• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis mutu dan kriteria kelayakan dok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis mutu dan kriteria kelayakan dok"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN

Volume 5 No. 1 Juli 2015 ISSN

sulee

psl-ipb

Jurnal

PENGELOLAAN

SUMBERDAYA ALAM

DAN LINGKUNGAN

Journal of Natural Resources and

Environmental Management

(2)
(3)

J P S L

Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ISSN 2086-4639

Penanggung Jawab

Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan,SPs-IPB Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) - IPB

Dewan Editor Kebijakan dan Manajemen Lingkungan

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, M.S Dr. Ir. Dodik Rido Nurrohmat, M.Sc.F

Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T Mitigasi Bencana Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si

Dr. Ir. Tania June, M.Sc Dr. Ir. Lailan Syaufina, M.Sc

Perencanaan Wilayah Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr

Dr. Ir. Setia Hadi, M.S Evaluasi Sumberdaya Lahan

Dr. Ir. Widiatmaka, DAA Modelling dan Ilmu Sistem Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc

Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya, M.Eng

Pencemaran Air Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Sc

Dr. Ir. Etty Riani, M.S Pencemaran Udara Dr. Ir. Mohammad Yani, M.Eng Dr. Ir. Arief Sabdo Yuwono, M.Sc

Teknologi Lingkungan Prof. Dr. Ir. Erliza Noor

Ekowisata

Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S Keanekaragaman Hayati Prof. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, M.S

Prof. Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini, M.Si

Ekonomi Lingkungan Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, M.A

Prof. Dr. Ir. Ahmad Fauzi, M.Sc Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec Komunikasi Masy., Ilmu Sosial &Antropologi

Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S Prof. Dr. Ir. Ali M. A. Rachman

Hidrologi

Dr. Ir. M. Yanuar J. Purwanto Kesehatan Lingkungan Drh. Drh. Akhmad Arif Amin Prof. Dr. Dra. Ietje Wientarsih

Ketua Editor Pelaksana

Yudi Setiawan, M.Sc, Ph.D

Asisten Editor

Annisa Nurdiana, S.Si M. Irfansyah Lubis, M.Dev.Prac

Prita Ayu Permatasari, S.P

Sekretariat

Nur Sulianti, S.P Herlin Anggreayani, S.P

Subur, S.E

erbit

Alamat Redaksi

Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Gedung Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Lantai 4 Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Telp.:. 0251 - 8621262 ; fax: 0251-8622134

Homepage www.ipb.ac.id~psl /e-mail jpsl-ipb@apps.ipb.ac.id

(4)

Pedoman Penulisan. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan menerima dan memuat naskah dalam bentuk hasil penelitian (artikel ilmiah), pemikiran konseptual, review, dan resensi buku. Bahasa yang digunakan dalam naskah adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Naskah hasil penelitian maksimum dibuat sebanyak 15 halaman (suntingan akhir) termasuk ilustrasi naskah (gambar dan tabel). Naskah catatan penelitian maksimum dibuat sebanyak 15 halaman (suntingan akhir). Naskah pemikiran konseptual maksimum dibuat sebanyak 10 halaman (suntingan akhir).

Pengiriman Naskah. Naskah dikirimkan dalam bentuk naskah tercetak dan/atau naskah lunak. Naskah tercetak dibuat 3 rangkap. Naskah lunak (terdiri dari badan utama naskah dan ilustrasi) diketik menggunakan program Microsoft Word, Excel, atau program pengolah kata lainnya dan dikirimkan melalui fasilitas e-mail atau dalam bentuk CD-ROM. Naskah diketik 1 spasi pada kertas ukuran A4, menggunakan pias 2 cm, dan tipe huruf Times New Roman berukuran 10 point. Setiap halaman naskah diberi nomor halaman secara berurutan. Setiap naskah yang dikirimkan secara langsung, melalui pos surat, dan melalui fasilitas e-mail harus disertai alamat korespondensi lengkap dengan nomor telepon dan kode pos. Naskah dapat dikirim melalui email atau langsung kepada alamat: Editor Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana IPB, Gedung PPLH Lt. 4 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680 Telp. 0251-8629641 Faks. 0251-8629641, e-mail: jpsl-ipb@apps.ipb.ac.id.

Format Naskah. Naskah hasil penelitian disusun dengan urutan:

Judul. Menggambarkan isi pokok tulisan secara ringkas dan jelas (maksimum 20 kata untuk judul berbahasa Indonesia dan 15 kata untuk judul berbahasa Inggris), ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk naskah dalam bahasa Indonesia, dan ditulis dalam bahasa Inggris untuk naskah dalam bahasa Inggris.

Nama lengkap penulis. Ditulis lengkap (tidak disingkat) dan tanpa gelar.

Alamat lengkap penulis. Ditulis lengkap nama instansi, asal penulis, dan alamat surat instansi dilengkapi nomor telepon dan faksimili serta alamat e-mail untuk korespondensi.

Abstrak. Berisi inti naskah yang memuat tujuan, hasil, dan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dikerjakan. Maksimum sebanyak 250 kata dan ditulis dalam bahasa Inggris untuk naskah berbahasa Indonesia maupun naskah berbahasa Inggis, serta dicantumkan kata kunci (keywords) pada bagian akhir abstrak (maksimum 5 kata kunci). Kata kunci dibuat spesifik dan mencirikan naskah sehingga memudahkan dalam proses penelusuran naskah.

Pendahuluan. Berisi tentang teori, hasil penelitian dan/atau berita-berita terkini yang menjadi latar belakang pentingnya penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, dan tujuan penelitian.

Metode. Mendiskripsikan secara singkat dan padat tentang metode penelitian yang digunakan termasuk kespesifikasi bahan dan alat, pengambilan contoh (kualifikasi dan cacah), cara pengukuran, desain penelitian, tahapan cara kerja, parameter, dan analisis data.

Hasil dan pembahasan. Menyajikan hasil yang diperoleh secara singkat dan dapat didukung oleh ilustrasi berupa tabel, gambar atau deskripsi kualitatif.Pembahasan dibuat dengan menitikberatkan pada hubungan sebab-akibat, keterkaitan antara teori dan hasil, penelitian terdahulu yang mirip dan sejenis. Penulis diharapkan berani untuk menilai kelebihan dan kekurangan hasil penelitian yang diperoleh dengan cara membandingkan hasil penelitian dengan hipotesis, standar mutu, dan/atau hasil penelitian terdahulu yang sejenis atau mirip melalui pencantuman dan penggunaan pustaka acuan primer dalam pembahasan. Dampak dari penelitian yang dilakukan perlu juga diuraikan pada akhir pembahasan.

Ilustrasi. Ilustrasi berguna untuk memberikan informasi yang lebih efektif dalam menjelaskan hubungan antar peubah. Ilustrasi dapat berupa gambar (grafik, diagram alir, bagan, foto atau peta) dan tabel yang merupakan bagian dari naskah serta dapat berdiri sendiri sehingga harus diberi keterangan yang jelas. Setiap ilustrasi yang dibuat harus merujuk dalam naskah utamanya. Tidak diperkenankan mencantumkan garis pinggir pada gambar. Ilustrasi harus disertakan

dalam teks naskah; tidak terpisah dari naskah; tidak berada di akhir naskah.

Kesimpulan. Kesimpulan menggambarkan atau memberi jawaban atas permasalahan atau tujuan penelitian, dan bukan sebagai rangkuman hasil penelitian. Kesimpulan dibuat singkat, jelas, bersifat kualitatif dan umum, dan ditulis dalam paragraf.

Saran (jika diperlukan). Saran berisi hal-hal penting dalam upaya penelitian lebih lanjut maupun dalam tahap implementasi.

Ucapan terima kasih (jika diperlukan). Ditujukan kepada instansi dan atau orang yang berjasa besar terhadap penelitian yang dilakukan dan ditulis dalam 1 paragraf maksimum 50 kata.

Daftar pustaka. Acuan pustaka yang digunakan dalam naskah ditulis dengan format nama keluarga diikuti tahun penerbit yang ditulis dalam tanda kurung (acuan pustaka pada awal kalimat) atau nama keluarga diikuti tahun penerbitan sumber informasinya serta diapit oleh tanda kurung (acuan pustaka pada akhir kalimat). Pada pustaka dengan dua penulis, dituliskan kata hubung dan diantara nama penulis (acuan pustaka dalam alinea) atau dihubungkan tanda & diantara nama penulis (acuan pustaka diapit tanda kurung). Jika terdapat lebih dari dua penulis, maka cukup dituliskan nama penulis pertama diikuti et al. diikuti tahun penerbitan sumber informasinya. Daftar pustaka memuat acuan pustaka yang digunakan dalam naskah dan ditulis dengan format nama keluarga dan tahun terbitnya, yang diurut berdasar huruf depan nama penulis pertama.

Acuan pustaka yang digunakan maksimal berasal dari acuan yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Daftar lengkap acuan pustaka disusun menurut abjad, diketik satu spasi dengan tata cara penulisan seperti contoh-contoh berikut:

Jurnal:

Arbeeny, C. M., 2004. Addressing the unmet medical need for safe and effective weight loss therapies. Obesity Research 12, pp. 1191-1196.

Jaya, I. N. S., S. Kobayashi, M. B. Saleh, 2006. Feasibility of multidare Landsat-5 data for monitoring forest plantation using principal component algorithm. Jurnal Manajemen Hutan Tropika 12 (1), pp. 7–17.

Buku:

Draper, N. R., H. Smith, 1992. Analisis Regresi Terapan. Sumantri B, penerjemah. Terjemahan dari: Applied Regression Analysis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Harborne, J. B., 1987. Phytochemical Methods. Chapman and Hall, London.

[PROSEA] Plant Resources of South-East Asia, 2002. PROSEA 12 (2): Medical and Poisonous Plants2. PROSEA, Bogor.

Surat Keputusan Menteri Pertanian, 2008. Lampiran Keputusan Menteri Pertanian Nomor 240/Kpts/SR 120/3/2/2008. Tanggal 6 Maret 2008.

Artikel dalam buku:

Lancia, R., J. Nichols, K. Pollock, 1994. Estimating the number of animals in wildlife populations. Dalam: TA Bookout, editor. Research and Management Techniques for Wildlife and Habitats. Fifth edition. The Wildlife Society, Bethesda. Artikel dalam Prosiding.

Rahmat, M., A. Sumadi, A. B. Hidayat, 2007. Pendugaan serapan karbon hutan tanaman Acacia crassicarpa umur 2 dan 3 tahun di HTI PT SBA Wood Industries. Dalam: Prosiding Workshop Sintesa Hasil Litbang Hutan Tanaman; 2007 Desember 14, pp. 293–245. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman, Bogor.

Tesis/Disertasi:

Prihadi, N., 2010. Kelembagaan kemitraan industri pengolahan kayu bersama rakyat dalam rangka pembengunan hutan di Pulau Jawa. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Paten:

Muchtadi, T. R., penemu; Institut Pertanian Bogor. 9 Maret 1993. Suatu proses untuk mencegah penurunan beta karoten pada minyak sawit. ID 0002569.

Informasi dari internet:

(5)

Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol. 5 No. 1 (Juli 2015): 7-16

ANALISIS MUTU DAN KRITERIA KELAYAKAN DOKUMEN AMDAL DI

KABUPATEN BOGOR DAN KOTA BOGOR

(Analysis of Quality And Feasibility Criteria of Amdal Document in Bogor District and Bogor

City)

Rachma Venita

a

, Hefni Effendi

b

, Hari Wijayanto

c a

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Baranangsiang, Bogor, 16151, Telp (021)53166141 / 087883067000 venyta_m@yahoo.com

b Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kepada Masyarakat

(PPLH-LPPM), Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 c

Direktorat Perencanaan dan Pengembangan - IPB, Gedung AHN Lt.3 Kampus IPB Darmaga Bogor 16680

Abstract. The rapid development activities that occurred in Indonesia has the potential to put pressure on the environment. It therefore requires sustainable development efforts with one instrument is Environmental Impact Assessment (EIA). Along with the development and adjustment of environmental conditions, EIA policy has undergone several changes. With EIA policy changes, evaluation on EIA performance needs to be done. The performance evaluation conducted on 15 EIA documents EIA document issued by the District and City of Bogor in 2012 through 2014. The analytical method used is the analysis of the quality of the test quality criteria document and focused on quality test aspects of consistency, necessity and relevance, feasibility analysis with weighting criteria, Pearson correlation analysis of the two respondents certified appraiser to see the similarity assessment method. From the analysis it can be seen that the quality of the documents are best seen from the EIA documents to categories of tourist accommodation facilities with a score of 81 and the analysis of the eligibility criteria resulted that three documents are not worth the environment seen from discussion of the feasibility of the benchmarks in the EIA document, also PerMenLH 08 of 2013 carried out by equally from both respondents with a positive correlation results 0.681.

Keywords: quality document, eligibility criteria, Bogor, Environment Impact Assesment (EIA)

(Diterima: 16-02-2015; Disetujui: 23-04-2015)

1.Pendahuluan

1.1.Latar Belakang

Pesatnya kegiatan pembangunan yang terjadi di In-donesia berpotensi memberikan tekanan terhadap ke-lestarian lingkungan. Program pembangunan yang hanya ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tanpa memperhatikan daya dukung (carry-ing capacity) lingkungan akan mengakibatkan tidak terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam, yang pada akhirnya dapat merusak lingkungan. Pemanfaa-tan sumberdaya alam yang konsumtif Pemanfaa-tanpa memper-gunakan prinsip konservasi menyebabkan terkurasnya sumberdaya alam dan terganggunya jenis baik flora maupun fauna (Fandeli 2001).

Dalam rangka meminimalkan kerusakan lingkungan akibat kegiatan pembangunan diperlukan upaya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan merupakan upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan (Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup). Salah satu instrumen / perangkat

pengelolaan dalam undang-undang tersebut adalah analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

AMDAL merupakan perangkat pengelolaan yang bersifat preventif yaitu tindakan yang dilakukan pada tingkat pengambilan keputusan dan perencanaan yang harus dipertanggungjawabkan. AMDAL merupakan studi/kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan penyelenggaraan usaha atau kegiatan serta dokumen pengelolaan dan pemantauan yang cukup efektif (Wahyono et al. 2012). Kebijakan AMDAL dimulai sejak Peraturan Pemerintah (PP) nomor 29 tahun 1986 tentang analisis mengenai dampak ling-kungan dan telah mengalami tiga kali perubahan sampai dengan PP Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Faktor-faktor pendorong perubahan pera-turan AMDAL di negara berkembang adalah tidak tercapainya hasil yang maksimal dan kinerja AMDAL yang lemah dan penyesuaian kondisi lingkungan dan pengalaman untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja AMDAL (Arend et al. 2013).

(6)

ISSN 2086-4639 JPSL Vol. 5 (1): 7-16

8

kualitas dokumen AMDAL adalah pemberlakuan otonomi daerah melalui PP nomor 38 tahun 2007, tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota (KLH 2008). Hasil evaluasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terhadap 106 dokumen dari propinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan bahwa kualitas dokumen masih banyak yang bernilai buruk, yaitu 97 dokumen (91.5 %) dan sedikit yang bernilai bagus, yaitu sebanyak 9 dokumen (8.5 %).

Bogor sebagai salah satu barometer pembangunan di Jawa Barat mengalami perkembangan industri yang pesat dan beragam jenisnya. Di Kota Bogor terdapat unit usaha sebanyak 1.183 pada tahun 2011 dan 1.193 pada tahun 2012, dimana terdapat jenis industri seperti industri tekstil, industri logam dan industri alat angkut (Bapeda 2012) dan di Kabupaten Bogor terdapat industri kecil dan menengah sebanyak 14.505 pada tahun 2011 dan industri besar sebanyak 473 (Pusdalisbang 2012).

Sayangnya dari sekian banyak industri besar di Bogor tidak selalu diiringi dengan perencanaan pengelolaan lingkungan yang baik. Terdapat kasus pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (khususnya terkait dengan instrumen pengelolaan lingkungan hidup AMDAL), dimana terdapat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang sudah dilakukan kegiatan konstruksi tanpa dilengkapi dengan dokumen AMDAL dan Izin Lingkungan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan evaluasi dan pengembangan terhadap proses yang berlangsung agar efektivitas AMDAL sebagai alat pengelolaan lingkungan terus meningkat.Salah satu aspek yang perlu dievaluasi adalah analisis mutu dokumen AMDAL dan pemenuhan kriteria kelayakan. Dokumen AMDAL yang bermutu memang tidak menjamin mutlak bahwa pelaksanaan AMDAL di lapangan akan terlaksana secara efektif, namun dokumen yang berkualitas merupakan dasar utama pengambilan keputusan serta pengelolaan dan pemantauan lingkungan selanjutnya. Evaluasi mutu diperlukan, karena kualitas hasil kajian AMDAL sangat berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan kelayakan dari segi lingkungan untuk dapat dilakukan secara cepat dan tepat bila semua informasi tersedia secara lengkap, memiliki daya pendukung yang berkualitas dan dasar-dasar argumentasi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan (Soemarwoto 2001).

Dokumen AMDAL yang berkualitas dan bermutu baik disusun oleh penyusun yang kompeten dan bersertifikasi dengan mengacu pada panduan penyusunan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (PerMenLH) nomor 16 tahun 2012 tentang pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup dan penilaian dilakukan Komisi Penilai berlisensi dengan panduan penilaian dalam PerMenLH nomor 08 tahun 2013 tentang tata laksana penilaian dan pemeriksaan dokumen lingkungan hidup serta penerbitan izin

ling-kungan. Penilai berasal dari Instansi Lingkungan Hidup Pusat dan Daerah yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda sehingga berpotensi menimbulkan bias kualitas penilaian terkait mutu dokumen.

Penelitian ini merupakan kajian ilmiah yang bergu-na untuk melihat mutu dokumen AMDAL dan mengi-dentifikasi kelemahan-kelemahan dokumen yang telah dinilai sebagai bahan rekomendasi untuk langkah per-baikan dalam prosedur menguji kulitas dokumen AMDAL di masa mendatang.

Penelitian mengacu pada penelitian sebelumnya (Catherina 2004) dengan batasan penilaian pada uji kualitas (konsistensi, keharusan dan relevansi) serta penambahahan pada analisis kelayakan lingkungan dalam metode penelitiannya.

1.2.Tujuan

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mekanisme evaluasi kinerja yang dilakukan oleh penilai dokumen AMDAL terhadap mutu dokumen AMDAL dan kriteria kelayakan dokumen yang dikeluarkan oleh Komisi Penilai AMDAL Kabupaten dan Kota Bogor pada tahun 2012 sampai dengan 2014. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis mutu dokumen AMDAL 2012-2014 pada Komisi Penilai AMDAL Kabupaten dan Kota Bogor dan klasifikasi dokumen berdasarkan jenis industrinya.

2. Menganalisis pemenuhan kriteria kelayakan lingkungan pada dokumen AMDAL Kabupaten dan Kota Bogor.

3. Menganalisis implementasi penggunaan pedoman penilaian PerMenLH nomor 08 Tahun 2013 dari kedua responden penilai AMDAL yang berasal dari Komisi penilai AMDAL pusat dan daerah yang telah memiliki sertifikat penilai AMDAL.

2. Metode

2.1 Tempat dan Waktu

(7)

JPSL Vol. 5 (1): 7-16, Juli 2015

2.3 Metodologi

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahapan analisis, yaitu analisis mutu dokumen AMDAL,

analisis kriteria kelayakan, analisis dua responden menggunakan pedoman penilaian PerMenLH nomor 08 tahun 2013 (Gambar 1).

Gambar 1. Bagan alir metode penelitian

a. Analisis Mutu Dokumen AMDAL

Analisis mutu dokumen dilakukan pada 15 dokumen AMDAL yang memiliki kelengkapan (meliputi dokumen KA, ANDAL, RKL, RPL) dan persetujuan dokumen yang dikeluarkan dari tahun 2012 sampai dengan 2014 dengan jenis kegiatan yang menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten dan Kota Bogor. Lima belas sampel dokumen terpilih karena jumlah tersebut mewakili populasi dokumen pada ren-tang waktu 2012 sampai dengan 2014 dengan jumlah total 26 dokumen (15 di Kabupaten Bogor dan 11 Ko-ta Bogor). Informasi sampel dokumen diKo-tampilkan pada Tabel 1.

Dalam penilaian dokumen AMDAL, responden mengacu pada PerMenLH No 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dokumen dan prosedur pada panduan penilaian dokumen AMDAL Teknik Penilaian Dokumen AMDAL (KLH 2002) yang sam-pai saat ini masih berlaku.

Prosedur yang mengacu pada pedoman Penilaian AMDAL PermenLH 08 Tahun 2013 pada penelitian ini dibatasi pada uji kualitas yaitu uji mutu aspek kon-sistensi, keharusan dan relevansi, uji-uji tersebut juga terdapat pada pedoman penilaian AMDAL sebelum-nya di PermenLH 24 tahun 2009.

Aspek konsistensi adalah menilai konsistensi pe-nyusunan dokumen AMDAL maupun pelaksanaan kajiannya . Secara rinci, uji konsistensi meliputi:

a. konsistensi antara dampak penting hipotetik dari hasil pelingkupan (termasuk parameter yang akan dikaji) dengan metode studi yang akan digunakan; b. konsistensi antara dampak penting hipotetik

(ter-masuk parameter yang dikaji) dengan metode pra-kiraan dampak, rona lingkungan awal, prapra-kiraan besaran dampak, sifat penting dampak, evaluasi secara holistik serta rencana pengelolaan dan pe-mantauan lingkungan hidup; dan

c. konsistensi dampak lingkungan (termasuk parame-ternya) yang akan dikelola yang tertera pada KA dan Andal dengan yang tertera dalam RKL-RPL. Aspek keharusan dilakukan untuk menilai bahwa suatu dokumen Amdal telah memenuhi aspek-aspek yang harus ada dalam suatu dokumen Amdal, Secara rinci dokumen AMDAL wajib berisi:

a. proses pelingkupan, dengan hasil berupa dampak penting hipotetik, batas wilayah studi dan batas waktu kajian yang dilengkapi dengan metode studi; b. dampak penting, prakiraan besaran dampak dan

prakiraan sifat penting dampak;

c. evaluasi holistik termasuk penentuan kelayakan lingkungan hidup; dan dampak yang dikelola dan dipantau dan rencana pengelolaan dan pemantauan dampak dimaksud.

Sedangkan untuk aspek relevansi dilakukan untuk memastikan:

(8)

ISSN 2086-4639 JPSL Vol. 5 (1): 7-16

10

Tabel 1. Informasi sampel dokumen

b. kesesuaian antara arahan upaya pemantauan ling-kungan hidup dengan upaya pengelolaan lingkun-gan hidup dan dampak lingkunlingkun-gan yang timbul; c. kesesuaian antara bentuk pengelolaan lingkungan

hidup dan bentuk pemantauan lingkungan dengan dampak lingkungan yang timbul;

d. kesesuaian antara lokasi pengelolaan dengan lokasi timbulnya dampak;

e. kesesuaian antara periode pengelolaan dengan waktu terjadinya dampak; dan

f. ketepatan institusi yang melakukan pengawasan dan institusi yang menerima laporan, dengan dam-pak lingkungan yang dikelola dan dipantau. Setelah dilakukan uji konsistensi, keharusan dan re-levansi dilakukan pembobotan pada formulir skoring nilai dokumen yang dimaksudkan untuk melihat pe-ringkat mutu dari ke-15 dokumen. Pemberian nilai pembobotan berdasarkan perhitungan bahwa setiap dokumen yang memenuhi ketiga uji secara lengkap diberi nilai 81-100 dokumen berkualitas baik, nilai 51

– 80 dokumen berkualitas sedang dan nilai 0 – 51 do-kumen berkualitas buruk.

b. Analisis Kriteria Kelayakan Lingkungan

Aspek penting dari proses penilaian dokumen AM-DAL adalah menilai kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan berdasarkan informa-si yang valid dan akurat yang tercantum dalam doku-men AMDAL yang diperoleh berdasarkan hasil kajian yang dilakukan secara baik dan benar. Hanya doku-men AMDAL yang telah lolos uji mutu dokudoku-men yang sebenarnya dapat digunakan sebagai alat untuk pengambilan keputusan untuk menetapkan kelayakan lingkungan hidup (Primiantoro 2014).

Kriteria kelayakan lingkungan sudah dibangun se-jak PP 27 tahun 2009 dan dituangkan dalam Panduan penilaian PermenLH 24 tahun 2009, pada permen tersebut juga terdapat proses pemeriksaan terhadap rekomendasi penilaian kelayakan lingkungan yang mempunyai beberapa syarat yang sama dengan kriteria kelayakan lingkungan yang ada pada PermenLH 08 Tahun 2013.

Kriteria kelayakan lingkungan terdiri dari sepuluh tolok ukur yaitu kesesuaian rencana tata ruang, kebijakan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, kepentingan pertahanan keamanan, prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak, kepentingan pertahanan keamanan, prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak, kemampuan pemrakarsa bertanggungjawab, rencana usaha yang tidak mengganggu nilai-nilai sosial dan nilai entitas ekologis, tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar dan tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Analisis kriteria kelayakan dilakukan dengan pem-berian skor terhadap kesepuluh tolok ukur diatas. Jum-lah total tolok ukur adaJum-lah sebanyak 21 poin. Masing-masing tolok ukur diberi penilaian (skor) 1 atau 0.5 atau 0. Pemberian nilai terhadap tolok ukur tersebut didasarkan pada ada tidaknya pembahasan terkait dengan tolok ukur tersebut dalam dokumen AMDAL. Setiap tolok ukur memiliki bobot penilaian yang sama, artinya tingkat kepentingan dianggap setara. Tidak ada tolok ukur yang dianggap lebih penting daripada tolok ukur lainnya. Jika ada pembahasan tentang tolok ukur dimaksud, maka diberi skor 1, Jika tidak ada pemba-hasan diberi skor 0. Jika ada pembapemba-hasan, namun

be-No Dokumen Komisi Penilai AMDAL

(KPA)

1 Sarana Akomodasi Wisata Kabupaten Bogor 2012 2012

2 Pembangunan Kawasan Perumahan

Perdagangan dan Jasa Kabupaten Bogor 2012 2012

3 Pembangunan Gudang, Distribusi Sembako

dan Alat Rumah Tangga Kabupaten Bogor 2012 2012 4 Pemanfaatan sumber Air Baku Kabupaten Bogor 2012 2012 5 Pembangunan sport centre Kabupaten Bogor 2013 2013

6 Rencana Kegiatan Pembangunan Gedung

Pusat Pendidikan Kabupaten Bogor 2013 2013

7 Pembangunan pusat perdagangan dan

pergudangan Kabupaten Bogor 2012 2013

8 Industri Ban Kendaraan Bermotor Kabupaten Bogor 2012 2013

9 Pembangunan Gedung Kuliah dan

Laboratorium Kota Bogor 2012 2013

10 Pusat Perbelanjaan (Mall) dan Hotel Kota Bogor 2014 2014 11 Pengembangan Gedung Pasar Kebon Kota Bogor 2014 2014

12 Pembangunan Apartemen Kota Bogor 2014 2014

(9)

JPSL Vol. 5 (1): 7-16, Juli 2015

lum berkesesuaian dengan yang dimaksud pada tolok ukur tersebut maka diberi skor 0.5 (PPLH IPB 2002). c. Analisis Penggunaan Pedoman Penilaian

Per-MenLH Nomor 08 Tahun 2013

Analisis ini dilakukan dengan korelasi untuk melihat apakah tatalaksana penilaian menurut PerMenLH 08 Tahun 2013 dilakukan dengan cara yang sama oleh dua responden (Instansi Lingkungan Pusat dan Daerah) yang memiliki sertifikat penilai AMDAL. Data hasil akhir penilaian 15 dokumen kemudian diolah dengan Minitab dengan metode korelasi Pearson. Korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang memi-liki data interval/rasio (Walpole 1995). Selain melihat persamaan, dilakukan juga analisis untuk melihat perbedaan hasil penilaian kedua responden untuk melihat aspek-aspek apa saja yang sangat berbeda nilainya pada isi dokumen.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Analisis Mutu Dokumen AMDAL

Penilaian mutu dokumen AMDAL dilakukan dengan teknik analisis data dengan menggunakan formulir uji mutu untuk melihat aspek konsistensi, keharusan dan relevansi. Ketiga uji ini dilakukan karena sifatnya mendasar, yaitu dokumen wajib secara konsisten mengkaji dampak penting hipotetik yang telah disepakati dalam KA ANDAL, dan pada saat mengkaji dampak dokumen ANDAL mampu memberikan gambaran tentang besaran (magnitude) terjadinya perubahan komponen lingkungan yang akan terjadi akibat adanya suatu rencana kegiatan /usaha. Setelah dilakukan pengisian formulir ketiga uji (kon-sistensi, keharusan dan relevansi) kemudian dilakukan pemberian bobot seperti yang dilakukan oleh (Chang et al. 2013).

a. Uji Konsistensi

Uji konsistensi secara umum adalah menilai konsistensi penyusunan dokumen AMDAL Konsistensi meliputi metode pengolahan data (PD), analisa data (AD), prakiraan besaran dampak penting (PBD), prakiraan sifat dampak penting (PSPD), rona awal, hasil besaran dampak (B), hasil sifat penting dampak (S), evaluasi secara holistik (EV), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan jenis izin PPLH (Tabel 2).

Dari hasil uji konsistensi 15 dokumen terlihat bahwa keseluruhan dokumen belum memenuhi uji mutu aspek konsistensi, namun terdapat beberapa do-kumen yang sudah memenuhi uji konsistensi jika dili-hat dari pemenuhan kajian Dampak Penting Hipotetik perdokumennya (Tabel 3).

Isian bab yang paling tidak konsisten dengan kajian dampak penting adalah bab metode pengolahan data, analisa data, prakiraan besaran penting, rona awal.Untuk isian bab jenis izin PPLH terdapat 10 dokumen yang belum mengisi bab ini, hal ini terjadi karena bab ini merupakan format baru dalam pedoman penyusunan dokumen AMDAL yang berlaku.

b. Uji Keharusan

Uji keharusan secara umum dimaksudkan untuk menilai bahwa suatu dokumen AMDAL telah memenuhi aspek-aspek yang harus ada dalam suatu dokumen AMDAL. Uji keharusan untuk kelima belas dokumen dapat dilihat pada Gambar 2.

Dari analisis uji mutu keharusan terhadap 15 dokumen AMDAL yang disetujui oleh komisi penilai AMDAL Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, terlihat semua dokumen telah melakukan proses penentuan dampak penting, penentuan kelayakan, RKL dan RPL. Penentuan dampak sudah mengacu pada pedoman penyusunan dokumen walaupun kebanyakan dokumen tidak spesifik menuliskan parameter yang terkena dampak pada penulisan nama dampak hipotetiknya.

Gambar 2. Hasil uji keharusan

(10)

ISSN 2086-4639 JPSL Vol. 5 (1): 7-16

12

Tabel 2. Hasil uji konsistensi

Keterangan:

Pengolahan data (PD), analisa data (AD), prakiraan besaran dampak penting (PBD), prakiraan sifat dampak penting (PSPD), rona awal, hasil besaran dampak (B), hasil sifat penting dampak (S), evaluasi secara holistik (EV), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Tabel 3. Konsistensi dampak penting hipotetik per dokumen

No Dokumen Jumlah

DPH

Konsistensi DPH

Inkonsistensi DPH

1 Sarana Akomodasi Wisata 24 54.17 % 45.83 %

2 Pembangunan Kawasan Perumahan Perdagangan dan Jasa 19 78.95 % 21.05 %

3 Pembangunan Gudang, Distribusi Sembako dan Alat Rumah

Tangga 19 78.95 % 21.05 %

4 Pemanfaatan sumber Air Baku 13 61.54 % 30.77 %

5 Pembangunan sport centre 15 46.67 % 40.00 %

6 Rencana Kegiatan Pembangunan Gedung Pusat Pendidikan 16 6.25 % 6.25 % 7 Pembangunan pusat perdagangan dan pergudangan 11 63.64 % 36.36 %

8 Industri Ban Kendaraan Bermotor 23 43.48 % 56.52 %

9 Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium 10 70.00 % 30.00 % 10 Pusat Perbelanjaan (Mall) dan Hotel 15 46.67 % 53.33 % 11 Pengembangan Gedung Pasar Kebon 15 86.67 % 13.33 %

12 Pembangunan Apartemen 15 93.33 % 6.67 %

13 Pembangunan Inner Ring Road 21 9.52 % 90.48 %

14 Pembangunan Perhotelan dan rekreasi 22 63.64 % 36.36 % 15 Rencana Kegiatan Pembangunan Toserba 16 87.50 % 12.50 %

No Dokumen Metodologi

R O N A

Prakiraan

EV R K L

R P L

Jenis Izin P

D A D

P B P D

P S P D

E S H

B S

1 Sarana Akomodasi Wisata v v v v v x v v v x x x

2 Pembangunan Kawasan Perumahan

Perdagangan dan Jasa x x x x x x v v v v v x

3 Pembangunan Gudang, Distribusi

Sembako dan Alat Rumah Tangga x x x v v x x x v x x v 4 Pemanfaatan sumber Air Baku v v v v v x x x v v v v 5 Pembangunan sport centre x x x v v v x x v x x x

6 Rencana Kegiatan Pembangunan

Gedung Pusat Pendidikan x x x v x x x x v x x x

7 Pembangunan pusat perdagangan dan

pergudangan x x x x v x v v x v v v

8 Industri Ban Kendaraan Bermotor x x x x v x x v v x x x

9 Pembangunan Gedung Kuliah dan

Laboratorium x x x v v x x x v v v x

10 Pusat Perbelanjaan (Mall) dan Hotel x x v v x x x v v x x x 11 Pengembangan Gedung Pasar Kebon v v v v v v x x v v v x 12 Pembangunan Apartemen v v v v v v x x v v v v 13 Pembangunan Inner Ring Road x x x v x x x x v x x x 14 Pembangunan Perhotelan dan rekreasi x x x v x x x x x x x x

15 Rencana Kegiatan Pembangunan

Toserba v v v v v x v v v x x v

(11)

JPSL Vol. 5 (1): 7-16, Juli 2015

Pada konsultasi publik, dari 15 dokumen terdapat 2 dokumen yang tidak menampilkan pengumuman di media cetak dan tidak menjadikan hasil konsultasi publik menjadi bagian dari isu pokok pelingkupan.

Terdapat 3 dokumen yang tidak mengacu pada kai-dah-kaidah kartografi dalam menampilkan batas stu-dinya, peta bukan merupakan peta dasar, tidak ber-warna, berskala dan mempunyai legenda, sehingga informasi yang ada peta tidak jelas batasan studinya. Untuk batas waktu kajian terdapat 4 dokumen yang tidak mengidentifikasi berapa lama waktu yang dikaji untuk tiap dampak penting hipotetiknya.

Pada bab prakiraan besaran dampak penting, 5 dokumen tidak memberikan kuantifikasi tentang seberapa besar perubahan dampak yang terjadi sebelum dan sesudah proyek dan 4 dokumen sama

sekali tidak melakukan prakiraan sifat penting dampak mengacu pada pedoman kriteria ukuran dampak penting (jumlah manusia, luas sebaran, lamanya dampak berlangsung, intensitas, komponen lingkungan terkena dampak, sifat kumulatif, dan berbalik tidaknya dampak).

c. Uji Relevansi

Uji mutu aspek relevansi dilakukan untuk melihat apakah parameter lingkungan hidup yang dikelola dan dipantau telah disajikan dalam dokumen RKL - RPL, serta relevan dengan yang ditelaah dalam dokumen ANDAL. Hasil uji relevansi menunjukkan 7 dokumen relevan dan 8 dokumen kurang relevan dengan rincian kategori kegiatan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji relevansi

No Kegiatan Skor Kegiatan Skor

1 Sarana akomodasi wisata 20 Pembangunan Kawasan Perumahan

Perdagangan dan Jasa Terpadu 7.5

2 Pembangunan Gedung kuliah dan

Laboratorium 12.5

Pembangunan Gudang, Distribusi

Sem-bako dan Alat Rumah Tangga 7.5

3 Pusat Perbelanjaan (Mall) dan

Ho-tel 15 Pemanfaatan Sumber Air Baku 7.5

4 Pembangunan Gedung Pasar Kebon 12.5 Pembangunan Sport Centre 10

5 Pembangunan Apartemen 15 Rencana Kegiatan Gedung pusat

Pendi-dikan dan Pelatihan 7.5

6 Pembangunan Perhotelan dan

Re-kreasi 15

Pembangunan Pusat Perdagangan dan

Gudang 7.5

7 Rencana Kegiatan Pembangunan

toserba 15 Industri Ban Kendaraan Bermotor 10

8 Pembangunan Inner ring road 11

Kesimpulan Relevan skor ≥ 12.5 Kurang Relevan skor ≤ 12.5

Berdasarkan metode yang dilakukan Asdep Kajian Dampak Lingkungan, penentuan relevan dan kurang relevan dokumen RKL-RPL dilihat dari pemberian bobot pada formulir skoring nilai dokumen AMDAL. Bobot maksimal diberi nilai 25, dianggap relevan jika salah satu responden memberi nilai ≥ 12.5 dan kurang relevan jika salah satu responden memberi nilai ≤ 12.5. d. Pembobotan

Setelah menganalisis uji mutu aspek konsistensi, keharusan dan relevansi, serta telah mengetahui posisi ke-15 dokumen dalam kaitannya dengan uji-uji tersebut, maka untuk kajian selanjutnya dilakukan pemberian bobot pada formulir skoring nilai dokumen oleh kedua responden. Pembobotan dilakukan untuk melihat peringkat kategori kegiatan terbaik berdasarkan aspek-aspek penting dalam penyusunan dokumen. Setelah dilakukan pemobotan kemudian dikelompokkan kualitas dokumen berdasarkan kuali-tasnya apakahdokumen berkualitas baik, sedang atau buruk. Rincian hasil skor penilaian dokumen oleh res-ponden 1 dan 2 ditampilkan pada Tabel 5.

Dari hasil penilaian ke-15 dokumen oleh kedua responden, diperoleh 13 dokumen berkualitas sedang (kisaran nilai 51-80), 1 dokumen berkualitas baik

(kisaran nilai 81-100) dan 1 dokumen berkualitas buruk (nilai 0-51). Dokumen dengan nilai terbaik dilakukan oleh kegiatan sarana akomodasi wisata. 3.2. Analisis Kriteria Kelayakan Lingkungan

Berdasarkan pembahasan tolok ukur kelayakan yang dikaji dalam 15 dokumen AMDAL maka suatu rencana usaha/kegiatan yang dinilai dokumen AMDALnya dinyatakan layak jika memperoleh skor agregat dengan kisaran 15-21 poin, dengan keharusan semua tolok ukur wajib dibahas dalam dokumen.

Berdasarkan Gambar 2, terdapat 3 dokumen yang berada dibawah standar pengesahakan kelayakan lingkungan seiring dengan 3 dokumen dengan skor penilaian terendah pada Tabel 3, hal ini disebabkan pada pembahasan didalam dokumen terdapat beberapa tolok ukur kriteria kelayakan yang tidak dibahas dalam dokumen AMDAL.

3.3 . Analisis Penggunaan Pedoman Penilaian PerMenLH Nomor 08 Tahun 2013

(12)

ISSN 2086-4639 JPSL Vol. 5 (1): 7-16

14

PerMenLH 08 Tahun 2013 dilakukan oleh dua responden yang berasal dari Komisi Penilai AMDAL pusat dan daerah yang telah memiliki sertifikat penilai seperti yang dilihat pada Gambar 4.

Dari grafik diperoleh korelasi dengan metode Pearson, dengan nilai korelasi yang positif, antara responden 1 dan responden 2 sebesar 0.681 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua responden melakukan

tatalaksana penilaian menurut PerMenLH 08 Tahun 2013 dengan cara yang sama.

Perbedaan hasil penilaian (dengan jarak >10) terdapat pada dokumen 4 dengan perbedaan nilai pada aspek prakiraan dampak dan dokumen 12 dan 15 dengan aspek relevansi dampak dengan rencana pemantauan.

Tabel 5. Hasil skor penilaian dokumen responden 1 dan responden 2

No Dokumen Standar

Hasil Skor Rata-rata Responden

1 & 2

Kualitas Dokumen

R1 R2

1 Sarana Akomodasi Wisata 100 80 82 81 Baik

2 Pembangunan Kawasan Perumahan

Perdagangan dan Jasa 100 64 55 60 Sedang

3 Pembangunan Gudang, Distribusi

Sembako dan Alat Rumah Tangga 100 56 59 58 Sedang

4 Pemanfaatan sumber Air Baku 100 70 83 76 Sedang

5 Pembangunan sport centre 100 60 62 61 Sedang

6 Rencana Kegiatan Pembangunan

Gedung Pusat Pendidikan 100 68 70 69 Sedang

7 Pembangunan pusat perdagangan

dan pergudangan 100 77 74 76 Sedang

8 Industri Ban Kendaraan Bermotor 100 69 69 69 Sedang

9 Pembangunan Gedung Kuliah dan

Laboratorium 100 60 60 60 Sedang

10 Pusat Perbelanjaan (Mall) dan

Ho-tel 100 60 60 60 Sedang

11 Pengembangan Gedung Pasar

Ke-bon 100 70 76 73 Sedang

12 Pembangunan Apartemen 100 82 69 75 Sedang

13 Pembangunan Inner Ring Road 100 44 50 47 Buruk

14 Pembangunan Perhotelan dan

re-kreasi 100 58 64 61 Sedang

15 Rencana Kegiatan Pembangunan

Toserba 100 89 66 77 Sedang

Gambar 3. Hasil uji kriteria kelayakan

0 5 10 15 20 25

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

sk

o

r

k

el

a

y

a

k

a

n

Dokumen

(13)

JPSL Vol. 5 (1): 7-16, Juli 2015

Gambar 4. Hasil perbandingan penilaian responden 1(R1) dan responden (2)

4. Kesimpulan

1. Dari hasil analisis mutu 15 dokumen yang dikeluarkan oleh Kabupaten Bogor dan Kota Bogor pada tahun 2012-2014 diperoleh bahwa: a. Seluruh dokumen masih belum memenuhi uji

mutu aspek konsistensi, namun terdapat bebe-rapa dokumen sudah memenuhi uji konsistensi jika dilihat dari pemenuhan kajian Dampak Penting Hipotetik perdokumennya. Bab yang paling tidak konsisten dengan dampak penting yang dikaji adalah bab metode pengolahan data, analisa data, prakiraan besaran penting, rona awal dan Jenis izin PPLH.

b. Untuk uji mutu aspek keharusan, masih ada yang belum memenuhi kriteria keharusan yaitu penentuan batas studi (3 dokumen), batas waktu kajian (4 dokumen), prakiraan besaran (5 dokumen) dan sifat penting dampak (4 do-kumen), sedangkan untuk kriteria penentuan dampak penting, penentuan kelayakan, RKL dan RPL telah dilakukan seluruhnya(15 dokumen).

c. Uji mutu aspek relevansi, diperoleh 7 dokumen telah relevan dan 8 dokumen kurang relevan dalam menyajikan parameter yang dikelola dan dipantau dalam dokumen RKL-RPL.

d. Setelah dilakukan ketiga uji diatas, dilakukan pemberian skor, dan Dari hasil penilaian ke-15 dokumen kedua responden, diperoleh 13 dokumen berkualitas sedang, 1 dokumen berkualitas buruk dan 1 dokumen berkualitas baik. Dokumen dengan nilai terbaik dilakukan oleh kategori kegiatan sarana akomodasi wisata.

2. Analisis tolok ukur kelayakan lingkungan menunjukkan bahwa 3 dokumen berada di bawah standar pengesahan kelayakan lingkungan, hal ini disebabkan pada pembahasan didalam dokumen terdapat beberapa tolok ukur kriteria kelayakan yang tidak dibahas.

3. Implementasi penggunaan pedoman penilaia PerMenLH 08 Tahun 2013 menunjukkan korelasi yang positif antara penilai 1 dan penilai 2 sebesar 0.681, sehingga kedua responden telah melakukan tatalaksana penilaian dengan cara yang sama menurut PerMenLH 08 Tahun 2013.

5. Saran

1. Dalam melakukan penilaian dokumen di masa mendatang, agar tim komisi penilai AMDAL dapat melakukan penilaian mengacu pada aspek-aspek yang mendasar (konsistensi, keharusan dan relevansi) sesuai prosedur PerMenLH 08 Tahun 2013 dan pemberian sanksi bagi yang tidak mela-kukannya.

2. Perlunya pembuatan panduan yang jelas dan ter-perinci terkait kriteria kelayakan lingkungan beri-kut sosialisasinya.

6. Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Kementerian Lingkungan dan Kehutanan yang telah membiayai penelitian ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada BLH Kabupaten Bogor dan BLH Kota Bogor yang membantu dalam kelancaran penelitian ini.

Daftar Pustaka

[1] Arend, J., P. J. Peter, A. C. Hens, 2013. An analysis frame-work for characterizing and explaining development of EIA legislation in developing countries. Environmental Impact Assesment Revirew 38.

[2] [BAPEDA] Badan Perencanaan Daerah Bogor, 2012. Bogor

dalam Angka. BAPEDA, Bogor.

[3] Chang, T., E. Nielsen, W. Auberle, I. F. Solop, 2013. A

quantitative method to analyze the quality of EIA information in wind energy development and avian/bat assesments. Environmental Impact Assesment Revirew 38.

(14)

ISSN 2086-4639 JPSL Vol. 5 (1): 7-16

16

[4] Catherina, Y., 2004. Evaluasi Dokumen AMDAL. Tesis. UI,

Jakarta.

[5] Fandeli, C., 2001. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Prinsip Dasar dan Pemapanannya dalam Pembangunan. Li-berty, Yogyakarta.

[6] Sandham, L. A., , A .J. van Heerden, C. E. Jones, F. P. Retief,

A. N. Morrison-Saunders, 2013. Does enhanced regulation

improve EIA report Quality?.EIA Review 37.

[7] Primiantoro, E., Proses Penentuan Kelayakan Lingkungan

Hidup. Pedoman Asdep Urusan Kajian Dampak Lingkungan, Jakarta.

[8] [PUSDALISBANG] Pusat data dan Analisa Pembangunan

Jawa Barat, 2014. Data Industri Besar, Menengah dan Besar Jawa Barat.

[9] [PPLH] Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB, 2012.

Academic Paper Kelayakan Lingkungan.

[10] [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup, 2008. Laporan

Ta-hunan Asisten Deputi Urusan Kajian Dampak Lingkungan, KLH, Jakarta.

[11] [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2013. Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2013 tentang Tata laksana penilaian dan pemeriksaan dokumen lingkungan hidup serta penerbitan izin lingkungan. KLH, Ja-karta.

[12] [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup, 2012. Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. KLH, Jakarta.

[13] [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup, 2009.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

[14] [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup, 2002. Teknik

Penilaian Dokumen AMDAL. KLH, Jakarta.

[15] Soemarwoto, 2001. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

[16] Walpole, R. E., 1995. Pengantar Statitiska. Edisi ke-3. Gra-media, Jakarta.

[17] Wahyono, Suntoro, Sutarno, 2012. Efektifitas pelaksanaan

(15)

FORMULIR BERLANGGANAN

JURNAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Mohon dicatat sebagai pelanggan Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan :

Nama / Instansi

: __________________________________________________________

Alamat

: __________________________________________________________

__________________________________________________________

Kode Pos ________________________

Bersama ini saya kirimkan uang langganan sebesar (beri tanda √) :

Individu/Pribadi : Rp 100.000,00/tahun, tidak termasuk biaya kirim)

Lembaga/Instansi : Rp 150.000,00/tahun, tidak termasuk biaya kirim)

..., ...

(...)

Kirimkan formulir ini ke alamat :

Sekretariat Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan,

Gedung Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Lantai 4 Kampus IPB Darmaga

Bogor 16680

Telp: 0251 - 8621262; fax: 0251-8622134; e-mail: jpsl-ipb@apps.ipb.ac.id

(16)
(17)
(18)

Integrated Sustainable Mangrove Forest Management (Cecep Kusmana)

1-6

Analisis Mutu dan Kriteria Kelayakan Dokumen Amdal di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor

(Rachma Venita, Hefni Effendi, Hari Wijayanto)

7-16

Kajian Beban Pencemaran Limbah Cair Industri Kecil Menengah (IKM) Batik Klaster Trusmi Kabupaten Cirebon

(Adi Sulaksono, Hefni Effendi, Budi Kurniawan)

17-24

Penerapan Produksi Bersih untuk Penanganan Air Terproduksi di Industri Minyak dan Gas

(Sillak Hasiany, Erliza Noor, Moh. Yani)

25-32

Analisis Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Sayuran Unggulan di Kabupaten Batang

(Saksono Raharjo, Widiatmaka, Untung Sudadi)

33-41

Perencanaan Pengembangan Kawasan Jagung Sebagai Bahan Baku Industri Pakan di Kabupaten Ciamis

(Mustika Gusnia Sari, Khursatul Munibah, Untung Sudadi)

42-50

Arahan dan Strategi Pengembangan Areal Bekas Tambang Timah sebagai Kawasan Pariwisata di Kabupaten Bangka

(Lia Meyana, Untung Sudadi, Boedi Tjahjono)

51-60

Dampak Aplikasi Herbisida IPA Glifosat dalam Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) Terhadap Tanah dan Tanaman Padi Sawah

(S. Dharma Kesuma, Hariyadi, Syaiful Anwar)

61-70

Dinamika Keruangan Pesisir Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (Yakobus C.W Siubelan, Kukuh Murtilaksono, Djuara P. Lubis)

71-78

Identifikasi Tingkat Kerawanan Degradasi Kawasan Hutan Mangrove Desa Muara, Tangerang, Banten

(Hadisti Nur Aini, Omo Rusdiana, Sri Mulatsih)

79-86

Karakteristik, Klasifikasi Tanah, dan Pertumbuhan Tanaman Jati (Tectonagrandis Linn F.) Var. Unggul Nusantara di Ciampea, Kabupaten Bogor

(Widiatmaka, Akhmad Mediranto, Hermanu Widjaja)

87-97

JURNAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Journal of Natural Resources and Environmental Management

Gambar

Gambar 1. Bagan alir metode penelitian
Tabel 1. Informasi sampel dokumen
Gambar 2. Hasil uji keharusan
Tabel 2. Hasil uji konsistensi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah

Model yang dibangun dari TAM dan CDM dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa persepsi konsumen atas daya guna dan kemampugunaan internet mempunyai pengaruh yang positif

Berdasarkan organisasi terdapat banyak dilema dan permasalahan yang terjadi pada Apple, pada tahun 1997 saat Apple harus mencari CEO, hal ini menjadi sangat sulit karena Apple

Jenis penelitian ini akan menggunakan kuantitatif deskriptif. Metode kuantitatif deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematik

This study aims to find translation procedures from source language (English) to target language (Indonesian) used in translating the Eclipse novel which have

[r]

diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan