• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENJADWALAN EKONOMI DISPATCH SISTEM TENA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENJADWALAN EKONOMI DISPATCH SISTEM TENA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

i

TUGAS MAKALAH

PENJADWALAN EKONOMI DISPATCH

SISTEM TENAGA LISTRIK

METODE OPTIMASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Yusri Syam Akil, ST.,MT.,Ph.D

O L E H :

WILLY A.F. AKBAR AJAMI

(P2700216038)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karenaberkat izin-Nya Makala

Pe jadwala Eko o i Dispatch “iste Te aga Listrik ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Resume yang diambil dari perkuliahan Metode Optimasi Sistem Tenaga Listrik ini ditujukan sebagai pegangan ataupun referensi

bagi penulis khususnya dan bagi semua orang umumnya.

Dalam penyusunannya, penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan doa dari pihak lain

mustahil makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada dosen kami Bpk. Yusri Syam Akil, ST.,MT.,Ph.D dan kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari bahwa mungkin masih terdapat banyak

kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, krtik dan saran dari pembaca akan sangat bermanfaat

bagi penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Makassar, 13 April 2017

(3)

iii

II.1 Karakteristik Input-Output Pembangkit Listrik Tenaga Hidro ……… 5

II.2 Karakteristik Pembangkit Termal ……….. 6

II.2.1 Penjadwalan Ekonomis Unit Termal ……….. 8

II.2.2 Rugi-Rugi Saluran Transmisi ………. 10

II.3 Economic Dispatch ……….. 11

II.4. Metode Terbaru Penjadwalan Ekonomi ………. 12

II.4.1 Modified Improved Particle Swarm Optimization ………. 12

II.4.2 Algoritma Genetik ……….. 13

II.4.3 Differential Evolutionary (DE) Algorithm ………. 13

BAB III PENJADWALAN EKONOMIS DENGAN METODE AG & DEA ………. 14

III.1 Tahapan Penjadwalan Ekonomis dengan Algoritma Genetik ……….. 14

(4)

iv

BAB IV PENUTUP ……….. 22

IV.1 Kesimpulan ………... 22

IV.2 Saran ………. 22

DAFTAR PUSTAKA ……… 23

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva Karakteristik Pembangkit Hidro ……… 6

Gambar 2. Kurva Incremental Water Rate ……… 6

Gambar 3. Karakteristik input-output unit termal ………. 7

Gambar 4. Karakteristik kenaikan biaya/panas unit termal. ……….. 7

Gambar 5 Karakteristik efisiensi terhadap output ……… 8

Gambar 6. Tahap-tahap dalam DE Algorithm ……….. 13

Gambar 7. diagram pengkodean nm ……….. 15

Gambar 8. Proses penyilangan banyak titik ……….. 17

(6)

1

ABSTRAK

Tujuan dasar dari penjadwalan ekonomis adalah mengatur pengoperasian unit pembangkit

dengan biaya seekonomis mungkin, namun tetap dapat memenuhi kebutuhan daya untuk

beban. pengoperasian pembangkit secara ekonomis dipengaruhi oleh karakteristik

pembangkit, limit daya output pembangkit, biaya bahan bakar untuk mengoperasikan

pembangkit, dan rugi-rugi transmisi dari pembangkit ke beban. modified improved particle

swarm optimization, algoritma genetik dan differential evolutionary algorithm digunakan

untuk menyelesaikan masalah penjadwalan ekonomis.

(7)

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Energi listrik saat ini merupakan salah satu kebutuhan utama bagi kehidupan

manusia. Kebutuhan akan energi listrik semakin lama semakin meningkat seiring dengan

perkembangan teknologi dan bertambahnya jumlah penduduk. Permintaan akan energi

yang terus meningkat menyebabkan energi listrik yang harus disuplai oleh pembangkit

menjadi sangat besar sehingga tidak mungkin hanya menggunakan satu unit pembangkit

yang beroperasi, maka dibutuhkan sistem tenaga listrik dengan beberapa pembangkit listrik

yang saling interkoneksi untuk dapat memenuhi akan kebutuhan tersebut. Dalam suatu

sistem interkoneksi tenaga listrik masing-masing pembangkit beroperasi dengan energi

primer yang berbeda-beda,seperti pembangkit hydro dan thermal. Pembangkit thermal

menggunakan batubara sebagai energi primernya.

Tingginya penggunaan batubara, BBG, HSD dan MFO sebagai energi primer bagi

pembangkit thermal akan membawa masalah tersendiri bagi sistem pembangkitan tenaga

listrik, terutama masalah akan biaya bahan bakar yang mempunyai persentase tertinggi,

yaitu sekitar 60% dari total biaya operasi pembangkit tenaga listrik, oleh karena itu berbagai

teknik untuk menekan biaya bahan bakar terus berkembang, baik dari segi unit pembangkit

secara individu maupun dari segi operasi sistem tenaga listrik secara terpadu (Asmar, 2014).

Penyediaan energi listrik harus bersifat continue 24 jam sehari. Hal ini memerlukan

manajemen operasi yang tertib. Dalam pengoperasian sistem tenaga listrik yang terdiri dari

beberapa pusat pembangkit listik, diperlukan suatu koordinasi di dalam penjadwalan besar

daya listrik yang dibangkitkan masingmasing pusat pembangkit agar didapatkan suatu

pembebanan yang optimal atau yang dikenal lebih ekonomis. Hal ini berarti dalam

pembangkitan dan penyaluran energi itu harus dilakukan secara ekonomis dan rasional (Rao,

(8)

3 Terdapat dua permasalahan yang harus dipecahkan dalam operasi ekonomis

pembangkitan pada sistem tenaga listrik yaitu pengaturan unit pembangkit (unit

commitment) dan penjadwalan ekonomis (economic dispatch). Unit commitment bertujuan

menentukan unit pembangkit yang paling optimum dioperasikan dalam menghadapi beban

yang diberikan untuk mencapai biaya bahan bakar minimum . Sedangkan economic dispatch

digunakan untuk membagi beban di antara unit-unit thermal yang beroperasi agar dicapai

biaya bahan bakar yang minimum. (Wood and Wollenberg,1996)

Banyak penelitian dan metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan

unit commitment dan economic dispatch diantaranya adalah Lagrange Relaxation (Zhuang

& Galiana 1988), Dynamic Programming (Snyder et al. 1987), Priority List Method (Senjyu et

al. 2003), Fuzzy Logic (Su & Hsu 1991), Ant Colony Search (Sum-im & Ongsakul 2003.), A

Branch and Bound (Cohen & Yoshimura 1983), Quadratic Programming (Belhachem et al.

2013), Genetic Algorithm (Kazarlis et al. 1996), Particle Swarm Optimization (Pappala & Erlich

2008)

Pada penelitian ini, penulis mengaplikasikan metode Simulated Annealing untuk

optimasi koordinasi penjadwalan pembangkit unit thermal. Simulated annealing (SA) adalah

salah satu algoritma untuk optimasi yang bersifat generik. Berbasiskan probabilitas dan

mekanika statistik, algoritma ini dapat digunakan untuk mencari pendekatan terhadap solusi

optimum global dari suatu permasalahan. Masalah yang membutuhkan pendekatan SA

adalah masalahmasalah optimasi kombinatorial, di mana ruang pencarian solusi yang ada

terlalu besar, sehingga hampir tidak mungkin ditemukan solusi eksak terhadap

permasalahan itu. Aplikasi Simulated Annealing dalam masalah optimasi pertama kali

dilakukan oleh Kirkpatrick dan koleganya pada tahun 1983. Metoda Simulated Annealing ini

sering digunakan dalam permasalahan optimasi (Zhuang & Galiana 1990; Oktoviana 2007).

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Karakteristik Pembangkit dengan Sistem Thermal?

2. Bagaimana karakteristik Pembangkit dengan Sistem Hidro Thermal?

(9)

4

I.3 Batasan Masalah

1. Makalah ini difokuskan pada karakteristik dasar dari pembangkit Sistem Thermal

dan Hydro Thermal

2. Makalah ini difokuskan pada bagaimana metode terbaru diterapkan pada

penerapan metode terbaru economic dispatch

I.4 Tujuan Penelitian

1. Memahami dan dapat menjelaskan karakteristik Pembangkit dengan Sistem

Thermal

2. Memahami dan dapat menjelaskan karakteristik Cara Kerja Pembangkit dengan

Sistem Hidro Thermal

3. Memahami dan dapat menjelaskan Metode Terbaru Penjadwalan Ekonomi

I.5 Manfaat Penelitian

Dapat menambah ilmu pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan di dalam dunia

(10)

5

BAB II DASAR TEORI

II.1 Karakteristik Input-Output Pembangkit Listrik Tenaga Hidro

Karakteristik input-output dari pembangkit tenaga listrik hidro menggambarkan

hubungan antara input ke penggerak mula (turbin) berupa jumlah air yang dialirkan diantara

sudu-sudu turbin persamaan waktu dengan output daya dari generator. Output dari

pembangkit listrik hidro adalah daya yang dikirim keluar. Kurva karakteristik input-output

unit pembangkit hidro dadpat dilihat pada gambar 1. Dalam koordinasi Pembangkit

hidro-termal yang menggunakan metode Dynamic Programming, karakteristik input-output dari

pembangkit hidro sangat penting karena jumlah air diatur sedemikian rupa untuk

mendapatkan pembangkitan yang ekonomis. Oleh karena tinggi terjun air dianggap konstan,

maka besar debit air sebagai fungsi daya output pembangkit akan didekati dengan

persamaan polynomial orde dua yaitu :

Keterangan :

Q1 = Debit Air rata-rata (m3/ MWh)

Phi = Output Pembangkit hidro (MW)

α,β,γ = ko sta ta

Persamaan laju pertambahan pemakaian air ( Incremental Water Rate ) diperoleh dari

turunan pertama persamaan input-output, yaitu :

(11)

6

Gambar 1. Kurva Karakteristik Pembangkit Hidro

Gambar 2. Kurva Incremental Water Rate

II.2 Karakteristik Pembangkit Thermal

Untuk mendefinisikan karakteristik unit thermal digunakan : H = Btu/jam, yaitu input

panas ke unit F = Biaya bahan bakar per jam Rp/jam Gambar 3. menunjukkan karakteristik

input dan output dari unit termal dalam bentuk yang ideal. Input dari pembangkit

ditunjukkan pada sumbu tegak yaitu energi panas yang dibutuhkan dalam bentuk Mbtu/h

(million of btu per hour) atau biaya total per jam (Rp/jam). Output dari pembangkit

ditunjukkan pada sumbu mendatar yaitu daya listrik, yang memiliki batas-batas kritis operasi

yaitu daya maksimum dan minimum dari pembangkit. Kurva ini didapat dari hasil tes panas

(12)

7

Gambar 3. Karakteristik input-output unit termal

Karakteristik lain yang perlu untuk diketahui dari suatu unit pembangkit thermal

adalah karakteristik laju kenaikan panas yang dapat juga dikatakan sebagai karakteristik

kenaikan biaya. Bentuk karakteristik laju kenaikan panas ini dapat dilihat pada gambar 4.

Karakteristik ini merupakan suatu kemiringan (slope) dari karakteristik input dan output.

Pada karakteristik ini ditunjukkan nilai Btu per kWh atau Rp/kWh terhadap daya keluaran

dalam satuan MW. Karakteristik ini lebih lanjut digunakan untuk perhitungan pembebanan

ekonomis dari unit pembangkit. Jika persamaan input-output unit pembangkit dinyatakan

dalam pendekatan (aproksimasi) dengan menggunakan persamaan kuadrat, maka

karakteristik kenaikan biaya akan mempunyai bentuk garis lurus.

(13)

8 Karakteristik terakhir yang perlu diketahui adalah karakteristik laju panas. Pada gambar 5

berikut diperlihatkan kurva laju panas yang menunjukkan karakteristik dari suatu unit

pembangkit termal.

Gambar 5 Karakteristik efisiensi terhadap output.

Pada karakteristik laju panas ini sebagai input adalah jumlah panas per kilowattjam

(Btu/kWh)dan output merupakan daya listrik dalam satuan MW. Karakteristik laju panas ini

menunjukkankerja sistem dari sistem pembangkit termal seperti kondisi uap, temperatur

panas, tekanan kondensordan siklus aliran air secara keseluruhan. Padakarakteristik terlihat

bahwa efisiensi yang baik sebuah pembangkit termal terletak pada daerah limit

maksimalnya.

II.2.1 Penjadwalan Ekonomis Unit Thermal

Penjadwalan ekonomis adalah langkah untukmenghasilkan operasi ekonomis suatu

system tenaga. Operasi sistem tenaga pada frekuensi ko sta dapat dise ut power

balance yaitupembangkitan daya real sama dengan total beban.ditambah rugi-rugi. Dalam

(14)

9 Batas atas suatu generator dihubungkan terhadap rating termal stator generator. Sedangkan

batas minimal suatu generator berhubungan dengan operasi boiler yang menghasilkan uap

untuk menggerakkan turbin. Biaya operasi sebuah unit terdiri dari biaya bahan bakar, biaya

pekerja, dan biaya pemeliharaan. Semua jenis ini dikombinasikan dengan biaya bahan bakar,

sehingga:

Tujuan utama karakteristik tersebut adalah untuk mendapatkan persamaan biaya yang

(15)

10 Suatu set persamaan yang mewakili fungsi objektif dengan kendala-kendala yang ada dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Setelah batas-batas pertidaksamaan dikenali, kemudian kondisi yang dibutuhkan dapat

disimpulkan menjadi:

II.2.2 Rugi-rugi Saluran Transmisi.

Untuk memperoleh persamaan rugi-rugi saluran transmisi pada unit pembangkitan,

kita asumsikan sebuah sistem yang terdiri dari 2 pembangkit dan dua beban yang terhubung

oleh suatu saluran transmisi yang diwakil oleh matriks impedansi bus. Hasil ini diperoleh

dengan dua langkah yaitu:

1. Dengan mencari impedansi bus sistem.

2. Transformasikan arus generator ke dalam keluaran daya pembangkitan yang

menghubungkan persamaan rugi-rugi untuk sistem dengan beberapa unit pembangkit.

Pernyataan untuk rugi-rugi tenaga yang real dari jaringan untuk penjadwalan ekonomis

(16)

11 Terminologi B ini disebut koefisien rugi-rugi atau koefsien B , yang selalu simetris. Unit

koefisien rugi-rugi dalam megawatt, dalam kasus PL juga dalam megawatt.

II.3 Economic Dispatch

Economic dispatch adalah pembagian pembebanan pada setiap unit pembangkit

sehingga diperoleh kombinasi unit pembangkit yang dapat memenuhi kebutuhan beban

dengan biaya yang optimum atau dengan kata lain untuk mencari nilai optimum dari output

daya dari kombinasi unit pembangkit yang bertujuan untuk meminimalkan total biaya

pembangkitan dan dapat memenuhi batasan equality dan inequality. Secara umum fungsi

biaya dari tiap pembangkit dapat diformulasikan secara matematis sebagai suatu fungsi

obyektif seperti yang diberikan pada persamaan berikut :

dimana :

FT = total biaya pembangkitan (Rp).

Fi(Pi) = fungsi biaya input-output dari pembangkit i (Rp/jam).

ai, bi, ci = koefisien biaya dari pembangkit i.

Pi = output pembangkit i (MW)

n = jumlah unit pembangkit.

(17)

12

II.4 Metode Terbaru Penjadwalan Ekonomi

II.4.1 Modified Improved Particle Swarm Optimization

Persamaan adalah persamaan dasar algoritma PSO yang dimodifikasi dengan

menggunakan Inertia Weigth Aproach (IWA). Inertia weigth diperkenalkan untuk

menyeimbangkan kemampuan antara penelusuran global dan lokal [10]. Clerc

memperkanalkan parameter lain yang disebut dengan Constriction Factor Approach (CFA)

yang digunakan untuk memodifikasi algoritma IPSO yang ada yang disebut dengan Modified

Improved Particle Swarm Optimization (MIPSO). Parameter ini dapat memberikan

performansi yang lebih baik pada algoritma MIPSO. Persamaan modifikasi velocity pada

setiap particle dengan menggunakan constriction factor dapat dinyatakan seperti pada

Persamaan (3) berikut :

Pada umumnya peneliti menerapkan constriction factor pada algoritma PSO dengan

mengeset nilai c1 dan c2 = 2.05 sehingga diperoleh nilai C = 0.729. Secara aljabar nilai ini

equivalen dengan menggunakan inertia weight ketika w=0.729 dan c1 =c2=1.49445 [18].

Berbeda dengan metode evolutionary computasi (EC) yang lain, CFA pada algoritma

MIPSO dipastikan konvergen pada penelusuran yang didasarkan pada teori matematika.

Algoritma MIPSO dengan Constricttion Factor Approach (CFA) dapat menghasilkan solusi

yang baik dibandingkan dengan algoritma IPSO yang menggunakan Inertia Weight Approach

(IWA), meskipun CFA hanya memperhitungkan perilaku dinamik dari particle atau agent dan

pengaruh dari interaksi antara particle-particle, dimana persamaan persamaan itu telah

dikembangkan dengan posisi terbaik dengan Pbest dan Gbest, meskipun dapat berubah

(18)

13

II.4.2 Algortitma Genetik

Algoritma genetik adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan pada

mekanisme evolusi biologis. Keberagaman pada evolusi biologis adalah variasi dari

kromosom antar individu organisme. Variasi kromosom ini akan mempengaruhi laju

reproduksi dan tingkat kemampuan organisme untuk tetap hidup. Pada dasarnya ada 4

kondisi yang sangat mempengaruhi proses evaluasi, yakni sebagai berikut:

a. Kemampuan organisme dalam melakukan reproduksi.

b. Keberadaan populasi organisme yang bias melakukan reproduksi.

c. Keberagaman organisme dalam suatu populasi.

d. Perbedaan kemampuan untuk survive

Individu yang lebih kuat (fit) akan memiliki tingkat survival dan tingkat reproduksi

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan individu yang kurang fit. Pada kurun waktu (sering

dikenal dengan istilah generasi), populasi secara keseluruhan akan lebih banyak memuat

organisme yang fit.

II.4.3 Differential Evolutionary (DE) Algorithm

Differential Evolutionary Algorithm adalah salah satu tipe teknik optimasi modern yang

berbasis mekansime pencarian populasi seperti GA, optimasi bee colony, dan PSO [2].

Algoritma yang diperkenalkan oleh Storn dan Price pada tahun 1995 ini mempunyai

kelebihan dibandingkan teknik optimasi lainnya. Beberapa diantaranya adalah strukturnya

yang sederhana, parameter kontrolnya yang sedikit dan konvergensi keandalannya yang

tinggi.

(19)

14

BAB III

PENJADWALAN EKONOMIS DENGAN METODE

ALGORITMA GENETIK & DIFFERENTIAL EVOLUTIONARY ALGORITHM

III.1 Tahapan Penjadwalan Ekonomis dengan Algoritma Genetik

Penjadwalan ekonomis dengan memperhitungkan rugi-rugi saluran transmisi

memiliki dua tahapan yaitu perhitungan koefisien rugi matrik B dan proses optimasi dengan

algoritma genetik. Koefisien rugi matrik B merupakan metode praktis untuk perhitungan

rugi-rugi saluran transmisi dan untuk perhitungan incremental loss.[10] Berikut akan

dijelaskan mengenai tahapan-tahapan untuk menyelesaikan masalah penjadawalan

ekonomis dengan menggunakan metode algoritma genetik.

Tahap 1 : Penentuan Parameter

Parameter yang akan ditentukan sebelum memulai proses optimasi dengan

menggunakan algoritma genetik adalah jumlah kromosom dalam satu populasi (popsize),

Peluang crossover (Pc), Peluang mutasi (Pm), peluang pelestarian kromosom (kb), jumlah

generasi maksimum (maxgen).

Tahap 2 : Inisialisasi populasi awal

Populasi awal dibangkitkan dengan membentuk string biner sebanyak 10 bit.

Masing-masing bit dari string biner ini dibangkitkan secara acak.

Tahap 3 : Encoding dan decoding string biner

String biner di kodekan menjadi nm (normalise incremental cost system) [6]. Gambar

(20)

15

(21)

16

Tahap 4 : Penentuan Fungsi fitness

Fungsi fitness merupakan hasil indeks dari algoritma genetika untuk menentukan

kelangsungan hidup setiap kromosom. Pendefenisian fungsi fitness adalah menurut hasil

yang diperlukan dari

(22)

17

Tahap 5 : Seleksi

Proses seleksi merupakan pemilihan kromosom dari generasi ke n untuk masuk ke

proses crossover. Metode seleksi yang digunakan adalah roulettewheel selection. Langkah

yang dilakukan untuk proses seleksi ini yaitu :

a. Tentukan nilai total fitness.dalam populasi

b. Tentukan nilai fitness relatif (pk) dengan cara :

u tuk : k = , , …, popsize

maka P(k) = fitness (k)/total fitness

c. Tentukan fitness kumulatif (qk)

u tuk : k = , , …, popsize

maka q(k)=p(k)

q(k+1)=q(k)+p(k+1)

d. Bangkitkan bilangan acak (r) antara 0-1 sebanyak jumlah populasi (popsize)

e. Jika r(k) < q(k) maka populasi ke k akan terpilih dalam proses seleksi ini, dan akan

digunakan

untuk tahap berikutnya.

Tahap 6 : Crossover (Penyilangan)

Proses crossover bertujuan untuk menyilangkan kromosom-kromosom yang tepilih

dari proses seleksi. Untuk crossover bilangan biner penyilangan banyak titik. Proses

penyilangan dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Proses penyilangan banyak titik

Langkah-langkah yang dilakukan untuk proses crossover :

(23)

18 b. Tentuka kro oso ya g aka disila g u tuk : k = , , …, popsize maka

_ Jika r(k) < Pc, maka kromosom k akan terpilih untuk proses crossover,

_ jika r(k) > Pc, maka kromosom k tidak akan terpilih untuk proses crossover.

c. Jika kromosom yang terpilih ganjil, maka salah satu kromosom harus dibuang, sebab

proses crossover ini bertujuan untuk menyilangkan antara 2 individu yang dijadikan sebagai

induk.

Tahap 7 : Mutasi

Mutasi untuk bilangan biner adalah dengan mengganti satu atau beberapa nilai gen

dari kromosom. Proses mutasi ini dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Proses mutasi

Langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk proses mutasi:

a. Hitung jumlah bit yang ada pada populasi, yaitu total_bit = popsize*panjang kromosom.

b. Untuk memilih bit yang akan dimutasi, bangkitkan bilangan acak r antara 0-1 sebanyak

jumlah

bit pada populasi.

c. Tentukan bit yang akan dimutasi untuk :

k = , , …, total_ it

maka

_ Jika r(k) < Pm, maka bit tersebut akan mengalami mutasi.

Tahap 8 : Pelestarian Kromosom

Metode seleksi dalam algoritma genetik ini dilakukan secara random, sehingga ada

kemungkinan bahwa kromosom yang sebenarnya sudah baik tidak terpilih dalam proses

seleksi. Untuk itu perlu dilakukan pelestarian kromosomkromosom terbaik, sehingga

kromosm-kromosom yang sudah baik tersebut dapat lolos seleksi. Muhlenbein mengusulkan

(24)

19 Pada BGA ini digunakan parameter r, yang menunjukkan kromosomkromosom terbaik.

Kromosom-kromosom tersebut akan terus dipertahankan untuk generasi berikutnya.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pelestarian kromosom.

a. Bangkitkan bilangan acak (r) antara 0-1 sebanyak jumlah populasi (popsize)

b. Tentukan krmosom yag akan dibuang

u tuk : k = , , …, popsize maka

Jika r(k) < kb , maka kromosom ke k akan dibuang, dan digantikan dengan kromosom

kromosom yang baik.

III. 2 Operasi DE Algorithm untuk optimisasi Economic Dispatch

pada plant dapat dijelaskan secara rinci dibawah ini:

1. Pembacaan Data

Langkah pertama yang dilakukan adalah pengumpulan dan pembacaan data sistem

yang akan digunakan dalam pengujian yakni data bus, line data, fungsi biaya dan batasan

pembangkitan daya.

2. Inisialisasi

Pada tugas makalah ini digunakan jumlah maksimum iterasi sebanyak 100. Jadi pada

setiap iterasi, dibangkitkan sebuah populasi vektor awal yang berisi 30 buah vector (sesuai

jumlah populasi yang dipilih). Karena terdapat 8 buah pembangkit, maka dimensi yang

digunakan berjumlah 8 buah. Artinya tiap vektor awal nantinya akan memiliki 8 buah

kombinasi nilai pembangkitan yang akan diuji tingkat fitness-nya. Namun nilai pembangkitan

yang dirandom ini harus tetap memperhatikan batas maksimum/minimum pembangkitan

generator tersebut dan memenuhi permintaan beban. Oleh sebab itulah dilakukan analisis

aliran daya dengan menggunakan Newton-Rhapson untuk mendapatkan nilai rugi-rugi

transimisi sehingga bisa didapatkan batas nilai pembangkitan yang masih memenuhi nilai

(25)

20

3. Perhitungan Nilai Fitness Awal

Objective function dari program DE ini adalah bagaimana mendapatkan harga

pembangkitan seminimum-minimumnya. Oleh sebab itu perhitungan nilai fitness dari vektor

awal dilakukan dengan memasukkan nilai daya yang telah dirandom pada tahap inisialisasi

ke dalam fungsi harga pembangkitan sebagai berikut.

Dengan

Fi = Besar biaya pembangkitan pada pembangkit ke-I (Rp)

Pi= Daya output dari pembangkit ke-i (MW)

4. Mutasi

Pada tahap ini akan dibentuk populasi yang berisi mutant vector (vi,g) . Pembentukan

ini dilakukan denganmengkombinasi perbedaan vektor (differential vector)dari vektor satu

(xr1,g) dan vektor dua (xr2,g) yang dipilih secara acak pada vektor ketiga (xr0).

Pengkombinasian tiga perbedaan vektor ini merupakan strategi mutasi . DE memiliki

beberapa macam strategi mutasi. Untuk TugasMakalah ini dipilih strategi mutasi 5 dengan

persamaansebagai berikut :

F adalah nilai real dengan range [0,1]. Nilai F inilah yang akan mengontrol pengaruh dari

variasi differential dari ( ) r1,g r 2,g x x . Pada Tugas Makalah ini dipilih nilai F sebesar 0,7.

5. Rekombinasi [3]

Di tahap rekombinasi akan dibentuk sebuah populasi berisi trial vector yang

merupakan hasil rekombinasi antara populasi vektor awal dengan populasi vector mutan.

Operasi dari tahap rekombinasi ini sendiri dengan menggunakan nilai probabilitas crossover

atau Cr dengan range [0,1] yang telah ditentukan oleh user. Hal ini berguna untuk

mengontrol pembagian nilai parameter yang digandakan dari mutant. Pada tugas akhir ini

(26)

21 random yang menentukan apakah vector tersebut di-crossover atau tidak. Jika nilai

randj(0,1) suatu vector tersebut kurang dari nilai probabilitas crossover yakni 0,8 maka nilai

vector yang akan digandakan pada trial vector adalah mutant vector. Jika yang terjadi adalah

sebaliknya, maka nilai vector yang akan digandakan pada trial vector adalah vector awal.

6. Perhitungan Nilai Fitness Akhir

Dilakukan perhitungan nilai fitness dari vektor trial yang sudah terbentuk tadi dengan

memasukkannya ke dalam fungsi harga pembangkitan yang sudah dijabarkan pada

persamaan 5 sebelumnya.

7. Seleksi [3]

Pada tahap ini dilakukan seleksi untuk menentukan vector yang akan menjadi

anggota populasi untuk iterasi selanjutnya. Jika trial vector, ui,g, memiliki nilai objective function atau fitness sama atau lebih kecil daripada fitness vektor awal, maka ia mengganti

targetvector pada pembangkitan atau iterasi selanjutnya. Sebaliknya, Jika trial vector, ui,g, memiliki nilai objective function atau fitness yang lebih besar daripada fitness vektor

awalnya, maka vektor awal tadi tetap menjadi anggota pada pembangkitan atau iterasi

selanjutnya. Selanjutnya setelah populasi baru diperoleh, proses mutasi, rekombinasi, dan

seleksi diulangi sampai nilai optimum diperoleh atau kriteria yang diinginkan tercapai atau

(27)

22

BAB IV PENUTUP

iV.1 Kesimpulan

1. Dalam koordinasi Pembangkit hidro-termal yang menggunakan metode Dynamic Programming, karakteristik input-output dari pembangkit hidro sangat penting karena jumlah air diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan pembangkitan yang ekonomis. 2. karakteristik laju kenaikan panas yang dapat juga dikatakan sebagai karakteristik

kenaikan biaya. Pada karakteristik ini ditunjukkan nilai Btu per kWh atau Rp/kWh

terhadap daya keluaran dalam satuan MW. Karakteristik ini lebih lanjut digunakan

untuk perhitungan pembebanan ekonomis dari unit pembangkit.

3. Ada beberapa Kecerdasan Buatan yang dapat digunakan untuk menentukan

economic dispatch dari tiap-tiap pembangkit, diantaranya adalah modified improved

particle swarm optimization, algoritma genetik dan differential evolutionary

algorithm. Masing-masing kecerdasan buatan tersebut mempunyai pendekatan dan

tahap kerja yang berbeda-beda dalam menentukan penjadwalan ekonomi terbaik.

IV.2 Saran

Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat focus kepada hasil perhitungan

economic dispatch dari tiap-tiap kecerdasan buatan terhadap pembangkit semua jenis

pembangki, baik thermal, hydro-thermal, terbarukan, nukli dan lainnya, kemudian

membandingkan hasil perhitungan tiap-tiap kecerdasan buatan tersebut dari sisi biaya per

(28)

23

DAFTAR PUSTAKA

Adria ti., , PENJADWALAN EKONOMI“ PEMBANGKIT THERMAL DENGAN

MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI MENGGUNAKAN METODE

ALGORITMA GENETIK Jurusa Tek ik Elektro, Fakultas Tek ik, U i ersitas A dalas.

Violita A., Priyadi A., Ro a di I., , Opti isasi Eco o ic Dispatch pada “iste Kelistrika Jawa Bali 5 kV e ggu aka Differe tial E olutio ary Algorith Jurusa

Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sepuluh Nopember (ITS).

R.M. Mangewa, L.S. Patras, M. Tuegeh, F. Lisi, (2013), Koordinasi Pembangkit Hidro-Termal

di “iste “ulawesi “elata da “ulawesi Barat Jurusa Tek ik Elektro-FT. UNSRAT.

Tariga B.P.“., 5 , APLIKA“I ALGORITMA “IMULATED ANNEALING PADA “I“TEM

KOORDINA“I UNIT THERMAL U i ersitas Pe didika I do esia.

H. “upari Musli , 8 , Tek ik Pe a gkit TENAGA LI“TRIK Direktorat Pe i aa

Gambar

Gambar 1. Kurva Karakteristik Pembangkit Hidro
Gambar 3. Karakteristik input-output unit termal
Gambar 5 Karakteristik efisiensi terhadap output.
Gambar 6. Tahap-tahap dalam DE Algorithm
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari studi kepustakaan didapatkan bahwa misalkan merupakan barisan variabel acak berdistribusi identik yang saling bebas dengan.. dan untuk setiap ,

Hotel Premier Inn Surabaya ini direncanakan menggunakan beban gempa respon spektrum sesuai dengan Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang turut ambil bagian dalam pembangunan bangsa sehingga, setiap lapisan masyarakat berhak menerima pendidikan yang

Dalam konteks pembaruan hukum Islam di Indonesia, pasal- pasal yang berkenaan dengan status (asal-usul) anak ini ada beberapa yang menarik bahwa pengertian anak sah sebagai lawan

Bank tidak akan memberikan ganti rugi dan/atau pertanggungjawaban dalam bentuk apapun kepada Pemberi Kuasa atau pihak manapun atas segala tanggung-jawab atas setiap (termasuk

Sebagian dari siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis menunjukkan ciri-ciri kurang tertarik terhadap kegiatan ekstrakurikuler melukis yang mereka ikuti; (2)

Suatu cara yang mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Perkembangan dunia pendidikan pilahan studi lanjut menjadi penting bagi peningkatan

Pembuatan aplikasi menggunakan program Borland Delphi 6.0 yang memanfaatkan komponen - komponen untuk mendukung elemen teks, gambar dan suara. komponen Memo untuk penggunaan