USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Pengaruh Serat Daun Nanas Terhadap Sifat Mekanik Geopolimer Berbasis Abu Layang Batubara
BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Aisyah Khoirotun Hisan (4311412047 /2012) Diana Isnaeni (4311412055 /2012) Moh Agung Riswanto (4311412057 /2012)
Tasmuri (4001413033 /2013 )
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Pengaruh Serat Daun Nanas Terhadap Sifat Mekanik Geopolimer Berbasis Abu Layang Batubara
BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Aisyah Khoirotun Hisan (4311412047 /2012) Diana Isnaeni (4311412055 /2012) Moh Agung Riswanto (4311412057 /2012)
Tasmuri (4001413033 /2013)
PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Pengaruh serat daun nanas terhadap sifat mekanik geopolimer berbasis abu layang
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Aisyah Khoirotun Hisan
b. NIM : 4311412047
c. Jurusan : Kimia S1
d. Universitas : Universitas Negeri Semarang
e. Alamat/ no Hp : Ds. Kauman RT 03 RW 01 Kec Pati Kab Pati
f. Alamat e-mai : aisyahkhoirotunhisan@yahoo.co.id 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat rumah/ no Hp : 6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 10.790.000,00
b. Sumber lain :
-7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Semarang, 03 September 2015
Menyetujui,
Ketua Prodi Jurusan Ketua Pelaksana,
Woro Sumarni, M.Si Aisyah Khoirotun Hisan
(NIP. 1965072319930) (NIM. 4311412047)
Pembantu Rektor Bidang Dosen Pendamping,
Kemahasiswaan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Lampiran Hal
1 Anggaran Biaya
2 Jadwal Kegiatan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1 Biodata Ketua dan Anggota 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan
RINGKASAN
Pemanasan global merupakan suatu fenomena yang disebabkan oleh pelepasan gas CO2 ke atmosfir. Salah satu penyumbang gas CO2 terbesar berkembang, salah satunya penggunaan material abu layang sebagai bahan pembuatan geopolimer. Geopolimer merupakan suatu polimer anorganik sebagai alternatif pengganti maupun pelengkap semen portland dalam kontruksi sipil. Sebagai pengganti semen Portland, geopolimer mempunyai sifat getas dengan kekuatan tarik yang rendah dan sensitif terhadap retak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka ditambahkan serat alam yang dapat memperkuat geopolimer. Serat alami mempunyai beberapa kelebihan diantaranya ramah lingkungan, densitas yang rendah, ketersediannya melimpah, lebih murah dan bebas dari emisi CO2. Salah satu contoh serat alam adalah serat daun nanas. Keberadaan daun nanas sangat melimpah, namun daun nanas masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, penulis menggunakan serat daun nanas sebagai filler pada geopolimer.. Dalam serat daun nanas terdapat selulosa 69,5 - 71,5 %, pentosan 17 – 17,8 %, lignin 4,4 – 4,7 %, pektin 1 - 1,2%, lemak dan wax 3 - 3,3 %. Kandungan selulosa yang tinggi pada serat daun nanas tersebut menyebabkan ikatan rantai geopolimer semakin meningkat sehingga kekuatan geopolimer meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh serat daun nanas terhadap sifat mekanik geopolimer berbasis abu layang batubara. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: mengukur kuat tekan dan kuat tari geopolimer menggunakan Testing Universal Machine, kristalinitas geopolimer menggunakan XRD, komposisi abu layang menggunakan XRF dan ikatan yang terbentuk dalam geopolimer menggunakan FTIR. Setelah pengujian selesai diharapkan geopolimer mampu menjadi pengganti semen yang lebih ramah lingkungan sehingga dapat dipublikasikan dan diproduksi dengan jumlah yang besar.
Kata kunci: abu layang, geopolimer, serat, daun nanas.
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Berbagai upaya dan inovasi untuk menciptakan material yang berpotensi sebagai pengganti semen semakin berkembang, salah satunya penggunaan material abu layang sebagai bahan pembuatan geopolimer. Geopolimer merupakan polimer anorganik aluminsilikat yang diyakini mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika yang baik sebagai bahan pengganti semen portland (H. Fansuri, 2008).
Abu layang adalah hasil dari pembakaran yang berukuran sangat halus dan ringan sehingga dapat melayang di udara. Salah satu sumber abu layang adalah batubara. Konsumsi batubara di Indonesia mencapai 36 juta ton yang umumnya digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan menghasilkan 11,5 juta ton abu layang pada tahun 2004 (Badan Pusat Statistik, 2004). Sejauh ini abu layang batubara tidak dimanfaatkan dan dibiarkan menumpuk sebagai limbah.
Berlimpahnya abu layang sebagai sisa pembakaran batubara di beberapa PLTU di Indonesia merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, terutama tentang kelayakan penggunaan abu layang tersebut sebagai material dasar yang berfungsi sebagai pengikat yang dibutuhkan untuk bahan bangunan (Anwar, 2015).
Geopolimer merupakan suatu polimer anorganik sebagai alternatif pengganti maupun pelengkap semen portland dalam kontruksi sipil. Alur produksi geopolimer yang tidak memerlukan temperatur tinggi, menyebabkan bahan ini mempunyai residu karbon yang jauh lebih rendah dibanding semen portland. Geopolimer disintesis dari bahan-bahan yang mengandung silika dan alumina. Bahan baku yang mengandung aluminosilikat, seperti kaolin dan abu layang mudah didapat di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan potensi pengembangan geopolimer di Indonesia sangat besar, apalagi jika dikaitkan dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi karbon sebesar 26% pada tahun 2020 menurut kerangka kerja UNFCCC (Hilman, 2010).
Sebagai pengganti semen Portland, geopolimer mempunyai sifat getas dengan kekuatan tarik yang rendah dan sensitif terhadap retak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka ditambahkan serat alam yang dapat memperkuat geopolimer. Serat alami mempunyai beberapa kelebihan diantaranya ramah lingkungan, densitas yang rendah, ketersediannya melimpah, lebih murah dan bebas dari emisi CO2.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pada kesempatan kali ini penulis ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh serat daun nanas terhadap sifat mekanik geopolimer berbasis abu layang batubara.
B. Rumusan Masalah
1. Berapa rasio SiO2/Al2O3 optimal pada geopolimer abu layang batubara tanpa penambahan serat?
2. Berapakah jumlah optimum serat (b/b) daun nanas yang ditambahkan dalam sintesis geopolimer?
3. Bagaimana pengaruh penambahan serat daun nanas terhadap sifat fisika dan strukur kimia geopolimer yang dihasilkan?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui rasio SiO2/Al2O3 optimal pada geopolimer abu layang batubara tanpa penambahan serat.
2. Mengetahui jumlah optimum serat (b/b) daun nanas yang ditambahkan dalam sintesis geopolimer.
3. Mengetahui pengaruh penambahan serat daun nanas terhadap sifat fisika dan strukur kimia geopolimer yang dihasilkan.
D. Urgensi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan untuk meningkatkan pemanfaatan abu layang dan daun nanas yang selama ini belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain itu telah banyak penelitian tentang geopolimer, dengan adanya penelitian ini dapat menambah referensi bagi pembaca bahwa abu layang dan daun nanas dapat dijadikan sebagai bahan pembuat geopolimer yang ramah lingkungan.
E. Luaran yang Diharapkan
Target luaran yang dihasilkan dengan adanya PKMP ini antara lain: 1. Memaksimalkan daun nanas dan limbah abu layang batubara sebagai
bahan pembuat geoplimer.
2. Geopolimer yang dihasilkan sebagai pengganti semen yang lebih ramah lingkungan.
3. Geopolimer dapat dipublikasikan setelah melalui tahap penelitian.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan didapatkan dengan adanya penelitian ini yaitu:
1. Memberikan kontribusi dalam pengembangan material geopolimer berbahan dasar abu layang batubara dalam aplikasinya.
2. Dapat menambah nilai ekonomis abu layang batubara dan serat daun nanas.
Menurut American Standart Test Methode C618 (ASTM, 1995:304) abu layang (fly ash) didefenisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau bubuk batubara. Fly ash dari batubara diyakini merupakan salah satu sumber aluminosilikat untuk membuat geopolimer (Swanepoel, 2002). Fly ash dianggap menguntungkan karena reaktivitas partikelnya lebih halus daripada slag. Fly ash mengandung kalsium lebih rendah dibandingkan slag (Rangan & Rangan, 2005).
ASTM C168 mengklasifikasikan fly ash menjadi 3, yaitu kelas N, F dan C. Kelas N merupakan pozzolan yang telah dikalsinasi atau sisa berbagai pembakaran yang mempunyai sifat pozzolan baik. Kelas F merupakan fly ash yang mengandung CaO <10% yang dihasilkan dari pembakaran batubara jenis anthracite atau bitumen. Kelas C merupakan fly ash yang mengandung CaO >10% yang dihasilkan dari pembakaran batubara jenis lignite atau sub bitumen.
Abu layang batubara terdiri dari butiran halus yang berbentuk bola
dan berongga. Kerapatan abu layang berkisar antara 2100 – 3000 kg/m3 dan luas area spesifiknya (diukur berdasarkan metode permeabilitas
udara Blaine) antara 170 – 1000 m2/kg (Heri dan Putranto, 2007).
Komposisi kimia abu layang bervariasi tergantung pada jenis batubara serta proses dan kondisi pembakarannya. Oleh karena itu abu layang yang dihasilkan dari PLTU atau industri tertentu akan berbeda sifat dan kandungan kimianya dengan abu layang yang dihasilkan dari PLTU atau industri yang lain (Rizain, 2008).
Kusumastuti (2012) menyatakan bahwa komposisi bahan awal, rasio solid/ liquid (S/L), rasio SiO2/Al2O3, dan konsentrasi larutan pengaktif merupakan parameter penting dalam sintesis geopolimer. Komposisi bahan awal akan mempengaruhi kekentalan dan rasio S/L, juga akan mempengaruhi rasio SiO2/Al2O3 . Rasio juga akan mempengaruhi bahan pengaktif yang dibutuhkan, karena jumlah atau konsentrasi larutan pengaktif akan mempengaruhi seberapa besar SiO2 dan Al2O3 yang dapat larut untuk membentuk monomer-monomer aktif, sehingga reaksi polimerisasi dapat berjalan.
B. Serat Daun Nanas
Serat daun nanas (pineapple-leaf fibres) adalah salah satu jenis serat yang berasal dari tumbuhan dan diperoleh dari daun-daun tanaman nanas. Tanaman nanas yang juga mempunyai nama latin Ananas Cosmosus, (termasuk dalam family Bromeliaceae) merupakan tanaman semusim. Menurut sejarah, tanaman ini berasal dari Brazilia dan dibawa ke Indonesia oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599.
duri. Tergantung dari spesies atau varietas tanaman, panjang daun nanas berkisar antara 55 sampai 75 cm dengan lebar 3,1 sampai 5,3 cm dan tebal daun antara 0,18 samapai 0,27 cm. Disamping spesies atau varietas nanas, jarak tanam dan intensitas sinar matahari akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan panjang daun dan sifat dari serat yang dihasilkan. Intensitas sinar matahari yang tidak terlalu banyak (sebagian terlindung) pada umumnya akan menghasilkan serat yang kuat, halus dan mirip sutera (Kirby, 1963; Doraiswarmy et al., 1993). Terdapat lebih dari 50 varietas tanaman nanas didunia, beberapa varietas tanaman nanas yang telah dibudidayakan di Indonesia antara lain Cayenne, Spanish/Spanyol, Abacaxi dan Queen. Tabel 2.2 memperlihatkan sifat fisik beberapa jenis varietas nanas yang sudah banyak dikembangkan.
Doraiswarmy et al (1993) menyatakan bahwa di dalam serat daun nanas terdapat selulosa 69,5 - 71,5 %, pentosan 17 – 17,8 %, lignin 4,4 – 4,7 %, pektin 1 - 1,2%, lemak dan wax 3 - 3,3 %. Kandungan selulosa yang tinggi pada serat daun nanas tersebut menyebabkan ikatan rantai geopolimer semakin meningkat sehingga kekuatan geopolimer meningkat.
Berdasarkan pengamatan dengan mikroskop, sel-sel dalam serat daun nanas mempunyai ukuran diameter rata-rata berkisar 10m dan panjang rata-rata 4,5mm dengan rasio perbandingan antara panjang dan diameter adalah 450 (Doraiswarmy et al., 1993). Serat daun nanas mempunyai kekuatan tarik rata-rata 1200 MPa. Kekuatan serat nanas yang begitu tinggi disebabkan oleh strukturnya yang terdiri dari mikrofibril-mikrofibril dengan diameter yang sangat kecil (ISSN 1410-8720).
Pada dasarnya semua jenis serat dapat digunakan sebagai bahan tambahan yang dapat memperkuat atau memperbaiki sifat-sifat beton. Penggunaanya bergantung dari maksud penambahan serat ke dalam beton baik bahan alami maupun buatan, tapi yang harus diperhatikan adalah bahwa serat tersebut harus mempunyai kuat tarik yang lebih tinggi daripada kuat tarik beton. Selain itu ketahanan serat terhadap alkali juga harus diperhatikan karena dalam sintesis geopolimer digunakan alkali hidroksida untuk melarutkan silika dan alumina (Widi, 2012).
C. Geopolimer
Istilah geopolimer pertmakali dikenalkan oleh Davidovits pada tahun 1978 untuk menggambarkan jenis pengikat mineral yang memiliki komposisi kimia menyerupai zeolit tetapi memiliki mikrostruktur amorf (Adisty. D, 2009). Struktur ini dihasilkan melalui proses polimerisasi yang melibatkan proses disolusi dan polikondensasi prekursor aluminosilikat. Geopolimer sendiri juga sering disebut sebagai “mineral polymers” dan “polymer glasses” (Sidik, 2012).
aluminium, serta oksigen. Rantai makromolekul silika-aluminat melibatkan gugus-gugus poli(sialat) yang merupakan rantai dan cincin dari polimer antara Si4+ dengan Al3+ dalam ikatan koordinasi IV dengan oksigen yang berstruktur amorf hingga semi kristalin, dengan persamaan empirik Mn[-(SiO2)z-(AlO2)-]n. wH2O (Davidovits, 1994). Dalam persamaan tersebut ‘M’ adalah kation monovalen seperti kalium atau natrium, ‘n’ merupakan derajat polikondensasi, dan ‘z’ merupakan suatu bilangan sebagai jumlah atau banyak (Hardjito, 2004). Ikatan poli(sialat) dalam geopolimer, dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu poli(sialat) tipe (-Si-O-Al-O-), silokso) tipe (-Si-O-Al-O-Si-O-), serta poli(sialat-disilokso) tipe(-Si-O-Al-O-Si-O-Si-O-).
Gambar 2.1 Struktur jenis-jenis polysialate (Davidovits, 2008)
Pada awal perkembangannya, geopolimer disintesis dari material-material seperti kaolinit, lempung, metakaolinit dan mineral-mineral aluminosilikat murni sebagai prekursor (Xu & van Deventer, 2000). Prekursor geopolimer kemudian lebih dikembangkan lagi dengan memanfaatkan limbah abu layang dan endapan yang menjadi kerak pada tungku pembakaran batubara. Reaktivitas material sebagai prekursor sangat menentukan kecepatan proses aktivasi dalam geopolimerisasi (Rowles, 2004). Material-material yang terkalsinasi seperti abu layang dan metakaolin yang sebagian besar bersifat amorf,menunjukkan reaktivitas yang lebih tinggi selama geopolimerisasi dibandingkan dengan material yang tidak terkalsinasi (Xu & van Deventer, 2000).
BAB 3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang akan digunakan yaitu metode eksperimen dan studi pustaka. Eksperimen dilakukan dengan melakukan pengujian bakteri pada pengawetan ikan. Studi pustaka dilakukan dengan pemahaman materi dan penelitian.
Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap monitoring.
1. Tahap Persiapan
pelatihan.
a. Alat Penelitian:
Alat yang digunakan dalam sintesis geopolimer meliputi neraca analitik Denver, beker polipropilen Vit Lab 50ml, beaker gelas pyrex, pengaduk plastik, wadah plastik, cetakan silinder plastik, loyang dan oven Memmert. Alat yang digunakan dalam karakterisasi geopolimer meliputi alat penguji kuat tekan (universal testing machine) ELE, XRD (X-Ray Difraction), XRF (X-Ray Flourescence) BRUKER, SEM (Scanning Electronik Microscopy) JEOL
b. Bahan yang Digunakan:
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi abu layang batubara yang diambil dari PLTU Cilacap, natrium silikat (Na2SiO3) teknis yang sudah dianalisis dengan metode AAS, natrium hidroksida (NaOH, Merck), aquades, dan serat daun nanas.
2. Tahap Penelitian
Tahap pelaksanaan meliputi langkah kerja sebagai berikut:
Pengambilan serat daun nanas dilakukan dengan merendam daun menggunakan NaOH. Selanjutnya serat daun nanas dibuat serbuk. Serbuk serat daun nanas yang sudah jadi dicampurkan dengan abu layang yang telah dipreparasi, kemudian tambahkan larutan NaOH, Na silikat dan air. Campuran tersebut diaduk selama 2 menit menggunakan tangan, kemudian kemudian menggunakan mixer selama 5 menit. Pasta tersebut dituang ke cetakan silinder dengan perbandingan diameter dan tinggi 1:2. Penuangan dilakukan bertahap dan divibrasi selama 15 menit. Sampel uji didiamkan sampai mengering dan dilepaskan dari cetakan (selama 1-3 hari). Sampel uji yang sudah dilepaskan dari cetakan, kemudian diletakkan dalam loyang dan ditutup plastik. sampel uji yang masih terbungkus plastik tersebut dipanaskan dalam oven pada suhu 60oC selama 24 jam lalu disimpan selama 28 hari.
3. Tahap Monitoring
Pada tahap ketiga atau monitoring, sampel dipantau oleh tim langsung baik oleh tim pelaksana ataupun tim evaluator dari pusat dalam kegiatan penelitian pengaruh serat daun nanas terhadap sifat mekanik geopolimer berbasis abu layang batubara, serta evaluasi hasil yang telah dilakukan selama penelitian.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN A. Rancangan Biaya
o
1 Peralatan penunjang, ditulis
sesuai kebutuhan (15–25%). Rp 3.625.000,00 2 Bahan habis pakai, ditulis sesuai
dengan kebutuhan (30–40%). Rp 2.835.000,00
3 Perjalanan, jelaskan kemana dan
untuk tujuan apa (15–25%). Rp 2.355.000,00
4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya sebutkan (Maks. 10%).
Rp 1.975.000,00
jumlah Rp 10.790.000,00
B. Jadwal Kegiatan N
o Kegiatan
Bulan
I II III IV
1 Perijinan, persiapan tempat, dan
perlengkapan.
2 Pengujian sifat geopolimer
3 Evaluasi, dan penyusunan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM 168. 1994. Standart Specification for Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan For Use as Mineral Admixture in Portland Cement Concrete, American Society for Testing and Materials, Annual Book of ASTM Standart Vol. 04.02. United States: West Conshohocken.
Davidovits, J. 1994. Geopolimers: Man-Made Rock Geosynthesis and the Resulting Development of Very Early High Strength Cement. Journal of Materials Education, 16(2&3):91-139.
Duxson, P., S. W. Mallicoat, G.C. Lukey, W. M. Kriven, & J. S. J. Van Deventer. 2007. The Effect of Alkali And Si/Al Ratio on The Development of Mechanical Properties of Metakaolin-Based Geopolymers. Colloids and Surfaces A: Physicochem. Eng. Aspects, 292:8–20
Kusumastuti, E. 2009. Geopolimer Abu Layang Batubara: Studi Rasio Mol SiO2/Al2O3 Dan Sifat-Sifat Geopolimer Yang Dihasilkan. Tesis, Program Magister FMIPA Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
McCaffrey, R. 2002. Climate Change and the Cement Industry. Global Cement and Lime Magazine (Environmental Special Issue), 15-19.
Rizain. 2008. Pelarutan Aluminium dan Silikon Berbagai Abu Layang Batubara dari Empat PLTU Menggunakan Variasi Konsentrasi NaOH dan Temperatur. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Program Magister FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Sidik, U. 2012. Sintesis Metakaolin dan Abu Terbang Sebagai Prekursor Geopolimer. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota A. Identitas Diri ( Ketua )
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Aisyah Khoirotun Hisan
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kimia S1
4 NIM 4311412047
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pati, 09 September 1994
6 E-mail aisyahkhoirotunhisan@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/HP 08985405651
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 03 Payang SMPN 1 Pati SMA 1 PGRI
Jurusan - - IPA
Tahun
Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah
/ Seminar Judul ArtikelIlmiah Waktu danTempat
-2 - -
-1 Peringkat Paralel ke 5 kelas X SMA 1 PGRI Pati
2010
2 Peringkat paralel ke 8 kelas XI
SMA 1 PGRI Pati
2011
3 Peringkat 4 OSN kimia se
Kab. Pati SMA 1 PGRI Pati 2011
A. Identitas Diri ( Anggota I )
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Diana Isnaeni
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kimia S1
4 NIM 4311412055
5 Tempat dan Tanggal Lahir Rembang, 3 September 1993
6 E-mail isnaenidiana@yahoo.co.id
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
1 Peringkat paralel ke 2 kelas XI SMA N 1 Kragan 2010 2 Juara Harapan III Lomba
Hadroh Festival Ramadhan Kumpulan Muslimahkota Semarang 2013
3 - -
-A. Identitas Diri ( Anggota II )
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Mohammad Agung Riswanto
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Kimia S1
4 NIM 4311412057
5 Tempat dan Tanggal Lahir Rembang, 23 Juni 1993
6 E-mail aprashapd@yahoo.com
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) N
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
A. Identitas Diri ( Anggota III )
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Tasmuri
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan IPA S1
4 NIM 4001413024
6 E-mail tasmuriee@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085727896633
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Woro 01 SMPN 2 Kragan SMAN 1 Kragan
Jurusan - - IPA
Tahun
Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 - -
-2 - -
-3 - -
-1. Lampiran Justifikasi Anggaran Kegiatan a. Peralatan penunjang
Material PemakaianJustifikasi Kuantitas Harga Satuan(Rp) Keterangan Baskom Wadah pengadukan
geopolimer 4 buah Rp 25.000,00 Rp 100.000,00
Sewa Camdig
Dokumentasi
1 buah Rp 350.000,00 Rp 350.000,00 Flashdis
K Untuk menyimpandata penting 1 buah Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 Card
1 buah Rp 20.000,00 Rp 20.000,00
Loyang Untuk wadah hasil
Cetakan
silinder Untuk mencetak geopolimer 15 buah Rp 30.000,00 Rp 450.000,00
Serbet Untuk
membersihkan alat
3 buah Rp 10.000,00 Rp 30.000,00
Beker Glas
Untuk wadah
campuran 3 buah Rp 50.000,00 Rp 150.000,00
Sewa XRF Untuk menguji
Komposisi abu layang 3 kali Rp 250.000,00 Rp 750.000,00
Pengaduk
plastik Untuk mengaduk adonan 1 buah Rp 75.000,00 Rp 75.000,00 Box besar Untuk wadah
peralatan
1 buah Rp 150.000,00 Rp 150.000,00
Sewa alat
ASTM Untuk menguji kuattekan dan tarik
4 kali Rp 150.000,00 Rp 600.000,00
Sewa alat FTIR
Untuk menguji ikatan geopolimer
1 kali Rp 200.000,00 Rp 200.000,00
Sewa alat XRD
Untuk menguji abu layang dan
geopolimer 2 kali Rp 250.000,00 Rp 500.000,00 SUB TOTAL (Rp) Rp 3.625.000,00
b. Bahan Habis Pakai
5 kg Rp 50.000,00 Rp 250.000,00
Aquades Penambah larutan 5 liter Rp 10.000,00 Rp 50.000,00
Daun nanas Bahan utama pembuatan geopolimer
2 kg Rp 30.000,00 Rp 60.000,00
Larutan NaOH Pelarut geopolimer 100gram Rp 150.000,00 Rp 150.000,00 Na silikat Pelarut geopolimer 100gram Rp 175.000,00 Rp 175.000,00 Sarung
tangan
Untuk pelindung
tangan 4 buah Rp 10.000,00 Rp 40.000,00
Box plastik Untuk
mengelompokkan Peralatan dan
bahan-Bahan
2 buah Rp 35.000,00 Rp 70.000,00
Konsumsi Konsumsi 4 orang Rp 250.000,00 Rp. 1.000.000,00
Voucher internet
Untuk online
mencari materi 4 orang Rp 100.000,00 Rp 400.000,00
Masker Untuk pelindung
mulut dan hidung 4 buah Rp 10.000,00 Rp 40.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp 2.835.000,00
c . Perjalanan
tempat 2 orang Rp 300.000,00 Rp 600.000,00
Transportasi ke toko
Untuk membeli
Perlengkapan 2 orang Rp 200.000,00 Rp 400.000,00
Transportasi
ke percetakan Untuk mencetaklabel, laporan dll 2 orang Rp 117.250,00 Rp 235.000,00 Trasportasi
Ke Cilacap
Untuk
Pengambilan abu
layang 4 orang Rp 100.000,00 Rp 400.000,00
Transportasi ke Semarang
Untuk kembali 4 orang Rp 100.000,00 Rp 400.000,00
Trasportasi Ke Batang
Untuk
Pengambilan daun
nanas 2 orang Rp 80.000,00 Rp 160.000,00
Transportasi ke Semarang
Untuk kembali
2 orang Rp 80.000,00 Rp 160.000,00 SUB TOTAL (Rp) Rp 2.355.000,00
d. Lain-lain
laporan Untuk menyusunlaporan penelitian 1 buah Rp 150.000,00 Rp 150.000,00
Kertas A4 Untuk membuatlaporan penelitian 3 rim Rp 75.000,00 Rp 225.000,00 Sewa
komputer
MMT Publikasi 2 buah Rp 150.000,00 Rp 300.000,00
Banner Publikasi 1 buah Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Cetak foto Dokumentasi 100 buah Rp 2.000,00 Rp 200.000,00
Video + editing
Dokumentasi 2 buah Rp 200.000,00 Rp 400.000,00
Pembuatan artikel
Untuk membuat artikel penelitian
5 buah Rp 30.000,00 Rp 150.000,00
Pembuatan makalah
Untuk membuat Makalah penelitian
10 buah Rp 35.000,00 Rp 350.000,00