‘’Kepatriotisme Adalah Amanah Dari Negara-mu Pada-mu’’ MENGKONTRUKSI NILAI-NILAI KEPATRIOTISME SEBAGAI BASIS
KEBANGKITAN BANGSA
Judul :
‘’Semangat Kepatriotisme Untuk Gradualisme Kejayaan Proletar’’
Tunduk tertindas sebagai para pengecut atau bangun melawan sebagai para ksatria
(Ir.Soekarno)
Kepatriotisme adalah bentuk dari peleburan diri dengan negara guna
mengaktualisasikan tujuan negara. Negara tidak akan berjalan jika tidak ada orang yang
menjalankannya, dayang yang melaksanakan fungsi negara disebut sebagai politikus dimana
ia mempunyai kekuasaan, karena menduduki kursi di lembaga yang menjadi suporting sistem
negara dalam mensejahterakan dan menertibkan masyarakat.
Menurut perspektif ‘’Determinisme Ekonomi’’ Karl Marx, Negera terdiri dari dua
kelas, yang Karl Marx sebut dengan kaum Borjuis (Kapitalis) dan kaum Proletar (Buru),
sedangkan negara sendiri dikuasahi oleh pengusaha yang di pengaruhi oleh kaum feodal
(borjuis) dalam menempatkan aturan maupun hukum yang mengikat, sehingga timbulnya
praktek-praktek penyelenggaraan hukum yang sering disebut dengan nama ‘’Hukum tajam
kebahwa dan tumpul ke atas’’ hingga hilanglah esensi nilai-nilai kepatriotisme itu.
Kontemporary era pemerintahan dijadikan sebagai ladang pencarian, bukan sebagai
lahan untuk menatah dan mendisain negara yang bersi dari bentuk pencucian uang dan menurut
Puji Santosa dalam bukunya ‘’Kekuasaan Zaman Edan’’, pemerintahan adalah kekuasaan yang dimitoskan sebagai zat kudus, yang suci dan sakral sebagai berkas-berkas cahaya
kekuatan ilahi sang penyelenggara makhluk. Oleh karena itu, kekuasaan dipandang sebagai
daya kosmis, semacam zat yang tunduk terhadap hukum kekekalan massa. Dari satu massa ke
massa, dari satu zaman ke zaman, dan dari satu dinasti ke dinasti lainnya jumlah total massa
zat kekuasaan itu tidak pernah bertambah atau berkurang. Zat kekuasaan hanya berubah
bentuk. Ibarat es jadi air, air jadi uap, uap jadi empun, dan empun mengumpal menjadi awan
sehingga turun sebagai hujan. Apabila kekuasaan itu mengkirsital pada diri seorang
‘’Kepatriotisme Adalah Amanah Dari Negara-mu Pada-mu’’ Setelah melewati beberapa dasawarsa ‘’Hari Pahalawan’’ hanya dijadikan sebagai bentuk dari ceremoni penghormatan kepada para Pahalawan bukan menjadi pembakaran
semangat patriotisme untuk kemajuan bangsa, sebagai mana yang di katakan Ir. Soekarno
bahwa ‘’Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghormati Jasa Pahalawannya’’ disini penulis menambahkan bahwa bangsa yang akan menjadi lebih besar adalah bangsa yang
mengimplementasikan nilai-nilai yang telah diamanatkan oleh para Pahalawannya.
Maka kaum muda harus menempatkan diri sebagai patriot penerus bangsa bukan hanya
menonton kebijakan-kebijakan pemerintah tetapi mengawal dan mengkritik kebijakan yang
dianggap merugikan kaum Proletar yang melengser dari supramasi hukum, sebagaimana
tercermin dalam bentuk paradigma “Konstitualisme’’ Cicero yang menafsirkan bahwa aparatur negara dan juga rakyat harus berjalan disatu garis dibahwa otoritas hukum yang
berlaku.
Dengan semangat di ‘’Hari Kepahalawanaan’’ ini semogah semangat para patriot sebelum kita terpatri dalam pikiran bahwa sadar kita dan meresap dengan pikiran sadar kita
sehingga membentuk tatanan masyarakat yang menjujung tinggi nilai-nilai keadilan dan peduli
terhadapa kemasalahan negara, sebab negara bukan hanya urusan pemerintah tetapi juga urus