Khalayak
Maya
Dalam
Media
Online
Studi
Reception
Analysis
te ntang
Inte raktivitas
pada
Te ks
Suara
Surabaya.ne t
Ido Prijana Hadi
1
Abstract
Internet as a global com puter‐network that com bine im age, m otion‐pictures, text, and audio‐visual. Internet has differentiated itself from earlier m edia types through what is called as interactivity. Interactivity is an uniq ueness of internet m edia particularly in term s of its contents, such as feedback mechanism through email (electronic m ail), online chat‐room or live interviews. Its inform ation is easily searchable, updated at any tim e, and can be linked to other sites.
The research was carried out to find out how user reception on interactivity in online m edia on the site of Suara Surabaya.net. And how to access subjective m eanings that they have created based on their understanding on online media so far. The research is also interested in looking into user reception on inform ation and com m unication technology based on its relevance with the selected them e namely discourse on global m edia in web site of Radio Suara Surabaya.
Interactivity value of Suara Surabaya.net was obtained by users through hyperlinks, book‐m arking the site of Suara Surabaya.net and mechanism of feedback that provide users with opportunities to get in touch with editorial staff, as well as other users. Therefore, that can respond to one another by m eans of users to users nam ely individuals interact with other individuals in online discussion, more de‐ m assified in nature – personal (nullifying things that are m assed in nature); Whereas response of users to docum ents are individuals access rubrics of news, article, archive, searching, photograph, and so on. News can be fram ed and regulated into any format wanted by users, not waiting anym ore for schedules of m edia publishing tim e (publishing tim e periodicity). Users are unham pered in accessing the req uired inform ation. Meanwhile users to com puters (online transaction) is interaction with users to the com puter itself.
Keywords : interactivity, audience, reception.
1
Latarbelakang
Se makin popularnya inte rne t se bagai se buah medium komunikasi sejak 1990‐an me rupakan fe nome na te rse ndiri. Inte rne t se bagai jejaring komputer global me nciptakan dunia maya, dimana lautan data, informasi, maupun pe nge tahuan diolah, diprose s, disimpan, ditransmisikan, dan se re ntak
dihadirkan ke mbali. Inte rne t be rbe da de ngan me dia konve nsional
se be lumnya, kare na ia dapat me re ngkuh dan me nggabungkan citra, gambar‐ ge rak, te ks, dan audio‐visual (se lanjutnya dise but Multime dia) se cara se mpurna dan nyata. Inte rne t me mbe dakan diri dari jenis media sebelumnya yang se arah de ngan apa yang dise but inte raktivitas (interactivity).
Inte raktivitas me rupakan ke unikan dalam me dium inte rne t terutama dalam hal isinya, se pe rti adanya me kanisme feedback me lalui e‐mail (electronic m ail), obrolan online (online chatroom s) atau wawancara langsung. Informasinya mudah dite lusur (searchable), te r‐update (dipe rbarui) setiap saat, dan dapat dihubungkan (link) ke situs lain (Folke rts, 2004:53). Nilai lainnya adalah adanya sifat globalitas, kone ktivitas komunikasi personal, ekonomis dan politik, se rta hilangnya kontrol jurnalistik atas pasar informasi. Di pihak lain, komunikasi inte rne t me njangkau ke mungkinan mendapatkan informasi de ngan satu cara yang be lum te rse dia sampai saat ini.
Pada akhirnya pe riode inte rne t me munculkan rise t komunikasi massa, dimana pada awalnya rise t inte rne t me mfokuskan pada tiga pe nge mbangan yaitu pe ningkatan jumlah pe ngakse s inte rnet, pertumbuhan pe rbe daan antara isi me dia online dan off‐line dan perubahan hubungan yang te rjadi antara me dia dan publiknya (Pavlik, 2004: 442). Yang disebut terakhir, me rupakan pe rubahan yang sifatnya alami pada khalayak karena hadirnya te knologi komunikasi dan informasi, se hingga khalayak yang sifatnya massa akhirnya me nuju interactive m edia user.
Studi ini dilakukan pada te ks be rupa website Suara Surabaya (http://www.suarasurabaya.ne t) dalam hubungannya de ngan user. Alasan pe ne liti me milih me dia ini, kare na se pe rti dike tahui, radio konve nsional Suara Surabaya 100 FM te lah me ne rapkan konse p format radio news dan informasi yang inte raktif se jak 1995 be rikut tim re daksi inte raktif atau gatekeeper de ngan motto News, Inte raktif, dan Solutif, yang me ndapat atensi luar biasa dari audience Surabaya hingga se karang. Analogi dari konse p format radio news dan informasi yang sudah dite rapkan, se rta me ngikuti pe rke mbangan te knologi dan te le komunikasi, maka se jak tahun 2000 ketika
dunia me masuki e ra digital news (e ra cyberspace), Suara Surabaya
Metode Penelitian
Pe ne litian ini me rupakan pe ne litian kualitatif de ngan
me nggunakan paradigma inte rpre tif konstruktifis de ngan me tode reception analysis, dimana se cara me todologis reception analysis adalah merujuk pada se buah komparasi antara analisis te kstual wacana me dia dan wacana khalayak, yang hasil inte rpre tasinya me rujuk pada konte ks, se perti cultural setting dan context atas isi me dia lain (Je nse n, 2003 : 139). Khalayak dilihat se bagai bagian dari interpretive com m unitive yang se lalu aktif dalam me mpe rse psi pe san dan me mproduksi makna, tidak hanya sekedar menjadi individu pasif yang hanya me ne rima saja makna yang diproduksi oleh media massa (McQuail, 1997:19).
Studi reception analysis be rusaha untuk me nge tahui bagaimana khalayak me mahami, me nginte rpre tasi isi pe san (me mproduksi makna), be rdasarkan pe ngalaman (story of life) dan pandangannya selama melakukan inte raksi dan me ngonsumsi isi me dia online se lama ini. Konstruksi pe mahaman informan atas isi me dia yang te rinte grasi dalam ke hidupan
ke se hariannya me rupakan se buah prose s panjang yang me ngakumulasi
me njadi se buah pe ngalaman yang sangat be rharga dalam diri informan, te rmasuk pe mahaman me re ka akan inte raktivitas. Pe ne liti me le takkan ke be naran‐ke be naran atau asumsi‐asumsi alamiah atas fenomena (bracketing) yang dipahami ole h pe ngakse s atas wacana me dia online dan interaktivitas.
Ke mudian de ngan wawancara, pe ne liti me ndapatkan pe ngakuan dan
pe ngalaman‐pe ngalaman se hari‐hari me re ka selama menjadi pengakses situs Suara Surabaya.ne t.
Sasaran pe ne litian adalah me dia Suara Surabaya.net, sedangkan para informan adalah users yang me ngkonsumsi situs Suara Surabaya.net se kaligus se bagai khalayak. Yang te rmasuk dalam krite ria ini adalah orang‐ orang (pe ngakse s/ users) yang log on me ngakse s situs www.suarasurabaya.net online dan me mpunyai kontak de ngan Suara Surabaya me lalui mekanisme feedback online se rta be rdasarkan database yang dimiliki media tersebut. Baik se bagai existing netter maupun yang masuk dalam target m arket.
Te knik pe ngumpulan data me lalui wawancara me ndalam
batasan konse p yang akan dipakai dalam me nginte rpre tasi te ks be rupa website Suara‐Suarabaya.ne t, yang ke mudian akan dianalisis secara integratif me lalui konse ptual te oritik ole h pe ne liti.
Pembahasan
a Internet dan Wacana Khalayak Global
Wacana se buah me dia konve nsional (radio) yang berkembang ke arah me dia online (inte rne t) de ngan cara me mbuka website, pada akhirnya me lahirkan konve rge nsi. Se buah inte grasi antara me dia konve nsional, te le komunikasi dan te knologi informasi (multime dia dan inte rne t) yang me mudahkan akse s informasi bagaikan me lalui jalan raya informasi bebas hambatan (inform ation superhighway). Konve rge nsi me dia juga te lah me ngubah komunikasi dari yang sifatnya te rbatas me njadi global. Tidak dibatasi wilayah, ne gara, bahkan bangsa. Se hingga, globalisasi akibat internet
ini me mbe rikan ke mampuan komunikasi se cara instan yang bisa
me runtuhkan se kat privasi.
Me dia inte rne t me mpunyai ke mampuan me nghadirkan
multime dia, salah satunya mate ri audio visual. Se hingga isu broadcast audio live (radio online ) dalam dunia ke radioan yang se makin mode rn me njadi me nge muka. Me lalui layanan baru ini dise minasi (jangkauan) informasi me njadi se makin luas dapat dicapai, se rta me ngubah ke biasaan hidup dan be ke rja, me ngubah pe rse psi te ntang dunia, dan ke yakinan orang. Atau me minjam istilah Walte r Lippmann (1946) me dia te rus menerus membangun gambaran dalam be nak kita (picture in our head). Apa yang dilakukan oleh SS Me dia de ngan me ngadopsi broadcast audio live me lalui inte rne t di SS.ne t se be narnya tidak le pas dari pe ndapat te rse but agar eksistensi media ini tetap te rjaga (citra), se makin be rke mbang, bahkan mampu me njangkau audience dimana pun me re ka be rada di dunia.
Me mbicarakan me dia online dibandingkan de ngan me dia
konve nsional analog (tradisional), dari pe rspe ktif kajian me dia sebenarnya
te rle tak pada kapasitas komunikasinya. Audience online me miliki
Se me ntara, me nurut Je nse n (1998) me misahkan berbagai macam me dia, yang ke mudian dise but me dia “pull” dan “push”. Tradisional media, se pe rti TV, radio, dan film, me mpunyai karakte ristik “push”, dimana isi me dia diciptakan ole h me dianya untuk pe mbaca, pendengar dan pemirsanya. Se dangkan dalam “pull” me dia (inte rne t) isinya diciptakan ole h pengguna. Audience pe rannya le bih aktif ke tika surfing on the net daripada ketika surfing saluran TV.
b Internet Sebagai Sebuah Medium
Marshall McLuhan (1999: 7) se orang pe ngamat te levisi waktu itu, me nyatakan bahwa, the m edium is the m essage. Bahwa me dium yang dipakai untuk me nyampaikan informasi dan pe san, me mbe ntuk format pe san itu se ndiri. McLuhan me nganggap me dia se bagai pe rluasan manusia. Media yang be rbe da‐be da me wakili pe san yang be rbe da‐beda. Media menciptakan dan me mpe ngaruhi cakupan se rta be ntuk dari hubungan‐hubungan dan ke giatan‐ke giatan manusia. Pe ngaruh me dia de ngan adanya ke majuan te knologi me njadi sangat dahsyat bagi umat manusia. Me dia te lah campur tangan dalam ke hidupan manusia se cara le bih ce pat daripada sebelumnya, juga me mpe rpe nde k jarak diantara bangsa‐bangsa.
Dunia masa de pan adalah se pe rti yang digambarkan McLuhan dalam Understanding Media (1964) se bagai kampung global (global village), dimana masyarakat be rinte raksi dan dibe ntuk ole h te knologi e lektronik di dunia yang se makin me nge rut. Artinya, se makin dimungkinkan te rjadinya pe rtukaran gagasan, pe nje lajahan ide , pe rtukaran informasi dan komunikasi yang nyaris tak te rbe ntur ole h ruang dan waktu. Te knologi telah melahirkan apa yang dise but se bagai me dia baru (new m edia), yang sebenarnya merujuk ke pada se buah pe rubahan dalam prose s produksi me dia, distribusi dan pe nggunaan. Me dia baru tidak te rle pas dari key term se pe rti digitality, interactivity, hypertextuality, dispersal dan virtuality (Liste r, 2003: 13). Dalam konse p digitality se mua prose s me dia digital diubah (disimpan) ke dalam bilangan, se hingga ke luarannya (out put) dalam be ntuk sumbe r online, digital disk, atau m em ory drives yang akan diubah dan dite rima dalam layar monitor atau dalam be ntuk ‘hard copy’. Se dangkan, konse p Interactivity me rujuk
ke pada adanya ke se mpatan dimana te ks dalam me dia baru mampu
me mbe rikan users untuk ‘write back into the text’. Se me ntara konsep dispersal me dia baru le bih ke pada prose s produksi dan distribusi me dia me njadi decentralised dan me ngandalkan ke aktifan individu (highly individuated).
Akan te tapi, ke tika muncul Inte rne t di Indone sia tahun 1995‐an dan booming dot com , ‐ yang me nurut se pe nge tahuan pe ne liti te rjadi antara tahun 1998‐ 2000 ‐ re aksinya be rbe da‐be da. Ada me dia ce tak dan e le ktronik yang justru me lakukan sine rgi, se hingga me njadi ke kuatan, yakni dengan cara membuka e disi ce tak online atau e disi e le ktronik online dan e disi realtim e news. Fe nome na ini te rus be rke mbang di Indone sia sejak era reformasi 1998 sampai se karang se iring de ngan ke majuan te knologi informasi dan komunikasi.
Hasil pe ne litian ini me rupakan re pre se ntasi suara khalayak atau be rbicara atas nama khalayak Suara Surabaya Me dia (SS Media) yang sejak tahun 2002 te lah me nge mbangkan e ra cyberspace me lalui Suara Surabaya.net. Dimana pe ne liti me mpe role h informan yang be rusia 33‐56 tahun, memiliki latar be lakang suku, budaya, te mpat tinggal, pe ndidikan, pe ke rjaan serta me miliki inte nsitas yang be rbe da dalam me ngakse s situs SS.ne t. Intensitas yang ada me ne mukan te rdapat informan yang se tiap hari mengakses SS.net (satu kali se hari, ±30 me nit); se ring (dua‐tiga kali se minggu, atau satu bulan e nam kali); jarang (satu bulan se kali); pe rnah (te rgantung ke butuhan).
Nilai inte raktivitas SS.ne t yang dipe role h users disamping dari hyperlinks, juga kare na adanya pe ngalaman masa lalu, sehingga membookmark situs SS.ne t untuk me mudahkan me ngingat. Ke mudian, adanya nilai guna, search engines SS.ne t yang me mudahkan pe ngguna, dan adanya mekanisme feedback yang me mbe rikan ke se mpatan users untuk be rhubungan de ngan re daksi, maupun users lain. Se hingga diantara me re ka dapat saling merespon se cara users to users yaitu individu be rinte raksi de ngan individu lain dalam diskusi online , sifatnya le bih de‐m assified – pe rsonal (meniadakan hal‐hal yang be rsifat massa). Se dangkan re spon users to docum ents adalah individu me ngakse s rubrik news, article, archive, searching, foto, dan sebagainya. Berita bisa di fram e dan diatur ke dalam format yang diinginkan users, tidak lagi me nunggu jadwal waktu te rbit me dia (pe riodisasi waktu te rbit). Te rdapat ke le luasaan users dalam me ngakse s informasi yang dibutuhkan. Sementara users to com puter (transaksi online ) adalah inte raksi de ngan users de ngan kompute r itu se ndiri.
c Interaktivitas
dan bagian mana yang diabaikan. Headlines (te ks yang me ngarahkan dapat dide finisikan se bagai
a dialog that occurs between a hum an and a com puter program (this include e‐ m ails. Online charst, and discussion group, as at either end of the com m unication flow it is a hum an interacting with a com puter program, with Tankard, 2001: 370) me nde finisikan inte raktivitas se bagai “the degree to which participants in a com m unications process have control over, and can exchange roles
Adapun klasifikasi daripada le ve l inte raktivitas masing‐masing me dia me nurut karakte ristiknya dapat dilihat dalam T abel 1.3 be rikut ini :
Kecepatan Rendah Rendah
Menengah
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Jangkauan
Akurasi Rendah Tinggi Rendah
medium
Rendah Tinggi Tinggi
Selektivitas Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi
Interaktivitas Tinggi Rendah Rendah Meneng
ah
Meneng ah
Meneng ah
Stimuli Richness Tinggi Rendah Meneng ah
Sumbe r : Dijk, Jan Van. 2004. The SAGE Handbook of Media Studies. Editor‐in‐ Chie f, John D.H. Downing. Associate Editors; De nnis McQuail, Philip Schle singe r, Elle n Warte lla. California : SAGE. p.154
d Pemahaman dan Pemaknaan Interaktivitas
Se dangkan Rubrik Ke lana Kota me njadi pilihan informan untuk diakse s kare na rubrik ini me rupakan core program Suara Surabaya, yang juga didokume ntasikan dalam be ntuk WebNews, be risi muatan lokal, nasional dan inte rnasional yang me mpunyai dampak te rhadap pe rilaku sosial bisnis e konomi dan politik di Surabaya dan Jawa Timur. Me re ka me milih rubrik te rse but, kare na isu lokalitas be rita (Surabaya dan Jatim) sangat menonjol dalam pe mbe ritaannya, dibandingkan de ngan me dia online lainnya. Apalagi dise rtai gambar (foto), suara (radio online dan audio on dem and) dan video (video on dem and), se hingga me nimbulkan daya tarik te rse ndiri.
Se me ntara bagi informan yang pe rnah tinggal di luar ne ge ri
Info Wisata
wawasan pe nge tahuan te ntang te knologi informasi. Rubrik Cuaca Surabaya dipilih kare na untuk me nge tahui situasi cuaca Surabaya ‘hari ini’ agar aktivitas pe ke rjaan tidak te rganggu.
Dari te muan pe ne litian, ke lompok pe rtama se bagai excisting netter yaitu informan yang me miliki inte nsitas dalam me ngakse s situs SS.net setiap hari (satu kali se hari, ±30 me nit) dan se ring (dua‐tiga kali seminggu, atau satu bulan e nam kali) me nge tahui dan me maknai me dia Suara Surabaya.ne t (www.suarasurabaya.ne t) se lama pe ne litian be rlangsung sebenarnya tidak le pas dari atribut me re ka se bagai pe nde ngar aktif Radio Suara Surabaya (Radio SS 100 FM) se bagai radionya masyarakat De wasa, Intelektual, Peduli dan Be rke pribadian. Artinya, citra dan ke be radaan Radio SS sudah terlebih dahulu ada di be nak para pe ngakse s, kare na te rdapat informan yang pernah me njadi informan talkshow di radio ini. Se hingga ke be radaan me dia Suara Surabaya.ne t bagi me re ka dimaknai bisa se bagai media komplementer, untuk me le ngkapi informasi ke tika apa yang di siarkan (be rita/ informasi) di Radio SS100 FM kurang de tail dan hanya se kilas, maka me re ka me ngakses SS.net kare na mudah, murah (tidak berlangganan), informatif, fleksibel (bisa diakse s dimana pun, kapan pun), praktis, cepat (realtim e), menarik karena sifatnya yang m ultim edia me nggabungkan audio, visual dan video se rta bisa me njadi je mbatan ke dunia global dan bisa se bagai gudang data (database) informasi. Te rutama me nyangkut informasi Surabaya dan Jawa Timur.
Ke lompok ke dua adalah para informan yang masuk dalam target m arket SS.ne t yang me miliki inte nsitas me ngakse s SS.ne t de ngan kate gori jarang (satu bulan se kali) dan pe rnah (te rgantung ke butuhan) bisa dijadikan acuan untuk me ncari mode l jurnalisme online dipe role h wacana, bahwa me dia SS.ne t sudah se suai de ngan tuntutan jaman.
e. Model Interaktivitas : Interactive Media Users
Nilai inte raktivitas SS.ne t yang dipe role h users disamping dari hyperlinks, juga pe ngalaman masa lalu, me mbokm ark situs SS.ne t untuk me mudahkan me ngingat, adanya nilai guna, search engines SS.ne t yang
me mudahkan pe ngguna, dan adanya me kanisme feedback yang memberikan
online ) adalah inte raksi de ngan users de ngan kompute r itu se ndiri. Le bih je lasnya bisa dilihat dalam kate gorisasi di bawah ini.
T abel Kategorisasi Interaktivitas dalam Situs Suara Surabaya.net
Rubrik Interaktivitas Rubrik Interaktivitas
Ke lana Kota User to docum ent Be rita Te rkini User to
docum ent Potre t Ke lana
Kota
User to docum ent Age nda Kota User to docum ent
Politik User to docum ent Iklan Anda
(m em bers)
User to docum ent
Ekonomi Bisnis User to docum ent Online polls User to
docum ent Olah Raga User to docum ent Suara Netter
(m em bers)
Info Te knologi User to docum ent Soe rabaja
Te mpo Doe loe
Cuaca Surabaya User to docum ent Radio on Demand User to
docum ent Kurs USD User to docum ent Video on Demand User to
docum ent Search Engine User to docum ent Kuline r User to
me lalui se buah prose s inte rpre tasi se lama berinteraksi. Interaksi dalam media online juga te rjadi manakala individu be rinte raksi (saling merespon) dengan se samanya me lalui simbol‐simbol yang be rmakna dan dime nge rti ole h pe se rta diskusi online . Se hingga apa yang dilakukan user dalam rubrik diskusi maya SS.ne t se be narnya me rupakan se buah tradisi dari komunikasi tradisional yang dime diasi ole h jaringan kompute r (Com puter‐Mediated Com m unication/ CMC) yang te rhubung satu sama lain. Be ntuk dari CMC bisa be rupa e‐m ail, newsletter dari re daksi ke users, suara netter, dan me njadi pe se rta forum diskusi online .
f. Pencitraan dan Global Brand
Me nurut para informan me dia online le bih informatif, cepat dalam me mbe ritakan se suatu, ne tral dan murah kare na tidak harus berlangganan. Disamping itu, de ngan me nde ngarkan radio online , batasan ge ografis me njadi ‘hilang’, walaupun tinggal di luar ne ge ri. Me re ka se nang bisa me nikmati dan me ngikuti be rita dae rahnya se ndiri se cara realtime, beberapa diantaranya kare na masih me me gang ikatan e mosional (kerinduan) dengan kota ke lahirannya.
Globalisasi industri komunikasi yang se lama ini terjadi dari negara maju ke ne gara be rke mbang me mbawa be be rapa konse kue nsi. Misalnya, te rjadi apa yang dise butnya impe re alisme budaya, se pe rti dilakukan oleh industri pe rfilman Hollywood, pe rusahaan e le ktronik Sony Jepang, Samsung Kore a, Sie me ns Je rman, pe rusahaan pe nyiaran dunia se pe rti CNN, World Wide Television News, dan Re ute rs (news agency). Tunstall dan Palmer (dalam Stre e t, 2001:173) me ncatat bahwa Re ute rs te lah me njadi distributor layanan informasi me lalui kompute r de ngan 81 ne gara, dan ditahun 1998 e kspansi bisnis be ritanya te lah me ncapai le bih 260 klie n me dia penyiaran di 85 negara.
Fe nome na timpangnya arus informasi te rse but te rtandingi setelah hadirnya inte rne t, yang mampu me mbuka isolasi dunia yang te rpinggirkan. Inte rne t te lah me njadi fe nome na utama yang me mbawa pe ngaruh dan
pe rubahan komunikasi global me lalui dampaknya yang dramatis dalam
dunia industri me dia, yang juga dirasakan ole h informan de ngan me njadi pe nde ngar se tia radio online SS.ne t. Se hingga be nar pe rnyataan Manue l Caste lls bahwa, “we live, not in global village, but in ‘custom ized cottages globally produced and locally distributed”. Dunia global hanyalah be ntuk ke hidupan yang me mbe ri ruang untuk be rgabungnya bagian‐bagian lokal. Se hingga ke mudian be rke mbang pe mikiran me nge nai dunia glokal, yaitu global‐lokal, dunia yang me nyatukan antara ke hidupan global dan kehidupan lokal dalam ruang dan waktu yang sama (Bungin. 2001: 207).
Kesimpulan
Me dia konve nsional di e ra inte rne t dituntut untuk me lakukan pe rubahan atau me mbuat inovasi untuk pe nde ngarnya, kare na pengakses me njadi le bih be bas (prinsip e galite r), me ngglobal jangkaunnya, dan tidak bisa dibatasi lagi ole h dime nsi ruang dan waktu. Khalayak me dia menjadi lintas bangsa, ne gara, wilayah dan be rbicara global. Ini tidak lepas dari peran inform ation technology me lalui te knologi konve rge nsi multimedia dan internet, yang akhirnya me nye babkan pe rce patan dise minasi arus informasi. Sehingga pada akhirnya manusia tidak saja hidup di pe rkampungan global, te tapi mampu me mproduksi mate ri lokal (karakte ristik pull dalam me dia online) untuk dise barkan se cara global.
Me dia konve nsional akan se makin kalah popule r de ngan media online di masa de pan. Kare na masa de pan adalah e ra telematika (gabungan te le komunikasi dan informatika), yang me mbe rikan posisi khalayak sebagai pihak yang me miliki ke kuatan dalam me nciptakan makna se cara be bas (prinsip e galite r) dan be rtindak atau be rpe rilaku se suai dengan makna yang me re ka ciptakan atas te ks me dia. Disamping itu, me dia online mampu me runtuhkan konse p lama me dia te ntang khalayak yang be rsifat massa be rge se r me njadi khalayak le bih pe rsonal atau ke pada media interactive users. Di sinilah individu me lakukan pe rannya se bagai bagian dari se buah interpretive com m unity yang se cara aktif me lakukan pe rse psi de ngan inte rpre tasi dan me mbangun im age dari pe san yang me re ka te rima ketika be rse ntuhan de ngan me dia online .
Daftar Pustaka
Abrar, Ana Nadhya. 2003. Teknologi Kom unikasi, Perspektif Ilm u Kom unikasi. Yogyakarta : LESFI
Baran, Stanle y J. 2003. Mass Com m unication Theory; Foundations, Ferment, and Future, 3rd e dition. Be lmon, CA : Thomson
Bungin, Burhan. 2001. Im aji Media Massa, Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalistik. Yogyakarta : Je nde la. Craig, Richard. 2005. Online Journalism ; Reporting, Writing and Editing for New
Media: Thomson
Dijk, Jan Van. 2004. The SAGE Handbook of Media Studies. Editor‐in‐Chief, John D.H. Downing. Associate Editors; De nnis McQuail, Philip Schlesinger, Elle n Warte lla. California : SAGE
Fe athe rstone , Mike ., Lash, Scott dan Robe rtson, Roland.,1995. Global Modernities. London: Sage Publications, Ltd.
Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations. Bandung : PT. Re maja Rosdakarya Je nse n, Klaus Bruhn. 2002. A Handbook of Media and Com m unication Research,
Qualitative and Quantitative Methodologies. London : Routle dge Je nse n, Klaus Bruhn. 2003. A Handbook of Qualitative Methodologies for Mass
Com m unication Research. London : Routle dge
Little john, Ste phe n W. 2002. Theories of Hum an Com m unication. London :
Wadsworth Publishing Company
Lorime r, Rowland. 1994. Mass Com m unications : A Com parative Introduction. Manche ste r, UK: Manche ste r Unive rsity Pre ss.
McLuhan, Marshall. 1999. Understanding Media; The Extension of Man. London
: Routle dge , halaman 7.
McQuail’s, De nis. 2001. Mass Com m unication Theory. London. 4th e dition: SAGE Publications, Inc.
McQuail, De nis. 1997. Audience Analysis. London. SAGE Publications, Inc. Muslimin, Totok., dan Djuroto. 2002. Teknik Mencari dan Menulis Berita.
Se marang: Dahara Prize , Effhar Offse t.
Ne uman, W. Lawre nce . 2000. Social Research Methods: Qualitative and
Quantitative Approaches. Ne e dham He ight MA : Allyn & Bacon.
Oe tama, Jacob. 2001. Pers Indonesia Berkom unikasi dalam Masyarakat Tidak
Tulus: Pe rce takan PT. Grame dia. Jakarta, Oktobe r.
Pavlik, John V. 2001. Journalism and New Media. Ne w York : Columbia Unive rsity Pre ss.
Rahmat, Jalaludin. 2002. Metode Penelitian Kom unikasi. Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya.
Rahardjo, Turnomo. 2005. Menghargai Perbedaan Kultural, Mindfulness dalam
Kom unikasi Antaretnis. Yogyakarta : Pustaka Pe lajar
Roge rs, Eve re tt M. 1986. Com m unication Technology, The New Media In Society. London : The Fre e Pre ss. Collie r Macmillan Publishe rs.
Santana K, Se ptiawan. 2005. Jurnalism e Kontem porer. Jakarta : Yayasan Obor Indone sia.
Undang‐Undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Undang‐Undang Re publik Indone sia Nomor 36 Tahun 1999 te ntang
Te le komunikasi
Pe raturan Pe me rintah Re publik Indone sia Nomor 52 Tahun 2000 te ntang
Landow, Ge orge ; The Definition of Hypertext and Its History as a Concept,
http://www.the core .nus.e du.sg/landow/cpace /ht/jhup/history.html#1,
diakse s 14 Pe bruari 2005
Online Ne ws Association [ONA], Digital Journalism Credibility Study,
http://www.journalists.org/Programs/Study.htm, diakse s 7 Pe bruari 2002.
Website: http://www.suarasurabaya.ne t, diakse s 6 Se pte mbe r 2005