• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN POLDA LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN PROSTITUSI ARTIS SECARA ONLINE (Jurnal Skripsi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN POLDA LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN PROSTITUSI ARTIS SECARA ONLINE (Jurnal Skripsi)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN POLDA LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN PROSTITUSI ARTIS SECARA ONLINE

(Jurnal Skripsi)

Oleh

DEDDY ROBIANSYAH NPM. 1342011046

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PERAN POLDA LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN PROSTITUSI ARTIS SECARA ONLINE

Oleh

Deddy Robiansyah, Erna Dewi, Dona Raisa Monica (Email: deddyrobiansyah@gmail.com)

Kejahatan prostitusi tidak hanya terjadi pada masyarakat biasa. Beberapa bulan lalu publik dihebohkan dengan beredarnya video bbm tentang beberapa kalangan artis yang diduga sebagai pelaku tindak pidana prostitusi. Salah satu contoh kasus prostitusi di provinsi lampung adalah Pedangdut Hesty Aryaduta (21) mengaku terguncang setelah terjaring razia dan disangka terlibat dalam prostitusi artis. Berkaitan dengan prostitusi KUHP mengaturnya dalam dua pasal, yaitu pasal 296 dan pasal 506. Pasal 296 menyatakan 'barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain, dan menjadikannya sebagai pencaharian atau kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau denda paling banyak lima belas ribu rupiah'. Sedangkan pasal 506 menyatakan barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seseorang wanita dan menjadikannya sebagai pelacur, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun.Kepolisian Republik Indonesia mengemban dua tugas pokok antara lain Tugas Preventif dan Tugas Represif. Tugas Preventif dilakukan berupa patrolipatroli yang dilakukan secara terarah dan teratur, mengadakan tanya jawab dengan orang lewat, termasuk usaha pencegahan kejahatan atau pelaksanaan tugas preventif, memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. Sedangkan tugas Represif dilakukan dengan menghimpun bukti-bukti sehubungan dengan pengusutan perkara dan bahkan berusaha untuk menemukan kembali barangbarang hasil curian, melakukan penahanan untuk kemudian diserahkan ke tangan Kejaksaan yang kelak akan meneruskannya ke PengadilanMenurut penulis berkaitan dengan berbagai hal tersebut maka peran dari seluruh pihak mulai dari pemerintah, masyarakat hingga aparat penegak hukum khususnya kepolisian yang langsung berhadapan dengan berbagai kasus tindak pidana prostitusi di lingkungan, diharapkan dapat mencegah atau setidaknya mengurangi terjadinya kejahatan prostitusi yang terjadi dimasyarakat daerah lampung.

(3)

ABSTRACT

THE ROLE OF LAMPUNG PROVINCIAL POLICE COMMAND ON THE PREVENTION OF ARTIST ONLINE PROSTITUTION

By

Deddy Robiansyah, Erna Dewi, Dona Raisa Monica (Email: deddyrobiansyah@gmail.com)

The crime of prostitution does not only occur on orinary society. Some months ago, the public has been shocked by the spread of BBM video about some artists who were accused as the convicted of prostitution crime. One of the prostitution cases in Lampung province is a dangdut singer namely as Hesty Aryaduta (21) who acknowledges to be shocked after captured on a raid and is accused to take part artist prostitution. Refer to the prostitution case, Indonesian Criminal Code (KUHP) regulates it on two articles, they are the article number 296 ad article number 506. The article number 296 states that 'whoever intentionally causes or ease the crime of raunchy by others, and make it to be their livelihood or behavior, is threatened with the maximum imprisonment of one year and four months or a maximum fine for fifteen million rupiahs'. Meanwhile the article number 506 states that whoever takes the benefit from the act of obscene of female and makes her as the prostitute, is threatened with the maximum imprisonment of one year. The Police of Republic of Indonesia carries two basic tasks that consist of Preventive Taskand Represive Task. The Preventive Task is conducted through patrols which are done directionally and regularly, conducting an interview with pedestrians, including the effort of prevention of crime or of the implementation of preventive task, maintaining the order and ensure the public savety. Meanwhile the represive task is conducted through submitting the evidences relate to case investigationand even initiating the effort to search back of the stolen goods, conducting a detention for further being forwarded to the Judiciary body.According to the writer, refer to those cases, the role of all stakeholders start from the government, society until law enforcement officers especially the police officers who get a face to face with all prostitution cases in social environment, it is hoped that they can prevent or at least decrease the occurance of prostitution crime which happens in Lampung region.

(4)

I. Pendahuluan

Kejahatan prostitusi tidak hanya terjadi pada masyarakat biasa. Beberapa bulan lalu publik dihebohkan dengan beredarnya video bbm tentang beberapa kalangan artis yang diduga sebagai pelaku tindak pidana prostitusi. Salah satu contoh kasus prostitusi di provinsi lampung adalah Pedangdut Hesty Aryaduta (21) mengaku terguncang setelah terjaring razia dan disangka terlibat dalam prostitusi artis. Hal itu disampaikan Eddie selaku kuasa hukum Nagaswara di mana Hesty bernaung. "Tadi saya bertemu Hesty dia sedih. Saya bertemu di Polda Lampung," ungkap Eddie seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com. Sayangnya, Hesty tak bisa banyak bercerita. Pasalnya, saat itu pelantun "Klepek Klepek" itu masih harus menjalani sejumlah pemeriksaan. "Dia tidak bercerita tentang pokok masalah. Tapi dia pasti sedih ya," ujarnya. "Dia masih harus BAP, polisi kan punya waktu 1x24 jam sebelum diputuskan akan ditahan atau tidak," tambah Eddie. Hesty diamankan dalam razia yang digelar Polda Lampung. Saat itu, wanita kelahiran Bandung, 18 Mei 1994 ini sedang bersama dengan seorang pria di kamar hotel.

Bersama Hesty turut diamankan sejumlah barang bukti seperti uang tunai dan alat kontrasepsi. Tak hanya Hesty, polisi juga mendapati lima terduga mucikari, empat diantaranya dari Lampung, satu dari Jakarta. Kepala Sub Direktorat IV Direktur Kriminal Umum Polda Lampung AKBP Ferdian Indra Fahmi mengatakan, Hesty merupakan korban kasus perdagangan manusia dan prostitusi. Hesty sempat ditawarkan

kepada lelaki hidung belang oleh mucikari berinisial KS sebelum ia ditangkap polisi.

Kasubdit IV Remaja Anak dan Wanita (Reknata) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Lampung AKBP Ferdyan Indra Fahmi mengatakan praktik prostitusi di Lampung disinyalir tinggi. Salah satu penyebabnya, peminat dari prostitusi itu cukup tinggi. Sementara sumber daya dan dana untuk pengungkapan terbatas. “Selain lima jaringan yang sudah kami ungkap, masih banyak jaringan lain, tetapi lebih kecil. Bahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan dari kelima mucikari yang ditangkap beberapa waktu lalu, masing-masing memiliki anak asuh minimal 10. “Prosetitusi yang melibatkan anak-anak dan artis cukup tinggi. Satu mucikari rata-rata punya anak asuh 10.

Menanggapi prostitusi ini hokum di berbagai Negara berbeda-beda, ada yang mengkategorikan sebagai tindak pidana, namun ada pula yang bersikap diam dengan pengecualian. Pangkal hokum pidana Indonesia adalah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) sebagai apa yang disebut hokum pidana umum. Disamping itu terdapat pula hukum pidana khusus sebagaimana yang tersebar di berbagai perundang-undangan lainnya.10

(5)

2

bulan atau denda paling banyak lima belas ribu rupiah'. Sedangkan pasal 506 menyatakan barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seseorang wanita dan menjadikannya sebagai pelacur, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun.

Kepolisian Republik Indonesia mengemban dua tugas pokok antara lain Tugas Preventif dan Tugas Represif. Tugas Preventif dilakukan berupa patrolipatroli yang dilakukan secara terarah dan teratur, mengadakan tanya jawab dengan orang lewat, termasuk usaha pencegahan kejahatan atau pelaksanaan tugas preventif, memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. Sedangkan tugas Represif dilakukan dengan menghimpun bukti-bukti sehubungan dengan pengusutan perkara dan bahkan berusaha untuk menemukan kembali barangbarang hasil curian, melakukan penahanan untuk kemudian diserahkan ke tangan Kejaksaan yang kelak akan meneruskannya ke Pengadilan.1

Penjabaran tugas kepolisian diatas, merupakan tugas Kepolisian yang dinilai paling efektif untuk menanggulangi terjadinya kejahatan dalam penanggulangan dan pengungkapan suatu tindak pidana adalah tugas preventif karena tugas yang luas hampir tanpa batas, dirumuskan dengan kata-kata berbuat apa saja boleh asal keamanan terpelihara dan asal tidak melanggar hukum itu sendiri. Preventif itu dilakukan dengan 4 kegiatan pokok;

1

Wildiada Gunakarya, Kebijakan

Penanggulangan Tindak Pidana, Bandung: Alfabeta. 2012.hlm 14

mengatur, menjaga, mengawal dan patroli .

Berkaitan dengan berbagai hal tersebut maka peran dari seluruh pihak mulai dari pemerintah, masyarakat hingga aparat penegak hukum khususnya kepolisian yang langsung berhadapan dengan berbagai kasus tindak pidana prostitusi di lingkungan, diharapkan dapat mencegah atau setidaknya mengurangi terjadinya kejahatan prostitusi yang terjadi dimasyarakat daerah lampung.

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimanakah peran polda lampung terhadap upaya penanggulangan prostitusi artis secara online ? serta Apakah faktor-faktor penghambat penanggulangan prostitusi artis secara online? Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan yuridis empiris. Narasumber terdiri dari Polda Lampung Dinas Sosial, serta Dosen pada bagian Hukum Pidana Unila. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Selanjutnya dianalisis secara kualitatif.

II.Pembahasan

A. Peran Polda Lampung dalam

Menanggulangi Upaya

Penanggulangan Prostitusi Artis Secara Online

(6)

menjalankan aktifitasnya sehari-hari. Sedangkan tindakan represif yang dilakukan Polri dapat berupa dengan mengadakan penyidikan atas kejahatan dan pelanggaran menurut ketentuan dalam undang-undang. Tentunya tindakan represif ini merupakan tugas kepolisian dalam bidang peradilan atau penegakan hukum sebagaimana menjadi tugas serta amanat dari peraturan yang berlaku.

Suatu peran dari individu atau kelompok dapat dijabarkan dalam beberapa bagian, yaitu:

a. Peran yang ideal yaitu peran yang di jalankan oleh individu atau kelompok sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang di tetapkan.

b. Peran yang seharusnya yaitu peran yang memang seharusnya dijalankan oleh individu atau kelompok sesuai dengan kedudukannya.

c. Peran yang dianggap diri sendiri yaitu peran yang di jalankan oleh diri sendiri karena kedudukannya dilakukan untuk kepentingannya. d. Peran yang sebenarnya di lakukan

yaitu peran dimana individu mempunyai kedudukan dan benar telah menjalankan peran sesuai dengan kedudukannya.

Berdasarkan hasil wawancara Suratmi, berkaitan dengan penegakan hukum, peranan yang ideal dan peranan yang sebenarnya adalah memang peranan yang di kehendaki dan diharapkan oleh hukum di tetapkan oleh undang-undang. Sedangkan peran yang di anggap diri sendiri dan peran yang sebenarnya telah dilakukan adalah peran yang mempertimbangakan antara kehendak hukum yang tertulis dengan

kenyataan-kenyataan, dalam hal ini kehendak hukum harus mementukan dengan kenyataan yang ada.2

Berdasarkan Pasal 2, Pasal 5 dan Pasal 14 Ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 2 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002:

“Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.”

Pasal 5 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002:

(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, megekan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat rangka terpeliharanya keamanan dalam Negeri.

(2) Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah kepolisian nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1).

2

(7)

4

Pasal 14 Ayat (1) mengenai tugas Kepolisian Republik Indonesia. yaitu:

a. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Peraturan perundang-undangan lainnya;

b. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, dan laboratorium forensik serta psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;

c. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum; d. Memelihara keselamatan jiwa

raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/ atau becana termasuk memberikan perlindungan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia;

e. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam rangka membina keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dijalan;

f. Melindungi dan melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara, sebelum ditangani oleh instansi dan/ atau pihak yang berwenang;

g. Melindungi ketaatan diri warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan; h. Turut serta dalam pembinaan

hukum nasional dan pembinaan kendaraan hukum masyarakat; i. Melakukan koordinasi,

pengawasan dan pembinaan tekhinis terhadap alat-alat kepolisian khusu, penyidik pegawai negeri sipil, dan

bentuk-bentuk pengamanan awakarsa yang memiliki kewenangan kepolisian terbatas;

j. Melakukan pengawasan terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan ;

k. Mewakili pemerintah Repubik Indonesia dalam organisasi kepolisian Internasional.

Sedangkan dalam wewenang khusus kepolisian, antara lain meliputi, pertama: kewenangan sesuai peraturan perundang-undangan (Pasal 15 ayat 2), dan kedua : wewenang penegakan hukum pidana dalam hal ini sebagaimana fungsi penyelidikan dan penyidikan yang ada dalam organisasi kepolisian. Adapun wewenang khusus kepolisian dalam hal penegakan hukum pidana tersebut tertuang dalam Pasal 16 ayat 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Polri sebagai berikut :

a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

b. Melarang settiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan.

c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.

d. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri. e. Melakukan

pemeriksaan-pemeriksaan surat.

(8)

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.

h. Mengadakan penghentian penyidikan.

i. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.

j. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana.

k. Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil untuk

Berdasarkan hasil wawancara Suratmi mengatakan, Salah satu penyebab terjadinya prostitusi artis secara online dilampung disebabkan oleh adanya mucikari yang melakukan tindak pidana perdagangan orang yang menyalurkan gadis dibawah umur maupun artis yang memasang tarif dari jutaan rupiah hingga puluhan juta rupiah. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak Polda Lampung dalam menaggulangi Prostitusi Online. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Polda Lampung yaitu :

1) Upaya non-penal

Upaya non-penal bersifat preventif yaitu, segala usaha dan kegiatan dibidang kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban

masyarakat, memelihara keselamatan orang-orang dan harta bendanya termasui member perlindungan dan pertolongan, khususnya mencegah dilakukannya perbuatan-perbuatan lain yang hakekatnya dapat mengancam atau membahayakan ketertiban dan ketentraman umum.

Pihak kepolisian dalam hal melakukan upaya pencegahan yang bersifat preventif yag berhubungan dengan prostitusi online, maka pihak Polda Lampung memberikan penyuluhan- penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak negative apabila memilih pekerjaan sebagai pekerja seks komersial dan membrikan penyuluhan mengenai tindak pidana yang akan dikenakan kepada dilakukan untuk menghindari betambahnya kasus prostitusi yang sudah ada didalam masyarakat.

(9)

6

melalui media online tersebut agar masyarakat dapat hidup lebih aman, nyaman, dan tertib.

2) Upaya Penal

Upaya penal berupa tindakan represif yaitu upaya yang dilakukan setelah perbuatan yang bersifat pelanggaran atau kejahatan terjadi. Kepolisian mengadakan penyelesaian dalam bentuk memeriksa seorang atau orang-orang yang disangka melakukan perbuatan itu. Setelah penyelesaian pemeriksaan oleh kepolisian sudah dianggap selesai maka akan komersial tersebut untuk diberika hukuman yang sesuai dengan Undang-Undang yang belaku saat ini. Untuk mucikari dapat dikenakan pasal 506 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang menyatakan bahwa: “ Barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dan menjadikan sebagai pencarian,diancam dengan kurungan paling lama satu tahun.”

Selanjutnya berdasarkan wawancara dari Susan Takarianti, Prostitusi secara online baik dilampung maupun diwilayah lainnya yang semakin banyak dikarnakan faktor atau sebab-sebab pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi telah mengubah perilaku

masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi informasi saaat ini menjadi pedang bermata dua karena selain memberi kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan,3 kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.

B. Faktor-Faktor Penghambat Penanggulangan Prostitusi Artis Secara Online

Proses meralisasikan suatu tujuan hukum, sangat ditentukan oleh profesionalisme aparat penegak hukum yang meliputi kemampuan dan keterampilan yang baik dalam menjabarkan peraturan-peraturan maupun didalam penerapannya. Untuk mewujdukan penegakan hukum yaitu untuk memperoleh kepastian hukum, keadilan dan manfaat penegakan hukum tersebut.

Faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi proses penegakan hukum yaitu:

a. Faktor hukumnya itu sendiri b. Faktor penegak hukum, yaitu

pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum c. Faktor sarana atau fasilitas yang

mendukung penegakan hukum

3

(10)

d. Faktor masyarakat e. Faktor kebudayaan. 4:

Berdasarkan hasil wawancara Suratmi, faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi proses penegakan hukum yaitu Sebab-sebab timbulnya kejahatan secara garis besar terdiri atas dua bagian yaitu, faktor internal adalah faktor penyebab dari dalam diri manusia sendiri tanpa pengaruh lingkungan sekitar seperti tingkat emosional, gangguan kejiwaan, personality (kepribadian), kelamin, kedudukan dalam keluarga. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor penyebab dari luar si pelaku, seperti tekanan ekonomi, individu adalah keadaan psikologis, dimana masalah kepribadian sering tertekan perasaannya cenderung melakukan penyimpangan dan penyimpangan ini biasanya terjadi pada sistem sosial ataupun terhadap pola-pola kebudayaan.

Suratmi melanjutkan, pihak Kepolisian dalam menanggulagi prostitusi online yang sudah banyak beredar dimasayarakat luas mengalami beberapa kendala yaitu kendala internal dan eksternal.

Soerjono Soekanto, Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat. Alumni Bandung, 1983. hlm 34.

perlindungan hukum dalam Pasal tersebut, sedangkan laki- laki dewasa dan anak-anak perempuan tidak mendapat perlindungan hukum. Kemudian setelah adanya Undang - undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdaganan Orang bahwa delik tindak pidana tersebut memiliki arti yang lebih spesfiik sebagaimana dalam Pasal 2 Ayat 1 yang berbunyi :Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).

Yang perlu dimengerti dari Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan Orang ini yaitu adanya tindak pidana perdagangan orang hanya cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbutan yang sudah dirumuskan dalam undang - undang dan tidak mensyaratkan lagi adanya akibat dieksploitasi atau tereksploitasi yang akan timbul.

(11)

8

BAB XXI mengenai Tindak Pidana terhadap Kemerdekaan Orang, Bagian Kesatu Perdagangan orang, yang terdiri dari 12 paragraf dan 16 Pasal. Pasal 566 Rancangan KUHP berbunyi sebagai berikut : Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengiriman, penyerahterimaan orang dengan menggunakan kekerasan atau anaman kekerasan, penipuan, penculikan, penyekapan, penyalahgunaan kekuasaan, pemanfaat posisi kerentanan, atau penjeratan ulang, untuk tuan mengeskploitasi atau perbuatan yang dapat tereksploitasi orang tersebut, dipidana karena melakukan tindak pidana perdaganagn orang, dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Kategor IV dan paling banyak Kategori VI.5

Faktor yang menyebabkan prostitusi online internet semakin marak terjadi dan terus berkembang dari waktu ke waktu, dalam makalah ini penulis memaparkan 5 faktor penyebab terjadinya pelacuran

Polda Lampung mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mengatasi dan menanggulangi perdagangan perempuan atau perdagangan orang. Dengan peraturan perundang-undangan yang sudah ada, seharusnya pemerintah Indonesia bisa menjerat pelakunya dan memberikan perlindungan bagi korbannya. Melalui lembaga yudikatif pemerintah hendaknya secara sinergi

5

Siswanto Sunarso, Viktimologi dalam Sistem Peradilan Pidana, Sinar Grafika, Jakarta 2014, hlm. 52.

dapat menanggulangi kasus perdagangan orang.

Berdasarkan perumusan seperti di atas, maka sebuah perbuatan tindak pidana perdagangan orang yang akhirnya menjadi prostiusi online pada umumnya dapat terpenuhi bila salah satu dari tiga elemen tersebut dilakukan. Misalnya, seseorang melakukan perekrutan dengan menggunakan pemanfaatan posisi kerentanan untuk tujuan mengeksploitasi, maka orang tersebut telah memenuhi unsur unsur tindak pidana.

Tindak pidana atau sering disebut dalam bahasa asing “delict” merupakan “perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana saja yang disertai ancaman (sanksi) berupa pidana tertentu, bagi seseorang atau beberapa orang atau korporasi yang melanggar hal tersebut” Dalam merinci suatu rumusan delik ke dalam unsur-unsurnya, maka akan dengan mudah dapat dijumpai suatu perbuatan manusia.

III. Penutup

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan:

(12)

dengan kenyataan-kenyataan, dalam hal ini kehendak hukum harus mementukan dengan kenyataan yang ada.

2. Faktor Upaya lain yang telah dilakukan oleh polisi ialah telah menutup forum-forum praktik prostitusi online dan menangkap pihak-pihak yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan peran Kepolisian yang terdapat dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menyatakan bahwa memelihara keamanan, ketertiban masyarakat, menegakkan hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Saran dalam penelitian ini adalah: Diharapkan kepada Polda Lampung untuk dapat mengambil peran yang lebih besar dalam penanggulangan dan pencegahan tindak pidana perdagangan orang. Pemerintah diharapkan dapat membantu Polda Lampung seperti misalnya memberikan kemudahan akses pendidikan kepada warga Kota Bandar Lampung, menyediakan lapangan pekerjaan yang terverifikasi, melakukan operasi sidak pada tempat yang terindikasi adanya perdagangan orang.

1. Polda Lampung dalam menanggulangi tindak pidana prostitusi perdagangan orang lebih melakukan penegakan hukum yang sesuai dengan undang-undang. Sehingga pelaku prostitusi serta mucikari yang melakukan tindak

pidana prostitusi mendapatkan efek jera agar tidak mengulangi perbuatan prostitusi. Serta memberantas pelaku prostitusi secara online dikalangan masyarakat.

Daftar Pustaka

Gunakarya, Wildiada. 2012 Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana,. Bandung: Alfabeta.

Soekanto, Soerjono. 1983. Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat. Bandung: Alumni

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengamatan di lapangan selama peneliti menjalankan program praktik pengalaman lapangan (PPL) di SMA Negeri 19 Palembang, permainan sepak bola

dimana mobilisasi dini sangat penting dalam membantu mempercepat respon peristaltik usus untuk dapat kembali berfungsi, maka setiap perawat diharapkan melakukan

Penanggung jawab bertugas untuk mengawasi seluruh kegiatan berburu sehingga berjalan lancar serta memberikan penjelasan yang diperlukan kepada para detektif pengajar..

Mencetak RTH Hasil Opname Fisik Barang Persediaan dan Laporan Rincian Barang Persediaan serta Laporan Posisi Persediaan di Neraca Berita Acara Opname Fisik Barang Persediaan 5 menit

Ruang yang dibutuhkan adalah ruang untuk area resepsionis untuk penerimaan pengunjung dan informasi, area pameran tentang wayang potehi, area cafe agar pengunjung dapat

Selain penggunaan kapal motor yang semakin meningkat dan perubahan jenis alat tangkap, indikasi lain nelayan Indramayu melakukan adaptasi dengan memanfaatkan

Bunga yang ditetapkan baik tinggi maupun rendah akan memaksa pasar untuk memberikan laba positif, sedangkan produktivitas riil bisa lebih tinggi atau lebih rendah daripada

Di sisi lain variabel perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, oleh karena itu perusahaan diharapkan untuk memperhatikan tingkat