• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran pengetahuan dan sikap remaja putriTentang kesehatan reproduksiDi smp negeri 6 binjaiTahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran pengetahuan dan sikap remaja putriTentang kesehatan reproduksiDi smp negeri 6 binjaiTahun 2014"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa

masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini.

Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi

pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang

pro-duktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 menyatakan bahwa kesehatan

reproduksi remaja merupakan faktor penting yang harus mendapat perhatian untuk

mewujudkan masyarakat sehat, sesuai visi Indonesia Sehat 2015. Remaja sebagai

kelompok umur terbanyak dalam struktur penduduk Indonesia, merupakan fokus

perhatian dan intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya manusia masa

depan sebagai generasi penerus bangsa. Kelompok remaja rentan usia 10-19 tahun,

sesuai dengan proporsi remaja di dunia diperkirakan 1,2 milyar atau sekitar 1/5 dari

jumlah penduduk dunia. Resiko kesehatan reproduksi remaja terkait dengan masa

awal kematangan organ reproduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya

kebersihan organ-organ reproduksi, perilaku seks bebas, masalah kehamilan yang

terkait pada remaja usia sekolah diluar pernikahan, dan terjangkitnya penyakit

(2)

Data demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi

remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Sembilan ratus juta

berada di negara berkembang. Data demografi di Amerika Serikat menunjukkan

jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi. Di Asia Pasifik jumlah

penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja

umur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik kelompok umur 10-19

tahun adalah 22%, yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja

perempsuan. (Soetjiningsih, 2010)

Di Amerika Serikat seks bebas dilakukan para remaja mengalami peningkatan

setiap tahunnya sekitar 1%. Sekitar 40% remaja perempuan hamil sebelum tamat

sekolah menengah, 50% diantaranya melakukan abortus dan sisanya melahirkan

bayinya. Selain itu adanya penularan penyakit menular seksual pada remaja setiap

tahunnya sebanyak 20 juta kasus. ( Soetjiningsih, 2010)

Menurut World Health Organization (WHO, 2012) sekitar 16 juta remaja

perempuan melahirkan setiap tahun, sebagian besar di negara berpenghasilan rendah

dan menengah. Diperkirakan 3 juta perempuan berusia 15-19 menjalani aborsi yang

tidak aman setiap tahun. Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, komplikasi

dari kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian di kalangan

perempuan berusia 15-19 tahun. Kematian bayi baru lahir sebasar 50% lebih tinggi

(3)

seksualitas, sehingga diperkirakan 36% dari laki-laki muda dan 24% dari wanita

muda berusia 15-24 tahun di negara berpenghasilan rendah dan menengah memiliki

pengetahuan komprehensif benar tentang bagaimana mencegah HIV.

Di Indonesia frekuensi terbesar remaja yang pernah melakukan hubungan seks

pranikah berada pada kelompok umur 20-24 tahun yaitu sebesar 60,1%, remaja yang

mengalami kehamilan yang tidak diinginkan sebanyak 58,5% berada pada umur

15-19 tahun dan rata-rata 15-19 tahun remaja telah melakukan aborsi. Menurut Survey

Demogarafi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukan kelompok umur

20-24 tahun pada wanita yaitu sebesar 1,8% telah melakukan hubungan seksual.

Kelompok 15-19 tahun wanita telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah

sebesar 0,7%.

Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010),

diketahui sebanyak 51 % remaja di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi

telah melakukan hubungan seks pranikah. Dari kota-kota lain di Indonesia juga di

dapatkan data remaja yang sudah melakukan seks pranikah tercatat 54% di Surabaya,

47% di Bandung, dan 52% di Medan.

Pengetahuan remaja terhadap reproduksi kesehatan manusia masih sangat

rendah. Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Indonesia (SKRRI) 2002 – 2003

menunjukkan bahwa 21% perempuan dan 28% laki-laki tidak mengetahui tanda

(4)

dasar pada remaja mencerminkan kurangnya pengetahuan tentang resiko yang

berhubungan dengan tubuh mereka dan cara menghindarinya. Demikian juga halnya

dengan pengetahuan mereka tentang masa subur dan resiko kehamilan. Hanya 29%

perempuan dan 32% laki-laki menjawab benar bahwa seorang perempuan

mempunyai kemungkinan besar menjadi hamil pada siklus periode haid. Secara

umum, pengetahuan perempuan tentang resiko menjadi hamil hanya dengan sekali

melakukan hubungan seksual lebih tinggi (50%) di bandingkan dengan laki-laki yaitu

46%. (Pinem, 2009)

Berdasarkan penelitian Hari Suhut dkk (2009) mengenai Gambaran

Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMAN 1 Cililin

dengan jumlah responden 365 orang diperoleh hasil pada aspek pengetahuan baik

(15,3%), cukup (50,7%), dan kurang (34%).

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Martini (2012) di SMA Muhammadiyah 1

Seragen mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang kebersihan daerah kewanitaan

saat menstruasi dari 30 responden diperoleh hasil 2 siswi (6,67%) dalam kategori

baik, 24 siswi (80%) dalam kategori cukup, 4 siswi (13,33%) dalam kategori kurang.

Hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Karo (2011) terhadap

pengetahuan remaja tentang perilaku seks menyimpang dan efeknya bagi kesehatan

(5)

bahwa remaja yang berpengetahuan baik 2 orang (4,5%), cukup 10 orang (22,7%),

dan yang kategori kurang 32 orang (72,7%).

Hasil penelitian supriadi (2012) menunjukkan bahwa faktor yang yang

menyebabkan kehamilan pranikah pada remaja putri di Desa Sambirejo Kecamatan

Binjai Kabupaten Langkat yaitu adanya tekanan dari pacar sebanyak 84,8%, adanya

rasa penasaran nikmatnya melakukan hubungan seks sebanyak 84,8%, adanya

tekanan dari teman sebanyak 75,8%, adanya kebutuhan badaniah sebanyak 69,7%,

kurangnya pengetahuan remaja tentang kehamilan sebanyak 54,5%, dan

melampiaskan diri sebanyak 51,5%.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan di SMP Negeri 6 Binjai pada 10

orang siswa putri bahwa ditemukan 5 orang remaja yang merasa bingung, belum

mengerti cara membersihkan atau merawat alat kelamin/alat reproduksi dalam

sewaktu menstruasi (haid), 3 mengatakan sudah mendapat informasi tentang

menstruasi dan perawatan baik dari orang tua, maupun dari buku-buku. Yang lebih

memperhatinkan ternyata 2 orang masih belum mengerti bahwa setelah menstruasi

dapat terjadi kehamilan, 7 orang dari mereka masih kurang pengetahuan tentang

kesehatan reproduksi.

Meskipun telah cukup banyak dilakukan studi/penelitian gambaran mengenai

(6)

reproduksi di SMA, namun peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian

khusus pada remaja dengan rentang usia 13-15 tahun atau kelas VII-IX SMP .

Dari data-data di latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk membuat judul

penelitian Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Kesehatan

Reproduksi di SMP Negeri 6 Binjai Tahun 2014.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang

menjadi perumusan masalah penelitian adalah bagaimana Gambaran Pengetahuan

dan Sikap Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi di SMP Negeri 6 Binjai

Tahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi di SMP Negeri

6 Binjai Tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik remaja putri terhadap kesehatan reproduksi.

(7)

3. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri terhadap kesehatan

reproduksi.

4. Mengetahui gambaran sikap remaja putri terhadap kesehatan reproduksi

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Remaja Putri

Meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi

2. Bagi Institusi Pendidikan

Merupakan masukan yang dapat memperkaya kepustakaan dan untuk

melakukan peningkatan pendidikan tentang kesehatan reproduksi remaja

putri.

3. Bagi Peneliti

Untuk mengembangkan kemampuan peneliti di bidang penelitian serta

untuk menambah pengetahuan peneliti tentang kesehatan reproduksi pada

remaja.

4. Bagi Dinas Kesehatan/Puskesmas

Memberikan informasi kepada pihak Dinas Kesehatan / Puskesmas agar

Referensi

Dokumen terkait

Paket Hemat 2 terdiri dari Modul SD, SMP, Skill Count SD dan SMP, English Skill, Administrasi v.4 dengan Logo Aqila Course, Biaya bagi hasil sebesar Rp 1.000,- per siswa

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 52 TAHUN 2012 TANGGAL 20 JULI

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan, risiko keuangan tidak berpengaruh signifikan, nilai perusahaan berpengaruh signifikan,

Saklar Otomatis Sederhana Kendali Suara adalah rangkaian saklar otomatis yang dikendalikan oleh suara, yaitu suatu alat yang dipergunakan untuk membantu menggantikan peran atau

[r]

Program Pertukaran Guru Korea Indonesia 2015 Sekolah Dasar Cheonggye Muan Meningkatkan Profesionalisme Guru Bahasa Inggris Melalui Pembelajaran Teks Diskusi Diplomasi Kebahasaan

Strategi AIDA ( Attention , Interest , Desire , Action )ini yang pasti guna memperoleh konsumen atau pelanggan dalam produknya.Penelitian ini betujuan untuk mengetahui

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Syam dan Djalil (2006) tentang pengaruh orientasi profesional terhadap konflik peran: interaksi antara partisipasi anggaran dan