• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Ekspor Komoditas Kopi Indonesi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Mekanisme Ekspor Komoditas Kopi Indonesi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Di Indonesia komoditas kopi merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mempunyai andil cukup penting penghasil devisa ketiga terbesar setelah kayu dan karet. Kopi sebagai tanaman perkebunan merupakan salah satu komoditas yang menarik bagi banyak negara terutama negara berkembang, karena perkebunan kopi memberi kesempatan kerja yang cukup tinggi dan dapat menghasilkan devisa yang sangat diperlukan bagi pembangunan nasional (Spillane, 1990).

Perkembangan produksi kopi Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat produksi kopi di Indonesia secara rata-rata mengalami kenaikan tiap tahunnya, produksi kopi tertinggi dalam kurun waktu tersebut terjadi pada tahun 2008 sebesar 683.300 ton dan produksi kopi terendah pada tahun 1997 sebesar 426.812 ton. Sumber kenaikan produksi kopi Indonesia berasal dari perkebunan rakyat produksi kopi rakyat mengalami kecenderungan yang meningkat selama periode 1997-2008, sementara produksi kopi perkebunan besar menunjukkan kecenderungan yang menurun selama periode tersebut.

(2)

kopi nasional yang 450 ribu ton. Sementara itu, realisasi ekspor per tahun mencapai 265 ribu ton. Dibanding jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 200 juta, konsumsi per kapita per tahun masyarakat Indonesia terhadap kopi dalam negeri hanya 600 gram.

Indonesia mempunyai trend menurun dalam perkembangan ekspor tahun 2004-2008 hal itu dapat dilihat dari tabel 1.2 di bawah, walaupun mampu menduduki posisi sebagai negara pengekspor kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Columbia dan Vietnam produksi Indonesia masih kalah jauh dengan ke-3 negara tersebut begitu juga dengan ekspor Indonesia.

Tabel 1.2

Posisi Negara Pengekspor kopi terbesar di Dunia 2004-2008 (dalam persen )

(3)

Kopi produksi Indonesia merupakan komoditas yang mempunyai daya saing yang tinggi dengan komoditas kopi luar negeri dan mempunyai potensi untuk menambah devisa negara.

II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan ekspor kopi di Indonesia?

2. Bagaimana mekanisme atau tatacara yang dilakukan oleh Indonesia untuk mengekspor komoditas kopi keluar negeri ?

(4)

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN TANAMANKOPI

Tanaman kopi adalah pohon kecil yang bernama Perpugenus coffea dari familia Rubiaceae.Tanaman kopi pada umumnya berasal dari benua Afrika jenis kelamin Coffea. Kopi bukan produk homogen, ada banyak varietas dan beberapa cara pengolahannya. Di seluruh dunia kini terdapat sekitar 4.500 jenis kopi, yang dapat dibagi dalam empat kelompok besar, yakni :

1. Coffea Canephora, yang salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi dagang Robusta;

2. Coffea Arabica menghasilkan kopi dagang Arabika; 3. Coffea Excelsa menghasilkan kopi dagang Excelsa; 4. Coffea Liberica menghasilkan kopi dagang Liberica.

Dari segi produksi yang menonjol dalam kualitas dan kuantitas adalah jenis Arabika, andilnya dalam pasokan dunia tak kurang dari 70 persen. Jenis Robusta yang mutunya dibawah Arabika, mengambil bagian 24 persen produksi dunia, sedangkan Liberica dan Excelsa masing-masing 3 persen. Arabika dianggap lebih baik dari pada Robusta karena rasanya lebih enak dan jumlah kafeinnya lebih rendah, maka Arabika lebih mahal dari pada Robusta (Aji wahyu rosandi, 2007).

B. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Keyakinan bahwa perdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan yang positif kepada kegiatan ekonomi negara telah lama diyakini di kalangan ahli-ahli ekonomi. Mahzab Merkatilisme, yaitu ahli-ahli ekonomi yang hidup sekitar abad keenambelas dan ketujuhbelas berpendapat bahwa perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaan kepada sesuatu negara. Ahli-ahli ekonomi klasik, terutama David Ricardo, mengemukakan perdagangan yang lebih meyakinkan lagi mengenai pentingnya peranan perdagangan luar negeri dalam perekonomian. Teori Ricardo mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari melakukan spesialisasi dan perdagangan luar negeri merupakan pandangan yang sudah menjadi landasan dari teori perdagangan luar negeri dan ekonomi internasional yang wujud sekarang (Sadono Sukirno,1994).

(5)

Menurut Salvatore, 2002, terdapat berbagai keuntungan positif yang diberikan oleh perdagangan internasional bagi pertumbuhan ekonomi. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah :

1. Perdagangan dapat meningkatkan pendayagunaan sumber-sumber daya domestik di suatu negara berkembang. Artinya melalui hubungan perdagangan internasional, suatu negara berkembang dapat beranjak dari titik produksinya yang tidak efisien dan memanfaatkan sumber daya yang semula tidak bisa diserap oleh pasar domestik.

2. Melalui peningkatan ukuran pasar, perdagangan internasional juga dapat menciptakan pembagian kerja dan skala ekonomis (economies of scale) yang lebih tinggi.

3. Perdagangan internasional juga berfungsi sebagai wahana transmisi gagasan-gagasan baru, teknologi yang lebih baik, serta kecakapan manajerial dan bidang-bidang keahlian lainnya yang diperlukan bagi kegiatan bisnis. Tanpa adanya perdagangan internasional, maka para pengusaha di suatu negara akan terus berkutat pada cara-cara lama yang kurang efisien.

4. Perdagangan antar negara juga merangsang dan memudahkan mengalirnya arus modal internasional dari negara maju ke negara berkembang. Jika hubungan dagang telah terjalin dengan baik, maka perusahaan-perusahaan di negara maju akan terdorong untuk melakukan investasi langsung berupa pembangunan pabrik atau sarana produksi di negara berkembang. Jika hal itu terjadi, maka mengalirlah modal dan teknologi serta keterampilan produksi yang lebih baik dari negara maju ke negara berkembang yang bersangkutan.

5. Perdagangan internasional merupakan instrumen yang efektif untuk mencegah monopoli karena perdagangan pada dasarnya merangsang peningkatan efisiensi setiap produsen domestik agar mampu menghadapi persaingan dari negara lain.

D. KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Menurut Nopirin (2000), kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan internasional.Instrumen kebijaksanaan ekonomi internasional adalah :

1. Kebijakan perdagangan internasional

(6)

internasional, khususnya tentang ekspor dan impor barang atau jasa. Misalnyaadalah tarif terhadap impor, bilateral trade aggrement dan lainnya. 2. Kebijakan pembayaran internasional

Kebijakan pembayaran internasional meliputi, tindakan pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dalam neraca pembayaran internasional. Contohnya adalah pengawasan terhadap lalu-lintas devisa (exchange control) atau pengaturan lalu-lintas jangka panjang.

3. Kebijakan bantuan luar negeri

Tindakan atau kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan(grants), pinjaman (loans), bantuan yang bertujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.

E. EKSPOR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Ekspor adalah salah satu komponen pengeluaran agregat. Oleh sebab itu ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila ekspor bertambah, maka pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional. Akan tetapi sebaliknya pendapatan nasional tidak dapat mempengaruhi ekspor. Ekspor belum tentu bertambah apabila pendapatan nasional bertambah, atau ekspor dapat mengalami perubahan walaupun pendapatan nasional tetap. Dengan demikian ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan fungsi pengeluaran pemerintah

Berdasarkan uraian diatas maka ekspor juga digolongkan sebagai pengeluaran otonomi oleh karena pendapatan nasional bukanlah penentu penting dari tingkat ekspor yang dicapai suatu negara. Daya saing di pasaran luar negeri, keadaan ekonomi di negara-negara lain, kebijakan proteksi di negara luar , pendapatan dan kurs valuta asing merupakan faktor utama yang akan menentukan kemampuan suatu negara mengekspor ke luar negeri. Ekspor yang akan dilakukan sesuatu negara bergantung kepada banyak faktor. Sesuatu negara dapat mengekspor barang-barang yang akan dihasilkannya ke negara-negara lain apabila barang-barang tersebut diperlukan negara-negara lain dan mereka tidak dapat menghasilkan sendiri barang-barang tersebut. Misalnya ekspor karet, timah, minyak kelapa sawit dan kayu hutan dari Indonesia ke Amerika dan negara-negara maju lainnya disebabkan karena barang-barang tersebut mereka butuhkan, dan negara-negara tersebut tidak dapat menghasilkan sendiri barang-barang seperti itu.

(7)

sanggup memproduksikan barang-barang tersebut dengan mutu yang sebaik seperti yang dapat diperoleh dari negara-negara yang lebih maju. Ekspor bisa dilihat dari sisi permintaan dan penawaran. Permintaan ekspor seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Di antara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah seperti yang dinyatakan di bawah ini ( Dewi Anggraini, 2006):

1. Harga barang itu sendiri

2. Harga barang lain yang sangat berkaitan erat dengan barang tersebut 3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat 4. Jumlah penduduk

5. Selera

6. Ramalan yang akan terjadi di masa yang akan datang

BAB III PEMBAHASAN

A. SEJARAH KOPI DI INDONESIA

(8)

Belanda Adrian Van Ommen dari Malabar - India, yang kemudian ditanam dan dikembangkan di tempat yang sekarang dikenal dengan Pondok Kopi - Jakarta Timur, dengan menggunakan tanah partikelir Kedaung. Sayangnya tanaman ini kemudian mati semua oleh banjir, maka tahun 1699 didatangkan lagi bibit-bibit baru, yang kemudian berkembang di sekitar Jakarta dan Jawa Barat antara lain di Priangan, dan akhirnya menyebar ke berbagai bagian dikepulauan Indonesia seperti Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor.

Kopi pun kemudian menjadi komoditas dagang yang sangat diandalkan oleh VOC. Tahun 1706 Kopi Jawa diteliti oleh Belanda di Amsterdam, yang kemudian tahun 1714 hasil penelitian tersebut oleh Belanda diperkenalkan dan ditanam di Jardin des Plantes oleh Raja Louis XIV.

Ekspor kopi Indonesia pertama kami dilakukan pada tahun 1711 oleh VOC, dan dalam kurun waktu 10 tahun meningkat sampai 60 ton / tahun. Hindia Belanda saat itu menjadi perkebunan kopi pertama di luar Arab dan Ethiopia, yang menjadikan VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 – 1780. Kopi Jawa saat itu sangat tekenal di Eropa, sehingga orang-orang Eropa menyebutnya dengan “ secangkir Jawa”. Sampai pertengahan abad ke 19 Kopi Jawa menjadi kopi terbaik di dunia.

Produksi kopi di Jawa mengalami peningkatan yang cukup siginificant, tahun 1830 – 1834 produksi kopi Arabika mencapai 26.600 ton, dan 30 tahun kemudian meningkat menjadi 79.600 ton dan puncaknya tahun 1880 -1884 mencapai 94.400 ton.

Selama 1 3/4 (Satu – tiga perempat) abad kopi Arabika merupakan satu-satunya jenis kopi komersial yang ditanam di Indonesia. Tapi kemudian perkembangan budidaya kopi Arabika di Indonesia mengalami kemunduran hebat, dikarenakan serangan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) , yang masuk ke Indonesia sejak tahun 1876. Akibatnya kopi Arabika yang dapat bertahan hidup hanya yang berada pada ketinggian 1000 m ke atas dari permukaan laut, dimana serangan penyakit ini tidak begitu hebat. Sisa-sisa tanaman kopi Arabika ini masih dijumpai di dataran tinggi ijen (Jawa Timur) , Tanah Tinggi Toraja ( Sulawesi Selatan), lereng bagian atas Bukit Barisan ( Sumatera) seperti Mandhailing, Lintong dan Sidikalang di Sumatera Utara dan dataran tinggi Gayo di Nangroe Aceh Darussalam.

(9)

Usaha selanjutnya dari Pemerintah Belanda adalah dengan mendatangkan kopi jenis Robusta ( Coffea Canephora) tahun 1900, yang ternyata tahan terhadap penyakit karat daun dan memerlukan syarat tumbuh serta pemeliharaan yang ringan , sedangkan produksinya jauh lebih tinggi . Maka kopi Robusta menjadi cepat berkembang menggantikan jenis Arabika khususnya di daerah – daerah dengan ketinggian di bawah 1000 m dpl dan mulai menyebar ke seluruh daerah baik di Jawa, Sumatera maupun ke Indonesia bagian timur.

Semenjak Pemerintah Hindia Belanda meninggalkan Indonesia, perkebunan rakyat terus tumbuh dan berkembang, sedangkan perkebunan swasta hanya bertahan di Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian kecil di Sumatera; dan perkebunan negara (PTPN) hanya tinggal di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

B. DASAR HUKUM AG/PER/7/2008 dan terakhir Nomor 41/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Ketentuan Ekspor Kopi yang terakhir kali mengalami perubahan dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 10/M-DAG/PER/5/2011.

(10)

Volume ekspor kopi Indonesia rata-rata berkisar 350 ribu ton per tahun meliputi kopi robusta (85%) dan arabika (15%). Terdapat lebih dari 50 negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan USA, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris menjadi tujuan utama. Pelabuhan Panjang (Lampung) merupakan pintu gerbang ekspor kopi robusta Indonesia, pelabuhan Belawan (Sumatera Utara) merupakan pintu gerbang kopi arabika Sumatera, sedangkan pelabuhan Tanjung Perak (Jawa Timur) merupakan pintu gerbang kopi arabika dan robusta yang dihasilkan dari jawa Timur dan wilayah Indonesia bagian timur.

Permintaan akan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat mengingat kopi robusta Indonesia mempunyai keunggulan karena body yang dikandungnya dikenal di mancanegara dan menjadi bagian dari menu origin di Cafe di kota-kota besar dunia diantaranya adalah Gayo Coffee, Mandheling Coffee, Java Coffee, dan Toraja Coffee. Sedangkan beberapa nama yang saat ini sudah mulai dikenal diantaranya adalah Bali Kintamani Coffee, Flores Coffee, Prianger Coffee, dan Papua Coffee.

E. MEKANISME EKSPOR KOPI 1. Ketentuan Ekspor

Setiapnegara mempunyai tatacara dalam pelaksanaan ekspor begitupun Indonesia, berikut adalah tatacaraekspor kopi Indonesia:

a. Eksportir harus sudah memiliki badan usaha berupa PT atau CV

b. Eksportir harus memiliki Surat Ijin Eksportir Kopi Sementara. Jika sudah melakukan ekspor kopi minimal 200 ton dalam setahun, maka surat ijin akan berubah menjadi Eksportir Kopi Tetap. Surat tersebut berlaku selama 5 tahun. Jika dalam satu tahun tidak ada kegiatan ekspor kopi, maka surat ijin tersebut akan dibekukan.

c. Ekspotir mempersiapkan kopi yang akan diekspor di gudang

(11)

e. Eksportir menyerahkan Invoice, Packing List, SPEK kepada pihak Perdagangan untuk dibuatkan Certificate of Origin (COO) dan International Coffee Organization (ICO)

j. Invoice, Packing list, COO, ICO, danPhytosanitary certificate dikirimkan kepada alamat buyer. Karena semua sertifikat ini dibutuhkan di beacukai Negara tujuan.

2. Tata Cara Pelaksanaan

a. Memperoleh Surat pelaksanaan Ekspor Kopi (SPEK) dari Dinas yang bertanggung jawab di bidang Perdagangan di Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan sebagai instansi penerbit SPEK, setelah Eksportir Kopi telah membayar iuran kepada Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI);

b. SPEK diterbitkan selambat-Iambatnya dalam waktu3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya permohonan yang telah dilengkapi oleh Eksportir Kopi; c. SPEK hanya berlaku 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan dan hanya dapat

diperpanjang 1 (satu) kali;

d. Masa berlaku SPEK sampai dengan akhir tahun kopi atau sampai tanggal 30 September, tidak dapat diperpanjang lagi;

e. Melampirkan Surat Keterangan AsaI (SKA) form ICO yang dikeluarkan oleh Dinas yang bertanggung jawab di bidang Perdagangan di provinsi/Kabupaten/Kota dan instansi yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan dalam penerbitan SKA formulir ICO.

3. Sanksi

(12)

atau pencabutan pengakuan sebagai ETK dan/atau sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ekspor komoditas kopi memiliki sumbangsih besar terhadap pendapatan negara dan dapat membantu pembangunan nasional khususnya di Indonesia, selain itu dalam pelaksanaan ekspor tentu saja terdapat beberapa tatacara dan pelaksanaan yang harus dipenuhi dan diikuti oleh pihak eksportir kopi itu sendiri sebagaimana telah disebutkan dihalaman sebelumnya tentang mekanisme ekpor kopi.

Ekspor kopi juga memiliki dasar hukum yang kuat sebagaimana telah dijelaskan dalam perundang – undangan negara Republik Indonesia. Perdagangan internasional melalui ekspor kopi sangat berpengaruh besar terhadap suatu negara eksportir sebagai ajang untuk melebarkan sayap ke kancah internasional (Go International).

B. SARAN

Dalam hal ini antara swasta dan pemerintah perlu mengadakan adanya kerjasama untuk lebih meningkatkan kualitas kopi yang dimiliki oleh indonesia, selain itu pihak eksportir harus mematuhi segala peraturan yang ada dalam dasar hukum tentang ketentuan ekspor komoditas kopi agar pada saat proses ekspor tidak ada masalah dan ekspor bisa berjalan dengan baik.

(13)

yang dimiliki oleh bangsa sendiri, dan sebagai bentuk pencegahan agar tidak banyak tanaman kopi yang terjerat hama yang mengakibatkan petani merugi dan volume ekspor berkurang tentu saja akan berpengaruh terhadap devisa negara, maka dari perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat dalam sektor pertanian kopi.

Daftar Pustaka

Buku :

Yahmadi, Mudrig.Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya & Pengolahan Kopi di Indonesia.AEKI Jawa Timur.PT. Bina Ilmu Offset.November:2007.

Website :

http://www.aeki-aice.org/

http://www.specialtycoffee.co.id/tata-cara-ekspor-kopi/

Gambar

Tabel 1.2

Referensi

Dokumen terkait

Saya lahir tahun sembilan belas lima puluh enam, 4 Kalau begitu, Anda berumur lima puluh sembilan tahun, 5 Saya tinggal di Jalan Merdeka nomor empat puluh tujuh. Latihan 9:

penjelasan bahwa Distribusi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian popok sekali pakai merek Mamamia di Kota Semarang atau dengan kata lain bahwa

Surat Ketetapan Pajak daerah lebih Bayar, yang dapat disingkat SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karema jumlah kredit

Titik laju perubahan tekstur dari lunak menjadi keras tersebut nampak terjadi pada saat penguapan air bebas belum konstan atau kadar air dalam padatan di atas 15%,

Semua kita diajarkan untuk menentukan wewaran dari Eka Wara hingga Dasa Wara pada sistem tahun wuku dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu bisa menggunakan

HAMKA WILAYAH KOTA

„ mendeskripsikan teori hirarki kebutuhan dan rekomendasinya untuk mendeskripsikan teori hirarki kebutuhan dan rekomendasinya untuk memperbaiki motivasi di dalam

Setiap pelaksana Kampanye yang dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta Kampanye secara langsung ataupun