BAPPEDA PROVINSI JAWA TIMUR
2010
Isue – isue strategis
Menghilangkan angka kemiskinan absolut dan
kelaparan ;
Memberlakukan pendidikan dasar yang
universal ;
Mengembangkan kesetaraan dan
pemberdayaan perempuan ;
Menurunkan angka kematian anak ;
Memperbaiki kesehatan maternal ;
Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit
lainnya ;
Menjamin kesinambungan lingkungan hidup ;
Membangun kemitraan global untuk
pembangunan.
Millennium Development Goals
TARGET
MDGs
A
.
A
Kriteria penduduk utk menentukan keluarga
miskin
Miskin terutama yg sangat miskin
Tidak punya pekerjaan tetap;
Punya penghasilan tapi tidak dpt
mencukupi kebutuhan pokok;
Rumahnya tdk layak huni.
Target :
1. Menurunkan proporsi penduduk yang
miskin menjadi setengahnya dalam tahun
1990-2015;
Indikator :
Proporsi penduduk hidup dibawah garis
kemiskinan;
Kesenjangan kemiskinan;
Kontribusi quantil pertama penduduk
berpendapatan terendah konsumsi
nasional;
Keluarga prasejahtera+sejahtera;
2.
Menurunkan proporsi penduduk yang menderita
kelaparan menjadi setengahnya dalam tahun 1990
- 2015
Indikator :
Prevelensi balita kurang gizi;
Prevalensi balita gizi baik;
Proporsi penduduk yg berada dibawah garis
Target :
Memastikan pada tahun 2015 semua anak
dimanapun, laki-laki maupun perempuan, dapat
menyelesaikan pendidikan dasar
Indikator :
Angka Partisipasi Murni (APM) di SD (usia 7-12
th);
Proporsi murid kelas 1 yg berhasil mencapai kelas
5;
Prosentase penduduk yg lama sekolah 5 th+;
Angka melek huruf penduduk 15 – 24 tahun.
III. Mendorong kesetaraan gender &
pemberdayaan perempuan
Target :
Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat
pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan
di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun
2015.
Indikator :
Ratio APM anak perempuan di semua jenjang
pendidikan;
Ratio melek huruf perempuan thd laki-laki;
Kontribusi perempuan dlm kerja upahan di sektor
pertanian;
Proporsi kursi DPR yg diduduki perempuan;
Proporsi pegawai wanita dg jabatan eselon II ke
atas;
IDG;
IPG – IPM;
IV. Menurunkan angka kematian
anak
Target :
Menurunkan angka kematian balita
sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan
2015
Indikator :
Angka kematian balita;
Angka kematian bayi;
Prosentase anak 1 thn telah
V. Meningkatkan kesehatan
ibu
Target :
Menurunkan angka kematian ibu
sebesar tiga perempatnya, antara
1990 – 2015
Indikator :
Angka kematian ibu;
Prosentase pertolongan persalinan
dg tenaga kesehatan terlatih;
Pemakaian alat kontrasepsi;
Prosentase ibu yg bergizi baik;
Proporsi ibu hamil yg menderita
VI. MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT
MENULAR LAINNYA
Target :
1. Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai
menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015
Indikator :
Prevalensi HIV dikalangan ibu hamil yg berusia
antara 15 – 24 th;
Prevalensi HIV/AIDS;
2. Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS
dan mulai menurunnya jumlah kasus
baru pada tahun 2015
Indikator :
Angka prevalensi dan kematian krn
malaria;
Prosentase rt memakai kelambu yg
dicelup insektisida;
Proporsi pddk di daerah beresiko malaria
yg menggunakan cara pencegahan &
penanganan yg efektif utk memerangi
malaria;
Prevalensi kematian krn TBC;
Angka penemuan penderita &
VII. MEMASTIKAN KEBERLANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP
Target :
1.
Memadukan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan dgn kebijakan dan program
nasional.
Indikator :
Proporsi luas lahan yag tertutup hutan ;
Rasio luas kawasan lindung thdp luas daratan ;
Emisi CO2 ;
Konsumsi energi ;
Pencemaran udara ;
Penemcaran air ;
Target :
2. Penurunan sebesar separuh, proporsi
penduduk tanpa akses thdp sumber air
minum yg aman dan berkelanjutan serta
fasilitas sanitasi dasar pada 2015
Indikator :
Proporsi penduduk dgn akses sumber air
yg terlindungi (dan berkelanjutan);
Proporsi penduduk dgn akses thdp fasilitas
sanitasi yg layak;
Proporsi rumah tangga dgn akses thdp
Target :
1.
Bekerjasama dg negara-negara
berkembang untuk membangun &
mengimplementasikan strategi utk
kelayakan & produktivitas kerja remaja
Indikator :
Angka pengangguran usia 15–24 th
2. Bekerjasama dg perusahaan
farmasi utk menyediakan akses
thd obat yg terjangkau.
Indikator :
Proporsi penduduk gd akses thd
pengobatan medis;
3. Bekerjasama dg sektor swasta utk
memperluas teknologi informasi &
komunikasi.
Indikator :
Proporsi rt pelanggan telepon;
RPJM Nasional
Tahun 2009 -
2014
18
57% dari total
penduduk miskin
se-Indonesia pada tahun
2007 dan 2008 tinggal
di Jawa-Bali, 55.4%
penerima BLT tahun
2007 berada di Pulau
Jawa Bali
57% dari total
penduduk miskin
se-Indonesia pada tahun
2007 dan 2008 tinggal
di Jawa-Bali, 55.4%
penerima BLT tahun
2007 berada di Pulau
Jawa Bali
60% penduduk Indonesia
bertempat tinggal di Jawa Bali,
padahal luas wilayah Jawa Bali
hanya 7% dari luas wilayah
nasional, IPM tertinggi di
Provinsi Jakarta mencapai 76.3
60% penduduk Indonesia
bertempat tinggal di Jawa Bali,
padahal luas wilayah Jawa Bali
hanya 7% dari luas wilayah
nasional, IPM tertinggi di
Provinsi Jakarta mencapai 76.3
Wilayah
Jawa-Bali menjadi
tempat
konsentrasi
penyakit
menular seperti
TB, polio dan
AFP,
Wilayah
Jawa-Bali menjadi
tempat
konsentrasi
penyakit
menular seperti
TB, polio dan
AFP,
Rata-rata lama sekolah tahun
2007 hanya setara tingkat
SLTP (7-8 tahun) kecuali DKI
Jakarta dan DIY (9-10 tahun)
Rata-rata lama sekolah tahun
2007 hanya setara tingkat
SLTP (7-8 tahun) kecuali DKI
Jakarta dan DIY (9-10 tahun)
Tingkat pengangguran terbuka di Jakarta 12.57%, Jawa Barat 13.08%,
Banten 15.75%, ketiganya berada di atas rata-rata nasional yaitu 9.11%
pada tahun 2007
Tingkat pengangguran terbuka di Jakarta 12.57%, Jawa Barat 13.08%,
Banten 15.75%, ketiganya berada di atas rata-rata nasional yaitu 9.11%
pada tahun 2007
IPM 2007
DKI JAKARTA
D I Y
BANTEN
BALI
JATENG
JABAR
JATIM
69.78
70.71
70.92
69.29
72.47
74.15
76.59
DKI JAKARTA
D I Y
BANTEN
BALI
JATENG
JABAR
JATIM
69.78
70.71
70.92
69.29
72.47
74.15
76.59
ISU STRATEGIS BIDANG SOSIAL BUDAYA
WILAYAH JAWA-BALI
Meningkatkan Akses dan Kualitas
Pelayanan Kesehatan;
Kesehatan ibu dan anak
Status gizi masyarakat
Angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit
Ketersediaan tenaga kesehatan
Ketersediaan obat dan pengawasan
obat-makanan
Kualitas dan jangkauan layanan KB
Pembiayaan kesehatan
Pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan
Manajemen pembangunan kesehatan
Kesenjangan status kesehatan dan gizi
masyarakat antarwilayah dan
antartingkat sosial ekonomi
Akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan yang berkualitas
Meningkatkan Akses dan Kualitas
Pendidikan;
Taraf pendidikan masyarakat
Akses layanan pendidikan
Kualitas dan relevansi pendidikan
Kualifikasi dan kompetensi guru dan dosen
Manajemen dan tatakelola pendidikan
Pembiayaan pendidikan yang berkeadilan
Layanan perpustakaan
Memperkuat Jati Diri Bangsa dan
Pelestarian Budaya;
Karakter bangsa dan budi pekerti
Pemahaman dan apresiasi
masyarakat terhadap keragaman
budaya
IMPLEMENTASI PRIORITAS PROVINSI JAWA TIMUR
BIDANG PENDIDIKAN
No SUBSTANSI INTI
TARGET NASIONAL UNTUK JATIM KONDISI JATIM SAAT INI (TAHUN 2009)
TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR
2010 2011 2012 2013 2014
1.
Akses PendidikanDasar-Menengah
a
APM pendidikan dasar (SD/MI) menjadi 96% pada tahun 201496% 97,81 97,89 97,95 98,01 98,16 98,22
b
APM pendidikan setingkat SMP menjadi 76% di 201480%-90% 85,94 86 87 88 89 90
c
APK pendidikan setingkat SMA menjadi 85% di 201480%-90 73,3 75 80 85 88 90
d
Pemantapan/rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOSe
Penurunan harga buku standar di tingkat sekolah dasar dan menengah sebesar 30%-50% selambat-lambatnya 2012Kebijakan penurunan harga buku standar di Tk. SD&menengah sebesar 30%-50% selambat-lambatnya 2012 Menerapkan Buku Elektronik Sekolah (BSE) Kebijakan penurunan harga buku standar di tingkat SD & menengah sebesar 30%-50% selambat-lambatnya 2012
Kebijakan penurunan harga buku standar di tingkat SD & menengah sebesar 30%-50% selambat-lambatnya 2012
Kebijakan penurunan harga buku standar di tingkat SD & menengah sebesar 30%-50% selambat-lambatnya 2012
-
-f
Penyediaan sambungan internet ber-contentpendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar
Penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar Sudah ICT hanya belum optimal Penyediaan sambungan internet ber-content
pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar
Penyediaan sambungan internet ber-content
pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar Penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah selambat-lambatnya 2012 dan terus diperluas ke tingkat sekolah dasar Penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah dan terus diperluas ke tingkat Pendidikan Dasar sebanyak 30% Penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah tingkat menengah dan terus diperluas ke tingkat
No.
SUBSTANSI INTI
NASIONAL TARGET UNTUK JATIMKONDISI
JATIM
SAAT INI
(TAHUN
2009)
TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR
2010
2011
2012
2013
2014
2 Akses PendidikanTinggi
Peningkatan APK pendidikan tinggi menjadi 25% di 2014
20%-30%
- - - - -
3 Metodologi
Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui: Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui:
Belum
optimal Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui: Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui: - -
a. Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011
Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011 Masih dalam taraf penyesuaia n Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011
Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011
Penyeimbanga n sistem Unas & Ujian Sekolah
Penyeimbangan sistem Unas & Ujian Sekolah
No SUBSTANSI INTI NASIONAL TARGET UNTUK JATIM KONDISI JATIM SAAT INI (TAHUN 2009)
TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR
2010 2011 2012 2013 2014
b. Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014
Penyempurnaa n kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014 - Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014 Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014 Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014 Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014
Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014
4. Pengelolaan
a. Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai manager
sistem pendidikan yang unggul
Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai
manager sistem pendidikan yang unggul Sudah dilakukan namun belum optimal Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai
manager sistem pendidikan yang unggul
Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai
manager sistem pendidikan yang unggul
Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai
manager sistem pendidikan yang unggul
Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai
manager sistem pendidikan yang unggul
Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai
manager sistem pendidikan yang unggul
No SUBSTANSI INTI NASIONAL TARGET UNTUK JATIM KONDISI JATIM SAAT INI (TAHUN 2009)
TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR
2010 2011 2012 2013 2014
c. Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin
keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Komite Sekolah selama ini hanya sebagai legalitas untuk mencari dana pendidikan sehingga belum optimal Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran Mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran
d. Dewan Pendidikan di tingkat
kabupaten Mendorong aktivasi peran dewan pendidikan di tingkat
Kabupaten
Belum
optimal Mendorong aktivasi peran Dewan Pendidikan di tingkat kab/kot Mendorong aktivasi peran Dewan Pendidikan di tingkat kab/kot Mendorong aktivasi peran Dewan Pendidikan di tingkat kab/kot Mendorong aktivasi peran Dewan Pendidikan di tingkat kab/kot Mendorong aktivasi peran Dewan Pendidikan di tingkat kab/kot 5. Kurikulum
Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan. Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan. Yang mendapat pembelajara n kewirausaha an baru SMK Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.
Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.
Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.
Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.
No SUBSTANSI INTI TARGET NASIONAL UNTUK JATIM KONDISI JATIM SAAT INI (TAHUN 2009)
TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR
2010 2011 2012 2013 2014
6. Kualitas
a. Program remediasi kemampuan
mengajar guru Program remediasi kemampuan mengajar
guru Belum optimal Program remediasi kemampuan mengajar guru Program remediasi kemampuan mengajar guru Program remediasi kemampuan mengajar guru Program remediasi kemampuan mengajar guru Program remediasi kemampuan mengajar guru b. Penerapan sistem evaluasi kinerja
profesional tenaga pengajar Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga
pengajar Belum optimal
Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar c. Sertifikasi ISO 9001:2008 di 100%
PTN, 50% PTS, dan 100% SMK sebelum 2014
i) PTN 100% ii) PTS 50%
iii) SMK 100% 5% 15%* 30% 25% 25% 100%
d. Membuka luas kerjasama PTN dengan lembaga pendidikan internasional
Membuka luas kerjasama PTN dgn lembaga
pendidikan internasional e. Mendorong 11 PT masuk Top 500
THES pada 2014
6 PT
- - - - -
f. Memastikan perbandingan guru:murid di setiap:
i) SD/MI 1:32 1:47 1:45 1:40 1:38 1:35 1:32 ii) SMP/MTs 1:40 1:55 1:53 1:50 1:47 1:45 1:40 g.Memastikan tercapainya Standar
Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama & Keagamaan paling lambat tahun 2013
No
SUBSTANSI INTI
IMPLEMENTASI
TARGET NASIONAL UNTUK JATIM
PROVINSI
BAKORWIL
KONDISI
SAAT INI
TARGET
2014
I
II
III
IV
1. Akses Pendidikan
Dasar-Menengah
a. APM pendidikan dasar (SD/MI) menjadi
96% pada tahun 2014
96%
97,81
98,22
97,36
102,11
98,5
99,56
b. APM pendidikan setingkat SMP
menjadi 80%-90% di 2014
80%-90%
85,94
90
93,38
95,42
92,35
91,84
c. APK pendidikan setingkat SMA menjadi
80%-90% di 2014
80%-90%
73,3
90
90,87
95,17
90,41
90
IMPLEMENTASI PRIORITAS PROVINSI JAWA TIMUR
BIDANG KESEHATAN
No SUBSTANSI INTI TARGET NASIONAL UNTUK JATIM
KONDISI JATIM SAAT INI
(TAHUN 2009)
TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR
2010 2011 2012 2013 2014
1
Penurunan
tingkat
kematian ibu
saat
melahirkan dari
307 (2008)
menjadi 118
per 100.000
kelahiran hidup
(2014)
118 per
100.000
kelahiran
hidup
285
30
30
30
30
32
2
Penurunan
tingkat
kematian bayi
dari 34 (2008)
menjadi 24 per
1.000 kelahiran
hidup (2014)
24 per 1.000
kelahiran
hidup
32.00
2
2
2
2
2
3
Pemberian
imunisasi dasar
kepada 90%
balita pada
tahun 2014
Cakupan
imunisasi di
tingkat
regional
harus
mencapai
sasaran
nasional
sebesar 90%.
70
5
5
5
5
5
4
Penyediaan
akses sumber
air bersih yang
menjangkau
67% penduduk
Akses air
bersih di
tingkat
regional
diharapkan
mencapai
68%.
No SUBSTANSI INTI TARGET NASIONAL UNTUK JATIM KONDISI JATIM SAAT INI (TAHUN 2009)
TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR
2010 2011 2012 2013 2014
5
Akses terhadap
sanitasi dasar
berkualitas yang
menjangkau 75%
penduduk sebelum
tahun 2014
Akses sanitasi dasar di
tingkat regional
diharapkan mencapai
sasaran nasional
sebesar 75%.
60
3
3
3
3
3
6 Ketersediaan dan
peningkatan kualitas
layanan rumah sakit
berakreditasi
internasional di
minimal 5 kota besar
di Indonesia dengan
target 3 kota pada
tahun 2012 dan 5
kota pada tahun 2014
0
0
0
0
0
0
7 Pemberlakuan Daftar
Obat Esensial
Nasional (DOEN)
sebagai dasar
pengadaan obat di
seluruh Indonesia dan
pembatasan harga
obat generik
bermerek pada tahun
2010
Pemberlakuan DOEN
akan diterapkan secara
nasional.
100
100
100
100
100
100
8 Penerapan Asuransi
Kesehatan Nasional
untuk seluruh
keluarga miskin
dengan cakupan
100% pada tahun
2011 dan diperluas
secara bertahap
untuk keluarga
Indonesia lainnya
antara tahun
2012-2014 melalui:
-
Puskesmas
-
Rumah Sakit
-
Manajemen
Asuransi kesehatan
akan diterapkan secara
nasional.
Asuransi kesehatan
nasional bagi penduduk
miskin, sasarannya
ditetapkan dengan
mengacu pada data
BPS.
30
17.5
17.5
17.5
17.5
17.5
No SUBSTANSI INTI TARGET NASIONAL UNTUK JATIM
KONDISI JATIM SAAT
INI (TAHUN 2009)
TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR
2010 2011 2012 2013 2014
5
Peningkatan kualitas
dan jangkauan
layanan KB melalui
23.500 klinik
pemerintah dan
swasta selama
2010-2014
Peningkatan
kualitas dan
jangkauan
pelayanan KB
di 9.866 klinik
KB dan 902
Rumah Sakit
Klinik
3200,
Rumah
Sakit 173
Klinik
1.600,
Rumah
Sakit 182
Klinik 1.600,
Rumah Sakit
182
Klinik 1.600,
Rumah Sakit
182
Klinik 1.600,
Rumah Sakit
182
Klinik 1.600,
Rumah Sakit
182
6 Menurunnya angka
kesakitan akibat
penyakit menular
pada 2014, yang
ditandai dengan :
Menurunnya
prevalensi
Tuberculosis
dari 235
menjadi
224
per
100.000 penduduk
224 per
100.000
penduduk
.
107
107
107
107
107
107
Menurunnya kasus
malaria (
Annual
Parasite Index
-API)
dari 2 menjadi 1 per
1.000 penduduk
Jatim, API
diharapkan
dapat
dipertahankan
kurang dari
0,18 per 1.000
penduduk
.
10
2.25
2.25
2.25
2.25
2.25
8
Terkendalinya
prevalensi HIV pada
populasi dewasa
(persen) hingga
menjadi < 0,5
di bawah 0,5
persen
.
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
9 Menurunnya
prevalensi kekurangan
gizi (terdiri dari
gizi-kurang dan gizi-buruk)
pada anak balita dari
18,4 menjadi <15
persen pada 2014
di bawah 14%.
15.6
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
IMPLEMENTASI PRIORITAS NASIONAL 11: KEBUDAYAAN,
KREATIVITAS, DAN INOVASI TEKNOLOGI
N
O
SUBSTANSI INTI
K/L
IMPLEMENTASI
NASIONAL
JAWA-BALI
1
Perawatan:
Penetapan dan
pembentukan
pengelolaan terpadu
untuk pengelolaan Cagar
Budaya,
Revitalisasi museum
Revitalisasi perpustakaan
;
o
Perpustakan Provinsi
o
Perpustakaan
kab/kota
o
Perpustakaan Desa
di seluruh Indonesia
sebelum Oktober 2011
Depbudpa
r
Depbudpa
r
Perpusnas
• Penetapan &
pengelolaan
Cagar Budaya
• Revitalisasi
museum
• Revitalisasi
perpustakaan
Borobudur,
Situs Sangiran
Museum Nasional
Batik 7 Museum
Provinsi
7 Perpustakaan
Provinsi,
Perpustakaan
Kab/Kota,
Perpustakaan desa
2
Sarana: Penyediaan sarana
yang memadai bagi
pengembangan,
pendalaman dan pagelaran
seni budaya di kota besar
dan ibukota kabupaten
selambat-lambatnya
Oktober 2012
Depbudpa
r
Penyediaan sarana
bagi
pengembangan,
pendalaman dan
pagelaran seni
budaya
7 Provinsi,
Ibu Kota Kabupaten
No SUBSTANSI INTI NASIONAL SAAT INI (TAHUN KONDISI JATIM 2009)
TARGET CAPAIAN PROVINSI JAWA TIMUR
2010 2011 2012 2013 2014 1.Perumusan kebijakan dan pedoman
bagi penerapan pengarusutamaan (mainstreaming) Gender dan Anak (PUG & A) oleh Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah
Nonkementerian lainnya
- Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang sosial, politik, dan hukum
-Meningkatkan kualitas hidup & peran
perempuan
-Meningkatkan kualitas hidup & peran
perempuan
-Meningkatkan kualitas hidup & peran
perempuan
-Meningkatkan kualitas hidup & peran
perempuan
-Meningkatkan kualitas hidup & peran
perempuan
- Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ekonomi
-Meningkatkan
jaringan PUG -Meningkatkan jaringan PUG -Meningkatkan jaringan PUG -Meningkatkan jaringan PUG -Meningkatkan jaringan PUG
- Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan -Meningkatkan sosialisasi anti kekerasan thp perempuan & anak, dan menekan tingginya tindak kekerasan & eksploitasi thp perempuan & anak -Meningkatkan sosialisasi anti kekerasan thp perempuan & anak, dan menekan tingginya tindak kekerasan & eksploitasi thp perempuan & anak -Meningkatkan sosialisasi anti kekerasan thp perempuan & anak, dan menekan tingginya tindak kekerasan & eksploitasi thp perempuan & anak -Meningkatkan sosialisasi anti kekerasan thp perempuan & anak, dan menekan tingginya tindak kekerasan & eksploitasi thp perempuan & anak -Meningkatkan sosialisasi anti kekerasan thp perempuan & anak, dan menekan tingginya tindak kekerasan & eksploitasi thp perempuan & anak
- Penyusunan dan harmonisasi kebijakan penghapusan kekerasan pada anak
-Meningkatkan akses sumber daya & peran serta
perempauan dlm pembangunan
-Meningkatkan akses sumber daya & peran serta
perempauan dlm pembangunan
-Meningkatkan akses sumber daya & peran serta
perempauan dlm pembangunan
-Meningkatkan akses sumber daya & peran serta
perempauan dlm pembangunan
-Meningkatkan akses sumber daya & peran serta
perempauan dlm pembangunan
2.Pengawasan pelaksanaan
perlindungan anak (KPAI) Meningkatnya jumlah pengawasan pelaksanaan perlindungan anak
- - - -
a.
Menyempurnakan dan mengintegrasikan pelaksanaan
program perlindungan sosial berbasis keluarga dalam
rangka memenuhi hak masyarakat miskin
Pengembangan Bantuan Sosial
Prioritas Nasional Pemerintah untuk bantuan sosial adalah
Program Keluarga Harapan (PKH), Jamkesmas, Raskin/Rasdi dan
beasiswa siswa miskin
Prioritas Bidang adalah bantuan sosial Perlindungan Anak, Lansia
dan Penyandang Cacat
Penataan kelembagaan jaminan sosial
1)
b.
Menyempurnakan data kemiskinan dan targeting program
penangulangan kemiskinan
c.
Menyediakan kebijakan dan intervensi khusus untuk
membantu masyarakat dalam mengatasi dampak dari
bencana alam dan gejolak perekonomian nasional
35
Fokus 1. Peningkatkan dan Penyempurnaan
Fokus 2: Menyempurnakan dan
meningkatkan Efektivitas
Pelaksanaan PNPM Mandiri
a.
Meningkatkan kualitas pelaksanaan PNPM Mandiri
b.
Meningkatkan fungsi kelembagaan yang dibangun
melalui PNPM Mandiri sebagai perwujudan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa/daerah
(perencanaan masyarakat-pemerintah)
c.
Pemanfaatan kelembagaan masyarakat agar
pembangunan lebih sesuai kebutuhan masyarakat:
i.
Untuk mengurangi kesenjangan dan kekurang-merataan
infrastruktur dasar di tingkat masyarakat
ii.
Untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan dan akses
layanan dasar.
d.
Integrasi secara selektif PNPM Pendukung untuk
mendukung percepatan penanggulangan kemiskinan.
Fokus 3: Peningkatan Akses Usaha Mikro
dan Kecil kepada Sumberdaya Produktif
a.
Peningkatan budaya usaha dan
kewirausahaan melalui peningkatan
kemampuan pengelolaan/manajemen usaha
b.
Fasilitasi penguatan produksi, pemasaran
dan kerjasama pemasaran
c.
Peningkatan fasilitas dan skim pendanaan
usaha (termasuk Kredit Usaha Rakyat dan
start up capital )
yang mudah dan cepat
Fokus 4: Peningkatan sinkronisasi dan
efektivitas koordinasi PK serta
harmonisasi antar pelaku
a.
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan:
i. Revitalisasi Tim Penanggulangan Kemiskinan di
bawah koordinasi Wakil Presiden
ii. Peningkatan koordinasi kebijakan dan program
PK (koordinasi antar program, basis data
tunggal, sinkronisasi pendanaan,dan monev)
iii. Peningkatan kapasitas dan fungsi K/L serta SKPD
terutama di tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
b.
Mengembangkan kerjasama dan partisipasi
swasta/masyarakat dalam PK:
i. Perusahaan -CSR
ii. Dana masyarakat (ZIS dll).
Tema Prioritas
Penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009 menjadi 8-10% pada
akhir 2014, perbaikan distribusi perawatan dan perlindungan sosial, pemberdayaan
masyarakat, & perluasan kesempatan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.
Substansi int
•
Bantuan sosial terpadu: integrasi program2 perlindungan sosial berbasis keluarga
(BLT, PKH, bantuan pangan, jamkesmas, beasiswa anak keluarga miskin, dsb.)
•
PNPM Mandiri: pemenuhan BLM 3 miliar/kecamatan untuk minimal 30%
kecamatan termiskin & integrasi PNPM pendukung
•
KUR: penyempurnaan mekanisme penyaluran KUR di 2010
1)
, perluasan
penyaluran KUR mulai 2011
2)
•
Tim Penanggulangan Kemiskinan: revitalisasi Tim Penanggulangan Kemiskinan di
bawah koordinasi Presiden/Wapres, penggunaan unified database untuk
penetapan sasaran semua program mulai 2010, & penerapan sistem monev yg
akurat sebagai dasar keputusan dan alokasi anggaran.
39
40
Wilayah Jawa & Bali
Tahun 2009
Tahun 2014
Nasional
14,15
8,0 - 10,0
DKI Jakarta
3,62
2,5 - 3,0
Jawa Barat
11,96
3,7 - 4,1
Jawa Tengah
17,72
11,4 - 11,8
DI Yogyakarta
17,23
10,8 - 11,9
Jawa Timur
16,68
10,5 - 11,2
Banten
7,64
5,8 - 6,4
TARGET NASIONAL KEMISKINAN UNTUK JAWA TIMUR
No
SUBSTANSI
TARGET
NASIONAL
UTK JATIM
KONDISI
SAAT INI
TARGET
2010
2011
2012
2013
2014
1
Masih
tingginya
angka
kemiskinan
PROGAM KABUPATEN / KOTA
SEHAT
DI JAWA TIMUR
PROGAM KABUPATEN / KOTA
SEHAT
LATAR
BELAKANG
1.
Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan
berbagai masalah, seperti kepadatan lalu lintas,
pencemaran udara, perumahan, kriminal, kekerasan dan
penggunaan obat-obat terlarang menjadi masalah yang
digeluti oleh masyarakat perkotaan.
2.
Keadaan ini belum diimbangi penyediaan fasilitas
perumahan dan lingkungan permukiman, pelayanan
kesehatan yang memenuhi kebutuhan, baik dari
keterjangkauan, merata dan kemudahannya.
3.
Melihat perkembangan fakta tersebut, lingkungan fisik,
sosial dan budaya perkotaan berada pada situasi yang
sangat rawan dan apabila tidak dikendalikan, maka
ketahanan daya dukung daerah perkotaan tidak akan
mampu lagi menerima beban permasalahan tersebut.
4.
Untuk mengatasinya dengan membangun kemitraan
antara
pemerintah,
swasta
dan
pemberdayaan
Menjawab tantangan tersebut Pemerintah Propinsi Jawa
Timur melalui RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014,
bahwa arah kebijakan pembangunan kesehatan salah satunya
adalah :
” MENINGKATKAN SOSIALISASI KESEHATAN LINGKUNGAN,
SERTA POLA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ”,
melalui
Program Lingkungan Sehat
Dengan kegiatan pembinaan sarana lingkungan, yang
meliputi sanitasi perumahan, sanitasi tempat-tempat umum,
sanitasi
pengelolaan
makanan,
sanitasi
pengelolaan
Program Kali Bersih
Gerakan Disiplin Nasional
Pemasyarakatan Prilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS),
Program Langit Biru
Pembangunan Perumahan dan Lingkungan Desa Terpadu,
Program
Kelangsungan
Hidup,
Perkembangan
Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA)
Gerakan Jum’at Bersih
Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
Gerdunas TB
Program Kab/Kota Sehat dan lain sebagainya.
DASAR PENYELENGGARAN KAB / KOTA SEHAT
UU Nomor : 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota perlu menyelenggarakan
Kab/Kota Sehat
Peraturan Bersama
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan
Nomor : 34 Tahun 2005
Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005
tentang
Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat
KAB/KOTA
SEHAT
adalah
Suatu kondisi Kab/Kota yang bersih,
nyaman, aman dan sehat untuk dihuni
penduduk yang dicapai melalui
terselenggaranya penerapan beberapa
kegiatan dalam
“Tatanan”
yang terintegrasi
TATANAN KAB/KOTA SEHAT
dan
1.
Tatanan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum,
oleh
Dinas PU Cipta Karya & TR dan Badan Lingkungan Hidup
2.
Tatanan Sarana Lalu Lintas Tertib dan Pelayanan
Transportasi,
oleh Dinas Perhubungan dan LLAJ
3.
Tatanan Pertambangan Sehat,
oleh Dinas Energi dan SDM
4.
Tatanan Hutan Sehat,
oleh Dinas Kehutanan
5.
Tatanan Industri dan Perkantoran Sehat,
oleh Disperindag
6.
Tatanan Pariwisata Sehat,
oleh Dinas Kebuday &
Pariwisata
7.
Tatanan Ketahanan Pangan dan Gizi,
oleh Badan
Ketahanan Pangan
8.
Tatanan Kehidupan Masyarakat Sehat Yang Mandiri,
oleh
Dinas Kesehatan, Badan PP & KB dan Dinas Pendidikan
9.
Tatanan Kehidupan Sosial Yang Sehat,
oleh Dinas Sosial
PENGHARGAAN KAB/KOTA SEHAT
“Swasti Saba”
(SETIAP 2 TAHUN SEKALI)
OLEH PRESIDEN
ultT“Swasti Saba Padapa”
diberikan kepada
Kab/Kota Sehat pada Taraf
“Pemantapan”
“Swasti Saba Wiwerda”
diberikan kepada Kab/Kota
Sehat pada Taraf
“Pembinaan”
KABUPATEN / KOTA
YANG TELAH MENDAPATKAN PENGHARGAAN
KAB / KOTA SEHAT
No
.
KABUPATEN / KOTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KABUPATEN LUMAJANG ( 8 Tatanan ) Tahun 2009
“Wistara”
KABUPATEN TULUNGAGUNG ( 6 Tatanan ) Tahun 2007
“Wistara”
KAB/KOTA YANG TELAH DAN BELUM MELAKUKAN
PROGRAM KAB/KOTA SEHAT DI JATIM
Aktif
1. Kota Malang
2. Kota Probolinggo
3. Kota Kediri
4. Kab. Tulungagung
5. Kab. Lumajang
6. Kab. Ngawi
Kurang Aktif
1. Kab. Malang
2. Kab. Magetan
3. Kab. Pacitan
4. Kab. Pamekasan
5. Kab. Trenggalek
6. Kab. Sidoarjo
Belum Membentuk
PERAN BAPPEDA DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM KAB/KOTA SEHAT
1.
Memfasilitasi pertemuan stakeholders dalam menyusun
kesepakatan usulan kegiatan Kab/Kota Sehat
2.
Menyalurkan usulan kegiatan ke Dinas/Instansi untuk dapat menjadi
Paket Usulan.
3.
Mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinergikan dan
mensinkronisasikan program-program Dinas / Instansi untuk
mendukung kegiatan Kab/Kota Sehat.
4.
Bersama Dinas / Intansi memberikan dukungan teknis dan
administrasi serta pendanaan yang tidak mungkin dilakukan
masyarakat
PENEKANAN SELEKSI PROGRAM
KAB/KOTA SEHAT
Adanya Kelembagaan
Forum
Kab/Kota Sehat
Dukungan Pemda
dalam pelaksanaan kegiatan pada setiap
tatanan yg dipilih
Fasilitasi SKPD
terhadap pelaksanaan kegiatan pada setiap
tatanan yg dipilih
Keterlibatan/peran serta Forum
dalam pelaksanaan kegiatan
baik di Tingkat Kab/Kota, Kecamatan maupun di
Kelurahan/Desa pada setiap tatanan yg dipilih
Besarnya Prosentase
Cakupan Kecamatan maupun
Kelurahan/Desa yg melaksanakan Prog.Kab/Kota Sehat
Faktor Kesehatan
(
dilihat secara Fisik dan Dampaknya
)
RENCANA PROGRAM
KAB/KOTA SEHAT TAHUN 2011
Koordinasi dan Sinkronisasi Program Kab/Kota
Sehat di Provinsi maupun di Kab/Kota
Pembinaan kepada Kab/Kota dalam upaya
pembentukan Program Kab/Kota Sehat
Rapat Koordinasi dg Kab/Kota, Dinas/ instansi
terkait di Provinsi
Konsultasi dg Tim Pembina Pusat (depdagri dan
Depkes)
Pembinaan dan Seleksi/Verifikasi Kab/Kota
Sehat Tingkat Provinsi
Pembinaan dlm rangka Persiapan Seleksi