• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 NASKAH PENDALAMAN MINAT 22062015 new

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "5 NASKAH PENDALAMAN MINAT 22062015 new"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

i

KATA PENGANTAR

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013 agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA.

Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.

Jakarta, 00Juni 2015

Direktur Pembinaan SMA,

(3)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Model Program Pendalaman Minat di SMA ... 2

C. Landasan Hukum ... 2

BAB II PENGERTIAN DAN MODEL PROGRAM PENDALAMAN MINAT 4

A. Pengertian ... 4

B. Model Program Pendalaman Minat di SMA ... 5

C. Karakteristik Program Pendalaman Minat... 5

BAB III STRATEGI IMPLEMENTASI PROGRAM PENDALAMAN MINAT 7

A. Pengorganisasian ... 7

B. Pelaksanaan ... 7

C. Model Belajar di SMA Pelaksana Pendalaman Minat ... 15

D. Mekanisme Pelaksanaan Program Pendalaman Minat di SMA ... 16

E. Kriteria SMA Pelaksana Pendalaman Minat ... 17

F. Kriteria Peserta Didik ... 17

BAB IV PENUTUP 18

DAFTAR PUSTAKA 19

(4)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan pada

semua ranah kehidupan manusia, sehingga penguasaan dan peningkatan ilmu

pengetahuan dan teknologi menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan oleh setiap orang

dan institusi yang menginginkan eksistensinya tetap terjaga. Proses perubahan semakin

cepat seiring dengan adanya proses globalisasi yang menggiring manusia kepada era

persaingan global.

Untuk mempersiapkan hal tersebut diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas. Dalam meningkatkan kualitas SDM ini, Pemerintah telah melakukan

berbagai upaya, antara lain melalui penyelenggaraan Pendidikan Dasar, Pendidikan

Menengah sampai Perguruan Tinggi.

Sebagai salah satu unit teknis pelaksanaan Pendidikan Menengah, SMA memiliki

kewajiban untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas tersebut melalui berbagai

program dan kegiatan sesuai dengan peraturan yang berlaku, antara lain tuntutan

Kurikulum 2013 yang mengamanatkan adanya program Pendalaman Minat yang

dilaksanakan melalui kerjasama antara SMA dengan Perguruan Tinggi.

Memperhatikan hal tersebut di atas, seharusnya SMA dapat menghasilkan peserta didik

yang siap memasuki Perguruan Tinggi atau hidup mandiri.Tetapi kenyataan yang ada

pada saat ini, masih banyak lulusan SMA yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi atau

mampu menghidupi dirinya dengan bekal ilmu yang diperolehnya. Adanya mata

pelajaran pada struktur kurikulum SMA yang berlanjut di Perguruan Tinggi belum dapat

memberikan bekal yang cukup kepada peserta didik untuk diterima di Perguruan Tinggi

yang diinginkannya. Selain itu masih banyak siswa SMA yang memiliki potensi akademik

tinggi/istimewa tetapi belum dapat memasuki Perguruan Tinggi sesuai dengan bakat

dan minatnya. Oleh sebab itu perlu adanya suatu program yang berkesinambungan

antara SMA dan Perguruan Tinggi, sehingga peserta didik sejak SMA kelas terakhir

sudah memiliki jaminan untuk masuk ke salah satu Perguruan Tinggi yang diinginkan

oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya.

Program tersebut dapat berupa kerjasama antara SMA dengan Perguruan Tinggi yang

dapat memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakatnya,

untuk memasuki Perguruan Tinggi tertentu tanpa harus mengikuti perkuliahan untuk

(5)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

2

Untuk membantu SMA dan peserta didik dalam keperluan tersebut, Direktorat

Pembinaan SMA menyusun Model Program Pendalaman Minat sebagai bentuk

Advanced Placement Programe di SMA yang mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi melalui kerjasama dengan

Perguruan Tinggi. Program sejenis ini telah dilaksanakan oleh beberapa negara, seperti

Amerika Serikat, dengan berbagai kegiatan yang berbeda tetapi memiliki tujuan akhir

yang sama, yaitu mempersiapkan peserta didik di High School atau setingkat SMA untuk melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi.

Model Program Pendalaman Minat yang dirancang Direktorat Pembinaan SMA ini berupa

pendalaman materi mata pelajaran di SMA yang relevan dengan mata kuliah dasar di

Perguruan Tinggi (PT). Dengan demikian, peserta didik yang mengikuti program ini,

pada saat lulus SMA sudah memiliki sejumlah satuan kredit semester (sks) untuk mata

kuliah dasar tertentu dan tidak perlu mengambil lagi mata kuliah tersebut, sehingga

dapat mengurangi jumlah mata kuliah atau jumlah sks, dan memungkinkan

mempercepat waktu belajar dalam mencapai program tertentu di Perguruan Tinggi

yang bersangkutan.

B.

Tujuan Model Program Pendalaman Minat di SMA

1. Tujuan Program Pendalaman Minat di SMA adalah sebagai berikut:Meningkatkan

kompetensi peserta didik untuk persiapan masuk ke Perguruan Tinggi;

2. Efisiensi pembelajaran dengan sinkronisasi Kompetensi mata pelajaran di SMA

yang relevan dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mata Kuliah Dasar di

Perguruan Tinggi;

3. Mendapatkan pengakuan satuan kredit semester (sks) dari Perguruan Tinggi untuk

mata kuliahdasar tertentu yang relevan dengan mata pelajaran pendalaman minat

di SMA.

4. Mengurangi jumlah mata kuliah atau jumlah sks di PerguruanTinggi, sehingga

memungkinkan memperpendek waktu belajar dalam mencapai program tertentu di

Perguruan Tinggi yang bersangkutan.

C.

Landasan Hukum

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

(6)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

3

2. Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan

Pertama atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (disamakan dengan panduan yang lain)

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008

tentang Pembinaan Kesiswaan

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang

Standar Penilaian.

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014 tentang

Peminatan Pada Pendidikan Dasar dan Menengah

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang

Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang

(7)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

4

BAB II

PENGERTIAN DAN MODEL PROGRAM PENDALAMAN MINAT

A.

Pengertian

Model Program Pendalaman Minat yang akan dilaksanakan, dikembangkan dari Model

Program Advanced Placement yang dilaksanakan di beberapa negara bagian di Amerika

Serikat. Anne Arundel County Public School salah satu sekolah di Amerika Serikat yang

melaksanakan program ini bekerjasama dengan Universitas/College yang tergabung

sebagai pelaksana Advanced Placement mengartikan Program Advance Placement

sebagai berikut:

“ a coursethat provides:

Challenging and rigorous studies comparable to college level course work.

Opportunities for students to take national exams and receive advanced placement in college or college credit. “

Untuk selanjutnya ABC Newsmagazine (2001) mengatakan bahwa :

The Advanced Placement (AP) program allows high school students to take university-level courses and show that they have mastered the material by taking AP examinations.

Students can receive credit, advanced placement, or both from Canadian and US colleges and universities that participate in the AP program. AP courses may exempt students from introductory university courses and allow them to move into second year core courses, or take extra minor subject classes.

Mengacu kepada ketentuan Pendalaman Minat dalam Peraturan Pemerintah No. 13

tahun 2015 dan memperhatikan pengertian program advanced tersebut, maka konsep Pendalaman Minat di SMA yang dimaksud dalam naskah ini pada dasarnya adalah suatu

program yang dirancang bersama antara SMA dengan Perguruan Tinggi terkait untuk

memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat memperkaya pengetahuan

tentang mata pelajaran yang dipilihnya di SMA dengan matakuliah dasar yang akan

dipilihnya di Perguruan Tinggi. Dengan demikian, Program Pendalaman Minat ini

memfasilitasi peserta didik di SMA untuk mengambil mata kuliah dasar di Perguruan

Tinggi sesuai dengan bidang peminatannya, sehingga akan mengurangi jumlah sks dan

memungkinkan memperpendek waktu belajarnya dalam mencapai program tertentu di

(8)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

5

B.

Model Program Pendalaman Minat di SMA

Program Pendalaman Minat di SMA dapat dilakukan melalui 3 (tiga) model sebagai

berikut;

1. Model Integrasi pada mata pelajaran, yaitu mengintegrasikan materi

perkuliahan di PT sebagai materi tambahan atau pendalaman dalam mata

pelajaran yang relevan di SMA dan dilaksanakan selama pembelajaran mata

pelajaran tersebut dengan menambah jam pelajarannya. Model ini dilaksanakan

oleh guru mata pelajaran yang sudah dilatih oleh Perguruan Tinggi (PT).

2. Model Pendalaman minat yang dilaksanakan khusus di luar jam pelajaran

tentang pendalaman atau penambahan materi pelajaran yang relevan dengan

materi kuliah dasar di PT dan dilaksanakan di sekolah. Model tersebut dapat

dilakukan oleh guru yang sudah dilatih atau oleh dosen Perguruan Tinggi yang

bersangkutan.

3. Model Pendalaman minat yang dilaksanakan khusus di luar jam pelajaran

tentang pendalaman atau penambahan materi pelajaran yang relevan dengan

materi kuliah dasar di PT dan dilaksanakan oleh PT. Model ini menuntut peserta

didik untuk datang ke PT dan melaksanakan perkuliahan layaknya mahasiswa.

C.

Karakteristik Program Pendalaman Minat.

Karakteristik Program Pendalaman Minat di SMA adalah sebagai berikut;

1. Melayani;

a. SMA dan Perguruan Tinggi memberikan kesempatan kepada peserta didik

yang berminat mengikuti program tersebut dengan cara; 1) mengikuti

seleksi pendalaman minat sesuai dengan mata kuliah yang akan diambilnya

di Perguruan Tinggi, 2) mengikuti seluruh kegiatan yang ditentukan, 3)

melanjutkan ke Perguruan Tinggi penyelenggara program pendalaman

minat.

b. PerguruanTinggi menyediakan materi pendalaman minat yang disusun dalam

Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang akan diajarkan oleh dosen dan/atau

(9)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

6

2. Mengikat;

a. Program Pendalaman Minat merupakan Program kerjasama antara SMA

dengan Perguruan Tinggi tertentu dan menjadi tanggungjawab bersama

antara SMA dan Perguruan Tinggi tersebut.

b. Peserta didik yang mengambil Program pendalaman minat adalah peserta

didik yang memiliki kemampuan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

bersama antara SMA dengan Perguruan Tinggi penyelenggara program

pendalaman minat.Peserta didik yang telah mengikuti program pendalaman

minat dan dinyatakan lulus,berhak untuk diterima di Perguruan Tinggi

(10)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

7

BAB III

STRATEGI IMPLEMENTASI PROGRAM PENDALAMAN MINAT

A.

Pengorganisasian

Program Pendalaman Minat merupakan program bersama antara SMA dan Perguruan

Tinggi tertentu yang dikoordinasikan oleh Direktorat Pembinaan SMA (PSMA),

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, bekerjasama sama dengan Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi. Direktorat PSMA dapat menunjuk SMA, atau sebaliknya

SMA yang mengajukan untuk melaksanakan program tersebut dengan kriteria yang

telah ditetapkan, dan Ditjen Dikti menunjuk Perguruan Tinggi pelaksana program

pendalaman minat.

B.

Pelaksanaan

Pada bahasan di Bab II dijelaskan bahwa pelaksanaan pendalaman minat dapat

dilakukan dengan tiga model, yaitu 1) terintegrasi dalam pembelajaran mata pelajaran

yang relevan, 2) terpisah dan dilaksanakan di SMA, dan 3) terpisah dan dilaksanakan di

Perguruan Tinggi. Program pendalaman minat tersebut nantinya akan dilaksanakan

secara teknis oleh SMA dengan PT yang membentuk kerjasama. Meskipun demikian,

sifat kerjasama tersebut melibatkan unsur yang lebih tinggi, yaitu Direktorat

Pembinaan SMA dan Direktorat Pendidikan Tinggi.

Bagan 1; Tahapan Pelaksanaan Pendalaman Minat di SMA

Penjelasan bagan:

Penjelasan gambar;

a. Analisis kompetensi mata pelajaran di SMA yang relevan dengan Kompetensi Mata Kuliah Dasar di Perguruan Tinggi

Analisis relevansi

kompetensi Mata

pelajaran di SMA

dengan materi

mata kuliah dasar

di Perguruan Tinggi

Penilaian dan

Pengakuan sks Mata

Kuliah Dasar oleh

Perguruan Tinggi

Kerjasama Dit. PSMA + Ditjen Dikti

Pelaksanaan

Pendalaman Minat

oleh Dosen

dan/atau guru

SMA yang dilatih

(11)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

8

1. Analisis Kompetensi

1) Direktorat PSMA bekerjasama dengan Perguruan Tinggi membentuk tim

yang ditugaskan untuk melakukan analisis relevansi kompetensi mata

pelajaran di SMA dengan Satuan Acara Perkuliahan Mata Kuliah Dasar di

Perguruan Tinggi untuk memperoleh bahan materi pendalaman yang sesuai

dengan satuan kredit semester yang harus ditempuh di Perguruan Tinggi.

2) Dari hasil analisis tersebut, Direktorat PSMA bersama Perguruan Tinggi

menentukan bahan materi pendalaman minat dan penghitungan jumlah

jam pelajaran yang disesuaikan dengan jumlah sks yang harus ditempuh di

Perguruan Tinggi.

Berikut adalah contoh hasil analisis KD mata kuliah Kalkulus 1 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Jurusan Pendidikan

Matematika dibandingkan dengan KD mata pelajaran Matematika di SMA

(12)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

9

(13)
(14)
(15)
(16)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

13

Catatan: *) materi yang belum diajarkan di SMA

Dari hasil analisis tersebut, terdapat irisan materi yang sangat besar

antara Matematika yang diajarkan di SMA dengan materi Kalkulus 1 yang

(17)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

14

1 yang belum diajarkan di SMA, yaitu Macam-macam Himpunan dan Diagram Venn, Fungsi Ganjil dan Genap, Turunan Tingkat Tinggi, dan materi Fungsi Implisit.

Memperhatikan irisan dan perbedaan tersebut, maka jika dilakukan

pendalaman terhadap materi irisan tersebut dan menambahkan materi

yang belum dipelajari seperti tercantum pada tabel 1 di atas, dengan jam

belajar selama 4 x 45 menit (jam pendalaman minat), maka peserta didik

di SMA sudah dapat “menabung” 3 sks di semester 1 jurusan Pendidikan

Matematika di UPI untuk mata kuliah Kalkulus 1.

Hasil analisis matapelajaran lain pada lampiran 1.

2. Pelaksanaan

1) SMA melakukan sosialisasi program pendalaman minat kepada seluruh

peserta didik kelas XII dan orang tua.

2) SMA bekerjasama dengan Perguruan Tinggi melakukan seleksi terhadap

peserta didik yang mendaftar untuk mengikuti pendalaman minat, dan

menentukan peserta didik yang diterima.

3) SMA bekerjasama dengan Perguruan Tinggimelaksanakan pendalaman

materi mata pelajaran di SMA sebagai mata kuliah dasar di Perguruan

Tinggi kepada peserta didik yang dinyatakan diterima pada seleksi

program pendalaman minat.

4) PT menyediakan dosen yang harus mengajar peserta didik yang memilih

pendalaman minat mata pelajaran tersebut di atas, atau melatih guru SMA

yang bersangkutan untuk menyampaikan materi sesuai Satuan Acara

Perkuliahan (SAP).

5) SAP yang berkaitan dengan materi pendalaman, atau materi tambahan

yang tidak ada di SMA, disediakan oleh PT.

3. Penilaian dan Pengakuan sks

1) PT melakukan penilaian terhadap keberhasilan peserta didik dalam

pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga dapat diakui

sebagai satuan kredit semester Mata Kuliah Dasar yang telah ditempuh.

2) Perguruan Tinggi memberikan pengakuan secara tertulis terhadap

pendalaman materi mata pelajaran tersebut sebagai sks yang telah

(18)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

15

dan memasuki Perguruan Tinggi tersebut tidak perlu lagi mengikuti mata

kuliah dasar.

C.

Model Belajar di SMA Pelaksana Pendalaman Minat

Dengan adanya Program Pendalaman Minat di SMA, maka ada 2 (dua) model belajar

peserta didik di SMA seperti terlihat pada Bagan 2 berikut:

Bagan 2: Model belajar peserta didik Penjelasan Bagan 2:

1. Peserta didik kelas XII di SMA dapat meneruskan satu mata pelajaran lintas

minatnya sesuai dengan mata pelajaran lintas minat yang telah dipilihnya di kelas

XI. Khusus untuk peserta didik yang mengambil pendalaman minat dalam mata

pelajaran tertentu dapat mengikuti program tersebut dengan pola/model program

yang telah ditetapkan SMA dengan Perguruan Tinggi mitra. Dengan demikian

terdapat dua kelompok belajar di kelas XII, yaitu;

a. Kelompok pertama terdiri atas peserta didik yang mengikuti pembelajaran

reguler penuh sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku di SMA

tersebut mulai kelas X sampai kelas XII seperti biasa.

b. Kelompok kedua adalah peserta didik yang mengikuti Program Pendalaman

Minat dengan memilih mata kuliah dasar yang ditawarkan PT melalui SMA,

relevan dengan mata pelajaran yang ada di kurikulum SMA, sehingga

terdapat irisan materi mata pelajaran di SMA dengan materi mata kuliah di

PT. Irisan ini merupakan “tabungan sks” dari mata kuliah dasar di PT,

sehingga pada saat peserta didik menjadi mahasiswa tidak lagi mengambil

mata kuliah yang sama di PT.

Pesert a Didik

SMA

Non Program Pendalaman

Minat

Mapel SMA + Program Pendalaman

(19)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

16

2. Setelah lulus SMA, peserta didik yang ada di kelompok pertama akan memasuki PT

tersebut dengan melalui tahapan yang diberlakukan oleh PT secara umum pada

tahun pelajaran tersebut, sedangkan peserta didik dari kelompok kedua dapat

memasuki perguruan tinggi mitra tanpa melalui prosedur umum atau tes (seleksi

masuk PT), tetapi langsung diterima PT tersebut sebagai mahasiswa baru dengan

memiliki tabungan sks hasil pendalaman minat untuk mata kuliah dasar tertentu di

program studi tertentu.

D.

Mekanisme Pelaksanaan Program Pendalaman Minat di SMA

Penyelenggaraan Program Pendalaman Minat di SMA dapat dilaksanakan dengan

mekanisme sebagai berikut:

1. Dit. PSMA bersama Ditjen Dikti membuat perjanjian kerja sama (MoU) tentang

pelaksanaan Program Pendalaman Minat di SMA yang memuat hak dan kewajiban

masing-masing, untuk disosialisasikan ke SMA.

2. Dit. PSMA menunjuk SMA (atau SMA dapat mengajukan diri) untuk melaksanakan

pendalaman minat dengan PT yang ditunjuk Ditjen Dikti sesuai perjanjian (MoU) di

atas.

3. Perguruan Tinggi menyediakan Dosen untuk mengajar di SMA, atau melatih guru

SMA sebagai mentor untuk melaksanakan pembelajaran/perkuliahan program

pendalaman minat dan menyediakan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) untuk setiap

mata pelajaran/mata kuliah sesuai dengan ketentuan.

4. SMA bersama Perguruan Tinggi membuat perjanjian kerjasama tentang

pelaksanaan program Pendalaman Minat di SMA yang memuat antara lain:

a. Jadwal dan strategi pelaksanaannya

b. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai dosen/mentor/guru

pelaksana

c. SAP mata kuliah sesuai dengan hasil analisis

d. Pendanaan dan sarana-prasarana

e. Penilaian/ujian

5. PT melakukan penilaian terhadap siswa yang telah menempuh mata

pelajaran/mata kuliah tertentu pada program ini dan memberikan keterangan yang

merupakan pengakuan terhadap sks mata kuliah di tingkat dasar PT tersebut.

(Penilaian ini bukan penilaian untuk LCK, karena penilaian LCK sepenuhnya adalah

(20)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

17

6. Setelah peserta didik yang mengikuti program pendalaman minat dinyatakan lulus

dari SMA, maka ia berhak untuk diterima di PT mitra SMA tersebut.

E.

Kriteria SMA Pelaksana Pendalaman Minat

1. Sekolah memiliki Guru dengan Komitmen yang tinggi dari semua warga sekolah

terhadap pelaksanaan program.

2. Sekolah memiliki prestasi akademik peserta didik di atas rata-rata.

3. Sekolah mendapat dukungan yang kuat dari orang tua, Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota, serta Pemerintah Daerah.

4. Sekolah memiliki lulusan yang diterima di PT minimal 25 persen dalam 3 (tiga)

tahun terakhir

5. Ketentuan lain yang disyaratkan PT mitra

F.

Kriteria Peserta Didik

1. Peserta didik memiliki nilai baik dalam sikap dan perilaku yang

direkomendasikan oleh Dewan Guru serta memiliki minat dan bakat pada mata

pelajaran di SMA yang relevan dengan mata kuliah dasar di PT dengan nilai

3,67.

(21)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

18

BAB IV

PENUTUP

Keberhasilan kegiatan Model Program Pendalaman Minat di SMA sangat dipengaruhi

oleh kualitas keseluruhan proses pengelolaannya dan kerjasama antara SMA dan

Perguruan Tinggi yang ada didaerahnya masing- masing dengan dukungan orang tua

peserta didik, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi ,

Direktorat PSMA dan Ditjen Perguruan Tinggi.

Oleh karena itu, agar program Pendalaman Minat di SMA dapat terlaksana secara

efektif dan efisien serta mencapai hasil yang optimal (tepat sasaran, tepat waktu dan

tepat guna), diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak yang terkait untuk secara

bersama-sama mengupayakan kelancaran dan keberhasilan keseluruhan proses

Pendalaman Minat, serta pertanggungjawaban semua pihak sesuai dengan tugas,

fungsi dan kewenangan masing-masing dengan tetap memperhatikan berbagai

ketentuan perundangan yang berlaku.

Melalui naskah ini diharapkan terdapat gambaran tentang mekanisme dan prosedur

penyelenggaraan Pendalaman Minat yang dilaksanakan oleh SMA dan Perguruan Tinggi

(22)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

19

DAFTAR PUSTAKA

ABC Newsmagazine (2001)

Anne Arundel County Public School (2013).Program Advanced Placement,

Kemendikbud (2013).Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Struktur dan Kerangka Dasar Kurikulum SMA/MA.

Kemendikbud (2013).Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.

Kemendikbud (2013).Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Maryland State Department of Education (2013).Advanced Placement.

Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung (2013). Fakultas MIPA. Satuan acara Perkuliahan.

Universitas Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung (2013). Jurusan Pendidikan Matematika.

Satuan acara Perkuliahan.

Universitas Djenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto (2013). Fakultas MIPA. Satuan acara Perkuliahan.

(23)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

20

Lampiran 1.

Contoh Hasil Analisis mata pelajaran Biologi di SMA digandengkan dengan Mata

Kuliah Biologi Dasar Univesitas Soedirman.

Kompetensi

biologi umum Biologi

(24)
(25)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

22

Isolasi geografik

(26)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

23

Kompetensi

Dasar di PT

Kompetensi Dasar di SMA

Pokok

Bahasan di PT Topik di SMA

Bahan Pendala man 2. Menjelaskan

hubungan ekologi dengan ilmu pangan Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Memahami definisi bioteknologi 2. Menjelaskan tahap-tahap bioteknologi modern 3. Menjelaskan

bioteknologi di bidang pangan

KD Yang bersesuaian :

3.10 4.10

Bioteknologi

Dari hasil analisis tersebut, dengan penambahan materi Biologi Umum, Sel (Struktur dan Fungsi, Bioenergetik Sel), Biologi transformasi energi dan pertukaran energi, Mitosis dan Meosis, Gen (Struktur dan Fungsi, Organ) Tanaman (Struktur dan Fungsi, Sistem dalam tubuh makhluk hidup, Sistematika tumbuhan dan

Evolusi, Ekologi, dan Bioteknologi), serta pendalaman materi lain yang telah

dipelajari di SMA seperti tercantum di tabel 2 di atas, maka dengan belajar

selama 4 x 45 menit (jam pendalaman minat) per minggu peserta didik di SMA

sudah dapat menabung 3 sks untuk mata kuliah Biologi Dasar di Universitas

Soedirman.

Analisis yang sama dapat dilakukan pada mata pelajaran Kimia dan Fisika di SMA

dengan mata kuliah dasar di PT yang lain, sehingga diperoleh materi pendalaman

dan/atau materi tambahan untuk diakui sebagai mata kuliah dasar dengan jumlah

kredit tertentu, seperti contoh pada tabel .

Dengan melakukan analisis yang sama terhadap seluruh materi yang tercakup pada

Kompetensi Dasar Matematika di SMA, dan materi Mata Kuliah Dasar lain untuk

seperti contoh pada tabel 1 dan tabel 2 di atas, maka dapat diperoleh mata kuliah

(27)

@2015, Dit. Pembinaan SMA

24

Tabel 3: contoh Mata Kuliah yang dapat diambil sebagai materi pendalaman minat

di SMA

PT Mata Kuliah

Materi Pendala man

Materi Tambahan

Jumlah jampel/sks

UPI 1. Kalkulus 1 Semua

materi yang relevan

1. Himpunan dan Diagram Venn 2. Fungsi

Implisit

4 jampel/3 sks

2. Statistika idem 1. ... (Sesuai hasil analisis)

4 jampel/2 sks

3.

Dasar-dasar Geometri

idem ... 4 jampel/2 sks

dst

UNPAD 1.

Matematika Dasar

idem .... 4 jampel/2 sks

2. ... dst

UNSOED Biologi Dasar idem 1. Sel 2. Mitosis 3. ...

(28)

Gambar

Tabel 3: contoh Mata Kuliah yang dapat diambil sebagai materi pendalaman minat

Referensi

Dokumen terkait

apakah yang dimaksudkan dengan bidang politik itu sendiri.. orang Bidayuh dalam politik Sarawak ialah sesuatu yang baru dan boleh.. dikatakan masih dalam peringkat

 7  !ukan untuk pega6ai atau sta# yang 7  !ukan untuk pega6ai atau sta# yang ter!a6ah atapun area khusus tapi untuk ter!a6ah atapun area khusus tapi untuk. semua lapisan,

Terjadinya kebakaran listrik yang disebabkan oleh arus listrik yang tidak terkendali dapat disebabkan oleh unsur manusia pemakai energi listrik, pemasangan instalasi listrik

Jadi yang menjadi syarat pemukiman dalam penelitian dampak aktivitas pasar kaget Musyawarah terhadap kondisi lingkungan pemukiman di RW 02 Kelurahan Kebon Jeruk

Di sisi lain, Bowles dan Gintis, (1976) dalam Fullan (1991) menyatakan bahwa reformasi pendidikan seharusnya mampu menjawab seberapa jauh sistem yang ada mampu menyiapkan

Berikut ini merupakan tahapan persiapan pembukaan lahan tanaman kelapa sawit yang dilakukan pada perkebunan petani swadaya di Kecamatan Lubuk Dalam Kabupaten Siak

Pada pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel profesionalisme dan insentif masing – masing berpengaruh terhadap kinerja

Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan