• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI NARAPIDANA PEMUSTAKA AKTIF LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB PADA BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KELILING KABUPATEN TUBAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERSEPSI NARAPIDANA PEMUSTAKA AKTIF LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB PADA BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KELILING KABUPATEN TUBAN"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI NARAPIDANA PEMUSTAKA AKTIF

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB PADA

BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KELILING

KABUPATEN TUBAN

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

Oleh:

ROSITA FITRI ANDINI NIM. A2D009026

PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rosita Fitri Andini

NIM : A2D009026

Jurusan : S1 Ilmu Perpustakaan

Fakultas Ilmu Budaya Undip

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Persepsi Narapidana Pemustaka Aktif Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB pada Bahan Pustaka di Perpustakaan Keliling Kabupaten Tuban adalah benar-benar karya ilmiah saya sendiri, bukanlah hasil plagiat karya ilmiah orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan dan semua kutipan yang ada di skripsi ini telah

saya sebutkan sumber aslinya berdasarkan tata cara penulisan kutipan yang lazim pada karya ilmiah.

Semarang, 29 Agustus 2013 Yang menyatakan,

(3)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

!!!! "#$"#$"#$"#$

%& !!!! "'$"'$"'$"'$

( (

& ))))

PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan skripsi ini kepada:

1. Bapak Djuari dan mama Cutik Wibawati yang tak

pernah putus kasih sayang dan doanya demi

keberhasilanku, kakakku Putri Marina Sari, serta

keluarga tercinta;

2. Calon ayah dari anak-anak ku kelak;

3. Almamaterku Universitas Diponegoro Semarang;

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang

Panitia Ujian Skripsi pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 29 Agustus 2013

Disetujui oleh,

Dosen Pembimbing

(5)
(6)

Assalamu’alaikum W

lah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahm

ulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ana Pemustaka Aktif Lembaga Pemasyarak ka di Perpustakaan Keliling Kabupaten Tub

nyadari bahwa penyusunan skripsi ini tida

sipasi berbagai pihak, baik secara langsung

ena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepa

. Hadi, MES, Ph. D. selaku Rektor Universitas D

i Irianto, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Bud

Si. selaku Ketua Jurusan S1 Ilmu Perpustakaa

itas Diponegoro;

, S.Sos selaku dosen wali dari penulis;

Hari Murtiningsih, M. Si. selaku dosen pem

lah memberikan arahan dan bimbingan kepada

(7)

6. Prof. Dr. Sutejo K.W., M.Si. dan Endang Fatmawati, M. Si., M. A. selaku

dosen penguji yang telah menguji skripsi ini dengan bijaksana;

7. Dosen Pengajar S1 Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan arahan serta

ilmunya kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini;

8. Kepada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kabupaten Tuban yang telah

mengizinkan dan membantu penulis melakukan penelitian di lembaga tersebut

khususnya bapak Wahyudi selaku wakil kepala Lapas IIB Tuban;

9. Kepada Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten Tuban yang telah mengizinkan

dan membantu penulis melakukan penelitian di lembaga tersebut khususnya

mas Giska dan Bu Jum yang telah banyak membantu;

10.Seluruh informan narapidana yang telah bersedia memberikan waktunya,

untuk membantu penulis dalam pengolahan data skripsi;

11.Keluarga tercinta bapak, mama, mbak Puput, mas Lulus dan keponakan

baruku Arabella yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan motivasi

kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan di Universitas Diponegoro;

12.Seluruh rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan Angkatan

2009 atas persahabatan, persaudaraan, kebersamaan kekompakan dan

kebahagiaan khususnya kelas A, Risang, Ijal, Teddy, Ismi, Yanuar, Melati dll.

yang menjadikan kenangan indah yang takkan terlupakan selama empat tahun

ini;

13.Teman-teman seperjuangan satu bimbingan bu Ayu yang saling memberikan

dukungan Orie, Putri, Fadhila, mbak Arny, Lala, Dita, Esti, dll terimakasih

(8)

14.Kepada teman-teman ‘kos kandang pitik’ yang selalu memberikan hiburan

disaat penulis merasa down; Neyna, Dede, Soraedha, Ema terimakasih atas

kebersamaan, keceriaan yang tiada kira dan dukungannya khususnya Ayna

yang menemani tidurku;

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan

balasan yang lebih baik dan pahala yang memberatkan timbangan amal

kebaikan di Yaumul Hisab nanti.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari

berbagai pihak. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini berguna

dan bermanfaat bagi para bembaca serta pengembangan Ilmu Perpustakaan. Atas

segala kekurangan Skripsi ini, penulis memohon maaf. Terima kasih ….

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Semarang, 29 Agustus 2013

Penulis,

Rosita Fitri Andini

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Kerangka Berfikir... 7

1.7 Batasan Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Perpustakaan Umum ... 10

2.2 Perpustakaan Keliling ... 11

(10)

2.2.2 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling ... 13

2.2.3 Maksud dan tujuan Perpustakaan Keliling ... 14

2.2.4 Koleksi Perpustakaan Keliling ... 14

2.2.5 Kriteria Pemilihan Koleksi ... 16

2.2.6 Waktu Layanan ... 17

2.2.7 Tempat Layanan ... 17

2.3 Pengertian Persepsi ... 18

2.4 Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan ... 19

2.5 Indikator dalam Menentukan Persepsi pada Bahan Pustaka ... 21

2.6 Penelitian Sebelumnya ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain dan jenis penelitian... 27

3.2 Subyek dan Objek ... 28

3.3 Informan Penelitian ... 28

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.6 Pengolahan Data... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN KELILING LAYANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB KABUPATEN TUBAN 4.1 Sekilas Sejarah ... 36

4.2 Visi dan Misi Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi Kabupaten Tuban ... 36

4.3 Perpustakaan Keliling Unit Layanan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kabupaten Tuban... 37

(11)

4.3.2 Koleksi ... 39

4.4 Teknis Layanan Perpustakaan Keliling ... 46

4.5 Isi WBP Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB... 47

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Daftar Informan ... 50

5.2 Analisis Data ... 52

5.2.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Persepsi Narapidana Pemustaka Aktif pada Bahan Pustaka di Perpustakaan Keliling Tuban ... 52

5.2.2 Keberadaan Koleksi Perpustakaan Keliling di Lembaga Pemasyarakatan ... 53

5.2.3 Frekuensi Pemanfaatan Bahan Pustaka dan Alasan Berkunjung ke Perpustakaan ... 56

5.2.4 Jumlah Bahan pustaka secara Kualitas dan Penambahan Bahan Pustaka ... 60

5.2.5 Kesesuain Bahan Pustaka secara Kualitas ... 63

5.2.6 Kepuasan pada Bahan Pustaka ... 67

5.2.7 Adanya Kebutuhan Khusus ... 70

5.2.8 Kualitas Bahan Pustaka dari segi Isi Informasi dan Fisiknya ... 74

5.2.9 Kemutakhiran dan Pertimbangan Pemanfaatan Bahan pustaka ... 78

5.2.10 Kelengkapan Bahan Pustaka dari Ragam jenis, Subjek dan Judul ... 83

5.2.11 Kepuasan Komposisi Subjek dan Judul ... 86

(12)

BAB VI PENUTUP

6.1 Simpulan ... 94

6.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Waktu dan tempat layanan Perpustakaan Keliling (sistem

paket) ... 41 Tabel 4.2 Waktu dan tempat layanan perpustakaan Keliling )sistem baca

ditempat) ... 44 Tabel 5.1 Daftar Informan ... 50 Tabel 5.2 Jumlah frekuensi pemanfaatan bahan pustaka narapidana

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Biodata Penulis

Lampiran B Pedoman Wawancara

Lampiran C Transkrip Wawancara dengan 8 Informan

Lampiran D Perjanjian Kerjasama Kepala Kantor Perpustakaan,

Kearsipan dan Dokumentasi dan Kepala Lembaga

Pemasyarakatan Tuban

Lampiran E Dokumentasi Penelitian

Lampiran F Lembar Konsultasi Skripsi

(15)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Persepsi Narapidana Pemustaka Aktif Lembaga

Pemasyarakatan Klas IIB pada Bahan Pustaka di Perpustakaan Keliling Kabupaten Tuban. Adapun tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi narapidana pemustaka aktif Lapas Klas IIB pada bahan pustaka di perpustakaan keliling Kabupaten Tuban. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif desain deskriptif kategori studi kasus. Dalam pemilihan informan, dari 205 narapidana hampir seluruhnya selalu memanfaatkan bahan pustaka, tetapi hanya 8 narapidana yang benar-benar memenuhi kriteria sebagai informan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Pengolahan

data yang digunakan adalah dengan cara reduksi data dengan membuat transkrip, mengklasifikasikan sekaligus membuat analisa dan membuang kalimat yang tidak diperlukan. Penyajian data dengan mendeskripsikan hasil dari reduksi data serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian telah dilakukan menunjukkan bahwa persepsi narapidana pada bahan pustaka mengenai jumlah secara akumulatif dirasa sudah cukup, namun dalam jadwal rolling dan per bulannya perlu ditambah, sedangkan untuk kesesuaian dan kualitas bahan pustaka berdasar persepsi narapidana sudah cukup sesuai dan berkuliatas karena adanya penerbit ternama dan bentuk fisik bahan pustaka yang rapi. Namun untuk kemutakhiran dan kelengkapan berdasarkan persepsi narapidana dirasa seimbang dan kurang lengkap, karena masih banyak ditemukan terbitan lama dan subjek bahan pustaka yang kurang beragam yaitu subjek 000 hingga 900. Simpulan yang didapatkan adalah bahan pustaka Perpustakaan Keliling Kabupaten Tuban telah memenuhi tiga kriteria indikator tentang bahan pustaka yaitu jumlah, kesesuaian dan kualitas. Namun, terdapat dua kriteria indikator yang belum terpenuhi yaitu kemutakhiran dan kelengkapan.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dalam rangka memenuhi program pemerintah mengenai wajib belajar,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, diperlukan sarana yang salah satunya harus tersedia sumber belajar dan yang dapat memberikan pelayanan informasi secara cepat dan merata di

seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Segala usaha untuk mencapai semua itu tidak hanya ditujukan untuk masyarakat di kota besar, masyarakat yang bebas

atau merdeka tetapi juga masyarakat yang berada di desa-desa, di daerah terpencil dan masyarakat yang terisolasi tidak dapat keluar dengan bebas.

Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang tepat untuk

meningkatkan kemajuan masyarakat dalam bidang pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan menurut fungsinya juga memposisikan diri sebagai tempat yang menyediakan informasi baik yang

berkaitan dengan sosial, politik maupun ekonomi dan informasi lainnya

(Suwarno, 2010: 16). Perpustakaan sebagai sarana pendidikan, penyebaran

informasi dan ilmu pengetahuan harus memberikan manfaat kepada semua orang bukan saja mereka yang tinggal di kota, tetapi juga pedesaan, lembaga pemasyarakatan, panti sosial, rumah sakit dan di berbagai tempat yang

(17)

tentang perlunya perpustakaan keliling (Departemen Pendidikan dan kebudayaan dalam Sugiyanto, 2008:1).

Perpustakaan keliling memiliki kedudukan sebagian perluasan layanan perpustakaan umum, yang sistemnya bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya untuk melayani masyarakat yang belum terjangkau. Termasuk salah

satunya adalah melayani di Lembaga Pemasyarakatan. Karena narapidana di Lapas juga membutuhkan informasi seperti orang bebas lainnya, tetapi

mereka sedang menjalani masa hukuman sehingga terbatas untuk mengakses informasi, tidak dapat keluar untuk mencari dan memenuhi kebutuhan informasinya, oleh karena itu narapidana membutuhkan informasi dan bahan

pustaka dari perpustakaan keliling. Dalam UU juga dijelaskan bahwa Lapas dapat bekerjasama dengan instansi terkait untuk mendukung kegiatan

pemasyarakatan yaitu salah satunya dengan bekerjasama dengan perpustakaan keliling.

Narapidana juga berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran

seperti tercantum pada pasal 1 ayat 3 PP RI No.32 Th 1999. Dalam Lembaga Pemasyarakatan pendidikan dan pengajaran merupakan upaya

pemasyarakatan dan bagian yang sangat penting dari proses pembinaan narapidana. Hak yang sama tersebut juga berlaku untuk narapidana yang sedang menjalani masa pemasyarakatan di Lapas Klas IIB Kabupaten Tuban.

Dalam upaya pemasyarakatan yaitu memenuhi hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran tersebut dibutuhkan bahan pustaka dan

(18)

3

Lapas harus mempunyai perpustakaan untuk digunakan oleh semua kategori narapidana, bukan saja dengan buku-buku rekreasi tetapi juga buku pelajaran.

Narapidana tidak hanya membutuhkan pendidikan dan pengajaran tetapi juga bahan pustaka yang bersifat rekreatif. Hal ini sangatlah sesuai dengan peran

perpustakaan yang juga memiliki fungsi rekreatif yaitu dengan memberikan bacaan fiksi, cerita, majalah, surat kabar dan terbitan lainnya kepada narapidana.

Perpustakaan keliling berperan sebagai penyedia bahan pustaka dan sumber informasi yang dibutuhkan oleh narapidana. Karena perpustakaan

keliling dapat mendatangi area yang tidak terjangkau, terpencil dan memberikan layanan bagi masyarakat yang kurang beruntung. Seperti yang

diungkapkan oleh (Murtiningsih dalam Putranto, 2007: 3) bahwa “mereka

yang tinggal di daerah terpencil atau pedesaan, mereka yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan yang rendah dan anggota masyarakat tertentu seperti

lansia usia lanjut, dan lain-lain”. Demikian juga halnya dengan narapidana yang kurang beruntung karena hilangnya kebebasan mereka untuk sementara waktu.

Peran perpustakaan keliling sangat penting dalam menyediakan bahan pustaka sebagai upaya kegiatan pemasyarakatan yaitu pembinaan, pendidikan

dan pengajaran bahkan juga rekreasi. Adanya bahan pustaka yang lengkap dan beragam, maka akan menjadi faktor pendorong bagi narapidana untuk berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaan akan dinilai baik apabila mampu

(19)

sebaliknya akan dinilai buruk apabila layanan yang diberikan buruk dan kurang memuaskan sesuai harapan narapidana. Selama ini perpustakaan

keliling Kabupaten Tuban telah memberikan sarana untuk membantu mewujudkan upaya tersebut dengan memberikan bahan pustaka kepada

narapidana seperti bahan pustaka yang bersifat umum dengan subjek mulai kelas 000 hingga 900. Tetapi apakah selama ini bahan pustaka perpustakaan keliling yang diberikan telah sesuai dan cocok dengan kebutuhan narapidana?

ataukah narapida ternyata mempunyai kebutuhan khusus yang tidak seperti masyarakat bebas lainnya?

Dalam upaya mengetahui hal tersebut maka dibutuhkanlah persepsi

atau harapan narapidana mengenai bahan pustaka yang tersedia pada perpustakaan keliling. Dengan mengetahui persepsi tersebut, akan diketahui

kekurangan dan keberhasilan yang telah dicapai untuk meningkatkan mutu bahan pustaka, apakah perpustakaan keliling sudah mampu memberikan

bahan pustaka yang sesuai harapan narapidana ataukah sebaliknya.

Persepsi merupakan proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di lapangan penginderaaan

seseorang (Suwarno, 2009:52). Berbagai bahan pustaka yang diterima narapidana diterjemahkan dalam bentuk rangsangan-rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut akan memberikan kesan tersendiri bagi masing-masing

narapidana. Selanjutnya kesan akan berubah menjadi pandangan terhadap apa yang diterimanya. Dengan mengetahui persepsi narapidana ini, diharapkan

(20)

5

itu dapat dijadikan sebagai evaluasi untuk penyeleksian bahan pustaka di perpustakaan keliling Kabupaten Tuban, sehingga pendayagunaan bahan

pustaka dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh narapidana dan diharapkan akhirnya narapidana dapat berpersepsi positif pada bahan pustaka.

Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis tertarik untuk

mengetahui persepsi narapidana pada bahan pustaka di perpustakaan keliling Kabupaten Tuban, sehingga penulis mengambil penelitian dengan judul

Persepsi Narapidana Pemustaka Aktif Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB pada Bahan Pustaka di Perpustakaan Keliling Kabupaten Tuban.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengambil rumusan masalah

sebagai berikut:

Bagaimana persepsi narapidana pemustaka aktif Lembaga

Pemasyarakatan Klas IIB pada bahan pustaka di perpustakaan keliling Kabupaten Tuban?

1.3

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Jalan Veteran No. 1 Kabupaten Tuban. Penelitian dimulai dari 1 Mei sampai

(21)

1.4

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

persepsi narapidana pemustaka aktif Lapas Klas IIB pada bahan pustaka di Perpustakaan Keliling Kabupaten Tuban.

1.5

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi kepentingan Ilmu Perpustakaan, penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan mengenai penyeleksian Bahan Pustaka perpustakaan keliling di Lembaga Pemasyarakatan.

b. Bagi kepentingan Perpustakaan Keliling Kabupaten Tuban, penelitian ini dapat memberikan informasi serta sumbang saran atau sebagai bahan evaluasi dalam seleksi bahan pustaka perpustakaan keliling bagi

narapidana di lembaga pemasyarakatan Klas IIB Kabupaten Tuban, berpartisipasi dalam mendukung kegiatan sistem pemasyarakatan serta

melakukan tugasnya dalam mewujudkan Long Life Education.

c. Bagi kepentingan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kabupaten Tuban, dapat digunakan sebagai rujukan untuk upaya pengoptimalan kegiatan

Pemasyarakatan, pemenuhan hak bagi narapidana dan kelancaran aktivitas yang sedang berlangsung di Lapas Klas IIB Kabupaten Tuban.

(22)

7

kebutuhan dan ketepatan bahan pustaka bagi narapidana terutama narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kabupaten Tuban.

1.6 Kerangka Berpikir

(Sumber : Data olahan penulis, 2013)

Lembaga Pemasyarakatan merupakan tempat yang berfungsi untuk menyiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan agar dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana

(23)

sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab (UUD RI No.12 Th. 1995 pasal 2). Sesuai dengan UU yang

ada bahwa salah satu bagian penting dari proses pembinaan narapidana adalah dengan memberikan pendidikan dan pengajaran serta beberapa informasi yang

dibutuhkan. Tetapi narapidana tidak dapat memenuhi kebutuhan informasinya sendiri dikarenakan dalam masa hukuman dan tidak dapat keluar dengan bebas. Dari perpustakaan Lapas itu sendiri bahan pustaka untuk bahan pendidikan dan

pengajarannya pun sangat terbatas. Oleh karena itu, perpustakaan keliling yang merupakan perluasan layanan perpustakaan umum bekerjasama dengan Lapas

untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Dengan adanya kerjasama tersebut, sehingga narapidana walaupun dalam masa hukuman tetapi tetap dapat mengakses informasi melalui perpustakaan keliling. Narapidana berhak

memberikan persepsi mereka pada bahan pustaka yang telah disediakan perpustakaan keliling. Apakah memang bahan pustaka yang tersedia telah sesuai

dan cocok dengan kebutuhan informasi narapidana. Dalam menyusun pertanyaan, penulis melihat bahan pustaka dari jumlah, kesesuaian, kemutakhiran dan kelengkapan. Indikator-indikator tersebut akan digunakan penulis sebagai

kerangka berfikir yang diharapkan dapat memberikan evaluasi seleksi bahan pustaka perpustakaan keliling Kabupaten Tuban dan pendayagunaan bahan

(24)

9

1.7

Batasan Istilah

Agar bahasan di dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan untuk menghindari

kekeliruan dalam pembahasan serta penafsiran judul, maka peneliti membatasi istilah dari variable yang diteliti dan objek penelitian sebagai berikut:

1. Persepsi yang dimaksud adalah suatu proses seorang narapidana untuk mengetahui dan memahami beberapa hal atau peristiwa melalui panca

indera sehingga dapat menciptakan suatu penilaian dan kesan mengenai bahan pustaka.

2. Narapidana yang dimaksud adalah orang yang menjalani masa

hukuman atau pidana dalam lembaga pemasyarakatan untuk diproses berdasarkan tujuan, metode dan sistem pemasyarakatan yang sering

memanfaatkan bahan pustaka perpustakaan keliling di Lapas Klas IIB Kabupaten Tuban dan masuk dalam kriteria penulis sebagai informan. 3. Bahan pustaka yang dimaksud adalah bahan pustaka yang disediakan

oleh perpustakaan keliling yaitu berupa bahan pustaka buku yang mempunyai nilai pendidikan dan rekreasi, yang dihimpun diolah atau

(25)

2.1

Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana

umum dengan tujuan melayani umum (Sulistyo-Basuki, 1992: 46). Sedangkan menurut Soeatminah (1992:34), perpustakaan umum adalah perpustakaan yang mempunyai tugas melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa

membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan dan lain-lain. Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas, maka penulis

menyimpulkan bahwa perpustakaan umum bersifat terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan usia, tingkat pendidikan dan lain-lain dibiayai dengan dana dari masyarakat dan memberikan jasa pelayanan yang

bersifat cuma-cuma.

Ciri-ciri perpustakaan umum menurut Sulityo-Basuki (1992:46) yang

pertama adalah terbuka untuk umum, artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan dalam segi apa pun, yang kedua yaitu dibiayai oleh umum dan yang ketiga adalah jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat

cuma-cuma.

Salah satu layanan yang diberikan oleh perpustakaan umum kepada

(26)

11

salah satunya yaitu mengadakan perpustakaan keliling. Berikut ini adalah beberapa kelebihan perpustakaan keliling yang menjadikan sebagai salah satu

bentuk layanan ekstensi.

a) Sifatnya yang fleksibel karena dapat berpindah-pindah b)Menyediakan layanan perpustakaan secara lebih formal c) Menyediakan pergantian koleksi secara tetap

d)Menghubungkan pengguna dengan layanan perpustakaan menetap secara terus menerus

e) Memungkinkan pengguna menerima layanan professional dari perpustakaan wilyahnya

f) Secara aktif mempromosikan layanan perpustakaan karena selalu kelihatan berkeliling di masyarakat (The Australian Librarian’s manual dalam Fetty: 2009)

2.2

Perpustakaan Keliling

2.2.1

Pengertian

Perpustakaan keliling merupakan salah satu bagian layanan yang ada di perpustakaan umum. Perpustakaan keliling merupakan perluasan layanan (ekstensi) dari perpustakaan umum Kabupaten atau Kota yang

memberikan layanan dengan cara mengunjungi tempat tinggal atau tempat kegiatan masyarakat, dengan jadwal tertentu dan bekerjasama

dengan masyarakat dan swasta (Sutarno, 2006:43). Sedangkan menurut Perpustakaan Nasional RI dalam Putranto (2007: 3), Perpustakaan keliling adalah :

(27)

Walaupun demikian, pada setiap kunjungan perpustakaan keliling dapat mengkhususkan pada pemakai tertentu, misalnya anak prasekolah, anak sekolah, ibu rumah tangga atau kelompok tertentu (misalnya panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, lokalisasi, dan lain-lain), tergantung pada jadwal pos dan system layanan yang diberikan (Mudjito dalam Fetty: 2009).

Masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan keliling adalah masyarakat yang bertempat tinggal didaerah terpencil atau lokasinya

tidak terjangkau oleh perpustakaan umum yang statis, seperti orang tahanan, orang cacat dan kelompok sejenis lainnya. Sekolah atau instansi yang belum mempunyai perpustakaan yang menetap bisa memperoleh

jasa layanan dari perpustakaan keliling.

Pengertian Perpustakaan keliling yang lain diungkapkan oleh

(Sutarno, 2006: 41) merupakan bagian dari perpustakaan umum dan layanannya dilakukan dengan kotak-kotak yang berisi sejumlah buku yang dititipkan kepada kelompok masyarakat tertentu (misalnya satu

hingga dua bulan) dapat ditukar dengan yang baru, dan selanjutnya dipindahkan ke pos-pos atau tempat lain.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan keliling merupakan bagian dari perpustakaan umum yang mendatangi dan melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain

yang belum terjangkau dengan membawa buku dan informasi lain atau dapat dititipkan pada kelompok masyarakat tertentu dalam jangka waktu

(28)

13

2.2.2 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling dapat dikatakan sebagai pengembangan layanan

yang dilakukan oleh perpustakaan umum. Perpustakaan keliling mempunyai tugas dan fungsi untuk melayani dan menyebarkan informasi secara cepat, tepat dan murah bagi masyarakat.

Tugas dan fungsi perpustakaan keliling menurut Ali dalam Supriyanto (2006:108) adalah sebagai berikut:

a) Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan.

b)Melayani masyarakat yang oleh karena situasi atau kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang dirawat dirumah sakit, menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, berada dipanti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya.

c) Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan.

d)Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai perpustakaan menetap didirikan.

e) Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan menetap, yang akan direncanakan untuk dibangun dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas dan fungsi perpustakaan keliling yaitu mempromosikan layanan

kepada masyarakat, memberikan layanan kepada masyarakat serta menggantikan fungsi perpustakaan menetap di kelurahan, desa, sekolah yang jauh dari perpustakaan umum menetap sehingga masyarakat dapat

(29)

2.2.3 Maksud dan Tujuan Perpustakaan Keliling

Sesuai dengan tugas dan fungsi yang dimiliki oleh perpustakaan keliling,

tujuan diselenggarakan perpustakaan keliling menurut Perpustakaan Nasional RI dalam Putranto (2007: 15-16) adalah:

a) Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil yang belum/tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap.

b) Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat.

c) Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya pada masyarakat.

d) Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada masyarakat, sehingga tumbuh budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan.

e) Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.

f) Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial, pedidikan dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan cultural masyarakat.

Berdasarkan pendapat diatasi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perpustakaan keliling, dapat menyebarluaskan informasi dan

bacaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang sarana belajar mulai dari daerah terpencil seperti kelurahan, desa, sekolah dan sebagainya.

2.2.4 Koleksi Perpustakaan Keliling

Martoatmodjo (1993: 50) koleksi merupakan faktor penting dalam sebuah perpustakaan yang merupakan unsur pokok tercapainya layanan, yang sewaktu-waktu harus tersedia bagi mereka yang memerlukan.

(30)

15

yang sangat penting atas layanan yang diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat. Selain itu koleksi perpustakaan “haruslah selalu

mencerminkan kemajuan manusia di berbagai bidang ilmu pengetahuan” (Perpustakaan Nasional RI dalam Putranto 2007:16).

Hendaknya koleksi Perpustakaan Keliling mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat dengan bermacam latar pendidikan, pengetahuan dan

masalah-masalah sosial. Oleh karena itu dalam menyeleksi koleksi perpustakaan keliling diharapkan mempertimbangkan hal sebagai

berikut:

1. Bahan pustaka yang tersedia hendaknya sesuai dengan tingkat kecerdasan masyarakat,

2. Ratio koleksi sesuai dengan kebijaksanaan Dirjen Kebudayaan (60% nonfiksi dan 40% fiksi),

3. Koleksi sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan hidup masyarakat,

4. Koleksi haruslah mencerminkan dukungan terhadap program pemerintah terutama dalam pendidikan dan penerangan,

5. Jumlah koleksi pertama sebuah perpustakaan Keliling harus berjumlah minimal 2500 eksemplar dan minimal 1000 judul Buku.

Menurut Ali dalam Supriyanto (2006:109-110) koleksi Perpustakaan keliling dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam sebagai berikut:

1. Bahan pustaka tercetak

(31)

2. Bahan pustaka terekam

Yang termasuk kelompok ini anatara lain : slide, kaset audio, kaset video, film strip, Compact Disc, VideoCompact Disc, film dan sejenisnya.

3. Bahan pustaka yang tidak tercetak maupun terekam

Yang termasuk koleksi ini antara lain kumpulan mainan anak, berbagai jenis batu-batuan dan lain-lain.

2.2.5

Kriteria Pemilihan Koleksi

Layanan perpustakaan keliling akan menarik perhatian pengunjung

apabila bahan-bahan koleksi yang disajikan sesuai kebutuhan dan memenuhi selera pengunjung atau pemakai jasa perpustakaan keliling.

Untuk memilih bahan pustaka bagi perpustakaan keliling, perlu diperhatikan kriteria pemilihan koleksi sebagai berikut:

a. Sesuai dengan kebutuhan pengunjung baik secara nyata maupun secara potensial. Kebutuhan pengunjung dapat dideteksi dari kuesioner.

b. Tahun terbit koleksi dipilih yang paling baru, atau paling tidak satu atau dua tahun terakhir dan berupayakan edisi terbaru. c. Usahakanlah agar pengarang buku cukup terkenal sehingga

menjadi daya tarik bagi pengunjung jasa perpustakaan keliling. d. Isi bahan pustaka tidak mengandung “sara” propaganda politik,

mengkritik, menentang, memberi tafsiran yang salah dan melanggar norma-norma moral dan agama, sehingga menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. e. Isi bahan pustaka benar-benar bersifat ilmiah dan penghibur

sehingga setelah pengunjung membaca dan pulang dia merasa nyaman dan mendapat sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya (Ali dalam Supriyanto, 2006:110-111).

Sedangkan menurut Lasa (2008: 122-123) kriteria dalam merencanakan koleksi adalah sebagai berikut:

a. Relevansi

(32)

17

yang tepat (to provide the right book to the right reader at the time).

b. Kemutakhiran

Perencanaan koleksi seharusnya disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena ilmu pengetahuan terus berkembang sesuai dengna kemajuan zaman. c. Rasio, judul, pemakai dan spesialisasi bidang

Jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan hendaknya sesuai dengan jumlah pemakai, banyaknya judul, spesialisasi bidang dan anggaran.

d. Tidak bertentangan dengan politik, ideologi, agama/keyakinan, ras maupun golongan

e. Kualitas

Koleksi yang direncanakan hendaknya memenuhi syarat-syarat kualitas misalnya berkaitan dengan subjek, reputasi pengarang dan reputasi penerbit. Perlu juga diperhatikan keadaan fisik bahan pustaka seperti kertas, sampul dan kualitas jilidan.

f. Objek keilmuan

Koleksi diharapkan dapat menunjang keilmuan anggota potensial dan sesuai dengan visi dan misi lembaga induknya.

2.2.6

Waktu Layanan

Mengingat layanan Perpustakaan Keliling bersifat demokratis yang

berarti melayani semua lapisan masyarakat, maka waktu layanan perlu diatur sebaik-baiknya sehingga dapat melayani semua pihak yang

membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling. Secara ideal waktu layanan perpustakaan keliling perlu dilakukan didalam dua shift perhari, yaitu shift pagi antara pukul 9.00 - 11.30 dan shift siang antara

pukul 11.30-14.30, dengan demikian shift pagi dapat melayani satu pos layanan dan shift siang dapat melayani satu pos layanan sehingga setiap

(33)

2.2.7 Tempat Layanan

Tempat layanan perpustakaan keliling pada dasarnya tidak hanya di unit

keliling yang telah dijadwalkan saja. Tempat layanan perpustakaan keliling sangat bergantung pada jenis layanan yang diberikan oleh masing-masing perpustakaan keliling yang bersangkutan. Jenis layanan

perpustakaan keliling biasanya terdiri dari layanan sirkulasi, layanan membaca di tempat layanan (service point), layanan bercerita (story

telling), pemutaran film dan layanan jasa informasi. Tempat layanan dapat saja dilakukan diruangan khusus yang disediakan oleh masyarakat setempat, seperti balai desa, sekolah atau pos RT/RW atau lapangan

terbuka dengan menyediakan tenda dan kursi-kursi baca yang penting layanan tersebut diatur dan ditata rapi dan menarik supaya pengunjung

suka berkunjung ke unit mobil perpustakaan keliling serta sebaiknya pada tempat layanan membaca diberi papan nama yang bertuliskan hari dan waktu kunjungan perpustakaan keliling.

2.3

Pengertian Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses membuat penilaian atau membangun

kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di lapangan penginderaan seseorang (Nursalam dalam Daryono, 1996:48). Menurut Kamus Besar

(34)

19

Banyak para ahli yang memberikan pengertian untuk persepsi, diantaranya adalah sebagai berikut:

“Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat didalam lapangan penginderaan seseorang. Persepsi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera” (Suwarno, 2009: 52).

“Persepsi adalah karena adanya objek/ stimulus yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera (objek tersebut menjadi perhatian panca indera), kemudian stimulus/ objek perhatian tadi dibawa ke otak. Dari otak terjadi adanya “Kesan” atau jawaban (Respon) adanya “Kesan” atau jawaban (Respon) adanya stimulus, berupa kesan atau respon dibalikkan ke indera kembali berupa “Tanggapan” atau persepsi atau hasil kerja indera berupa pengalaman hasil pengolahan otak” (Widayatun, 1999: 111).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan

proses pengenalan seseorang untuk mengetahui dan memahami objek baik itu benda, manusia dan peristiwa melalui panca indera sehingga memberikan masukan-masukan informasi dan menciptakan suatu penilaian dan kesan

terhadap sesuatu yang dirasakannya berdasarkan penilaian individu. Jadi hasil dari persepsi berupa tanggapan ataupun penilaian antar individu dapat

berbeda.

2.4

Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

Berdasarkan UU No. 12 Th. 1995:

(35)

pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat berperan aktif dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.

Poernomo (1986: 186) mengatakan upaya pembinaan atau bimbingan

menjadi inti dari kegiatan sistem pemasyarakatan yang merupakan suatu sarana perlakuan cara baru terhadap narapidana untuk mendukung upaya

pelaksanaan pidana penjara agar mencapai keberhasilan peranan Negara mengeluarkan narapidana untuk kembali menjadi anggota masyarakat.

Dalam pembinaannya menurut Harsono dalam Simon R (2011: 12)

telah dirumuskan dalam sepuluh prinsip pembinaan dan bimbingan bagi narapidana poin ke tujuh “bimbingan dan pendidikan harus berdasarkan asas

Pancasila”. Kemudian dalam pembinaan ada beberapa komponen yang salah satunya adalah materi pembinaan.

Narapidana (WBP) juga mempunyai hak mendapatkan pendidikan dan

pengajaran seperti yang tercantum pada pasal 1 ayat 3 PP RI No. 32 Th. 1999 yang berbunyi “Pendidikan dan pengajaran adalah usaha sadar untuk

menyiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan melalui kegiatan bimbingan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. Selain itu narapidana mempunyai hak untuk mendapatkan bahan bacaan dan siaran media massa

serta hak-hak lainnya, seperti tertuang dalam UU No. 12 Th. 1995 tentang Pemasyarakatan (pasal 14), kemudian di jelaskan juga dalam PP No. 32 Th.

(36)

21

Dalam rangka memenuhi hak narapidana dalam mendapatkan pendidikan, pengajaran dan bahan bacaan, maka Lapas harus mempunyai

perpustakaan, sebagaimana yang diungkapkan oleh (Simon R, 2011: 49): “Setiap lembaga harus mempunyai perpustakaan untuk digunakan oleh semua kategori narapidana, yang dengan memadai, diisi bukan saja dengan buku-buku rekreasi tetapi juga buku pelajaran dan narapidana didorong untuk menggunakannya dengan sepenuhnya”.

Mengingat narapidana membutuhkan pendidikan dan pengajaran sebagai upaya pemasyarakatan serta bahan bacaan atau informasi yang mutakhir dan keterbatasan Lapas dalam memenuhi hak tersebut, maka Lapas

dapat melakukan kerjasama dengan instansi terkait yang meliputi bidang pendidikan. Hal tersebut sudah tertuang dalam UU No. 12 Th. 1995 pasal 9

ayat 1 yang berbunyi:

“Dalam rangka penyelenggaraan pembinaan dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan, Menteri dapat mengadakan kerjasama dengan

instansi pemerintah terkait, badan-badan kemasyarakatan lainnya, atau perorangan yang kegiatannya seiring dengan penyelenggaraan sistem

pemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3”.

2.5

Indikator dalam Menentukan Persepsi pada Bahan Pustaka

Indikator digunakan sebagai acuan dalam menilai suatu permasalahan yang diangkat dalam suatu penelitian. Pertimbangan penulis dalam menentukan indikator dengan alasan bahwa perpustakaan merupakan salah satu lembaga

(37)

paling tepat diterapkan di lembaga perpustakaan terutama perpustakaan keliling bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan.

Dalam penelitian ini, sesuai batasan masalah yang telah dikemukakan pada Bab 1, indikator yang digunakan hanya mengambil 5 (lima) indikator

tentang bahan pustaka. Penulis mengambil indikator tersebut dari berbagai teori, kemudian penulis menetapkan indikator tersebut sebagai indikator yang tepat, indikator tersebut meliputi:

1. Jumlah

“Jumlah koleksi untuk perpustakaan keliling yang baik minimal

berisi 2500 eksemplar atau minimal 1000 judul dengan jumlah perbandingan koleksi yang digunakan dalam perpustakaan keliling adalah 40:60 antara jumlah buku fiksi dan non fiksi, hal ini sesuai

dengan kebijaksanaan Perpustakaan Nasional RI” (Perpustakaan Nasional RI dalam Putranto, 2007: 17).

Melihat pentingnya pertimbangan sebuah jumlah koleksi ini membuat penulis merasa tepat untuk menentukan menjadi indikator. Dengan jumlah koleksi yang sedikit atau banyak akan terlihat apakah

narapidana tersebut antusias untuk sekadar mendekati bahkan melihat-lihat bahan pustaka yang ada.

2. Kesesuaian/Relevansi bahan pustaka dengan kebutuhan informasi Relevansi merupakan kesesuaian dokumen yang diperoleh dari sumber informasi yang pada akhirnya dapat memenuhi

(38)

23

dapat dijadikan kriteria keberhasilan suatu temu balik informasi yang terdapat dalam perpustakaan, sehingga pada saat pemilihan dan

pengadaan bahan pustaka memiliki relevansi dengan kebutuhan pengguna.

Dikatakan juga oleh Siregar (2002: 8) salah satu prinsip pemilihan buku adalah relevansi/ kesesuaian yaitu perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan dengan

fungsi atau tujuan perpustakaan serta lembaga induknya. Oleh karena itu sangat penting untuk menanyakan dan mengetahui usulan-usulan

untuk memenuhi kebutuhan informasi narapidana. 3. Kualitas

Perpustakaan ketika melakukan pengadaan koleksi juga

hendaknya memenuhi syarat-syarat kualitas misalnya berkaitan dengan kualitas subjek, kualitas reputasi pengarang dan kualitas

reputasi penerbit. Bahkan perlu juga diperhatikan keadaan fisik bahan pustaka seperti kertas, sampul dan kualitas jilidan. Melihat pentingnya pertimbangan sebuah kualitas koleksi ini membuat

penulis merasa tepat untuk menentukan menjadi indikator. Dengan memperhatikan kualiatas akan diketahui persepsi narapidana pada

bahan pustaka baik dari kualitas isi maupun fisiknya. 4. Kemutakhiran

Perpustakaan harus selalu mengadakan pembaruan dalam

(39)

perkembangan ilmu pengetahuan. Seiring berkembangnya zaman tentu akan ada banyak ilmu yang dahulu benar tetapi belum tentu

benar dizaman sekarang. Karena ilmu pengetahuan terus dan selalu berkembang. Koleksi harus selalu diperbarui agar pengguna juga

tidak jenuh. Sebagai contoh kemutakhiran koleksi tersebut dapat dilihat dari tahun terbit.

Dalam hal ini penulis merasa sangat tepat karena narapidana

adalah orang yang terisolir, mereka tidak dapat mengetahui dunia luar. Oleh karena itu informasi yang update sangat dibutuhkan bagi

mereka agar meskipun mereka tidak mengetahui dunia luar tetapi tetap tidak tertinggal informasi.

5. Kelengkapan Bahan Pustaka

Koleksi perpustakaan tidak hanya terdiri dari buku-buku teks saja tetapi juga menyangkut bidang ilmu lain yang berkaitan

dengan bahan pustaka. Dikatakan juga oleh Ali dalam Supriyanto (2006:109-110), jenis koleksi perpustakaan keliling sebaiknya terdiri dari:

a. Bahan Pustaka tercetak, misalnya yang terdiri dari buku, surat kabar, majalah, bulletin, selebaran dan pamflet. b. Bahan pustaka terekam, misalnya yang terdiri dari slide,

filmstrip, kaset, audio, kaset-video dan film.

c. Bahan pustaka yang tidak tercetak maupun terekam, terdiri dari kumpulan mainan anak dan berbagai jenis peralatan lain untuk mendukung bahan pustaka.

Kekuatan koleksi merupakan daya tarik bagi pengguna.

(40)

25

mempunyai daya tarik. Makin banyak dan lengkap koleksi yang digunakan untuk dibaca, akan semakin ramai perpustakaan

dikunjungi masyarakat dan makin tinggi intensitas sirkulasi buku. Dengan demikian transfer informasi semakin besar (Tejo. 2011: 17).

Sedangkan untuk narapidana sendiri hal ini sangat berguna sebagai hiburan bagi mereka selama menjalani masa hukuman. Kemudian untuk perpustakaan fungsi rekreasinya dapat terwujud dan dipenuhi

secara optimal.

2.6

Penelitian Sebelumnya

Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Odhy Adipontro (2010) dalam bentuk skripsi mahasiswa Universitas Diponegoro dengan judul “Persepsi

pemustaka terhadap ketersediaan koleksi di kantor perpustakaan dan arsip daerah Kabupaten Kendal”.

Variabel dalam penelitian adalah persepsi pemustaka. Metode

penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan penarikan sampel dilakukan dengan teknik sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 45.1% atau 32 responden memiliki persepsi yang baik, dan 7 responden atau

(41)

sebesar 55% kecenderungan persepsi pemustaka terhadap ketersediaan koleksi sudah baik.

Pengambilan contoh penelitian yang sejenis dengan skripsi ini dilakukan karena memiliki tema yang hampir sama yaitu persepsi pada

koleksi serta memberikan informasi tambahan dalam penelitian. Meskipun memiliki tema yang kurang lebih sama, namun terdapat perbedaan mendasar. Perbedaan tersebut terletak pada metode penelitian yang digunakan, subjek

(42)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Desain dan Jenis Penelitian

Metode penelitian menurut Subagyo adalah “Suatu cara atau jalan untuk

memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan” (Subagyo,

2006: 2).

Permasalahan dalam penelitian ini mengangkat permasalahan sosial, oleh

karena itu pada penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan desain

deskriptif. Menurut Sulistyo-Basuki (2006: 110), penelitian deskriptif mencoba

mencari deskripsi yang tepat dan cukup dari semua aktivitas, objek, proses dan

manusia. Menurut Arikunto penelitian kualitatif dengan desain deskriptif adalah

“penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara

yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasinya, termasuk tentang

kegiatan-kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang sedang terjadi dan

pengaruh dari fenomena" (Arikunto, 1998: 68).

Menurut Sulistyo-Basuki (2006: 112) desain deskriptif masih terbagi lagi

menjadi tujuh kategori dan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

kualitatif dengan desain deskriptif kategori studi kasus di Lapas Klas IIB

(43)

berbagai aspek individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu

program atau situasi sosial (Mulyana dalam Wiryawan, 2010: 23).

Tujuan dari studi kasus deskriptif menurut Yin, Robert K (2003: 23)

adalah untuk memberikan gambaran yang mendalam atau detail mengenai

sebuah kasus yang didalamnya disertai konsep-konsep penelitian. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan studi kasus deskriptif untuk mengetahui

secara detail dan dapat mendeskripsikan serta memahami bagaimana persepsi

narapidana pemustaka aktif Lapas Klas IIB pada bahan pustaka perpustakaan

keliling Kabupaten Tuban.

3.2

Subyek dan Objek

Subjek dalam penelitian ini adalah narapidana pemustaka aktif Lapas yang

sering memanfaatkan bahan pustaka perpustakaan keliling. Objek dalam

penelitian ini adalah persepsi narapidana pemustaka aktif pada bahan pustaka.

3.3

Informan Penelitian

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008: 219). Sedangkan menurut Idrus,

pengambilan sampel berdasarkan pada informan yang sesuai dengan tujuan

(44)

29

Terdapat 343 Warga Binaan Pemasyarakatan yaitu terdiri dari tahanan

dan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kabupaten Tuban.

Sedangkan dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah narapidana saja yaitu

berjumlah 205, dari jumlah 205 narapidana tersebut hampir seluruh narapidana

pernah memanfaatkan bahan pustaka perpustakaan keliling baik itu meminjam

ataupun membaca ditempat saat jam besuk atau waktu istirahat dalam jangka

waktu tiga bulan yaitu 1 Mei 2013 hingga 31 Juli 2013. Untuk menentukan

narapidana yang dapat di jadikan informan dalam penelitian ini, penulis

menentukan kriteria tertentu.

Kriteria informan dalam penelitian ini adalah narapidana pemustaka aktif

yang setiap saat bahan pustaka perpustakaan keliling datang paling sering dan

pasti memanfaatkan bahan pustaka baik itu meminjam maupun membaca di

tempat, selain itu dengan melihat frekuensi narapidana yang meminjam maupun

membaca di tempat selama lebih dari sama dengan 12 kali dalam kurun waktu

tiga bulan. Walaupun seluruh narapidana pernah memanfaatkan bahan pustaka

tetapi setelah dikroscek dari data statistik, dari kriteria tersebut penulis

mendapatkan 8 narapidana yang sesuai, yaitu dengan rincian sebagai berikut:

narapidana dari blok Melati yaitu narapidana umum sejumlah 2 dari 100 napi, dari

blok Mawar C yaitu untuk Narapidana dalam masa orientasi sejumlah 1 dari 10

narapidana, dari Ruang Ramah Anak yaitu narapidana anak-anak sejumlah 1 dari

7 narapidana, dari Blok Dahlia yaitu khusus untuk wanita sejumlah 2 dari 13 dan

(45)

Alasan pemilihan 8 orang narapidana pemustaka aktif tersebut adalah

karena memenuhi kriteria informan, yaitu narapidana Lapas Klas IIB yang setiap

saat bahan pustaka perpustakaan keliling datang sering dan pasti memanfaatkan

bahan pustaka baik itu meminjam maupun membaca ditempat yaitu sebanyak

lebih dari sama dengan 12 peminjaman bahan pustaka dalam kurun waktu tiga

bulan yaitu Mei 2013 hingga Juli 2013. Pemilihan sampel dengan kriteria tersebut

dimaksudkan untuk mengetahui dengan teliti persepsi narapidana pada bahan

pustaka di perpustakaan keliling Kabupaten Tuban dan dirasa telah mewakili dari

keseluruhan narapidana yang berjumlah 343 dan dari 5 blok yang ada.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan dari jenisnya, data dapat dibedakan menjadi data kualitatif dan data

kuantitatif. Berdasarkan desain penelitiannya, maka jenis data dalam penelitian

ini adalah data kualitatif (Bungin, 2003:109). Menurut Lofland dalam Moleong

(2010: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer adalah “data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

(46)

31

digunakan dalam penelitian ini. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari hasil wawancara penulis dengan narapidana yang termasuk dalam

kriteria penulis, yaitu mereka yang sering memanfaatkan bahan pustaka

perpustakaan keliling. Sedangkan Data sekunder adalah “data yang dikumpulkan

atau diperoleh dari sumber-sumber yang telah ada.” (Hasan, 2002:220). Data

sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari dokumen misalnya keadaan

perpustakaan keliling, buku induk dan dokumen lain yang berkaitan dengan

penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting bagi kegiatan penelitian

karena menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Dalam penelitian

kualitatif data yang diperlukan haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Pada

penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan

dokumentasi.

1. Wawancara

Setelah memperoleh informan (narapidana) yang bersedia diwawancarai,

selanjutnya dilakukan wawancara mendalam mengenai pendapat

narapidana pada bahan pustaka di perpustakaan keliling Kabupaten Tuban.

Teknik wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara tak

(47)

atau terbuka dan menggunakan pedoman wawancara yang berisi garis

besar dari permasalahan yang akan diteliti.

Wawancara diupayakan menggali informasi dari informan dengan

mengembangkan pertanyaan yang dilontarkan, sehingga memungkinkan

terjadinya perbedaan pertanyaan, namun tidak keluar dari konteks

penelitian. Pertanyaan diawali dengan pertanyaan yang umum mengenai

bahan pustaka perpustakaan keliling, kemudian dilanjutkan dengan

pertanyaan yang lebih spesifik. Kemudian, berdasarkan jawaban dari

informan penulis melakukan penafsiran yang kemudian diinterpretasikan.

Untuk memperoleh hasil wawancara yang akurat penulis

menggunakan alat perekam dengan meminta izin terlebih dahulu kepada

informan. Penulis menegaskan dan mengulang kembali setiap jawaban

yang dilontarkan oleh informan untuk meyakinkan apakah jawaban yang

diberikan sesuai dengan pertanyaan dan apa yang dimaksud oleh

informan. Cara tersebut dilakukan untuk menjaga validitas data dan untuk

memperoleh informasi yang lebih lengkap.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah data-data yang ada di

Perpustakaan Umum Kabupaten Tuban yang dapat mendukung

pelaksanaan penelitian antara lain dokumen daftar bahan pustaka yang

(48)

33

jenis koleksi, data-data statistik mengenai pemanfaatan bahan pustaka

oleh narapidana, baik statistik peminjaman maupun membaca ditempat

yang didapatkan dari Lapas Klas IIB Kabupaten Tuban, peraturan

perundang-undangan serta sumber-sumber tertulis lainnya yang erat

hubungannya dengan obyek penelitian.

3.6

Pengolahan Data

Suyanto dan Sutinah (2006:173) mengatakan bahwa pengolahan data dalam

penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mengklasifikasikan atau

mengkategorikan data berdasarkan beberapa tema sesuai fokus penelitiannya.

Tahap pengolahan data dalam penelitian ini, yaitu :

a) Reduksi data (Data reduction),

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, penyederhanaan, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Dalam penelitian ini langkah pertama yang dilakukan adalah

mengumpulkan data yang ada saat penelitian mengenai persepsi

narapidana pemustaka aktif Lapas Klas IIB pada bahan pustaka di

(49)

dokumentasi dengan informan yang sesuai dengan kriteria. Setelah itu dari

wawancara yang telah dilakukan, penulis membuat transkrip hasil

wawancara yang telah dilakukan dengan delapan informan. Selanjutnya

penulis mengelompokkan atau mengklasifikasikan sekaligus menganalisa

jawaban informan berdasarkan jawaban yang sama dengan mengambil

dan mencatat informasi-informasi yang bermanfaat sesuai dengan konteks

penelitian atau membuang segala kata yang tidak diperlukan sehingga

diperoleh inti kalimat saja dan kalimat tersebut menjadi baku.

b) Penyajian data (Data Display),

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yaitu mendisplaykan

data. Pada tahap ini, penulis mengembangkan sebuah deskripsi informasi

yang tersusun dalam bentuk uraian singkat untuk menarik kesimpulan

sementara dan pengambilan tindakan penyajian data yaitu teks yang

bersifat naratif.

Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami.

Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai

dengan permasalahannya masing-masing yaitu (keberadaan koleksi

perpustakaan keliling, frekuensi pemanfaatan, jumlah dan penambahan,

(50)

35

fisik maupun isi, kemutakhiran, kelengkapan, kepuasan dan penemuan

bahan pustaka yang dibutuhkan) dari data yang telah diperolah dari hasil

wawancara dan sumber tulisan lain tentang persepsi narapidana pada

bahan pustaka yang kemudian ditarik kesimpulan dan disajikan dalam

bentuk teks naratif.

c) Penarikan kesimpulan (Verification)

Pada tahap akhir dalam analisis data kualitatif yaitu penulis menarik

kesimpulan dan melakukan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang tidak mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.

Penulis menarik kesimpulan dari data yang telah disimpulkan

sebelumnya, kemudian penulis melalukan pengecekan ulang dengan

(51)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN KELILING

LAYANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN

KLAS IIB KABUPATEN TUBAN

4.1 Sekilas Sejarah

UPTD Perpustakaan Umum Kabupaten Tuban berdiri sejak tanggal 5 April

2007. Sejak tanggal 26 Desember 2009, UPTD Perpustakaan Umum bergabung merger dengan Kantor Kearsipan, sehingga menjadi Kantor

Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi.

4.2 Visi dan Misi Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan

Dokumentasi Kabupaten Tuban

Visi dan Misi diharapkan menjadi acuan dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditentukan. Adapun visi dan

misi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah sebagai berikut:

4.2.1 Visi:

Menjadikan kantor perpustakaan, kearsipan dan dokumentasi

Kabupaten Tuban sebagai pusat pembelajaran masyarakat, pusat informasi dan pusat arsip.

(52)

37

4.2.2 Misi

Mendorong tumbuhnya masyarakat pembelajar yang mandiri sejahtera, membangun sinergi dengan seluruh lapisan masyarakat dan instansi terkait di Kabupaten Tuban, meningkatkan pemasyarakatan dan

pelayanan publik bidang jasa perpustakaan dan kearsipan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,

meningkatkan upaya penarikan, penyelamatan, pemeliharaan dan pelestarian bahan pustaka dan arsip yang bernilai guna.

4.3

Perpustakaan

Keliling

Unit

Layanan

Lembaga

Pemasyarakatan Klas IIB Kabupaten Tuban

Perpustakaan keliling merupakan perluasan layanan (ekstensi) dari Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi Kabupaten Tuban. Kabupaten Tuban memiliki wilayah daratan seluas 1.858, 40 km² dengan jumlah

penduduk pada tahun 2007 hasil proyeksi penduduk mencapai 1.100.930 jiwa terbagi dalam 291.046 Kepala Keluarga (KK), dengan komposisi jumlah

penduduk laki-laki 543.829 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 557.101

jiwa (http://www.eastjava.com/plan/ind/kab-tuban.html). Wilayah tersebut

dibagi menjadi 19 kecamatan yang terdiri dari Kenduruan, Bangilan, Kerek,

Jatirogo, Bancar, Tambakboyo, Jenu, Merakurak, Tuban, Semanding, Palang,

Plumpang, Widang, Rengel, Soko, Parengan, Singgahan, Montong, Senori.

(53)

Dengan jumlah penduduk dan luas wilayah yang begitu besar tentu

saja memberikan kebutuhan informasi yang beragam pula. Untuk memenuhi

kebutuhan informasi tersebut pemerintah Kabupaten Tuban telah mendirikan

sebuah perpustakaan umum untuk dijangkau oleh setiap kecamatan dan desa.

Namun dengan jumlah penduduk dan luas wilayah daratan yang demikian

besar layanan perpustakaan umum tidak dapat menjangkau seluruh lapisan

masyarakat di beberapa tempat. Untuk mengatasi hal tersebut maka Kantor

perpustakaan Umum Kabupaten Tuban memberikan layanan melalui

perpustakaan keliling yang merupakan perluasan dari perpustakaan umum.

Armada perpustakaan keliling yang digunakan oleh Kantor

Perpustakaan Umum Kabupaten Tuban berupa kendaraan darat sejumlah dua

unit dengan rincian satu unit mobil Toyota Hilux Single kabin dan satu unit

Toyota FLX. Gambaran perpustakaan keliling yang diuraikan berikutnya

adalah hanya pada unit Toyota Hilux karena unit ini yang melakukan layanan

perpustakaan keliling di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kabupaten Tuban

yang beralamat di jalan Veteran No. 1 Tuban.

Unit mobil Toyota Hilux yang melayani Lembaga Pemasyarakatan ini

beroperasi selama 5 (lima) hari dalam satu minggu, yaitu hari Senin sampai

dengan hari Jumat. Dalam satu hari perpustakaan keliling melayani dua

hingga tiga pos layanan yang salah satu pos layanannya di Lembaga

(54)

39

4.3.1 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling Kabupaten

Tuban

a. Memeratakan layanan informasi dan bacaan sampai daerah terpencil.

b. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal.

c. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada

masyarakat.

d. Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.

e. Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan

intelektual dan kultural masyarakat.

4.3.2 Koleksi

a. Jenis, jumlah dan keseimbangan koleksi

Koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan keliling unit mobil

Toyota Hilux meliputi buku-buku fiksi dan non fiksi yang disediakan

untuk masyarakat umum dari anak-anak hingga dewasa. Koleksi

tersebut tersedia dalam berbagai subjek mulai kelas 000-900. Jumlah

seluruh koleksi perpustakaan keliling sebanyak 2134 judul (Data

statistik Perpustakaan Keliling, 2013).

Pengadaan koleksi perpustakaan keliling oleh Kantor

(55)

buku yang diadakan setiap tahun. Untuk pemilihan koleksinya

dilakukan oleh bagian pengadaan koleksi Kantor Perpustakaan Umum

Kabupaten Tuban. Penambahan koleksi dilakukan secara rutin setiap

satu tahun sekali, hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar koleksi

tetap bervariasi dan selalu mengikuti perkembangan zaman (up to

date).

b. Kriteria pemilihan koleksi

Dalam pemilihan koleksi perpustakaan keliling, salah satunya

yang digunakan adalah dengan memperhatikan keinginan serta minat dari masyarakat yang dilayani. Minat masyarakat dalam menggunakan koleksi perpustakaan keliling dijadikan sebagai acuan dalam pemilihan

koleksi. Apabila masyarakat atau pengguna menginginkan bacaan yang belum ada dalam perpustakaan keliling maka petugas dari

perpustakaan keliling akan mencatat sebagai perbaikan atau evaluasi

untuk pemilihan koleksi berikutnya.

c. Petugas

Petugas merupakan bagian terpenting dalam penyelenggaraan perpustakaan keliling, karena dalam pelayanannya nanti merekalah

yang akan berhadapan langsung dengna masyarakat atau pengguna perpustakaan keliling.

Petugas yang menangani perpustakaan keliling pada Kantor

(56)

41

keliling juga berfungsi sebagai pengendara perpustakaan keliling.

Fungsi ganda ini ditujukan agar pelaksanaan perpustakaan keliling dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan layanan

perpustakaan keliling, petugas selalu membuat laporan kunjungan yang diantaranya berisi jumlah peminjam buku baca ditempat perpustakaan keliling.

d. Layanan

Sistem layanan yang dilaksanakan oleh perpustakaan keliling

unit mobil Toyota Hilux menggunakan sistem terbuka (open access), sehingga dengan sistem layanan ini memungkinkan pengguna untuk dapat mencari sendiri koleksi yang diinginkan di rak. Walaupun

menggunakan system terbuka, tetapi pengguna dianjurkan agar tidak membawa bahan bacaan ke tempat yang jauh dari layanan perpustakaan

keliling. Pengguna dianjurkan untuk membaca di tempat layanan perpustakaan keliling yang memang telah disiapkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengantisipasi agar koleksi yang dimiliki tidak

hilang atau lupa tidak dikembalikan karena sebagian besar pengguna adalah anak-anak Sekolah Dasar.

(57)

e. Waktu dan tempat layanan

Waktu layanan perpustakaan keliling unit mobil Toyota Hillux dilakukan antara pukul 08.00-13.00 WIB. Dalam satu hari unit mobil

Toyota Hillux dapat melakukan dua kali layanan jika memang jarak tempuh dengan yang lain dirasa dekat. Sedangkan pos layanan yang dikunjungi oleh perpustakaan keliling berganti-ganti dari satu tempat ke

tempat lain. Tetapi ada pula yang secara rutin dilayani setiap satu atau dua minggu sekali, hal ini dilakukan apabila memang ada permintaan

dari masyarakat setempat.

Sedangkan untuk layanan perpustakaan keliling di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kabupaten Tuban dilakukan pada hari Jumat

pukul 09.00-13.00 WIB. Layanan perpustakaan keliling di Lapas dilakukan dengan interval waktu satu bulan, karena berupa sistem

paket.

Adapun daftar pos layanan yang dilakukan oleh perpustakaan keliling unit mobil Toyota Hillux baik itu jadwal untuk sistem paket

(58)

43

Tabel 4.1

(59)

21. MI. Hidayatul

23. Alfabet Remen Jenu Masyarakat

24.

Sumber : Data Statistik Perpustakaan Keliling, 2013

Tabel 4.2

(60)

45

10. SDN Panyuran 1 Siswa-Siswi

dan Guru

11. SDN Suwalan Jenu Siswa-Siswi

dan Guru

Sumber: Data Statistik Perpustakaan Keliling, 2013

f. Jenis Jasa perpustakaan keliling

Jenis jasa mobil perpustakaan keliling ini adalah Jasa baca ditempat dan jasa sistem paket (kemitraan). Dalam jasa baca

ditempat pemustaka bebas membaca bahan pustaka dalam jumlah tak terhingga setelah itu petugas mencatat judul buku apa saja yang akan dibaca. Dalam jasa sistem paket memiliki persyaratan yaitu memiliki

ruang khusus tempat buku dan memiliki petugas perpustakaan. Petugas perpustakaan dibutuhkan untuk mendapatkan laporan

buku-buku apa saja yang telah dipinjam. Termasuk dalam lembaga pemasyarakatan yang bertugas membuat laporan adalah narapidana yang diamanati agar bertanggung jawab atas buku-buku yang

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2 Waktu dan Tempat Layanan Perpustakaan Keliling
Tabel 5.1 Daftar Informan
Tabel 5.2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model discovery learning dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik dengan kriteria baik dan model

Permasalahan diatas dapat diatasi dengan melakukan penelitian lebih lanjut dengan membuat suatu aplikasi data mining yang akan digunakan untuk memprediksi mahasiswa yang

Sedangkan sistem drainase adalah serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/ atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan

Assalamu'alaikum,, mohon maaf mengganggu ustadz, saya nurul fajriyah, mahasiswa falak uin walisongo,, saya sedang tengah meneliti sebuah jam waktu sholat LED digital yang

Based Learning lebih baik daripada siswa yang memperoleh

(b) Maklumat di bawah menunjukkan hasil penyiasatan ke atas bilangan telur yang dihasilkan pada satu masa oleh tiga jenis haiwan.?. Jadual di bawah menunjukkan peratusan jumlah

Hubungan Status Pekerjaan Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Desa Karangawen Wilayah Kerja Puskesmas

Rumusan masalah adalah membuat alat yang dapat untuk mengedalikan atau menghidupkan dan mematikan TV melalui SMS. Perangkat lunak yang digunakan meliputi sistem operasi,