• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Konstruksi Berita Dalam Media Massa (Analisis Framing Pemberitaan Dua Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta “Jokowi-Basuki dan Fauzi-Nachrowi” Dalam Majalah Tempo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Konstruksi Berita Dalam Media Massa (Analisis Framing Pemberitaan Dua Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta “Jokowi-Basuki dan Fauzi-Nachrowi” Dalam Majalah Tempo)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa pekan lalu, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta dianggap demikian penting. Hal ini terlihat jelas ketika semua warga Indonesia disedot perhatiannya oleh berbagai media dengan maraknya tayangan kampanye dan berita mengenai dua kubu yang bersaing. Statusnya sebagai pusat pemerintahan Indonesia membuat Jakarta pantas diberi perhatian, dengan demikian media mau mengatakan biarlah seluruh masyarakat Indonesia di mana pun berada, ikut ambil bagian di dalam pesta demokrasi ini baik itu sebagai pemilih aktif maupun sekedar pengamat.

Pemilukada DKI Jakarta 2012 merupakan sarana bagi warga ibukota untuk menentukan siapa yang pantas memimpin mereka selama 5 tahun ke depan. Selain itu, Pemilukada ini bisa dikatakan menjadi miniatur proses demokrasi di Indonesia. Rakyat dari berbagai agama, suku, ras, dan budaya menyatu di Jakarta. Singkatnya, Jakarta menjadi cermin yang memantulkan gambaran kebhinekaan kita. Karena itu, apa yang terjadi selama Pemilukada Jakarta juga memperlihatkan fenomena yang umumnya mewarnai pesta demokrasi di berbagai tempat di daerah ini dan dapat menjadi gambaran situasi PILPRES 2014. Kecerdasan rakyat Jakarta dalam memilih Kepala Daerah Jakarta dapat secara langsung mendidik seluruh rakyat Indonesia untuk memilih yang terbaik pada PILPRES 2014.

(2)

Berikut perolehan suara keenam pasangan ini menurut Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, yaitu: Joko Widodo-Basuki sebanyak 1.847.157 (42,60%) suara; Fauzi Bowo-Nachrowi dengan perolehan suara 1.476.648 (34,05%); disusul Hidayat-Didik sebanyak 508.113 (11,72 %) suara; di posisi selanjutnya pasangan Faisal-Biem yang mendapatkan 215.935 (4,98%) suara; Alex Noerdin-Nono Sampono yang harus puas dengan perolehan 202.643 (4,67%) suara; dan diposisi akhir pasangan Hendarji Supanji-Riza Patria yang hanya memperoleh 85.990 (1,98%) suara. (sumber : http://.kompas.com)

Mengingat berlakunya UU Nomor 29 Tahun 2007 yang isinya menerangkan bahwa Pemilukada dua putaran harus digelar jika tidak ada calon yang mendapatkan suara 50 persen plus satu, maka dua pasangan teratas tersebut harus kembali bersaing di Pemilukada putaran kedua pada tanggal 20 September 2012 lalu.

Jokowi sebenarnya masih menjabat sebagai walikota Solo saat proses pilkada Jakarta ini berlangsung. Berhasil memimpin Solo di lima tahun pertama membuatnya kembali menang di periode selanjutnya. Beberapa gebrakan baru yang dibuatnya adalah penanganan para Pedagang Kaki Lima (PKL) tanpa paksaan dan kekerasan. Melainkan secara damai dan sukarela. Tak tanggung-tanggung beliau harus melakukan sampai 54 kali jamuan makan bersama dengan para PKL untuk merundingkan niatnya secara damai. Prestasi ini juga yang membuatnya menerima penghargaan dari Tempo di akhir tahun 2008 lalu sebagai nominasi 10 walikota terbaik. Tak berhenti di situ, sosok Jokowi kembali mencuat ke publik sejak mobil karya SMK 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta tersebut juga diperkenalkan dan dipromosikan oleh beliau. Dengan rasa bangganya terhadap prestasi siswa-siswa tersebut, Jokowi menjadikan hasil karya mereka menjadi mobil dinasnya di Solo.

(3)

dinobatkan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat Transparansi Indonesia (sumber: http://ahok.org/tentang-ahok/siapa-ahok)

Untuk sosok Fauzi Bowo sendiri pastinya sudah dikenal seantero Jakarta. Menjabat sebagai Gubernur Jakarta satu periode membuatnya juga lebih leluasa dan berpeluang besar memenangkan pilkada DKI Jakarta. Setidaknya itulah dulu pandangan tim suksesnya yang terlalu optimis Fauzi menang satu putaran. Kiprah Fauzi di Jakarta sudah tak asing lagi, mulai dari menjabat Sekretaris Wilayah Jakarta, kemudian menjadi wakil dari mantan gubernur Sutiyoso, dan akhirnya di pilkada 2007, berhasil meraih kemenangan menjadi Gubernur Jakarta periode 2007-2012.

Sedangkan untuk wakilnya, Nachrowi Ramli lebih banyak berkarir di kemiliteran. Selama 34 tahun mengabdi menjadi perwira TNI tak sedikit penghargaan yang diperolehnya. Awal terjunnya beliau ke dunia politik adalah sejak menjadi Ketua DPD partai Demokrat. Sifatnya yang tegas dan latar belakangnya dinilai mampu menciptakan keamanan di Jakarta sehingga membawanya maju menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta periode mendatang yang didukung penuh oleh partai Demokrat.

(4)

Tak dapat dipungkiri, media massa juga turut memiliki pengaruh dalam pesta demokrasi ini. Bahkan, para calon Gubernur juga sengaja menggunakan perhatian wartawan untuk meliput aktivitas politiknya dalam media massa. Hal ini dikarenakan media massa mampu melakukan pembentukan opini publik, baik yang diharapkan oleh para politisi ataupun oleh para wartawan melalui liputannya. Bukan hanya diharapkan dapat mempengaruhi sikap khalayak mengenai masalah yang ada tetapi terlebih juga dapat terlibat dalam pembicaraan dan tindakan politik yang diharapkan. Dalam pembentukan opini publik ini, media massa umumnya melakukan tiga kegiatan sekaligus. Pertama, menggunakan simbol-simbol politik (language of politics). Kedua, melaksanakan strategi pengemasan pesan (framing strategies). Ketiga, melakukan fungsi agenda media (agenda setting function). Tatkala melakukan ketiga tindakan itu, boleh jadi sebuah media dipengaruhi oleh berbagai faktor internal berupa kebijakan redaksional tertentu mengenai suatu kekuatan politik, kepentingan politik para pengelola media, relasi media dengan sebuah kekuatan politik tertentu, dan faktor eksternal seperti tekanan pasar pembaca atau pemirsa, sistem politik yang berlaku, dan kekuatan-kekuatan luar lainnya (Hamad,2004:2-3).

(5)

Sebagai salah satu liputan politik, Pemilukada Jakarta ternyata juga memiliki nilai berita cukup tinggi bagi majalah mingguan Tempo yang memang juga memberi ruang khusus untuk berita bernuansa politik. Hal ini terbukti dari cukup seringnya para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur menjadi bahan liputan mereka. Bahkan, pasca putaran pertama Pilkada Jakarta, majalah yang hadir dengan gaya yang khas dan pemilihan kata yang berani ini semakin sering mengulas berita mengenai kedua pasangan pemenang putaran pertama, Jokowi-Basuki dan Fauzi-Nachrowi. Terbukti dari sepuluh edisi TEMPO sejak putaran pertama selesai hingga menjelang putaran kedua, terdapat tujuh edisi yang membahas kedua pasangan dengan jumlah 12 berita. Untuk kasus Pemilukada DKI Jakarta ini, Tempo menempatkan pemberitaannya dalam beberapa rubrik seperti dalam rubrik Nasional, Opini dan Tokoh.

Tetap mengedepankan gaya bahasa sastrawi dan kedalaman berita, majalah yang mulai terbit sejak 1971 ini ternyata pernah memberikan penghargaan khusus bagi pasangan Jokowi-Basuki yaitu sebagai 10 walikota terbaik untuk Jokowi di tahun 2008 dan salah satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia untuk Basuki di tahun 2006. Penghargaan ini secara tak langsung menggambarkan bahwa kedua tokoh tersebut memiliki citra positif bagi Tempo yang selama ini dikenal tak sembarangan memberi penghargaan kepada seseorang. Gaya penulisan yang kritis dan berusaha menampilkan kebenaran bagi masyarakat, khususnya mengenai masalah politik membuat majalah ini beberapa kali mengalami pembredelan oleh pemerintah orde baru. Namun, dengan prinsip bahwa masyarakat berhak tahu kebenarannya, Tempo masih bisa bertahan sampai saat ini.

(6)

besar ini, seolah menyiratkan betapa pedulinya Tempo pada masa depan Jakarta di bawah kepemimpinan salah satu dari kedua pasangan tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, Peneliti tertarik untuk menganalisis bagaimana pemberitaan kedua pasangan calon pemimpin DKI Jakarta ini di majalah mingguan TEMPO sejak 22 Juli 2012 hingga 23 September 2012 dengan menggunakan analisis framing model analisis Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.

1.2. Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan, Peneliti merumuskan bahwa fokus masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana majalah Tempo mengkronstruksikan dan membingkai peristiwa dalam pemberitaan Kedua Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta “Jokowi-Basuki dan Fauzi-Nachrowi” menjelang Pilkada putaran kedua?”

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan agar penelitian lebih fokus terhadap permasalahan yang sedang diteliti, maka perlu dibuat pembatasan permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian hanya dilakukan pada majalah mingguan Tempo.

2. Penelitian hanya dilakukan pada pemberitaan mengenai kedua pasangan Calon Guburnur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang telah ditentukan KPU pada 19 Juli 2012 lalu berhasil lolos pada putaran kedua.

3. Penelitian dilakukan pada majalah mingguan Tempo yang terbit pada tanggal 22 Juli – 23 Sepember 2012.

(7)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini :

1. Penelitian bertujuan untuk mengetahui cara Majalah Tempo memaknai, memahami, dan membingkai berita mengenai kedua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada Jakarta 2012.

2. Untuk melihat posisi media dalam memberitakan kedua pasangan calon pemimpin DKI Jakarta tersebut.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperluas atau menambah khasanah penelitian komunikasi dan menambah pengetahuan dan pengalaman ilmu mahasiswa di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

2. Secara teoritis, untuk menerapkan ilmu yang didapat selama menjadi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU serta menambah cakrawala dan wawasan peneliti mengenai analisis berita menggunakan analisis framing.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Namun pandangan panwaslu mengenai formulir C1 yang dijelaskan di atas tidak sesuai dengan realita di lapangan, hal itu dapat di buktikan oleh penulis

Dengan melihat kondisi kota Makassar dari berbagai aspek seperti aktifitas masyarakat pesisir, pemanfaatan pariwisata pantai, penimbuanan wilayah pesisir

Kajian lanjutan ini penting untuk menentukan sama ada fungsi penglihatan selain akuiti visual memainkan peranan dalam strategi untuk mengurangkan kesukaran yang dialami di

pada tingkat seedling dan tumbuhan bawah Famili Asteraceae memiliki individu tertinggi sebanyak 515 individu dari 3 jenis spesies yaitu Spaghneticola trilobata sebanyak 510

Secara umumnya, kajian ini bertujuan meninjau prestasi pelajar dalam menulis sistem ejaan jawi terkini yang telah dikemaskini oleh Dewan Bahasa dan Pustaka..

( Studi Deskriptif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi Bagian Redaksional Di Media Cetak Harian PT. Jawa Pos Surabaya

Pemberian pupuk organik kombinasi dengan atau tanpa pupuk anorganik berbeda nyata dibandingkan kontrol terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, hasil