• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 MELALUI E-BILING BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI UNIVERSITAS LAMPUNG OLEH BENDAHARA GAJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 MELALUI E-BILING BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI UNIVERSITAS LAMPUNG OLEH BENDAHARA GAJI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 MELALUI E-BILING BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI UNIVERSITAS LAMPUNG OLEH

BENDAHARA GAJI

(Jurnal)

Oleh

SITI MAIMUNAH 1312011315

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)
(3)

ABSTRAK

PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 MELALUI E-BILING BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI UNIVERSITAS LAMPUNG OLEH

BENDAHARA GAJI

Oleh

Siti Maimunah, Prof. Dr. Yuswanto, S.H,.M.H, Ati Yuniati S.H,.M.H Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145 Email: sitimaimunah299@gmail.com

Menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka Direktur Jendral Pajak (DJP) memanfaatkan teknoklogi guna mempermudah dan mengefisienkan pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi dan pembayaran pajak, DJP mengeluarkan E-System yang mencakup e-registration, e-filling, e-SPT, dan e-billing.

Permasalahannya, bagaimanakah pengaturan sistem pembayaran PPh pasal 21 bagi PNS di lingkungan Universitas Lampung dan pelaksanaan pembayarannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis dan empiris. Jenis data terdiri dari data primer dan sekunder. Narasumber terdiri bendahara gaji dan bendahara pengeluaran Universitas Lampung.

Penelitian ini dianalisis secara kualitatif. Pengaturan pembayaran pajak penghasilan melaui e-billing adalah Peraturan-26/Pajak/2014 tentang Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik, Peraturan Menteri Keuangan-242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran Secara Elektronik, Peraturan Menteri Keuangan-32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik.Tata cara pelaksanaan pembayaran PPh Pasal 21 sistem e-billing belum berjalan dengan baik, karena sistem pembayaran masih menggunakan manual yaitu dengan Surat Setoran Pajak.(SSP). Saran yang diberikan penulis yaitu seharusnya pembayaran PPh Pasal 21 dilakukan dengan sistem e-billing seperti pembayaran PPh Pasal 23.

(4)

ABSTRACT

THE PAYMENT OF INCOME TAX ARTICLE 21 OF CIVIL SERVANTS OF LAMPUNG UNIVERSITY PAID BY THE TREASURE OF

SALARY THROUGH E-BILLING

By

Siti Maimunah, Prof. Dr. Yuswanto, S.H, .M.H, Ati Yuniati S.H, .M.H Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145 Email: sitimaimunah299@gmail.com

The rapid development of technology has made the General Director of Taxation (GDT) utilized the technology in order to simplify the work associated with the administration and payment of taxes, the GDT issued E-System which includes e-registration, e-filing, e-SPT, and e -billing.

The problems are formulated as follows: how is the work of the settings system and its implementation on the payment of income tax article 21 of civil servants of Lampung University?

This study uses juridical and empirical approaches. The data sources consist of primary and secondary data. While the interviewees consist of the treasurer of salary and the expenditure treasurer of Lampung University. The data in this research was analyzed qualitatively. The result showed that the arrangement system of Income tax payment through e-billing is under the Regulation-26 / Taxes / 2014 concerning Electronic Tax Payment System, Ministry of Finance-242 / PMK.03 / 2014 on Procedures for Electronic Payments, Ministry of Finance-32 / PMK.05 / 2014 on State Revenue system in Elektronic. The implementation of payment procedure of income tax Article 21 of the e-billing system has not been running well, because the payment system was still done manually through the Tax Payment Slip.

It is suggested that the income tax Article 21 should be paid through e-billing system as has been done in Article 23.

(5)

I. PENDAHULUAN

Dalam segi ekonomi, pajak merupakan perpindahan sumber daya dari sektor privat kesektor publik. Bagi sektor publik pajak akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, sedangkan bagi sector privat, pajak dipandang sebagai beban. Perbedaan keadaan ekonomi, budaya dan sejarah suatu negara berdampak kepada pola perpajakan negara tersebut. Pajak orang pribadi umumnya sulit dipungut dalam masyarakat yang banyak penduduknya, dikarenakan penyebaran penduduk yang tidak merata dan tingkatan penghasilan berbeda. Untuk itu diperlukan sistem perpajakan yang baik guna

menghimpun dana dari

masyarakat.

Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, disebutkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Di Indonesia mengenal tiga sistem yang digunakan dalam memungu pajak, yakni : 1

1. Self assessment system

Yaitu suatu system perpajakan yang member kepercayaaan kepad Wajib Pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya.

2. Official assessment system

Yaitu suatu system perpajakan dimana inisiatif untuk

memenuhi kewajiban

perpajakan berada dipihak fiscus

3. Withholding tax system

Yaitu suatu system perpajakn dimana pihak ketiga diberi kepercayaan oleh undang-undang perpajakan untuk memotong pajak. Disini yang berperan adalah pihak ketiga bukan fiscus maupun Wajib Pajak.

Kementrian dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak melaksanakan sistem perpajakan yaitu with holding system. Sistem perpajakan With Holding System

(6)

pajak terutang ada pada pihak ketiga sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Pajak Penghasilan P a s a l 2 1 t e r d i r i atas gaji, upah, honorarium, tunjangan, pensiun, kegiatan, dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dipungut melalui sistem pemotongan (with holding system) pada saat penghasilan itu dibayarkan. Potongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan terhadap orang pribadi wajib pajak dalam negeri. Pemotongan pajak dilakukan oleh pemberi penghasilan dan dalam melaksanakan penghitungan haruslah mengikuti Undang-Undang Perpajakan dan segala Peraturan Pemerintah yang berlaku guna menjadi pedoman dalam melaksanakan perhitungan pajak. Sesuai dengan ketentuan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, pemungutan pajak di Indonesia harus didasarkan pada Undang-Undang Perpajakan yang disusun oleh pemerintah dan disetujui oleh rakyat, dimana petunjuk pelaksanaan pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi melalui Keputusan Dirjen Pajak Nomor. Per-15/PJ/2006 dengan mengubah ketentuan Pasal 21 ayat (8) Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang telah mengalami empat kali

perubahan dan yang terakhir adalah Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.

Apabila dikaitkan dengan sistem self assessment yang memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan kewajiban perpajakannya (kewajiban pajak Wajib Pajak sendiri, bukan pajaknya Wajib Pajak lain/ pihak lain), maka konsep sistem withholding tax ini berbeda dengan sistem self

assessment. Dalam sistem

withholding tax, Wajib Pajak diberi kewajiban untuk memotong, menyetorkan, dan mengadministrasikan pajaknya pihak lain sedangkan dalam sistem self assessment, Wajib Pajak berkewajiban untuk menghitung, menyetorkan, dan mengadministrasikan kewajiban pajaknya sendiri

Salah satu pajak yang diberlakukan di Indonesia adalah pajak penghasilan (PPh) baik perseorangan atau badan. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomi yang iterima wajib pajak pada suatu kurun waktu tertentu. Pajak penghasilan merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi bagi setiap individu yang telah memiliki tambahan kemampuan ekonomis dan terkait secara penuh berdasarkan

Undang-Undang Pajak

(7)

khususnya di Indonesia. Siapapun yang memperoleh penghasilan dari dalam negeri Indonesia pada dasarnya tidak akan lepas dari peraturan perundang-undangan yang telah dibuat oleh pemerintah Indonesia tidak terkecuali Pegawai Negeri Sipil (PNS). Masyarakat banyak yang tidak mengerti pentingnya pajak serta akibat dari menghindari diri dari pembayaran pajak. Hal ini dikarenakan perbedaan cara menghitung antara komersial dengan fiskal yang dapat menimbulkan perbedaan atas jumlah pajak yang harus teknologi yang semakin pesat, maka Direktur Jendral Pajak (DJP) tidak mau ketinggalan dalam memanfaatkan teknoklogi

guna mempermudah dan

mengefisienkan pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi dan pembayaran pajak. Maka dari itulah DJP mengeluarkan program baru yang memanfaatkan teknologi dengan lebih baik, yakni

E-System. Dalam E- System ini, terdapat e-registration, e-filling,

e-SPT, dan e-billing. Dengan pembaharuan sistem yang ada pada kantor pajak, harapannya akan meningkatkan penerimaan pajak yang akan membantu roda perekonomian Indonesia.

Pengaturan pembayaran pajak secara e-billing tertung dalam :

1. Peraturan Menteri Keuangan-242/

PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak.

2. Peraturan Menteri Keuangan -32/ PMK .05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik.

3. Peraturan-26/Pajak /2014

tentang Sistem

Pembayaran Pajak Secara Elektronik.2

Sebagai informasi peralihan pembayaran pajak ke sistem online dari sebelumnya manual sudah dimulai sejak 1 Januari 2016. Untuk mengakomodasi peralihan cara pembayaran pajak dari sistem manual ke e-billing, Bank BUMN (Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN) serta Kantor Pos masih terus melayani pembayaran pajak secara manual hanya sampai tanggal 30 Juni 2016. 3

Pembayaran dengan menggunakan kode Billing dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : a) Melalui loket bank atau kator

pos

b) Melalui anjungan tunai mandiri

2

e-Billing Pajak ( Sistem Pembayaran Pajak

Secara Elektronik ) |e-Pajak | Forum Pajak, diakses (sabtu, 14 mei 2016, 20:56)

3

(8)

(ATM) Mandiri

c) Melalui internet banking

Mandiri. 4

Sistem pembayaran pajak di saat ini belum berjalan dengan lancar karena banyak wajib pajak yang tidak melakukan pembayaran pajak dengan alasan bayar pajak itu sulit prosesnya, harus mengantri, belum lagi akan memakan waktu yang lama.

Direktorat jendral pajak saat ini memberlakuan sistem e-billing

yang dihadirkan untuk untuk

memberikan kemudahan,

kenyamanan dan keamanan wajib pajak dalam membayar pajak dan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun namun Sistem pembayaran ini belum berjalan dengan lancar di lingkungan Universitas Lampung.

Permasalahan dalam tulisan ini adalah Bagaimanakah pengaturan sistem pembayaran PPh Pasal 21 bagi PNS di lingkungan

Universitas Lampung,

Bagaimanakah pelaksanaan sistem pembayaran PPh Pasal 21 bagi PNS di lingkungan Universitas Lampung.

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui sistem pembayaran pajak penghasilan melalui e-billing bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Universitas Lampung. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem pembayaran

4

http://www.pajak.go.id . diakses, (jum’at, 22

juli 2016 : 12.20)

PPh Pasal 21 bagi PNS di lingkungan Universitas Lampung. Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian yang dilakukan dengan studi kepustakaan dan lapangan melalui wawancara terhadap sejumlah narasumber.

II. PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Universitas Lampung

Universitas Lampung (Unila) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri indonesia yang berdiri secara resmi sejak tanggal 23 september 1965. Saat ini Unila terdiri dari 8 fakultas yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Per tanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Fakultas MIPA, Dan Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung beralamat di Jln. Prof. Soemantri Brojonegoro No 1 Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa. Lokasi ini dapat dikatakan strategis karena berbatasan dengan kecamatan Rajabasa yang terdapat terminal Rajabasa sebagai penghubung jalur transprortasi. Adapun batas wilayah universitas lampung secara administrasi adalah sebagai berikut:

1. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Rajabasa 2. Sebelah timur berbatasan

dengan kecamatan Kedaton 3. Sebelah utara berbatasan

(9)

4. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Tanjung Karang Barat

5.

B. Pengaturan Sistem Pembayaran PPh 21 Bagi PNS di Lingkungan Unila

Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan. Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan, pembayaran lainnya sehubungan dengan pekerjaan/jasa/kegiatan wajib melakukan pemotongan pasal 21. Berdasarkan PP Nomor 80 Tahun 2010 bahwa Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota POLRI, Pensiunan setiap bulan yang menjadi beban APBN atau

APBD ditanggung oleh

pemerintah atas beban APBN atau APBD.

C. Peraturan Menteri Keuangan -242/ PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak.

Didalam Peraturan Menteri Keuangan-242/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak menjelaskan Jangka Waktu Pembayaran Dan Penyetoran Pajak hingga petunjuk serta contoh Pengisian

Surat Keputusan Penolakan Pengangsuran/Penundaan Pembayaran Pajak. Bab II Pasal 2 Ayat 6 menjelaskan jangka waktu pembayaran untuk PPh Pasal 21 yang dipotong oleh pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. Dalam Pasal 5 dijelaskan Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan tetapi tidak melebihi batas waktu Penyampaian Surat Pemberiahuan Pajak Penghasilan.

Pelaksanaan pajak secara e-billing

menurut Bendahara Pengeluaran Bapak Edwin Herwani, S.KOM dibayarkan melalui aplikasi SSE.go.id pembayaran melalui sistem ini tidak memiliki syarat khusus. Pembayaran menggunakan e-billing ini harus mempunyai akun e-billing terlebihih dahalu yang telah didaftarkan . Pembayaran PPh Pasal 21 ini menggunakan sistem with holding system.

(10)

D. Peraturan Menteri Keuangan -32/ PMK .05/2014 Tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik,

Penerimaan negara yang diatur dalam Peraturan Menteri ini meliputi seluruh penerimaan negara yang disetorkan yang diterima melalui Bank/ Pos Persepsi dengan menggunakan Kode

Billing. Wajib Pajak/ Wajib Bayar/ Wajib Setor menyetorkan penerimaaan negara ke Bank/ Pos Persepsi menggunakan Kode Billing yang diterbitkan oleh sistem Penerimaan Negara. Kode Billing ini dapat diperoleh dengan cara :

1. Wajib Pajak/ Wajib Bayar/ Wajib Setor melakukan perekaman data ke sistem Penerimaan Negara ; atau 2. Diterbitkan oleh pejabat yang

berwenang di Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai, atau Direktorat Jenderal Anggaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran Rektorat Unila Bapak Edwin Herwani, S.KOM, pembayaran pajak secara elektronik harus mendaftarkan dan mendapatkan kode biliing yang digunakan untuk melakukan pembayaran pajak secara elektronik. Pembayar pajak yang akan setor pajak harus membuat kode billing. Secara aturan, menurut Peraturan-24/PJ/2014.

Kode billing yang didapat yaitu 016101869536715 dan berdasarkan ketentuan ternyata kode billing ini memiliki masa berlaku/kadaluarsa

dalam jangka waktu 48jam sejak diterbitkan, jadi kode billing ini aktif sampai 18/10/2016 pukul 09:04:26 dan setelah itu secara otomatis kode billing

tersebut terhapus dari sistem dan tidak dapat digunakan lagi, namun setelah terhapus kode biling ini dapat dibuat kembali.

E. Peraturan-26/ Pajak / 2014 Tentang Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik.

Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik diatur dalam Per-26/ Pj / 2014, saat ini Wajib Pajak dapat lebih mudah dalam pemenuhan kewajiban perpajakan dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas elektronik yang telah disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Sistem pembayaran pajak secara elektronik adalah bagian dari sistem Penerimaan Negara secara elektronik yang diadministrasikan oleh Biller

Direktorat Jendral Pajak dan menerapkan Billing Sistem. Transaksi pembayaran dan penyetoran pajak yang di lakukan oleh wajib pajak dengan sistem pembayaran secara elektronik dilakukan melalui bank/pos dengan menggunakan Kode Billing, yang dapat memudahkan Wajib Pajak untuk membayarkan pajaknya dengan lebih mudah, lebih cepat, dan lebih akurat.

(11)

Berdasarkan wawancara dibagian Bendahara Pengeluaran Rektorat Unila Bapak Edwin Herwani,S.KOM Pembayaran PPh Pasal 21 bagi PNS yang dikelola oleh bendahara gaji tidak mendapatkan bukti setor pajak tidak seperti PPh pasal 23 yang memiliki bukti setor pajak karena PPh Pasal 21 telah dipotong secara otomatis oleh KPPN menggunakan sistem simpan. Bukti penerimaan pembayaran pajak oleh Unila yang dilakukan seacara manual atau menggunakan SSP mencantumkan elemen-elemen berikut ini :

a. NPWP

b. Nama Wajib Pajak c. Kode Akun Pajak d. Kode Jenis Setoran e. Tanggal Bayar

f. Jumblah Nominal Pembayaran

E. Pelaksanaan Sistem Pembayaran PPh 21 Secara E-Billing Di Universitas Lampung

Berdasarkan wawancara dibagian Bendahara Pengeluaran Rektorat Unila Bapak Edwin Herwani,S.KOM bayar pajak online atau proses pembayaran pajak secara elekronik disitus Direktorat Jendral Pajak (DJP) degan menggunakan e-billing mulai diberlakukan di Universitas Lampung (UNILA) sejak tanggal juli 2016, dan aplikasinya dapat diakses secara online

dengan mengisi formulir surat setoran elektronik di SSE.go.id. Sitem e-billing pajak ini memerlukan kode

billing untuk proses pembayaran hal ini berdasarkan hasil wawancara oleh bagian Bendahara Pengeluaran Unila Cara bayar pajak ini hanya dibutuhkan dua langkah saja, yang pertama

membuat kode billing dan selanjutnya melakukan transaksi pembayaran pajak. Menggunakan aplikasi e-billing ini sangat mudah dan praktis apabila proses input data selesai maka pembayaran pajak bisa dilakukan melalui Teller Bank, Kantor Pos, ATM, Internet Banking Atau Bisa Melalui Mobile Banking.

Alur Proses Billing Sistem :

1. Pendaftaran Akun 2. Pembuatan kode billing 3. Pembayaran

III. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka yang dapat di simpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(12)

akan terhapus secara otomatis oleh sistem.

2. Pelaksanaan pembayaran pajak secara elekronik disitus Direktorat Jendral Pajak (DJP) degan menggunakan e-billing

mulai diberlakukan di Universitas Lampung (Unila) sejak tanggal juli 2016, dan aplikasinya dapat diakses secara online dengan mengisi formulir surat setoran elektronik di SSE.go.id. Pembayaran PPh Pasal 21 bagi PNS yang dikelola oleh bendahara gaji tidak mendapatkan bukti setor pajak tidak seperti PPh pasal 23 yang memiliki bukti setor pajak karena PPh Pasal 21 telah dipotong secara otomatis oleh Kantor Pusat Perbendahraan Negara (KPPN) menggunakan sistem simpan

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan beberapa hal yakni :

1. Seharusnya pembayaran PPh Pasal 21 dilakukan seperti pembayaran PPh Pasal 23 sehingga bendaharawan memiliki bukti setor pajak dan pihak KPPN tidak menerima lagi setor PPh 21 secara manual agar kebijakan penggunakan sistem e-billing berjalan dengan lancar.

2. Seharusnya peraturan yang

menjelaskan masalah

pembayaran atau penyetoran pajak memalui e-billing diatur lebih jelas dan mendasar.

DAFTAR PUSTAKA

Marlia Eka Putri, Hukum Pajak Dan Retribusi Daerah, (Bandar Lampung : CV.Anugrah Utama Raharja, 2015) hlm. 8

e-Billing Pajak ( Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik ) |e-Pajak | Forum Pajak, diakses (sabtu, 14 mei 2016, 20:56)

Gubernur: Pajak Adalah Tiang Negara | Fajar Sumatera, diakses (sabtu, 14 mei 2016, 20:53)

http://www.pajak.go.id . diakses, (jum’at, 22

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai pengaruh penetrasi sosial perempuan lesbian terhadap sikap pertemanan; (studi survei eksplanasi perempuan lesbian di Organisasi Perempuan

Sistem ini berfungsi sebagai jemuran pakaian yang bekerja secara otomatis sesuai sengan output dari sensor cahaya (LDR) dan sensor hujan dimana output dari sensor akan

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah Daerah Propinsi adalah penyelenggaraan Ketertiban Umum dan ketentraman

- Menjelaskan isi bacaan melalui Referencing - Menyebutkan fungsi nouns pada suatu kalimat - Menyebutkan suffixes yang tepat pada suatu kalimat Materi Pokok :

bahwa dalam rangka efektifitas pemberian hibah berupa Pembangunan Unit Gedung Baru (UGB), Rehabilitasi Gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pembangunan

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan Pajak Penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa

Hasil deskripsi sampel ini dapat terjadi karena melalui penelusuran lebih lanjut terhadap mahasiswa, diketahui bahwa kecemasan dalam menghadapi dunia kerja

Bagian tengah cabang memiliki proporsi polip karang yang berkaitan dengan lo- kasi energi untuk pertumbuhan yang lebih reproduktif (100%) dengan kandungan rataan jumlah telur yang