• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - IMPLEMENTASI TEORI HUMANISTIK DENGAN PEDEKATAN ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA (Study Multi Kasus di SMK NU Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - IMPLEMENTASI TEORI HUMANISTIK DENGAN PEDEKATAN ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA (Study Multi Kasus di SMK NU Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulun"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan

di atas, yang mana penelitian ini berusaha untuk mendapatkan informasi yang

lengkap dan mendalam mengenai Implementasi Teori Humanistik Dengan

Pedekatan Active Learning Dalam Pembelajaran PAI di SMK NU

Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung.

Maka dari itu, peneliti menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan

kualitatif. Sebagaimana menurut Patton bahwa metode kuwalitatif adalah

untuk memahami fenomena yang sedang terjadi secara natural (alamiah)

dalam keadaan-keadaan yang sedang terjadi secara alamiah. Konsep ini lebih

menekankan pentingnya sifat data yang diperoleh oleh penelitian kualitatif,

yakni data alamiah. Data alamiah ini utamanya diperoleh dari hasil ungkapan

langsung dari objek peneliti. Sebagaimana dikatakan oleh Patton (1980:30)

bahwa data kualitatif adalah apa yang dikatakan oleh orang-orang yang

diajukan seperangkat pertanyaan oleh peneliti. Apa yang orang-orang katakan

itu menurutnya sumber utama data kualitatif, apakah apa yang mereka katakan

diperoleh secara verbal melalui suatu wawancara atau dalam bentuk tertulis

melalui analisis dokumen, atau respon survei.92

92

Rulam Ahmadi, Memahami Metodologo Penelitian Kualitatif, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), 3.

(2)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagaimana yang

dikatakan oleh Sterauss menyatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah

penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang menghasilkan

temuan-temuan yang tidak diperoleh oleh alat-alat prosedur statistik atau alat-alat

kuantifikasi lainya. Hal ini dapat mengarah pada penlitian tentang kehidupan,

sejarah, perilaku seseorang atau hubungan-hubungan interaksional.93

Alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif yakni berdasarkan

tujuan daripada penelitian peneliti itu sendiri yakni ingin mengungkapkan

Implementasi Teori Humanistik Dengan Pedekatan Active Learning Dalam

Pembelajaran PAI di SMK NU Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung

sehingga nantinya peneliti mendapatkan banyak informsi yang lengkap dan

mendalam.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan

(field research) dengan menggunakan rancangan multi kasus dimana subjek

yang diteliti adalalah SMK NU Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung. Ini

sesuai dengan pengertian bahwa studi multi kasus tidak hanya dipersyaratkan

memiliki dua atau lebih situs penelitian, melainkan situs- situs yang

dipersyaratkan memiliki perbedaan substansi, sehingga mengenalkan studi

kasus tunggal yang dilakukan pada dua kasus atau lebih kasus untuk kemudian

dianalisis secara lintas kasus.94

Penggunaan rancangan penelitian ini adalah sesuai dengan karakteristik

dari kasus-kasus penelitian yang memiliki banyak perbedaan. Perbedaan

93Ibid , hal. 2.

94

(3)

tersebut meliputi; 1) sekolah yang berlatar belakang berbeda yaitu sekolah

menengah kejuruan Nahdhotul ulama’ dan sek0lah kejuruan sore, 2) status

sekolah yang berbeda yaitu berlatar belakangkan NU dan umum., 3) iklim

sekolah yang berbeda, di SMK NU Tulungagung lebih cenderung pada iklim

keagamaan.

B. Kehadiran Peneliti

Penelitian dalam pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif

menonjolkan kapasitas jiwa raga dalam mengamati, bertanya, melacak dan

mengabstraksi suatu fenomena. Dalam penelitaian kualitatif, peneliti sendiri

atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Oleh

karena itu, peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat peneliti.

Peneliti terjun langsung ke lapangan dan mengadakan observasi dan

wawancara kepada kepala SMK NU Tulungagung dan SMK Sore

Tulungagung, Guru yang bersangkutan, dan pelaku lain yang berhubungan

dengan penelitian ini. Kehadiran peneliti di lapangan merupakan hal yang

paling penting, sebab peneliti merupakan instrumen mutlak. Penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif yang pada prinsipnya menekankan latar

yang alamiah, sehingga sangat penting kehadiran peneliti untuk melihat dan

mengamati latar alamiah SMK NU Tulungagung dan SMK Sore

(4)

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di di SMK NU Tulungagung dan SMK Sore

Tulungagung. Yang bertempat tidak jauh dari keramaian artianya tidak jauh

dari pusat kota.

SMK NU Tulungagung merupakan salah satu lembaga yang cukup

signifikan bekembang yang ada di Kecamatan Boyolangu Tulungagung.

Lembaga ini berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU.

Sejak tahun 2012-an SMK NU ini sangat cepat berkembang dan kualitas

peserta didik di lembaga ini juga mengalami peningkatkan yang cukup baik.

Peneliti menganggap bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari upaya-upaya

guru diantaranya adalah guru dalam proses pembelajaran.

SMK NU Tulungagung dibilang cepat perkembanganya, meskipun baru

bediri 3 tahun, namun tiap tahunya memiliki perkembangan yang signifikan,

terbukti jumlah siswa tiap tahunya terus meningkat dan upaya penambahan

gedungpun terus dilakukan pihak sekolahan. Karena masa sekarang SMK

yang besbasis islam sangat diminati oleh masyarakat mengingat bahwa arus

globalisai menuntut hidup harus seimbang dengan kemajuan teknologi.

Sehingga masyarakat mulai berfikir antara agama dan perkembangan

teknologi harus simbang.

SMK NU yang notabenya adalah sekolah yang berada dibawah naungan

Lembaga Ma’arif NU yang sudah tentu memiliki latar belakang PAI yang

yang kuat sehingga nanti diharapakan setelah lulus sekolah mampu member

(5)

yang rumahnya jauh diarahkan untuk mukim dipindok pesantren sebagai

tempat memperdalam ilmu-ilmu agama, sehingga ini sangat mendukung

sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya PAI.

Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau juga tidak menjadi kendala

bagi siswa yang rumahnya jauh, karena sekolah mengarahkan siswanya untuk

mukim diasrama pondok yang juga tidak jauh dari sekolah. Kerja sama dan

komunikasi antara pondok dan sekolahpun sudah terjalin baik dan sepakat

untuk mendidik bersama-sama.

Disisi lain, dalam menigkatkan prestasi siswa selain dalam bidang agama

pihak sekolah juga melakukan trobosan-trobosan guna menambah wawasan

dan pengetahuan siswa, seperti bekerja sama dengan BLK, Madu TV, diler

Armada dan lain sebagainya.

Adapun hal yang memotivasi kehadiran peneliti di lokasi penelitian ini

adalah karena SMK NU Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung dilatar

belakangi oleh beberapa pertimbangan, yaitu kekhasan, kemenarikan,

keunikan dan sesuai dengan topik penelitian ini.

D. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana

data dapat diperoleh. Adapun sumber data menurut Ahmat Tanzeh sumber

data dalam penelitian ada dua macam, yakni sumber data insani dan sumber

data noninsani. Sumber data insani berupa orang yang dijadikan informan dan

(6)

permasalahan yang ada. Sumberdata noninsani berupa dokumen yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.95

Adapun sumber data penelitian ini berdasarkan rumusan masalah dan

pendapat diatas adalah:

1. Data insani

Data insani dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

hasil wawancara peneliti dengan berbagai informan, yakni:

a. Kepala SMK NU Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung .

b. Guru yang menjadi tenaga pengajar di SMK NU Tulungagung dan

SMK Sore Tulungagung.

c. Siswa SMK NU Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung.

d. Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan/observasi mengenai

kondisi SMK NU Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung,

keadaan Siswa, aktivitas siswa, pola hidup dan tingkah laku siswa dan

kegiatan yang berlangsung di SMK NU Tulungagung dan SMK Sore

Tulungagung.

2. Data noninsani

Data noninsani biasanya telah disusun dalam bentuk

dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatau daerah, data

mengenai produktifitas suatu perguruan tinggi, data mengenai persediaan

pangan disuatu daerah dan sebagainya. Data noninsani digunakan untuk

melengkapi data insani yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari

95

(7)

pihak yang berkaitan, berupa data dan surat-surat, seperti notula rapat

perkumpulan sampai dokumen resmi dari berbagai instasi pemerintah.

Data dalam penelitian ini juga berupa dokumen tentang sejarah dan profil

SMK NU Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung, visi, misi,

kurikulum, dan kegiatan siswa serta berbagai literatur yang relevan yang

berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Semua orang dapat mencari data dalam suatu kegiatan penelitian, tetapi

tidak semua orang mampu memilih data yang relavan dengan topik penelitian,

melakukan pembahasan, melakukan analisis yang akhirnya mampu membuat

kesimpulan yang berkaitan dengan hipitesis.96

Dalam penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada natural setting

(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data

lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation),

wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi.97

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti

meliputi:

1. Observasi partisipatif

Isitilah observasi diturunkan dari bahasa Latin yang berarti

melihat” dan “memperhatikan”.Istilah observasi diarahkan pada

96

Sukandarrumidi, Metodologi penelitian, (Jogjakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), 69.

97

(8)

kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul,

dan mempertimbangkan antar asapek dalam fenomena tersebut.98Guba

dan Linclon menyebutkan observasi dalam penelitian kualitatif yaitu ada

beberapa alasan mengapa penelitian kualitatif menggunakan pengamatan:

a. Pengamatan berdasarkan pada pengamatan langsung, dan

pengalaman langsung dinilai merupakan alat yang ampuh untuk

memperoleh kebenaran. Apabila informasi yang diperoleh kurang

meyakinkan maka peneliti dapat melakukan pengamatan sendiri

secara langsung untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

b. Dengan pengamatan, dimungkinkan melihat dan mengamati sendiri,

kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang

sebenarnya.

c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa yang

berkaitan dengan pengetahuan yang relavan maupun pengetahuan

yang diperoleh dari data.

d. Sering terjadi keragu-raguan pada peneliti terhadap informasi yang

diperoleh yang dikarenakan kekhawatiran adanya bias atau

penyimpangan. Bias atau penyimpangan dikarenakan karena

informan kurang mengingat peristiwa yang terjadi atau adanya jarak

spikologis antara peneliti dengan yang diwawancarai. Jalan yang

terbaik untuk menghilangkan keraguan-keraguan tersebut, biasanya

peneliti memanfaatkan pengamatan.

98

(9)

e. Pengamatan peneliti memungkinkan mampu memahami

situasi-situasi yang rumit. Situasi yang rumit mungkin terjdi jika peneliti

ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. Jadi,

pengamatan dapat menjadi alat yang ampuh untuk situasi-situasi yang

rumit dan untuk perilaku yang kompleks.

f. Kasus-kasus tertentu ketika teknik komunikasi lainya tidak

dimungkinkan, pengamatan menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Misalkan, seseorang mengamati perilaku bayi yang belum bisa

berbicara atau mengamati orang-orang yang luar biasa, dan

sebagainya.99

Susan Staiback dalam bukunya Sugiono menyatakan “in

participanobservation, the researcher, observes wha people do,

listen to what they say, and participates in their activites” Dalam

observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan

orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan

berpartisipasi dalam aktivitas mereka.100

Dengan metode ini peneliti berharap dapat mengumpulkan

data-data dengan jalan menjadi partisipan secara langsung dan sistematis

terhadap objek yang diteliti secara alamiah, dengan cara mendatangi

secara langsung lokasi penelitian yaitu SMK NU Tulungagung dan SMK

Sore Tulungagung untuk memperhatikan Implementasi Teori Humanistik

Dengan Pedekatan Active Learning Dalam Pembelajaran PAI di SMK

99Ibid.

, 144-145.

100

(10)

NU Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung. Selain itu, metode

observasi juga bisa digunakan untuk mengamati kondisi sekolah, serta

sarana dan prasarana sekolah.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi partisipan

tahap pertama, yaitu dimulai dari observasi deskriptif secara luas dengan

menggambarkan secara umum situasi kedua lembaga tersebut. Tahap

selanjutnya dilakukan dengan observasi terfokus untuk melihat hal-hal

yang terkait dengan fokus penelitian, yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pemeriksaan, dan penerapan strategi benchmarking dalam

meningkatkan kinerja. Tahap terakhir setelah melakukan analisis dan

observasi berulang-ulang, lalu dilakukan penyempitan lagi dengan

observasi selektif dengan mencari perbedaan di antara kategori-kategori,

seperti perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan, dan penerapan strategi

benchmarking dalam meningkatkan kinerja. Semua hasil

observasi/pengamatan dicatat dan direkam sebagai pengamatan lapangan

(field note), yang selanjutnya dilakukan refleksi.

2. Wawancara mendalam (indepth interview)

Dalam pelaksanaan penelitian, interview bukan alat yang terpisah

atau khusus, melainkan merupakan suplemen bagi metode dan teknik

lainnya. Interview adalah pengumpulan data dengan mengajukan

(11)

responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan

alat perekam (tape recorder).101

Wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam

(indepth interview). Sudarwan Danim menjelaskan bahwa pada

penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua

cara. Pertama, wawancara sebagai strategi utama dalam mengumpulkan

data. Pada kontek ini catatan dalam lapangan yang diperoleh berupa

transkip wawancara. Kedua, wawancara sebagai penunjang teknik lain

dalam mengumpulkan data, seperti observasi partisipan, analisis

dokumen, dan fotografi.102

Dalam hal ini penulis enggunakan dua cara tersebut, wawancara

sebagai strategi utama dalam pengumpulan data igunakan untuk

mengungkap seluk beluk Implementasi Teori Humanistik Dengan

Pedekatan Active Learning Dalam Pembelajaran PAI untuk

meningkatkan prestasi siswa. Sedangkan wawancara sebagai penunjang

teknik lain digunakan untuk membantu saat dilakukanya pengamatan,

karena pengamatan tanpa wawancara akan terlihat kaku. Informasi yang

diperoleh dari wawancara tersebut dicatat oleh peneliti dan selanjutnya

dituangkan dalam catatan lapangan (field notes).

Untuk melakukan wawancara agar lebih sistematis dan terarah

maka terlebih dahulu dipersiapkan bahan-bahan yang diangkat sesuai

dengan isu-isu yang dieksplorasi sebelumnya, ini dapat dilakukan dengan

101

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Soial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 67.

102

(12)

membuat pedoman wawancara, namun dalam pelaksanaan wawancara

tersebut pedoman yang telah dipersiapkan dapat dikembangkan sesuai

dengan respon dari informan sehingga hasil wawancara lebih koherensi.

Wawancara bisa dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu, atau

dapat pula dilakukan secara spontan sesuai dengan kesempatan yang

diberikan oleh informan. Untuk merekam hasil wawancara dengan seizin

informan, peneliti dapat menggunakan alat bantu berupa buku catatan

dan tape recorder. Secara umum langkah-langkah wawancara dalam

penelitian ini dilakukan dengan urutan : 1) menetapkan siapa informan

wawancara, 2) menyiapkan bahan untuk wawancara, 3) mengawali dan

membuka wawancara, 4) melangsungkan wawancara, 5) mengkonfirmasi

hasil wawancara, 6) menulis hasil wawancara, 7) mengidentifikasi tindak

lanjut hasil wawancara.

Secara aplikatif, dalam wawancara mendalam ini setelah

wawancara dengan informan pertama dianggap cukup, kemudian peneliti

meminta untuk ditunjukkan informan berikutnya yang dianggap memiliki

informasi yang dibutuhkan dan melakukan wawancara secukupnya.

Demikian seterusnya sampai diperoleh informasi yang dapat menjawab

fokus penelitian.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang

tidak langsung ditujukan kepada subjek peneliti.Dokumen yang diteliti

(13)

Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika

dokumen ini ditulis oleh orang yang langsung mengalami peristiwa; dan

dokumen sekunder, jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang

selanjutnya ditulis oleh orang lain. Oto biografi adalah contoh dokumen

primer dan biografi seseorang adalah contoh dokumen sekunder.103

Metode dokumentasi ini dipilih, sebab tanpa dokumentasi maka

analisis penelitian tidak akan berjalan meskipun dokumentasi bukanlah

hal yang pokok dalam berjalannya penelitian akan tetapi dokumentasi

merupakan penunjang yang penting berjalanya penelitian. Salah satu

dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi

dari pihak madrasah yang berupa arsip dan sebagianya kemudian

foto-foto selama penelitian berlangsung dan catatan lapangan atau hasil

wawancara yang nantinya akan diolah menjadi analisis data.

Dokumen disini bisa berupa foto, dokumen lembaga, transkip

wawancara. Sedangkan instrumen dalam penelitian ini, sesuai dengan

sifat penelitian kualitatif maka instrumen pokoknya adalah peneliti

sendiri dibantu dengan alat seperti buku catatan, kamera, tape recorder

serta alat-alat lain yang mendukung tercapainya data yang diinginkan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian karena

dari analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan substantif maupun

103

(14)

formal. Selain itu, analisis data kualitatif sangat sulit karena tidak ada

pedoman buku, tidak berproses secara linier, dan tidak ada aturan-turan yang

sistematis. Pada hakekatnya, analisis data adalah sebuah kegiatan untuk

mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan

mengategorikanya sehingga diproleh suatu temuan berdasarkan fokus atau

masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data

kualitatif yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa

disederhanakan dan akhirnya bisa dipahami dengan mudah.104

Sesuai dengan pendekatan dan jenis penelitian yang telah dijelaskan, maka

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menjawab

rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam

proposal.105 Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh umumnya adalah

data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik

analisisi data yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh karena itu

sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis.106

Seperti yang dinyatakan Nasution dalam bukunya Sugiono “Melakukan

analisis merupakan pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis

memerlukan daya kreatif serta kemampuan yang intelektual yang tinggi. Tidak

ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga

setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan

104

Gunawan, Metode Penelitian, 209.

105

Sugiono, Memahami Penelitian, 87.

106

(15)

sifat penelitianya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti

yang berbeda”.107

Analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai

dari deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empiris. Peneliti terjun ke

lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan

dari fenomena yang ada di lapangan.108 Namun, analisis data dalam penelitian

kualitatif juga dapat dilakukan peneliti sebelum memasuki lapangan, selama di

lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis data sebelum di lapangan

masih bersifat sementara dan akan berkembang sesuai keadaan di lapangan.

Sedangkan analisis data di dalam penelitian ini akan dilakukan bersamaan

dengan proses pengumpulan data. Terakhir analisis setelah di lapangan,

analisis yang dilakukan setelah data dari lapangan terkumpul. Dengan

demikian, temuan penelitian di lapangan kemudian dibentuk menjadi teori,

hukum, bukan dari teori yang telah ada melainkan dikembangkan dari data di

lapangan.109

Seperti telah dipaparkan diatas, penelitian ini dilakukan dengan rancangan

multi kasus sehingga dalam menganalisis data dilakukan dua tahap yaitu:

1. Analisis kasus tunggal

Analisis data kasus tunggal dilakukan pada masing-masing objek

yaitu SMK NU Tulungagung dan SMK Sore tulungagung. Analisis

dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data serta saat data sudah

terkumpul. Dalam melakukan analisis data di masing-masing lembaga,

107

Ibid., 88.

108

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 38.

109

(16)

peneliti menggunakan prosedur atau langkah-langkah teknik analisa data

tersebut sebagai berikut:110

a. Data reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan member gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencari bila diperlukan sehingga dengan reduksi ini

penulis akan mudah melakukan penarikan kesimpulan.

b. Data display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchard dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data,

maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami

tersebut. Sehingga dengan langkah ini dapat mempermudah

pemahaman penulis terhadap masalah yang dihadapi dan kesimpulan

yang diambil penulis bukan kesimpulan yang gegabah atau buru-buru.

110

(17)

c. Menarik kesimpulan (Conclution drawing/verification)

Analisis data (Data Analysis) yang digunakan oleh peneliti

seperti yang diungkapkan oleh (Miles & Huberman)111. Ada tiga sub

proses yakni, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Proses ini dilakukan sebelum tahap pengumpulan data, persisnya pada

saat menentukan rancangan dan perencanaan penelitian; sewaktu

proses pengumpulan data sementara dan analisis awal; serta setelah

tahap pengumpulan data akhir.

Pada tahap awal, tahap ini peneliti mengumpulkan semua data

yang ditemukan di lapangan baik melalui observasi, wawancara yang

mendalam serta dokumentasi tanpa dilakukan pemilahan.

Tahap kedua, adalah reduksi data, pada tahap ini peneliti akan

membuang data yang tidak diperlukan dan hanya memfokuskan data

sesuai dengan fokus masalah yang digali yakni tentang; mengungkap

implementasi teori humanistik dengan pendekatan active learning di

SMK NU Tulungagung dan SMK Sore Tulungagung.

Tahap ketiga, adalah penyajian data, setelah dilakukan tahap

ini peneliti memaparkan temuan di lapangan sesuai dengan fokus

masalah.

Tahap terakhir, adalah penarikan kesimpulan. Setelah

dilakukan pengecekan sejawat, triangulasi data, dan penindak lanjutan

terhadap temuan-temuan maka, peneliti akan mendeskripsikan temuan

111

(18)

ke dalam sebuah kesimpulan. Kesimpulan yang diambil akan menjadi

temuan konseptual yang berpedoman pada nilai realitas dan bersifat

empirik.

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles

dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Penarikan

kesimpulan dan verifikasi ini proses terakhir dan terpenting penulis

lakukan dalam analisis data kualitatif. Kesimpulan yang diambil harus

dapat diuji kebenaranya dan kecocokanya sehingga menunjukkan

keadaan yang sebenarnya.

Kegiatan analisis tersebut dapat dilihat dalam gambar 1.2

berikut ini:

Gambar 1.2 Teknik Analisis Data Kasus Tunggal Pengumpulan

data

Kesimpulan:

Penggambaran/

verifikasi Reduksi data

(19)

2. Analisis data lintas kasus

Analisis data lintas kasus bertujuan untuk membandingkan dan

memadukan temuan yang diperoleh dari masing-masing kasus. Secara

umum, proses analisis data lintas kasus mencakup kegiatan sebagai

berikut: (1) merumuskan proposisi bedasarkan temuan kasus pertama

kemudian dilanjutkan kasus kedua, 2) membandingkan dan memadukan

temuan teoritik dari kedua kasus penelitian, 3) merumuskan simpulan

teoritis bedasarkan analisis lintas kasus sebagai temuan akhir dari kedua

kasus penelitian. Kegiatan analisis lintas kasus penelitian ini digambarkan

(20)

Gambar 1.3 Analisis data lintas kasus Implementasi Teori Humanistik Dengan

Pedekatan Active Learning untuk meningkatkan

prestasi siswa di SMK NU Tulungagung dan

SMK Sore Tulungagung

Kasus I, Implementasi Teori

Humanistik Dengan

Pedekatan Active Learning

untuk meningkatkan prestasi

siswa di SMK NU

Tulungagung

Kasus II, Implementasi

Teori Humanistik Dengan

Pedekatan Active Learning

untuk meningkatkan

prestasi siswa di SMK Sore

Tulungagung

Pengumpulan data kasus I

Analisis data kasus I

Pengumpulan data kasus II

Temuan sementara kasus I

Analisis data kasus II

Temuan sementara kasus II

Analisis data lintas kasus

Temuan akhir Temuan sementara

(21)

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian setiap hal temuan harus dicek keabsahan supaya dapat

dipertanggung jawabkan kebenaanya dan dapat dibuktikan keabsahanya.

Jangan sampai data yang kita sajikan nanti menjadi sebuah kekeliruan. Untuk

mengecek keabsahan ini, teknik yang dipakai oleh peneliti adalah:

1. Teknis trigulasi lebih mengutamakan efektifitas proses dan hasil yang

diniginkan. Oleh karena itu, trigulasi dapat dilakukan dengan menguji

apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan

baik, Seperti:

a) Umpamanya peneliti menggunakan wawancara mendalam dan

observasi partisipasi untuk pengumpulan data.Pastikan apakah setiap

hari telah terhimpun catatan harian wawancara dengan informan serta

catatan harian obsrvasi.

b) Setelah itu dilakukan uji silang terhadap materi catatan-catatan harian

itu untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara

catatan harian wawancara dan dan catatan harian observasi. Apabila

ternyata antara catatan harian kedua metode ada yang tidak relavan,

peneliti harus mengonfirmasi perbedaan itu kepada informan.

c) Hasil konfirmasi itu perlu diuji lagi dengan informasi-informasi

sebelumnya karena bisa jadi hasil konfirmasi itu bertentangan dengan

informasi-informasi yang telah dihimpun sebelumnyadari informan

atau dari sumber-sumber lain. Apabila ada yang berbeda, peneliti perlu

(22)

sumber berbedaan dan materi perbedaanya, kemudian dilakukan

konfirmasi dengan informan dan sumber-sumber lain.112

2. Pengecekan teman sejawat. Teman sejawat adalah sesama peneliti atau

ahli yang sama sekali tidak terlibat dalam penelitian ini. Pengecekan ini

dimaksudkan untuk mendapatkan masukan, kritik, penajaman sudut

pandang lain atas hasil-hasil penelitian.113

H. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian peneliti melakukan beberapa tahapan,

diantaranya:

1. Tahap persiapan, meliputi:

a. Pengajuan judul dan proposal pada pihak kajur

b. Konsultasi proposal pada pihak pembimbing

c. Melakukan kajian pustaka yang sesuai dengan judul penelitian

d. Menyusun metode penelitian

e. Mengurus surat perizinan penelitian kepada fakultas untuk diserahkan

kepada kepala madrasah yang ijadikan objek penelitian

f. Memilih dan memanfaatkan informasi

g. Menyiapkan perlengkapan penelitian

2. Tahap pelaksanaan, meliputi:

a. Memahami latar belakang serta mempersiapkan diri

112

Burhan Bungin, Analisis Data Peneltian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), 203-204.

113

Nusa Putra dan Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam,

(23)

b. Mengadakan observsi langsung

c. Melakukan wawancara sebagai subjek penelitian

d. Menggali data melalui dokumen-dokumen

3. Tahap penyelesaian, meliputi:

a. Menyusun kerangka laporan hasil penelitian

b. Menyusun laporan akhir penelitian dengan selalu mengkonsultasikan

Gambar

Gambar 1.2 Teknik Analisis Data Kasus Tunggal
Gambar 1.3 Analisis data lintas kasus

Referensi

Dokumen terkait

konsumsi rokok dan/atau produk tembakau lainnya, beserta penyakit akibat/berkaitan dengan rokok yang.. disertai dengan faktor risikonya di masing-masing daerah.

Dengan melihat pada hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsumen untuk memilih pasar swalayan-swalayan mempertimbangkan beberapa hal diantaranya dipengaruhi

Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

sekiranya berlaku dalam perkara asas agama, seperti yang. dinyatakan dalam hadith "fi amrina hddha -

Dari hasil berbagai penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu tentang objektivitas dan pernyataan tentang bagaimana pengaruh pemilik media, serta sesuai dengan

Secara umum proses sertifikasi mencakup : peserta yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/okupasi Wellsite Geologist

Itik Pegagan secara umum memiliki rataan ukuran tubuh terbesar dibandingkan dengan itik Alabio, Bali, Khaki Campbell dan Mojosari, baik pada jantan maupun betina.. Ukuran

Tujuannya adalah untuk menemukan niche yang sangat menguntungkan yang sangat cocok untuk perusahaan lingkungan internal dan eksternal perusahaan lain tidak