• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Sektor Finance Di Bursa Efek Indonesia Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderating

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Sektor Finance Di Bursa Efek Indonesia Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderating"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik. Badan Pengawas Pasar Modal dalam peraturannya mewajibkan bahwa laporan keuangan tahunan yang dilaporkan perusahaan yang go public harus terlebih dahulu diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Keharusan laporan keuangan diaudit mendorong Kantor Akuntan Publik untuk meningkatkan kualitas atas hasil auditnya. Seperti yang dinyatakan Ali dan Hilmi (2008) bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan lebih baik dibandingkan kantor akuntan publik kecil.

Kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya. Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat penting bagi tingkat manfaat dan nilai laporan tersebut. Semakin singkat jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal penyampaian laporan keuangan, maka semakin banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan tersebut sedangkan semakin panjang periode antara akhir tahun dengan penyampaian laporan keuangan maka akan semakin tinggi kemungkinan informasi tersebut dibocorkan pada pihak yang berkepentingan.

Disepanjang tahun 2011 ada 116 (45%) emiten yang menerima sanksi denda dari BEI, sedangkan disepanjang semester pertama 2012 denda yang diterima BEI dari emiten mencapai Rp.5,49 miliar dengan jumlah emiten sebanyak 74 perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan kuartal pertama. Keterlambatan penyampaian laporan

(2)

keuangan perusahaan kepada publik berdampak pada pengenaan sanksi secara berjenjang. (Bursa Efek Jakarta,2013)

Berbagai penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah dilakukan. Penelitian ini mengkonfirmasi kembali kesimpulan dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hilmi dan Ali (2008) menunjukkan bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dan apabila mengalami kerugian perusahaan tersebut akan lebih lambat dalam penyampaian laporan keuangannya.

Pelaporan keuangan merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerjanya kepada berbagai pihak yang memiliki kepentingan atas informasi tersebut. Salah satu informasi yang penting bagi pemakai yang berkaitan dengan laporan keuangan adalah informasi Leverage keuangan dan profitabililitas perusahaan. Para pemakai sering menjadikan leverage keuangan yang diukur dengan debt to equity ratio dan profitabilitas perusahaan yang berasal dari laporan keuangan sebagai salah satu indikator untuk landasan di dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Hilmi dan Ali (2004) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Sedangkan rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas digunakan untuk menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan.

(3)

disajikan tidak dapat memenuhi informasi kunci sehingga investor dan kreditor sebagai pengguna utama memandang bahwa financial reporting masih bermanfaat namun perlu diperbaiki. Investor sebagai pemegang saham atau pemilik perusahaan dari pihak luar memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui tingkat kembalian (rate of return) atas investasi dan membantu untuk memutuskan tindakan baik untuk membeli, menahan, atau menjual saham-saham perusahaan.

Hendriksen dan Breda (2000) mengungkapkan bahwa jika data akuntansi harus relevan bagi pengambilan keputusan investor, data itu harus memberikan input ke dalam model keputusan para investor. Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan oleh para pemakainya apabila relevan dan handal. Informasi yang relevan adalah informasi yang predictable, mempunyai feed back value serta tepat waktu (Annisa, 2004). Hal ini mencerminkan betapa ketepatwaktuan (timeliness) merupakan salah satu factor penting dalam penyajian laporan keuangan kepada publik sehingga perusahaan diharapkan untuk tidak menunda penyajian laporan keuangannya agar informasi tersebut tidak kehilangan kemampuannya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan.

(4)

Laporan tahunan dalam bentuk asli ditunjukkan dengan surat pernyataan bermaterai sebagaimana Formulir Lampiran 1 Peraturan ini yang menyatakan keaslian laporan tahunan. Surat pernyataan dimaksud wajib ditandatangani secara langsung oleh direktur utama perusahaan dan dilekatkan pada laporan tahunan. Kemudian diperketat dengan dikeluarkannya Kep-17/PM/2002 dan telah diperbaharui dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep- 36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Penyempurnaan peraturan ini dimaksudkan agar investor dapat lebih cepat memperoleh informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi serta menyesuaikan dengan perkembangan pasar modal. Perusahaan-perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam akan dikenakan sanksi administratif sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebagai contoh pada tahun 1997 Bapepam mengumumkan telah memberikan peringatan secara resmi dan mengenakan denda sebesar Rp. 2,98 miliar kepada 170 perusahaan atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan (Na’im, 1999).

(5)

dengan menggunakan 120 perusahaan di Australia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan tanggal berakhirnya tahun buku berpengaruh dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan profitabilitas tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan. Owusu dan Ansah (2000) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan di pasar modal yang berkembang di Zimbabwe. Hasil penelitiannya menemukan bukti empiris bahwa hanya ukuran perusahaan dan profitabilitas yang mempengaruhi ketepatan waktu dimana perusahaan mengeluarkan laporan keuangan tahunan yang diaudit.

Audit merupakan suatu cara akuntan untuk menyelesaikan masalah manipulasi akuntansi, walaupun tingkat audit yang optimal tidak diketahui namun tampaknya hal tersebut belum tercapai sehingga usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas audit terus dilakukan (Baridwan dan Hariani, 2010). Baridwan dan Hariani (2010) menganjurkan berbagai perbaikan audit dan komite audit dalam keprihatinannya terhadap manipulasi akuntansi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Sarbanes Oxley Act (SOX) juga melakukan perbaikan dan pengetatan pada komponen audit maupun pendukungnya. Usaha peningkatan kualitas audit ini dilakukan dengan mensyaratkan pendidikan minimum per tahun, membatasi masa perikatan (tenur) auditor dengan kliennya, serta membentuk komite audit (Baridwan dan Hariani, 2010).

(6)

dan biaya dari sumber dana yang dipilih. Masing-masing sumber dana memiliki konsekuensi keuangan yang berbeda. Sumber dana perusahaan berada pada sisi pasiva neraca, mulai dari hutang dagang hingga laba ditahan. Seluruh perkiraan tersebut lebih dikenal dengan nama struktur keuangan (Riyanto, 2001).

Industri merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri di sebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan secara nasional di negara itu. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Perkembangan industri di Indonesia cecara nasional belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan perkembangan industri nasional, khususnya industri manukfaktur lebih sering terlihat merosot.

(7)

Tujuan utama perusahaan finanace adalah meningkatkan kinerja perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Wahidahwati, 2002). Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui kegiatan pasar atau kinerja perusahaan dari ekuitasnya. Kegiatan pasar merupakan nilai dari kekayaan, hutang, dan ekuitas perusahaan berdasarkan pencatatan historis. Sedangkan nilai pasar merupakan presepsi pasar yang berasal dari investor, kreditur, dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan dan biasanya tercermin pada nilai pasar saham perusahaan. Selain itu, nilai pasar bisa menjadi ukuran kinerja perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki nilai yang baik jika kinerja perusahaannya juga baik. Kinerja perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Jika harga saham perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan tersebut juga baik, kinerja perusahaan dapat di tingkatkan dengan meningkatkan kinerja perusahaan.

(8)

Return on Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk

mengukur kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba (Tangkilisan, 2003). Menurut Tandelilin (2001) menyatakan bahwa besarnya tingkat pengembalian perusahan dapat dilihat melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi maka tingkat pengembalian investasi (ROA) perusahaan akan tinggi sehingga para investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut.

Penentuan proporsi hutang dan modal sendiri dalam penggunaannya sebagai sumber dana perusahaan berkaitan erat dengan struktur modal. Usaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan berkaitan erat dengan penentuan struktur modal optimal yang dilakukan oleh manajemen dan pemegang saham (shareholders). Struktur modal merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas atau yang lebih dikenal dengan istilah Debt to Equity Ratio (DER) (Husnan, 2004). DER menunjukkan tingkat risiko suatu perusahaan, DER yang semakin tinggi menunjukkan resiko yang semakin tinggi demikian sebaliknya. Tingginya rasio DER menunjukkan bahwa pendanaan yang berasal dari hutang besar. Investor cenderung lebih tertarik pada tingkat DER tertentu yang besarnya kurang dari satu, jika besarnya rasio DER lebih dari satu mengindikasikan risiko perusahaan tinggi karena penggunaan hutangnya tinggi. Oleh karena itu perusahaan akan berusaha agar tingkat DER yang dimiliki tidak lebih dari satu dalam struktur pendanaannya (Brigham dan Houston, 2001).

(9)

tingkat manfaat dan nilai laporan tersebut. Semakin singkat jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal penyampaian laporan keuangan, maka semakin banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan tersebut sedangkan semakin panjang periode antara akhir tahun dengan penyampaian laporan keuangan maka akan semakin tinggi kemungkinan informasi tersebut dibocorkan pada pihak yang berkepentingan.

Berbagai penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah dilakukan. Penelitian ini mengkonfirmasi kembali kesimpulan dari penelitian penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hilmi dan Ali (2008) menunjukkan bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dan apabila mengalami kerugian perusahaan tersebut akan lebih lambat dalam penyampaian laporan keuangannya.

Bandi dan Hananto (2000) meneliti hubungan ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan reaksi pasar atas ketepatan waktu. Dari penelitian tersebut ditemukan bukti empiris bahwa keterlambatan antara perusahaan besar dan kecil berbeda. Temuan empiris lain dalam penelitian ini, yaitu ketepatan waktu pelaporan antara pelaporan sebelum dan sesudah waktu yang diharapkan tidak berpengaruh pada harga saham. Dalam penelitian Oktorina dan Suharli (2005) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, dan kantor akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Sedangkan debt to equity ratio dan profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

(10)

perusahaan, sedangkan struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan opini auditor tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan finanace yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan adanya hasil penelitian terdahulu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh Return on Asset, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan dan Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Sektor Finance di Bursa Efek Indonesia dengan komite audit sebagai variabel moderating.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah Return on Asset, ukuran perusahaan, umur perusahaan, Debt To Equity Ratio, Outsider Ownersip, Insider Ownersip dan Operation Complexcity secara simultan dan

parsial berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Sektor Finance di Bursa Efek Indonesia?.

2. Apakah komite audit merupakan variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara Return on Asset, ukuran perusahaan, umur perusahaan, Debt To Equity Ratio, Outsider Ownersip, Insider Ownersip dan Operation Complexcity dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan

(11)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Return on Asset, ukuran perusahaan, umur perusahaan, Debt To Equity Ratio, Outsider Ownersip, Insider Ownersip, Operation Complexcity dan komite audit secara simultan dan parsial terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Sektor Finance di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menguji dan menganalisis komite audit sebagai variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara Return on Asset, ukuran perusahaan, umur perusahaan, Debt To Equity Ratio, Outsider Ownersip, Insider Ownersip dan Operation Complexcity dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Sektor Finance di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh Return on Asset, ukuran perusahaan, umur perusahaan, Debt To Equity Ratio, Outsider

Ownersip, Insider Ownersip, Operation Complexcity terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Sektor Finance di Bursa Efek Indonesia dengan komite audit sebagai variabel moderating.

(12)

Perusahaan Sektor Finance di Bursa Efek Indonesia dengan komite audit sebagai variabel moderating.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melengkapi temuan empiris yang sudah ada dibidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah pada masa akan datang dan memperkaya khasanah keilmuan pada umumnya.

4. Bagi Calon Investor diharapkan untuk memberikan informasi bagi calon investor sebelum melakukan investasi pada perusahan finanace.

1.5 Originalitas

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian Vita (2012) dengan judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan Waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio dan profitabilitas secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu

pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan opini auditor tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Beda penelitian ini dengan penelitian Vita (2012) adalah :

1. Variabel independen penelitian Vita (2012) adalah Debt to Equity Ratio, profitabilitas, ukuran perusahaan dan opini auditor sedangkan variabel independen penelitian ini adalah Return on Asset, ukuran perusahaan, umur perusahaan, Debt To Equity Ratio, Outsider

Ownersip, Insider Ownersip dan Operation Complexcity.

(13)

3. Variabel dependen dalam penelitian ini sama-sama menggunakan variabel ketepatan waktu pelaporan keuangan.

4. Periode penelitian Vita (2012) memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu 2007- 2011, sedangkan periode penelitian ini dalam kurun waktu 2009 – 2012 dengan segmentasi pada perusahan Sektor Finance di Bursa Efek Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila setelah 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya Peringatan Tertulis Ketiga, Pegawai yang bersangkutan masih melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,

Setelah diselesaikannya, termasuk akan tetapi tidak terbatas pada, penelaahan terbatas yang dilakukan oleh Akuntan Publik atas laporan keuangan interim

[r]

[r]

(2) Tingkat keberhasilan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sesuai dengan tata cara penentuan tingkat keberhasilan

NO JUDUL PENELITIAN PERGURUAN TINGGI ANGGOTA TIM PENELITI. RAB KETUA

(4) Permohonan uji coba pengelolaan limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 wajib dilengkapi dengan persyaratan minimal pada ayat (3) dan menggunakan formulir permohonan

Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa para pelaksana Riset Dasar (Fundamental) yang telah selesai melaksanakan Risetnya tahun 2015 wajib mempresentasikan hasil akhir