• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TINGKAT – TINGKAT ORGANISASI STRUKTURAL

Semua kehidupan ditandai dengan tingkatan organisme yang berhirarki. Sel menempati tempat khusus dalam hirarki kehidupan karena merupakan tingkat organisasi terendah yang dapat hidup mandiri sebagai suatu organisme. Protista, misalnya, memiliki organel terspesialisasi yang melakukan pekerjaan tertentu, sehingga mereka dapat mencerna makanan, mendeteksi perubahan lingkungan, mengekskresikan hasil buangan dan bereproduksi—semuanya di dalam sebuah sel tunggal. Protista menggambarkan tingkat organisasi seluler, tingkat yang paling sederhana yang mungkin dicapai oleh suatu organisme.

Berbeda dengan hewan, sel-sel membentuk tubuh hewan melalui sifat-sifat emergennya. Sel-sel terorganisasi menjadi jaringan (tissue), yaitu kelompok sel dengan kenampakan yang serupa dan fungsi yang sama. Jaringan- jaringan yang berbeda terorganisasi lebih lanjut kedalam unit-unit fungsional yang disebut organ. Kelompok-kelompok organ yang bekerja bersama-sama memberikan tingkat organisasi dan koordinasi tambahan dan menyusun sistem organ.

Tabel Sistem Organ : Komponen dan Fungsi Utamanya

SISTEM ORGAN KOMPONEN UTAMA FUNGSI UTAMA

Pencernaan Mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, hati, pankreas, anus.

Pengolahan makanan

Sirkulasi Jantung, pembuluh darah, darah Distribusi internal bahan-bahan Respirasi Paru-paru, trakea, pipa pernapasan

lain pengaturan keseimbangan osmotik darah

Endokrin Pituitari (hipofisis), tiroid, pankreas, kelenjar penghasil hormon lain

(2)

Reproduksi Ovarium, testis, dan organ terkait Reproduksi Saraf Otak, sumsum tulang belakang,

saraf, organ sensoris

Koordinasi aktivitas tubuh

Integumen Kulit dan aksesorisnya (rambut, kuku, dan kelenjar kulit)

Perlindungan terhadap cedera mekanis, infeksi, pengeringan

Kerangka Kerangka (tulang sejati, tendon, ligamen, tulang rawan)

Penyokong tubuh, perlindungan organ internal

Otot Otot rangka Pergerakan, lokomosi

2.2 STRUKTUR DAN JARINGAN HEWAN

Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk membentuk suatu organ. Jenis jaringan yang umumnya dimiliki oleh hewan kecuali hewan yang paling sederhana ada empat macam, yaitu jaringan saraf, jaringan epitel, jaringan otot, dan jaringan ikat. Berdasarkan struktur jaringan dan fungsi utamanya, kita dapat membedakan keempat jaringan dasar hewan pada tabel berikut

Jaringa n

Sel Matriks Ekstraselular Fungsi Utama

Saraf Rangkaian tonjolan sel yang memanjang

Tidak ada Menyampaikan impuls/rangsang saraf

Epitel Kumpulan sel bersegi banyak

Sedikit Melapisi permukaan atau rongga tubuh, sekresi bahan-bahan kelenjar

Otot Sel kontraktil yang memanjang

Cukup banyak Sebagai alat aktif

Ikat Beberapa tipe sel yang

menetap atau

berpindah-pindah

Banyak sekali Sebagai penyokong dan pelindung

2.2.1 Jaringan Epitel

a. Pengertian jaringan epitel

Jaringan epitel adalah jaringan yang menutupi bagian luar tubuh serta melapisi organ organ dan rongga – rongga di dalam tubuh. Sel – sel epitel yang tersusun rapat sering kali melibatkan sambungan ketat yang memungkinkan jaringan epitel berfungsi sebagai penghalang menghalang cidera mekanis, patogen dan kehilangan cairan.

(3)

Beberapa fungsi jaringan epitel Jaringan epitel antara lain mempunyai fungsi:

1. sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh fisis mekanis maupun kimia, contohnya adalah kulit

2. sebagai alat ekskresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme (air, garam, amoniak, CO2, dan lain-lain), contohnya adalah kulit, tubulus ginjal, alveoli. 3. sebagai alat osmoregulasi (pengaturan tekanan osmosis cairan tubuh), dan

thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh), contohnya adalah kulit, tubulus ginjal. 4. sebagai alat sekresi untuk menghasilkan enzim, atau hasil lainnya, contohnya

kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin: kelenjar keringat, kelenjar minyak dan lain-lainnya.

5. sebagai alat respirasi, contohnya kulit, alveoli 6. sebagai alat absorpsi sari makanan, contohnya usus. c. Pengelompokan jaringan epitel

Terdapat dua pengelompokan jaringan epitel, yaitu berdasarkan jumlah lapisan selnya dan berdasarkan bentuk selnya. Berdasarkan jumlah lapisan selnya, jaringan epitel dibagi menjadi jaringan epitel selapis (sederhana) dan jaringan epitel berlapis. Adapun berdasarkan bentuk selnya, jaringan epitel dibedakan menjadi epitel pipih , epitel kubus, dan epitel silindris.

d. Macam – macam jaringan epitel pada hewan 1. Epitel pipih selapis

Jaringan ini tersusun atas sel-sel dengan bentuk pipih dan hanya satu lapis. Jaringan ini terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa, dan alveoli (paru-paru). Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses difusi oksigen dan karbon dioksida serta filtrasi darah pada ginjal.

2. Epitel pipih berlapis

Epitel ini tersusun atas beberapa lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel pipih memiliki sitoplasma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat. Jaringan ini terdapat pada rongga mulut, rongga hidung, dan kerongkongan, vagina, saluran anus, ujung uretra. Sesuai dengan jumlah lapisannya yang banyak, jaringan ini berperan sebagai pelindung, misalnya terhadap gesekan.

3. Epitel kubus selapis

(4)

4. Epitel kubus berlapis

Epitel Kubus Berlapis. Jaringan ini tersusun atas beberapa lapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus berlapis terdapat pada mulut, kerongkongan, dan kelenjar keringat pada kulit. Sesuai dengan strukturnya, jaringan ini berperan sebagai pelindung dari gesekan.

5. Epitel silindris selapis

Jaringan ini tersusun atas sel-sel berbentuk silinder. Pada jaringan ini, biasanya terdapat sel-sel goblet .Sel goblet berfungsi dalam menghasilkan lendir (mucus) yang berperan dalam mempermudah penyerapan makanan (absorpsi). Biasanya, jaringan ini terdapat pada usus halus dan saluran pencernaan lainnya.

6. Epitel silindris berlapis

ini tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk silinder. Epitel silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring. Jaringan ini berperan dalam proses sekresi.

7. Epitel silindris berlapis semu bersilia

Jaringan ini tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel tidak sejajar sehingga seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada jaringan ini terdapat silia yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di atasnya. Misalnya, kotoran atau debu tidak akan masuk ke dalam paru-paru karena digerakkan oleh silia pada sel-sel saluran pernapasan. Jaringan ini terdapat pada saluran pernapasan, rongga hidung, dan saluran telur (tuba Fallopi).

8. Epitel transisi

Epitel Transisi. Jaringan ini terdiri atas berlapis-lapis sel. Akan tetapi, sel-sel penyusun jaringan ini sel-selalu berubah bentuknya. Pada keadaan tegang, sel-sel-sel-sel tersebut berbentuk lebih pipih dan panjang. Adapun pada keadaan normal (relaksasi), sel-selnya berbentuk bulat dan besar. Jaringan ini banyak terdapat di kandung kemih, saluran ureter, dan ginjal. Fungsi dari jaringan ini Mengakomodasi fluktuasi dari volume cairan pada organ dikarenakan memiliki kemampuan merenggang dengan mudah.

9. Epitel kelenjar

(5)

yang berhubungan dengan sekresi zat-zat yang digunakan secara internal oleh tubuh, misalnya hormon. Kelenjar eksokrin mengeluarkan zat yang akan dikeluarkan oleh tubuh, misalnya lendir, keringat dll kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung dalam aliran darah, dari mana mereka melakukan perjalanan ke organ sasaran, sedangkan kelenjar eksokrin mencapai organ sasaran melalui media saluran. Kedua kelenjar ini menghasilkan sekresi mereka melalui jaringan epitel kelenjar yang terdiri dari beberapa sel-sel khusus yang disebut sel goblet.

 Gambar Macam Jaringan Epitel

Epitel Pipih Selapis

Epitel Pipih Berlapis Epitel Kubus Selapis

Epitel Kubus Berlapis

Epitel Silindris Selapis Epitel Silindris Berlapis

Epitel Silindris Selapis semu Bersilia Epitel Transisi Epitel Kelenjar

2.2.2 Jaringan Ikat

(6)

Perimbangan antara sel dan matriks atau bahan antar sel menunjukkan variasi cukup jelas, tergantung dari macam jaringan ikat tersebut. Dalam tubuh hewan terdapat berbagai bentuk jaringan ikat, bahkan ada yang mengalami modifikasi sesuai fungsinya. Fungsi jaringan ikat adalah :

1. Sebagai penunjang tubuh dalam arti luas, misalnya kerangka tubuh

2. Sebagai penunjang serta pengantar pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf masuk organ tubuh vital, misalnya otak, ginjal, hati, paru-paru dan sebagainya.

3. Merupakan media antara pembuluh darah kapiler dengan sel-sel tubuh dalam mengantarkan zat makanan, zat asam, dan mengambil sisa metabolisme.

(7)

b) Jaringan ikat mukosa

Jaringan ikat mukosa/berlendir dapat dianggap sebagai tahap perkembangan lanjut dari mesenkim. Fibril sudah mulai terbentuk pada matriks yang berkonsistensi jel. Bagaimana terjadinya fibril ini masih dipermasalahkan, yang jelas sangat halus, tidak bercabang dan sulit diwarnai. Pembuluh darah dan syaraf belum banyak. Zat makanan dan oksigen menuju sel-sel melalui difusi. Jaringan ikat mukosa ditemukan pada tali pusar (umbilicus) di sekitar pembuluh darah, dikenal sebagai „jaringan Wharton . Pada mammalia tidak‟

terdapat lagi, hanya pada pupil omasum terdapat jaringan yang mirip, begitu pula pada balung dan pial ayam yang berperan sebagai penunjang.

2. Jaringan Ikat Dewasa

(8)

a) Jaringan Ikat Padat Teratur

Jaringan ikat padat teratur dikarenakan susunan serabutnya. Bila serabutnya padat, maka sel-selnya relatif sedikit serta macamnya terbatas. Matriks pun relatif sedikit. Dengan melihat macam serabutnya, dibagi sebagai berikut :

- Mayoritas serabut kolagen : tendon, ligamentum, fasia, aponeurosis. - Mayoritas serabut elastin : ligamentum nukhe, tunika flava

b).Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur

Struktur serabut kolagen padat dan susunannya tidak teratur. Di samping mayoritas adalah serabu kolagen, terdapat pula serabut elastik sedikit dan bahkan otot polos, misalnya tunika albugenea testis kuda, kapsula dan trabukula limpa, jelas memiliki otot polos. Misalnya jaringan ikat padat tidak teratur antara lain korium (kulit), tunika albugenia, kapsula, trabukula, septa dan sebagainya.

3. KARTILAGO

Tulang rawan (kartilago) sebagai alat penunjang tubuh, harus kuat dan lentur, tahan terhadap tekanan maupun tarikan. Pada vertebrata tingkat rendah misalnya elasmobranchii, seluruh kerangka tubuh terdiri atas tulang rawan. Pada mamalia (fetus) hampir seluruh kerangka terdiri atas tulang rawan hialin. Sekitar kelahiran (partus) menjelang dewasa tulang rawan tersebut di rombak secara bertahap dan diganti dengan tulang sejati, meskipun tidak seluruhnya, yang tetap tinggal sebagai tulang rawan adalah permukaan persendian, trakea, laring, bronki, tulang rusuk, dan sebagainya.

Ciri khas tulang rawan memiliki se-sel (kondrosit), serabutnya dapat kolagen atau elastin, dan matriks atau bahan dasar yang mengeras kecuali pada tulang rawan fibrosa. Khas bahwa pada tulang rawan tidak terdapat pembuluh darah atau limfe, jadi zat makanan serta oksigen akan menyebar secara difusi. Matriks meskipun mengeras tapi tetap lentur dan permeabel. Dalam tubuh hewan dikenal adanya tiga tulang rawan masing-masing (1) tulang rawan hialin; (2) tulang rawan elastin; (3) tulang rawan fibrosa.

a) Kartilago Hialin

(9)

b) Kartilago Elastik

Tulang rawan segar beraspek kuning karena banyak mengandung serabut elastin. Secara garis besar memiliki bangun histologik mirip tulang rawan hialin, hanya berbeda dalam macam serabutna. Serabut ealstin membuat anyaman pada interteritorial mastriks secara merata. Makin menuju permukaan jalinan serabut makan tipis, sebaliknya makin ke dalam makn pekat jalinannya. Penapuran tulang rawan elastin agak jarang mungkin terjadi pada umur tua. Tulang rawan elatin terdapat pada pada daun telinga, tuba auditiva eustachii, epiglotis, membran nictitans, dan sebagainya.

c) Kartilago Fibrosa

(10)

2.2.3 Jaringan Otot

Jaringan otot (muscle tissue) terdiri atas sel-sel panjang yang disebut serabut otot yang mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh impuls saraf. Tersusun dalam susunan paralel di dalam sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan miosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam suatu hewan yang aktif.

Dalam tubuh vertebrata terdapat tiga jenis jaringan otot, yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos.

a. Otot Rangka (skeletal muscle)

Merupakan otot yang dilekatkan ke tulang oleh tendon, bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Mamalia dewasa memiliki jumlah sel-sel otot yang tetap, mengangkat beban dan metode lain untuk membentuk otot tidak meningkatkan jumlah sel, tetapi hanya memperbesar ukuran sel yang sudah ada. Otot rangka juga disebut otot lurik (striated muscle) karena pengaturan filamennya yang tumpang tindih, sehingga memberikan penampakan sel yang berlurik atau bergaris dibawah mikroskop.

Otot rangka memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Bentuk sel silindris relative panjang

b. Berinti banyak terletak di tepi.

c. Berabut myofibril berwarna elap dan terang. d. Bekerja di bawah kehendak (otot volunter) e. Reaksi terhadap rangsang cepat.

f. Mudah lelah.

b. Otot Jantung (cardiac muscle)

Merupakan otot yang membentuk dinding kontraktil jantung dan berperan dalam mengembang dan mengempisnya jantung untuk memompa darah. Otot ini tampak lurik, tetapi berbeda dengan otot rangka, berikut merupakan ciri-ciri otot jantung, yaitu :

(11)

b. Bentuk silindris,relative panjang dan ujungnya terhubung dengan cakram berinterkalar

c. Berinti satu atau dua di tengah.

d. Bekerja tidak di bawah kehendak (otot tidak sadar) e. Kontraksi secara otomatis.

f. Reaksi terhadap rangsang lambat

c. Otot Polos (smooth muscle)

Merupakan otot yang tidak memiliki penampakan berlurik dan dikontrol oleh jenis saraf yang berbeda dari saraf yang mengontrol otot rangka, otot polos bertanggung jawab atas aktivitas tubuh tidak sadar, seperti gerakan lambung atau penyempitan arteri. Berikut merupakan ciri-ciri otot polos, yaitu:

a. Bentuk sel memanjang dengan ujung meruncing. b. Berinti satu di tengah.

c. Miofibril tidak berwarna ( polos)

d. Merupakan otot tak sadar ( otot involunter ) e. Reaksi terhadap rangsang lambat.

Berikut merupakan perbedaan antara otot polos, otot rangka dan otot jantung.

No Pembeda Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung

1 Inti sel Satu inti di tengah Banyak inti di tepi Satu inti 2 Sifat kerja Tidak menurut kehendak Menurut kehendak Tidak menurut

kehendak 3 Reaksi terhadap

rangsang

Lambat Cepat Lambat

4 Letak Dinding saluran tubuh, pembuluh darah, usus

Pada rangka Pada dinding jantung

2.2.4 Jaringan Saraf

(12)

Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dan terdiri dari sel-sel saraf (neuron). Jaringan saraf mengirimkan impuls dari panca indera ke saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) dan dari saraf pusat ke organ

lainnya.

B. Struktur Saraf

Sistem saraf pada hewan terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron adalah sel yang berfungsi sebagai pembawa dan pengirim pesan/rangsang/sinyal (impuls saraf) dan merupakan unit utama dari sistem saraf. Sedangkan neuroglia, adalah sel yang tidak ikut berperan dalam transmisi impuls, tetapi menunjang kerja dengan memberi nutrisi pada neuron.

1. Sel Saraf Neuron

Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel

Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.

Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).

(13)

Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit

Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.

Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf

pada sinapsis.

2. Sel glial (neuroglia cells)

Istilah neuroglia berasal dari nerve glue (nerve=saraf dan glue= lem) berfungsi sebagai penyokong dan penyatu jaringan saraf.Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf, menginsulasi dan menyegarkan kembali neuron. Sel neuroglia umumnya kecil dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin dengan diameter 3-10 mikrometer. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.

(14)

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup memiliki tingkatan organisasi dalam hirarki kehidupan. Pada hewan, sel menempati bagian yang penting yang akan bersatu menjadi sebuah jaringan. Dari jaringan tersebut, dikelompokan ke dalam jaringan yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan tersebut dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf. Dan pada setiap jaringan tersebut nantinya akan menyusun sebuah organ dan organ tersebut akan dikelompokkan dengan organ yang memiliki fungsi yang sama menjadi sebuah sistem organ. Seperti sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem koordinasi dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel Sistem Organ : Komponen dan Fungsi Utamanya

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang bisa dijatuhkan hukuman mati bagi terpidana korupsi berdasar Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Juncto Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tetang

plastik dan agar plastik dapat merekat pada kotak maka akan dipanaskan dengan

Tracer Study akan bermanfaat dalam menyediakan informasi penting mengenai hubungan antara pendidikan tinggi yang dilaksanakan di prodi Pendidikan Fisika dan dunia kerja, menilai

calabura yang diinokulasi FMA indigen menunjukkan pertumbuhan tinggi, diameter batang, biomassa, indeks mutu bibit dan serapan P yang lebih tinggi dari pada semai yang tidak

(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan yang bertujuan mencari keuntungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk diri sendiri atau untuk orang

Prinsip dalam rangkaian hidraulik adalah menggunakan fluida kerja berupa zat cair yang dipindahkan dengan pompa hidraulik untuk menjalankan suatu sistem tertentu.. Pompa

Lebih lanjut, Tafsir (2014:46) mengatakan bahwa inovasi mengacu pada ide, objek atau praktik sesuatu yang baru oleh seseorang atau sekelompok orang yang bermaksud untuk

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi