BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi Publik
Secara gamblang ekonomi publik diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang peranan pemerintah/ negara dalam kehidupan ekonomi, namun karena
yang ditelaah lebih menjurus kepada keuangan negara maka sejak tahun 1970-an
lebih banyak disebut sebagai ilmu keuangan negara. Disebut ilmu keuangan
negara karena pada intinya mempelajari atau menelaah tentang pengeluaran dan
penerimaan negara. Sebagai suatu ilmu, berarti suatu studi dan penjelasan yang
didasarkan pada metode dan sistematika tertentu. Dalam kaitan ini metode yang
digunakan adalah metode sintetis dan analisis global dan spesial, general serta
metode makro analisi dan mikro analisis.
Teori keuangan negara sebagaimana dinyatakan membahas badan-badan
hukum publik, yang telah dianugerahi hak-hak hukum publik dan mampu ikut
serta dalam proses ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dari pada badan swasta
dan perseorangan. Sebagai bagian dari ilmu ekonomi, ilmu keuangan negara
termasuk ilmu sosial yang tidak murni dan secara khusus membahas masalah
keuangan dari sektor pemerintah, antara lain penerimaan pemerintah,
pengeluartan pemerintah, hutang dan pinjangman pemeritah., kebijaksanaan fiskal
dan moneter dan lainnya.
Menurut Poole (1956) dalam Ilyas (1989) ilmu keuangan negara
berhubungan erat dengan empat tujuan utama dari pemrintah yaitu menentukan
pemerintah dan mengelola hutang pemerintah. Tujuan utama ilmu keuangan
negara adalah menentukan alokasi resources serta mengetahui pengaruhnya dari
penempatan tersebut terhadap keperluan individu maupun keperluan masyarakat
serta pemerintah.
Menurut newman (1968) dan ilyas (1989) ada dua hal pokok yang
merupakan konsep ilmu keuangan Negara :
Pertama : ruangan lingkup dan tujuan pemerintah. Dalam hal ini diadakan
penyesuaian batasan antara sector pemerintah dan sector swasta di dalam kegiatan
ekonomi. Utamanya dalam menentukan bagaimana kemampuan dari kegiatan
pemerintah yang beranekaragam mungkin akan mempengaruhi tingkat pendapatan
dan kesempatan kerja, efisiensi dari alokasi sumberdaya dan juga pertumbuhan
serta perkembangan ekonomi di sektor swasta.
Kedua : pembahasan yang berhubungan dengan perumusan ilmu keuangan
negara dalam istilah yang non moneter. Misalnya suatu penjelasan mungkin
kedengarannya aneh dimana kata keuangan pasti ada kaitannya dengan moneter,
sehingga dalam hal ini akan mampu untuk menganalisis mengenai pengumpulan
pajak, transfer payment, serta pengeluaran lain guna membiayai bidang yang
produktif.
Guna memperkuat gambaran tentang ilmu keuangan negara maka patut
disimak beberapa definisi ilmu keuangan negara oleh beberapa pakar di bidang
1. Carl C.Pelm Ilmu ekonomi yang mempelajari tentang penggunaan dana
untuk pemerintah guna memenuhi pembayaran kegiatan yang dilakukan
pemerintah.
2. RA Musgrave ilmu yang mempelajari tentang masalah yang luas dan
kompleks yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran pemerintah.
3. Buchanan ilmu yang mempelajari tentang aktiva ekonomi pemerintah
sebagai suatu unit.
4. M. Suparmoko ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan
pemerintah dalam bidang ekonomi terutama dalam penerimaan dan
pengeluaran negara serta pengaruhnya dalam perekonomian.
5. Guritno Mangkoesoebroto Satu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis
peranan pemerintah dalam perekonomian dan dampak kebijakan
pemerintah dalam bidang fiskal terhadap perekonomian.
Berdasarkan definisi tersebut maka ruang lingkup ilmu keuangan negara
dapat dibagi menjadi :
a. Teori pengeluaran negara. Melalui pengeluaran negara pemerintah
dapat berusaha mengembangkan jalannya keuangan dalam
perekonomian sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran
yang bertujuan akhir adalah untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
b. Teori penerimaan negara. Teori yang membahas beberapa sumber
penerimaan negara, membahas dan menganalisis perbandingan
membahas prinsip-prinsip yang dilakukan terhadap berbagai pilihan
sumber penerimaan negara.
c. Teori administrasi keuangan. Menyangkut tentang semua kegiatan
dalam bidang keuangan termasuk permasalahannya yang berkaitan
dengan anggaran belanja negara, melakukan pelaksanaan anggaran
dan pengawasan terhadap anggaran.
d. Teori stabilisasi dan pertumbuhan. Membahas tentang kebijakan
ekonomi dari suatu pemerintahan dan kaitannya dengan kebijakan
fiskal yang behubungan langsung dengan penerimaan dan
pengeluaran negara.
Dewasa ini, terkait dengan peran pemerintah yang besar dalam menjamin
tercapainya kesejahteraan masyarakat yang optimum dan kebijakan pemerintah
harus ditujukan untuk mengoreksi perilaku masyarakat yang menghindarkan
perekonomian mencapai alokasi sumber ekonomi yang efisien, redistribusi
pendapatan masyarakat dan stabilitas ekonomi, maka ilmu keuangan negara
menjadi demikian kompleks tidak hanya melihat hanya pada sisi anggaran saja
tetapi juga pengaruh langsung dan tidak langsung dari kegiatan perekonomian
agregat. Oleh karena itu ilmu ekonomi keuangan negara saat ini dipopulerkan
kembali sebagai ilmu ekonomi publik ( Public Economic Science)
Hubungan Ekonomi Publik Dengan Ilmu Sosial lainnya Hubungan Dengan Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi Publik merupakan bagian dari ilmu ekonomi, dengan demikian
negara walaupun ada penyimpangan dan kekhususan tertentu. Ilmu ekonomi yang
terbagi menjadi mikro dan makro ekonomi memiliki keeratan kuat. Masalah
mikro ekonomi seperti permintaan dan penawaran, pasar, teori harga, dan
tercapainya kepuasan maksimum, juga berlaku dalam ilmu keuangan negara.
Sama halnya dengan masalah makro ekonomi seperti investasi, saving,
pengeluaran pemerintah, pendapatan nasional.
2.2 Pendapatan Asli Daerah
2.2.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1
angka 18 bahwa Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah
pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Warsito (2001) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah. Sumber
PAD terdiri dari: pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan usaha milik
daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah.
Menurut Herlina (2005) Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan
daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil distribusi, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otoda sebagai perwujudan asas
Sedangkan menurut Halim (2004) pendapatan asli daerah (PAD) adalah
semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.
Adapun yang menjadi dasar hukum pendapatan asli daerah (PAD)
menurut Ahmad Yani (2009:51) adalah:
1) Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi
daerah
2) Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan atas
Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah
3) Peraturan pemerintahan nomor 65 tahun 2000 tentang pajak daerah
4) Peraturan pemerintahan nomor 66 tahun 2001 tentang retribusi daerah.
2.2.2 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah
Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Halim (2004:67)
pendapatan asli daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan yaitu:
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
1. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan utuk
Pajak daerah menurut UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi
daerah yang dimaksud dengan pajak daerah adalah Iuran wajib yang dilakukan
oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah
dan pembangunan daerah.
Sedangkan menurut Sunarto (2005:15) pajak daerah merupakan pajak
yang dikelola oleh pemerintahan daerah, baik provinsi maupun kabupaten
/kotayang berguna untuk menunjang penerimaan pendapatan asli daerah dan hasil
penerimaan tersebut masuk dalam APBD.
Menurut Sunarto (2005:15) dari segi kewenangan pemungutan pajak atas
objek pajak daerah dibagi menjadi dua yakni :
1) Pajak daerah yang dipungut oleh provinsi
2) Pajak daerah yang dipungut oleh kabupaten dan kota
Kewenangan pemungutan pajak daerah merupakan wewenang yang
dimiliki dan dilaksanakan oleh dinas pendapatan daerah. Pajak daerah yang baik
merupakan pajak yang akan mendukung pemberian kewenangan kepada daerah
dalam rangka pembiayaan desentralisasi. Untuk itu pemerintah daerah dalam
melakukan pungutan pajak harus tetap menempatkan sesuai dengan fungsinya.
Jenis-jenis pajak daerah kabupaten/kota sesuai dengan UU No 34 Tahun
2000 tentang perubahan atas Undang-Undang No 18 Tahun 1997 tentang pajak
1) Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang
khusus disediakan bagi orang orang untuk dapat menginap atau istirahat,
memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lain dengan dipungut bayaran
termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki pihak yang
sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
2) Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah tempat
menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut
bayaran, tidak termasuk jasa boga dan catering.
3) Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah
semua jenis pertunjukkan, permainan, ketangkasan, dan atau keramaian
dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton atau dinikmati oleh setiap
orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk
berolahraga.
4) Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah
benda, alat pembuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya
untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan
atau memuji suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk mencari perhatian
umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat
dilihat, dibaca dan atau di dengarkan dari suatu tempat umum kecuali yang
diperlukan oleh pemerintah.
5) Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan
ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang
6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C adalah pajak atas kegiatan
pengambilan bahan galian golongan c sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7) Pajak Parkir adalah pajak atas tempat parkir yang berada diluar badan jalan
yang disediakan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan
dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk
penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan
bermotor yang memungut bayaran.
8) Pajak Air Bawah Tanah adalah pajak atas pengambilan atau pemanfaatan air
tanah oleh orang pribadi maupun badan yang semata-mata menggunakan air
tanah untuk kegiatan usaha.
9) Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/ atau
pengusahaan sarang burung walet.
10) Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak atas bumi dan/ atau bangunan yang
dimiliki, dikuasai, dan/ atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan,
kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan.
Tarif pajak daerah yang ditetapkan oleh UU No. 34 Tahun 2000 adalah
Tabel 2.1
Tarif maksimal atas pajak provinsi dan pajak kota/ kabupaten
Jenis Tarif
Pajak Provinsi 1. Pajak Kendaraan Bermotor 5 %
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 10 %
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 5 %
4. Pajak Air Permukaan 20 %
Pajak Kabupaten/
Kota
1. Pajak Hotel 10 %
2. Pajak Restoran 10 %
3. Pajak Hiburan 35 %
4. Pajak Reklame 25 %
5. Pajak Penerangan Jalan 10 %
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian C 20 %
7. Pajak Parkir 20 %
8. Pajak Air Tanah 20 %
Sumber : UU No. 34 Tahun 2000
2. Retribusi daerah
Retribusi adalah pembayaran kepada negara yang dilakukan kepada mereka
yang menggunakan jasa-jasa negara, artinya retribusi daerah sebagai
pembayaran atas pemakain jasa atau kerena mendapat pekerjaan usaha atau
milik daerah bagi yang berkepentingan atau jasa yang diberikan oleh daerah,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu setiap pungutan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah senantiasa berdasarkan prestasi dan jasa
pada yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Jadi retribusi sangat berhubungan
erat dengan jasa layanan yang diberikan pemerintah kepada yang membutuhkan.
Pembayaran retribusi oleh masyarakat menurut Davey adalah :
1. Dasar untuk mengenakan retribusi biasanya harus didasarkan pada total
cost dari pada pelayanan-pelayanan yang disediakan.
2. Dalam beberapa hal retribusi biasanya harus didasarkan pada
kesinambungan harga jasa suatu pelayanan, yaitu atas dasar mencari
keuntungan.
Ciri-ciri retribusi yaitu :
1. Retibusi dipungut oleh Negara.
2. Dalam pungutan terdapat pemaksaan secara ekonomis.
3. Adanya kontra prestasi yang secar langsung dapat ditunjuk.
4. Retribusi yang dikenakan kepada setiap orang / badan yang
menggunakan / mengenyam jasa-jasa yang disediakan oleh negara.
Menurut UU No. 34 Tahun 200 retribusi adalah Pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan kepada oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau badan. Yang termasuk golongan dan jenis retribusi daerah adalah :
a. Yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah :
1. Retribusi Jasa Umum
2. Retribusi Jasa Usaha
b. Yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah : retribusi selain yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tarif retribusi ditinjau
kembali secara berskala dengan mempertimbangkan prinsip dan sasaran
penetapan tarif. Penerimaan hasil retribusi tertentu kabupaten, sebagian
diperuntukkan kepada desa. Penetapannya diatur dengan Peraturan Daerah
Kabupaten dengan memperhatikan aspek keterlibatan desa dalam penyediaan
layanan tersebut.
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Dalam usaha menggali sumber pendapatan daerah dapat dilakukan dengan
berbagai cara, selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Salah satu sumber pendapatan asli daerah yang sangat penting dan
perlu mendapat perhatian khusus adalah perusahaan daerah.
Menurut Wayang mengenai perusahaan daerah sebagai berikut :
1. Perusahaan Daerah adalah kesatuan produksi yang bersifat :
a. Memberi jasa
b. Menyelenggarakan pemanfaatan umum
c. Memupuk pendapatan
2. Tujuan perusahaan daerah untuk turut serta melaksanakan pembangunan
daerah khususnya dan pembangunan kebutuhan rakyat dengan
menggutamakan industrialisasi dan ketentraman serta ketenangan kerja
3. Perusahaan daerah bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan urusan
rumah tangganya menurut perundang-undangan yang mengatur
pokok-pokok pemerintahan daerah.
4. Cabang-cabang produksi yang penting bagi daerah dan mengusai hajat
hidup orang banyak di daerah, yang modal untuk seluruhnya merupakan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
3. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
Lain-lain PAD yang sah adalah meliputi :
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan,
2. Jasa giro
3. Pendapatan Bunga
4. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
2.3 Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada kas negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan
tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Undang-Undang Nomor 16 tahun
2009). Pajak adalah pungutan kepada masyarakat oleh negara (pemerintah)
berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh
yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontra
prestasi/ balas jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai
2.4 Pajak Air Tanah
2.4.1 Pengertian Pajak Air Tanah
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pajak air tanah adalah
pajak atas pengambilan dan/ atau pemanfaatan air tanah oleh orang pribadi
maupun badan yang semata-mata menggunakan air tanah untuk kegiatan usaha,
untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat.
Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan dan/ atau pemanfaatan air tanah
lainnya yang diatur dengan perda. Air tanah adalah air yang terdapat dalam
lapisan tanah atau batuan dibawah permukaan tanah. Tarif pajak air tanah sebesar
20%
Nilai perolehan air tanah dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan
pertimbangan faktor-faktor berikut :
a. Lokasi sumber air
b. Tujuan pengambilan dan/ atau pemanfaatan air
c. Volume air diambil dan/ atau dimanfaatkan
d. Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/
atau pemanfaatan air.
2.4.2 Objek dan Subjek Pajak Air Tanah
Objek pajak air tanah adalah pengambilan dan/ atau pemanfaatan air tanah
dan subjeknya adalah orang pribadi/ badan yang melakukan pengambilan/
2.4.3 Tata Cara Pemungutan Pajak Air Tanah
Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan surat
ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh wajib pajak berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban
perpajakan berdasarkan penetapan kepala daerah dibayar dengan menggunakan
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan
berupa karcis dan nota perhitungan.
Tahap-tahap pemungutan pajak air tanah :
a. Pelaporan Pajak dan Surat Pemberitahuan Dajak Daerah (SPTPD)
Wajib pajak melaporkan kepada bupati atau pejabat yang ditunjuk tentang
pajak air tanah. Untuk itu wajib pajak mengisi Surat Pemberitahuan Pajak
Daerah (SPTPD) yang harus disampaikan selambat-lambatnya lima belas
hari setelah berakhirnya masa pajak dan dilengkapi dokumen.
b. Cara Pemungutan Pajak Air Tanah
Pemungutan pajak air tanah tidak dapat diborongkan, artinya seluruh proses
kegiatan pemungutan pengambilan pajak air tanah tidak dapat diserahkan
kepada pihak ketiga.
c. Ketetapan pajak
Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah saat terutangnya pajak, walikota /
bupati dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
(SKPDKB) dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
ketetapan pajak diterbitkan berdasarkan pemeriksaan atas SPTPD yang
disampaikan oleh wajib pajak.
2.5 Definisi Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil atau tidaknya suatu lembaga atau
organisasi dalam mencapai tujuannya (Mardiasmo 2004:132). Efektivitas
merupakan pengukuran atau penilaian antara dua hasil atau lebih untuk melihat
seberapa efektif pencapaian hasil terakhir. Efektivitas pajak air tanah adalah
ukuran seberapa baik perolehan persentase pada tahun sekarang terhadap
perolehan persentase tahun lampau.
2.6 Definisi Kontribusi
Menurut KBBI pengertian kontribusi adalah sumbangan, sedangkan
menurut umum definisi kontribusi adalah sesuatu yang diberikan kepada suatu hal
atau kelompok yang menjadi tujuan tercapainya tujuan hal atau kelompok
tersebut. Rumus untuk menghitung kontribusi adalah sebagai berikut dengan (Pn)
adalah kontribusi, (QX) adalah jumlah penerimaan pajak air tanah, (QY) adalah
jumlah penerimaan pajak daerah, dan (n) adalah tahun atau periode tertentu.
2.7 Definisi Realisasi
Menurut M. Dahlan Y.B (2003:978) bahwa realisasi adalah pelaksanaan
sesuatu sehingga menjadi nyata.Sedangkan menurut Ali Hasan (2008:239)
realisasi adalah tindakan yang nyata atau adanya pergerakan/ perubahan dari
rencana yang sudah dibuat atau dikerjakan. Realisasi adalah tindakan
2.8 Penelitian Terdahulu
Sebagai pelajaran dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti, maka peneliti menggunakan beberapa penelitian
terdahulu yang memiliki kemiripan dengan judul yang diambil peneliti. Penelitian
tersebut diantaranya :
Riduansyah, 2003, metode yang digunakan analisis deskriptif, variabelnya
pajak daerah, retribusi daerah, dan PAD,dengan judul penelitian "Kontribusi Pajak
Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap PAD Dan APBD (studi kasus pemerintah
daerah kota bogor)” dengan analisis efektivitas dan kontribusi didapatkan realisasi
pajak daerah yang diterima pemerintah kota bogor di tahun anggaran
1993/1994-2000 memuaskan, dengan rata-rata realisasi pajak daerah sebesar 101,58 %
pertahun dan rata-rata pertumbuhannya 22,89%. Pajak daerah memberikan
kontribusi terhadap APBD sebesar 7,81%.
Rahmanto, 2007, metode yang digunakan analisis deskriptif persentase,
variabelnya efektivitas , kontribusi, dan pajak daerah, dengan judul penelitian
“Efektivitas Pajak Hotel Dan Kontribusinya Terhadap Pajak Daerah Di
Kabupaten Semarang Tahun 2000-2004” Dari hasil penelitian tersebut bahwa
efektivitas pengelolaan pajak hotel di kabupaten semarang tahun 2000-2004
menunjukkan cukup efektif, dengan rata-rata efektivitas 61,94% pertahun. Di
tahun 2000 terus meningkat hingga tahun 2004 mencapai angka 92,26%. Sisanya
dipengaruhi oleh jenis pajak daerah lainnya.
Kusuma, 2004, metode yang digunakan analisis deskriptif, variabelnya
Efektivitas dan Efisiensi Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran Dalam Rangka
Meningkatkan PAD di Kota Madiun" Dari hasil penelitian tersebut bahwa tingkat
efektivitas pajak hotel dan restoran di kota madiun selama periode penelitian
menunjukkan sudah efektif dengan nilai rasio 1,14 per tahun, sedangkan biaya
pemungutan pajak hotel dan restoran dengan nilai rasio 0,24 per tahun. Kontribusi
pajak hotel dan restoran terhadap pajak daerah sebesar 0,13 per tahun dan
kontribusi pajak hotel dan restoran terhadapa PAD sebesar 0,12 per tahun.
Komala, 2010, metode yang digunakan analisis deskriptif dan regresi
berganda, variablenya kontribusi dan PAD, dengan judul “Analisis Kontribusi
Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
Kabupaten Tegal”) bahwa rata-rata besar kontribusi realisasi pajak hotel dan
restoran terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah 0,570% per
tahun dan tingkat efektivitas pajak hotel dan restoran di kabupaten tegal tidak
menunjukkan progres dalam artian berjalan fluktuatif dari tahun ke tahun.
Nurmalia, 2009, metode yang digunakan analisis deskriptif persentase,
variabelnya efektivitas, kontribusi, dan pajak daerah, dengan judul “Efektivitas
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Dan Kontribusinya Terhadap Pajak
Daerah Di Kabupaten Semarang Tahun 2004-2007” hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pemungutan pajak pengambilan bahan galian golongan c
pada tahun 2004-2007 sudah terealisasi dengan baik sesuai dengan terget yang
telah direncanakan oleh pemerintah daerah kabupaten semarang. Dilihat dari rasio
efektifitas pada tahun 2004 sebesar 100,58%, tahun 2005 sebesar 101,02%, tahun
semuanya berada diatas 90% yang berarti termasuk kategori efektif. Tetapi dilihat
dari kontribusinya terhadap pajak daerah menunjukkan bahwa pada tahun 2004
sebesar 0,45%, tahun 2005 sebesar 0,60%, tahun 2006 sebesar 0,61% dan tahun
2007 sebesar 0,64%.
2.9 Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konseptual penulis sebagai landasan berpikir dalam
membuat skripsi ini ialah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Pertumbuhan pajak air tanah
Realisasi Pajak Air Tanah
Pajak Air Tanah Efektivitas
pajak air
tanah Potensi
Pajak Air Tanah
Pajak Daerah Kab. Deli
Serdang Kontribusi
pajak air tanah