Pengaruh Ekstrak Teh Hijau (
Camellia sinensis
) terhadap
Tingkat Keasaman pH Medium
Studi Eksperimental terhadap bakteri
Streptococcus alfa hemolyticus
pada Sediaan
Heart Infusion Broth
(HIB) Secara
In Vitro
Effect of Green Tea Extract on The Acidity Level of Medium pH
An experimental study on Streptococcus alfa hemolyticus of the Heart Infusion Broth (HIB) culture in vitro
Isti Airlangga1*, Ridha Wahyutomo2, Qathrunnada Djam’an3
ABSTRACT
Background: Streptococcus alfa hemolyticus is a normal flora found in the mouth which has the ability to synthesize sucrose into extracellular polysaccharide and acid. Acid produced by Streptococcus alfa hemolyticus bacteria causes dental caries, which has been general problem for 60-80% Indonesian people. Green tea contains catechin which works competitively toward glucosiltransferase (GTFs) and fructosiltransferase (FTFs) that decrease the production of lactic acid. This study aimed to know that green tea extract has effect on the acidity of medium pH by restricting acid formation of Streptococcus alfa hemolyticus bacteria in vitro.
Design and Method: This study was an experimental laboratory research using post test only control group design. acidity degree of medium pH of Heart Infusion Broth (HIB) which contains Streptococcus alfa hemolyticus bacteria was assessed and treated with the green tea extract at the concentration of 2.5%, 5%, 10% and negative control group (without giving any extract). Non parametric Kruskall-Wallis experiments continued by Mann Whitney experiment were done in this research.
Result: From Kruskal-Wallis test resulted in p=0,012 which meaning that there was a significant difference among treated groups. The highest pH was recorded for the group treated with green tea extract at the 10% concentration.
Conclusion: Green tea extracts (Camellia sinensis) has effect on the decrease acidity of medium pH by inhibiting acid formation by Streptococcus alfa hemolyticus bacteria in vitro (Sains Medika, 2(2):157-162).
Key words: Green Tea Extract (Camellia sinensis), medium pH, Streptococcus alfa hemolyticus
ABSTRAK
Pendahuluan:Streptococcus alfa hemolyticus merupakan jenis flora normal pada mulut yang memiliki kemampuan untuk mensintesis sukrosa menjadi polisakarida ekstraseluler dan asam. Asam yang dihasilkan oleh bakteri Streptococcus alfa hemolyticus dapat menyebabkan karies gigi yang masih menjadi masalah umum yang dihadapi 60-80% dari masyarakat Indonesia. Teh hijau mengandung senyawa katekin yang bekerja secara kompetitif terhadap glukosiltransferase (GTFs) dan fruktosiltransferase (FTFs) sehingga produksi asam laktat akan berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa pemberian ekstrak teh hijau berpengaruh terhadap tingkat keasaman pH medium dengan cara menghambat pembentukan asam oleh bakteri Streptococcus alfa hemolyticus secara in vitro.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian experimental laboratorium dengan metode
post test only control group design. Metode ini dilakukan dengan cara mengukur tingkat keasaman pH medium Heart Infusion Broth (HIB) yang mengandung bakteri Streptococcus alfa hemolyticus dan telah diberi berbagai konsentrasi ekstrak teh hijau 2,5%, 5%, 10% dan kelompok kontrol negatif (tanpa pemberian ekstrak). Dilakukan uji non parametrik Kruskal-Wallis yang kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Hasil Penelitian: Hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan p = 0,012 yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara beberapa kelompok perlakuan. pH yang tertinggi didapatkan pada kelompok yang diberi perlakuan ekstrak teh hijau dengan konsentrasi 10 %.
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang Email: [email protected]
Kesimpulan: Ekstrak teh hijau (Camellia sinensis) berpengaruh dalam menurunkan tingkat keasaman pH medium dengan menghambat pembentukan asam oleh bakteri Streptococcus alfa hemolyticus secara in vitro(Sains Medika, 2(2):157-162).
Kata Kunci : Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis), pH medium, Streptococcus alfa hemolyticus
PENDAHULUAN
Bakteri Streptococcusalfa hemolyticus merupakan jenis flora normal pada mulut
yang paling banyak dijumpai (Brundefald, 1975; Nio, 1972). Bakteri Streptococcus alfa
hemolyticus ini memiliki kemampuan untuk mensintesis sukrosa menjadi polisakarida
ekstraseluler dan asam (Panjaitan, 2000). Asam yang dihasilkan oleh bakteri Streptococcus
alfa hemolyticus dapat menyebabkan suatu masalah yaitu karies gigi. Gigi berlubang
atau karies sampai saat ini masih menjadi masalah umum yang dihadapi sebagian
besar masyarakat. Data Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi karies
di Indonesia mencapai 60-80% dari populasi. Karies gigi dapat menyerang seluruh lapisan
masyarakat dan merupakan penyakit gigi yang paling banyak diderita oleh sebagian
besar penduduk Indonesia. Pada karies, bakteri yang menempel di gigi dan gusi akan
masuk ke aliran darah dan menyebabkan terjadinya penyakit sistemik (PDGI, 2007).
Salah satu cara untuk mengatasi karies gigi adalah menggunakan tanaman teh.
Teh terutama teh hijau mengandung berbagai komponen seyawa yang dapat menghambat
pembentukan karies. Katekin yang merupakan senyawa dalam kelompok polifenol adalah
senyawa utama yang aktif dalam melindungi gigi dari bahaya karies karena memiliki
aktivitas anti-streptococcal dan juga menghambat enzim yang penting dalam fermentasi
sukrosa yang menghasilkan asam laktat (Fulder, 2004).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak teh hijau terhadap
tingkat keasaman pH medium dengan cara menghambat pembentukan asam oleh bakteri
Streptococcus alfa hemolyticus secara in vitro dan untuk mengetahui pengaruh ekstrak
teh hijau konsentrasi 2,5%, 5%, 10% terhadap tingkat keasaman pH medium. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang manfaat dan
kegunaan ekstrak teh hijau dalam menghambat pembentukan asam oleh bakteri
Stretococcus alfa hemolyticus secara in vitro sehingga menghambat penurunan pH medium
dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat dan khasiat teh hijau
dapat menurunkan tingkat keasaman pH medium dengan menghambat pembentukan
asam oleh bakteri Streptococcus alfa hemolyticus secara in vitro.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium
dengan menggunakan rancangan penelitian post test only control group design. Ekstrak
teh hijau dengan konsentrasi 100% diencerkan menjadi konsentrasi 10%, 5%, dan 2,5%.
Tingkat keasaman medium Heart Infusion Broth (HIB) oleh asam yang dihasilkan aktivitas
bakteri Streptococcus alfa hemolyticus dalam memfermentasi sukrosa diukur dengan pH
meter.
Bakteri Streptococcus alfa hemolyticus diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Bakteri Streptococcus
alfa hemolyticus yang digunakan memiliki kepekatan setara dengan standar Mac Farland
I. Bakteri ditumbuhkan dalam medium Heart Infusion Broth (HIB) yang dibedakan menjadi
3 kelompok perlakuan dengan 3 ulangan.
Kelompok I (Kelompok Kontrol Negatif), Streptococcus alfa hemolyticus dalam
medium Heart Infusion Broth (HIB) tidak diberi ekstrak teh hijau. Kelompok II, medium
ditambahkan ekstrak teh hijau konsentrasi 2,5% sebanyak 10 ml. Kelompok III, medium
ditambahkan ekstrak teh hijau konsentrasi sebanyak 10 ml. Kelompok IV, medium
ditambahkan ekstrak teh hijau konsentrasi sebanyak 10 ml. Bakteri pada medium dengan
berbagai perlakuan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, kemudian dilakukan
pengukuran pH dengan cara menggunakan pH meter (Pandjaitan, 2000). Data yang
diperoleh dianalisis dengan program SPSS.
HASIL PENELITIAN
pH medium bakteri Streptococcus alfa hemolyticusmengalami peningkatan dengan
penambahan ekstrak teh hijau pada medium tumbuhnya, sebagaimana disajikan pada
Tabel 1. Hasil uji homogenitas normalitas menunjukkan bahwa data pH medium
terdistribusi tidak normal (p < 0,05) dan varian data tidak homogen (p < 0,05). Uji Kruskall
Wallis dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
pada pH medium untuk kelompok perlakuan I, II, III, dan IV (p< 0,05). Ringkasan nilai
Tabel 1. pH medium bakteri Streptococcus alfa hemolyticus pada masing-masing kelompok sesudah inkubasi 24 jam
Tabel 2. Ringkasan nilai signifikansi hasil uji lanjut Mann Whitney antar kelompok untuk rerata pH medium bakteri Streptococcus alfa hemolyticus
PEMBAHASAN
Teh hijau dapat menghambat pembentukan asam oleh bakteri Sterptococcus alfa hemolyticus. Efektivitas dalam menghambat pembentukan asam diukur dengan pH medium
Streptococcus alfa hemolyticus yang telah ditambahkan ekstrak teh hijau dengan berbagai
konsentrasi. Apabila hasil pengukuran pH rendah berarti konsentrasi asam dalam medium
pertumbuhan tinggi dan sebaliknya. Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi ekstrak teh hijau, semakin efektif dalam menghambat pembentukan asam
oleh bakteri Streptococcus alfa hemolyticus.
Hasil ini sesuai dengan Gerwin (1999) bahwa kandungan katekin dalam teh hijau
dapat menghambat pembentukan asam oleh bakteri Streptococcus alfa hemolyticus dengan
cara menghambat proses glikosilasi. Katekin bekerja secara kompetitif terhadap enzim
glukosiltransferase (GTFs) dan fruktosiltransferase (FTFs) yang dihasilkan oleh bakteri
Streptococcs alfa hemolyticus dalam mereduksi sakarida pada saat proses glikosilasi.
Aktivitas katekin dalam mereduksi sakarida jauh lebih besar dibandingkan aktivitas
GTFs dan FTFs dalam menggunakan sakarida tersebut. Polifenol secara keseluruhan
dalam teh hijau menghambat enzim amilase dari Streptococcus mutans, amilase ini juga
merupakan enzim penting dalam fermentasi sukrosa oleh bakteri, sehingga pembentukan Kelompok perlakuan Rerata Persentase ± Standart Deviasi
I 5 ± 0
II 6.333333± 0.288675
III 7 ±0
IV 7,5 ± 0
Kelompok perlakuan Kelompok perlakuan
I II III IV
I
II 0,034
III 0,025 0,034
asam akan terhambat dan mencegah terjadinya penurunan pH (Dyayadi, 2009).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wijaya dan Samad terbukti bahwa
ekstrak teh hijau dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% dapat menghambat pertumbuhan
dari Streptococcus alfa hemolyticus (Wijaya dan Samad, 2007). Hal ini dikarenakan teh
hijau mengandung katekin yang merupakan senyawa dalam kelompok polifenol
mempunyai aktivitas anti-streptococcal yang dapat menghambat pertumbuhan dan
membunuh Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus (Dyayadi, 2009).
Kendala dalam penelitian ini adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
pH medium yaitu kertas pH indikator sangat bersifat subjektif, sehingga alat ukur ini
kurang valid atau akurat.
KESIMPULAN
Ekstrak teh hijau berpengaruh dalam menurunkan tingkat keasaman pH medium
dengan menghambat pembentukan asam oleh bakteri Streptococcus alfa hemolyticus.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi ekstrak teh hijau secara
in vivo untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan teh hijau dalam
menghambat pertumbuhan Streptococcus alfa hemolyticus. Selain itu, perlu dilakukan
penelitian dengan pembanding larutan fluor.
DAFTAR PUSTAKA
Brundefald, F., 1975, Fluorida Therapy, dalam Bernier JL.Muhler JC.(eds) Improving Dental Practice through preventive measures, 3, C.V. Mosby Co.p.77, dalam Panjaitan, M., 2000, Hambatan Natrium Fluorida dan Varnish Fluorida terhadap Pembentukan Asam Susu oleh Mikroorganisme plak gigi, dalam http://www.kalbe.co.id, Dikutip tgl 12.02.2010.
Dyayadi, M.T., 2009, Segudang Manfaat, Khasiat, & Bahaya Teh, Kopi & Cokelat, Penerbit Jaya Media, Samarinda, 7, 32-40
Fulder, S., 2004, Khasiat Teh Hijau, P.T. Prestasi Pustakaraya, Jakarta, viii-xiv, 1, 22-23, 42, 54-62
Nio, K. B., 1972, Preventive Dentistry untuk SPRG, Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia, Bandung, dalam Panjaitan, M., 2000, Hambatan Natrium Fluorida dan Varnish Fluorida terhadap Pembentukan Asam Susu oleh Mikroorganisme plak gigi,
http://www.kalbe.co.id, Dikutip tgl 12.02.2010.
Panjaitan, M., 2000, Hambatan Natrium Fluorida dan Varnish Fluorida terhadap Pembentukan Asam Susu oleh Mikroorganisme plak gigi, dalam
http://www.kalbe.co.id, Dikutip tgl 12.02.2010.
Persatuan Dokter Gigi Indonesia, 2007, Masalah Gigi & Mulut Gerbang Kedatangan Penyakit, http://www.pdgi.com/masalah/gigidanmulut.htm., Dikutip tgl 12.02.2010.