• Tidak ada hasil yang ditemukan

Docking dan Perawatan Kapal doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Docking dan Perawatan Kapal doc"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Kapal Perikanan

DOCKING DAN

PERAWATAN KAPAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kapal Perikanan yang dibimbing oleh Bapak Dr. Ali Muntaha, APi., SPi, MT

Oleh:

Nama

: Anisa Nur Wulan

NIM

: 135080200111052

Kelas

: P01

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengedokan adalah suatu proses memindahkan kapal dari air/laut ke atas dock dengan bantuan fasilitas pengedokan. Untuk melakukan pengedokan kapal ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan berhati-hati mengingat spesifikasi bentuk kapal yang khusus dan berbeda-beda setiap kapal. Biro Klasifikasi Indonesia dan Syah Bandar menentukan periode-periode pengedokan kapal (perbaiakan kapal diatas dok), yang kesemuanya tergantung dari umur kapal, jenis bahan yang dipakai sebagai badan kapal, keadaan/kebutuhan kapal.

Untuk keperluan membersihkan badan kapal dibawah garis air, memeriksa kerusakan-kerusakan, memperbaiki kerusakan-kerusakan serta mencat badan kapal dibawah garis air maka dapat digunakan beberapa jenis dok yaitu Dok Kolam (Graving Dock/Dry Dock); Dok Apung (Floating Dock); Dok Tarik (Slipway Dock); Dok Angkat.

Manga (1993) menyatakan bahwa untuk mesin penggerak sistem dua langkah, dengan enam silinder, dapat dikopel langsung dengan baling-baling. Sedangkan mesin penggerak empat langkah dengan enam slinder harus dikopel dengan terlebih dahulu menggunakan ‘reduction gear’ sebelum dihubungkan dengan baling-baling. Hal ini mengesampingkan fungsi lain dari ‘gear box’, juga dapat mengubah arah keluaran putaran menjadi maju ataupun mundur. Sebab mesin dua langkah lebih memiliki tenaga atau lebih tanggap (responsive) ketika diberi beban dibandingkan mesin empat langkah. Hal ini pada akhirnya berdampak kepada penghematan pemakaian bahan bakar. Karena mesin akan memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang besar.

(3)

yang rational untuk mesin utama dan mesin bantu. Juga harus dipertimbangkan kemungkinan untuk pemasangan, pengoperasian, perawatan praktis, reparasi maupun penggantian.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu dari judul di atas, maka rumusan masalah yang saya bahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian pengedokan?

2. Bagaimana saja persiapan pada docking kapal? 3. Apa saja jenis-jenis pengedokan?

4. Bagaimana cara penurunan dock dari atas kapal (undocking)? 5. Bagaimana cara perawatan kapal?

6. Bagaimana hubungan antara GT kapal dengan HP mesin?

7. Bagaimana penyusunan tata letak pemasangan mesin pada kapal? 8. Bagaimana konstruksi kamar mesin pada kapal?

1.3 Tujuan

Mengacu dari judul di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah pengertian dari pengedokan.

2. Mengetahui bagaimana saja persiapan pada docking kapal. 3. Mengetahui apa saja jenis-jenis pengedokan.

4. Mengetahui bagaimana cara penurunan dock dari atas kapal (undocking).

5. Mengetahui bagaimana cara perawatan kapal.

6. Mengetahui bagaimana hubungan antara GT kapal dengan HP mesin. 7. Mengetahui penyusunan tata letak pemasangan mesin pada kapal. 8. Mengetahui konstruksi kamar mesin pada kapal.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengedokan

(4)

pengedokan kapal ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan berhati-hati mengingat spesifikasi bentuk kapal yang khusus dan berbeda-beda setiap kapal. Biro Klasifikasi Indonesia dan Syah Bandar menentukan periode-periode pengedokan kapal (perbaiakan kapal diatas dok), yang kesemuanya tergantung dari umur kapal, jenis bahan yang dipakai sebagai badan kapal, keadaan/kebutuhan kapal.

2.1.1 Persiapan Pengedokan

a. Proses Persiapan Kapal

 Kapal ditambatkan di Dermaga dan mematikan

semua mesin utama kapal.

 Menurunkan barang-barang yang tidak dipelukan

dalam proses perbaikan kapal, misalnya drum dan barang lainnya yang mudah bergeser.

 Memasukan alat-alat yang menonjol keluar kapal

misalnya stabilisato kapal.

 Kapal diusahakan tegak tidak dalam posisi miring

ataupun nungging.

 Kapal yang naik dock diusahakan dalam

keadaan free gas demi keselamatan karyawan dalam proses perbaikan.

 Menyediakan tali temali, fender dan peralatan yang

lain yang dapat digunakan sewaktu-waktu.

 Menyediakan kapal tunda sebagai pemandu kapal.

 Pengosongan tangki, baik tangki bahan bakar,

pelumas, ballast dll.

 Menyediakan gambar yang dibutuhkan dalam proses

pengedokan, seperti a. General arrangement b. Midshipman section c. Lines plan

(5)

 Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/

surut) untuk proses pemasukan kapal maupun pengeluaran kapal dari dock dengan dibantu kapal bantu dantug boat.

b. Persiapan Docking oleh Pihak Galangan

Sebelum memasukkan kapal perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Mesin harus mati kecuali mesin winch

 Kapal diatur supaya trim yang terjadi adalah trim

minimum.

 Kapal harus bebas dari muatan berbahaya dan gas

 Kesiapan fasilitas sandar (bolder, tali, crew dock dll)

 Selain memperhatikan hal-hal tersebut diatas perlu

juga dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Pengaturan keel block dan side block, yang mengacu pada docking line plan.

b. Pada keel block 1 m terdiri dari beton cor setinggi 70cm dan bantalan kayu keras setinggi 30 cm. c. Peninggian side block diatur sesuai bentuk

gading-gading kapal.

d. Kapal-kapal dengan lebar sama atau lebih dari 16m dibuat side block antara, dimana jarak antar block maksimal 2 m atau diatur tumpuan maksimal pada landasangraving tidak lebih. e. Posisi bottom plug, peralatan elektronik dibawah

kulit lambung, sea chest, dan sepatu kemudi tidak boleh bertumpu pada stop block.

f. Jarak pengaturan lock sebagai berikut:

 4 buah keel block terdepan dan 5 buah

paling belakang jarak antar stop blockmasing-masing adalah 50 cm dan diikat masing-masing menjadi 1 unit agar saat kapal duduk susunan keel block tidak bergeser pada pondasi.

(6)

 Jarak antara side block masing-masing 3 m,

3,5 m, 4 m tergantung masing-masing jarak frame dan besar kapal.

 Penempatan side block diletakkan dalam

daerah setengah lebar –R bilga

 Penempatan side block antara, tergantung

posisi side keel pada konstruksi kapal tersebut.

g. Penempatan keel block, side block dan side block antara diusahakan bertumpu pada wrang-wrang double bottom, sekat melintang dan memanjang sekat melintang dan memanjang untuk menghindari deformasi pada plat bottom. h. Penandaan garis, titik, untuk posisi acuan

pembentukan kapal.

i. Persiapan tug boat, dock master dan crew dock, batang stut ukuran, tali-temali, tangga dan lain-lain.

j. Setelah pekerjaan persiapan selesai, kapal dapat dimasukkan, urutan sesuai dengan proses docking.

2.1.2 Jenis Pengedokan

Untuk keperluan membersihkan badan kapal dibawah garis air, memeriksa kerusakan, memperbaiki kerusakan-kerusakan serta mencat badan kapal dibawah garis air maka dapat digunakan beberapa jenis dok yaitu :

(7)

Gambar : Graving Dock

Graving Dock yaitu suatu fasilitas pengedokan kapal yang berbentuk meyerupai Kolam yang terletak di tepi pantai. Pada graving dock mempunyai beberpa elemen atau bagian yang penting diantaranya adalah: pintu penutup (yang berhubungan dengan perairan pantai), pompa-pompa pengering, mesin gulung (cupstand), tangga-tangga (untuk naik turun keadasar dan atas kolam, crane (untuk transportasi) dll.

Dimana umumnya dinding-dinding sisi dan belakang terdiri dari bangunan beton bertulang, Dasar dari kolam ini terdiri dari beton bertulang yang telah dipancang paku-paku bumi (concrete pile) sedangkan pintu penutupnya terbuat dari pelat baja yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa, sehingga pintu tersebut dapat mengapung, dimana pintu penutup ini dilengkapi tangki-tangki ballast yang digunakan untuk menenggelamkan dan mengapungkan pada waktu pengoperasiannya serta dilengkapi dengan katup-katup (valves) dan pompa-pompa. Pada bagian bibir pintu yang bersinggungan dengan bibir kolam (graving dock) diberi packing dari karet untuk memperoleh kekedapan pada waktu air dalam kolam kosong.

(8)

dibuka atau digeser dan kapal dimasukkan kedalam graving dock. Kapal diatur setelah dalam kedudukan yang direncanakan, pintu ditutup lagi dan air didalam graving dock dipompa keluar yang sebelumnya katup pemasukannya ditutup . waktu pemompaan (jumping time) tergantung dari jumlah dan kapasitas pompa serta jumlah air yang masuk kedalam graving dock. Setelah graving dock dipompa kering, kekedapan air dari pintu dock tidak sepenuhnya kedap. Kemungkinan masih masuknya air kedalam dock dialirkan pada got dan selang beberapa waktu dapat dipompa keluar dengan pompa khusus.

Keuntungan secara umum dari Graving Dock adalah sebagai berikut :

 Aman

Lebih aman untuk pengedokan kapal dibanding peralatan pengedokan lainnya misalnya floating dock. Sebab graving dock suatu bangunan yang tetap sedangkan floating dock adalah bangunan yang terapung.

 Umur pakainya lama

Umur daya pemakaiannya tinggi dan lama dibandingkan peralatan pengedokan lainnya.

 Perawatan cukup rendah

 Dapat digunakan untuk pembangunan kapal baru

Dengan merubah atau memperluas dinding samping dan belakang maka graving dock dapat dirubah menjadi launching dock, yang dapat digunakan tidak saja untuk reparasi tetapi bangunan baru dengan menggunakan metode arus posisi (positional flow method far new building ship).

Kerugian secara umum dari Graving Dock adalah sebagai berikut :

 Biaya pembangunannya cukup besar atau mahal.

 Waktu pebuatannya lama

 Permanen/tidak bisa dipindah

(9)

b. Dok Apung ( FLOATING DOCK )

Gambar : Floating Dock

Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi dilaut yang digunakan untuk Pengedockan kapal dengan cara menggelamkan dan mengapungkan dalam arah vertikal. Konstruksi floating dock ini umumnya terbuat dari baja dan plat, dimana sumber Listrik penyuplinya dapat digolongkan menjadi dua yaitu : suplai listrik dari darat atau dari floatingnya sendiri. Salah satu hal yang paling tampak dari floating dock ini adalah kemampuannya untuk mereparasi pontonya sendiri (self dockijng).

Bagian-bagian utama dari Dock Apung adalah sebagai berikut :

 Pompa pengeluaran

 Katup-katup pemasukan

 Jangkar dan rantai jangkar

 Crane pengangkat

(10)

apung merupakan suatu bangunan yang terapung maka ditempatkan pada dasar perairan sebagai bantuan.

Selain itu dok juga diperlengkapi peralatan untuk menarik atau menggeser kapal yang akan dinaikkan serta kran – kran yang diperlukan untuk transportasi pada waktu reparasi. Sebelum Dok apung yang dibuat dari plat dan beton bertulang untuk pengedokan kapal yang tak begitu besar dipakai material dok apung dari kayu. Dimana dok apung dari kayu dibuat pada waktu itu karena pemakaian kayu jauh lebih murah dari pada material lainnya .

Pemakaian kayu akan lebih elastic dan baik memakan beban pukulan, tetapi mempunyai beberapa kekurangan diantarannya terpaksa dibangun banyak seksi dok akan sukar mendapatkan kekuatan memanjang dok yang diperlukan. Oleh karena itu agar dapat dibuat dok apung yang mempunyai sifat- sifat yang baik maka dibuat dari beton bertulang. Dok apung yang dibuat dari beton bertulang mempunyai beberapa kebaikan diantarannya :

1. Pemakaian material lebih sedikit sekitar 1/3 dari pemakaian material dok apung dari plat.

2. Harganya kurang lebih 25 % lebih kecil disbanding harga dok apung dari plat.

3. Tidak akan berkarat dan tak akan diperlukan pengecatan.

(11)

tidak seperti dok apung dari plat setiap 20 tahun karat diadakan reparasi besar.

5. Kekuatan serta daya tahannya menunjukkan beberapa ketebalan.

Ciri – ciri yang baik dari dok apung dibanding dengan dok kolam ialah :

1. Dok apung dapat dipindahkan kesebarang tempat perairan betapapun jauhnya.

2. Biaya pembuatannya (diukur penjangkaran) 3 – 4 kali lebih murah disbanding dok kolam.

3. Kemampuan dok apung dapat menaikkan kapal dengan kemiringan memanjang dan melintang yang cukup besar.

4. Dok apung dapat menaikkan kapal dengan panjang 15 – 20 % daripada panjang dok apungnya sendiri, sedangkan dok kolam tidak bias.

Ciri – cirri negatifnya ialah :

1. Umur pemakain lebih rendah disbanding dok kolam. 2. Memerlukan dalam perairan yang cukup dalam agar

jngan sampai dok apung duduk dilumpur ( dasar peranan ) pada waktu akan dapat menaikkan kapal. 3. Memakai tenaga yang lebih besar dibanding dengan

dok kolam.

(12)

Dok tarik (Slip Way) adalah fasilitas pengedokan kapal dengan cara medudukan kapal diatas kereta yang disebut trolley dan menarik kapal tersebut dari permukaan air dengan mesin derek dan tali baja melalui suatu rel yang menjorok masuk kedalam perairan dengan kecondongan tertentu sampai ketepi perairan yang tidak terganggu oleh pasang surut dari air laut.

Slipway adalah peralatan di tepi peraiaran yang diguanakan untuk menaikkan kapal yang akan diperbaiki melalui rel dan pertolongan keret serta dengan beberapa penggeserannnya. Seperti pada heling, sleepway pun tergantung kedudukan kapal terhadap rel terbagi atas Slipway melintang dan Slipway mamanjang.

Proses pengedokan pada slipway adalah sebagai berikut:

1. Pengaturan keel block dan side block pada kereta yang mengacu pada docking lines plan.

2. Membuka pintu slip way dengan cara memompa keluar air yang ada di tangki pintu slipway.

3. Kapal didorong dengan tugboat menuju pintu silway, pada kapal tersebut pada bagian kanan dan kiri diberi tali untuk mengarahkan kapal supaya pas pada keel block dan side block yang sudah dibuat.

4. Setelah itu kapal yang sudah duduk diatas kereta ditarik keata.

(13)

Gambar : Syncrolift Drydock

Syncrolift adalah cara pengedokan kapal dengan menggunakan lift. Platform dari syncrolift diturunkan dengan pertolongan penghantar dan lift dari beberapa mesin Derek listrik kanan dan kiri. Setelah platform mencapai kedudukan yang tertentu, yang sudah barang tentu telah dipersiapkan balok lunas dan balok samping yang diperlukan maka kapal dimasukkan . Kemudian platform diangkut sampai pada permukaan. Penghantar tetap dari platform itu dapat berupa pipa baja atau beton. Jumlah mesin Derek listrik ini minimum adalah empat, lebih banyak lebih baik.

Untuk mempertinggi efisiensi dari syincrolift ini biasanya digunakan lagi rel penggeser (transfer system) baik arah memanjang atau melintang sehingga dapat memperbaiki beberapa kapal atau membuat kapal baru.

2.1.3 Penurunan Kapal Dari Atas Dock (Undocking) a. Tahap Persiapan :

 Pastikan material, alat kerja, kotak sampah dan

barang-barang bekas yang berada diatas dok telah dinaikkan ke darat.

 Siapkan tali tambat pada tempat yang telah ditentukan.

 Siapkan tenaga kerja yang telah ditentukan di atas dok

(14)

 Pastikan kapal yang telah diturunkan dok telah diatur

kondisi ballast sesuai pada waktu naik dok dan dan telah diperiksa oleh pihak control galangan, klas,atau owner surveyor.

 Seluruh peralatan yang ada di dock apung dicoba dan

pastikan alat-alat mekanik, elektrik, pneumatik, serta indikator-indikator yang ada di control house dapat bekerja secara akurat.

 Pastikan kondisi kapal tunda (tug boat) dalam kondisi siap

pakai.

 Periksa tabel pasang surut air laut terhadap kondisi sarat

penurunan kapal dan dock apung telah aman dari bahaya kandas.

b. Tahap Pelaksanaan :

 Dok apung diturunkan sampai draft yang diperlukan

(dengan mengantisipasi situasi pasang surut air laut).

 Setelah kapal terapung, checker dan inspektor control

galangan memeriksa lokasi yang ada perbaikan terhadap kemungkinan adanya kebocoran.

 Kapal digandeng 2 kapal tunda untuk ditarik keluar dok

apung, kemudian ditempatkan pada lokasi sandar yang telah ditentukan.

 Setelah kapal keluar, dok mulai dipompa kembali.

 Selama dalam proses pemompaan, petugas yang berada

diatas dok selalu mengikuti perkembangan situasi dan kondisi sampai dok terapung kembali seperti semula.

2.1.4 Perawatan Kapal

Menurut Ariyanto (2009), Periode perawatan Kapal Perikanan sebagai berikut:

a. Perawatan rutin

(15)

kapal yang berada diatas permukaan air laut. Pekerjaan yang termasuk di dalam kegiatan perawatan rutin yaitu:

- Pembersihan dan pengecatan kontruksi kapal

- Pendempulan dan pemakalan kampuh kapal yang rusak - Perbaikan bagian kontruksi yang rusak.

b. Perawatan periodik

Perawatan periodik adalah perawatan kontruksi kapal khususnya kapal kayu dilakukan setiap periode waktu enam bulan yang meliputi kontruksi kapal yang berada dibawah permukaan air laut. Untuk perwatan periodik kapal kayu harus dilakukan docking kapal ada tiga cara pengedokan kapal yaitu:

1. Pengedokan kapal secara mekanis 2. Pengedokan kapal secara tradisional

Pengedokan kapal dengan cara tradisional ditentukan oleh tinggi rendahnya pasang surut didaerah sekitar galangan kapal. Apabila perbedaan pasang surut cukup tinggi maka kapal cukup dikandaskan pada daratan dan selanjutnya dipasang balok penyangga pada lambung kanan-kiri kapal agar kapal tetap dalam posisi tegak harus diperhatikan dalam pengedokan dilakukan secara tradisonal yaitu dasar perairan harus berupa pasir atau lumpur.

c. Docking besar.

(16)

2.1.5 Perawatan/Perbaikan Kayu pada Kapal

Jika perawatan dilakukan oleh pemilik kapal sendiri maka pada perbaikan kapal yang terbuat dari material kayu, pada umumya pihak galangan anya menyediakan tempat (slipway) untuk pross perawatan dan perbaikan kapal. Biaya yang dikenakan kepada pemilik kapal hanyalah biaya naik/turun kapal dan biaya sewa slipway per hari. Proses perbaikan dilakukan sendiri oleh pemilik kapal dengan merekrut pekerja-pekerja sendiri, dengan demikian biaya perawatan dan perbaikan ditanggung sendiri oleh pemilik kapal secara langsung.

Jika perawatan dilakukan oleh galangan kapal maka Proses perawatan dan perbaikan yang dilakukan pada galangan kapal meliputi perawatan dan perbaikan untuk bagian badan kapal (Lambung kapal), perawatan dan perbaikan itu meliputi:

 Pencucian seluruh bagian kapal, pengelontokan cat kapal

yang telah rusak atau bocor dan pengecatan kapal. Namun demikian apabila pihak pemilik kapal menginginkan hal tersebut dilakukan oleh pihak galangan kapal, maka setelah terjadi kesepakatan bersana, proses perbaikan akan segera dilakukan.

 Perawatan dan perbaikan lainnya seperti: mesin kapal,

baling baling, jangkar, instalasi listrik dan lainnya juga dapat dilakukan oleh pihak galangan kapal, sedangkan untuk alat tangkap ikan, pada umumnya dlakukan di tempat lain.

a. Prosedur Kegiatan Perawatan dan Perbaikan Kapal Kayu Prosedur yang dilakukan pada dasarnya tidak terlalu rumit dan birokratis. Setelah ada surat pengantar dari syahbandar (atau hal tersebut bisa dibantu oleh pihak galangan) dan setelah terjadi kesepakatan bersama maka proses perbaikan kapal dimulai.

(17)

pemilik dalam melakukan kegiatan doking. Pemberitahuan itu dapat langsung dinaikkan ke atas slipway sesuai tanggal dan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Pencucian Kapal

Setelah kapal berada di slipway, kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah pembersihan atau pencucian seluruh bagian kapal. Pencucian ini menggunakan air tawar yang berasal dari ledeng. Selama proses pencucian berlangsung, dilakukan kegiatan pembersihan badan apal dari binatang laut dan kotoran lain yang menepel pada lambung kapal.

Alat yang digunakan adalah serok dan sikat besi. Pembersihan ini dilakukan pada seluruh badan kapal terutama bagian lambung kapal. Kegiatan ini berlangsung selama 1-2 jam. Dengan keadaan kapal yang sudah bersih, maka dapat dilihat secara pasti dan jelas mengenai kondisi kapal, sehingga dapat diketahui bagian bagian yang perlu perbaikan atau pengantian. Bagian bagian yang rusak dapat dilepaskan terlebih dahulu untuk diperbaiki, diantaranya adalah baling, daun kemudi, klep depan dan belakang, as baling-baling dan bagian permesinan.

c. Pemakalan dan Pendempulan Badan Kapal

(18)

dan pakal. Proses pemakalan dan pendempulan memakan waktu 2-3 hari tergantung kepada jumlah pekerja dan ukuran kapal yang dikerjakan.

d. Pengecatan Kapal

Proses pengecatan dimulai dengan pemberian cat menie pada seluruh bagian lambung kapal. Pemberian cat menie bermulai dari lunas (dasar) sampai batas water line tertinggi. Cat ini diharapkan dapat menjadi anti fouling dan anti karat pada lambung kapal.

Proses selanjutnya adalah pemberian cat yang sesuai dengan keinginan pemilik kapal. Cat ini melapisi cat menie yang telah kering sebelumnya. Proses pengecatan kapal deilakukan oleh kelompok pekerja yang brbeda dari sebelumnya. Berjumlah 5-6 orang sehingga proses ini dapat diselesaikan selama 1-2 hari. Jika seluruh kegiatan perawatan kapal selesai maka bagian bagian kapal yang lain dilepaskan sebelumnya (daun kemudi, baling baling, clamp depan belakang dan as baling baling) dapat dipasang kembali.

e. Kegiatan Reparasi

Penggantian kayu lunas, penambahan kayu lunas (memperpanjang lunas kapal pada bagian buritan, dan penambahan kayu lunas (menambah ketebalan lunas kapal). Clamp merupakan bagian yang terbuat dari besi yang berada pada bagian sambungan linggi depan dan belakang kapal dengan lunas kapal. Clamp berfungsi untuk memperkuat sambugan tersebut. Pemasangan clamp dengan menggunakan mur yang diborkan ke dalam kayu linggi dan lunas.

(19)

yang baru. Proses perbaikan juga sering dilakukan untuk mengganti papan papan dek yang telah lapuk.

2.2 Perbandingan GT Kapal dengan HP Mesin

Usaha penangkapan ikan dapat dimaksimalkan efisiensinya, apabila sarana dan prasarana dimajukembangkan dengan teknik yang memadai atau berteknologi maju. Teknologi yang menentukan dalam usaha penangkapan dalam kaitannya dengan kapal perikanan ialah penggunaan mesin (mekanisasi) untuk penggerak kapal. Pemanfaatan mesin dalam kapal perikanan sangat membantu kegiatan penangkapan. Oleh karena itu, semakin modern teknik mesin yang digunakan semakin efektif dan efisien pula kegiatan penangkapan. Oleh karena itu, dengan didukung oleh perangkat penangkapan yang modern, maka tentunya akan semakin dapat pula dilakukan upaya memaksimalkan usaha penangkapan, dalam waktu yang relatif lebih singkat.

Oleh karenanya, perputaran mesin yang maksimal dijadikan patokan kemampuan ‘gear box’. Kaedahnya secara sederhana adalah semakin tinggi putaran mesin maka semakin tinggi pula perbandingan yang harus dimiliki oleh gear box. Apabila kaedah ini tidak diterapkan, maka dapat berakibat hilangnya tenaga mesin (losting power engine).

(20)

FAO (1996) mengklasifikasikan perikanan yang selektif bagi beberapa negara, menggolongkan perikanan di Indonesia pada dua kategori yaitu:

1. Perikanan skala kecil; menggunakan mesin luar < 10 HP atau < 5 GT dengan daerah operasi jalur 1 (4 mil) dari garis pantai, dan yang menggunakan mesin luar < 50 HP atau < 25 GT dengan daerah operasi jalur 2 (4 mil – 8 mil).

2. Perikanan skala besar yang merupakan perikanan industri, menggunakan mesin dalam < 200 HP atau 100 GT dengan daerah operasi jalur 3 dan 4 (8 mil – 12 mil dan atau > 12 mil).

2.2.1 GT (Gross Tonnage)

GT adalah perhitungan volume semua ruang yang terletak dibawah geladak kapal ditambah dengan volume ruangan tertutup yang terletak di atas geladak ditambah dengan isi ruangan beserta semua ruangan tertutup yang terletak di atas geladak.

Tonase kotor (GT) diperoleh dengan mengalikan faktor yang besarnya 0,25 dengan jumlah volume (V) dari volume ruangan di bawah geladak (VI) dan volume ruangan-ruangan di atas geladak yang tertutup (V2), atau dalam bentuk rumus ditulis sebagai berikut : Tonnage Kotor (GT) = 0,25 . V

2.2.2 HP (Horse Power)

Horse power / tenaga kuda adalah salah satu unit pengukuran daya yang pada umumnya setara dengan 735.5 hingga 745.7 watt. Pada awalnya, istilah daya kuda digunakan untuk membandingkan performa antara mesin uap dengan kemampuan tarikan kuda (draft horse). Setelah itu, satuan ini diadopsi untuk mengukur daya keluaran dari piston, turbin, motor listrik, dan mesin lainnya.

(21)

adalah suatu nilai horse power yang diperoleh dari sebuah gerakan piston naik turun yang diterima oleh poros engkol (crankshaft) dan nilai tersebut dihitung sebagai nilai net (nilai bersih) dari horse power, nilai tersebut didapat dengan mengabaikan loss komponen yang dihasilkan oleh putaran komponen komponen lainnya yang terdapat pada rangkaian mesin tersebut. Sedangkan yang ke dua adalah Wheel Horse Power (Horse power) dimana nilai dari Hp tersebut didapat setelah melalui proses loss komponen yang ada didalam rangakian mesin tersebut.

2.3 Tata Letak Pemasangan Mesin

Menentukan pondasi mesin yang tepat (accurate) adalah langkah awal yang penting dilakukan dalam proses memasang mesin kapal. Karena hal ini berkaitan erat dengan teknik memasang mesin kapal yang efektif sebagai penggerak kapal. Membuat kapal perikanan haruslah memperhitungkan rancangan kedudukan mesin dan perangkat yang mendukung mesin tersebut sebagai penggeraknya. Untuk memehuhi persyaratan itu diperlukan sumber tenaga penggerak yang memiliki kemampuan menghasilkan daya kecepatan yang tinggi. Ada beberapa jenis tenaga penggerak yang sering digunakan pada kapal, antara lain mesin yang bertenaga miyak solar atau diesel dan bertenaga bahan bakar bensin (Pounder, 1972).

Menentukan kedudukan mesin kapal haruslah dipertimbangkan sistemnya dengankapal. Kedudukan mesin haruslah selaras dengan berat dan ukuran mesin. Instalasi kedudukan mesin yang baik akan mengurangi getaran (vibrasi) yang ditimbulkan oleh mesin itu (Pike, 1975).

(22)

Menurut Wiranto dan Tsuda (2004) mesin diesel merupakan mesin yang sistem penggeraknya adalah menggunakan sistem pemampatan (compression system) yang tinggi, kemudian menginjeksikan bahan bakar ke dalam udara dalam mesin pada suhu dan tekanan yang tinggi. Hal inilah sebenarnya sumber yang menimbulkan getaran yang kuat, yang pada gilirannya dapat berakibat berkurangnya kekuatan mesin dan lunas kapal dalam rentang waktu yang lama.

Untuk mengkonversikan antara suatu jenis mesin sebagai mesin utama baik dari jenis kecepatan tinggi atau menengah pada suatu kapal perikanan sangat erat kaitannya dengan rancangan awal dalam pembuatan kapal, yang berkaitan pula dengan keadaan mesin yang dipakai atau pemilihan mesin (Fyson 1985), dan teknik pemasangan mesin pada kapal. Seperti yang dikemukakan oleh Ahmad et al. (2004) bahwa tahapan di dalam pembuatan suatu kapal di antara rangkaian sistemnya adalah pemasangan landasan mesin dan pemasangan sumbu baling-baling (bost propeller). Dengan demikian diperlukan suatu pemaduan (integrasi) antara teknik pemasangan instalasi mesin dengan perancangan kapal. Itu haruslah berdasarkan pengetahuan teknik pemasangan mesin yang efektif menggerakkan kapal perikanan, yang umumnya masih dibuat dari bahan kayu.

Mesin utama kapal penangkap ikan harus mempunyai daya yang sesuai dengan hambatan yang dihadapi kapal, yang dipengaruhi oleh penempatan fondasi mesin kapal dan hubungan mesin dengan ukuran kipas. Hal ini ada hubungannya dengan pemilihan mesin yang dipasang pada kapal penangkap ikan, karena dirancang dan direkayasa untuk Negara pembuatnya, maka mungkin saja tidak sesuai dengan alam dan lingkungan Indonesia; terutama tentang ketahanannya terhadap suhu, kelembaban, dll. (Manga, 1993).

Konstuksi kamar mesin dibuat khusus karena adanya beban-beban tambahan yang bersifat tetap, seperti berputarnya mesin utama dan mesin lainnya.

(23)

pada umumnya dilakukan perhitungan dengan membandingkannya terhadap ukuran berat (GT) kapal. Sebab fungsi kemudi memang untuk mengarahkan gerakan kapal atau berkaitan dengan menggerakkan kapal. Oleh karena itu, lazimnya semakin besar atau berat kapalnya semakin besar pula ukuran kemudi yang dibutuhkan. Selain itu, ukuran kemudi juga ditentukan oleh fungsi kapal. Pada kapal yang membutuhkan maneuver cukup tinggi seperti kapal purse-seine, maka daun kemudinya dibuat sedikit lebih besar.

Pembuatan lubang sumbu baling-baling merupakan hal yang sangat menentukan (crucial) terhadap efektifnya mesin. Ini erat kaitannya dengan kedudukan dan besarnya lubang, yang ditentukan oleh besarnya sumbu dan ukuran baling-baling yang digunakan. Kedudukan lubang sumbu baling-baling mempengaruhi kedudukan fondasi mesin dan pada gilirannya juga efektifnya tenaga mesin. Kedudukan dan besarnya lubang sumbu baling-baling juga berkaitan erat dengan jenis mesin yang akan digunakan karena akan mempengaruhi kemampuan ‘gear box’.

2.3.1 Konstruksi Kamar Mesin Kapal

Kamar mesin adalah kompartemen yang sangat penting pada sebuah kapal. Di tempat inilah terdapat mesin penggerak kapal yang biasanya dinamakan mesin induk atau mesin utama. Di kamar mesin pula terletaksumber tenaga untuk membangkitkan listrik yang berupa generator listrik kapal, pompa-pompa, dan bermacam-macam peralatan kerja yang menunjang pengoperasian kapal. Konstruksi kamar mesin dibuat khusus karena adanya beban-beban tambahan yang bersifat tetap, seperti berputarnya mesin utama dan mesin lainnya.

(24)

Keterangan:

1. Mesin utama 2. Generator

3. Wrang kamar mesin 4. Tangki pelumas cadangan 5. Poros antara

6. Poros baling-baling 7. Baling-baling 8. Kemudi

9. Tangki air tawar 10. Cerobong asap

(25)

Pandangan Atas Kamar Mesin

Gambar pandangan atas kamar mesin dibuat berdasarkan pandangan atas dari lantai kamar mesin dan dinamakan gambar rencana tata letak kamar mesin.

Gambar-gambar lain yang lebih detail dari kamar mesin berpedoman pada gambar rencana tata letak kamar mesin, misalnya gambar fondasi mesin pompa-pompa, botol angin, keran-keran, dan sistem pipa pada kamar mesin.

Pandangan Samping Seluruh Isi Kamar Mesin

Keterangan:

(26)

2. Mesin utama

3. Dinding selubung kamar mesin 4. Jendela atas

5. Cerobong asap

6. Sekat depan kamar mesin 7. Sekat belakang kamar mesin 8. Pipa gas buang

9. Pelat alas 10. Geladak utama 11. Geladak kimbul 12. Geladak sekoci

Untuk merencanakan kamar mesin seluruh kebutuhan sistem harus ditentukan secara detail. Di dalam pertimbangan perancangan kamar mesin bukan hanya meminimumkan volume ruang mesin atau panjang kamar mesin namun harus di pertimbangkan pencapaian layout yang rational untuk mesin utama dan mesin bantu. Juga harus dipertimbangkan kemungkinan untuk pemasangan, pengoperasian, perawatan praktis, reparasi maupun penggantian.

BAB III

KESIMPULAN

(27)

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

 Pengedokan adalah suatu proses memindahkan kapal dari air/laut ke

atas dock dengan bantuan fasilitas pengedokan.

 Untuk melakukan pengedokan kapal ini, harus dilakukan persiapan

yang matang dan berhati-hati mengingat spesifikasi bentuk kapal yang khusus dan berbeda-beda setiap kapal.

 Secara garis besar, jenis pengedokan ada 4 yaitu:

a) Dok Kolam (Graving Dock/Dry Dock) b) Dok Apung (Floating Dock)

c) Dok Tarik (Slipway Dock) d) Dok Angkat (Syncrholift)

 Periode perawatan kapal ada 3 yaitu perawatan rutin, perawatan

periodic, dan docking besar.

 Usaha penangkapan ikan dapat dimaksimalkan efisiensinya, apabila

sarana dan prasarana dimajukembangkan dengan teknik yang memadai atau berteknologi maju.

 Kamar mesin adalah kompartemen yang sangat penting pada sebuah

kapal. Di tempat inilah terdapat mesin penggerak kapal yang biasanya dinamakan mesin induk atau mesin utama.

Gambar

Gambar : Graving Dock
Gambar : Floating Dock
Gambar : Syncrolift Drydock
Gambar pandangan atas kamar mesin dibuat berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan ini boleh difahami bahawa majoriti responden yang hadir pada sesi rundingcara tidak melaksanakan ibadat solat fardu sepenuhnya dan dipersetujui juga

Ibn Rusyd memberikan batasan tentang teori sebab akibat ini sebagai suatu hubungan yang mesti, tanpa adanya suatu ketetapan bagi suatu benda tidak akan bisa dibedakan antara

Hal ini mungkin dikarenakan unsur hara yang terkandung di dalam tanah sudah terpenuhi dan optimal sehingga dengan pemberian dosis yang berbeda menunjukkan

Pada November 2005, Amerika Serikat menghentikan embargo kepada Indonesia dan kembali menjalin hubungan kerjasama dengan Amerika seperti sebelumnya, Namun hal ini juga

Kemudian berdasarkan hasil observasi di lapangan penulis menemukan bahwa secara keseluruhan kemampuan kerja aparatur desa dalam memberikan pelayanan administratif

Jika da- lam konteks tradisional belasungkawa diekspresikan melalui ucapan secara langsung atau dengan tindakan melayat sebagai manifestasi perilaku empati, ekspresi