SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Syariah (Ekonomi Islam)
Oleh:
ROMDAYANAH
072411055
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
ii
Perum Griya Sekar Gading blok C/6 Kalisegoro Gunungpati
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks
Hal : Naskah Skripsi An. Sdri Romdayanah
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Assalamua'alaikum wr.wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudari
Nama : Romdayanah
Nomor Induk : 072411055
Judul : Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudari tersebut dapat segera dimunaqasahkan.
iii
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : Romdayanah
NIM : 072411055
Judul : Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat
cumlaude/baik/cukup, pada tanggal :
dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1 tahun akademik 2011/2012.
iv
Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan kami telah
menghilangkan darimu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?, dan kami
tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap.
1
v
Kupersembahkan rasa syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya penulisan skripsi ini
Ayah & Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan
segalanya bagiku hingga Aku seperti ini. Tiada yang dapat
penulis perbuat untuk membalas kebaikan mereka. Hanya
sekuntum do’a yang dapat Aku berikan, jazakum Allah Jazakum katsir “semoga Allah SWT. Membalas amal kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat ganda” Amin.
Para guru dan dosenku, Karena beliau aku dapat mewujudkan harapan dan anganku sebagai awal menggapai cita-cita.
Kakakku (mas bani dan mas rudi) tercinta yang selalu menemaniku dan keluargaku yang telah banyak memberikan
motivasi, semangat dan bantuan hingga terselesainya kuliah ini.
keluarga besar EIB ’07 khususnya ( Itus, Umi, Ani, Mustaqimah, Aena.. dkk), senior ku ( mbk Ekowati dan dani), keluarga besar
posko 46, sahabat ku Tri, Muhayati dan keluarga besar Wisma
Sari yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi.
vi
tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 8 Desember 2011 Deklarator,
vii
diformulasikan dan dikelola agar lebih efektif untuk menghasilkan profitabilitas yang maksimal. Apabila bank mampu menghasilkan keuntungan yang semakin meningkat dan berkesinambungan maka kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan akan meningkat serta modal akan mudah didapat dari para investor karena deviden yang akan diterima investor meningkat seiring meningkatnya keuntungan bank.
Adapun tujuan penelitian adalah menganalisa pengaruh faktor permodalan, kualitas aset, likiuiditas terhadap profitabilitas. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan purposive sampling. purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasakan pada kriteria tertentu. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS 14.
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari Direktori Perbankan Indonesia di Bank Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan (financial ratio analysis), yaitu rasio permodalan, kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas. Kemudian alat analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini adalah uji signifikansi simultan (uji statistik f) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t).
Hasil penelitian menemukan bahwa, permodalan (KPMM), diketahui mempunyai nilai Unstandardized Coefficient B sebesar -0.05 yang menunjukkan
bahwa KPMM berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (NOM). Kualitas aset mempunyai nilai Unstanda rdized Coefficient B sebesar 37,003 hal ini
menunjukkan bahwa kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif terhadap NOM. Dari kondisi likuiditas (STM), diketahui bahwa nilai Unstanda rdized Coefficient B sebesar 0,007
viii
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah Wasyukurillah, senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya, sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan Iman dan Islam.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepangkuan Rasulullah Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam, keluarga, sahabat dan para tabi’in serta kita umatnya, semoga kita mendapat pertolongan di hari akhir nanti.
Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu penulis ingin ucapkan terima kasih sebagai penghargaan atau peran sertanya dalam penyusunan skripsi ini kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang 4. Bapak Dr. Ali Murtadho, M.Ag selaku ketua Jurusan Ekonomi Islam dan
bapak Nur Fatoni, M.Ag selaku sekretaris jurusan, atas kebijakan yang dikeluarkan khususnya yang berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi ini 5. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Bapak Ratno
Agriyanto, S.Pd, SE, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membantu, dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat berharga semata-mata demi mengarahkan dan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini
ix
dorongan kepada penulis, baik moral maupun spiritual. Serta kakak-kakak ku yang memberikan inspirasi dalam penulisan skripsi ini
8. Terima kasih penulis ucapkan untuk keluarga besar EIB ’07 ( Itus, Umi, Ani, Mustaqimah, Aena dkk ), senior ku ( mbk Ekowati dan dani), keluarga besar posko 46, sahabat ku Tri, Muhayati dan keluarga besar Wisma Sari yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya ucapan terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin YaRabbalAlamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 8 Desember 2011
ROMDAYANAH
x
Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Motto... iv
Halaman Persembahan ... v
Halaman Deklarasi ... vi
Halaman Abstrak ... vii
Halaman Kata Pengantar ... viii
Halaman Daftar Isi ... x
Halaman Daftar Gambar ... xv
Halaman Daftar Tabel ... xvi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1.4. Sistematika ... 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Bank Syariah ... 12
xi
2.1.3.3 Produk Penghimpunan Dana………..16
2.1.3.4 Jasa Perbankan………....17
2.2 Permodalan Bank Syariah ... 18
2.3 Kualitas Aset Bank Syariah ... 22
2.4. likuiditas Bank syariah ... 24
2.5 Profitabilitas Bank Syariah ... 27
2.6 Penelitian Terdahulu. ... 29
2.7 Kerangka Pemikiran Teoritik ... 30
2.8 Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data ... 32
3.2 Populasi dan Sampel ... 32
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 34
3.5 Tekhnik Analisis Data 3.5.1 Deskriptif Data Penelitian 35 3.5.2 Statistik Deskriptif Variabel………...35
xii
3.5.3.4 Uji Heteroskedatisitas ... 37
3.5.4 Koefisien Determinasi ... 37
3.5.5 Analisa Regresi Linear Berganda... 38
3.5.6 Pengujian Hipotesi 3.5.6.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) ... 39
3.5.6.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Objek Penelitian 4.1.1 Bank Muamalat Indonesia... 42
4.1.2 Bank Syariah Mandiri ... 44
4.1.3 Bank Mega Syariah ... 45
4.1.4 BNI Syariah ... 46
4.2. Analisis Data 4.2.1 Deskriptif Data Penelitian 4.2.1.1 Kriteria Penilaian Peringkat Permodalan ... 49
4.2.1.2 Kriteria Penilaian Peringkat Kualitas Aset ... 50
4.2.1.3 Kriteria Penilaian Peringkat Likuiditas ... 51
4.2.1.4 Kriteria Penilaian Peringkat Profitabilitas ... 52
4.2.2. Statistik Deskriptif Variabel ... 53
xiii
4.2.3.4 Uji Heteroskedatisitas ... 59
4.2.4 Koefisien Determinasi ... 60
4.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 62
4.2.6 Pengujian Hipotesis 4.2.6.1 Uji Signifikasi Simultan ... 62
4.2.6.2 Uji Signifikasi Parameter Individual ... 63
4.3. Pembahasan Hasil Pengujian Statistik 4.3.1 Pengaruh Variabel Permodalan Terhadap Profitabilitas ... 66
4.3.2 Pengaruh Variabel Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas ... 67
4.3.3 Pengaruh Variabel Likuiditas Terhadap Profitabilitas ... 67
BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.1.1 Pengaruh Permodalan Terhadap Profitabilitas ... 69
5.1.2 Pengaruh Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas ... 69
5.1.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas ... 70
5.1.4 Nilai Adjusted R Squere... 70
5.1.5 Perhitungan Uji F ... 70
xiv Lampiran 2. Uji Statistik Rasio Bank Syariah
Lampiran 3. Laporan Keuangan Publikasi Bank Syariah
Lampiran 4. Matriks Penilaian dan Penetapan Peringkat Berdasarkan Peraturan
xv
Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P plot
xvi Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel
Table 3.2 Ringkasan Definisi Operasional
Tabel 4.1 Resum Data Kweuangan BNI Syariah Tabel 4.2 Kriteria Penilaian
Peringkat KPMM Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Peringkat KAP Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Peringkat STM Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Tabel 4.5 Kriteria penilaian peringkat NOM Bank Umum Syariah periode 2009-2011
Tabel 4.6 Analisa Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Matriks Korelasi
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas Dengan Nilai Tolerance Dan VIF
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasis
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik F
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan
penting dalam perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi
mempunyai tugas utama yaitu menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana
tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.1 Bank
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan atau mengurangi daya beli
masyarakat. Bank dapat meningkatkan daya beli masyarakat dimana, bank
memeberikan pinjaman atau kredit kepada individu dan unit-unit usaha yang
berasal dari dana yang dihimpun dari masyarakat yang berupa tabungan, giro, dan
deposito berjangka. Bank juga dapat mengurangi daya beli masyarakat yaitu
dengan meningkatkan suku bunga. Apabila suku bunga meningkat, mendorong
individu dan unit usaha untuk menyimpan uangnya di bank, sehingga uang yang
beredar di masyarakat berkurang dan kemampuan daya beli masyarakat juga
menurun.2
Perbankan nasional belum mampu menjalakan fungsi intermediasi dengan
baik. Kondisi perbankan nasional berdasarkan data BI, menunjukkan bahwa: dari
total aset pada akhir 2000 sebesar Rp. 1.030,5 Triliun, penyaluran kredit mencapai
Rp. 320,4 Triliun sedangkan total obligasi berjumlah Rp. 658,7 Triliun.
1
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, h. 11.
2
Komposisi aset seperti pada data diatas menunjukkan kondisi aset yang kurang
sehat, karena kredit perbankan hanya menyumbang sebanyak 31,1% dari total
aset. Besarnya Loan Deposit Ratio (LDR) pada akhir 2001 sebesar 33,0% dan 41,2% pada akhir Mei 2003, rasio tersebut jauh dari patokan Bank Indonesia
sebesar 90%-110%. Laba parbankan berdasarkan Retruns On Asset (ROA) sebesar 1,45% pada tahun 2001 dan naik tipis pada bulan maret 2002 sebesar
1,76%.3
Perkembangan perbankan Indonesia mengalami pasang surut. Krisis
finansial tahun 1997 merupakan bukti merosotnya kondisi perbankan Indonesia
yang ditandai dengan dilikuidasinya beberapa bank konvensional oleh Bank
Indonesia (BI). Bunga bank menjadi permasalahan yang pelik, apabila bunga bank
mengalami peningkatan secara otomatis bank akan memberikan kenaikan bunga
sebagai balas jasa bagi nasabah yang menyimpan dananya di bank, disisi lain bank
akan meningkatkan bunga kredit bagi debitur. Pembebanan bunga yang tinggi
bagi debitur berdampak pada berkurangnya kemampuan mengembalikan dana,
karena beban yang dipikul semakin bertambah. Munculnya bank syariah
dieluh-eluhkan sebagai bank yang tahan terhadap terjangan krisis karena bank syariah
menggunakan sitem bagi hasil yang tidak terpengaruh oleh naik-turunnya tingkat
suku bunga.
Sejarah perbankan syariah di Indonesia mengalami perjalanan yang
panjang. Pada tanggal 27 Oktober 1988 dikeluarkannya Paket Kebijaksanaan
Pemerintah Bulan Oktober (PAKTO) yang membuka peluang bagi berdirinya
3 Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan Konsep, Teori Dan
bank-bank baru termasuk bank syariah di Indonesia. Pemerintah memandang
perlunya membuka peluang bisnis perbankan seluas-luasnya guna memobilisasi
dana masyarakat untuk menunjang pembangunan.4 Setelah dikeluarkannya
PAKTO kemudian diikuti dengan diterbitkannya Undang-undang No. 7 Tahun
1992. Dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pada pasal 6 (m) dan pasal 13
ayat (c ) yang menyatakan bahwa salah satu usaha bank umum dan bank Bank
Perkreditan Rakayat (BPR) adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah
berdasarkan prinsip bagi hasil.5
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan,
dimana pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).
Undang-undang tersebut menetapkan bahwa bank dalam memberikan kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya,
bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan
nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank serta, bank wajib
memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal,
kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek
lainnya yang berhubungan dengan bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha
sesuai dengan prinsip kehati-hatian.6
Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral dapat melakukan
tindakan-tindakan bagi bank yang melakukan penyimpangan terhadap aturan kesehatan
bank. Tindakan Bank Indonesia (BI) tersebut tertuang dalam Undang-undang No.
4
Wirdyaningsih, Bank Dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2005, h. 61.
5 Ibid, h. 61.
6 Totok Busantoso dan Siget Triandaru , Bank Dan Lambaga Keuangan Lain, Jakarta:
10 Tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa, apabila suatu bank
mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, Bank
Indonesia (BI) dapat melakukan tindakan dengan upaya: penambahan modal oleh
pemegang saham, penggatian dewan komisaris dan direksi bank, bank
menghapuskan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang macet
dan memperhitungkan kerugian dengan modal, bank melakukan meager, penjualan bank pada pihak lain, menyerahkan pengelolaan kepada pihak lain,
sampai dengan bank menjual sebagian atau seluruh harta atau kewajiban bank
tersebut kepada bank atau pihak lain.7
Tingkat kesehatan perbankan syariah diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia No. 9/1/PBI/2007. Dalam peraturan tersebut dijelaskan secara spesifik
sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah seperti
yang tertuang dalam pasal 1 angka 6, 8, dan 9 PBI No. 9/1/PBI/2007 dimana,
tingkat kesehatan bank didefinisikan sebagai hasil penilaian kuantitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank atau
Unit Usaha Syariah (UUS) melalui: a. penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif
terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, likuiditas dan sensitivitas
terhadap resiko pasar; dan b. penilaian kualitatif terhadap faktor manajemen.8
Meningkatnya produk jasa perbankan syariah yang semakin beragam akan
meningkatkan eksposur risiko yang dihadapi bank berdasarkan prinsip syariah.
Perubahan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko akan mempengaruhi
7
Ibid, h. 66.
8 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan
profit risiko yang selanjutnya berakibat pada kondisi bank berdasarkan prinsip
syariah secara keseluruhan.9
Profitabilitas harus dilihat sebagi faktor pendorong dalam memantau
seluruh faktor baik kuantitatif maupun kualitaif. Seluruh faktor baik permodalan,
kualitas aset, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar serta faktor manajemen
diformulasikan dan dikelola agar lebih efektif untuk menghasilkan profitabilitas
yang maksimal. Apabila bank mampu menghasilkan keuntungan yang semakin
meningkat dan berkesinambungan maka kepercayaan masyarakat untuk
menggunakan jasa perbankan akan meningkat serta modal akan mudah didapat
dari para investor karena deviden yang akan diterima investor meningkat seiring
meningkatnya keuntungan bank.
Kinerja keuangan perbankan syariah dalam penelitian Ekowati dengan
menggunakan tiga sampel bank syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mandiri serta Bank Mega Syariah dapat dilihat dalam tabel 1.110
Tabel 1.1
Rata-rata Rasio Keuangan Bank Syariah Tahun 2006-2009
Nama Bank Tahun CAR
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, h. 1. www.bi.go.id diakses tanggal 20 agustus 2011.
10 Ekowati,
Mandiri 2008-2009 12,86 0,95 40,64 0,65 Bank Mega
Syariah
2006-2007 10,14 0,98 61,81 1,71
2008-2009 13,78 0,98 35,01 1,26
Sumber: Penelitian diolah, 2011
Pada tabel 1.1 di atas dapat dilihat perbandingan diantara faktor
permodalan (CAR), kualitas aset (KAP) dan faktor likuiditas (STM) terhadap
profitabilitas bank syariah yang ditunjukan dengan NOM mengalami banyak
perbedaan pada setiap bank syariah. Pada kondisi rasio permodalan dari Bank
Muamalat dan Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan dari periode awal
tahun 2006-2007 hingga periode 2008-2009. Penurunan tersebut mempunyai
pengaruh yang beragam terhadap profitabilitas yang ditunjukan dengan rasio
NOM dimana, pada saat CAR Bank Muamalat mengalami penurunan sebesar
3,02% , NOM menunjukkan penurunan sebesar 0,21%. Hal ini berlawanan arah
dengan rasio pada Bank Syariah Mandiri dimana, disaat CAR mengalami
penurunan sebesar 0,3% dilain sisi NOM mengalami kenaikan sebesar 0,29%.
Berbeda dengan Bank Mega Syariah dimana disaat CAR mengalami kenaikan,
disisi lain NOM mengalami penurunan.
Kualitas aset yang ditunjukkan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
dibandikan dengan profitabilitas (NOM) dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa disaat
KAP tidak mengalami perubahan pada setiap bank syariah, disisi lain NOM
mempunyai perbadaan yang mencolok. Terjadi penurunan NOM pada Bank
Muamalat dan Bank Mega Syariah pada kondisi KAP tetap, sedangkan NOM
Dari tabel 1.1 juga dapat diketahui perbandingan antara faktor likuiditas
(STM) terhadap profitabilitas (NOM). Secara teori bahwa semakin besar rasio
likuiditas maka akan berpengaruh terhadap besarnya keuntungan yang akan
didapat karena, dana yang dicadangkan untuk likuiditas lebih banyak
dibandingkan untuk kegiatan yang menghasilkan keuntungan.11 Teori ini sejalan
dengan kondisi likuiditas dan profitabilitas Bank Muamalat dan Bank Mega
Syariah dimana besarnya rasio likuiditas berbanding terbalik dengan besarnya
rasio profitabilitas. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri mengalami perbedaan
dimana, disaat rasio likuiditas yang ditunjukan dengan STM mengalami kenaikan
sebesar 13,41% diikuti dengan kenaikan rasio profitabilitas yang ditunjukkan
dengan NOM sebesar 0,21%.
Dengan melihat tabel 1.1 dapat diketahui kondisi profitabilitas apabila
dilihat dari penilaian peringkat NOM dari Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri
dan Bank Mega Syariah kurang menujukan hasil yang memuaskan. Bank
Muamalat menduduki peringkat 4 dimana, kemampuan profitabilitas rendah untuk
mengantisipasi potensi kerugian dan peningkatan modal serta penerapan prinsip
akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keunutngan
belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.12 Peringkat faktor profitabilitas pada
Bank Mandiri Syariah menduduki peringakat 5 dimana, kemampuan profitabilitas
sangat rendah untuk mengantisipasi kerugian dan meningkatkan modal serta,
penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya, dan
11 Harnanto, Akuntansi Keuangan Menengah, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2002, h.
4.
12 Lampiran Peraturan Bank Indonesia No. 9/24/PBI/2007 tentang sistem penilaian
pembagian keuntungan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.13 Rata-rata
NOM Bank Mega Syariah pada tahun 2006-2007 menduduki peringkat 3 dimana,
kemampuan profitabilitas cukup tinggi untuk mengantisipasi kerugian dan
meningkatkan modal serta, penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan,
pengakuan biaya, dan pembagian keuntungan belum sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.14 Sedangkan pada tahun 2008-2009 rata-rata NOM Bank Mega
Syariah hanya menduduki peringkat 3.
Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur
kinerja suatu bank. Faktor kuantitatif yang berpengaruh terhadap profitabilitas
bank syariah perlu diperhitungkan dengan matang agar lebih efektif menghasilkan
laba yang maksimal. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
masing-masing faktor permodalan, kualitas aset dan likuiditas terhadap faktor
profitabilitas bank syariah yang diwakili oleh rasio utama, maka penulis
melakukan penelitian tentang: “PENGARUH FAKTOR PERMODALAN,
KUALITAS ASET, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS
BANK UMUM SYARIAH”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh faktor permodalan terhadap profitabilitas Bank
Umum Syariah?
13
Ibid
14
2. Bagaimana pengaruh kualitas aset terhadap profitabilitas Bank Umum
Syariah?
3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas Bank Umum
Syariah?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor permodalan terhadap profitabilitas
Bank Umum Syariah.
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor kualitas aset terhadap profitabilitas
Bank Umum Syariah.
3. Untuk mengetahui pengaruh faktor likuiditas terhadap profitabilitas Bank
Umum Syariah.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi perbankan syariah, sebagai bahan evaluasi kinerja keuangan bank
syariah yang berkaitan dengan peningkatan profitabilitas sekaligus dapat
mengetahui besarnya pengaruh faktor finansial baik permodalan, kualitas
aset dan likuiditas terhadap profitabilitas sehingga dapat dijadikan sarana
2. Bagi penulis
a. Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh faktor permodalan,
kualitas aset dan likuiditas Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri
Syariah, Bank Mega Syariah serta BNI Syariah terhadap profitabilitas
bank.
b. Untuk menambah pengetahuan tentang pola perhitungan rasio-rasio
keuangan bank syariah, serta untuk meningkatkan pola berfikir ilmiah
penulis.
1.4 Sistematika Penelitian
Sistematika yang digunakan peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar balakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, pemikiran terdahulu yang
berkaitan dengan judul penelitian, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik
pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukurannya, metode analisis yang
BAB IV: ANALISIS DATA DAN PERSEMBAHAN
Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data,
dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai kesimpulan yang dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank Syariah
2.1.1 Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah Islam dan tata-cara operasinya mengacu kepada ketentuan Al-Qur’an dan
Hadis. Bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam yaitu mengikuti
ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya, yang menyangkut tata-cara
bermuamalat secara Islam dengan menjauhi praktek-praktek yang dikhwatirkan
mengandung unsur-unsur riba.15 Larangan riba tertuang dalam surah Al- Baqarah
278 berikut ini:16
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”.
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pasal 6 (m) dan pasal 13
ayat (c ) yang menyatakan bahwa salah satu usaha bank umum dan bank Bank
Perkreditan Rakayat (BPR) adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah
berdasarkan prinsip bagi hasil. Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat
(13) menjelaskan maksud dari prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan
15 Karenaen Perwataatmadja dan M Syafi’I Antonio, Apa Bagaimana Bank Islam,
Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992, h. 1.
16 Depertemen Agama RI,
pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah
antara lain: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),
pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli
barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya
pemilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain.17
2.1.2 Fungsi dan Peran Bank Syariah
Fungsi dan peran Bank Syariah yang diantaranya tercantum dalam
pembukaan Standar Akutansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institution) adalah sebagai berikut:18
1. Manajer investasi bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.
2. Investor bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun
dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
3. Penyedia jasa lalulintas keuangan dan lalulintas pembayaran bank syariah
dapat melakukan kegiatan layanan jasa perbankan sebagaimana lazimnya.
4. Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan
syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan
mengelola (menghimpun, mengadministrasi dan mendistribusikan) zakat serta
dana-dana sosial lainnya.
2.1.3 Produk-produk Bank Syariah
17 Wirdayaningsih, op.cit, h. 66.
18 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif dan Ilustrasi,
2.1.3.1Produk Penyaluran Dana (Financing)
Bank syariah menyalurkan dana yang telah diperolehnya dengan
mengeluarkan produk-produk berikut:
a. Pembiayaan Mudharabah
Al-Mudharabah yaitu suatu perjanjian usaha antara pemilik modal dengan
pengusaha, dimana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang
diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha
bersama dibagi sesuai dengan kesepakatan pada waktu pembiayaan akan
ditandatangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah. Apabila terjadi kerugian
dan kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis bukan penyelewengan atau
keluar dari kesepakatan maka, pihak penyedia dana akan menanggung kerugian
manakala pengusaha akan menanggung kerugian manajerial, skill dan waktu.19
b. Pembiayaan Musyarakah
Al-Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan dan risiko yang akan ditanggung bersama. Ketentuan umum
pembiayaan Musyarakah adalah sebagai berikut:20
1. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan
dikelola secara bersama-sama.
2. Biaya pada saat proyek berlangsung harus diketahui oleh kedua belah
pihak. Keuntungan dibagi sesuai kontribusi modal.
19 Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h. 21.
20 Adiwarman A Karim, Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT
3. Nasabah membayarkan dana yang dipinjam beserta bagi hasil atas
keuntungan setelah proyek tersebut terselesaikan.
c. Pembiayaan Murabahah
Prinsip Murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan pengadaan
barang investasi. Murabahah sangat berguna bagi seseorang yang membutuhkan
barang, tetapi kekurangan dana. Nasabah meminta pada bank agar membiayai
pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat barang diterima.
Harga jual pada pesanan adalah harga pokok ditambah margin keuntungan yang
disepakati. Kesepakatan harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli.21
d. Pembiayaan Al-Bai Bitsaman Ajil)
Bai Bitsaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayaran cicilan.
Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam
rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi).22
2.1.3.2Pembiayaan Pengadaan Barang untuk Disewakan
a. Pembiayaan Ijarah
Prinsip Ijarah sama dengan prinsip jual beli hanya saja, ijarah didasari
adanya pemindahan manfaat. Al-ijarah merupakan pembiayaan bank untuk
pengadaan barang ditambah keuntungan yang disepakati dengan sistem
pembayaran sewa tanpa diakhiri dengan kepemilikan.23 Pihak bank dapat menjual
barang yang telah disewakan kepada nasabah setelah masa sewa berakhir, praktek
21 Edy Wibowo dan Untung Hendy Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor:
Ghalia Indonesia, 2004, h. 44.
ini sering disebut dengan ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa dengan berpidahnya
kepemilikan).24
b. Pembiayaan Bai Takjiri
Al-Bai Takjiri adalah suatu kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan.
Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa
sehingga sebagian daripadanya merupakan pembelian terhadap barang secara
berangsur.25
c. Pembiayaan Qurdhul Hasan
Al-Qurdhul Hasan merupakan bentuk peminjaman dana dari bank kepada
nasabah yang bersifat sosial. Nasabah tidak memberikan bagi hasil atas dana yang
dipinjam melainkan hanya mengembalikan pokok yang dipinjam.26
2.1.3.3Produk Penghimpunan Dana (funding)
a. Prinsip Wadiah
Wadiah merupakan titipan dari nasabah kepada pihak bank, dimana pihak
bank bertanggungjawab untuk menjaga dan mengembalikan kapan saja
penyimpan menghendakinya. Wadiah terdiri dari dua jenis yaitu wadi’ah yad
al-amanah dan wadi’ah yad al-dhal-amanah. Dalam wadi’ah yad al-al-amanah barang
yang dititipkan tidak boleh diambil manfaatnya dan penerima titipan
bertanggungjawab atas kerusakan barang apabila terjadi unsur kecerobohan atau
kelalaian. Sebagai kompensasi atas tanggungjawab pemeliharaan maka dapat
dikenakan biaya penitipan. sedangkan Wadi’ah yad al-dhamanah barang yang
dititipkan dapat diambil manfaatnya sebagai konsekuensinya, pihak penerima
24 Martono, op.cit, h. 99.
titipan berkewajiban menjaga dan bertanggungjawab atas kerusakan barang yang
dititipkan. Sebagai imbalan kepada pemilik barang, pihak penerima titipan dapat
memberikan bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya.27
b. Prinsip Mudharabah
Penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal dan bank
sebagai mudharib. Dana tersebut digunakan bank untuk pembiayaan kepada pihak
ketiga. Hasil dari pembiayaan kepada pihak ketiga akan dibagikan kepada
penyimpan atau deposan sesuai akad awal. Tabungan dengan prinsip Mudharabah
yaitu simpanan pihak ketiga di bank Islam yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan perjanjian, bank sebagai mudharib
akan membagi keuntungan kepada shahib al mal sesuai dengan nisbah yang telah
disetujui bersama.28
2.1.3.4Jasa Perbankan
1. Kafalah, bank Islam dapat memberikan fasilitas Letter of Guarantee (bank
garansi) kepada para nasabah untuk tujuan tertentu atas dasar prinsip kafalah.
Bank garansi dapat diberikan untuk tujuan jaminan pembayaran hutang atau
jaminan prestasi. Untuk fasilitas bank garansi bank syariah dapat memungut
bayaran (fee).29
2. Hiwalah, dalam dunia perbankan Hiwalah dapat diterapkan dalam proses
Debet Transfer.30
27 Ibid, 107.
28 Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h. 20. 29 Ibid, h. 40
3. Jo’alah, merupakan suatu kontrak dimana pihak pertama (jaa’el) menjanjikan
untuk memberikan sejumlah imbalan tertentu (ja’l) kepada pihak kedua (amil)
atas layanan proyek yang sifatnya dan batas-batasannya tertuang dalam
kontrak perjanjian.31
4. Wakalah, merupakan akad pelimpahan kekuasaan dari satu pihak kepada
pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
2.2 Permodalan Bank Syariah
Modal merupakan sejumlah dana yang digunakan untuk menjalankan
kegiatan usaha, pada perusahaan umumnya diperoleh dengan cara menerbitkan
saham.32 Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal
bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposure
risiko yang akan muncul.
Penilaian kuantitatif faktor permodalan dilakukan dengan melakukan
penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:33
a. Rasio utama
Rasio utama permodalan yaitu Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Modal
Minimum (KPMM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank
31
Ibid, h. 41.
32 Sigit winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Perbankan, Bandung: CV Pustaka Grafika,
2006, h. 401
33 Peraturan Bank Indonesia No. 9/24/DPbs perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku.
KPMM dihitung dengan rumus sebagai berikut:34
Mtier 1 + M tier 2 + Mtier 3 - Penyertaan
KPMM =
ATMR
Dimana:
M tier1 = Modal inti
M tier2 = Modal pelengkap
M tier3 = Modal pelengkap tambahan
Penyertaan = Penanaman dana bank dalam bentuk saham pada
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah atau jenis transaksi
tertentu yang berakibat bank memiliki atau akan memiliki saham pada
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.
ATMR = Aktiva Tertimbang Menurut Risiko.
Modal BUS dan UUS, sebagaimana dijelaskan dalam PBI No.
7/13/PBI/2005, tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank
umum berdasarkan prinsip syariah terdiri dari:
1. Modal Inti (tier 1)
Modal inti terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal.
Cadangan tambahan terdiri dari faktor penambah dan faktor pengurang. Faktor
34
Lampiran 1 Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs perihal Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, h. 1. www.bi.go.id diakses tanggal 25
penambah cadangan tambahan modal adalah: 1. Agio saham; 2. Modal
sumbangan; 3. Cadangan umum; 4. Cadangan tujuan; 5. Laba tahun lalu setelah
diperhitungkan pajak; 6. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran
pajak sebesar 50%; 7. Selisih dari penjabaran laporan keuangan kantor cabang
luar negeri; 8. Dana setoran modal. Sedangkan faktor pengurang cadangan
cadangan tambahan modal adalah: 1. Disagio; 2. Rugi tahun lalu; 3. Rugi tahu
berjalan; 4. Selisih kekurangan penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar
negeri; 5. Penurunan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual.35
2. Modal Pelengkap (tier 2)
Modal pelengkap terdiri dari: 1. Selisih penilaian kembali aktiva tetap; 2.
Cadangan umum dari penyisihan penghapusan aktiva produktif setinggi-tingginya
1,25% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR); 3. Modal pinjaman yang
memenuhi kriteria Bank Indonesia yaitu pinjaman yang didukung oleh instrumen
atau warkat yang mempunyai ciri-ciri berdasarkan prinsip Qardh, tidak dijamin
oleh bank penerbit dan sifatnya dipersamakan dengan modal serta telah dibayar
penuh, tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan
Bank Indonesia, dan mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal
jumlah kerugian bank melebihi saldo laba dan cadangan-cadangan yang termasuk
modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi; 4. Investasi subordinasi
setinggi-tingginya sebesar 50% dari modal inti dengan memenuhi kriteria sebagai berikut:
berdasarkan prinsip mudharabah atau musyarakah, adanya perjanjian tertulis
antara bank dengan investor, mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank
35 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan
Indonesia; 5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk
dijual setinggi-tingginya sebasar 45%.36
3. Modal Pelengkap Tambahan (tier 3)
Modal pelengkap tambahan (tier 3) digunakan untuk memperhitungkan
risiko pasar. modal pelengkap tambahan digunakan dengan kriteria tidak melebihi
250% dari modal inti yang dialokasikan untuk memperhitungkan risiko pasar serta
jumlah modal pelengkap tambahan setinggi-tingginya 100% dari modal inti.
Modal pelengkap tambahan dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal
minimum adalah investasi subordinasi jangka pendek yang memenuhi kriteria
Bank Indonesia sebagai berikut: a. berdasarkan prinsip mudharabah atau
musyarakah; b. tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor
penuh; c. memiliki jangka waktu perjanjian sekurang-kurangnya 2 tahun; d. tidak
dapat dibayar sebelum jadwal waktu yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman
dengan persetujuan Bank Indonesia; e. terdapat perjanjian penempatan investasi
subordinasi yang jelas termasuk jadwal pelunasannya; f . memperoleh persetujuan
dari Bank Indonesia.37
b. Rasio penunjang, meliputi:
1. Kemampuan modal inti dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
(PPAP) dalam mengamankan risiko hapus buku (write-off).
2. Kemampuan modal inti untuk menutup kerugian pada saat likuidasi.
3. Trend/ pertumbuhan KPMM.
4. Kemampuan internal bank untuk menambah modal.
c. Rasio pengamatan (observed), meliputi:
1. Intensitas fungsi keagenan bank syariah
2. Modal inti dibandingkan dengan dana mudharabah
3. Deviden Pay Out Ratio
4. Akses kepada sumber permodalan (eksternal support)
5. Kinerja keuangan Pemegang Saham (PS) untuk meningkatkan permodalan
bank.
2.3 Kualitas Aset Bank Syariah
Aset mempunyai arti, segala sesuatu yang mempunyai nilai moneter,
dimiliki oleh orang atau organisasi, biasanya sebesar biaya atau nilai wajar pasar,
aset biasanya berupa barang sepesifik atau tagihan terhadap pihak lain. Aset
dalam lembaga perbankan didifinisikan sebagai sesuatu yang bisa berupa
barang-barang atau benda yang cepat dijual (current asset) atau aset tetap yang tidak
cepat dijual (fixed asset).38 Sedangkan penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk
menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari
pembiayaan yang akan muncul. Penilaian kuantitatif faktor kualitas aset dilakukan
dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: 39
a. Rasio utama
Rasio utama faktor kualitas aset yaitu dengan menggunakan Kualitas
Aktiva Produktif (KAP). Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik
kualitas aktiva produktif. Rasio KAP dihitung dengan rumus sebagai berikut:40
APYD (DPK,KL,D,M)
KAP = 1-
Aktiva Produktif
Dimana:
APYD = Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan adalah aktiva produktif
yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan
penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai
berikut:
- 25% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus.
- 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar.
- 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan.
- 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet.
Perhitungan berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang penilaian
kualitas aktiva bagi bank yang berlaku.
Cakupan komponen aktiva produktif berpedoman pada ketentuan Bank
Indonesia tentang penilaian kualitas aktiva bagi bank syariah.
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
b. Rasio penunjang, meliputi:
1. Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti.
2. Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti.
3. Kemampuan bank dalam menangani atau mengembalikan aset yang telah
dihapusbuku.
4. Besarnya pembiayaan non perfoming.
c. Rasio pengamatan (observed), meliputi:
1. Tingkat kecukupan agunan
2. Proyaksi atau perkembangan kualitas aset produktif
3. Perkembangan atau trend aktiva produktif bermasalah yang
direstrukturisasi.
2.4 Likuiditas Bank Syariah
Likuid mempunyai dua pengertian. Pengertian likuid yang pertama
merupakan posisi aktiva yang memiliki cukup kas atau harta yang mudah
dicairkan menjadi kas untuk memenuhi keperluan pengeluaran. Pengertian likuid
yang kedua merupakan posisi aktiva yang dengan cepat dapat diubah menjadi kas
tanpa kerugian yang berarti.41
Likuiditas bank dipandang dari dua sisi pada neraca bank. Sebagai
lembaga kepercayaan, bank harus sanggup menjalankan fungsinya sebagai
penghimpun dana dan sebagai penyalur dana untuk memperoleh profit yang
wajar. Pada sisi pasiva, bank harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah
setiap simpanan mereka yang ada di bank ditarik. Pada sisi aktiva bank harus
menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan.42
Bank dapat dikatakan likuid apabila memenuhi kategori sebagai berikut:43
1. Memegang alat likuid, cash assets, yang terdiri dari uang kas, rekening pada
bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama dengan jumlah
likuiditas yang diperkirakan.
2. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid akan tetapi bank tersebut
memiliki surat berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau
dialihkan menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo
maupun setelah jatuh tempo.
3. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui penciptaan
hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, atau dengan call money.
Sedangkan yang disebut dengan rasio likuiditas adalah rasio yang
digunakan untuk memenuhi utang jangka pendeknya (termasuk bagian dari utang
jangka pendek yang jatuh temponya dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari
aktiva lancar.44 Dengan kata lain dapat membayar kembali pencairan dana
deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah
diajukan.45
42 Kasmir, ibid, h. 268. 43
Taswan, Manajemen Perbankan Konsep Teknik dan Aplikasi Banking Risk
Assessment, Yogyakarta: UPP STIM YKPM YOGYAKARTA, 2006, h. 96
44 Indra bastian, Suhardjono, Akuntansi Perbankan, Jakarta : Salemba Empat, 2006, h.
296
Penilaian faktor likuiditas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:46
a. Rasio utama
Rasio utama faktor likuiditas yaitu Short Term Mismatch (STM). STM
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan
likuiditas jangka pendek. Rumus untuk mencari STM sebagai berikut:47
Aktiva jangka pendek
STM =
Kewajiban jangka pendek
Aktiva jangka pendek adalah aktiva likuid kurang dari 3 bulan selain kas,
SWBI dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban likuid kurang dari 3 bulan.
b. Rasio penunjang, meliputi:
1. Kemampuan aset jangka pendek, kas dan secondary reserve dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek.
2. Ketergantungan kepada dana deposan inti.
3. Pertumbuhan dana deposan inti terhadap total dana pihak ketiga.
4. Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi
Mismatch.
5. Ketergantungan pada dana antar bank.
6. Pertumbuhan bank deposan inti terhadap total dana pihak ketiga.
c. Rasio pengamatan (observed)
46 Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 6
1. Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi
Mismatch.
2. Ketergantungan pada dana atara bank.
2.5 Profitabilitas Bank Syariah
Profit (laba) merupakan kelebihan pendapatan dibandingkan dengan
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.48 Analisa
profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna, khususnya investor dan
kreditor. Bagi investir laba merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan
nilai efek. Bagi kreditor, laba umumnya merupakan sumber pembiayaan bunga
dan pokok. Penilaian profitabilitas bank syariah dimaksudkan untuk menilai
kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian kuantitatif faktor
profitabilitas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap
komponen-komponen sebagi berikut:49
a. Rasio utama
Rasio utama yang digunakan untuk menilai profitabilitas bank syariah
dengan menggunakan Net Operating Margin (NOM). NOM digunakan untuk
mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. NOM
dihitung dengan rumus sebagai berikut:50
48 Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, op.cit, h. 198. 49 Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 5.
(PO - DBH) – BO
NOM =
Rata-rata AP
Pendapatan operasional adalah pendapatan operasional setelah distribusi bagi
hasil dalam 12 bulan terakhir.
Biaya operasional adalah beban operasional termasuk kekurangan PPAP yang
wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam 12 bulan terakhir.
Perhitungan rata-rata aktiva produktif merupakan rata-rata aktiva produktif 12
bulan terakhir
b. Rasio penunjang, meliputi :
1. Return Of Asset (ROA).
2. Rasio efisiensi kegiatan operasional.
3. Rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan.
4. Diversifikasi Pendapatan
5. Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO).
c. Rasio pengamatan (observed)
1. Rasio Net Structural Operating Margin Utama (NSOM).
2. Return On Equity (ROE).
3. Komposisi penempatan dana pada surat berharga atau pasar keuangan.
4. Disparitasi imbalan jasa tertinggi dengan terendah.
5. Fungsi edukasi publik atau Corporate Social Responsibility (CSR).
7. Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return atau bagi hasil yang
diberikan oleh bank syariah.
8. Rasio bagi hasil dan investasi.
9. Penyaluran dana yang driwrite-off dibandingkan dengan biaya operasional.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini berkaitan dengan
rasio keuangan bank syariah yang meliputi faktor permodalan, kualitas aset,
likuiditas dan profitabilitas sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya
sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil penelitian Aristya (2010) yang menganalisa pengaruh
ukuran perusahaan, kecukupan modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP),
dan likuiditas terhadap kinerja keuangan bank umum syariah periode
2005-2009. Kecukupan modal Bank Umum Syariah berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan bank umum syariah namun tidak signifikan terhadap
kinerja keuangan bank yang diproksi dengan ROA. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi modal yang dimiliki tidak terbukti mempengaruhi
kinerja keuangan perbankan syariah. Hasil penilaian terhadap kualitas aktiva
produktif menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas aktiva produktif
akan berdampak menurunnya kinerja keuangan perusahaan perbankan
semakin tinggi likuiditas akan berdampak menurunnya kinerja keuangan
perusahaan perbankan syariah.51
b. Penelitian Indra Prasetyo (2010) yang berjudul Analisa Kinerja Keuangan
Bank Syariah Mandiri Periode 2002-2007 dengan pendekatan PBI No.
9/1/PBI/2007. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Syariah Mandiri (BSM)
memiliki modal yang sangat kuat, sehingga jika terjadi kerugian pihak bank
dapat menanggung kerugian tersebut dengan modal yang dimilikinya.
Dilihat dari rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) mencerminkan bahwa
BSM belum dapat mengelola aktiva produktif yang dimilikinya dengan
baik, karena aktiva produktif BSM yang diklasifikasikan dalam perhatian
khusus, kurang lancar, diragukan bahkan macet selama periode perhitungan
rata-ratanya sebesar 5%. Net Operating Margin (NOM) mencerminkan
bahwa BSM merupakan bank syariah yang memiliki tingkat profitabilitas
sangat baik. Jika dilihat dari rasio Short Term Mismatch (STM)
mencerminkan bahwa BSM dapat memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya tanpa mengganggu kebutuhan likuiditas bagi nasabahnya.52
Penelitian ini akan mencoba membuktikan bagaimana pengaruh faktor
permodalan, kualitas aset dan likuiditas terhadap profitabilitas bank umum syariah
periode 2009-2011, yang diproyeksikan dengan rasio utama. Faktor permodalan
dihitung dengan menggunakan rasio KPMM, kualitas aset dengan rasio Kualitas
51
Diah Aristya Hesti, Analisa Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal,
Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2005-2006), progaram S1 UNDIP, Semarang, 2010, h.90.
52 Indra Prasetyo, Analisa Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional di
Aktiva Produktif (KAP), likuiditas dengan rasio STM dan profitabilitas dengan
rasio NOM.
2.7 Kerangka Pemikiran Teoritik
Dari uraian tinjauan pustaka di atas, maka kerangka pemikiran teoritik
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
Sumber data : dikembangkan untuk penelitian, 2011
2.8 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H1: Ada pengaruh yang signifikan antara faktor permodalan terhadap profitabilitas
bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama.
H2: Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas aset terhadap profitabilitas bank
syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama.
H3: Ada pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap profitabilitas bank
syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama. Permodalan (X1)
Kualitas Aset (X2)
Likuiditas (X3)
Profitabilitas Bank Syariah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang
diperoleh dari literatur atau data-data yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia yang berupa laporan bulanan bank yang
dijadikan sempel dalam penelitian pada periode 2009-2011.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang tergolong
dalam Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia yang meliputi: Bank Muamalat
Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega Indonesia
serta Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah.
3.2.2 Sampel
Pengambilan sampling dalam penelitian ini yaitu dengan cara purposive
sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu.53 Kriteria pengambilan sampel
dalam penelitian ini terdapat dalam tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Kriteria Pengambilan Sampel
No Kriteria Sampel Keterangan Jumlah
Laporan Keuangan 1. Bank umum syariah devisa
hingga tahun 2011
4 bank
2 Laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh bank umum syariah devisa dari Januari 2009 hingga April 2011
4 x 28 laporan 112
3 Tidak tersedianya informasi keuangan (neraca, rugi/ laba,
4 Tidak tersedianya laporan KAP dan KPMM
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan dokumen dan studi pustaka. Dokumen merupakan proses pengumpulan
data, data tersebut didapat dari laporan keuangan bank yang menjadi sampel.
Studi pustaka dengan mengumpulkan data, artikel, jurnal, literatur dan hasil
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi:
3.4.1.1Variabel Independen (X)
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu faktor permodalan yang
diproksi menggunakan KPMM atau Capital Adequacy Ratio (CAR), kualitas aset
yang diproksi menggunakan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan likuiditas yang
diproksi menggunakan Short Term Mismatch (STM).
3.4.1.2Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel independen.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Net Operating Margin (NOM)
yang merupakan indikator profitabilitas.
3.4.1.3Definisi Operasional
Berikut ini adalah ringkasan definisi operasional variabel penelitian yang
disajikan dalam tabel 3.2:
Table 3.2
Ringkasan Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Sekala Pengukuran
Permodalan
menilai kecukupan
modal bank dalam
mengamankan
eksposur risiko posisi
dan mengantisipasi
eksposure risiko yang akan muncul.
Kualitas Aset
menilai kondisi aset
bank, termasuk
antisipasi atas risiko
gagal bayar dari
pembiayaan yang akan muncul
Sumber: Data dikembangkan untuk penelitian, 2011
3.5 Teknik Analisa Data
3.5.1 Deskriptif Data Penelitian
Menjelaskan nilai dan peringkat masing-masing faktor baik permodalan
(capital), aset (asset), likuiditas (liquidity) dan profitabilitas dari data yang
terdapat pada laporan bulanan Bank Umum Syariah Devisa yang menjadi sampel
pada periode 2009-2011 dengan menggunakan rasio utama yang sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.
9/24/DPbs.
3.5.2 Statistik Deskriptif Variabel
Staistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan suatu data secara
penelitian ini statistik deskriptif variabel akan menjelaskan standar deviasi dari
masing-masung variabel.54
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
3.5.3.1Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi
normal sehingga analisis dengan validitas, rentabilitas, uji-t, korelasi dan regresi
dapat dilaksanakan. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan cara:55
1. Kertas peluang normal
2. Koefisien kurtosis
3. Koefisien kurtosis persentil
4. Uji chi-kuadrat
5. Lillieford.
3.5.3.2 Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas adalah adanya hubungan linear yang sempurna antara
variabel independen. Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui
kemungkinan adanya inter-korelasi antara beberapa variabel independen.56 Dalam
regresi tidak diperbolehkan adanya multikolonieritas yang sempurna atau
koefisien korelasi antar-variabel bebas = 1. Multikolonieritas dapat diketahui
dengan cara:57
54 Ibid, h 106.
55 Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar , Pengantar Statistika, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006, h. 110
56
Anton Dajan, Pengantar Metode Statistik , Jakarta: LP3ES, 1986, h. 338
57
1. Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata namun ternyata
setiap variabel bebasnya secara parsial pengaruhnya tidak nyata.
2. Nilai koefisien determinasi R2 sangat besar, sedangkan variabel bebasnya
berpengaruh tidak nyata.
3. Nilai koefisien korelasi parsialnya ryx1, ryx2 dan ryx3 lebih besar dari
koefisien determinasinya.
3.5.3.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara beberapa anggota observasi yang
disusun menurut urutan waktu. Cara mendeteksi autokorelasi dengan cara:58
1. Metode grafik yang menghubungkan antara error dengan waktu, apabila
terdapat hubungan sistematis baik meningkat atau menurun menunjukkan
adanya autokorelasi.
2. Uji durbin watso, dimana apabila dw berkisar antara du dan 4-du, maka
tidak terjadi autokorelasi.
3.5.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas untuk menunjukan nilai varians antara-nilai Y tidaklah
sama atau hetro. Dampak terjadinya heteroskedastisitas yaitu interval keyakinan
untuk koefisien regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikasi kurang kuat.
Cara mendeteksi hetroskedastisitas yaitu:59
1. Melakukan metode kuadrat terkecil tertimbang, nilai tertimbang dapat
dilakukan berdasarkan observasi.
2. Melakukan transformasi log yaitu data diubah dalam bentuk log, atau data
ditransformasi kebentuk lain seperti 1/x atau yang lain.
3.5.3.5Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui
kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen dalam suatu persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien determinasi
menunjukkan kemampuan variabel X (X1,X2,…XK) yang merupakan variabel
bebas menjelaskan variabel Y yang merupakan variabel terikat. Semakin besar
koefisien determinasi semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel
Y.60 Pada intinya Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi (R2) akan berkisar 0 sampai 1. Apabila nilai R2 = 1
menunjukkan bahwa 100% total variasi diterangkan oleh variabel persamaan
regresi, atau variabel bebas (X) mampu menerangkan variabel Y sebesar 100%.
Apabila nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan
oleh varian bebas dari persamaan regresi. Kriteria R2 dikatakan baik bila
memenuhi syarat sebagai berikut: 61
1. Nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,5 menunjukkan variabel
bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas dengan baik dan kuat.
2. Nilai koefisien determinasi sama dengan 0,5 dikatakan sedang
3. Nilai koefisien determinasi kurang dari 0,5 relatif kurang baik, hal ini
disebabkan oleh kurang tepatnya pemilihan variabel.
60
Suharyadi Purwanto, ibid, h. 514
3.5.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan regresi berganda dimana
akan diuji secara empirik untuk mencari hubungan fungsional dua atau lebih
variabel bebas dengan variabel terikat, atau untuk meramalkan dua variabel bebas
atau lebih terhadap variabel terikat.62
Adapun model dasarnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + e
Dimana :
Y: NOM (Net operating margin)
a: konstanta persamaan regresi
1 – 3: koefisien variabel independen
X1: Permodalan
X2: Kualitas Aktiva Produktif
X3: Likuiditas
e: Variabel pengganggu atau faktor-faktor di luar variable yang tidak
dimasukkan sebagai variabel model di atas (kesalahan residual).
3.5.5 Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari nilai koefisien determinan (R2), nilai statistik F dan nilai statistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya
62