MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING DALAM LISTENING SKILL
Asyiani Hasyim
Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar mereaksikan atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang listening yang menggunakan model pembelajaran CTL.
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
enam propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat melalui Direktorat PLP Depdiknas.
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu model pembelajaran yang memiliki tujuan tertentu yaitu untuk memotivasi siswa dalam memahami materi pelajaran dan pengembangan minat siswa terutama dalam aspek listening. CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan model ini siswa dapat bekerja dan mengalami bukan transfer dari guru ke murid.
BAB II PEMBAHASAN
Menurut Djago Tarigan, menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksikan atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
Sedangkan menurut Nurhadi (1995:339) membagi pengertian menyimak menjadi dua:
Pertama, menyimak atau mendengarkan dalam arti sempit mengacu pada proses mental pendengar yang menerima bunyi yang dirangsangkan oleh pembicara dan kemudian menyusun penafsiran apa yangdisimaknya,
Kedua, menyimak dalam pengertian luas mengacu pada proses bahwa si penyimak tidak hanya mengerti dan membuat penafsiran tentang apa yang disimaknya, tetapi lebih dari itu ia berusaha melakukan apa yang diinformasikan oleh materi yang disimaknya.
Jadi kita dapat menarik kesimpulan bahwa menyimak/mendengarkan adalah suatu bentuk aktivitas dimana kita bisa mendengar bunyi bahasa yang disampaikan dan tentang apa yang disimaknya.
Dalam pemahasan ini kita akan membahas tentang listening skill dengan CTL. Dalam proses pembelajaran listening dengan menggunakan CTL, kita perlu mengetahui/memiliki strategi dalam mengajar seperti:
1. Sebuah pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa.
2. Kesadaran bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima, melainkan sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa.
3. Kesadaran pada diri siswa tentang pengertian makna belajar bagi mereka, apa manfaatnya, bagaimana mencapainya, dan apa yang mereka pelajari adalah berguna bagi hidupnya.
Beberapa komponen utama dalam pembelajaran Kontekstual menurut Johnson (2000: 65), yang dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Melakukan hubungan yang bermakna (Making Meaningful Connections)
Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung dari pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Ketika siswa dapat mengkaitkan isi dari mata pelajaran akademik, ilmu pengetahuan alam. Atau sejarah dengan pengalamannya mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna memberi mereka alasan untuk belajar. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat proses belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL.
2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (Doing Significant Works) Model pembelajaran ini menekankan bahwa semua proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas harus punya arti bagi siswa sehingga mereka dapat mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan siswa. 3. Belajar yang diatur sendiri (Self-Regulated Learning)
Pembelajaran yang diatur sendiri, merupakan pembelajaran yang aktif, mandiri, melibatkan kegiatan menghubungkan masalah ilmu dengan kehidupan sehari-hari dengan cara-cara yang berarti bagi siswa. Pembelajaran yang diatur siswa sendiri, memberi kebebasan kepada siswa menggunakan gaya belajarnya sendiri.
4. Bekerjasama (collaborating) Siswa dapat bekerja sama.
Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi.
5. Berpikir kritis dan kreatif (Critical dan Creative Thinking)
menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian, ketajaman pemahaman dalam mengembangkan sesuatu.
6. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (Nuturing The Individual) Dalam pembelajaran kontekstual siswa bukan hanya mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual dan keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian: integritas pribadi, sikap, minat, tanggung jawab, disiplin, motif berprestasi, dsb. Guru dalam pembelajaran kontekstual juga berperan sebagai konselor, dan mentor. Tugas dan kegiatan yang akan dilakukan siswa harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya.
7. Mencapai standar yang tinggi (Reaching High Standards)Pembelajaran kontekstual diarahkan agar siswa berkembang secara optimal, mencapai keunggulan (excellent). Tiap siswa bisa mencapai keunggulan, asalkan sia dibantu oleh gurunya dalam menemukan potensi dan kekuatannya.
8. Menggunakan Penilaian yang otentik (Using Authentic Assessment) Penilaian autentik menantang para siswa untuk menerapkan informasi dan keterampilan akademik baru dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik merupakan antitesis dari ujian stanar, penilaian autentik memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka pelajari.
BAB III PENUTUP KESIMPULAN
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu model pembelajaran yang memiliki tujuan tertentu yaitu untuk memotivasi siswa dalam memahami materi pelajaran dan pengembangan minat siswa terutama dalam aspek listening. Sedangkan menyimak/mendengarkan adalah mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.
DAFTAR PUSTAKA
Baryans, R. 2007. https://rbaryans.wordpress.com/2007/10/06/mengapa-ctl-menjadi-pilihan/ (online). Diakses pada hari/tanggal selasa, 25 April 2017 pukul 22.59.
Sugiyanto, Nanang. 2014.
http://tlc- learningcentre.blogspot.co.id/2013/06/pembelajaran-ctl-contextual-teaching.html (online). Diakses pada hari/tanggal selasa, 25 April 2017 pukul 23.03.
Raharjo, Kurniawan Budi. 2013.