• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTEKS MANAJEMEN PROYEK DAN TEKNOLOGI I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONTEKS MANAJEMEN PROYEK DAN TEKNOLOGI I"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KONTEKS MANAJEMEN PROYEK DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Proyek bersifat sementara, dan memiliki tujuan untuk menciptakan sebuah produk baik barang maupun jasa. Meskipun sementara, tapi anda tidak dapat menjalankan proyek tersebut secara tertutup. Oleh karena itu sebuah proyek harus beroperasi dalam lingkungan organisasi yang luas, dan manajer proyek perlu mempertimbangkan proyek – proyek dalam konteks organisasi yang lebih besar.

Apa yang dimaksud pendekatan sistem?

Istilah sistem muncul pada tahun 1950-an. Saat itu sistem menggambarkan pendekatan holistic dan analitis untuk memecahkan masalah kompleks yang termasuk mengunakan filososofi sistem, analisis sistem, dan manajemen sistem.

Filosofi sistem adalah model keseluruhan untuk berfikir tentang hal – hal yang berkaitan dengan sistem. Sistem itu sendiri adalah sekumpulan elemen yang saling berinteraksi di dalam sebuah lingkungan untuk mencapai tujuan.

Analisa sistem adalah suatu kegiatan memeriksa suatu masalah untuk memunculkan sebuah solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Melakukan identifikasi dan evaluasi terkait dengan masalah, peluang, kendala dan kebutuhan.

Menggunakan pendekatan sistem adalah penting bagi manajemen proyek untuk sukses. Seorang manajer proyek harus memahami filosofi sistem, bagaimana sebuah proyek berhubungan dengan seluruh organisasi. Mereka juga harus menggunakan analisa sistem untuk memenuhi kebutuhan dengan pendekatan pemecahan masalah. Mereka juga harus menggunakan manajemen sistem untuk mengidentifikasikan bisnis utama, teknologi dan masalah organisasi terkait dengan setiap proyek dalam rangka untuk mengidentifikasi dan memenuhi stakeholder, serta melakukan yang terbaik untuk seluruh organisasi.

Sebuah kasus, terdapat seorang Kepala IT bernama Tom dalam sebuah sekolah tinggi, ia merencanakan pembuatan proyek untuk seluruh siswanya agar menggunakan tablet/laptop untuk kegiatan belajar. Jadi seorang guru hanya tinggal menyediakan materi melalui tablet, begitupun tugas – tugas di kumpulkan dan dikirimkan melalui tablet. Gagasan ini dipublikasikan Tom kepada seluruh guru dan staf melalui email. Namun sayangnya ide Tom ini mendapat respon negative. Ternyata ide tersebut tidak cocok jika diterapkan di sekolah tinggi tersebut. Karena banyak guru yang tidak memiliki waktu luang untuk membaca dan menulis mater di tablet. Apalagi jika pada saat awal semester dan libura musim gugur.

Kesalahan Tom disebabkan karena ia tidak mempertimbangkan stakeholder yang ada, dia terlalu tertutup dalam merencanakan dan mengembangkan proyeknya tersebut.

Three-Sphere Model untuk Manajemen Sistem

(2)

Terkadang manajer dibingungkan dengan berbagai masalah isu yang dapat mengahambat berjalannya proyek, baik itu politik, social, ataupun financial. Satu dari beberapa pertanyaan yang sering diterima oleh

a ajer, Apakah perusahaa perlu e beli software baru u tuk e i gkatka ki erja proyek? .

Menggunakan pendekatan yang lebih holistic akan membantu manajer proyek untuk mengintegrasikan masalah organisasi bisnis dan perencanaan mereka. Hal ini juga membantu mereka untuk melihat proyek sebagai rangkaian tahapan yang saling terkait. Jika anda dapat melakukan hal tersebut maka anda dapat menyelesaikan proyek anda jauh lebih baik.

Memahami Organisasi

(3)

The four frames of Organizations

Gambar diatas menunjukkan kerangka organisasi dari sudut pandang yang berbeda.

Structural frame: bagaimana sebuah organisasi dapat tersetruktur (biasanya digambarkan dengan badan struktur organisasi) dan fokus pada peran masing – masing yang berbeda dan tanggung jawab untuk memenuhi tujuan organisasi serta kebijakan yang ditentukan oleh top manajemen. Kerangka sangat rasional dan berfokus pada koordinasi dan kontro.

Human resources frame: fokus untuk memproduksi sumberdaya manusia yang dibutuhkan organisasi. Menciptakan keselarasan antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan individu.

Politic frame: membahas politik organisasi dan pribadi. Politik di organisasi yang sering terjadi yaitu perebutan kekuasaan dan kepemimpinan antar individu atau kelompok dalam sebuah organisasi. Organisasi tidak sedikit yang terdiri dari beberapa individu dan kelompok yang saling berkoalisi untuk meraih kepentingan sendiri. Jika dalam organisasi tersebut terjadi isu konflik maka akan sangat berbahaya bagi sentral organisasi itu sendiri.

Symbolic frame: fokus pada symbol dan makna. Symbolic frame juga ada kaitannya dengan budaya organisasi. Bagaimana orang – orang berpakaian? Berapa jam mereka bekerja? Bagaimana mereka menjalankan rapat? Banyak proyek TI internasional dan mencangkup stakeholder dari berbagai budaya. Memahami budaya mereka juga bagian pentung dari symbolic frame ini.

Manajer proyek harus belajar untuk menguasai 4 frame tersebut. Untuk selanjutnya akan dibahas tentang bagian pada struktur organisasi, budaya organisasi, manajemen stakeholder, dan kebutuhan untuk komitmen top manajemen untuk memberi informasi tambahan terkait dengan frame structural dan politik.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi secara umum diklasifikasikan menjadi tiga jenis diantaranya struktur organisasi fungsional, proyek, dan matriks.

(4)

Struktur organisasi proyek berbentuk hirarki, tapi bukan manajer fungsional atau wakil presiden melaporkan kepada CEO, tapi staf mereka memiliki berbagai ketrampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek – proyek dalam program mereka. Contoh perusahaan yang menggunakan struktur organisai proyek adalah perusahaan konsultan, arsitektur, teknik, pertahanan. Perusahaan sejenis ini sering menyewa orang khusus untuk bekerja pada proyek – proyek tertentu.

Struktur organisasi matriks merupakan jalan tengah antara struktur fungsional dan proyek. Personil dalam struktur ini sering melaporkan baik untuk manajer fungsional maupun satu atau lebih manajer proyek. Misalnya personil IT di banyak perusahaan sering membagi waktu mereka antara dua atau lebih proyek, tetapi mereka tetap melaporkan kepada manajer mereka di department IT. Manajer proyek dalam organisasi matriks memiliki staf dari berbagai bidang fungsional bekerja pada proyek-proyek mereka, seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas. Struktur organisasi matriks dapat menjadi kuat, lemah, atau seimbang, berdasarkan jumlah kontrol yang diberikan oleh manajer proyek. Masalah dapat terjadi jika anggota tim proyek yang ditugaskan untuk beberapa proyek dalam struktur matriks dan manajer proyek tidak memiliki kontrol yang memadai dari waktu mereka.

Budaya Organisasi

(5)

yang menjadi ciri suatu organisasi. Ini juga mencangkup unsur – unsur keempat frame yang dijelaskan sebelumnya. Organisasi yang sama dapat memiliki sub-kultur yang berbeda.

Menurut Stephen P. Robbins dan Timothy Hakim, penulis buku teks populer di perilaku organisasi, ada 10 karakteristik budaya organisasi:

1. Member identity: Bagaimana seorang anggota organisasi atau karyawan mengidentifikasikan dirinya kepada organisasi atau perusahaan tersebut, seberapa loyalitas kah mereka, atau bahkan sebaliknya.

2. Group emphasis: Sejauh mana kegiatan kerja organisasi atau tim diorganisir, bukan individu. Budaya organisasi menekankan kerja tim yang terbaik untuk mengelola proyek.

3. People Focus : Sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan efek pada orang-orang dalam organisasi. Seorang manajer proyek mungkin memberikan tugas kepada orang-orang tertentu tanpa mempertimbangkan kebutuhan masing-masing, atau manajer proyek mungkin tahu setiap orang fokus pada kebutuhan individu ketika menetapkan pekerjaan atau membuat keputusan lainnya. Manajer proyek yang baik sering menyeimbangkan kebutuhan individu dan organisasi.

4. Unit integration: Tingkat dimana unit atau departemen dalam sebuah organisasi didorong untuk saling berkoordinasi. Kebanyakan manajer proyek berusaha untuk membuat integrasi unit yang kuat untuk mendukung kesuksesan produk, layanan, atau hasil. Budaya organisasi dengan integrasi unit yang kuat membuat pekerjaan manajer proyek lebih mudah.

5. Control: Tingkat dimana aturan, kebijakan, dan pengawasan langsung digunakan untuk mengawasi dan mengontrol perilaku karyawan. Manajer proyek yang berpengalaman menyeimbangkan tingkat kontrol untuk mendapatkan hasil proyek yang baik.

6. Risk tolerance: Tingkat dimana karyawan didorong untuk agresif, inovatif, dan kritis terhadap risiko. Budaya organisasi dengan toleransi risiko yang lebih tinggi memberikan efek baik untuk manajemen proyek karena proyek sering melibatkan teknologi baru, ide-ide, dan proses.

7. Reward criteria: Tingkat dimana imbalan, seperti promosi dan kenaikan gaji, dialokasikan menurut kinerja karyawan daripada senioritas, favoritisme, atau faktor nonperformance lainnya. Manajer proyek dan tim yang baik sering memberi imbalan didasarkan sebagian besar pada kinerja. 8. Conflict tolerance: Tingkat dimana karyawan didorong untuk menyelesaikan konflik dan kritik

secara terbuka. Hal ini sangat penting bagi semua pemangku kepentingan proyek untuk memiliki komunikasi yang baik, sehingga yang terbaik adalah untuk bekerja di sebuah organisasi di mana orang merasa nyaman mendiskusikan konflik secara terbuka.

9. Means-ends orientation: Sejauh mana manajemen berfokus pada hasil bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil. Sebuah organisasi dengan pendekatan yang seimbang di area ini sering memberi dampak yang baik untuk pekerjaan proyek.

(6)

Stakeholder Management

Stakeholder adalah orang-orang yang terlibat dan berpengaruh dalam kegiatan proyek. Terdapat dua stakeholder yaitu internal dan eksternal. Stakeholder proyek internal umumnya termasuk sponsor proyek, tim proyek, staf pendukung, dan pelanggan internal untuk proyek tersebut. Stakeholder internal lainnya termasuk manajemen puncak, manajer fungsional lainnya, dan manajer proyek lainnya. Karena organisasi memiliki sumber daya yang terbatas, proyek mempengaruhi manajemen puncak, manajer fungsional lainnya, dan manajer proyek lainnya dengan menggunakan sumber daya. Jadi, sementara para stakeholder internal tambahan mungkin tidak terlibat langsung dalam proyek, mereka masih stakeholder karena proyek mempengaruhi mereka dalam beberapa cara.

Stakeholder proyek eksternal termasuk pelanggan proyek (jika mereka luar organisasi), pesaing, pemasok, dan kelompok eksternal lainnya yang berpotensi terlibat dalam proyek atau terpengaruh oleh itu, seperti pejabat pemerintah atau warga negara yang bersangkutan. Karena tujuan manajemen proyek adalah untuk memenuhi persyaratan proyek dan memuaskan stakeholder, sangat penting bahwa manajer proyek mengambil waktu yang cukup untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola hubungan dengan semua stakeholder proyek.

Dengan menggunakan 4 kerangka organisasi diatas akan dapat membantu anda untuk berfikir tentang stakeholder proyek dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Pentingnya Komitmen Top Manajemen

Orang – orang yang berada di manajamen puncak adalah kunci kesuksesan sebuah proyek. Sebuah faktor yang sangat penting dalam membantu manajer proyek berhasil memimpin proyek adalah tingkat komitmen dan dukungan yang mereka terima dari manajemen puncak. Tanpa komitmen ini, banyak proyek akan gagal. Beberapa proyek memiliki manajer senior yang disebut juara yang bertindak sebagai pendukung utama untuk sebuah proyek.

Beberapa penelitian menyebutkan dukungan eksekutif sebagai salah satu faktor kunci yang terkait dengan hampir semua keberhasilan proyek. Komitmen manajemen puncak sangat penting untuk manajer proyek untuk alasan berikut:

 Manajer proyek membutuhkan sumber daya yang memadai. Cara terbaik untuk sukses dalam proyek adalah untuk menahan uang yang diperlukan, sumber daya manusia, dan visibilitas. Jika manajer proyek memiliki komitmen manajemen puncak, mereka juga akan memiliki sumber daya yang memadai dan tidak terganggu oleh peristiwa yang tidak mempengaruhi proyek-proyek khusus mereka.

(7)

 Manajer proyek harus memiliki kerjasama dari orang-orang di bagian lain dari organisasi. Karena sebagian besar proyek TI melintasi area fungsional, manajemen puncak harus membantu manajer proyek dengan isu-isu politik yang sering muncul. Jika manajer fungsional tertentu tidak menanggapi permintaan proyek manajer untuk informasi yang diperlukan, manajemen puncak harus turun tangan untuk mendorong manajer fungsional untuk bekerja sama.

 Manajer proyek sering membutuhkan seseorang untuk membimbing dan melatih mereka tentang isu-isu kepemimpinan. Banyak manajer proyek TI berasal dari posisi teknis dan tidak berpengalaman sebagai manajer. Manajer senior harus meluangkan waktu untuk memberikan saran tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Mereka harus mendorong manajer proyek baru untuk mengambil kelas untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan mengalokasikan waktu dan dana bagi manajer untuk melakukannya.

Kebutuhan untuk Komitmen Organisasi kepada Teknologi Informasi

Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan proyek TI adalah komitmen organisasi untuk IT pada umumnya. Hal ini sangat sulit bagi sebuah proyek TI untuk sukses jika organisasi itu sendiri tidak menghargai IT. Banyak perusahaan telah menyadari bahwa TI merupakan bagian integral bisnis mereka dan telah menciptakan seorang wakil presiden atau posisi setara untuk kepala IT, sering disebut Chief Information Officer (CIO).

Beberapa perusahaan menetapkan orang-orang dari daerah non-IT untuk bekerja pada proyek proyek besar penuh waktu dan meningkatkan keterlibatan dari pengguna akhir dari sistem. Beberapa CEO bahkan mengambil peran kepemimpinan yang kuat dalam mempromosikan penggunaan TI dalam organisasi mereka.

Kebutuhan Standar Organisasi

Masalah lain di kebanyakan organisasi adalah kurangnya standar atau pedoman untuk mengikuti ketika melakukan manajemen proyek. Manajemen puncak harus mendukung pengembangan standar-standar dan pedoman, dan mendorong atau bahkan menegakkan penggunaannya. Sebagai contoh, sebuah organisasi mungkin memerlukan semua informasi proyek potensial untuk dilaporkan dalam format standar untuk membuat keputusan manajemen portofolio proyek. Jika seorang manajer proyek tidak menyerahkan proyek potensial dalam format yang tepat, bisa ditolak.

Tahapan Proyek dan Siklus Hidup Proyek

Siklus hidup proyek adalah kumpulan dari fase proyek. Secara umum, siklus hidup proyek mendefinisikan apa pekerjaan yang akan dilakukan di setiap tahap, kiriman apa dan kapan akan diproduksi, yang terlibat dalam setiap fase, dan bagaimana manajemen akan mengontrol dan menyetujui karya yang dihasilkan di setiap tahap. Sebuah penyampaian adalah produk atau layanan, seperti laporan teknis, sesi pelatihan, hardware, atau segmen kode software, diproduksi atau disediakan sebagai bagian dari proyek.

(8)

tengah siklus hidup proyek, kepastian menyelesaikan proyek membaik karena terus, dan informasi lebih yang diketahui tentang persyaratan proyek dan tujuan. Juga, lebih banyak sumber daya biasanya dibutuhkan daripada selama fase awal atau akhir. Tahap akhir dari proyek berfokus pada memastikan bahwa kebutuhan proyek bertemu dan sponsor proyek menyetujui penyelesaian proyek.

Gambar diatas menyediakan kerangka kerja ringkasan untuk fase umum tradisional siklus hidup proyek. Pada tahap konsep proyek, manajer biasanya mengembangkan beberapa jenis dari kasus bisnis, yang menggambarkan kebutuhan untuk proyek dan konsep yang mendasar. Perkiraan biaya awal atau kasar dikembangkan di tahap pertama ini, dan gambaran pekerjaan yang diperlukan dibuat. Sebuah struktur rincian kerja (WBS) menguraikan pekerjaan proyek dengan menguraikan aktivitas kerja ke dalam berbagai tingkat tugas. WBS merupakan dokumen deliverable oriented yang mendefinisikan ruang lingkup total proyek.

Setelah tahap konsep selesai, proyek berikutnya fase pengembangan-dimulai. Pada tahap pengembangan, tim proyek menciptakan manajemen proyek yang lebih rinci rencana, perkiraan biaya yang lebih akurat, dan WBS lebih menyeluruh.

Tahap ketiga dari siklus hidup proyek tradisional adalah implementasi. Pada fase ini, tim proyek menciptakan perkiraan biaya definitif atau sangat akurat, memberikan pekerjaan yang diperlukan, dan memberikan laporan kinerja kepada stakeholder.

Tahap terakhir dari siklus hidup proyek tradisional adalah fase close-out. Di dalamnya, semua pekerjaan selesai, dan pelanggan harus menerima seluruh proyek. Tim proyek harus mendokumentasikan pengalaman pada proyek dalam laporan pelajaran-belajar.

Product Life Cycle

(9)

Waterfall Model: Segala kebutuhan harus ditetapkan diawal secara lengkap. Jika terjadi perubahan maka harus mengulang dari awal. Maka dari itu model ini cocok untuk proyek yang berskala besar.

Spiral Model: Model ini adalah perkembangan dar model waterfall. Cocok untuk proyek yang membutuhkan banyak revisi. Model ini bersifat terbuka.

Prototyping Model: Model ini bertujuan untuk lebih memperjelas kebutuhan pengguna secara operasional. Pengembangan model ini menghasilkan persyaratan fungsional dan spesifikasi desain fisik secara bersamaan.

The RAD Model: Seperti halnya prototype, namun model ini membutuhkan keterlibatan pengguna untuk membantu menghasilkan sistem dengan cepat tanpa mengormbankan kualitas.

Pentingnya Tahapan Proyek dan Management Reviews

Karena banyaknya produk IT dan produk lainnya yang mereka hasilkan, maka penting untuk meluangkan waktu untuk meninjau status proyek pada setiap tahap. Sebuah proyek harus berhasil melewati setiap tahap sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Proyek – proyek ini termasuk salah satu bagian penting dalam sebuah organisasi. Maka penting bagi manajemen puncak untuk dapat memastikan bahwa proyek tersebut harus sesuai dengan kebutuhan lain dari organisasi.

Konteks dalam Proyek Teknologi Informasi

Sifat Proyek IT tidak seperti proyek di banyak industri lain, proyek TI bisa sangat beragam. Beberapa melibatkan sejumlah kecil orang menginstal off-the-rak perangkat keras dan perangkat lunak terkait. Lainnya melibatkan ratusan orang menganalisis proses bisnis beberapa organisasi dan kemudian mengembangkan perangkat lunak baru dalam upaya kolaborasi dengan pengguna untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Bahkan untuk proyek hardware berorientasi kecil, yang terdiri dari beragam jenis hardware bisa komputer pribadi, komputer mainframe, peralatan jaringan, kios, laptop, tablet, atau smartphone, dll.

Karena keragaman proyek IT dan kebaruan lapangan, penting untuk mengembangkan dan mengikuti praktik terbaik dalam mengelola proyek-proyek yang bervariasi. Dengan cara itu, manajer proyek IT akan gambaran awal secara umum dan memahami metode setiap proyek.

Karakteristik Tim TI dalam Sebuah Proyek

(10)

Dampak Keberagaman Teknologi

Banyak jabatan untuk profesional TI mencerminkan teknologi yang berbeda diperlukan untuk memegang posisi tersebut. Sayangnya, spesialis hardware mungkin tidak mengerti bahasa analis basis data, dan sebaliknya. spesialis keamanan mungkin memiliki waktu yang sulit berkomunikasi dengan analis bisnis. Hal ini juga disayangkan bahwa orang-orang dalam fungsi pekerjaan TI yang sama sering tidak memahami satu sama lain karena mereka menggunakan teknologi yang berbeda. Misalnya, seseorang dengan judul programmer bisa sering menggunakan beberapa bahasa pemrograman yang berbeda. Namun, jika programmer terbatas dalam kemampuan mereka untuk bekerja dalam berbagai bahasa, manajer proyek mungkin merasa lebih sulit untuk membentuk dan memimpin tim proyek yang lebih fleksibel.

Tren Terbaru dapat Mempengaruhi Manajemen Proyek Teknologi Informasi

Tantangan dan peluang tambahan yang dihadapi oleh manajer proyek TI dan tim mereka di era saat ini memunculkan tren baru seperti peningkatan globalisasi, outsourcing, tim virtual, dan manajemen proyek tangkas (Agile Project Management).

Peningkatan Globalisasi

Globalisasi telah mempengaruhi bidang IT. Meskipun perusahaan IT besar seperti Microsoft dan IBM mulai di Amerika Serikat, banyak dari bisnis mereka yang bersifat global, perusahaan dan individu di seluruh dunia memberikan kontribusi pada pertumbuhan teknologi informasi, dan bekerja dan berkolaborasi pada berbagai proyek TI.

Hal ini penting bagi manajer proyek untuk mengatasi beberapa isu-isu kunci ketika bekerja pada proyek-proyek global yang:

 Komunikasi: Karena orang bekerja di zona waktu yang berbeda, berbicara yang berbeda bahasa, memiliki latar belakang budaya yang berbeda, dan merayakan liburan yang berbeda, adalah penting untuk mengatasi bagaimana orang akan berkomunikasi secara efisien dan waktu yang tepat. Sebuah rencana manajemen komunikasi sangat penting.

 Percaya: Kepercayaan adalah masalah penting bagi semua tim, terutama ketika mereka tim global. Hal ini penting untuk mulai membangun kepercayaan segera dengan mengakui dan menghormati perbedaan lain dan nilai yang mereka tambahkan ke proyek.

 Praktek Kerja Umu: Sangat penting untuk menyelaraskan proses kerja dengan semua orang sehingga mereka menjadi setuju dan nyaman. Proyek manajer harus memberikan waktu bagi tim untuk mengembangkan praktek kerja umum tersebut. Menggunakan alat khusus, seperti yang dijelaskan selanjutnya, dapat memfasilitasi proses ini.

 Peralatan: IT memainkan peran penting dalam globalisasi, terutama dalam meningkatkan komunikasi dan praktek kerja. Banyak orang menggunakan alat bantu gratis seperti Skype, Google Docs,

(11)

Setelah meneliti lebih dari 600 organisasi global, KPMG Internasional diringkas beberapa saran untuk mengelola tim proyek global:

 Mempekerjakan disiplin proyek yang lebih besar untuk proyek-proyek global; sebaliknya, kelemahan dalam disiplin proyek tradisional dapat diperkuat oleh perbedaan geografis.

 Berpikir global, namun bertindak secara lokal untuk menyelaraskan dan mengintegrasikan para pemangku kepentingan di semua tingkat proyek.

 Pertimbangkan kolaborasi lebih standardisasi untuk membantu menyeimbangkan tujuan dan pendekatan proyek.

 Jauhkan momentum untuk proyek-proyek, yang biasanya akan memiliki durasi yang panjang.  Pertimbangkan penggunaan yang lebih baru, mungkin lebih inovatif, alat dan teknologi.

OUTSOURCING

Beberapa organisasi tetap kompetitif dengan menggunakan outsourcing untuk keuntungan mereka. Banyak organisasi telah menemukan cara untuk mengurangi biaya dengan outsourcing, meskipun pada prakteknya bisa menyebabkan mereka menjadi tidak populer di negara asal mereka.

Karena peningkatan penggunaan outsourcing untuk proyek TI, manajer proyek harus menjadi lebih akrab dengan banyak global dan pengadaan masalah, termasuk bekerja dan mengelola tim virtual.

Virtual Team

Sebuah tim virtual adalah sekelompok orang yang bekerja bersama-sama meskipun batas ruang dan waktu dengan menggunakan teknologi komunikasi. Anggota tim mungkin semua bekerja untuk perusahaan yang sama di negara yang sama, atau mereka mungkin termasuk karyawan serta konsultan independen, pemasok, atau bahkan relawan memberikan keahlian mereka dari seluruh dunia.

Keuntungan utama dari tim virtual meliputi:

 Menurunkan biaya karena banyak pekerja virtual tidak memerlukan ruang kantor atau dukungan di luar kantor rumah mereka.

 Memberikan lebih keahlian dan fleksibilitas atau meningkatkan daya saing dan daya tanggap dengan memiliki anggota tim di seluruh dunia bekerja setiap saat, siang atau malam hari.

 Meningkatkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan bagi anggota tim dengan menghilangkan jam kantor tetap dan kebutuhan untuk melakukan perjalanan ke tempat kerja.

Kekurangan dari tim virtual meliputi:

 Anggota tim Mengisolasi yang tidak dapat menyesuaikan dengan baik untuk bekerja di virtual lingkungan Hidup.

 Meningkatkan potensi masalah komunikasi karena anggota tim tidak bisa menggunakan bahasa tubuh atau komunikasi nonverbal lainnya untuk memahami sama lain dan membangun hubungan dan kepercayaan.

(12)

Agile Project Management

Agile istilah yang digunakan selama beberapa tahun dalam komunitas pengembangan perangkat lunak, dan baru-baru ini telah menjadi istilah populer dalam manajemen proyek. Berarti Agile mampu bergerak dengan cepat dan mudah, tetapi beberapa manajer proyek, karena mereka telah melihat itu digunakan, tidak memungkinkan orang untuk bekerja dengan cepat atau mudah. Proyek pengembangan perangkat lunak awal sering digunakan pendekatan waterfall. Teknologi dan bisnis menjadi lebih kompleks, pendekatan ini sering sulit untuk digunakan karena persyaratan yang tidak diketahui atau terus berubah. Agile hari ini berarti menggunakan metode yang didasarkan pada iteratif dan incremental pembangunan, di mana persyaratan dan solusi berkembang melalui kolaborasi. Agile dapat digunakan untuk pengembangan perangkat lunak atau dalam lingkungan di mana persyaratan tidak diketahui atau berubah dengan cepat. Dalam hal kendala tiga, pendekatan agile menetapkan waktu dan tujuan biaya tetapi meninggalkan tujuan lingkup fleksibel sehingga para sponsor proyek atau pemilik produk dapat memprioritaskan dan prioritas ulang pekerjaan yang mereka inginkan dilakukan. Pendekatan tangkas masuk akal untuk beberapa proyek, tetapi tidak semua untuk mereka.

Daftar Pustaka:

Gambar

Gambar diatas menunjukkan kerangka organisasi dari sudut pandang yang berbeda.
Gambar diatas menyediakan kerangka kerja ringkasan untuk fase umum tradisional siklus hidup proyek

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian adalah klasifikasi dan visualisasi data penyakit ISPA di wilayah Kecamatan Kaliwungu dengan metode Naïve Bayes yang didasarkan pada jenis ISPA,

Sebelum  menggunakan  modul  ini  perlu  dilakukan  identifikasi  kebutuhan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap bank harus berupaya untuk meningkatkan kinerja keuangan perbankan dan pentingnya kebutuhan akan informasi

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti3. Pendidikan Pancasila

gaya-gaya yang dipakai adalah tegangan Shear τ untuk zat padat yang definisinya adalah besar dari gaya paralel di berbagai permukaan dibagi oleh daerah dari

Sebagai penanganan permasalahan tersebut, solusi yang bisa dilakukan adalah dengan rnengembangkan sistern kepegawaian berbasis web sesuai dengan fitur yaitu fitur pengajuan

(1) Strategi untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang dalam pengembangan Sistem Pusat-Pusat Pelayanan yang diarahkan pada pada harmonisasi perkembangan kegiatan dan pelayanan