PARADIGMA FUNGSI NEGARA
PARADIGMA FUNGSI NEGARA
PARADIGMA FUNGSI NEGARA
PARADIGMA FUNGSI NEGARA
• NEGARA ABSOLUTNEGARA ABSOLUT
• NEGARA PENJAGA MALAMNEGARA PENJAGA MALAM • NEGARA KESEJAHTERAANNEGARA KESEJAHTERAAN
• NEGARA ABSOLUTNEGARA ABSOLUT
• NEGARA PENJAGA MALAMNEGARA PENJAGA MALAM
• Masyarakat membutuhkan perlindungan: • Preventif
• Represif
• Jalur Peradilan
• Jalur Non Peradilan
– Pengajuan keberatan – Banding administrasi – Ombudsman
Penanganan perkara-perkara di
bidang tata usaha negara
• Jaman Hindia Belanda
Penanganan perkara-perkara di bidang tata usaha negara Jaman Hindia Belanda
• Pasal 134 (1) Indische Staatsregeling (I S) serta Pasal 2 Reglement op de Rechterlijke Organisatie en het Belied der Justitite (RO) tanggal 30 April 1847 (Stb No 23 jo Stb 1848/57) sebagai berikut:
a. Perselisihan perdata diputus oleh hakim biasa menurut undang-undang
Penanganan perkara-perkara di bidang tata usaha negara Jaman Pra UU No 5 Tahun 1986
• Pasal 66 Undang-undang No 19 tahun 1948 sebagai berikut:
Perkembangan selanjutnya, setelah konstitusi tata negara Indonesia beralih ke Undang-Undang Dasar Sementara
Pasal 108 Undang - undang Dasar Sementara, sebagai berikut:
Penanganan perkara-perkara di bidang tata usaha negara Jaman UU No 5 Tahun 1986
• UU No 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara. Disahkan tanggal 29 Desember 1996
• Direvisi UU No 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No 5 tahun 1986 tentang PTUN
• Direvisi UU No 51 tahun 2009 tentang Perubahan kedua UU No 5 tahun 1986
• Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1991
JENIS-JENIS TINDAKAN PEMERINTAH
a. Melakukan perbuatan materiil (Materiele daad) (membuat selokan,memotong pohon) (PN)
b. Mengeluarkan peraturan (regeling) (Perda Sampah,KTP, Iklan) (PN)
c. Mengeluarkan keputusan (Beschikking)
OBYEK PTUN
Pasal 1 angka 4 UU PTUN yang menyatakan sebagai berikut
Pasal 1 angka 3 UU PTUN yang menyatakan sebagai berikut:
INDIKATOR APAKAH SUATU KETETAPAN TATA USAHA NEGARA DAPAT MENJADI OBYEK PTUN
• A. Penetapan tertulis
• B. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
• C. Berisi tindakan Hukum Tata usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
• D. Bersifat konkret,individual,final
PENETAPAN TERTULIS
• Untuk kepentingan pembuktian, maka Untuk kepentingan pembuktian, maka
KTUN selayaknya dalam bentuk tertulis
KTUN selayaknya dalam bentuk tertulis • Menitikberatkan sisi substansinya bukan Menitikberatkan sisi substansinya bukan
kepada bentuk formal keputusan tata
kepada bentuk formal keputusan tata
usaha negara
usaha negara
• Bentuk KTUN non formal bisa menjadi Bentuk KTUN non formal bisa menjadi
obyek PTUN sepanjang memenuhi
obyek PTUN sepanjang memenuhi
syarat-syarat tertentu
PARAMETER/INDIKATOR UNTUK MENGUJI APAKAH MEMO/NOTA DINAS DAPAT MENJADI
OBYEK GUGATAN DI PTUN
• Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluar kannya;
• Maksud serta mengenai hal apa isi tulisan itu
• Kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang di tetapkan di dalamnya jelas bersifat individual, konkret dan final
• Keputusan TUN tidak tertulis yang bersifat negatif dapat juga menjadi obyek PTUN, apabila memenuhi syarat tertentu sebagai mana diatur dalam Pasal 3 UU No 5
Tahun 1986 yo UU No 9 tahun 2004
Pasal 3 UU No 5 tahun 1986 yo UU No 9 tahun 2004 ,sebagai berikut:
a. Suatu badan yang tidak mengeluarkan keputusan yang menjadi kewajibannya disamakan dengan telah
membuat keputusan
b. Apabila suatu badan tidak mengeluarkan keputusan padahal jangka waktu yang ditentukan dalam per undangan tentang permohonan itu sudah lewat, maka dianggap Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara itu telah menolak untuk mengeluarkan keputusan yang dimaksud
c. Setelah lewat waktu dari jangka waktu yang ditentu kan atau empat bulan sejak permohonan diajukan dan pejabat atau Badan Tata Usaha Negara tersebut tidak mengeluarkan keputusan, maka kepadanya dianggap
Dikeluarkan oleh Badan atau
pejabat Tata Usaha Negara
Pasal 1 angka 2 UU No 5 tahun 1986 :
Indikator Pejabat TUN
Indikator Pejabat TUN
a.Badan atau Pejabat tata usaha negara yang melaksanakan urusan pemerintahan b. Berdasarkan peraturan
Kesimpulan tentang definisi
pejabat menurut PTUN
Siapa yang harus dijadikan Tergugat
• Periksa Sumber kewenangan Pejabat yang menandatangani Keputusan TUN yang digugat tersebut:
• Sumber kewenangan terdiri
a. Atribusi b. Delegasi c. Mandat
ATRIBUSI
• PEMBERIAN/PENCIPTAAN
KEWENANGAN OLEH UNDANG-UNDANG
• Polisi dalam KUHAP mendapatkan
DELEGASI
• PELIMPAHAN WEWENANG • BERLAKU SELAMANYA
• PEMBERI DELEGASI TIDAK MEN-CAMPURI PELAKSANAAN TUGAS PE-NERIMA DELEGASI
MANDAT
• BUKAN PELIMPAHAN WEWENANG • BERLAKU SEMENTARA
• PEMBERI MANDAT DAPAT
MEN-CAMPURI PELAKSANAAN TUGAS OLEH PENERIMA MANDAT/ MANDAT ARIS.
• TANGGUNGJAWAB PADA PEMBERI
Berisi Tindakan Hukum Tata
Usaha Negara
Tidak semua tindakan tata usaha negara dapat dijadikan obyek gugatan dalam PTUN. Ada beberapa pembatasan yang diatur dalam PTUN, tentang tindakan tata usaha apa saja yang tidak termasuk ke dalam wewenang PTUN. Pembatasan yang dilakukan PTUN, terhadap tindak an tata usaha negara yang tak dapat diajukan gugat di PTUN adalah:
a. Termasuk keputusan tata usaha negara yang
diperkecualikan dalam Pasal 2 UU No 5 tahun 1986 b. Termasuk keputusan yang dibuat dalam kondisi
KEPUTUSAN TATA USAHA
NEGARA YANG BUKAN
MESKIPUN MEMENUHI SYARAT-SYARAT DI ATAS TETAPI ADA KETETAPAN TATA USAHA NEGARA
YANG BUKAN KEWENANGAN PTUN Pasal 2 UU No 9 tahun 2004
A. perbuatan hukum perdata
B. pengaturan yang bersifat umum C. masih memerlukan persetujuan
D. dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana atau peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana;
E. dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan Peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
F. Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia
Pasal 49 UU No 5 tahun 1986 sebagai berikut:
a. Dalam waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencana alam atau keadaan luar biasa yang membahayakan, berdasarkan peraturan perundang- undangan yang ber laku;
Pasal 2 UU No 31 tahun 1997
Bersifat Konkret, Individual dan
Final
• Penjelasan Pasal 1 ayat 3 UU No 5
Tahun 1986 diartikan sebagai berikut:
Bersifat Individual
Final
Menimbulkan akibat hukum Bagi
Seseorang atau Badan Hukum Perdata
a.Keputusan tata usaha negara yang ber- sifat positip dan keputusan yang bersifat negatif.
contoh bentuk-bentuk ketetapan yang mempunyai sifat negatif
a.Suatu pernyataan tidak berwenang (onbevoegdheid)
b.Pernyataan tidak diterima (Niet ontvangkelijk verklaring)
Kasus
• Kabupaten Bedoldeso, mengadakan pengadaan barang jasa Jembatan senilai 5 milyar Rupiah melalui proses tender umum, dan pemenangnya CV Katrok, kemudian dibuatlah SPK antara Kabupaten dan CV katrok, serta dibayarkan UMK. CV Katrok melaksanakan pembuatan jembatan, tetapi ternyata peralatan yang digunakan tidak memadai, sehingga Bupati khawatir jembatan tidak jadi pada waktunya dan negara akan dirugikan, untuk itu Bupati kemudian menerbitkan Keputusan Bupati No 01/PHK/2008 yang membatalkan SPK yang ada.
HM NO 1
HM NO 5 LETER C NO 12
LC NO 5
Pelaku dan Subyek dalam
Perkara PTUN
1.Subyek Penggugat
point d’interet,point d’action
2. Subyek Tergugat
ketentuan Pasal 53 UU No 5 Tahun 1986 yang berbunyi:
TERGUGAT
• Pasal 1 ayat 6 UU No 5 Tahun 1986
tentang PTUN yang menyebutkannya sebagai berikut:
• Tergugat adalah badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan
keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan
Penggugat
• Pihak yang secara langsung dirugikan , akibat diterbitkannya Keputusan tata
Usaha Negara yang disengketakan
• PTUN tidak mengenal gugatan Class
Action atau gugatan perwakilan
• Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2002 tentang Acara Gugatan
Dalam PERMA-RI No 1 tahun 2002
Pengertian Gugatan perwakilan kelompok adalah : • suatu tata cara pengajuan gugatan, dalam mana
Kasus
• Tanah milik Universitas Diponegoro di Kecamat an Tembalang (sertpikat HM No 4/1982), ternyata diduduki oleh PT WK untuk perumahan mewah.Saat ditelusuri PT WK ternyata mem punyai sertipikat HM (Sertipikat HM No 5 /1988) hasil transaksi jual beli dengan Paidi pemilik tanah. Paidi ini adalah ahli waris Paidu yang pernah menjual tanah yang sama dengan UNDIP. Paidu meninggal tahun 1985
• Apakah Undip dapat mengajukan gugat di Apakah Undip dapat mengajukan gugat di
PTUN untuk membatalkan sertipikat HM milik
PTUN untuk membatalkan sertipikat HM milik
PT WK tersebut ? JELASKAN !
Hukum Acara PTUN
PENDAFTARAN
RAPAT PERMUSYAWARATAN (DISMISSAL PROCESS)
PEMERIKSAAN PERSIAPAN
SIDANG UTAMA 1.PEMBACAAN GUGATAN
2.JAWABAN TERGUGAT 3.REPLIK PENGGUGAT 4.DUPLIK TERGUGAT 5.PEMBUKTIAN PENGGUGAT 6.PEMBUKTIAN TERGUGAT 7.KESIMPULAN 8.PUTUSAN BANDING KASASI PENINJAUAN KEMBALI UPAYA PERLAWANAN
1.Asas negara hukum Indonesia; 2.Asas demokrasi;
3.Asas kekeluargaan;
4.Asas serasi,seimbang dan selaras; 5.Asas persamaan dihadapan hukum; 6.Asas peradilan netral
7.Asas sederhana,cepat,adil,mudah dan murah; 8.Asas kesatuan beracara;
9.Asas keterbukaan persidangan;
10.Asas musyawarah dan perdamaian; 11.Asas hakim aktif;
12.Asas pembuktian bebas 13.Asas Audi et alteram partem
14.Asas het vermoeden van rechtmatigheid atau asa presumptio iustae causa;
15.Asas pemeriksaan segi rechtmatigheid dan larangan pemeriksaan segi doelmatigheid 16.Asas pengujian extunct
17.Asas kompensasi atau asas ongelijkheid compentatie; 18.Asas hak uji materiil;
19.Asas ultra petita
HAKIM HARUS MENDENGAR INFORMASI
Keputusan Tata Usaha Negara harus
dianggap sah dan berlaku meskipun sedang digugat, sampai pengadilan
Hakim hanya boleh menguji sisi hukumnya
PEMERIKSAAN BERDASARKAN KEADAAN
PADA SAAT KEPUTUSAN TERSEBUT DITERBITKAN
AKIBAT PEMBATALAN BERLAKU SURUT SEJAK
HAKIM DAPAT MEMUTUS YANG MEMBAWA
PENGGUGATA KEPADA KONDISI YANG LEBIH BURUK DARIPADA KONDISI
Surat Gugat
Pasal 56 UU PTUN sebagai berikut:
(1)Gugatan harus memuat:
a. Nama, kewarganegaraan, tempat tinggal, dan pekerjaan peng gugat atau kuasanya
b. Nama jabatan, tempat kedudukan TERGUGAT
c. Dasar gugatan dan hal yang diminta untuk diputus kan oleh pengadilan;
(2)Apabila gugatan dibuat dan ditandatangani oleh seorang kuasa penggugat , maka gugatan harus disertai surat kuasa yang sah
Pemberian kuasa dapat dilakukan dengan surat
kuasa khusus atau dapat dilakukan secara lisan di persidangan.
Surat kuasa yang dibuat di luar negeri
bentuknya harus memenuhi persyaratan di
negara yang bersangkutan dan diketahui oleh Perwakilan Republik Indonesia di negara
Surat Kuasa harus bersifat khusus dan menurut
Undang-undang harus dicantumkan dengan jelas bahwa surat kuasa itu hanya dipergunakan untuk keperluan tertentu
Apabila dalam surat kuasa khusus tersebut telah
disebutkan bahwa kuasa tersebut mencakup pula pemeriksaan dalam tingkat banding dan kasasi, maka surat kuasa khusus tersebut tetap sah
LAW OFFICE
JACKSON MARPAUNG, SH & PARTNERS
THAMRIN SQUARE, Building 4th Floor Room 12 Jl. M.H. Thamrin No. 24 Jakarta 50231 INDONESIA Telephone : (021) 8318274 Ext. 1234 Fax : (021) 8318274
E-mail : jacksonmp@indo.net.id
No : 0312/AM/SG/II/2004
Hal : Gugatan Pembatalan Surat Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran UNDIP No. 0009/PT09 H1 FK/A/04
Kepada Yang Terhormat.
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jl. Abdurahman Saleh
Semarang
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama ONNY SURATMAN, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, WNI, bertempat tinggal di Perumahan Graha Candi No. 11 Semarang, perkenankanlah kami:
JACKSON MARPAUNG, SH.,BUDI KALIGIS, SH.WNI, advokat yang berkantor di THAMRIN SQUARE, Building 4th Floor Room 12 Jl. M.H. Thamrin No. 24 Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 17 September 2004 (terlampir), mengajukan gugatan pembatalan Surat Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Undip No. 0009/PT09 H1 FK/A/04, serta membela perkaranya di Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang dan untuk kemudahan, mohon disebut sebagai PENGGUGAT;
Bahwa PENGGUGAT hendak mengajukan gugatan terhadap :
Dasar gugatan/
fundamentum
petendi
• Pasal 53 ayat 2 UU No 9 tahun 2004 sebagai berikut:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan per aturan perundang- undangan yang berlaku;
Bertentangan dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku
;
• Bertentangan sisi materiil/substansial; • Bertentangan sisi formal/prosedural; • Dibuat oleh pejabat yang tidak
Tidak berwenang dari segi materi
(onbevoegdheids ratione materiae)
Tidak berwenang dari segi tempat
(onbevoegdheids ratione loci)
Tidak berwenang dari segi waktu
Asas-asas umum
pemerintahan yang baik ini meliputi
- kepastian hukum
- tertib penyelenggaraan negara - keterbukaan
“Asas kepastian hukum”
adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara.
“Asas tertib penyelenggaraan Negara”
adalah asas yang menjadi landasan keter aturan keserasian, dan keseimbangan dalam pe ngendalian penyelenggaraan negara.
“Asas Kepentingan umum”
adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
“Asas Keterbukaan”
adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaran negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
Asas-asas umum
“Asas Proporsionalitas”
adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara
hak dan kewajiban Penyelenggara Negara
“Asas Profesionalitas”
adalah asas yang mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Asas Akuntabilitas”
adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
Bagi hakim sebagai dasar untuk menguji
dan membatalkan Keputusan TUN yang digugat (toetsingsgronden)
Bagi Tergugat (Badan/Pejabat TUN) sebagai
pedoman dalam menemukan atau
menentukan hukum yang dipakai di dalam perbuatan pemerintah (bestuurnormen)
Bagi Penggugat sebagai alasan untuk
Asas persamaan
Asas Kepercayaan
Asas kepastian hukum
Asas kecermatan/ketelitian
Asas pemberian alasan atau motivasi
Larangan penyalahgunaan wewenang
(detournement de pouvoir)
Larangan bertindak sewenang-wenang (willekeur)
Asas bahwa kesalahan yang dilakukan oleh
PETITUM/TUNTUTAN
• Terbatas hanya kepada tuntutan, agar keputusan tata usaha negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai
Ganti rugi
• menurut Peraturan Pemerintah No 43 tahun 1991 adalah minimal sejumlah Rp
250.000,-(dua ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) dan
maksimal sejumlah Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah).
PERMOHONAN TAMBAHAN
• Beracara secara Cuma-Cuma
• Penangguhan/penundaan KTUN yang disengketakan
Beracara secara Cuma-Cuma
Pasal 60
(1) Penggugat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan untuk bersengeketa dengan cuma-cuma.
(2) Permohonan diajukan pada waktu penggugat mengajukan gugatannya disertai dengan surat keterangan tidak mampu dari kepala desa atau lurah di tempat kediaman pemohon.
Penangguhan KTUN yang
disengketakan
• PTUN menganut azas Presumptio iustae causa/ het vermoeden van rechtmatigheid
(artinya setiap keputusan yang di sengketakan , harus dianggap sah dan dapat dilaksanakan walaupun terdapat gugatan atas keputusan tersebut).
Ciri peradilan cepat
Menurut Pasal 99 UU PTUN: • Diperiksa hakim tunggal;
• Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktian bagi kedua belah
pihakmasing-masing ditentukan tidak melebihi 14 hari;
PERTIMBANGAN HAKIM
Pasal 67 UU PTUN sebagai berikut:
a.Dapat dikabulkan hanya apabila terdapat ke adaan yang sangat mendesak yang meng akibatkan kepentingan penggugat sangat di rugikan jika Keputusan tata Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan;
STOP PRESS
MAHASISWA ANGKATAN 200X TERTANGKAP TANGAN KETIKA SEDANG BERUSAHA MENCURI LCD DI RUANG P.111.
Kasus
• Iwan blero, mahasiswa Fakultas Hukum UNDIP angkatan 200X, karena terdesak membayar biaya kos-kosan, dia terpaksa mencuri LCD yang ada di ruang P.111.
• Sayang pencurian tersebut gagal, karena ia tertangkap oleh teman seangkatannya, dan kemudian dilaporkan ke Dekan.
• Oleh Dekan kasus tersebut dibuatkan berita acara pemeriksaan, dan kemudian dimintakan sanksi pemecatan kepada Rektor.
• Berdasarkan permohonan tersebut.
• Rektor kemudian melakukan konfirmasi kepada Dekan tentang usulan tersebut, dan kemudian Rektor menerbitkan Surat Keputusan Rektor UNDIP no 15/200X yang isinya memecat Iwan Blero, sebagai Mahasiswa UNDIP sejak SK diterbitkan.
• Orangtua Iwan Blero tentu berang mendengar anaknya dipecat, karena Iwan adalah harapan warga di desanya, disamping itu barang yang dicuri juga tidak hilang ,jadi tidak ada kerugian UNDIP. • Apakah terhadap SK rektor UNDIP dapat diajukan Gugatan PTUN ? • Siapa yang digugat ?
Tenggang Waktu Mengajukan
Gugatan (
beroepstermijn
)
• Pasal 55 UU No 5 tahun 1986 yo UU No 9 Tahun 2004 yang menyatakan batas
90 (sembilan puluh) hari sejak saat diterimanya atau diumumkannya ke
CARA MENGHITUNG TENGGANG WAKTU PENGAJUAN GUGATAN
• TEORI PENERIMAAN
(ONTVANG THEORY)
• TEORI PENGIRIMAN
(VERZEND THEORY)
Tempat Pengajuan Gugatan
Pasal 54 UU No 5 tahun 1986 sebagai berikut:
(1) Gugatan sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada Pengadilan yang ber wenang yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Tergugat.
(2) Apabila tergugat lebih dari satu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dan berkedudukan tidak dalam satu daerah hukum pengadilan, gugatan diajukan ke pada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan salah satu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
(3) Dalam hal tempat kedudukan tergugat tidak berada dalam daerah hukum peng adilan tempat kediaman penggugat, maka gugatan dapat diajukan ke pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat untuk selanjutnya diteruskan kepada Pengadilan yang bersangkutan.
(4) Dalam hal - hal tertentu sesuai dengan sifat sengketa Tata Usaha Negara yang bersangkutan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah, gugatan dapat diajukan kepada Pengadilan yang berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat ke diaman penggugat.
(5) Apabila penggugat dan tergugat berkedudukan atau berada di luar negeri, gugat an diajukan kepada Pengadilan di Jakarta.
RAPAT
RAPAT PERMUSYAWARATAN
• PEMERIKSAAN ADMINISTRASI • DILAKUKAN OLEH KETUA PTUN
Rapat Permusyawaratan
• Disebut sebagai Dismissal Process
• Ketua PTUN memeriksa dan memutus dengan suatu penetapan , apakah surat gugat yang di masukkan telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan perundang- undangan. • Jika tidak memenuhi persyaratan yang diatur
Dasar pertimbangan Ketua PTUN, untuk menyatakan suatu gugatan dinyatakan TIDAK DITERIMA
a. Pokok gugatan tersebut nyata-nyata tidak termasuk
dalam wewenang pengadilan;
b. Syarat-syarat gugatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 56 tidak dipenuhi oleh Penggugat sekalipun ia telah diberi tahu dan diperingatkan;
c. Gugatan tersebut tidak didasarkan kepada alasan -
alasan yang layak;
d. Apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah
terpenuhi oleh Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat
e. Gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat
UPAYA PERLAWANAN
• Terhadap putusan Ketua Pengadilan TUN tersebut, Penggugat dapat melakukan upaya perlawanan. Upaya ini diajukan paling lambat 14 (empat belas ) hari, sejak putusan dibacakan .
DI DALAM RAPAT PERMUSYAWARATAN DIPUTUS PULA
• PERMOHONAN BERACARA SECARA CUMA-CUMA
• PERMOHONAN BERACARA SECARA CEPAT
PEMERIKSAAN PERSIAPAN
• TUJUANNYA MEMATANGKAN PERKARA
• DIPIMPIN OLEH KETUA MAJELIS HAKIM
• MAJELIS BERHAK UNTUK:
A. MEMANGGIL PEJABAT TERKAIT DENGAN PERKARA TER-SEBUT UNTUK DIMINTAI KETERANGAN
B. MEMBERI NASIHAT KEPADA PENGGUGAT UNTUK MEM-PERBAIKI GUGATAN DALAM TEMPO 30 HARI
C. APABILA DALAM 30 HARI TIDAK DIPERBAIKI MAKA GUGATAN DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA
Pemeriksaan Persiapan
1. Hakim wajib memberi nasihat kepada penggugat untukmemperbaiki gugatan dan melengkapinya dengan data yang diperlukan dalam jangka waktu tiga puluh hari.
2. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari ternyata Penggugat belum menyempurnakan gugatan nya, maka Hakim dapat menyatakan dengan putusan bahwa gugatan Tidak Diterima. Dalam hal Gugatan dinyatakan Tidak Diterima karena alasan Penggugat tidak menyem purnakan gugatannya dalam tenggang waktu 30 hari, maka Penggugat tidak dapat dilakukan upaya hukum lagi, tetapi kepada Penggugat diberi kesempatan untuk mengajukan gugatan baru.
Hakim dapat melakukan pengumpulan data atau keterangan yang bersumber dari :
a.Keterangan-keterangan resmi dari pihak pemerintah
b.Keterangan-keterangan resmi lainnya yang diperlukan yang mungkin juga di dapat dari pihak ketiga
Sidang Utama
• Berdasar Pasal 64 ayat 2 UU No 5 tahun 1986, maka jarak antara
pemanggilan dengan hari sidang
tidak boleh kurang dari 6 (enam) hari
Pasal 64
(1) Dalam menentukan hari sidang, Hakim harus mempertimbangkan jauh dekatnya tempat tinggal kedua belah pihak dari tempat persidangan.
(2) Jangka waktu antara pemanggilan dan hari sidang tidak boleh kurang dari
SIDANG UTAMA
• KETUA MAJELIS HAKIM MEMBUKA
SIDANG DAN WAJIB MENYATAKAN SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM
KECUALI UNTUK KASUS TERTENTU (menyangkut ketertiban umum atau
BERDASAR PASAL 70 AYAT 3 UU PTUN
Ketidakhadiran pihak Penggugat
•
Pengguggat tidak hadir
tanpa alasanyang dibenarkan hukum, dan kemudian dalam pemanggilan kedua Penggugat juga tetap tidak hadir di persidangan meski telah dipanggil secara sah, maka berdasar ketentuan Pasal 71 ayat 1 UU PTUN Hakim dapat menyatakan Gugatan
Gugur
, dan Penggugat hanya berhak APABILA PENGGUGAT TIDAK HADIR 2 X
BERTURUT TURUT TANPA ALASAN YANG SAH MAKA BERDASAR PASAL 71 UU NO 5 /1986 GUGATANNYA DINYATAKAN
TERGUGAT TIDAK HADIR
• DIPANGGIL SEKALI LAGI
• DIKIRIM SURAT KE ATASANNYA
• DALAM 2 (DUA) BULAN TIDAK ADA
KABAR DARI ATASANNYA MAUPUN TERGUGAT , MAKA SIDANG
DILANJUTKAN TANPA HADIRNYA
Intervensi Pihak Ketiga
MASUKNYA KE PERSIDANGAN PIHAK KE-TIGA DI LUAR PIHAK YANG SEDANG BERSENGKETA UNTUK MEMPERTAHANKAN HAK-HAKNYA
a. Pihak ketiga yang mengajukan intervensi sendiri. (
tussenkomt
)
b. Salah satu pihak yang sedang berperkara baik pihak Penggugat maupun Tergugat. c. Kehendak atau inisiatip dari Hakim,
apabila Hakim memandang perlu untuk memasukan pihak ketiga ke dalam
EKSEPSI
(SANGGAHAN TERGUGAT ATAS GUGATAN PENGGUGAT,YANG TIDAK MENGENAI POKOK PERKARA, APABILA DITERIMA
GUGATAN DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA)
•
EKSEPSI TENTANG KEWENANGAN
EKSEPSI TENTANG KEWENANGAN
KOMPETENSI PENGADILAN
KOMPETENSI PENGADILAN
•
EKSEPSI LAIN-LAIN
EKSEPSI LAIN-LAIN
EKSEPSI MENGENAI KEWENANGAN DAN KOMPETENSI PENGADILAN
•
EKSEPSI KEWENANGAN ABSOLUT
EKSEPSI KEWENANGAN ABSOLUT
MENGENAI SIFAT PERKARANYAMENGENAI SIFAT PERKARANYA
•
EKSEPSI KEWENANGAN RELATIF
EKSEPSI KEWENANGAN RELATIF
MENGENAI WEWENANG HAKIM YANG
• DIPUTUS TERLEBIH DULU DENGAN
PUTUSAN SELA
• PIHAK YANG DIKALAHKAN DAPAT
AJUKAN BANDING ATAS PUTUSAN SELA TERSEBUT
EKSEPSI KEWENANGAN
RELATIF
• DIPUTUS BERSAMA-SAMA DENGAN
POKOK PERKARA
• PENGAJUAN BANDING ATAS PUTUSAN
TTG EKSEPSI RELATIF DIAJUKAN
Eksepsi
• Eksepsi baik mengenai kewenangan absolut, maupun relatip, terhadap eksepsi kewenangan absolut berdasar Pasal 77 UU PTUN dapat diajukan sepanjang waktu, • Hakim meskipun tidak ada eksepsi, berdasar jabatan
nya bisa menyatakan PTUN tidak berwenang, apabila diketahui dasar-dasar yang menguatkan pendapatnya itu.
Sidang Utama
1. Pembacaan gugatan
2. Jawaban tergugat terhadap gugatan P 3. Replik Penggugat atas jawaban T
4. Duplik Tergugat atas Replik P 5. Pembuktian
Perubahan Gugatan atau Jawaban
• Penggugat berhak merubah gugatan sampai Replik;
• Tergugat berhak merubah jawaban sampai duplik
• Penggugat dapat mencabut gugatan
PRINSIP PEMBUKTIAN
1. MENCARI KEBENARAN MATERIIL
2. BEBAN PEMBUKTIAN KEPADA PIHAK YANG PALING MUNGKIN
MEMBUKTIKAN
3. PRESUMPTIO IUSTAE CAUSA 4. BEBAS TERBATAS
Pasal 107
Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian
Pembuktian
a. Surat atau tulisan
b. Keterangan ahli
c. Keterangan saksi
d. Pengakuan para pihak
BUKTI TULISAN
Pasal 101
Surat sebagai alat bukti terdiri atas tiga jenis ialah:
a. akta otentik, yaitu surat yang dibuat oleh atau di hadapan seorang pejabat umum, yang menurut peraturan perundang-undangan berwenang membuat surat itu dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti tentang peristiwa atau peristiwa hukum yang tercantum di dalamnya;
b. akta di bawah tangan, yaitu surat yang dibuat dan ditanda tangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti tentang peristiwa atau peristiwa hukum yang tercantum di dalamnya;
KETERANGAN AHLI
Pasal 102
(1) Keterangan ahli adalah pendapat orang yang di berikan di bawah sumpah dalam persidangan tentang hal yang ia ketahui menurut pengalaman dan pengetahuannya.
KETERANGAN SAKSI
Pasal 104
Pihak yang tidak boleh didengar sebagai saksi menurut Pasal 88 UU PTUN adalah
a. Keluarga sedarah atau semenda menurut garis keturunan lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ke dua dari salah satu pihak yang ber sengketa
b. Istri atau suami salah seorang pihak yang bersengketa meskipun sudah bercerai
Undur diri saksi
• Pasal 89 ayat 1 UU PTUN)
a. Saudara laki-laki dan perempuan, ipar laki-laki dan perempuan salah satu pihak
PENGAKUAN
• Pasal 105
PENGETAHUAN HAKIM
• Pasal 106
• Subroto seorang guru SMAN 150 Semarang dengan pangkat IV C diberhentikan dengan tidak hormat dengan SK Walikota Semarang No 16/SK/PNS/I/2012 tertanggal 10 nopember 2012 dikarenakan ybs menunggak pem bayaran kredit rumahnya di Bank BPG Jawa Tengah sampai 1 (satu) tahun lamanya.
• Pihak bank sudah berusaha membujuk Subroto agar mau melunasi kredit yang agunannya adalah rumah Subroto, sebab ternyata rumah tersebut telah rusak terkena banjir, dan andai dijualpun oleh Bank , tetap tidak cukup untuk melunasi hutang subroto tersebut.
• Atas dasar surat tersebut Kepala Diknas telah mengirim surat tegoran sampai 3 (tiga) kali kepada Subroto, tetapi tetap diabaikan, karena memang tidak ada uang untuk membayar hutang tersebut.
• Subroto kemudian dipanggil menghadap, dengan panggilan 3 (tiga) kali pula, tetapi surat tersebut tidak ditanggapi.
• Karena merasa kesal diabaikan bawahannya, Kepala Diknas kemudian mengajukan kepada Walikota untuk memecat Subroto sebagai PNS,sebab dianggap telah melanggar PP 53 tahun 2010.
• Subroto tentu tidak terima, sebab hutang kredit tersebut, tidak melalui kantor tetapi bersifat pribadi, dan kalaupun macet toh sudah ada jaminannya yaitu rumahnya, sehingga BPG seharusnya tidak perlu melakukan tegoran seperti itu
• Subroto kini kehilangan gajinya sebesar Rp 2.500.000,-. Tentu subroto ingin bekerja kembali, sebab dirinya harus membiayai istri dan 3 (tiga) orang anaknya.
Tugas saudara
• Jelaskan siapa yang akan saudara Gugat dan mengapa anda menggugat ybs ?
• Jelaskan alasan gugatan saudara
(fundamentum petendi) beradasar Pasal 53 ayat 2 UU Peratun, dan jelaskan ratio legisnya ?
• Jelaskan tuntutan apa saja yang akan saudara ajukan dan apa alasannya saudara mengajukan tuntutan tersebut
KESIMPULAN
PUTUSAN
PUTUSAN
Pasal 108
(1) Putusan Pengadilan harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.
(2) Apabila salah satu pihak atau kedua belah pihak tidak hadir pada waktu putusan Pengadilan diucapkan, atas perintah Hakim Ketua Sidang salinan putusan itu
disampaikan dengan surat tercatat kepada yang bersangkutan.
Pasal 109
(1) Putusan Pengadilan harus memuat:
a. Kepala putusan yang berbunyi: "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA";
b. nama, jabatan, kewarganegaraan, tempat kediaman, atau tempat kedudukan para pihak yang bersengketa;
c. ringkasan gugatan dan jawaban tergugat yang jelas;
d. pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal yang terjadi dalam persidangan selama sengketa itu diperiksa;
e. alasan hukum yang menjadi dasar putusan;
f. amar putusan tentang sengketa dan biaya perkara;
g. hari, tanggal putusan, nama Hakim yang memutus, nama Panitera, serta keterangan tentang hadir atau tidak hadirnya para pihak.
(2) Tidak dipenuhinya salah satu ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat menyebabkan batalnya putusan Pengadilan.
Putusan
Putusan
a.
a. Gugatan DitolakGugatan Ditolak
b.
b. Gugatan DikabulkanGugatan Dikabulkan
c.
c. Gugatan Tidak diterimaGugatan Tidak diterima
d.
A.
A.
Gugatan Ditolak
Gugatan Ditolak
• Apabila penggugat gagal membuktikan Apabila penggugat gagal membuktikan
dalil-dalilnya, meskipun surat gugatnya
dalil-dalilnya, meskipun surat gugatnya
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
• Apabila penggugat gagal membuktikan Apabila penggugat gagal membuktikan
dalil-dalilnya, meskipun surat gugatnya
dalil-dalilnya, meskipun surat gugatnya
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
B.Gugatan Dikabulkan
C.Gugatan Tidak diterima
• Apabila Penggugat dalam membuat surat Gugat tidak memenuhi syarat, atau hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan Pasal
62 ayat 1 huruf a,b,c,d UU No 5 tahun 1986
Pasal 62
(1) Dalam rapat permusyawaratan, Ketua Pengadilan berwenang memutuskan dengan suatu
penetapan yang dilengkapi dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa gugatan yang diajukan itu dinyatakan tidak diterima atau tidak berdasar, dalam hal:
a. pokok gugatan tersebut nyata-nyata tidak termasuk dalam wewenang Pengadilan;
b. syarat-syarat gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 tidak dipenuhi oleh penggugat sekalipun ia telah diberi tahu dan diperringatkan;
c. gugatan tersebut tidak didasarkan pada alasan-alasan yang layak;
d. apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah terpenuhi oleh Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat;
Dalam amar yang mengabulkan gugatan
Dalam amar yang mengabulkan gugatan
Penggugat,hakim dapat membebankan tambahan
Penggugat,hakim dapat membebankan tambahan
kewajiban seperti:
kewajiban seperti: (Pasal 97 ayat 9 UU PTUN)(Pasal 97 ayat 9 UU PTUN)
• Mencabut Keputusan TUN yang Mencabut Keputusan TUN yang disengketakan.
disengketakan.
• Mencabut Keputusan TUN yang disengketa Mencabut Keputusan TUN yang disengketa
kan dan menerbitkan keputusan yang baru
kan dan menerbitkan keputusan yang baru
• Penerbitan Keputusan TUN dalam hal Penerbitan Keputusan TUN dalam hal gugatan didasarkan pada Pasal 3 UU No 5
gugatan didasarkan pada Pasal 3 UU No 5
tahun 1986. Khusus dalam hal masalah
tahun 1986. Khusus dalam hal masalah
kepegawaian dapat pula ditambahkan ganti
kepegawaian dapat pula ditambahkan ganti
rugi, rehabilitasi maupun kompensasi.
APABILA PENGGUGAT 2 KALI BERTURUT
TURUT TIDAK HADIR DI PERSIDANGAN TANPA ALASAN WALAUPUN SUDAH
ERGA OMNES
• PUTUSAN PTUN BERLAKU DAN MENGIKAT UMUM ATAU PUBLIK
ASAS LARANGAN ULTRA
PETITA
ASAS LARANGAN
MENCAMPURADUKKAN KEWENANGAN
• “dat de rechter niet op de stoel van het bestuur mag gaan zitten” (hakim tidak boleh duduk di kursi pemerintah” )
REFORMATIO IN PEIUS
• Hakim dapat memutus hukuman yang membuat status kedudukan Penggugat menjadi lebih buruk dari Kondisi sebelum gugatan diajukannya.
Putusan yang dapat diajukan banding adalah:
tenggang waktu 14 (empat belas) hari, sejak putusan PTUN di tingkat pertama diberi
tahukan kepadanya secara sah 1. Putusan akhir PTUN
2. Putusan atas penetapan penangguhan / penundaan ketetapan TUN yang
digugat.
Putusan yang tak dapat diajukan
Banding
• Tidak semua Putusan PTUN dapat diajukan banding, ada beberapa putusan yang tidak dapat diajukan banding yaitu:
1. penetapan Ketua Pengadilan menurut pasal 62 ayat 1; 2. Putusan Majelis Perlawanan terhadap penetapan Ketua
Pengadilan tersebut (pasal 62 ayat 6)
3. Penetapan Ketua Pengadilan mengenai permohonan untuk beracara dengan cuma-cuma (pasal 61 ayat 2) 4. Putusan mengenai perlawanan pihak ketiga terhadap
Pasal 62
(1) Dalam rapat permusyawaratan, Ketua Pengadilan berwenang memutuskan dengan suatu penetapan yang dilengkapi dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa gugatan yang diajukan itu dinyatakan tidak diterima atau tidak berdasar, dalam hal:
a. pokok gugatan tersebut nyata-nyata tidak termasuk dalam wewenang Pengadilan;
b. syarat-syarat gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 tidak dipenuhi oleh penggugat sekalipun ia telah diberi tahu dan diperringatkan;
c. gugatan tersebut tidak didasarkan pada alasan-alasan yang layak;
d. apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah terpenuhi oleh Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat;
e. gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya.
(2)a. Penetapan sebagimana dimaksud dalam ayat (1) diucapkan dalam rapat permusyawaratan sebelum hari persidangan ditentukan dengan memanggil kedua belah pihak untuk
mendengarkannya;
b. Pemanggilan kedua belah pihak dilakukan dengan surat tercatat oleh Panitera Pengadilan atas perintah Ketua Pengadilan.
(3) a. Terhadap penetapan sebgaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diajukan perlawanan kepada Pengadilan dalam tenggang waktu empat belas hari setelah diucapkan;
b. Perlawanan tersebut diajukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56.
(4) Perlawanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diperiksa dan diputus oleh Pengadilan dengan acara singkat.
(5) Dalam hal perlawanan tersebut dibenarkan oleh Pengadilan, maka penetapan sebgaimana dimaksud dalmn ayat (1) gugur demi hukum dan pokok gugatan akan diperiksa, diputus dan diselesaikan menurut acara biasa.
PENETAPAN YANG TAK BISA
DIAJUKAN BANDING
Pasal 60
(1) Penggugat dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan untuk bersengeketa dengan cuma-cuma.
(2) Permohonan diajukan pada waktu penggugat mengajukan gugatannya disertai dengan surat keterangan tidak mampu dari kepala desa atau lurah di tempat kediaman pemohon.
(3) Dalam keterangan tersebut harus dinyatkan bahwa pemohon itu betul-betul tidak mampu membayar biaya perkara.
Pasal 61
(1) Permohonan gebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 harus diperiksa dan ditetapkan oleh Pengadilan sebelum pokok sengketa diperiksa.
(2) Penetapan ini diambil di tingkat pertama dan terakhir.
Pemohon Banding
• Penggugat • Tergugat
Hukum Acara Banding
• Permohonan Banding diajukan maksimal 14 hari setelah Putusan diberitahukan kepada para pihak
• Permohonan banding diajukan dengan mengisi surat
permohonan banding pada bagian Panitera Muda bagian upaya hukum, dan membayar uang biaya perkara
• Apabila pemohon mengajukan permohonan dengan
menggunakan kuasa hukum, maka harus dilampiri surat kuasa khusus mermeterai cukup.
Hukum Acara Banding
• Setelah permohonan didaftarkan ,Kepala Panitera memberitahukan kepada pihak Termohon banding.
• Kepala Panitera selambatnya 30 hari sejak pencatatan permohonan
INZAKE
• Tujuannya untuk melihat berkas perkara guna mempersiapkan pembuatan memori banding dan kontra memori banding
Memori Banding
• Berisi alasan-alasan pengajuan permohonan banding, khususnya keberatan atas putusan PTUN
• Keberatan mengenai fakta hukumnya dan bukan mengenai penerapan hukumnya
• Setelah memori banding diserahkan, maka kepala Panitera mengirimkannya kepada pihak Termohon Banding.
• Termohon Banding berhak untuk membuat Kontra memori Banding, yang berisi
sanggahan atas keberatan yang diajukan oleh Pemohon Banding dalam memori
Pemberkasan
• Dalam hal berkas permohonan banding telah lengkap, maka selambat-lambatnya dalam tempo 60 hari sejak pencatatan
permohonan, seluruh berkas dikirim kepada PTTUN
Pemeriksaan di PTTUN
• Dalam hal berkas telah diterima oleh PTTUN, maka panitera muda perkara
kemudian akan mencatat berkas perkara tersebut, serta memberikan nomor register banding:
• Contoh: 120/B/TUN/2008/PTTUN Sby • Kepala Panitera dengan surat tercatat
Pemeriksaan di PTTUN
• Setelah diberi nomor register, Kepala Panitera menyerahkan berkas kepada
Ketua PTTUN untuk kemudian menunjuk Majelis Hakim pemeriksanya
• Majelis Hakim Pemeriksa banding minimal terdiri 3 orang
• Penentuan majelis Hakim, memperhatikan larangan-larangan bagi hakim dan
Pasal 78
(1) Seorang Hakim wajib mengundurkan diri dari persidangan apabila terikat hubungan keluarga sedarah, atau semenda sampai derajat ketiga, atau hubungan suami atau isteri meskipun telah bercerai, dengan salah seorang Hakim Anggota atau Panitera.
(2) Seorang Hakim atau Panitera wajib mengundurkan diri dari persidangan apabila terikat hubungan keluarga sedarah atau semanda sampai derajat ketiga, atau hubungan suami atau isteri meskipun telah bercerai dengan tergugat, penggugat atau penasihat hukum.
(3) Hakim atau Panitera sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) harus diganti, dan apabila tidak diganti atau tidak mengundurkan diri sedangkan sengketa telah diputus, maka sengketa tersebut wajib segera diadili ulang dengan susunan yang lain.
KEWAJIBAN UNDUR DIRI
• Pasal 79
(1) Seorang Hakim atau Panitera wajib mengundurkan diri apabila ia berkepentingan langsung atau tidak langsung atas suatu sengketa. (2) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
dilakukan atas kehendak Hakim atau Panitera, atau atas permintaan salah satu atau pihak-pihak yang bersengketa.
(3) Apabila ada keraguan atau perbedaan pendapat mengenai hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) maka pejabat Pengadilan yang berwenang yang menetapkan.
• Pasal 127 UU No 5 tahun 1986
(1) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara memeriksa dan memutus perkara banding dengan sekurang-kurangnya tiga orang Hakim.
(2) Apabila Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara berpendapat bahwa pemeriksaan Pengadilan Tata Usaha Negara kurang lengkap, maka Pengadilan Tinggi tersebut dapat mengadakan sidang sendiri untuk mengadakan pemeriksaan tambahan atau memerintahkan Pengadilan Tata Usaha Negara yang bersangkutan melaksanakan pemeriksaan tambahan itu.
(3)Terhadap putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang menyatakan tidak berwenang memeriksa perkara yang diajukan kepadanya, sedang Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara berpendapat lain, Pengadilan Tinggi tersebut dapat memeriksa dan memutus sendiri perkara itu atau memerintahkan Pengadilan Tata Usaha Negara yang bersangkutan memeriksa dan memutusnya.
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
KASASI
Permohonan Kasasi
Pasal 43 UU No 14 Tahun 1985
1. Permohonan kasasi dapat diajukan hanya jika pemohon terhadap
perkaranya telah menggunakan upaya hukum banding kecuali ditentukan lain oleh undang-undang
Permohonan kasasi
• Diajukan pada panitera PTUN dalam
tenggang waktu 14 hari sesudah putusan atau penetapan pengadilan
Permohonan Kasasi
• Maksimal 14 hari sejak pendaftaran kasasi,
pemohon harus sudah menyampaikan memori kasasi (wajib)
• Maksimal 30 hari setelah berkas memori kasasi diterima panitera, maka akan diberitahukan
kepada termohon kasasi
• Pihak lawan/termohon kasasi, berhak
• Pasal 48
• Setelah menerima salinan memori dan kontra memori kasasi, panitera
mengirimkan semua berkas meliputi memori,kontra memori
kasasi,permohonan kasasi kepada MARI selambat-lambatnya 30 hari sesudahnya
ALASAN PERMOHONAN KASASI
Pasal 30 UU 5 TAHUN 2004
(1)Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau penetapan
pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan karena:
a. tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;
b. salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;
c. lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang
Pemeriksaan Kasasi
• Berdasar Pasal 45 A UU No 5 tahun 2004 tentang MA
terdapat beberapa perkara yang diperkecualikan sehingga tidak bisa diajukan kasasi yaitu:
1. Putusan tentang Pra Peradilan;
2. Perkara Pidana yang diancam dengan pidana penjara palinglama 1 (satu) tahun dan/atau diancam pidana denda;
3. Perkara tata usaha negara yang obyek gugatannya berupa keputusan pejabat daerah yang jangkauan keputusannya berlaku di wilayah daerah yang
PASAL 45 A UU NO 5 TAHUN 2004
3. Permohonan kasasi terhadap perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau permohonan kasasi yang tidak memenuhi syarat-syarat formal, dinyatakan tidak dapat diterima dengan penetapan ketua pengadilan
tingkat pertama dan berkas perkaranya tidak dikirimkan ke Mahkamah Agung.
4. Penetapan ketua pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat diajukan upaya hukum.
Kasasi
• Prosedur beracara di tingkat kasasi di MARI, sebagaimana diatur dalam ketentu an UU No 14 tahun 1985 yo UU No 5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung.
Pemeriksaan kasasi
• Setelah berkas diterima panitera MARI,
kemudian dicatat dan diberi register perkara kasasi, dan dilaporkan ke Ketua MARI
• Pemeriksaan kasasi di MARI hanya berdasarkan surat-surat dan hanya jika dipandang perlu
MARI mendengar sendiri para pihak atau para saksi, atau memerintahkan PTUN atau PTTUN mengadakan sidang tambahan untuk
• Pasal 53 UU No 14 tahun 1985 • Salinan putusan MARI dikirim ke
pengadilan tingkat pertama (PTUN)
• Panitera PTUN selambat-lambatnya 30 hari harus sudah mengirim ke para pihak
• Pasal 52
Dalam mengambil putusan MARI tidak terikat pada alasan-alasan yang diajukan oleh pemohon kasasi dan dapat memakai alasan-alasan hukum lain
Pasal 66 UU No 14 tahun 1985 • Diajukan hanya 1 (satu) kali
• PK Tidak menangguhkan atau
menghentikan pelaksanaan putusan • Dapat dicabut permohonan tapi tidak
dapat diajukan lagi sesudahnya
• Hukum acaranya berdasar Pasal 77 UU No 14 tahun 1985 sama dengan PK di PN
Pemohon Peninjauan Kembali
Alasan Pemeriksaan
Peninjauan Kembali
a. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu
muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana
dinyatakan palsu
b. Apabila setelah perkara diputus,ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan
c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih daripada yang dituntut;
d. Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan hukum belum di putus tanpa dipertimbangkan sebab – sebabnya;
e. Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama, atas dasar yang sama oleh Pengadilan yang sama atau sama tingkatnya telah diberikan putusan yang bertentangan satu dengan yang lain;
Tenggang waktu pengajuan
• tenggang waktu dihitung 180 (seratus delapan puluh) hari sejak diketahui kebohongan atau tipu muslihat ,atau sejak putusan Hakim pidana
memperoleh kekuatan hukum tetap, dan telah diberitahukan kepada pihak yang berperkara.
• Tenggang waktu pengajuan Peninjauan Kembali dihitung 180 (Seratus Delapan Puluh) hari sejak ditemukan surat-surat bukti yang hari serta tanggal ditemukannya harus dinyatakan di bawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.
• Pengajuan Peninjauan Kembali dengan menggunakan alasan sebagai mana tertera pada huruf c, d , f seperti tersebut di atas, maka tenggang waktu penghitungan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan kepada para pihak yang berperkara.
Pasal 67 UU No 14 Tahun 1985
Permohonan Peninjauan Kembali
1. Setelah permohonan PK didaftarkan ,selambat-lambatnya 14 hari sesudahnya panitera
memberitahukan kepada termohon PK
2. Pihak lawan/Termohon PK berhak mengajukan kontra memori PK dalam tenggang waktu
selambatnya 30 hari setelah tanggal diterimanya
PUTUSAN YANG DIEKSEKUSI
• PEMBATALAN KEPUTUSAN TUN YANG DISENGKETAKAN
• PEMBATALAN KEPUTUSAN TUN YANG
DISENGKETAKAN DAN PENERBITAN KEPUTUSAN YANG BARU
• PENERBITAN KEPUTUSAN YANG DIMOHON
SEBAGIMANA DIATUR DALAM PASAL 3 UU NO 5 TAHUN 1986
• PENUNDAAN KEPUTUSAN TUN YANG DISENGKETAKAN
MEKANISME
Pasal 115 UU NO 5 TAHUN 1986
Hanya putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang dapat dilaksanakan.
Pasal 116 UU NO 5 TAHUN 1986
(1) Salinan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dikirimkan kepada para pihak dengan surat tercatat oleh Panitera Pengadilan setempat atas perintah Ketua Pengadilan yang mengadilinya dalam tingkat pertama selambat-lambatnya dalam waktu empat belas hari.
(2) Dalam hal empat bulan setelah putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikirimkan tergugat tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 ayat (9) huruf a, maka Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu tidak mempunyai kekuatan hukum lagi.
Pasal 116
1. Salinan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dikirimkan kepada para pihak dengan surat tercatat oleh Panitera Pengadilan se tempat atas perintah Ketua Pengadilan yang meng adilinya dalam tingkat pertama selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari.
2. Dalam hal 4 (empat) bulan setelah putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikirimkan, tergugat tidak melaksanakan kewajibannya sebagai mana dimaksud dalam Pasal 97 ayat (9) huruf a, Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu tidak mempunyai kekuatan hukum lagi.
PELAKSANAAN PUTUSAN
• OTOMATIS
PRINSIP HK.ADM NEG. YANG KURANG MENDUKUNG
1. Asas bahwa terhadap benda-benda publik tidak dapat diletakkan sita jaminan.
2. Asas “rechtmatigheid van bestuur” salah satu konsekuen
sinyacadalah kewenangan Pejabat atasan tidak di benarkan menerbitkan KTUN yang seharusnya menjadi wewenang pejabat tertentu di bawahnya. Dengan demikian andaikata pejabat atasan memerintahkan pejabat di bawahnya untuk menerbitkan sebuah KTUN dan ternyata tidak dilakukan pejabat atasan tidak bisa menerbitkan KTUN tersebut.
3. Asas bahwa kebebasan pejabat pemerintah tidak bisa di rampas. kemungkinan dari asas ini misalnya tidak mungkin seorang pejabat dikenai tahanan rumah karena tidak melaksanakan putusan pengadilan TUN.
4. Asas bahwa negara (dalam hal ini) pemerintah selalu
PERTANGGUNGJAWABAN
PEJABAT
• FAUTES DE SERVICES
• FAUTES DE PERSONALES
KEMUNGKINAN PERTANGGUNGJAWABAN PEJABAT SECARA PRIBADI (PERSONALLES)
Pasal 59 UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
• Setiap kerugian negara/daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang harus segera diselesaikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
TANGGUNGJAWAB PRIBADI PEJABAT DI BIDANG KEUANGAN/GANTIRUGI
• Pasal 5 ayat 1 Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor
1129/KM.01/ 1991 tentang Tata Cara Pembayaran Ganti Rugi
Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara, telah diatur seperti berikut:
IUS CONSTITUENDUM
• dalam Pasal 43 ayat 6 RUU Administrasi Pemerintahan, sebagai berikut:
(6) Dalam hal Pejabat Administrasi Pemerintahan tidak
bersedia melaksanakan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, terhadap pejabat yang bersangkutan dikenakan upaya
paksa berupa pembayaran sejumlah uang paksa dan/atau sanksi administratif.
(7) Pelaksanaan upaya paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan oleh Juru Sita atas perintah ketua pengadilan
Kemungkinan sebagai tindak
pidana Contempt of court
• Pasal 216 KUHP:
GANTI RUGI
• Besarnya gantirugi menurut Pasal 3 PP No 43 tahun 1991 Peraturan Pemerintah No 43 tahun 1991 adalah minimal sejumlah Rp 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu Rupiah) dan maksimal sejumlah Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah
Ganti rugi
• Ganti rugi yang menjadi tanggungjawab BTUN pusat dibayar dan ditanggung
dalam APBN
• Ganti rugi yang menjadi tanggungjawab BTUN daerah dibayar dan ditanggung dalam APBD
• Pasal 8 PP No 43 tahun 1991 sebagai berikut:
• Apabila pembayaran gantirugi tidak dapat dilaksanakan oleh Badan tata usaha negara dalam tahun anggaran yang sedang berjalan,maka pembayaran ganti rugi dimasukkan dan dilaksanakan dalam tahun anggaran berikutnya
PENGGUGAT/PEMOHO N
PTUN
MENTERI/SEKJEND
MENTERI KEUANGAN
KPKN
SPMLS SKO
SPPLS
BTUN SETEMPAT