• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Turut Serta Melakukan Tindak Pidana Pemerasan Yang Dilakukan Oleh Oknum Polri (studi Putusan No.80 Pid.B 2010 PN.Mdn)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Turut Serta Melakukan Tindak Pidana Pemerasan Yang Dilakukan Oleh Oknum Polri (studi Putusan No.80 Pid.B 2010 PN.Mdn)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM MENJATUHKAN

PIDANATERHADAP TURUT SERTA MELAKUKAN TINDAK PIDANA

PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM POLRI BERDASARKAN PUTUSAN N0. 80/Pid.B/2010/PN-MDN

1. Pertimbangan Hukum Hakim

Pengambilan keputusan sangat diperlukan oleh hakim dalam membuat

keputusan yang akan dijatuhkan kepada terdakwa. Dalam pengambilan keputusan

ini hendaknya hakim dapat melihat dengan cermat kesesuaian fakta-fakta yang

ada dengan bukti-bukti yang dihadirkan dipersidangan sehingga dalam

menjatuhkan suatu keputusan tidak menyimpang dari apa yang seharusnya dan

tidak melanggar hak-hak asasi yang dimiliki oleh terdakwa.

Putusan hakim diajukan setelah dilakukan pembuktian, tuntutan

pidana, pembelaan, replik, dan duplik. Dalam perkara ini, Terdakwa tidak

mengajukan pembelaan secara tertulis, sehingga jawab-menjawab (replik-duplik)

tidak dilakukan. Oleh karena itu, Majelis Hakim melakukan penjatuhan putusan

yang merupakan tujuan akhir dari suatu pemeriksaan perkara agar mengetahui

bersalah atau tidaknya terdakwa. Putusan yang dijatuhkan Pengadilan, tergantung

dari hasil mufakat musyawarah Hakim berdasar penilaian yang mereka peroleh

dari surat dakwaan yang dihubungkan dengan segala sesuatu yang terbukti dalam

pemeriksaan di sidang Pengadilan.41

(2)

Adapun yang menjadi isi dari putusan yang dijatuhkan oleh Majelis

Hakim adalah sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa FERDIAN PURWO SETIO tersebut diatas telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana “Turut serta melakukan Pemerasan“.

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana

penjara selama 3 (tiga) bulan.

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

4. Memerintahkan Terdakwa tetap dalam tahanan.

Adapun pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang

memeriksa dan mengadili perkara dengan Nomor 80/Pid.B/2010/PN,Mdn dalam

menjatuhkan putusan pada dasarnya berdasarkan pada fakta-fakta yang terungkap

di muka persidangan berupa :

a. Keterangan saksi-saksi yaitu : 1. Saksi Arga Paramanto Siagian

- Pada hari Kamis tanggal 29 Oktober 2009 sekitar pukul 22.30

Wib di Jalan Gaharu Gg. Langgar No.15 Medan Timur tempat

kos saksi, tiba-tiba dating terdakwa bersama dengan

teman-temannya untuk menangkap saksi karena dikira menggunakan

(3)

- Pada awalnya saksi diajak Taufik dan Erik untuk patungan

membeli sabu-sabu tetapi saksi tidak mau;

- Karena saksi tidak mau, lalu saksi keluar dari kos;

- Sekitar pukul 22.00 Wib saksi kembali ke kos, kemudian

melihat Taufik dan Erik sedang menggunakan sabu-sabu di

dalam kamar kos nya;

- Saksi berusaha mengusir Taufik dan Erik dari kosnya;

- Pada saat itulah bersamaan datang Abdul Tamba dengan

teman-temannya termasuk terdakwa;

- Pada saat itulah polisi Abdul Tamba dan teman-temannya

menuduh saksi menggunakan sabu-sabu sedangkan Taufik

dan Erik yang menggunakan sabu-sabu pergi begitu saja;

- Saksi disuruh mengakui menggunakan sabu-sabu oleh Abdul

Tamba dan disuruh memegang plastik kecil berisi serbuk

putih lalu di foto;

- Abdul Tamba menyuruh saksi menghubungi orangtua saksi

melalui handphone dan setelah itu meminta uang Rp 200 Juta

kepada orang tua saksi agar tidak diserahkan ke kantor polisi;

- Selanjutnya terjadi negosiasi dan sepakat antar orang tua saksi

dengan Abdul Tamba sebesar Rp 50 Juta;

- Pada hari Jumat tanggal 30 Oktober 2009 saksi dibawa para

(4)

oleh Ferdian Purwo Setio kearah Jalan Gatot Subroto dang

orang tua saksi datang dengan membawa uang Rp 50 Juta dan

diserahkan kepada Abdul Tamba laku saksi dilepaska;

- Terdakwa hanya ikut teman-temannya dan paling berperan

adalah Abdul Tamba;

- Sekarang saksi sudah berdamai dan memaafkan perbuatan

Terdakwa sedangkan uang Rp 50 Juta sudah dikembalikan

oleh para pelaku kepada orang tua saksi;

Atas keterangan saksi tersebut Terdakwa membenarkannya.

2. Saksi Antoni Pangaribuan

- Saksi bersama Arga telah ditangkap oleh Abdul Tamba dan

teman-temannya termasuk Terdakwa pada hari Kamis tanggal

29 Oktober 2009 sekitar pukul 19.00 Wib di tempat kos di

Jalan Gaharu Ujung Gg. Langgar No. 15 Medan karena telah

menggunakan sabu-sabu;

- Pada waktu itu yang dibawa polisi Arga dan Rio sedangkan

saksi dilepaskan lalu saksi menghubungi orang tua Arga;

- Setelah orang tua Arga datang, saksi melihat menyerahkan

uang kepada Abdul Tamba di Jalan Gatot Subroto sejumlah

Rp 50 Juta lalu Arga dilepaskan oleh Ferdian Purwo Setio;

(5)

3. Saksi Panata Fringady Manurung,ST

- Pada hari Kamis tanggal 29 Oktober 2009 sekitar pukul 16.00

Wib saksi diajak Abdul Tamba untuk datang ke Jalan Gaharu

Medan yang menyatakan ada pekerjaan;

- Sampai di Jalan Gaharu Medan bertemu dengan Abdul Tamba

dan terdakwa bersama dengan Taufik, Erik, Hidayat dan

Sofian;

- Di tempat tersebut Abdul Tamba mengatakan akan

menangkap pengedar dan pengguna sabu-sabu;

- Selanjutnya menuju tempat kos Arga Paramanto Siagian yang

sebelumnya Abdul Tamba telah menyuruh Taufik dan Erik

untuk mengajak Arga menggunakan sabu-sabu;

- Selanjutnya dilakukan penangkapan kepada Arga Paramanto

lalu Abdul Tamba menyuruhnya untuk menghubungi orang

tua Arga untuk meminta uang sebesar Rp 200 Juta agar Arga

dilepaskan;

- Akhirnya orang tua Arga bersepakat dengan Abdul Tamba

untuk menyerahkan uang sebesar Rp 50 Juta, dan kemudian

menyerahkan uang tersebut di Jalan Gatot Subroto;

- Setelah uang tersebut diterima, Abdul Tamba menyuruh

(6)

- Antar orang tua Arga dengan Terdakwa telah terjadi

perdamaian dan uang Rp 50 Juta telah dikembalikan kepada

orang tua Arga;

b. Keterangan Terdakwa Ferdian Purwo Setio

- Benar pada tanggal 29 Oktober 2009 sekitar pukul 16.00 Wib

Terdakwa diajak Abdul Tamba ke Jalan Gaharu Medan dan

pada saat itu juga menelepon Panata Fringady Manurung, ST;

- Sekitar pukul 22.00 Wib Abdul Tamba menyuruh Taufik dan

Erik pergi untuk bertemu dengan Arga yang kemudian

mengajak Arga untuk menghisap sabu-sabu;

- Kemudian sekitar pukul 22.00 Wib Terdakwa bersama Abdul

Tamba mendatangi kos Arga dan melakukan penangkapan

terhadap Arga dan Rio yang diborgol oleh Abdul Tamba;

- Kemudian Arga dibawa ke Jalan Krakatau (dekat sungai Deli)

Medan, Abdul Tamba menyuruh Arga untuk menghubungi

orang tuanya dan meminta uang sebesar Rp 200 Juta agar

dilepaskan;

- Kemudian antara Abdul Tamba dengan orang tua Arga

mencapai kesepakatan untuk memberikan uang sebesar Rp 50

Juta, dan penyerahan uang dilakukan di Jalan Gatot Subroto

Medan;

(7)

- Saat ini antara orang tua Arga dengan Terdakwa sudah

berdamai dan uang tersebut telah dikembalikan kepada orang

tuan Arga;

c. Petunjuk

Bahwa dari keterangan saksi-saksi dan terdakwa yang bersesuaian

antara satu dengan yang lain, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut

:

- Bahwa pada hari Kamis tanggal 29 Oktober 2009 sekitar

pukul 22.00 Wib terdakwa bersama dengan Abdul Tamba,

Panata Fringady Manurung, ST, menangkap Arga Paramanto

Siagian di tempat kosnya Jalan Gaharu Ujung Gg. Langgar

No.15 Medan;

- Bahwa setelah Arga Paramanto Siagian ditangkap kemudian

Abdul Tamba meminta tebusan uang kepada orang tua Arga

sebesar Rp 200 Juta dan kemudian disanggupi sebesar Rp 50

Juta;

- Bahwa setelah uang diterima oleh Abdul Tamba kemudian

Arga dilepaskan lalu uangnya dibagi-bagikan dan Terdakwa

menerima bagian sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah);

- Saat ini telah terjadi perdamaian dengan orang tua Arga

Paramanto Siagian dan uangnya telah dikembalikan sebesar

(8)

d. Barang Bukti

Adapun barang bukti yang diajukan dalam persidangan adalah uang

tunai sebesar Rp 2.000.000 (dua juta rupiah).

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan yang telah

penulis uraikan di atas dan untuk menanggapi tuntutan yang diajukan oleh Jaksa

Penuntut Umum, Hakim memberikan pertimbangan hukum sebagai berikut :

a. Bahwa berdasarkan surat dakwaan yang disusun secara alternatif

oleh Jaksa Penuntut Umum yakni dalam dakwaan pertama

terdakwa didakwa melakukan perbuatan yang melanggar Pasal 368

ayat (1) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, dan pada

dakwaan kedua terdakwa didakwa melakukan perbuatan yang

melanggar Pasal 333 ayat (1) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1

KUHP;

b. Dari fakta-fakta yang terungkap di persidangan Majelis Hakim

akan mempertimbangkan dakwaan pertama yaitu Pasal 368 ayat

(1) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP karena lebih mendekati

dengan unsur-unsur dakwaan pertama yang menurut perumusan

deliknya mengandung unsur-unsur :

1. Barang siapa

2. Unsur secara melawan hukum menguntungkan diri sendiri

atau orang lain, memaksa seseorang dengan kekerasan atau

(9)

seluruhnya atau sebahagian adalah kepunyaan orang lain

yang dilakukan secara bersekutu

c. Bahwa dari fakta yang terungkap dipersidangan pada hari Kamis

tanggal 29 Oktober 2009 Terdakwa diajak oleh Abdul Tamba dan

Panata Fringady Manurung, ST ke kos saksi Arga Paramanto

Siagian untukl melakukan penangkapan;

d. Bahwa terhadap saksi Arga dilakukan penangkapan dengan alasan

karena menggunakan sabu-sabu padahal sebenarnya saksi Arga

tidak menggunakan shabu-shabu. Hal tersebut hanya alasan untuk

mendapatkan uang dari orang tua Arga yang bernama Pandapotan

Siagian dengan meminta uang Rp 200 Juta kalau Arga ingin

dilepaskan;

e. Bahwa setelah terjadi negosiasi akhirnya disepakati uang Rp 50

Juta yang akhirnya uang tersebut oleh Pandapotan Siagian

diserahkan kepada Abdul Tamba lalu Arga dilepaskan;

f. Bahwa sebelum dilepaskan Arga dibawa dengan mobil dan

diborgol dan pada waktu Abdul Tamba menerima uang dari

Pandapotan Siagian sementara Terdakwa menjaga Arga di dalam

mobil;

g. Bahwa dari uraian pertimbangan tersebut diatas, seluruh

(10)

karena itu dakwaan tesebut telah tebukti secara sah dan

meyakinkan;

h. Bahwa sebelumnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan

terlebih dahulu apakah Terdakwa adalah orang yang mampu

mempertanggung jawabkan perbuatannya di depan hukum;

i. Bahwa menurut pengamat Majelis selama berlangsungnya

persidangan perkara ini, dapat disimpulkan Terdakwa adalah orang

yang mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan

hukum, hal ini terlihat dari tingkah laku, cara bicara, dan bertutut

kata serta penalarannya dalam mengikuti jalannya sidang,

disamping itu tidak ternyata bahwa Terdakwa mempunyai alasan

pemaaf dan atau alasan pembenar yang dapat meniadakan

pertanggungjawaban pidana pada dirinya, oleh karenanya maka

haruslah dijatuhi pidana setimpal dengan kesalahannya;

j. Bahwa sebelumnya perlu dipertimbangkan hal-hal yang dapat

mempengaruhi berat-ringannya pidana tersebut :

Hal-hal yang memberatkan :

- Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat

- Perbuatan Terdakwa merugikan orang lain

Hal-hal yang meringankan :

- Terdakwa mengakui perbuatannya dan menyesalinya

(11)

- Antara Terdakwa dengan pihak Korban telah berdamai

k. Bahwa dengan mengingat tuntutan Penuntut Umum dan akibat

yang ditimbulkan oleh perbuatan Terdakwa serta mengingat pula

hal-hal yang memberatkan dan meringankan tersebut di atas, maka

menurut hemat Majelis, Pidana yang akan dijatuhkan kepada

Terdakwa sebagaimana dicantumkan dalam amar putusan,

dipandang sudah tepat dan telah memenuhi rasa keadilan;

l. Bahwa karena Terdakwa pernah ditahan, maka haruslah ditetapkan

agar masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, dan untuk menjamin

penyelesaian perkara ini dengan baik, kepada Terdakwa haruslah

ditetapkan perintah agar tetap dalam tahanan;

m. Bahwa tentang barang bukti berupa : uang tunai sebesar Rp

2.000.000 (dua juta rupiah);

n. Bahwa karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana,

maka kepadanya juga harus dibebani untuk membayar biaya

perkara yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan;

2. Analisis Kasus

Dengan memperhatikan amar putusan Majelis Hakim, terlihat bahwa

hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap terdakwa didasarkan pada fakta-fakta

(12)

Penuntut umum, keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa, barang-barang

bukti, petunjuk, dan unsur-unsur delik yang didakwakan.

Adapun vonis yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim dalam Perkara No.

80/Pid.B/2010/PN.Mdn., adalah vonis bersalah terhadap terdakwa Ferdian Purwo

Setio dengan hukumana pidana penjara tiga (3) bulan karena telah terbukti secara

sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yaitu turut serta

melakukan tindak pidana pemerasan, dimana terdakwa merupakan seorang

anggota Polri.

Adapun yang menjadi pertimbangan Majelis Hakim dalam

menjatuhkan hukuman terhadap terdakwa berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan yuridis dan sosiologi yaitu diantaranya :

1. Pertimbangan yuridis

Dari fakta yang telah terungkap di persidangan, Majelis Hakim

mempertimbangkan apakah perbuatan yang terdakwa lakukan telah

memenuhi unsur-unsur dari Pasal yang didakwakan Jaksa Penuntut

Umum kepada terdakwa.

Bahwa Majelis Hakim telah mempertimbangkan surat dakwaan

Penuntut Umum, yang dibuat dalam bentuk alternatif. Majelis Hakim

memakai dakwaan yang pertama yaitu Pasal 368 ayat (1) KUHP Jo

Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP karena telah memenuhi unsur-unsur

yang terkandung dalam surat dakwaan sehingga tidak perlu

(13)

dengan adanya tiga (3) orang saksi yang dihadirkan oleh Jaksa

Penuntut Umum di muka persidangan, dan kesaksian tersebut

dibenarkankan oleh Terdakwa. Selain itu, Majelis Hakim telah

mempertimbangkan keterangan terdakwa dan didukung dengan alat

bukti serta petunjuk yang menunjukkan adanya persesuaian antara

keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa, serta telah

menimbang bahwa terdakwa dinyatakan telah terbukti bersalah dan

tidak didapati hal-hal yang dijadikan penghapusan pidana, baik alasan

pemaaf maupun alasan pembenar.

Berdasarkan pertimbangan yuridis di atas, penulis setuju dengan

pertimbangan-pertimbangan yang telah dilakukan oleh Majelis Hakim karena

sudah sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan.

2. Pertimbangan Sosiologis

Adapun pertimbangan sosiologis yang dilakukan oleh Majelis Hakim

terhadap terdakwa yaitu dengan mempertimbangkan hal-hal yang

memberatkan dan meringankan terdakwa.

Namun, pada hal-hal yang memberatkan terdakwa, Majelis Hakim

tidak mempertimbangkan bahwa terdakwa adalah seorang anggota Polri sehingga

terdakwa seharusnya mencerminkan perilaku yang baik.

Dalam menjatuhkan pidana, Majelis Hakim kurang

(14)

turt serta.Terdakwa didakwakan sebagai orang yang turut serta melakukan tindak

pidana pemerasan, dimana orang-orang yang turut serta dalam melakukan suatu

tindak pidana, dipidana sebagai petindak atau pelaku.Hal tersebut sudah dimuat

dalam dakwaan Penuntut Umum dengan mendakwakan terdakwa dengan Pasal

368 ayat (1) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Dalam hal keturutsertaan (deelneming), terdakwa sebagai orang yang

turut melakukan (medeplegen) sudah dianggap sebagai pelaku (daders) karana

dalam perkara ini, terdakwa sudah memenuhi unsur-unsur delik sebagaimana

telah dimuat dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum. Apabila seorang turut

serta melakukan suatu tindak pidana telah memenuhi semua unsur-unsur delik,

maka dengan sendirinya perbuatan orang yang turut melakukan akan

menghasilkan pelaku tindak pidana (daderschap) sebagaimana dimaksud dalam

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.42

Variasi-variasi turut serta yaitu :43

a. Penyerta yang (turut) melakukan tindak pidana itu, tidak

mengetahui bahwa tindakkanya itu merupakan tindak pidana, atau

ia terpaksa melakukannya, dan sebagainya (manus manistra);

42 P.A.F. Lamintang, Op.Cit., hal 630.

43

(15)

b. Penyerta benar-benar sadar dan langsung turut serta melakukan

tindak pidana (medeplegen);

c. Penyerta melakukan tindak pidana karena adanya sesuatu

keuntungan baginya atau ia dipermudah untuk melakukannya ;

d. Penyerta hanya sekedar membantu saja;

e. Ia dipandang sebagi penyerta dalam suatu pelanggaran, karena ia

adalah pengurus dan sebagainya.

Dalam perkara ini terdakwa sebagai penyerta yang benar-benar sadar

melakukan tindak pidana (unsur-unsur delik terpenuhi) hal ini dibuktikan dalam

keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa yaitu :

“Bahwa terdakwa Ferdian Purwo Setio ditelepon oleh Abdul Tamba,

dan berjanji bertemu di Jalan Gaharu, setelah samapai terdakwa bertemu dengan

Abdul Tamba dan temannya yang lain yaitu Panata Fringady Manurung, St,

Taufik Prayudan Als Saddam, Erik Strada Als Erik, M. Hidayat Als Uncu, dan

Sopian.Setelah itu Abdul Tamba menyuruh Taufik Prayudan als Saddam dan Erik

Strada Als Erik untuk mendatangi korban yaitu Arga Paramanto Siagian di

kos-kosannya yang terletak di Jalan Gaharu Ujung Gg. Langgar No 15 Medan Timur.

Setelah sampai di kos korban sekitar puku 22.00 Taufik dan Erik tiba di kos

(16)

Dari keterangan di atas, bahwa terdakwa secara sadar melakukan

tindak pidana, dimana ia mengetahui maksud dari perbuatan mereka, yaitu

mendengar dan mengetahui bahwa teman-teman Abdul Tamba disuruh untuk

mengajak korban untuk menghisap sabu-sabu, dan kemudia mereka melakukan

penangkapan terhadap korban. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk

menjebakm korban, dan melakukan pemerasan terhadap korban melalui orangtua

korban.Sehingga, dengan sadarnya terdakwa sebagai pelaku turut serta

seharusnya terdakwa sudah dianggap sebagai pelaku tindak pidana.maka, sesuai

dengan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP terdakwa dihukum sebagai orang yang

melakukan peristiwa pidana, dan patut dihukum sesuai tindak pidana yang di

dakwakan.

Sehingga penulis tidak sependapat atau tidak setuju dengan putusan

hakim yang menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Ferdian Purwo Setio dengan

pidana penjara selama 3 (tiga) bulan penjara, yang seharusnya ancaman pidana

sesuai Pasal 368 ayat (1) KUHP adalah 9 tahun penjara.

Selain itu, mengingat perbuatanTerdakwa Ferdian Purwo Setio telah

menimbulkan kerugian yang cukup besar terhadap korban yaitu Arga Paramanto

Siagian beserta dengan orang tuanya, selain itu perbuatan Terdakwa juga telah

mencemarkan nama baik korban dan orang tua korban karena menuduh korban

telah menggunakan sabu-sabu. Selain itu, putusan Majelis Hakim juga tidak

(17)

putusan Hakim telah mengatakan bahwa Terdakwa telah terbukti dalam turut

serta melakukan tindak pidana pemerasan. Sebagaimana tercantum dalam Pasal

368 ayat (1) KUHP ancaman pidana penjara adalah 9 (Sembilan) tahun, namun

putusan pengadilan sangatlah tidak sesuai yang menjatuhkan putusan pidana

penjara selama 3 (tiga) bulan terhadap Terdakwa. Sehingga menurut penulis,

putusan Majelis Hakim kurang mencerminkan rasa keadilan.

Kemudian, Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap

Terdakwa tidak mengingat bahwa Terdakwa adalah seorang anggota Polri,

sehingga perlu adalah pertimbangan Hakim dalam penjatuhan hukuman dengan

mengacu pada Pasal 52 KUHP yang bunyinya sebagai berikut : “ Jikalau seorang

pegawai negeri melanggar kewajibannya yang istimewa dalam jabatannya karena

melakukan perbuatan boleh dihukum, atau pada waktu melakukan perbuatan yang

boleh dihukum memakai kekuasaan, kesempatan atau daya upaya yang diperoleh

dari jabatannya, maka hukumannya ditambah dengan sepertigannya”.

Selain itu, Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap

terdakwa kurang memperhatikan latar belakang tindak pidana yang dilakukan,

dimana terdakwa melakukan turut serta melakukan tindak pidana pemerasan

kepada korban karena memaksa korba untuk mengakui bahwa korban adalah

pengguna sabu. Terdakwa bersama dengan teman-temannya memakai

(18)

kasus narkotika di masyarakat mendapat perhatian khusus karena sebagai salah

satu kejahatan yang berbahaya.

Dengan demikian hukuman terhadap Terdakwa seharusnya ditambah

sepertiga dari ancaman hukuman dari pasal yang didakwakan terhadap terdakwa,

yakni Pasal 368 ayat (1) KUHP dengan ancaman pidana 9 (Sembilan) tahun

penjara. Sehingga menurut hemat penulis, penjatuhan hukuman penjara 3 (tiga)

bulan tersebut sangatlah tidak mencerminkan rasa keadilan dengan mengingat

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian (1) model konseptual hasil analisis matrik menyimpulkan peta dasar yang digunakan harus berskala kecil (lingkup Provinsi Jawa Barat) dan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pihak-pihak yang terkait dalam implementasi sistem poin di SMA Negeri 4 Lubuklinggau yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penokohan yang terdapat dalam novel Syahadat dari Negeri Sutra karya Fitri Nurhati berdasarkan teknik showing dan teknik telling ditemukan

peluit dibunyikan sebagai tanda agar kelompok pertama dan kelompok kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok, dengan

Penggunaan media konvensional dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi membuat siswa kurang tertarik dalam pelajaran, sehingga berpengaruh dalam hasil

Dengan memahami petunjuk, siswa dapat menjelaskan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah tentang menjaga kebersihan di lingkungan rumah dengan tepat.

Satker BLKI Kendari Tahun Anggaran 2014 dapat mengajukan sanggahan melalui LPSE Kementerian Tenaga. Kerja dan

Langkah yang dilakukan untuk mengetahui apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi PT Intan Pariwara sudah sesuai dengan kajian teori adalah dengan membandingkan