• Tidak ada hasil yang ditemukan

JRAMM vol 2 no 1 Juni 2013 gabung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JRAMM vol 2 no 1 Juni 2013 gabung"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kinerja Perusahaan Produk Kopi

Melalui Pendekatan Rasio Produksi

Heri Wibowo

Jurusan Teknik Universitas Malahayati

Jl. Pramuka No 27 Kemiling Bandar Lampung 35153 Indonesia Email : heriwibowo_ti@yahoo.co.id

Abstract. The company of coffee product was claimed always to serve of customer need by quality output product better, because the output product was exported. To know the company performance was by doing the survey about variables and then account the production cost efficiency by production ratio method. The result during 2005 -2010 was the multiple regression that the variables is the most influence of job satisfaction employees was reward and recognition with the coefficient was 0,509 or 50,9%. By the T test is known that reward and recognition variable was influenced partially to the job satisfaction employees with thitung X1 (3,529) > ttabel (2,03951) and probability (0,001) > alpha (0,05) and the result of production ratio was more low of production ratio, it was more big profit the company. Based on research, the most dominant variable was reward and recognition, and the most efficient of production ratio was 0,018 or 18% in 2010

Keywords: Production Ratio

1. Pendahuluan

Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan bisnis adalah mempunyai dasar pemikiran dengan menghasilkan kualitas yang terbaik, untuk itulah diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses dan lingkungan (Fandy Tjiptono dan Diana A., 2001:10). Hasil dari proses perbaikan berkesinambungan tersebut adalah kinerja dari karyawan yang bersangkutan. Penilaian baik buruk kerja karyawan berhubungan dengan persepsi karyawan mengenai proses perbaikan berkesinambungan sesuai dengan pendekatan Semakin baik persepsi karyawan terhadap proses perbaikan berkesinambungan maka karyawan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi, dan kinerjanya semakin baik.

2. Kajian Pustaka

(2)

Gambar 2. Siklus Perbaikan Kinerja Manajemen

Menurut Djanvanto (2004:174) rasio produksi digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya produksi sehubungan dengan perubahan volume penjualan. Rasio produksi merupakan rasio antar biaya usaha keseluruhan (harga pokok penjualan ditambah biaya usaha) dengan penjualan bersih. Rasio produksi yang menguntungkan adalah rasio produksi yang angkanya rendah. Sebaliknya rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik, karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi dan yang tersedia untuk laba kecil. Faktor-faktor penyebab terjadinya peningkatan rasio pengeluaran biaya produksi adalah : 1. Terjadinya penurunan harga jual

2. Terjadinya perubahan permintaan

3. Terjadinya perubahan biaya penjualan dan biaya administratif

4. Terjadinya perubahan berbagai jenis produk yang dihasilkan dalam kaitannya dengan gross margin

masing-masing produk.

Manajemen mempunyai kepentingan ganda dalam analisis kinerja keuangan, salah satunya adalah menilai efisiensi dan profitabilitas operasi. Penilaian atas operasi sebagian besar dilakukan berdasarkan analisis atas laporan rugi laba. Untuk perusahaan secara keseluruhan atau untuk sub-divisinya, penilaian operasi biasanya dilakukan melalui angka-angka umum atau analisis persentase laporan operasi. Masing-masing pos biaya dan beban biasanya berkaitan dengan penjualan bersih, yaitu pendapatan penjualan kotor setelah dikurangi pengembalian dan potongan. Dasar menggunakan penjualan bersih sebagai penyebut memberikan suatu standar pengukuran yang masuk akal, khususnya untuk menelusuri kemajuan serangkaian periode lampau atau membuat perbandingan di antara perusahaan yang berbeda. Rasio produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

3. Metodologi Penelitian

Tahap awal penelitian adalah mengumpulkan data primer yang diperlukan, dilanjutkan dengan menyusun kuesioner dan disebarkan kepada responden, yang dalam hal ini ditujukan kapada karyawan sebagai sampel penelitian. Selanjutnya hasil kuesioner diolah dengan software SPSS 16 melalui uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik. Tahap akhir penelitian adalah perhitungan rasio produksi sebagai analisis kinerja perusahaan.

4. Hasil dan Pembahasan

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel yaitu karyawan pada staf bagian produksi, staf bagian pembelian bahan baku, staf bagian mesin, staf bagian keuangan, staf bagian akuntansi, dan staf bagian ekspor yang berjumlah 32 karyawan.

etto PenjualanN

oduksi Biaya

Beban HPP

oduksi

(3)

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Kuisioner dengan Menggunakan Software SPSS 16 Kepuasan Kerja

Karyawan

Penghargaan dan Pengakuan

Kerjasama Tim

Budaya Organisasi Kepuasan

Kerja Karyawan

Pearson

Correlation 1 0.700** 0.386* 0.543**

Sig. (2-tailed) 0.000 0.029 0.001

N 32 32 32 32

Penghargaan dan

Pengakuan

Pearson

Correlation 0.700** 1 0.387* 0.574**

Sig. (2-tailed) 0.000 0.029 0.001

N 32 32 32 32

Kerjasama Tim

Pearson

Correlation 0.386* 0.387* 1 0.504**

Sig. (2-tailed) 0.029 0.029 0.003

N 32 32 32 32

Budaya Organisasi

Pearson

Correlation 0.543** 0.574** 0.504** 1

Sig. (2-tailed) 0.001 0.001 0.003

N 32 32 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki 2 tingkat signifikan atau Sig. 2-tailed yaitu signifikan < nilai alpha (0,01) dan memiliki tingkat signifikan < nilai alpha (0,05). Nilai koefisien korelasinya pada semua item > nilai r tabel (0,349). Dengan demikian hasil uji validitas menyatakan data atau kuisioner yang digunakan penulis dalam penelitian ini secara keseluruhan dapat dikatakan sudah valid.

Tabel 4.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner dengan Menggunakan Software SPSS 16

Cronbach's Alpha N of Items

0.809 4

(4)

Gambar 3. Grafik Uji Normality

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa data (titik) berada disekitar garis diagonal dan menyebar searah mengikuti sumbu diagonal dan ini artinya hasil uji normalitas menyatakan data tersebut menyebar secara normal.

Tabel 4.3. Hasil Uji VIF dan Tolerance

dengan Menggunakan Software SPSS 16

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Penghargaan dan Pengakuan 0.658 1.520

Kerjasama Tim 0.732 1.367

Budaya Organisasi 0.577 1.733

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Karyawan

Tabel 4.4. Hasil Uji Coefficient Correlations dengan Menggunakan Software SPSS 16

Model Budaya Organisasi Kerjasama Tim Penghargaan danPengakuan

1 Correlations Budaya Organisasi 1.000 -0.374 -0.476

Kerjasama Tim -0.374 1.000 -0.138

Penghargaan dan

Pengakuan -0.476 -0.138 1.000

Covariances Budaya Organisasi 0.039 -0.012 -0.014

Kerjasama Tim -0.012 0.028 -0.003

Penghargaan dan

Pengakuan -0.014 -0.003 0.021

a.Dependent Variable: Kepuasan Kerja Karyawan

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai VIF antara 1,367 sampai dengan 1,733 yang artinya nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance antara 0,577 sampai dengan 0,732 yang artinya tidak kurang dari 0,1 serta nilai Coefficient Correlations dari masing-masing variabel bebasnya tidak lebih dari 0,5

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Uji Heteroskedastisitas dengan Menggunakan Software SPSS 16

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.676 3.055 0.876 0.388

Penghargaan dan

Pengakuan 0.509 0.144 0.567 3.529 0.001 0.658 1.520

Kerjasama Tim 0.084 0.168 0.076 0.497 0.623 0.732 1.367

Budaya

Organisasi 0.207 0.198 0.179 1.045 0.305 0.577 1.733

(5)

Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai probabilitas (Sig) setiap variabel independennya lebih besar dari nilai alpha (0,05), ini artinya model regresi yang digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas atau tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Tabel 4.6. Model Summaryb dengan Menggunakan Software SPSS 16

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 0.724a 0.524 0.473 1.60114

a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Kerjasama Tim, Penghargaan dan Pengakuan

b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Karyawan

Dari Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa nilai R = 0,724 atau 72,4% yang menunjukkan bahwa variabel bebas (Predictors) mempunyai hubungan yang sangat erat terhadap variable terikat (kepuasan kerja karyawan) yang artinya budaya organisasi, kerjasama tim dan penghargaan dan pengakuan ditingkatkan maka hasil kinerja karyawan pun meningkat. Sedangkan nilai R Square menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi, kerjasama tim dan penghargaan dan pengakuan mampu mempengaruhi variabel kepuasan kerja karyawan sebesar 0,524 atau 52,4%. Ini berarti variabel independen (X1,X2,X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen (Y) sebesar 52,4% dan sisanya sebesar 47,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 4.7. Coefficienta

dengan Menggunakan Software SPSS 16

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.676 3.055 0.876 0.388

Penghargaan dan

Pengakuan 0.509 0.144 0.567 3.529 0.001

Kerjasama Tim 0.084 0.168 0.076 0.497 0.623

Budaya Organisasi 0.207 0.198 0.179 1.045 0.305

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Karyawan

Dari Tabel 4.7 diatas dengan melihat nilai coefficient regresinya (B), maka diperoleh persamaan regresi linier berganda seperti di bawah ini:

Y = 2,676 + 0,509 X1 + 0,084 X2 + 0,207 X3 + e Keterangan :

Y = Kepuasan Kerja Karyawan X1 = Penghargaan dan Pengakuan X2 = Kerjasama Tim

X3 = Budaya Organisasi e = Standart Error

(6)

(X2) menyatakan bahwa setiap peningkatkan 1 kali frekuensi kerjasama tim akan meningkatkan hasil kerja karyawan sebesar 0,084 atau 8,4% per tahunnya dan koefisien regresi 0,207 (X3) menyatakan bahwa setiap peningkatkan 1 kali frekuensi budaya organisasi akan meningkatkan hasil kerja karyawan sebesar 0,207 atau 20,7% per tahunnya.

Berikut ini penjelasan mengenai hasil Uji-t yang merupakan salah satu metode pengujian hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat secara parsial dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel serta membandingkan probabilitas dengan nilai alpha (α = 0,05), dimana nilai thitung dan nilai probabilitas (Sig) setiap variabelnya dapat dilihat dari Tabel 5. di atas :

1. Bahwa hasil Uji t untuk variabel penghargaan dan pengakuan (X1) menyatakan bahwa thitung X1 (3,529) > ttabel (2,03951) atau Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti pengakuan dan penghargaan secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Bahwa hasil Uji t untuk variabel kerjasama tim (X2) menyatakan bahwa thitung X2 (0,497) < ttabel (2,03951) atau Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti kerjasama tim secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

3. Bahwa hasil Uji t untuk variabel budaya organisasi (X3) menyatakan bahwa thitung X3 (1,045) < ttabel (2,03951) atau Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti budaya organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

Tabel 4.8. Perhitungan Rasio Produksi Perusahaan Tahun 2005-2010

Tahun Jumlah Hasil

Produksi (kg) Harga Pokok

Penjualan Netto (kg)

Biaya Produksi

(Rp) Rasio Produksi

2005 905.900 25.000 846.000 20.588.500.000 0.029

2006 1.030.200 25.000 980.000 25.453.000.000 0.026

2007 1.211.000 25.000 1.108.000 18.165.000.000 0.022

2008 1.235.000 25.000 1.165.000 19.525.000.000 0.021

2009 1.321.000 25.000 1.305.000 21.815.000.000 0.019

2010 1.344.000 25.000 1.389.000 20.160.000.000 0.018

Sumber : Data Perusahaan dan Hasil Perhitungan

Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa rasio yang paling kecil adalah pada tahun 2010 dengan rasio produksi sebesar 0,0180. Semakin kecil rasio produksinya maka perusahaan semakin untung dan semakin efisien biaya produksinya.

Dari uraian di atas menunjukan bahwa dengan adanya metode ini maka kinerja perusahan meningkat dengan jumlah produksi yang semakin meningkat sebanding dengan biaya produksi yang telah di anggarkan melalui penerapan rasio produksi. Dapat menjadi rujukan perusahan untuk mengambil keputusan contohnya seperti mengurangi biaya overhead pabrik, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung.

5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Variabel pengakuan dan penghargaan secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, dibandingkan variabel kerjasama tim dan variabel budaya organisasi.

(7)

Saran

Berikut ini adalah beberapa saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu :

1. Perusahaan sebaiknya mengembangkan konsep rasio produksi agar biaya produksi lebih efesien dengan cara memperhatikan variabel yang lain diluar penghargaan dan pengakuan, seperti kerjasama tim dan budaya organisasi.

2. Pendekatan rasio produksi adalah hanya salah satu metode untuk mengetahui seberapa besar kinerja manajemen, karena masih ada beberapa metode yang lain yang dapat dipergunakan sebagai dasar penelitian seperti balanced score card atau six sigma.

Daftar Pustaka

Evans, J.R. and Lindsay,W.M. 2007. The Management and Control of Quality. New York : Cengage Learning.

Gasprez. Vincent. 2002. Total Quality Management. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara. Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : Salemba Empat. Tjiptono, Fandy dan Diana Anastasia. 2001. Total Quality Management. Yogyakarta : Penerbit Andi

Offset.

(8)

Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Pada Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin

Bandar Lampung

Sri Murtini, Agus Sutardjo, dan Bambang Purwanto

Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Malahayati, Bandar Lampung

Abstract. Human resources is still very important and be the center of attention in an organization or company to survive in the era of globalization coupled with increasing competition levels. Productivity is closely linked to the progress and success of a company. The company will not be successful if not supported by the productivity of its employees. Employee productivity increases when employees are motivated to work. Motivation can be defined as an individual's personal circumstances that encourage the desire of individuals to perform certain activities in order to achieve a goal. In this research the Influence Factors of Motivation Of Employee Productivity At Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin were discussed.Data collection methods used in this research was by using questionnaires or questionnaire with a sample of all employees remains at Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin totaling 47 respondents comprising of the employees at the Medical Inpatient, Outpatient and Midwives whereas analytical models used was a multiple linear regression were processed using SPSS 16 software. The results of this study stated that motivational factors with R Square of 0.473 or 47.3% and the remaining 52.7% (100% -47.3%) affected by other factors. F test results stating that the motivating factors simultaneously influence the productivity of employees with F observed (7.350) > F table (2.44) and the probability value (0.000) < alpha (0.05). T test results states that physiological needs t observed (2.667) > t table (2.01410)and the probability of 0.011 < alpha (0.05) so that the partial effect on employee productivity.

.

Keywords:Motivation Factors and Employee Productivity

1. Latar Belakang

Mengingat betapa pentingnya sumber daya manusia di dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka sangat diperlukan sumber daya yang berkualitas dan memiliki gairah kerja yang tinggi. Upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh sumber daya yang berkualitas dan memiliki gairah kerja tinggi dalam mempengaruhi produktivitas kerja karyawan demi pencapaian tujuan perusahaan yaitu dengan diberikannya motivasi terhadap karyawan. Hal ini juga telah dibuktikan oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Triono (2006) yang menyatakan adanya pengaruh positif dari faktor-faktor motivasi (karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja) terhadap produktivitas kerja karyawan di PT Radio Karya Pancaran Swara Media.

Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin (RSPBA) yang beralamatkan di Jalan Pramuka No. 27 Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung merupakan Rumah Sakit KSO antara PT Bintang Amin Husada dan PT Pertamina Bina Medika (PERTAMEDIKA) yang telah beroperasi sejak tanggal 6 Maret 2012, Rumah Sakit milik Universitas Malahayati Bandar Lampung yang akan dikembangkan menjadi rumah sakit pendidikan bertaraf internasional. Oleh karena itu, Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin dituntut untuk berkembang dan meningkatkan kualitasnya, baik dari segi pelayanan maupun dari segi fasilitasnya.

(9)

harus terus membina motivasi karyawan melalui proses pemuasan kebutuhan. Kebijaksanaan motivasi yang telah diberikan RSPBA Bandar Lampung sebagai berikut: Pemenuhan Kebutuhan Ekonomis Selain dalam bentuk gaji pokok yang diberikan kepada karyawan, rumah sakit juga memberikan tunjangan hari raya. Fasilitas Kerja yang diberikan kepada karyawan guna memberikan rasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Menciptakan hubungan kerjasama antara pimpinan dan dengan sesama karyawan yang diharapkan dapat tercapainya hubungan kerja yang baik dan bermutu dengan konotasi menyenangkan, penuh tenggang rasa dan saling membangun yang selanjutnya dapat tercipta kesadaran berkarya kearah peningkatan produktivitas kerja.

Motivasi dalam suatu rumah sakit dimaksudkan sebagai kemauan untuk berjuang atau berusaha ke tingkat yang lebih tinggi menuju tercapainya tujuan rumah sakit, dengan syarat tidak mengabaikan kemampuan seseorang untuk memperoleh kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pribadi. Faktor-faktor motivasi berdasarkan konsep heirarki kebutuhan menurut A.H. Maslow yang mendorong untuk bekerja adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas. Kebutuhan keamanan yaitu keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan sosial mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan. Kebutuhan penghargaan adalah mencakup faktor penghormatan dari luar seperti status, pengakuan, dan perhatian. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi.

Produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa. Produktivitas yang berupa pelayanan kesehatan ini dipengaruhi oleh motif-motif khusus yang dimiliki karyawan, dalam hal bekerja pada bagian tertentu dan dalam hal melakukan pekerjaan tertentu. Semakin tinggi motivasi karyawan dalam bekerja, maka akan semakin baik pula pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, karena seseorang dengan motivasi tinggi selalu memiliki keinginan untuk berusaha sebaik-baiknya dalam bekerja. Kebanyakan karyawan mengembangkan perilaku mereka dalam bekerja agar memiliki peluang untuk memperoleh insentif kerja yang lebih besar serta berpelu ang untuk meraih promosi jabatan.

2. Kajian Pustaka Rumah Sakit

Menurut surat keputusan Mentri Kesehatan RI No.134/Menkes/SK/IV/78 berdasarkan kutipan oleh Kuswanto (2005) tentang susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit umum: Rumah sakit umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan dan penyembuhan penderita serta pemulihan cacat badan dan jiwa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

(10)

Motivasi

Menurut Hasibuan (2003) motivasi berasal dari bahasa latin ’Movere’ yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini mempermasalahkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Sondang P. Siagian dalam Soleh Purnomo (2004:36) menyatakan bahwa motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai pedoman (driving force) dimaksudkan sebagai desakkan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan.

Teori Motivasi

Secara psikologis, aspek sangat penting dalam kepemimpinan kerja adalah sejauh mana pemimpin mampu mempengaruhi motivasi kerja sumber daya manusianya agar mampu bekerja secara produktif dengan penuh tanggung jawab. Hal ini dikarenakan oleh beberapa alasan yang dikemukakan oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2005:62), diantaranya adalah sebagai berikut: Karyawan harus di dorong untuk bekerjasama dalam organisasi, Karyawan harus senantiasa didorong untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan tuntutan kerja, Motivasi karyawan merupakan aspek sangat penting dalam memelihara dan mengembangkan sumber daya manusia dalam organisasi.

Menurut Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) menyimpulkan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu sebagai berikut : Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu, Kebutuhan penghargaan adalah mencakup faktor penghormatan dari luar seperti status, pengakuan, dan perhatian, Kebutuhan sosial adalah mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan, Kebutuhan keamanan yaitu antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional, Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, dan bernapas. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.

Produktivitas

Menurut Malayu Hasibuan (2003:41) Produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan

input (masukan). Jika produktivitas naik dimungkinkan adanya peningkatan efesiensi (waktu, bahan,

tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerja. Sedangakan menurut James E. Rosnzweigh (2004) Prouktivitas adalah Suatu ukuran efisiensi dari proses transformasi organisasi yang mengubah masukan (input) menjadi pengeluaran (output), produktivitas itu dapat di hasilkan dari 3 sumber primer yaitu teknologi, keahlian manajerial dan usaha dari manusia itu sendiri.

Menurut Muchdariyah Sinungan (2005:117) mengatakan, Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber riil yang semakin sedikit. Menurut Blecher (dalam Wibowo 2007:241) Produktivitas kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikualifikasikan dengan membagi pengeluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas dapat dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

(11)

tim. Tingkat keterampilan yang ditentukan oleh pendidikan latihan dalam manajemen supervise serta keterampilan. Hubungan tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality control circles). Manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas. Efisiensi tenaga kerja, seperti: perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha, dan berada dalam jalur yang benar dalam berusaha. (James A.F Stoner, 2006).

Kaitannya Motivasi Dalam Meningkatkan Produktivitas kerja

Produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa. Produktivitas sangat penting peranannya dalam organisasi, karena jika tingkat produktivitasnya tinggi maka tujuan dalam organisasi tersebut akan tercapai. Ishak dan Hendri (2003:28) menyatakan manfaat motivasi yang paling utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Dengan adanya motivasi diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat serta para pegawai akan merasa senang karena motivasi yang diberikan kepadanya terlaksana dengan baik dan produktivitas kerja dapat meningkat.

Penelitian Terdahulu

Penelitian Atmadja (2009) dengan hasil analisis data dan pengujian hipotesis variabel bebas (Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan penghargaan, kebutuhan sosial, kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja, dan kebutuhan fisiologis) menunjukkan 21,6% produktivitas kerja dapat dijelaskan oleh variabel sosial dan kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja, sedangkan sisanya 78,4% dijelaskan oleh faktor-faktor di luar kebutuhan sosial dan kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho1 : Faktor-faktor motivasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin.

Ha 1 : Faktor-faktor motivasi secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin.

Ho 2 : Faktor-faktor motivasi secara simultan tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin.

Ha 2 : Faktor-faktor motivasi secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin.

3. Metode Penelitian Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat lima variabel bebas (variabel independen) dari faktor-faktor motivasi yaitu kebutuhan fisiologis (X1), kebutuhan keamanan (X2), kebutuhan sosial (X3), kebutuhan penghargaan (X4) dan kebutuhan aktualisasi diri (X5) dan satu variabel terikat (variabel dependen) yaitu produktivitas kerja karyawan (Y):

1. Kebutuhan fisiologis (X1) yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk ke dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, dan lain lain.

2. Kebutuhan keamanan (X2) adalah kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. 3. Kebutuhan sosial (X3) adalah kebutuhan sosial, teman, afiliasi, interaksi,

dicintai dan mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya.

(12)

5. Kebutuhan aktualisasi diri (X5) adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan/luar biasa.

6. Produktivitas kerja (Y) adalah Suatu ukuran efisiensi dari proses transformasi organisasi yang mengubah masukan (input) menjadi pengeluaran (output), produktivitas itu dapat di hasilkan dari 3 sumber primer yaitu teknologi, keahlian manajerial dan usaha dari manusia itu sendiri.

Metode Pemilihan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2004:130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian dan apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitian disebut populasi, penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin dengan jumlah 125 orang dan yang menjadi sampel penulis yaitu sebagian karyawan Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung yang berjumlah 47 orang karyawan atau 38% dari jumlah karyawan yang terdiri dari karyawan pada bagian Tenaga Medis Rawat Inap, Rawat Jalan dan Bidan.

Metode Pengumpulan Data

Penulis menggunakan metode angket atau kuesioner dengan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup. Metode angket adalah teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang merupakan salah satu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut sehingga dapat mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan.

Skala Pengukuran

Menggunakan Skala Likert dengan 5 (lima) alternatif jawaban. Urutan skala penilaian dari setiap jawaban item-item variabel adalah sebagai berikut:Sangat Setuju (SS) : Skor 5, Setuju (S) : Skor 4, Netral (N) : Skor 3, Tidak Setuju (TS): Skor 2, Sangat Tidak Setuju (STS): Skor 1

Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini, untuk mengelolah data yang telah terkumpul Penulis mengelolah data tersebut secara komputerisasi yaitu menggunakan bantuan software SPSS 16.0 (Statistical Package for Social Sciences).

Alat Analisis

Analisis Kualitatif yang bersumber pada teori yang berhubungan dengan masalah yang ada pada penelitian ini berdasarkan konsep sumber daya manusia untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Dalam hal ini mengajukan 46 butir pertanyaan kepada responden yang berbentuk lembaran kuesioner dengan rincian, 9 butir pertanyaan untuk kebutuhan Aktualisasi diri, 7 butir pertanyaan untuk kebutuhan penghargaan, 7 butir pertanyaan untuk kebutuhan sosial, 8 butir pertanyaan untuk kebutuhan keamanan, 8 butir pertanyaan untuk kebutuhan fisiologis dan 7 butir pertanyaan untuk produktivitas kerja karyawan.

Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas kuesioner didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.

Uji Realibilitas Kuesioner

Uji realibilitas (keandalan) merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat

diandalkan atau suatu uji kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan yang tersusun dalam bentuk kuesioner.

(13)

Meliputi uji normalitas data yang dilakukan untuk melihat apakah data menyebar normal atau tidak dapat dilihat dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik yang menggunakan gambar kurva P- Plot. Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Uji

Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain dengan menggunakan metode park gleyser.

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah suatu alat analisis yang bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas yang perhitungannya menggunakan bantuan

software SPSS 16. (Statistical Package for Social Sciences). Adapun persamaan regresi liner berganda

adalah sebagai berikut:

Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e

Keterangan: Y = Skor produktivitas kerja karyawan a = Konstanta

b = Koefisien regresi berganda X1 = Skor untuk kebutuhan fisiologis X2 = Skor untuk kebutuhan keamanan X3 = Skor untuk kebutuhan sosial X4 = Skor untuk kebutuhan penghargaan X5 = Skor untuk kebutuhan aktualisasi diri e = Eror

Uji F (Anova)

Analisis uji F atau uji Anova (Analisis Of Variance) adalah alat analisis yang tergolong alat analisis komperatif yang digunakan untuk menguji hipotesis secara bersama-sama atau mengukur hubungan dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y) dengan cara membandingkan F hitung dan F tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas (Sig) dengan alpha (α = 0,05) yang perhitungannya juga menggunakan bantuan software SPSS 16 (Statistical

Package for Social Sciences).

Uji T

Uji T adalah satu metode pengujian hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat secara individual atau sendiri-sendiri. Pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan, maka penulis menggunakan bantuan software SPSS 16.

4. Hasil Analisis dan Pembahasan Analisis Data

Uji Validitas Kuesioner

Adapun hasil pengujian validitas Semua variabel memiliki tingkat signifikan atau Sig. 2-tailed yaitu signifikan < nilai alpha (0,05).

Uji Reliabilitas Kuesioner

Adapun hasil pengujian reliabilitas yang dikelolah dengan menggunakan software SPSS 16 nilai

(14)

karena angka 0,863 lebih besar dari 0,60 yang merupakan batas angka yang telah ditetapkan untuk menyatakan reliable atau tidaknya suatu data yang digunakan.

Uji Normalitas Data

Dari penelitian dapat diketahui bahwa data (titik) berada disekitar garis diagonal dan menyebar searah mengikuti sumbu diagonal dan ini artinya data tersebut menyebar secara normal.

Uji Multikolinieritas

Nilai VIF dan nilai toleransinya adalah sebagai berikut:

1. VIF untuk kebutuhan fisiologis sebesar 1,527 yang tidak lebih dari 10 dengan nilai tolerance sebesar 0,655 yang tidak kurang dari 0,1 serta nilai Coefficient Correlations tidak lebih dari 0,5 maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fisiologis terbebas dari multikonlinearitas.

2. VIF untuk kebutuhan keamanan sebesar 2,394 yang tidak lebih dari 10 dengan nilai tolerance sebesar 0,418 yang tidak kurang dari 0,1 serta nilai Coefficient Correlations tidak lebih dari 0,5 maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan keamanan terbebas dari multikonlinearitas.

3. VIF untuk kebutuhan sosial sebesar 1,642 yang tidak lebih dari 10 dengan nilai tolerance sebesar 0,609 yang tidak kurang dari 0,1 serta nilai Coefficient Correlations tidak lebih dari 0,5 maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan sosial terbebas dari multikonlinearitas.

4. VIF untuk kebutuhan penghargaan sebesar 2,645 yang tidak lebih dari 10 dengan nilai tolerance sebesar 0,378 yang tidak kurang dari 0,1 serta nilai Coefficient Correlations tidak lebih dari 0,5 maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan penghargaan terbebas dari multikonlinearitas.

5. VIF untuk kebutuhan aktualisasi diri sebesar 2,459 yang tidak lebih dari 10 dengan nilai tolerance sebesar 0,407 yang tidak kurang dari 0,1 serta nilai Coefficient Correlations tidak lebih dari 0,5 maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fisiologis terbebas dari multikonlinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Adapun hasil uji heteroskedastisitas diketahui bahwa nilai probabilitas (Sig) setiap variabel independenya lebih besar dari nilai alpha (0,05), kecuali pada kebutuhan fisiologis sebesar 0,011, sedangkan pada kebutuhan keamanan sebesar 0,391, kebutuhan sosial sebesar 0,675, kebutuhan penghargaan sebesar 0,656 dan kebutuhan aktualisasi diri sebesar 0,050 ini artinya model regresi yang digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas atau tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat dari output pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16 sebagai berikut bahwa nilai R = 0,688 atau 68,8% yang menunjukkan bahwa variabel bebas (Predictors) mempunyai hubungan yang sangat erat terhadap variabel terikat (produktivitas kerja) yang artinya jika kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial, kebutuhan keamanan, dan kebutuhan penghargaan ditingkatkan maka hasil kinerja karyawan pun meningkat. Sedangkan nilai R Square menunjukkan bahwa variabel kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial, kebutuhan keamanan, dan kebutuhan penghargaan mampu mempengaruhi variabel produktivitas kerja sebesar 0,473 atau 47,3% dan sisanya sebesar 52,7% dipengaruhi oleh faktor lain.

Uji F (Anova)

Nilai Fhitung sebesar 7,350 dan nilai probabilitas (Sig) 0,000 serta dari nilai df pada tabel di atas menunjukkan bahwa df untuk pembilang N1 = 5 dan penyebut N2 = 41 serta α = 0,05 maka diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,44 (lihat tabel F) yang artinya Fhitung (7,350) > Ftabel (2,44) dan nilai probabilitas (0,000) < alpha(0,05). Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil uji F menyatakan Ha2 diterima dan Ho2 ditolak yang berarti kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

Uji t

(15)

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan, maka penulis menggunakan bantuan software SPSS 16. Dengan cara membandingkan nilai t hitung dan t tabel serta membandingkan nilai probabilitas (Sig) dengan nilai alpha (α = 0,05). Adapun kriteria pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja

dengan melihat nilai coefficient regresinya (B), maka diperoleh persamaan regresi linier berganda seperti di bawah ini:

Y = 6,109 + 0,357 X1 + 0,131 X2 + 0,065 X3 – 0,121 X4+ 0,232 X5 + e Keterangan :

Y = Produktivitas Kerja X1 = Kebutuhan Fisiologis X2 = Kebutuhan Keamanan X3 = Kebutuhan Sosial X4 = Kebutuhan Penghargaan X5 = Kebutuhan Aktualisasi Diri e = Standart Error

Persamaan tersebut menjelaskan bahwa angka konstan sebesar 6,109 menyatakan bahwa jika kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri ditiadakan maka hasil produktivitas kerja karyawan akan mengalami perubahan sebanyak 6,109 pertahunnya. Koefisien regresi 0,357 (X1) menyatakan bahwa setiap peningkatkan 1 kali frekuensi kebutuhan fisiologis akan meningkatkan hasil kerja karyawan sebesar 0,357 atau 35,7% pertahunya, koefisien regresi 0,131 (X2) menyatakan bahwa setiap peningkatkan 1 kali frekuensi kebutuhan keamanan akan meningkatkan hasil kerja karyawan sebesar 0,131 atau 13,1% pertahunya, koefisien regresi 0,065 (X3) menyatakan bahwa setiap peningkatkan 1 kali frekuensi kebutuhan sosial akan meningkatkan hasil kerja karyawan sebesar 0,065 atau 6,5% pertahunya, koefisien regresi -0,121 (X4) menyatakan bahwa setiap peningkatkan 1 kali frekuensi kebutuhan penghargaan akan menurunkan hasil kerja karyawan sebesar 0,121 atau 12,1% pertahunya, dan koefisien regresi 0,232 (X5) menyatakan bahwa setiap peningkatkan 1 kali frekuensi kebutuhan aktualisasi diri akan meningkatkan hasil kerja karyawan sebesar 0,232 atau 23,2% pertahunya.

Kebutuhan Fisiologis

Nilai thitung pada variabel kebutuhan fisiologis adalah 2,667 dan nilai probabilitas (Sig) pada variabel kebutuhan fisiologis adalah 0,011 maka thitung X1 (2,667) > ttabel (2,01410) dan probabilitas (Sig) < alpha (0,05). Dimana ttabel = 2,01410 tersebut diperoleh dari tabel-t dengan t (df = n-2; Pr = 0,05) = t (df = 47-2; 0,01) = (45 ; 0,05). Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil Uji t untuk variabel kebutuhan fisiologis (X1) menyatakan Ha1 diterima dan Ho1 ditolak, yang berarti kebutuhan fisiologis secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

Kebutuhan Keamanan

Nilai thitung pada variabel kebutuhan keamanan adalah 0,868 dan nilai probabilitas (Sig) pada variabel kebutuhan keamanan adalah 0,391 maka thitung X2 (0,868) < ttabel (2,01410) dan probabilitas (Sig) >

alpha (0,05). Dimana ttabel = 2,01410 tersebut diperoleh dari tabel-t dengan t (df = n-2; Pr = 0,05) = t

(df = 47-2; 0,05) = (45 ; 0,05). Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil Uji t untuk variabel kebutuhan keamanan (X2) menyatakan Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti kebutuhan keamanan secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

Kebutuhan Sosial

(16)

kebutuhan sosial (X3) menyatakan Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti kebutuhan sosial secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

Kebutuhan Penghargaan

Nilai thitung pada variabel kebutuhan penghargaan adalah -0,580 dan nilai probabilitas (Sig) pada variabel kebutuhan penghargaan adalah 0,565 maka thitung X4 (-0,580) < ttabel (2,01410) dan probabilitas (Sig) > alpha (0,05). Dimana ttabel = 2,01410 tersebut diperoleh dari tabel-t dengan t (df = n-2; Pr = 0,05) = t (df = 47-2; 0,05) = (45 ; 0,05). Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil Uji t untuk variabel kebutuhan penghargaan (X4) menyatakan Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti kebutuhan penghargaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

Kebutuhan Aktualisasi Diri

Nilai thitung pada variabel kebutuhan aktualisasi diri adalah 2,018 dan nilai probabilitas (Sig) pada variabel kebutuhan aktualisasi diri adalah 0,050 maka thitung X5 (2,018) < ttabel (2,01410) dan probabilitas

(Sig) = alpha (0,05). Dimana ttabel = 2,01410 tersebut diperoleh dari tabel-t dengan t (df = n-2; Pr =

0,05) = t (df = 47-2; 0,05) = (45 ; 0,05). Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil Uji t untuk variabel kebutuhan aktualisasi diri (X5) menyatakan Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti kebutuhan aktualisasi diri secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

5. Simpulan dan Saran

Simpulan dari penelitian ini bahwa Kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri mampu mempengaruhi variable produktivitas kerja sebesar 0,473 atau 47,3% dan sisanya 52,7% (100% - 47,3%) dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil dari uji F (anova) menyatakan bahwa kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Hasil dari uji t menyatakan bahwa kebutuhan fisiologis berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan sedangkan kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri tidak berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan. Dari persamaan regresi berganda dapat disimpulkan bahwa variabel kebutuhan fisiologis (X1) lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan dari pada variabel kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Daftar Pustaka

Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing, Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik. Jilid I, Edisi ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Amrizal, 2010.“Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Oleh Internal Audit”. Jurnal Ilmu Ekonomi.

Agus. T. Ramadhian. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di PT. Radio Karya Pencaran Swara Media Boyolali. http://etd.eprints.ums.ac.id/6869/1/P100030084.Pdf. Didownload pada tanggal 28 Maret 2012. Jam 19.34 Wib).

Fika,Fatimah: 2012. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Motivasi Dan Usia Serta Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Keperawatan Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta (Error! Hyperlink reference not valid.. Didownload pada tanggal 10 mei 2012. Jam 19.32 Wib).

Hasibuan. Melayu S.P. 2003. Manajemen dasar, pengertian, dan masalah. Edisi Revisi. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hasibuan. Melayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta : PT Bumi Aksara.

(17)

Manullang. M. 2004. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Panggabean, Mutiara S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor Selatan : Ghalia Indonesia. Profil Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin. Bandar Lampung.

Puspitarini, Mega. 2005. Analisis Produktivitas Kerja Buruh Olah Di PT. PN VIII Kebun Rancabali. (http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12445/05mpu.pdf? sequence=2 . Didownload pada tanggal 04 April 2012. Jam 09.34 Wib).

Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Yogykarta : STIE, YKPN. Sulaiman, agus. Analisa diferensiasi kepuasan kerja melalui hierarki kebutuhan maslow

(http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/analisis-diferensiasi-kepuasan-kerja-melalui- hierarki- kebutuhan- maslow- studi-kasus- negeri- sipil- dan- non- pegawai-negeri-sipil-rumah-sakit-dr.-h.- marzoeki -.pdf. Didownload pada tanggal 10 mei 2012. Jam 19.32 wib).

Suliyanto, 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran . Bogor : Ghalia Indonesia.

Suriya.A, Nurjaya. Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Pada PT. Timur Jaya Prestasi. (http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/ industrial-technlogy /2009/Artikel_30401854.Pdf. DiDownload pada tanggal 28 Maret 2012, Jam 19.36 Wib).

Yanuarti, Wilis. Pengaruh Faktor Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman Tahun 2007.

(18)

Pengembangan Pariwisata Dan Dampak Sosial Ekonomi Di Bandar Lampung

Muhammad Luthfi

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Malahayati, Bandar Lampung Email; luthfi27@gmail.com

Abstract. Tourism is an activity trip or part of these activities are voluntary and temporary objects and to enjoy the tourist attraction of tourism sector is a significant source of foreign exchange and the percentage contribution to the local treasury , which is widely also a source of foreign exchange. The capital city of Bandar Lampung province with an area of 197.22 km2 comprised of 13 districts and 98 villages . This study aims to determine the development of tourism in the economic and social impact of Bandar Lampung . The results showed a relationship attraction development and socio-economic impact is low at 15.70 % means that tourism development does not have an impact on the socio-economic situation in Bandar Lampung . The role of local governments is needed in this case in the form of policy and as a mediator between citizens about the location of the employer attraction attraction

Keywords; economic and social attraction

1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai potensi kekayaan alam seperti kesuburan tanah, bahan tambang, keindahan alam dan variasi adat budaya penduduk. Pemandangan bentang alam tersebut dapat dikembangkan menjadi tempat-tempat wisata dan merupakan potensi kekayaan alam Indonesia yang dapat menjadi sumber pendapatan negara, khususnya bagi daerah merupakan sumbangan penghasilan atas pendapatan daerah. Usaha mengembangkan dunia pariwisata Indonesia ini didukung dengan UU nomor 9 Tahun 1990 dan UU nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan yang menyebutkan keberadaan obyek wisata pada suatu daerah akan sangat

(19)

Dengan adanya objek wisata dapat menambah daya beli masyarakat serta mengurangi tingkat pengangguran. Kota Bandar Lampung sebagai Ibukota Provinsi Lampung memiliki beberapa objek wisata yang dapat dijadikan sebagai objek tujuan wisata baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara, antara lain tabel di bawah ini.

Tabel. 1.1. Lokasi Objek Wisata di Kota Bandar Lampung

No. Nama Objek Wisata Lokasi

1. Pantai Duta Wisata Lempasing Telukbetung Barat

2. Rumah Adat Lampung Olok Gading Lempasing Telukbetung Barat

3. Pantai Tirtayasa Lempasing Telukbetung Barat

4. Pantai Puri Gading Teluk Betung Selatan

5. Taman Bumi Kedaton Batu Putu Teluk Betung Utara

6. Museum Lampung Gedong Meneng

7. Taman Lembah Hijau Tanjung Karang Barat

(sumber : Kota Bandar Lampung Dalam Angka, 2012)

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menjelaskan kondisi yang ada terhadap perkembangan parawisata dan dampak sosial ekonominya yang ada di Kota Bandarlampung. Dalam hal tenga kerja pariwisata juga memberikan dampak yang sangat besar dalam memberikan sumbangan sebagai sumber penyedia lapangan kerja terrbesar (lihat tabel 1.2,).

Tabel 1.2. Kontribusi Ekonomi Sektor Pariwisata Indonesia

Tahun

Komponen Output

PDB Tenaga Kerja Upah/Gaji Pajak Tak

Langsung

2004 5,01 9,06 4,66 7,81

2005 5,27 6,97 4,56 5,18

2006 4,30 4,65 4,44 4,12

2007 4,29 5,22 4,43 4,09

2008 4,70 6,84 4,97 4,32

2009 4,17 6,68 4,70 4,19

Sumber :Nesparnas 2004-2009 dikutip dari Dewi 2011.

2. Kajian Pustaka

Pengertian Pengembangan Pariwisata

(20)

3. Metodologi Penelitian Profil Objek Penelitian

Secara geografis kota Bandarlampung terletak pada 5020’ sampai dengan 5030’ lintang selatan dan 105037’ bujur timur. Ibu kota propinsi Lampung ini berada di Teluk Lampung yang terletak di ujung selatan pulau Sumatera (Bandarlampung dalam Angka 2012). Kota Bandar Lampung terletak pada ketinggian 0 sampai 700 meter diatas permukaan laut dengan topografi yang terdiri dari :

1. Daerah pantai yaitu sekitar Teluk Betung bagian selatan dan Panjang 2. Daerah perbukitan yaitu sekitar Teluk Betung bagian utara

3. Daerah dataran tinggi serta sedikit bergelombang terdapat di sekitar Tanjung Karang bagian Barat yang dipengaruhi oleh gunung Balau serta perbukitan Batu Serampok dibagian Timur Selatan. 4. Teluk Lampung dan pulau-pulau kecil bagian Selatan.

Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling area yaitu dengan mengambil jumlah masyarakat sebagai responden sebanyak 20 responden. Masing-masing lokasi di taman wisata lembah hijau 20 responden, tamn bumi kedaton 20 responden dan pantai duta wisata 20 responden. Sehingga jumlah responden yang diperoleh sebanyak 60 responden dengan 3 (tiga) lokasi objek wisata.

Populasi dan sampel

Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh objek wisata yang ada di Bandar Lampung dengan pengambilan sampel menggunakan metode purposive judgment sampling dengan kriteria sebagai berikut :

1. Lokasi objek wisata merupakan wisata alami dan terletak di pantai atau perbukitan.

2. Lokasi objek wisata kurang lebih telah 5 tahun berdiri dan ada perkembangan atau perubahan.

Dari kriteria tersebut diperoleh 3 lokasi objek wisata yaitu, taman wisata lembah hijau, taman bumi kedaton dan pantai duta wisata.

Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian semua data dikumpulkan dan perlengkapan alat tulis disiapkan. Kemudian setelah kelengkapan sudah siap baru berangkat ke lokasi objek peneltian dengan menemui warga yang ada disekitar objek peneltian. Wawancara dilakukan dengan tatap muka dengan responden dan diupayakan setiap pertanyaan dilakukan probing atau pendalaman agar informasi yang didapat lebih baik. Setelah melakukan survei kemudian melakukan rekapitulasi data dan pengihtisaran data responden menurut jenis pekerjaan, usia dan jenis kelamin.

Metode Pengukuran dan Penghitungan

Ada dua pendekatan untuk pengukuran dan penghitungan dalam penelitian ini yaitu;

1. Pendekatan kualitatif, yaitu melakukan tahapan wawancara dengan membuat catatan pada setiap item pertanyaan sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih baik atau melakukan pengembangan pada setiap butir pertanyaan sehingga diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih menjelaskan kondisi riil objek penelitian.

2. Pendekatan kuantitatif, yaitu melakukan tabulasi data dan analisis data dengan menggunakan software alat statistik SPSS. Tujuan dilakukan ini agar hasil yang diperoleh diharapkan memperkuat hasil wawancara yang dilakukan.

Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh pengembangan pariwisata terhadap dampak sosial ekonomi maka digunakan alat analsis regresi linier sederhana dengan rumus ;

Y = a + βX + ℮ Keterangan ;

(21)

β = beta (koefisien regresi)

Variabel terikat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dampak sosial ekonomi , yang terdiri dari beberapa kategori yaitu;

Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pengembangan Objek Wisata.

Periode Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2013. Dimulai dengan tahap awal survey hingga pelaporan hasil penelitian.

4. Hasil dan Pembahasan Hasil

Analisis Deskriptif

Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan melakukan wawancara, kuisioner serta analisis kuantitatif untuk lebih memperjelas hasil penelitian ini, berikut analisis deskriptif dari sampel penelitian.

Tabel 4.2. Jenis Pekerjaan, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Responden

(22)

Tabel. 4.3. Correlation

Dari tabel diatas didapat persamaan sebagai berikut ; Y = 4,520 + 0,271X + e

Pembahasan

Pengembangan Pariwisata

Keberadaan kawasan objek wisata dirasakan sangat penting bagi warga sekitar, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang menunjukkan angka sebesar 95% dan hanya 5% tidak merasakan pentingnya keberadaan objek wisata tersebut. Sedangkan manfaat yang dirasakan oleh warga adalah sebesar 78% dan 22% belum merasakan manfaatnya. Dalam pelestarian lingkungan warga setuju harus dijaga seutuhnya dan jangan ada perusakan lingkungan, hal ini ditunjukkan dengan 100% dukungan warga akan kelestarian lingkungan. Dalam hal hubungan pemerintah dengan masyarakat sekitar berkaitan permasalahan yang ada 85% mengatakan tidak ada masalah, kalaupun ada hanya masalah keamanan dan ketertiban yang permasalahannya sudah diselesaikan. Berkaitan dengan pelestarian adat istiadat, keberadaan objek wisata sangat mendukung pelestarian adat istiadat masyarakat sekitar, hal ini ditunjukkan dengan hasil wawancara sebesar 77% kepada responden. Tingginya potensi wisata yang memicu aktivitas di sektor pariwisata memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan ekonomi daerah (Amanda, 2009).

Dampak Sosial Ekonomi

Dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata merupakan perubahan mendasar yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut terhadap kondisi masyarakat sekitar, seperti misalnya peningkatan atau penurunan pendapatan masyarakat, perluasan lapangan pekerjaan dan perilaku masyakarat terhadap lingkungan sekitar (Amanda, 2009).

Kesempatan Kerja

(23)

wisata sangat minim. Kalaupun ada hanya tidak sesuai dengan harapan warga karena upah yang diperoleh sangat kecil. Pembangunan kepariwisataan tidak boleh menyebabkan penduduk lokal kehilangan “keahlian tradisionalnya” yang telah dimiliki sebelumnya. Jika hal itu terjadi, maka selain dapat kehilangan kearifan lokal, penduduk lokal juga dapat terancam kehilangan pekerjaan atau sumber pendapatan lain ketika terjadi krisis dalam perkembangan kepariwisataan yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti terorisme, wabah penyakit, bencana alam dan sebagainya. Oleh karena itu, pembangunan kepariwisataan harus disesuaikan dengan karakteristik lapangan pekerjaan yang sudah ada. Sebagai contoh, jika di suatu destinasi pariwisata mata pencaharian utama penduduk lokal adalah pertanian, maka sebaiknya jenis wisata yang dikembangkan adalah agrowisata (Antariksa, 2011a).\

Kesempatan Berusaha

Pengembangan pariwisata dan kesempatan berusaha pada penelitian ini sebesar 21 point dari 180 point (3 pertanyaan x 60 responden) atau 11,67% yang berarti masih 88,34% yang tidak merespon. Hal ini berarti hanya sedikit kesempatan berusaha yang dapat dilakukan oleh warga sekitar lokasi untuk berdagang atau berusaha disekitar lokasi wisata. Karena yang hanya bisa berdagang adalah pegawai atau orang-orang yang ditunjuk pemilik usaha untuk berdagang sedang masyarakat tidak dibolehkan untuk berusaha dilokasi atau bisa menitipkan saja. Usaha dilokasi memang di monopoli oleh pengembang objek wisata tersebut. Bantuan modal juga tidak ada dari pengembang objek wisata dan apabila ingin berusaha didalam lokasi harus membuat kesepakatan dan bayar sewa.

Tingkat Pendapatan

Dalam hal Pengembangan pariwisata dan tingkat pendapatan masyarakat pada penelitian ini hanya sebesar 17% yang membuat usaha dan masih 83% warga masyarakat yang tidak membuat usaha, hal ini menunjukkan bahwa kesempatan membuat usaha di sekitar lokasi sangat sulit dilakukan. Hal ini berarti tidak adanya peningkatan kenaikan pendapatan masyarakat dengan adanya objek wisata tersebut hanya ada beberapa yang mengalami kenikan akan tetapi hanya sedikit kenaikan pendapatannya. Pada umumnya keberhasilan pariwisata diukur dari jumlah kunjungan dan seberapa besar uang yang dibelanjakan oleh wisatawan Dalam jangka pendek, parameter-parameter tersebut memang diperlukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan kepariwisataan. Namun demikian, dalam jangka panjang, parameter-parameter tersebut dapat merusak tujuan pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan jika tidak dipahami dan dikelola dengan tepat. Sebagai contoh, sekitar 87% emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sektor transportasi (Antariksa, 2011b).

Perkembangan Sosial Ekonomi

Pengembangan pariwisata dan perkembangan sosial ekonomi pada penelitian ini sebesar 105 point dari 120 point (2 pertanyaan x 60 responden) atau 87,50% yang berarti masih 12,50% yang tidak merespon. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perkembangan sosial ekonomi pada masyarakat dengan adanya perbaikan jalan yang semula rusak dan susah untuk dilalui akan tetapi dengan keberadan objek wisata adanya perubahan terhadap perkembangan fisik. Dahulu daerah sekitar lembah hijau sepi sekarang dengan adanya objek wisata daerah tersebut sekarang sudah ramai dan lampu penerangan jalan juga ada. Para pemangku kepentingan di sektor pariwisata harus secara intensif mempromosikan pariwisata hijau (green tourism). Pada umumnya konsep tersebut dapat diwujudkan justru jika kebijakan pembangunan kepariwisataan berpedoman kepada kearifan lokal. Oleh karena itu, pembangunan kepariwisataan harus didasarkan kepada pemahaman mengenai kebutuhan penduduk yang tinggal di destinasi pariwisata (Antariksa, 2011a).

Pengembangan pariwisata dan dampak sosial ekonomi di Bandar Lampung

(24)

tersebut. Perhitungan dengan melihat pengaruh dari pengembangan objek wisata didapat hasil sebagai berikut ;

Y = 4,52 + 0,271X ...(1)

Dari persamaan regresi diatas didapat hasil bahwa apabila pengembangan pariwisata tidak ada maka keadaan sosial ekonomi masyarakat positif sebesar 4,52 sedangkan nilai koefisien b sebesar 0,271 berarti bahwa perubahan pengembangan objek wisata sebesar satu akan mengubah keadaan ekonomi masyarakat sebesar 0,271 atau setiap kenaikan 10% pengembangan objek wisata akan membuat peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat sebesar 2,71%. Pembangunan pariwisata lebih tergantung pada kebijakan pemerintah, UNWTO menyebutkan paling tidak ada lima kebijakan strategis yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk mengembangkan pariwisata, yaitu membangun kerangka operasional; memfasilitasi kebutuhan legislasi, regulasi, dan kontrol; membangun infrastruktur transportasi darat, laut dan udara; memfasilitasi peningkatan kualitas sumberdaya manusia; dan menyusun rencana konkrit pengembagan pariwisata (Hermantoro, 2011). Berbeda dengan aktivitas ekonomi lain di mana sumberdaya yang ada telah menjadi milik dari pelaku usahanya, sumberdaya pariwisata adalah bagian dari wilayah publik dan struktur sosial komunitas lokal. Ini yang menyebabkan pemikiran bahwa pengembangan pariwisata harus dapat diperlakukan secara arif untuk sebesar-besarnya kesehjateraan masyarakat lokal sebagai pemilik sumberdaya. Hal ini mendasari dibangunnya konsep pembangunan pariwiwata berbasis komunitas. Pandangan ini bukan diartikan dan dilihat sebagai cara untuk menghalangi atau pun membatasi investasi dari luar, namun konsep ini dapat dilakukan dalam bentuk saling membutuhkan dan bersifat win-win solution

(hermantoro, 2011). Pengembangan pariwisata memiliki karakter aktivitas yang bersifat multisectoral, dalam pelaksanaan pengembangan pariwisata harus terencana secara terpadu dengan pertimbangan-pertimbangan terhadap aspek ekonomi, sosial, budaya, lingkungan fisik dan politik (Prayogi, 2011).

5. Kesimpulan dan Saran Simpulan

Dari hasil dan pembahsan pada bab sebelumnya diketahui bahwa pengembangan pariwisata tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan dampak sosial ekonomi masyarakat di bandarlampung. Hal ini terlihat dari hasil korelasi yang diperoleh sebesar 15,7% yang berarti hubungan yang ada sangat lemah. Secara kualitatif juga diperoleh hasil bahwa masyakarat tidak merasakan dampak dari adanya objek wisata disekitar mereka. Pengembangan pariwisata seharusnya dapat meningkatkan kesehjateraan warga khususnya warga sekitar lokasi.

Saran

Diharapkan pada Pemerintah Daerah untuk lebih berperan aktif mendorong pengusaha agar dapat mengikutsertakan warga masyarakat yang ada disekitar lokasi dengan cara kemitraan sehingga warga masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dan kesehjateraannya.

Daftar Pustaka

Amanda, Meita, 2009, Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal (Studi Kasus Pantai Bandulu Kabupaten Serang Provinsi Banten), Skripsi, Prodi Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan Fak. Eko Dan Manajemen IPB, Bogor

Antariksa, Basuki, 2011a, Peluang dan Tantangan Pengembangan Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta

Antariksa, Basuki, 2011b, Akselerasi Aktifitas Kepariwisataan di DKI Jakarta Melalui Peran Aktif Pemuda , Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta

(25)

Dewi, Ike Janita, 2011, Implementasi dan Implikasi Kelembagaan Pemasaran Pariwisata Yang Bertanggung Jawab (Responsible Tourism Marketing), Penerbit Pinus Book Publisher Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, Jakarta

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Semarang, BP Undip Hermantoro, Hengky, 2011, Creative-Based Tourism, Dari Wisata Rekreatif Menuju Wisata Kreatif,

Percetakan Galang Press,Yogyakarta

Lora, Defi, 2012, Artikel, Rencana Pengembangan Objek Wisata Pemandian Air Dingin Lubuk Minturun Kota Padang, Artikel, PPs Universitas Andalas, Padang

Prayogi, Putu Agus, 2011, Dampak Perkembangan Pariwisata Di Objek Wisata Penglipuran, Jurnal Perhotelan dan Pariwisata, Vol. 1 No.1 Hal. 64, STP Triatma Jaya, Bali

Santosa, Purbayu Budi dan Ashari, 2005, Analisis Statistik dengan MS Excel dan SPSS, Semarang, Penerbit Andi

Sujadi, Firman, 2012, Lampung Sai Bumi Ruwa Jurai,Seri;Pengetahuan Umum, Penerbit Citra Insan Madani, Jakarta

(26)

Analisis Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Peningkatan Laba (Studi Kasus Pada

Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia)

Armuni Jokta Mesu, Iing Lukman, Eka Sariningsih

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Malahayati, Bandar Lampung Email ; ekasariningsih@yahoo.com

Abstract. Consolidated cash flow is a useful reports for managers, investors, creditors and other users where the report can give a company's cash flows in accordance with the classification of activities. Consolidated cash flow needs to be analyzed to assess the ability of companies to generate cash so that trust creditors, investors and other business partners can still be maintained by the company. Companies with excess cash flow will have better performance than other firms because they can take advantage of various opportunities that may not be acquired by other companies. The objective of research in writing this essay is to determine whether there is influence between cash flow information that consists of operating cash flow, cash flow investing and financing cash flow to increase in profits around the date of publication of financial statements. Samples were manufacturing companies with a total sample of 34 companies. The analytical tool used was multiple linear regression analysis .The results of this study showed that based on hypothesis testing simultaneously Fcount = 65.213> Ftable (2.92) and the p-value (0.000) <α (0.005) we can conclude that the Ha was accepted that the cash flow information composed of operating cash flow (X1), cash flow investment (X2) and cash flow financing (X3) significantly influences the increase in profits. Testing for the hypothesis was partially using the t test, thus partially that the operating cash flow and financing cash flow significantly influences the increase in profits because tcount > from ttable and the p-value was (<0.05). While the investment cash flow did not significantly affect the increase in profits because tcount < from ttable and the p-value (> 0.05).

Keywords: Cash Flow Information, Earnings

1. Pendahuluan

Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi mempunyai tujuan utama adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi calon investor, kreditur dan para pemakai eksternal, untuk pengambilan keputusan investasi dan keputusan lainnya. Tujuan kedua berkaitan dengan keharusan pelaporan keuangan menyediakan informasi mengenai arus kas untuk membantu investor dan kreditur dalam mengukur prospek arus kas bersih perusahaan bersangkutan. Laporan keuangan terbagi dalam 2 kategori yaitu: Sumber-sumber yang ada pada suatu saat tertentu yaitu neraca dan hasil dari aliran sumber-sumber yang melebihi satu periode dan termasuk didalamnya laporan laba-rugi, laporan laba ditahan dan laporan arus kas.

Arus kas adalah kas aktual yang keluar masuk dari dan ke dalam suatu perusahaan (Weston dan Brigham dalam Fitria Harshinta (2009)). Pengertian arus kas masuk dan arus kas keluar menurut Martono dan Agus Harjito (2006:116) adalah aliran kas masuk (cash inflow) merupakan aliran sumber-sumber dari mana kas diperoleh, sedangkan aliran kas keluar (cash outflow) merupakan kebutuhan kas untuk pembayaran-pembayaran. Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu unit usaha selama periode tertentu.

(27)

memenuhi kebutuhan investasi perusahaan sehingga memerlukan tambahan dana eksternal baik dalam bentuk hutang maupun penerbitan saham baru (DiniRosdini, 2009).

Hendrikson dan Michael (2000) dalam Haveryadi Sembada (2006), menyatakan bahwa laba

(earnings) adalah peningkatan dalam kesejahteraan. Laba berfungsi sebagai pemberi informasi yang

bermanfaat untuk mengukur kinerja dan prestasi perusahaan, kemampuan membagikan deviden, efisiensi, dan lain-lain. Sejauh ini laporan keuangan, khususnya neraca dan earning masih diyakini sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi resiko ketidakpastian dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, disamping itu earning juga memiliki informasi yang sangat penting untuk pihak ekstern maupun intern. Laba dan arus kas merupakan indikator untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan melalui perbandingan secara horizontal. Perubahan kenaikan atau penurunan tersebut akan mempengaruhi kebijakan keuangan untuk kegiatan selanjutnya, seperti kebijakan mengenai deviden, pembayaran utang, penyisihan investasi, dan menjaga kelangsungan kegiatan perusahaan.

2. Kajian Pustaka Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2004), laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil operasi yang telah dicapai perusahaan

(emiten). Informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomik, baik

bagi manajer maupun pihak luar. Keputusan yang diambil oleh para pemakai laporan keuangan dari pihak luar adalah dapat berupa keputusan investasi, pemberian pinjaman, sedangkan manajemen adalah dalam pengelolaan perusahaannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi.

Financial Accounting Standards Boards (1978) dalam Statement of Financial Accounting Concepts

(SFAC) No. 1 menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang akan digunakan secara penuh oleh investor, kreditor, calon investor, calon kreditor, serta pengguna lain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit, dan keputusan ekonomi yang lain. Tingkat kesehatan perusahaan merupakan informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan. Informasi ini terdapat pada laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan laporan lain.

a. Neraca b. Laba Rugi

c. Laporan perubahan modal d. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas

Pengertian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas (statement of cash flow) melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode. Laporan ini menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan operasi, mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya, memenuhi kewajiban keuangannya dan membayar dividen. Laporan arus kas adalah salah satu dari laporan keuangan dasar.

Manfaat Laporan Arus Kas

Manfaat informasi arus kas adalah sebagai berikut :

1) Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.

2) Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.

Gambar

Gambar 1. Siklus Plan-Do-Check-Action
Gambar 2. Siklus Perbaikan Kinerja Manajemen
Tabel 4.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner dengan Menggunakan Software SPSS 16
Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Uji Heteroskedastisitas dengan Menggunakan Software SPSS 16
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun parameter yang dianalisis berupa kapasitas trafik dan coverage area (luas daerah layanan) yang mampu dilayani oleh satu BTS yang dihitung dengan menentukan jumlah

Kelengkapan alat peraga digunakan untuk membantu kelancaran proses pembelajaran. Alat peraga ini sangatlah dibutuhkan untuk semua bentuk, jenis, dan macam

Studi pustaka adalah suatu pembahasan yang berdasarkan pada buku-buku referensi yang bertujuan untuk memperkuat materi pembahasan maupun sebagai dasar untuk

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka RPP dan LKPD berbasis pendekatan konstruktivisme pada materi persamaan lingkaran dapat digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam

Dalam rangka penyempurnaan SVLK, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peraturan-peraturan dan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan SVLK, dan membandingkan

Tataran dialog yang disebutkan oleh Barbour menyatakan bahwa antara sains-agama adalah tidak ada konflik antara sains- agama. Meskipun ada ketegangan antar keduanya. Akan tetapi,

Hal ini artinya, proses memperbaiki atau meningkatkan kecerdasan emosional siswa pada pembelajaran dapat dijadikan cikal bakal dalam membangun karakter bangsa,

Dengan adanya tradisi weh-wehan membuat generasi ini belajar cara berkomunikasi dengan orang lain untuk melestarikan tradisi yang ada disekitar mereka. Tradisi yang sudah