• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Dental

Penelitian pada dekade yang lalu mengemukakan plak gigi sebagai biofilm yaitu akumulasi komunitas mikroba yang melekat pada suatu permukaan. Plak dental merupakan akumulasi mikroba yang melekat pada permukaan gigi. Bakteri kebanyakan hidup pada suatu permukaan, membentuk komunitas kehidupan yang dapat memberikan keuntungan lebih dibanding kehidupan secara planktonik. Matriks ekstraseluler diproduksi oleh biofilm bakteri membungkus komunitas mikroba dan melindunginya dari lingkungan sekitar, termasuk serangan dari agen kemoterapi. Matriks akan membantu untuk melindungi bakteri di dalam biofilm dari antibiotik dan antiseptik dan meningkatkan kelangsungan hidup koloni. Metode mekanis seperti menyikat gigi, penggunaan sikat gigi interdental dan membersihkan karang gigi dapat menghambat pertumbuhan dan membersihkan plak. Antiseptik seperti obat kumur dapat membantu mengkontrol biofilm, tetapi ekstraknya harus diolah sehingga kandungan senyawa antibakteri dapat menembus plak dan ke bakteri patogen.7

(2)

Tabel 1. Keterlibatan bakteri pada kolonisasi plak dental.9

Perlekatan Bakteri Reseptor Pasangan Koagregasi Bakteri Koloni awal

Streptococcus oralis Pengikatan Galaktos, Pemecahan sel bakteri

Streptococcus mitis Pengikatan Galaktos Capnocytophaga ochracea, Fusobacterium nucleatum, S. gordonii

S. gordonii A-amylase, Prolin kaya

protein, Pemecahan sel bakteri

Fusobacterium nucleatum, Porphyromonas acene, S. mitis, S. oralis, S. sanguis

S. sanguis Pemecahan sel bakteri A.naeslundii, H. parainfluenzae, P. loescheli, S. gordonii,V. atypical

Koloni menengah

F. nucleatum Capnocytophaga sputigens, C. ochracea,

S. oralis, S. mitis, P. acnes, S. gordonii, Capnocytophaga gingivalis, Actinomyces israelli, H. parainfluenzae, V. atypical, A.naeslundii, Actinobacillus

mycetemcomitans

Veillonella atypical S. oralis, A.actinomycesnaeslundii,

V. atypical

Pervotella loescheli S. oralis, S. sanguis

Actinomyces naeslundi Prolin kaya protein S. gordonii, S. oralis, S. sanguis, F. nucleatum, V. atypical

C. gingivalis A.israelli, F. nucleatum

Koloni akhir

A.actinomycetemcomita ns

F. nucleatum

Eubacterium F. nucleatum, P. gingivalis

Treponema spp F. nucleatum

P.gingivalis F.nucleatum

(3)

2.1.1. Proses Pembentukan Plak

Pola pembentukan biofilm plak dapat dibagi menjadi tiga fase: (1) Pelekatan bakteri ke permukaan keras (2) Pembentukan mikrokoloni pada permukaan (3) Pembentukan matang, biofilm plak subgingiva.

Pelekatan awal bakteri dimulai dengan pembentukan pelikel. Pelikel adalah lapisan tipis dari protein saliva yang menempel pada permukaan gigi dalam beberapa menit setelah pembersihan. Pelikel bertindak seperti perekat dua sisi, berpegang pada permukaan gigi di satu sisi dan menyediakan permukaan lengket yang memfasilitasi keterikatan bakteri pada permukaan gigi di sisi lain.

Setelah pembentukan pelikel, bakteri mulai menempel pada permukaan luar pelikel tersebut. Bakteri terhubung ke pelikel dan satu sama lain dengan ratusan struktur mirip rambut yang disebut fimbriae. Setelah melekat tetap, bakteri mulai memproduksi zat yang merangsang bakteri bebas lain untuk bergabung dengan komunitas ini. Dalam 2 hari pertama, jika pembersihan tidak dilakukan, permukaan gigi yang dikolonisasi akan didominasi oleh cocci fakultatif Gram positif, terutamanya spesies streptokokus. Pembentukan koloni dimulai setelah permukaan gigi telah ditutupi dengan bakteri yang menempel. Biofilm berkembang terutamanya melalui pembelahan sel bakteri yang sudah melekat, bukan melalui pelekatan bakteri baru. Plak berkembang cepat dalam fase awal dan lebih lambat dalam biofilm yang lebih matang.

(4)

Inflamasi gingiva tidak muncul sehingga terjadinya perubahan di dalam biofilm yang terdiri dari bakteri Gram positif ke bakteri anaerob Gram negatif. Sebuah mikrokoloni bakteri subgingiva, yang terdiri dari bakteri Gram negatif anaerob, terbentuk pada sulkus gingiva antara 3 dan 12 minggu setelah awal pembentukan plak supragingiva.8

Gambar 1. Gambaran tahap pembentukan plak biofilm. 1. Pelekatan Bakteri 2. Kolonisasi awal 3. Kolonisasi sekunder 4. Pematangan biofilm.8

2.1.2. Komposisi Plak Dental

Rongga mulut menyediakan lingkungan untuk mikroorganisme yang terlibat dalam pembentukan plak dental. Rongga mulut juga menyediakan media untuk pertumbuhan bakteri yang menyebabkan kerusakan gigi. Spesies dari beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yang ditemukan dalam rongga mulut termasuk spesies Enterococcus, Peptostreptococcus, Streptococcus, Staphylococcus, Actinomyces, Corynebacterium, Eubacterium, Lactobacillus, Aggregatibacter (sebelumnya Actinobacillus), Haemophilus, Bacteroides, Campylobacter, Leptotrichia,

Porphyromonas, Capnocytophaga, Prevotella, Tannerella, Eikenella, Treponema,

Fusobacterium, dan Wolinella. Hal ini juga diketahui bahwa mayoritas bakteri dalam

(5)

dominan di dalam rongga mulut dan segelintir bakteri dalam plak dental adalah dari kolonisasi primer (yaitu, Streptococcus sanguis, S. oralis, S. mitis). Bakteri kolonisasi sekunder dalam plak dental adalah jenis streptokokus dan beberapa bakteri spesis lain.9

2.1.3. Klasifikasi Plak Dental

Menurut penelitian Viorica Chetrus dan I.R. Ion, berdasarkan lokasinya plak dental dapat dibedakan menjadi dua yaitu supragingiva dan subgingiva. Plak supragingiva sering ditemui pada sepertiga gingiva dari permukaan mahkota gigi, daerah interproksimal, pit dan fisur beserta daerah lain yang terkait. Plak subgingiva berada di bawah batas dentogingiva biasanya dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu daerah pelekatan gigi, daerah perlekatan epitel dan daerah tanpa perlekatan.10

2.2 Kontrol Plak

Kontrol plak adalah prosedur penyingkiran plak mikroba dan debris makanan dalam rongga mulut. Konsep kontrol ada dua yaitu mekanis dan kimia.13 Prosedur kontrol secara mekanis merupakan prosedur yang paling efektif dalam menghambat plak.8 Untuk menjaga kesehatan periodontal, pasien harus membersihkan plak setiap kali terjadi akumulasi.14

2.3 Obat Kumur

Obat kumur didefinisikan sebagai larutan non-steril yang digunakan untuk mengurangi bakteri mulut. Obat kumur umumnya diklasifikasikan untuk estetik dan terapi atau kombinasi keduanya. Obat kumur komersial adalah produk yang membantu mengurangi bau mulut, mengurangi bakteri di mulut dan menyegarkan mulut dengan rasa yang menyenangkan. Perawatan dengan obat kumur sering memiliki manfaat yang sama dengan estetik tetapi juga mengandung tambahan bahan aktif, contohnya fluoride atau khlorhexidin, yang membantu melindungi dari beberapa penyakit mulut.

(6)

Beberapa produk memiliki komposisi yang sama seperti pasta gigi tetapi tidak abrasif. Berbeda dari pasta gigi, kebanyakan larutan kumur mengandung alkohol, sebagai pengawet dan bahan semi-aktif. Konsentrasi alkohol biasanya berkisar 18-26%.15

2.3.1 Ekstrak Herbal

Menurut WHO, lebih dari 80% dari populasi dunia bergantung pada pengobatan tradisional yang sebagian besar ditanam untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan primer. Di India, koleksi dan pengolahan tanaman obat dan tanaman produk berkontribusi terhadap perekonomian nasional setiap tahun. Tanaman adalah salah satu sumber paling penting dari obat-obatan. Tanaman obat secara luas digunakan seluruh dunia dalam dua bidang yang berbeda dari manajemen kesehatan; sistem obat tradisional dan sistem kedokteran modern.16

2.4 Sirih Merah

Tanaman sirih merah (Piper crocatum) merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Selain itu, sirih merah termasuk salah satu unsur penting yang harus ada dalam setiap upacara adat di Jawa khususnya di Jogjakarta karena dipercaya memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi. Tanaman sirih merah ini termasuk dalam famili Piperaceae.18

(7)

Gambar 2. Sirih Merah 19

Taksonomi sirih merah.20

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliphyta

Kelas : Magnolipisida

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : betle

2.4.1 Kandungan sirih merah

(8)

menjaga keawetan bahan tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan degan yang disimpan dalam bentuk bahan mentah.4

Banyak penelitian menunjukkan daun sirih mengandung zat tepung, diastases, gula dan menyusun minyak essensial dari safrole, alil pirokatekol monoacetate, eugenol, terpinen-4-ol, eugenil asetat dan sebagainya.18 Penapisan fitokimia daun sirih merah menunjukkan adanya kandungan minyak atsiri.20

Minyak atsiri daun sirih merah mengandung senyawa a-pinenam a-tuyan, sabinen, b-mirsena, kamfen dan trans-kariofilen. Nilai KHM untuk bakteri Gram positif yaitu

Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis secara berurutan

sebesar 1%, 0.25%, 0.5%.20

2.4.2 Aktifitas Antimikroba

Senyawa flavanoid dan tannin pada fraksi etilsetat mempunyai efek antimikroba yang kuat terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian Ditijen menyebutkan bahwa pada daun sirih dijumpai senyawa flavonoid dan tannin yang bersifat antimikroba, dan senyawa karvakrol yang memiliki daya membunuh bakteri lima kali lebih kuat dari fenol biasa, berarti fraksi etilasetat daun sirih merah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh adanya bakteri Candida albicans, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.21

(9)

karvakrol memberikan bau yang khas pada daun sirih dan memiliki daya bunuh bakteri lima kali lebih besar dari fenol biasa.29

(10)

2.5 Kerangka Teori

`

Daun Sirih Merah

Alkaloid

Menghambat aktifitas antimikroba pada bakteri Gram positif yaitu Staphylococcus aureus, Streptococcus salivarius dan Streptococcus

sanguis serta bakteri Gram negatif seperti Klebsiella pneumonia dan

Pseudomonas aeruginosa

Mengurangi pembentukan plak dental

Flavonoid Tannin

Kandungan Senyawa

Saponin

(11)

2.6 Kerangka Konsep

`

Variabel Terikat:

Akumulasi plak selama 7 hari

Variabel Terkendali:

1. Volume obat kumur yang digunakan.

2. Lama penggunaan obat kumur. 3. Waktu dan frekuensi menyikat

gigi.

4. Metode menyikat gigi yaitu metode bass.

5. Jenis pasta gigi dan sikat gigi. 6. Cara berkumur

Variabel Tak Terkendali:

1. Jumlah makanan yang dikonsumsi

Variabel Bebas:

Gambar

Tabel 1. Keterlibatan bakteri pada kolonisasi plak dental.9
Gambar 1. Gambaran tahap pembentukan plak biofilm. 1. Pelekatan Bakteri  2. Kolonisasi awal 3
Gambar 2. Sirih Merah 19

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka

Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem. Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website

Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh dari sikap guru berdiskusi melalui supervise akademik adalah 79,38 kategori “cukup”,sedangkan pada siklus II nilai

Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti jabarkan di atas, maka secara keseluruhan dari beberapa penjabaran dalam buku Soeharto, Bapak Pembangunan Indonesia

Pengungkapan risiko utang Pemerintah dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai perkembangan risiko dalam kurun waktu lima tahun dan proyeksi risiko utang pada

Stack merupakan salah satu bagian dari struktur data yang sangat berguna dalam pengolahan data komputer, sedangkan Queue juga merupakan salah satu jenis struktur data yang

Untuk lebih lanjut penulis akan membahas masalah ini dalam sebuah Penulisan Ilmiah yang diberi judul DNA komputer sebagai pengganti chip mikroprosesor silikon yang mampu

Menurut komariah (2011:4) ki hajar dewantara, pada waktu mengembangkan sistem pendidikan melalui perguruan taman siswa mengartikan pendidikan sebagai upaya suatu