• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNI 1725-2016 Pembebanan Jembatan.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SNI 1725-2016 Pembebanan Jembatan.pdf"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

I. Ruang Lingkup

Standar Nasional Indonesia (SNI) 1725:2016 menetapkan persyaratan minimum pembebanan jembatan jalan raya, termasuk jembatan pejalan kaki dan bangunan sekunder terkait. Dokumen ini mendefinisikan jenis beban, faktor beban, dan kombinasi pembebanan untuk perencanaan dan evaluasi struktur jembatan yang sudah beroperasi. Tingkat kinerja jembatan ditentukan oleh pemilik jembatan. Faktor beban minimum untuk konstruksi juga disertakan, dengan ketentuan tambahan untuk jembatan beton segmental dirujuk pada dokumen perencanaan jembatan beton terpisah. Modifikasi beban, aksi, dan metode penerapannya dapat dilakukan dengan persetujuan pemilik proyek.

II. Acuan Normatif

SNI 1725:2016 merujuk pada SNI 2833:2008 (Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan) sebagai acuan normatif yang wajib dipenuhi. Artinya, penerapan SNI 1725:2016 harus selaras dengan prinsip dan ketentuan yang tercantum dalam SNI 2833:2008, terutama dalam hal perhitungan beban gempa dan perencanaan struktur yang tahan gempa. Ketidaksesuaian dengan SNI 2833:2008 akan mempengaruhi validitas dan keandalan perencanaan jembatan yang dibuat berdasarkan SNI 1725:2016.

III. Istilah dan Definisi

Bagian ini mendefinisikan istilah-istilah kunci yang digunakan dalam SNI 1725:2016, seperti aksi lingkungan (pengaruh temperatur, angin, air, gempa, dll.), beban hidup (beban dari kendaraan dan pejalan kaki), beban mati (berat sendiri jembatan), beban pelaksanaan (beban sementara selama konstruksi), faktor beban (pengali numerik untuk aksi nominal), dan lain-lain. Definisi-definisi ini penting untuk memastikan pemahaman yang konsisten dan akurat terhadap terminologi teknis yang digunakan sepanjang dokumen. Kejelasan istilah ini sangat krusial dalam menghindari ambiguitas dan kesalahan interpretasi selama proses perencanaan dan analisis jembatan.

IV. Ketentuan Umum

Bagian ini menjelaskan prosedur umum untuk menghitung aksi rencana dengan menggabungkan aksi nominal dan faktor beban sesuai Tabel 1. Pembebanan bangunan sekunder (railing, fender) memiliki persyaratan khusus (Pasal 11 dan 12). Perencana harus mengidentifikasi semua aksi selama umur rencana jembatan, termasuk aksi tidak umum yang perlu dievaluasi dengan memperhitungkan faktor beban dan durasi. Kombinasi pembebanan harus dihitung sesuai Pasal 6. Detail beban rencana harus dicantumkan dalam gambar perencanaan, mencakup judul, edisi tata cara, pengurangan beban lalu lintas, zona gempa, dan aksi-aksi rencana penting. Urutan pemasangan dan batasan khusus juga harus disebutkan jika diperlukan.

V. Filosofi Perencanaan

SNI 1725:2016 menekankan perencanaan jembatan berdasarkan keadaan batas daya layan, fatik, kekuatan, dan ekstrem. Persamaan 1 (Q ≤ Rnr) harus dipenuhi untuk semua gaya dan kombinasi. Faktor tahanan (γr) umumnya 1, kecuali untuk kasus-kasus tertentu. Perencanaan mempertimbangkan daktilitas (D), redundansi (R), dan kepentingan operasional (I) struktur. Nilai D, R, dan I memengaruhi faktor pengubah respons (Persamaan 2 dan 3). Keadaan batas daya layan membatasi tegangan, deformasi, dan retak. Keadaan batas fatik dan fraktur mencegah kegagalan fatik dan fraktur. Keadaan batas kekuatan memastikan kekuatan dan stabilitas. Keadaan batas ekstrem menangani gempa besar. Daktilitas, redundansi, dan kepentingan operasional memengaruhi faktor pengubah respons.

VI. Faktor Beban dan Kombinasi Pembebanan

Bagian ini menjelaskan perhitungan gaya total terfaktor (Persamaan 4) menggunakan faktor beban dan kombinasi beban yang diuraikan dalam Tabel 1. Terdapat beberapa kombinasi pembebanan (Kuat I-V, Ekstrem I-II, Layan I-IV, Fatik) yang memperhitungkan berbagai skenario beban dan kondisi. Pemilihan faktor beban harus menghasilkan kondisi ekstrem dan mempertimbangkan efek pengurangan beban. Faktor beban terkurangi digunakan jika efek suatu beban mengurangi efek beban lain. Untuk beban permanen, faktor beban yang menghasilkan kombinasi pembebanan kritis harus dipilih. Pengaruh beban temperatur seragam (EUn), prategang (PR), dan susut (SH) juga dijelaskan secara rinci.

VII. Beban Permanen

Bagian ini membahas beban permanen, termasuk berat sendiri (MS), beban mati tambahan (MA), dan beban akibat tekanan tanah (TA). Tabel 2 memberikan berat isi berbagai material. Faktor beban untuk berat sendiri dan beban mati tambahan dijelaskan dalam Tabel 3 dan 4. Perhitungan tekanan tanah lateral didasarkan pada sifat-sifat tanah (kohesi, sudut geser dalam). Tabel 5 mencantumkan faktor beban untuk tekanan tanah. Perhitungan tekanan tanah aktif dan pasif menggunakan rumus dan grafik (Gambar 1-3) yang didasarkan pada teori Coulomb dan metode irisan. Pengaruh pemadatan, keberadaan air, dan gempa pada tekanan tanah juga dibahas. Koefisien tekanan tanah diam (k0), aktif (ka), dan pasif (kp) dihitung berdasarkan rumus dan grafik yang relevan, dengan mempertimbangkan sudut geser tanah (Tabel 6).

Gambar

Tabel 2 - Berat isi untuk beban mati
Tabel 4 - Faktor beban untuk beban mati tambahan
Tabel 6 - Sudut geser berbagai material* (US Department of the Navy, 1982a)
Gambar 2 – Prosedur perhitungan tekanan tanah pasif untuk dinding vertikal dengan  urukan horizontal
+7

Referensi

Dokumen terkait