatas terlihat bahwa informan mengetahui apa itu ASI Eksklusif dan program ASI Eksklusif juga masuk ke dalam program PWS-KIA (Pemantauan Wilayah Setempat-Kesehatan Ibu dan Anak) di Puskesmas Simangumban. Dalam minilok bulanan, Puskesmas Simangumban juga membahas ASI Eksklusif seperti cakupan ASI Eksklusif yang sudah tercapai.

Selain itu, informan mengatakan bahwa IMD (Inisiasi Menyusu Dini) juga merupakan program Puskesmas Simangumban, dimana bidan menjadi ujung tombak di desa-desa dalam meningkatkan cakupan ASI Eksklusif. Informan juga mengatakan mereka turut berperan dalam meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dengan cara datang dan memberikan penyuluhan pada saat posyandu.

(35)

Secara keseluruhan, Puskesmas sudah memberikan dukungannya kepada para bidan untuk melaksanakan Asuhan ASI Eksklusif dalam meningkatkan cakupan ASI Eksklusif di Kecamatan Simangumban. Bentuk dukungan dari Puskesmas Simangumban berupa datang dan memberikan penyuluhan pada saat posyandu.

Program PWS-KIA (Pemantauan Wilayah Setempat-Kesehatan Ibu dan Anak) juga menjadi salah satu program di Puskesmas Simangumban. Dalam minilok bulanan, Puskesmas Simangumban juga membahas ASI Eksklusif seperti cakupan ASI Eksklusif yang sudah tercapai.

4.4 Perilaku Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap suatu stimulus. Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, perilaku Ibu dalam memberikan ASI Eksklusif terbentuk di dalam diri seorang Ibu menyusui dan dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu pengetahuan seorang Ibu menyusui, perilaku bidan dalam pemberian Asuhan ASI Eksklusif, dan Budaya di lingkungan tempat tinggal Ibu.

4.4.1 Pengetahuan Informan Ibu tentang ASI Eksklusif

(36)

Matriks 4.9 Pengetahuan Informan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif

Informan Pernyataan

01 ASI Eksklusif itu..ee..pemberian ASI saja, engga pakai makanan pendamping mulai dari lahir sampai umur bayi 6 bulan..

02 Enggak pernah ku dengar..

03 Untuk kekebalan tubuh biar gak gampang sakit.

04 ASI Eksklusif itukan..praktis, hemat..Gak perlu mengocok susu lagi, dang porlu be dungo malam nai iba mangocok susu.. (gak perlu lagi bangun malam aku untuk mengocok susu..)

05 ASI Eksklusif itukan apa..istilahnya hanya memberi ASI sajakan selama 6 bulan, tidak ada campurannya..

Berdasarkan matriks diatas terlihat bahwa tidak satupun informan dapat menjawab dengan tepat apa itu ASI Eksklusif. Dua orang informan menjawab bahwa ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan tambahahan, 2 orang informan mengatakan bahwa ASI Eksklusif untuk kekebalan tubuh, lebih hemat dan praktis. Dan juga 1 orang informan tidak mengetahui apa itu ASI Eksklusif karena tidak pernah mendengarnya.

4.4.2 Pernyataan Informan Ibu Menyusui tentang KIE ASI Eksklusif pada saat pelayanan Antenatal care (ANC)

(37)

Matriks 4.10 Pernyataan Informan tentang KIE ASI Eksklusif pada saat pelayanan Antenatal care (ANC)

Informan Pernyataan

1 Enggak ada dikasih informasi, Cuma dikasih vitamin, penimbangan, suntik TT ada juga.. Tentang perawatan payudara ada sih.. Tapi enggak.. enggak terlalu mendalam .. Enggak ada penyuluhan khusus untuk itu..

2 Gak ada dijelaskan tentang itu.. Sama sekali ga ada..

3 Paling di anjurkan makanan yang bergizi seperti sayur, dan disuntik juga, suntik TT..

4 Penyuluhan pentingnya ASI & ASI Eksklusif dang adong (ga ada)..ga ada..

5 Membersihkan apanya itukan..payudaranya.. Ada juga dijelaskan tentang ASI itu.

Berdasarkan matriks diatas dapat dilihat bahwa 3 orang informan menyatakan bahwa mereka tidak ada mendapatkan KIE ASI Eksklusif pada saat pelayanan antenatal care (ANC). Satu informan yang lain mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang perawatan payudara, dan tidak terlalu mendalam pembahasannya. Satu informan juga mengatakan bahwa informan mendapatkan KIE ASI Eksklusif mengenai perawatan payudara dan ASI. Secara keseluruhan, informan belum mendapatkan secara lengkap dan detail mengenai KIE ASI Eksklusif pada saat pelayanan Antenatal care (ANC) dari bidan.

4.4.3 Pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

(38)

Dini) pada saat membantu persalinan. Pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dapat dilihat pada matriks 4.11.

Matriks 4.11 Pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

Informan Pernyataan

1 Enggak, enggak pakai IMD aku, karena ASI nya belum ada. Pakai susu bantu juga aku.. 3 hari baru ada ASI ku..3 hari udah ada ASI nya, sampai 6 bulan hanya ASI Eksklusif.. 2 Iya, dikasih..

3 Iya.. di papodom tu dadahu.. (Iya, di letakkan ke dadaku..) 4 Ido.. na ri ahai di baen do tu dadaku lao mangalului susu kan..

ale, ala dang kaluar ASI ku na ri ahai, gabe dilean ma susu bantu attong.. (Iya.. kemaren diletakkan ke dadaku. Tapi kan..karena ga keluar langsung ASI ku kemaren itu, jadi dikasih la susu bantu kemaren itu..)

5 Iya.. di letakkan di dadaku kemaren, untuk mencari apa..susunya. tapi 2 hari ku rasa baru keluar apanya..ASI nya.. Cuman di olesin aja air putih di bibirnyaselama 2 hari. Tapi di oles aja ya..ga di kasih minum gitu..

(39)

Secara keseluruhan proses IMD (Inisiasi Menyusu Dini) belum berjalan karena ASI yang tidak langsung keluar sehingga bayi langsung diberikan makanan tambahan seperti susu formula, dan air putih.

4.4.4 Pernyataan Informan Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

Pertanyaan yang diajukan ke informan tambahan mengenai pemberian ASI Eksklusif, untuk mengetahui apakah benar informan bidan memberikan KIE ASI Eksklusif pada ibu menyusui. Pemberian ASI Eksklusif oleh informan ibu menyusui dapat dilihat pada matriks 4.12.

Matriks 4.12 Pernyataan Informan Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

Informan Pernyataan

1 Tiga hari baru ada ASI ku.. tiga hari sudah ada ASI nya, sampai 6 bulan hanya ASI Eksklusif.

2 Engga.. pakai susu bantu nya ini (anaknya).

3 Satu hari kemudian.. Susu bantu itu susu SGM lah dikasih tapi begitu keluar ASI nya gak dikasih lagi..

4 Cuma ASI saja dan susu formula.. Susu Formula ku kasih kalau lagi ke sekolah..

5 Dua hari baru ada ASI ku kemarin ku rasa.. Barulah aku kasih anakku ASI tok sampai umur 6 bulan kemarin..

(40)

dapat menghasilkan ASI, yaitu 1-3 hari setelah kelahiran sampai bayi berumur 6 bulan. Sedangkan 2 informan lainnya yang juga tidak memproduksi ASI setelah melahirkan, memberikan susu formula kepada bayinya kemudian setelah si ibu mampu menghasilkan ASI, si ibu memberikan susu formula dan ASI secara bersamaan.

Secara keseluruhan, pemberian ASI Eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, belum terlaksana. Karena ASI yang tidak keluar pada saat bayi baru lahir, sehingga bayi sejak lahir sudah diberikan makanan tambahan seperi susu formula, dan air putih.

(41)

Matriks 4.13 Pernyataan Informan Ibu tentang KIE ASI Eksklusif pada saat Posyandu

Informan Pernyataan

1 Ada juga sih dijelaskan tentang ASI Eksklusif.. Ya kalau ditanya sih, dikasitau sama bidannya..

2 Gak ada.. Enggak ada dijelaskan.. 3 Cuma apa nya.. Imunisasi suntik itu..

4 Cuma disuruh ke Posyandu anaknya rajin, di timbang anaknya, makan yang teratur, makan yang bergizi..

5 Tentang ASI Eksklusif ada juga sih..

(42)

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai perilaku bidan dalam pemberian Asuhan ASI Eksklusif (Studi Kasus di Kecamatan Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara) Tahun 2017, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik bidan dalam melaksanakan Asuhan ASI Eksklusif yaitu berusia

antara 32-43 tahun, memiliki pendidikan D-III Kebidanan, dan lama tugas 9-23 tahun menjadi seorang bidan.

2. Pengetahuan bidan tentang ASI Eksklusif masih rendah karena bidan belum bisa menjelaskan secara lengkap bahwa pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Bahkan masih ada bidan yang ragu menjelaskan bahwa pemberian ASI Eksklusif adalah mulai dari lahir sampai berusia 6 bulan.

3. Perilaku bidan dalam memberikan Asuhan ASI Eksklusif adalah belum sesuai dengan Asuhan ASI Eksklusif yang terdapat dalam Asuhan Kebidanan.

(43)

5. Masih rendahnya kesadaran para bidan akan pentingnya pemberian Asuhan ASI Eksklusif berupa KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) secara lengkap dan tepat kepada ibu-ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui yang sesuai dengan Asuhan ASI Eksklusif yang terdapat dalam Asuhan Kebidanan.

5.2 SARAN

1. Diharapkan kepada pihak Dinas Kesehatan Tapanuli Utara untuk mengadakan evaluasi mengenai pelaksanaan Asuhan ASI Eksklusif yang dilakukan oleh seorang bidan dalam meningkatkan cakupan ASI Eksklusif di Kecamatan Simangumban serta melakukan seminar dan sosialisasi mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif.

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga berdasarkan Desa di
Tabel 4.2 Jumlah Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) & Pos Pelayanan
Tabel 4.4 Karakteristik Informan Tambahan

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan, kesimpulan dari karya ilmiah ini adalah semua pasien (Ny.R, Nn.Sa, Ny.Su) mengalami peningkatan terhadap kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi. Saran, saran

peran masing masing aktor dan mekanisme jejaring ini bekerja untuk menyokong kelanggengan PKL. Untuk memahami lebih dalam tentang dinamika yang terjadi dibalik mekanisme

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Adapun metode adalah prosedur untuk membantu

Penelitian ini mengunakan metode penelitian analisis kualitatif dengan pendekatan kualitatif-komparatif untuk mengetahui perbandingan hasil belajar setelah mengunakan

Berbagai jenis TEMPO yang digunakan sebagai mediasi proses reaksi oksidasi baik mono, oligo maupun polisakarida untuk prubahan bentuk struktur secara regioselektif pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh celebrity endorser dan typical-person endorser pada iklan sampho Clear dan mengetahui pengaruh celebrity endorser

4. Pendapat yang arjahdiantara kedua pendapat tersebut adalah pendapat Al-Washliyah berdasarkan alasan dan juga dalil yang dikemukakan oleh tokoh Al-Washliyah lebih

Penelitian tentang tinjauan kriminologis terhadap tindak pidana narkotika di Kabupaten Demak adalah Yuridis Empiris yaitu penelitian berdasarkan fakta – fakta yang ada di