Daerah Bentang Alam Karst di Seloharjo Oleh : Fuad Ivan Nugraha
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jl. Babarsari, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta SARI
Makalah ini membahas tentang morfologi bentang alam karst yang berada di daerah Seloharjo, Pundong, Bantul, DIY. Secara umum daerah karst terdapat batu gamping yang memiliki ketebalan lebih dari 200 meter. Pada daerah Seloharjo ditemukan batu gamping yang berformasikan Oyo-Wonosari dan ditemukan juga batupasir di daerah tersebut.
Kata kunci : Bentang alam karst, batu gamping, formasi Oyo – Wonosari, batupasir ABSTRACT
This paper discusses the morphology of karst landforms are located in areas Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. In general, there is a limestone karst area which has a thickness of more than 200 meters. In areas found limestone Seloharjo have formation Oyo-Wonosari and sandstones are also found in the area.
Keywords: karst landforms, limestone, formation Oyo - Wonosari, sandstone PENDAHULUAN
Batu gamping (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze. Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang presipitasi
material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.
Pada formasi Oyo-Wonosari sendiri terdapat batu gamping dan napal. Dalam penyebarannya meluas hampir setengah bagian selatan dari Pegunungan Selatan memanjang ke arah timur, membelok ke arah utara di sebelah timur perbukitan Panggung hingga mencapai bagian barat dari daearh depresi Wonogiri- Baturetno. Bagian terbawah dari Formasi Oyo-Wonosari terutama terdiri dari batugamping berlapis yang menunjukkan gejala turbidit karbonat yang diendapkan pada kondisi laut yang lebih dalam, seperti yang terlihat pada singkapan pada daerah dekat muara sungai batugamping berlapis, menunjukkan gradasi butir dan pada bagian yang halus banyak dijumpai fosil jejak tipe burrow yang terdapat pada bidang permukaan perlapisan ataupun memotong sejajar dengan perlapisan. Batugamping kelompok ini disebut sebagai Anggota Oyo dari Formasi Wonosari (Bothe, 1929) atau Formasi Oyo (Rahardjo dkk, 1977 dalam Toha dkk,1994). Ke arah lebih muda, Anggota Oyo ini bergradasi menjadio dua Fasies yang berbeda. Di daerah Wonosari, batugamping ini makin ke arah selatan semakin berubah menjadi batugamping terumbu yang berupa rudstone, framestone, dan floatstone, bersifat lebih keras dan dinamakan sebagai Anggota Wonosari dari Formasi Oyo-Wonosari (Bothe, 1929) atau Formasi Wonosari (Rahardjo dkk, 1977 dalam Toha dkk, 1994). Sedangkan di baratdaya kota Wonosari, batugamping terumbu ini berubah fasies menjadi batugamping berlapis yang bergradasi menjadi napal, dan disebut sebagai Anggota Kepek dari Formasi Wonosari. Anggota Kepek ini juga tersingkap di bagian timur, yaitu di daerah depresi Wonogiri-Baturetno, di bawah endapan Kuarter seperti yang terdapat di daerah Erokomo. Secara keseluruhan, Formasi Wonosari ini terbentuk selama Miosen Akhir (N9-N18).
Batu pasir adalah batuan endapan yang terutama terdiri dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah
batuan yang terutama tersusun dari batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik.
HASIL DAN ANALISIS LP 1
Pada hari kamis tanggal 14 mei 2015 dengan cuaca yang cerah berawan pada pukul 11.47 WIB di koordinat S7o59’43,4904” dan E110o19’47,6328” di desa Seloharjo, Pundong, Bantul, DIY. Aspek geomorfologi vegetasi terdapat pohon jati dan semak belukar. Penggunaan lahan untuk perkebunan pohon jati ,pada daerah topografi pegunungan yang memiliki kemiringan / slope 45o.
LP 2
Gambar 1.1. Foto batu gamping yang terdapat bekas obak di dalam laut.
Gambar 1.3. Foto stalaktit.
Gambar 2.1. Foto litologi batupasir.
Gambar 2.3. Foto morfologi batupasir. PEMBAHASAN ATAU DISKUSI
Pada Lokasi Pengamatan 1 (LP1) ditemukannya batu gamping yang berkomposisi kalsit dan karbonat. Batu gamping tersebut terbentuk karena adanya pengangkatan oleh tektonik dan proses transgresi yang menyebabkan batu gamping tersebut mengalami pengangkatan dan muncul di permukaan. Batu gamping tersebut diperkirakan oleh peneliti – peneliti terdahulu terbentuk pada zaman miosen tengah.
Pada Lokasi Pengamatan 2 (LP2) ditemukannya batupasir yang berkomposisi kuarsa dan felspar. Batupasirtersebut tersebut terbentuk karena adanya abu letusan gunung api yang
tertransportasi oleh angin dan mengendap lalu terlitifikasikan. Batupasir tersebut diperkirakan oleh peneliti – peneliti terdahulu terbentuk pada zaman holosen plistosen.
KESIMPULAN DAN SARAN
untuk penambangan saja, karena di Seloharjo ini dapat juga dimanfaatkan untuk tempat wisata geologi.
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
http://younggeolog.blogspot.com/2013/01/geologi-regional-pegunungan-selatan.html
( 13 Mei 2015 )
http://aryadhani.blogspot.com/2009/05/bentang-alam-karst.html ( 20 Mei 2015 )
https://wingmanarrows.wordpress.com/2009/10/07/sejarah-geologi-zona-pegunungan-selatan-jawa-timur/ ( 20 Mei 2015 )
http://www.genborneo.com/2011/12/pengertian-batu-gamping.html ( 20 Mei 2015 )