1 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
TEKNOLOGI & REKAYASA
Teknik Elektronika
INDIKATOR CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN KELAS XII SEMESTER 1
-
2
UNTUK
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK ELEKTRONIKA AUDIO VIDEO (057)
SEKOLA( MENENGA( KEJURUAN SMK
KUR)KULUM
-Penulis: Drs. ASMUNIV, MT Drs. HENDRO HERMANTO, MT
PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA PPPPTK-VEDC BOE MALANG
Juli 2013
2 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Pengembangan Indikator Capaian Tujuan Pembelajaran Menurut Klasifikasi Revised Bloom’s Taxonomy (RBT), Webb’s Depth of Knowledge (DOK) dan Hess’s Cognitive Rigor Matrix (CRM) Jenjang Higher Order Thinking (HOT′s) Paradigma Pengajaran &
Pembelajaran Kurikulum 2013
Pendahuluan
Taksonomi Tujuan Pembelajaran Menurut Bloom: Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman
belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar dari peserta didik, diperlukan tujuan yang
bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
Ketercapaian kemampuan hasil pembelajaran menurut Benyamin Bloom dapat
diukur dari tiga aspek domain pengetahuan, yaitu:
• Pengetahuan domain kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual.
• Pengetahuan domain afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan
(karakterisasi).
• Pengetahuan domain psikomotorik, mencakup kemampuan yang berupa
keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif
dan interperatif.
Proses Domain Kognitif
Pada hakekatnya proses kognitif berkaitan erat dengan proses berpikir peserta
didik. Dengan demikian pandangan tentang proses berpikir dapat didefinisikan sebagai
suatu proses kognitif, yaitu suatu tindakan mental untuk membentuk/memperoleh
pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola perilaku yang lain dan memerlukan
keterlibatan aktif pemikir. Hubungan tersebut dapat saling terkait dengan struktur yang
mapan dan dapat diekspresikan oleh pemikir dengan macam-macam cara (Presseisen
dalam Costa, 1985:43).
Proses kognitif yang kita kenal selama ini adalah proses kognitif yang
dikemukakan oleh Benjamin Bloom. Bloom menyatakan suatu daftar proses kognitif dan
mengindikasikan jenis-jenis perilaku peserta didik yang menunjukkan pencapaian tujuan
belajar. Keterampilan tersebut mencakup 1) pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman
(comprehension); (3) aplikasi (application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis);
3 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
1. Pengetahuan atau Hafalan (C1)
Pengetahuan atau Hafalan (Recall to Data) adalah kemampuan yang paling
rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah
kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip
atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasikannya dalam
bentuk atau simbol lain. Kemampuan mengetahui sedikit lebih rendah di bawah
kemampuan memahami, karena itu orang yang mengetahui belum tentu memahami atau
mengerti apa yang diketahuinya.
Ingatan termasuk ranah hafalan yang meliputi kemampuan menyatakan kembali
fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari tanpa harus memahami
atau dapat menggunakannya (Munaf, 2001:68). Jenjang ini merupakan tingkatan hasil
belajar yang paling rendah tapi menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Suatu soal
dikatakan berbentuk hafalan apabila materi yang ditanyakan terdapat (ada) dalam buku
pelajaran, atau peserta didik sudah pernah diberitahukan oleh guru (Munaf, 2001:68).
Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada jenjang ini adalah menyebutkan,
menunjukkan, mengenal, mengingat, mendefinisikan (Munaf, 2001:68).
Mengingat merupakan proses perolehan pengetahuan yang relevan dari memori
jangka panjang peserta didik. Pada dimensi proses mengingat (remember) melibatkan
proses koginitif recognizing (identifying) dan recalling (retrieving). Proses kognitif
recognizing atau mengidentifikasi/mengenali merupakan proses menemukan pengetahuan
dalam memori jangka panjang (long-term memory) yang berkaitan dengan pengetahuan
yang akan dipelajari. Contoh, mengidentifikasi/mengenali sejarah ditemukannya proses
fabrikasi pembuatan BJT-Bipolar Junction Transistor pertama kali.
Proses retrieving atau memanggil merupakan proses memanggil pengetahuan
yang relevan dari memori jangka panjang. Contoh, Sebutkan siapa nama Presiden dan
wakil Presiden pertama RI.
2. Memahami (C2)
Pemahaman adalah kemampuan dalam memahami pengetahuan yang telah
diajarkan seperti kemampuan menjelaskan″ pembacaan kode warna resistor, membandingkan″ bentuk fisik macam-macam resistor, menafsirkan″, dan sebagainya. Istilah kemampuan memahami dalam ranah taksonomi ini disebut juga dengan mengerti . Pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berfikir dimana
peserta didik dituntut untuk memahami atau mengetahui tentang sesuatu hal dan mampu
4 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
menjadi bentuk lain, misalnya dari bentuk non-verbal (simbol, gambar) menjadi bentuk
verbal (kata-kata/uraian kalimat).
Memahami dapat juga sebagai proses membangun makna dari suatu informasi
yang diberikan melalui komunikasi lisan, tertulis atau gambar grafik. Peserta didik disebut
memahami suatu pengetahuan jika orang tersebut dapat membuat hubungan antara pengetahuan baru yang diperolehnya dengan pengetahuan awalnya, dan kemudian pengetahuan baru tersebut dapat diintegrasikan melalui proses kognitif yang dimilikinya.
Proses kognitif dalam dimensi memahami terdiri dari menginterpretasi,
memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Kemampuan menginterpretasi terjadi pada peserta didik bilamana peserta
didik tersebut telah memiliki kemampuan mengubah’ suatu informasi dari bentuk
representasi yang satu ke dalam bentuk representasi yang lain. Misal mengubah informasi
dari bentuk gambar (non-verbal) ke dalam bentuk uraian kata-kata atau kalimat (verbal).
Dalam bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa program studi keahlian elektronika,
banyak informasi dari bentuk non-verbal (seperti, simbol, skema/gambar) diinterpretasikan
kedalam bentuk verbal (kata-kata/uraian kalimat).
Kemampuan memberikan contoh terjadi pada peserta didik jika peserta didik
tersebut dapat memberikan contoh spesifik dari suatu konsep. Kemampuan memberikan
contoh melibatkan kemampuan mengenali ciri-ciri dari suatu definisi atau konsep dan
kemudian menggunakan ciri-ciri tersebut untuk digunakan sebagai contoh.
Simbol Interprestasi
• Transistor • Transistor bipolar
• Transistor bipolar tipe NPN
• Transistor bipolar tipe NPN dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).
• Transistor • Transistor bipolar
• Transistor bipolar tipe PNP
• Transistor bipolar tipe PNP dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).
Gambar 1. Klasifikasi & Interprestasi Komponen Elektronik
5 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Kemampuan mengklasifikasi melibatkan kemampuan mendeteksi ciri-ciri, baik itu dalam
bentuk contoh ataupun konsep.
Kemampuan merangkum terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik
telah dapat mengemukakan gagasan, kemudian merepresentasikan informasi kedalam tema tertentu. Kemampuan merangkum melibatkan kemampuan dalam menyusun
informasi peserta didik, seperti merangkum makna yang terkandung dalam karya tulis
ilmiah menjadi bentuk abstraksi dengan tema tertentu.
Kemampuan menyimpulkan terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik tersebut telah dapat mengabstraksi suatu konsep atau prinsip. Pada tahap proses menyimpulkan, peserta didik harus memiliki bekal kemampuan dalam membandingkan suatu contoh yang satu dengan contoh yang lain. Misal, sebutkan beberapa contoh
binatang berkaki empat, yaitu sapi, kucing, kambing, dan singa. Dari ke-empat contoh
tersebut dapat disimpulkan, bahwa binatang berkaki empat merupakan kumpulan binatang
menyusui.
Kemampuan membandingkan terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik tersebut telah dapat mendeteksi kesamaan dan perbedaan beberapa obyek, peristiwa,
gagasan, masalah, atau situasi. Kemampuan membandingkan merupakan kemampuan
melibatkan menemukan hubungan dari suatu objek, peristiwa, atau gagasan yang satu
dengan objek, peristiwa, atau gagasan yang lain.
3. Menerapkan (C3)
Penerapan ialah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur
atau teori tertentu pada situasi tertentu. Peserta didik dikatakan telah menguasai
kemampuan tertentu bilamana peserta didik tersebut telah dapat memberi contoh dengan
kata kerja operasional seperti menggunakan, menerapkan, mengeneralisasikan,
menghubungkan, memilih, menghitung, menemukan, mengembangkan,
mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menunjukkan, mengklasifikasikan, dan
mengubah (Munaf, 2001:70). Jenjang penerapan merupakan kemampuan berfikir peserta
didik yang lebih tinggi (Munaf, 2001:70). Menurut Munaf (2001:70) jenjang penerapan
merupakan kemampuan peserta didik dalam menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan
maupun metode yang telah dipelajari dalam situasi baru.
Menerapkan merupakan kemampuan menggunakan konsep atau prosedur yang
dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari atau pemecahan masalah. Kemampuan
menerapkan berkaitan dengan pengetahuan prosedural yang telah dijabarkan pada sub unit
6 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
melakukan prosedur latihan dan melakukan prosedur pemecahan masalah. Peserta didik
dikatakan melakukan latihan jika dia secara rutin melakukan prosedur yang dipelajarinya
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tugas-tugas yang telah dipelajarinya. Peserta
didik dikatakan memecahkan masalah jika peserta didik tersebut memilih dan
menggunakan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari pada konteks yang
berbeda dengan tugas-tugas yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam melakukan latihan
atau pemecahan masalah peserta didik harus menggunakan prosedur yang tepat dan
mudah dipahami.
4. Menganalisis (C4)
Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi atau konsep ke
dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menganalisis merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam proses tujuan pembelajaran. Analisis merupakan
usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian kecil sehingga
jelas hierarkinya atau susunannya (Munaf, 2001:71). Dengan analisis diharapkan peserta
didik mempunyai pemahaman yang komprehensif dan terpadu. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada ranah analisis adalah menganalisa, membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, membandingkan (Munaf, 2001:72).
Peserta didik yang memiliki kemampuan menganalisis diharapkan memiliki
kemampuan membedakan fakta dari opini. Peserta didik memiliki kemampuan dalam
menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan-pernyataan yang mendukung kesimpulan.
Proses dimensi kognitif pada kemampuan menganalisis meliputi kemampuan
membedakan, mengorganisasi, dan memberikan atribut. Kemampuan membedakan terjadi
pada peserta didik jika peserta didik tersebut dapat membedakan infromasi-informasi yang
relevan dan tidak relevan, penting dan tidak penting, informasi yang relevan dan yang
penting.
5. Mengevaluasi (C5)
Evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan berdasarkan kriteria dan
standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang sering digunakan adalah kriteria berdasarkan
kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut berlaku untuk guru dan peserta didik.
Kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
Pada tahap evaluasi, peserta didik harus mampu membuat penilaian dan keputusan
tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan criteria
tertentu. Tingkatan ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu memeriksa (checking)
7 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Pengecekan merupakan pengujian terhadap ketidakkonsistenan atau kesalahan
dalam suatu kegiatan atau produk pendidikan. Misal, pengecekan terjadi ketika peserta
didik diuji apakah peserta didik tersebut dapat membuat kesimpulan berdasarkan data hasil
pengamatan atau tidak, atau apakah data yang diperoleh mendukung pada hipotesis atau
sebaliknya.
Peninjauan merupakan pembuatan keputusan tentang produk atau kegiatan
berdasarkan kriteria atau standar yang diberikan secara eksternal. Pada saat peninjauan,
peserta didik mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk atau kegiatan, kemudian
membuat keputusan dengan membandingkan ciri-ciri tersebut dengan criteria yang
ditetapkan. Proses kognitif peninjauan merupakan inti dari proses berpikir kritis. Dalam
istilah lain, peninjauan ini disebut juga dengan pemberian keputusan. Contoh kata kerja
operasional yang digunakan pada jenjang evaluasi adalah menilai, membandingkan,
menyimpulkan, mengkritik, membela, menjelaskan, mendiskriminasikan, mengevaluasi,
menafsirkan, membenarkan, meringkas, dan mendukung.
6. Mengkreasi/Menciptakan (C6)
Menciptakan merupakan proses kognitif yang melibatkan kemampuan
mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Peserta didik dikatakan memiliki
kemampuan proses kognitif menciptakan, jika peserta didik tersebut dapat membuat suatu
produk baru yang merupakan reorganisasi dari beberapa konsep. Kemampuan yang
mendasari proses kognitif menciptakan adalah kemampuan mengkoordinasi pengalaman
belajar peserta didik sebelumnya dan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam
menciptakan merujuk pada dua hal, yaitu hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan
hal yang akan dilakukan peserta didik. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks ini
merujuk pada kemampuan peserta didik mensintesis informasi atau konsep ke dalam
bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada menciptakan meliputi penyusunan
(generating), perencanaan (planning), dan produksi (producing).
Urutan dimensi proses kognitif diatas merupakan hasil revisi dari taksonomi
Anderson terhadap proses kognitif yang dikemukanakan oleh Bloom yang selama ini
dikenal sebagai ranah kognitif.
Perbedaan taksonomi lama dengan yang baru terletak pada ranah sintesis (C5),
dimana pada taksonomi yang direvisi ranah sintesis tidak ada lagi, tetapi sebenarnya
digabungkan dengan analisis. Tambahannya adalah mencipta (C6) yang berasal dari
8 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa Tabel 1: Rangkuman domain Pengetahuan dan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom
Klasifikasi Sub-domain Kata Kerja Operasional Level
Pengetahuan (knowledge) → Mengetahui
• Mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan.
Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan informasi yang telah diterima sebelummya.
Menggambarkan, menduplikasi, menemukan, mendaftarkan, menamakan, mengingat kembali, mengenali, menirukan, mengatakan, menggarisbawahi, menulis
Pemahaman (comprehension) → Memahami • Menerangkan ide atau konsep
Kemampuan menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui dengan kata-katanya sendiri. Memahami pengertian, terjemahan, interpolasi dan interpretasi perintah atau masalah dengan menggunakan kalimatnya sendiri.
Penerapan (Application) → Menerapkan • Menggunakan informasi dalam situasi lain.
Kemampuan untuk menggunakan dan menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori dan informasi yang telah dipelajari ke dalam kondisi kerja atau konteks lain yang baru.
Analisis (Analysis) → Menganalisis
• Mengolah informasi, memahami dan mencari hubungan. Memisahkan materi atau konsep ke dalam bagian-bagian untuk diorganisasikan kembali menjadi struktur yang mudah dipahami.
Mengiklankan, menganalisa, menilai, mengkategorikan, membandingkan, membedakan, membedakan, memeriksa, mengenali, menduga, menyelidiki, mengatur, menguraikan, memisahkan, mengurutkan, • Menilai suatu keputusan atau tindakan.
Membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu • Menghasilkan ide-ide baru atau produk
Membangun sebuah struktur atau pola dari berbagai elemen atau mengkombinasikan bagian-bagian untuk membentuk sebuah kesatuan yang utuh dengan penekanan pada hasil berupa sebuah pengertian atau struktur baru.
Menciptakan, mendesain, memformulasikan, memprediksi, mengkategorisasikan, mengkombinasikan, menghasilkan sesuatu, mengorganisasikan, merencanakan, menata kembali, merekonstruksi, merevisi, menulis kembali, merangkum.
Urutan evaluasi posisinya menjadi yang kelima (C5) sedangkan mencipta naik
menjadi urutan keenam (C6), sehingga ranah tertinggi adalah mencipta atau
mengkreasikan. Perbedaan yang kedua adalah pada proses kognitif paling rendah yaitu
pengetahuan (C1) atau knowledge diubah menjadi mengingat (C1) yang berasal dari
remember. Ada peningkatan dalam proses kognitif contohnya peserta didik tidak dituntut
untuk mengetahui suatu konsep saja, tetapi peserta didik harus sampai mengingat konsep
yang dipelajarinya.
Tingkatan berpikir tinggi (HOTS-Higher Order Thingking Skill) menurut ranah
kognitif taksonomi Bloom yang lama berada pada level Analisis, Sintesis dan Evaluasi.
Perubahan tingkatan berfikir tinggi hasil revisi taksonomi Anderson sampai pada tingkatan
9 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan merupakan pengetahuan yang diharapkan dikonstruk
peserta didik berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada materi pembelajaran. Dimensi
pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu dimensi pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognisi. Ke empat
pengetahuan ini akan membentuk proses perjalanan pengetahuan peserta didik dari yang
bersifat konkrit menuju pengetahuan yang bersifat abstrak. Berikut akan diuraikan empat
katagori dimensi pengetahuan:
a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan yang berupa potonganpotongan informasi yang terpisah-pisah atau
unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual pada
umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu
(1) pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology) dan (2) pengetahuan
tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element).
Pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology): mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Setiap
disiplin ilmu biasanya mempunyai banyak sekali terminologi yang khas untuk disiplin
ilmu tersebut. Beberapa contoh pengetahuan tentang terminologi: pengetahuan tentang
alfabet, pengetahuan tentang istilah ilmiah, dan pengetahuan tentang simbol dalam
peta.
Pengetahuan tentang rincian spesifik dan elemen-elemen/unsur-unsur (knowledge of specific details and element): mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu
dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik. Beberapa contoh pengetahuan tentang
bagian detail dan unsur-unsur, misalnya pengetahuan tentang nama tempat dan waktu
kejadian, pengetahuan tentang kode produk komponen elektronika, dan pengetahuan
tentang sumber informasi.
Contoh Pengetahuan Faktual:
10 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Bagaimana kita dapat membuktikan bahwa tegangan basis-emitor VBE transistor
bahan dasar silikon adalah sebesar 0,7V pada suhu kamar 250C?. Apakah proses
pengetahuan untuk mendapatkan tegangan VBE=0,7V diperoleh melalui proses pengukuran
praktek?
Untuk membuktikan besarnya tegangan basis-emitor VBE transistor silikon
sebesar 0,7V dapat dibuktikan jika kita melakukan praktek pengukuran secara langsung.
Oleh itu proses pengetahuan ini menunjukkan adanya fakta (pembuktian), sehingga proses
pengetahuan ini disebut Pengetahuan Faktual.
b. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar
dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama sama. Pengetahuan
konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun
eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu pengetahaun tentang klasifikasi
dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori,
model, dan struktur.
Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian, atau susunan yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab
pengetahaun ini juga menjadi dasar bagi peserta didik dalam mengklasifikasikan informasi
dan pengetahuan. Tanpa kemampuan melakukan klasifikasi dan kategorisasi, peserta didik
akan mengalami kesulitan dalam belajar. Beberapa contoh pengetahuan tentang klasifikasi
dan kategori: pengetahuan tentang bagian-bagian kalimat, pengetahuan tentang
pengelompokan material elektronika, dan pengetahuan tentang pengelompokan tumbuhan
dan hewan.
Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: mencakup abstraksi hasil observasi ke level yang lebih tinggi, yaitu prinsip atau generalisasi. Prinsip dan generalisasi merupakan
abstraksi dari sejumlah fakta, kejadian, dan saling keterkaitan antara sejumlah fakta.
Contoh pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi adalah pengetahuan tentang
prinsip-prinsip belajar.
Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur:mencakup pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi dan saling keterkaitan antara keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap
suatu fenomena yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
merupakan jenis pengetahuan yang sangat abstrak dan rumit, seperti pengetahuan tentang
11 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Contoh Pengetahuan Konseptual:
Konsep dasar susunan (struktur) fisis dari transistor terdiri dari dua
persambungan semikonduktor-PN. Proses tersusunnya komponen transistor terbentuk dari
konsep pengetahuan, yaitu gabungan dari konsep fisika dan konsep kimia. Konsep fisika
adalah proses terbentuknya dua bahan semikonduktor tipe-P dan N menjadi semikonduktor
tipe-PN. Sedangkan Konsep kimia berhubungan dengan tabel periodik material elektronika.
Gambar 3. Susuan fisis transistor menunjukan pengetahuan konsep
Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Seringkali pengetahuan prosedural
berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal
tertentu. Perolehan pengetahuan prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan
dengan menggunakan keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta kriteria tertentu.
Pengetahuan prosedural meliputi:
Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme: mencakup pengetahuan tentang keterampilan
khusus yang diperlukan untuk bekerja dalam suatu bidang ilmu atau tentang algoritme yang
harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Beberapa contoh pengetahuan
prosedural, misalnya: pengetahuan tentang keterampilan mengukur besaran listrik,
pengetahuan mengukur suhu air yang dididihkan dalam beker gelas.
Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu: mencakup pengetahuan yang pada umumnya merupakan hasil konsensus, perjanjian, atau
aturan yang berlaku dalam disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan tentang teknik dan metode
lebih mencerminkan bagaimana ilmuwan dalam bidang tersebut berpikir dan memecahkan
masalah yang dihadapi. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya, pengetahuan
tentang metode penelitian, pengetahuan tentang metode pengukuran parameter internal
komponen transistor.
12 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
digunakan. Peserta didik dituntut bukan hanya tahu sejumlah teknik atau metode tetapi juga
dapat mempertimbangkan teknik atau metode tertentu yang sebaiknya digunakan dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu. Beberapa contoh
pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan tentang kriteria radiasi gelombang tegak
(VSWR) antena, pengetahuan tentang kriteria pemilihan rumus yang sesuai dalam
memecahkan masalah, dan pengetahuan memilih metode statistika mengolah (analisa)
data dalam penelitian.
Contoh Pengetahuan Prosedural:
Bagaimana kita dapat mengetahui transistor dalam kondisi baik?. Apakah proses
pengetahuan untuk mengetahui transistor dalam keadaan baik diperlukan langkah-langkah
prosedur dengan melalui proses pengukuran praktek?
Pengetahuan prosedural: Untuk mengetahui transistor dalam kondisi baik dapat
dilakukan empat langkah prosedur pengujian, mengukur (1 kaki B-E arah maju, (2) kaki B-E
arah mundur, (3) kaki B-C arah maju, dan (4) kaki B-C arah mundur.
1. Bias Maju 2. Bias Mundur 3. Bias Maju 4. Bias Mundur
Gambar 4. Langkah-langkah Pengukuran menunjukan Pengetahuan Prosedural
c. Pengetahuan Meta-kognitif
Beberapa ahli mendefinisikan metakognisi sebagai “berpikir mengenai berpikir”, sementara beberapa ahli lain mendefinisikan sebagai “mengetahui” tentang “mengetahui”. Kemampuan refleksi diri dari proses kognitif yang sedang berlangsung merupakan sesuatu
yang unik bagi individu dan memainkan peran penting dalam kesadaran manusia. Proses
berfikir seperti ini menunjukkan bahwa metakognisi mengikutsertakan pemikiran seseorang.
Gambar 5. Pengetahuan Metakognisi
Metacognition
13 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Komponen pengetahuan dari metakognisi diawali dari penelitian yang dilakukan
oleh Flavell (dalam Neuenhaus, dkk, 2011), dengan membagi pengetahuan metakognitif
dalam 3 variabel yang berinterelasi yaitu (1) pengetahuan mengenai diri sendiri dan orang
lain sebagai pembelajar (person variable), (2) pengetahuan mengenai permintaan tugas
(task variable) dan pengetahuan mengenai strategi (strategy variable). Sementara,
berdasarkan penelitian Brown (dalam Neuenhaus, dkk, 2011) dibedakan antara (1)
declarative strategy knowledge, yang merujuk pada pengetahuan mengenai apa
pengukuran yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, (2) procedural strategy knowledge mengenai bagaimana merealisasikan pengukuran, dan (3) conditional strategy knowledge yang berkaitan dengan efektifitas strategi (kapan saat yang tepat untuk
mengaplikasikan strategi proses pembelajaran). Gambar 6, memperlihatkan struktur
dimensi pengetahuan metakognitif.
Gambar 6. Struktur Dimensi Pengetahuan Metakognitif
Penerapkan Pengetahuan Metakognitif
Procedural metacognition diasumsikan berkembang lebih awal dalam kehidupan.
Penelitian berdasarkan self-judgement menunjukkan bahwa anak-anak prasekolah sudah
mampu mengevaluasi pencapaian pembelajaran dan pengetahuan mereka ke dalam
tugas-tugas yang sederhana dan familiar (Lockl & Schneider, 2007).
Aspek metakognitif sebagai bagian terkait dari pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan keterampilan metakognitif sangat penting untuk dapat
dikembangkan agar peserta didik mampu memahami dan mengontrol pengetahuan yang
telah didapatnya dalam kegiatan pembelajaran. Adapun aspek aktivitas metakognitif yang
dikemukakan oleh Flavell (Suzana, 2004: B4-4) adalah: (1) kesadaran mengenal informasi,
(2) memonitor apa yang mereka ketahui dan bagaimana mengerjakannya dengan
mempertanyakan diri sendiri dan menguraikan dengan kata-kata sendiri untuk simulasi
mengerti, (3) regulasi, membandingkan dan membedakan solusi yang lebih memungkinkan.
Dengan demikian, seperti yang diungkapkan oleh Borkwoski; Borkwoski, Johnson, & Reid;
14 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
didik untuk merancang, memonitor, dan merevisi kerja mereka sendiri mencakup tidak
hanya membuat mahapeserta didik sadar tentang apa yang mereka perlukan untuk
mengerjakan apabila mereka gagal untuk memahami.
Pengetahuan metakognitif mencakup pengetahuan tentang kognisi (pikiran)
secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Pengetahuan meta-kognitif meliputi:
Pengetahuan strategik: mencakup pengetahuan tentang strategi umum untuk belajar, berpikir, dan memecahkan masalah. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya:
(1) pengetahuan mengingat mengulang-ulang suatu informasi dan (2) pengetahuan
tentang strategi perencanaan untuk mencapai tujuan.
Pengetahuan tentang tugas kognitif: mencakup pengetahuan tentang jenis operasi kognitif yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tertentu serta pemilihan strategi
kognitif yang sesuai dalam situasi dan kondisi tertentu. Beberapa contoh pengetahaun
jenis ini misalnya: (1) tingkat kedalaman pengetahuan yang terkandung dalam buku “sains” lebih sulit dipahami daripada (2) tingkat kedalaman pengetahuan dalam buku populer, dan (3) pengetahuan meringkas/menyimpulkan bisa digunakan untuk
meningkatkan pemahaman.
Pengetahuan tentang diri sendiri: mencakup pengetahuan tentang kelemahan dan kemampuan diri sendiri dalam belajar. Salah satu faktor agar peserta didik dapat
menjadi mandiri adalah mengevaluasi kemampuannya, sehingga mengetahui dimana
kelebihan dan. Beberapa contoh pengetahuan tentang pengetahuan diri sendiri,
misalnya: (1) pengetahuan seseorang yang ahli dalam suatu bidang tertentu, belum
tentu ahli dalam bidang lain, (2) pengetahuan menentukan tujuan yang hendak dicapai
dan (3) pengetahuan tentang kemampuan dalam mengerjakan tugas.
Contoh Pengetahuan Metakognitif:
Kerja projek: kolaborasi antar bidang pengetahuan yang berbeda
Abstraksi, Karya Tulis Ilmiah, Jurnal, Penelitian,
Penemuan Teknologi Tepat Guna
Penulisan buku sain atau populer
Hasil karya seni
Membuat kesimpulan, difinisi, hipotesa dan analisis
3. Dimensi-Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif
Tabel taksonomi merupakan tabel dua dimensi yang menyatakan hubungan
antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Ranah kognitif taksonomi
15 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
kata benda, dan dimensi proses kognitif yang menunjukkan aspek kata kerja. Tabel matrik
2D dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan pembelajaran dalam silabus atau
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Tabel 2: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C1) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
DIMENSI
Tabel 2, target tujuan pembelajaran (C1) dimulai dari sel matrik 1C1, 2C1, 3C1, 3C2, 3C3
dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
Tabel 3: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C2) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
DIMENSI
berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
Tabel 4: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C3) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
DIMENSI
Tabel 4, target tujuan pembelajaran (C3) dimulai dari sel matrik 1C3, 2C3, 3C3 dan berakhir
16 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa Tabel 5: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C4) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
DIMENSI
pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
Tabel taksonomi menunjukkan bahwa proses berpikir yang paling rendah terjadi pada sel dimensi proses kognitif mengingat dan dimensi pengetahuan faktual. Proses berpikir yang paling tinggi terjadi pada sel dimensi proses kognitif menciptakan dan dimensi
pengetahuan metakognisi. Sel pada tabel taksonomi semakin ke kanan-bawah, semakin
tinggi proses berpikir yang digunakan. Proses berpikir menciptakan-pengetahuan
metakognisi membutuhkan kemampuan-kemampuan yang mendasarinya yaitu sel-sel di
atas dan sebelah kirinya.
Tabel 6: Klasifikasi Kata Kerja Operasional Menurut Taksonomi Bloom
DIMENSI
AN Faktual Membuat Daftar Meringkas Menggolongkan Mengurutkan Menyusun Menggabungkan Konseptual Menggambarkan Menginterprestasikan Eksperimen Memaparkan Menaksir Merencanakan
Prosedural Mentabulasi Memprediksi Menghitung Membedakan Menyimpulkan Mencipta
Metakognitif Menggunakan sesuai kaidah Mengerjakan Membangun Memprestasikan Mengukur Mewujudkan
Klasifikasi kata kerja taksonomi pada tabel 6 dapat digunakan untuk
mengembangkan capaian tujuan pembelajaran proses pendidikan. Tujuan proses
pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau Silabus harus mengacu dan melihat tujuan
pendidikan yang tertuang dalam Standar Isi yang merupakan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Aspek terpenting bagi guru dalam Standar isi adalah Kompetensi Dasar
(KD). Kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik
setelah melakukan proses pembelajaran. KD ini dijabarkan dalam bentuk indikator tujuan
pembelajaran. Setiap indikator tujuan pembelajaran harus mencerminkan rincian kegiatan
dan kemampuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran dapat
mencapai target KD, maka untuk memudahkan guru dalam menentukan tujuan
17 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) Menurut Tabel Taksonomi
Sebagai contoh kompetensi dasar (KD) yang hendak dianalisis adalah:
• Mendeskripsikan sifat-sifat dioda penyearah (KD Target).
Dan dengan mencermati kata kerja operasional yang tertuang pada tabel 6 serta melihat Kompetensi Dasar (KD) dan standar isi dalam kurikulum, maka langkah selanjutnya adalah menyusun dan mengembangkan tujuan pembelajaran sebagai indikator untuk mencapai KD. Misalnya, Indikator tujuan pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau silabus adalah sebagai berikut:
Setelah selesai pelajaran peserta didik dapat,
1. membuat daftarciri-ciri fisis dan sistem pengkode dioda penyearah frekuensi
rendah dari berbagai macam produk (Indikator 1)
2. menggambarkan karakteritik arus-tegangan dan rangkaian pengganti dioda
penyearah pada saat kondisi bias maju dan mundur (Indikator 2)
3. menginterprestasikan karakteristik kelistrikan dioda penyearah kondisi bias maju
dan mundur (Indikator 3)
4. membedakankarakteristik tahanan dalam dinamis dan statis dioda penyearah pada
daerah linier (Indikator 4)
5. mengklasifikasikan macam-macam tipe rangkaian dasar dioda penyearah
berdasarkan kegunaan dan fungsinya (Indikator 5)
Langkah selanjutnya adalah KD dan indikator tujuan pembelajaran di atas
dianalisis berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Perhatikan
pernyataan susunan kalimat pada KD, identifikasi kata kerja operasional yang digunakan
dalam kalimat (dimensi proses kognitif) dan kata benda (dimensi pengetahuan).
Kata kerja “mendeskripsikan” termasuk kata kerja atau dimensi proses kognitf,
dimana dimensi proses kognitif yang memenuhi kata “mendeskripsikan” adalah dimensi
“memahami”.
Sedangkan “sifat-sifat dioda penyearah” merupakan kata benda yang menunjukkan dimensi pengetahuan, dimana dimensi pengetahuan yang memenuhi kata
sifat-sifat dioda penyearah adalah dimensi pengetahuan konseptual karena sifat-sifat dioda
penyearah merupakan kumpulan dari pengetahuan fakta atau pengetahuan konsep.
Contoh bahwa dioda merupakan kumpulan pengetahuan fakta adalah dioda
dibuat dari bahan semikonduktor (silikon atau germanium), dioda memiliki tegangan
penghalang (barrier) sebesar 0,6V, dan dioda memiliki dua elektroda, yaitu Anode (A) dan
Katode (K), sedangkan yang menunjukkan bahwa dioda terdiri dari kumpulan konsep, yaitu
18 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
dan kemudian dilanjutkan dengan ditemukannya bahan semikonduktor tipe-P dan tipe-N
sampai terbentuk menjadi dioda persambungan tipe-PN.
Dengan cara yang sama, hasil analisa semua indikator tujuan pembelajaran yang
telah disusun dan dikembangkan, dapat dilihat pada tabel 7 taksonomi berikut ini.
Tabel 7: Analisis Kompetensi Dasar Menurut Taksonomi Bloom
DIMENSI 2.Konseptual Indikator 2 KD (Target)
Indikator 4 x x x x
3.Prosedural x x x x x x
4.Metakognitif x x x x x
Hasil analisis tabel 7 taksonomi di atas menunjukkan bahwa KD terletak pada sel matrik 2C2, yaitu ranah proses kognitif “memahami” dan pengetahuan konseptual. Sedangkan indikator tujuan pembelajaran yang ditulis berada pada sel matrik 1C3, yaitu berada pada ranah proses kognitif “menerapkan dan pengetahuan faktual. Dengan demikian, indikator tujuan pembelajaran yang ditulis pada sel matrik 1C3 memiliki
kemampuan yang lebih tinggi dari KD yang ditargetkan. Oleh karena itu, hasil analisis KD
dan indikator menunjukkan bahwa indikator tujuan pembelajaran yang dikembangkan
dalam RPP atau silabus merupakan penjabaran dari KD bahkan dapat lebih tinggi dari
kompetensi minimal yang diharapkan oleh KD target. Dengan demikian berdasarkan
hasil-analisis, penyusunan indikator tujuan pembelajaran yang ditampilkan pada tabel 7 termasuk
pada kategori sangat baik.
Tujuan pembelajaran pada sel matrik 1C1 dari ranah proses kognitif “mengingat” dan pengetahuan faktual, 1C2 dari ranah proses kognitif mengingat dan pengetahuan konseptual, dan 1C2 dari ranah proses kognitif memahami dan pengetahuan faktual merupakan sel-sel yang mendasari kemampuan sel KD target. Sedangkan indikator tujuan
pembelajaran yang pada sel matrik 2C4 merupakan sel yang sama dengan sel KD target.
Berdasarkan dari hasil analisis di atas, maka penggunaan tabel taksonomi
dimensi proses kognitif terhadap dimensi pengetahuan sangat berguna dan memudahkan
dalam menyinkronkan penyusunan tujuan intruksional dan standar sistem penilaian,
sehingga target Standar Komptensi Lulusan (SKL) dapat diketahui dari sejauh mana
pengembangan indikator capaian kompetensi yang merupakan penjabaran kebutuhan
19 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Webb’s Depth of Knowledge (Webb’s DOK)
Depth of Knowledge (DOK) dikembangkan oleh Dr Norman Webb, seorang ilmuwan & peneliti di bidang Pendidikan Sains dari “Wisconsin Center for Education Research and the National Institute for Science Education”. Setidaknya sudah 20 negara yang sudah mengadopsi DOK untuk digunakan sebagai alat evaluasi sistem standar
penilaian. DOK dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana level (tingkat kedalaman)
perolehan pengetahuan peserta didik. Apakah pengetahuan yang diperoleh peserta didik
sudah sesuai dengan Standar Isi (SI) yang diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) Kurikulum Nasional.
Dengan menggunakan DOK seorang guru dapat mengembangkan (melakukan)
penilaian yang ketat sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kurikulum.
Selain itu, dengan menggunakan DOK kita dapat melakukan penjenjangan
kompetensi pengetahuan peserta didik, sehingga selaras dengan kebutuhan tenaga kerja.
Menurut Norman L. Webb dari Pusat Penelitian Pendidikan Wisconsin Amerika
Serikat dengan tema Jurnal “Tingkat Kedalaman Empat Wilayah Pengetahuan 28 Maret 2002 : “Menafsirkan dan menegaskan bahwa Tingkat Kedalaman Pengetahuan untuk tujuan standar dan item penilaian merupakan persyaratan penting untuk keselarasan dalam
menganalisis tingkat kedalaman pengetahuan pembelajaran. Menurut Norman Webb,
tingkat Kedalaman pengetahuan terbagi dalam empat wilayah pengetahuan yaitu:
Depth of Knowledge (DOK) atau tingkat Kedalaman Pengetahuan dibagi menjadi
4 tingkatan (Level), yaitu:
Tabel 8. Penjenjangan Kedalaman Pengetaahuan Menurut Webb’s Depth of Knowledge
LEVEL DESKRIPSI JENJANG
PENGETAHUAN
DOK-1
MENGINGAT KEMBALI (REPRODUKSI)
• Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau
prosedur sederhana.
Dasar (A)
DOK-2
KETRAMPILAN/KONSEP
• Menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan
konseptual
Lanjut (B1)
DOK-3 BERFIKIR STRATEGIS •
Perencanaan & pengembangan disertai dengan alasan Menengah (B2)
DOK-4
BERFIKIR SECARA LUAS
• Membutuhkan penyelidikan/penelitian, pengumpulan data dan
analisis hasil.
Tinggi (C)
Level 1: Mengingat Kembali dan Reproduksi
Membutuhkan penarikan kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau
20 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
hanya membutuhkan peserta didik untuk menunjukkan respon hafalan, menggunakan
rumus yang sudah dikenal, melakukan prosedur yang ditetapkan, seperti penulisan resep
makanan, ekperimen dengan serangkaian urutan langkah kerja yang jelas.
Sebuah prosedur sederhana yang telah terdifinisikan dengan baik, bilamana dalam penyelesaian hanya membutuhkan satu langkah, seperti mengukur nilai tegangan,
resistansi dan arus. Kata kerja seperti mengidentifikasi , mengingat , mengenali , menggunakan , menghitung , dan mengukur secara umum merupakan kerja kognitifdan diklasikasikan di tingkat mengingat kembali dan reproduksi-Recall and Reproduction atau
Level 1.
Penyelesaian masalah sederhana dan dapat langsung diterjemahkan dan
diselesaikan dengan rumus, seperti penerapan hukum ohm dalam rangkaian listrik dapat
dikatagorikan Level 1. Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran, seperti menjelaskan kemungkinan penggunaan kata kerja menjelaskan dapat berada pada tingkat klasifikasi DOK yang berbeda, tergantung pada kerumitan (kompleksitas)
pengetahuannya.
Seorang peserta didik ketika menjawab permasalahan item soal DOK pada Level
1, dan jawabannya tidak mengharuskan untuk “diketahui” atau “dipecahkan” peserta didik
itu sendiri, atau jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item soal secara
otomatis menyediakan kunci jawaban untuk setiap item soal, maka item soal tersebut dapat
diklasifikan DOK Level 1. Dan bilamana pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab soal
tidak secara otomatis memberikan kunci jawaban (penyelesaian), maka item soal tersebut
kemungkinan dapat diklasifikasikan pada DOK Level 2.
Level 2: Keterampilan dan Konsep
Mencakup keterlibatan beberapa proses mental untuk mengingat atau
mereproduksi tanggapan. Isi atau proses pengetahuan yang terlibat memiliki tingkat
kompleksitas lebih rumit daripada di Level 1. Oleh karena peserta didik harus membuat
beberapa keputusan, sehingga mendekati pertanyaan atau masalah. Kata kerja operasional
yang umum digunakan pada klasifikasi pengetahuan Level 2 adalah mengklasifikasi , mengatur , memperkirakan, melakukan pengamatan , mengumpulkan dan menampilkan data , dan membandingkan data . Suatu tindakan yang menggunakan kata kerja ini memerlukan lebih dari satu langkah. Misalnya, untuk membandingkan data,
langkah pertama yang diperlukan adalah (1) mengidentifikasi karakteristik objek atau
21 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Pengetahuan DOK Level 2 meliputi kegiatan melakukan pengamatan dan
mengumpulkan data; mengklasifikasikan, pengorganisasian, dan membandingkan data,
dan mengatur dan menampilkan data dalam tabel dan grafik. Penggunaan kata kerja yang
sama pada tujuan pembelajaran, seperti menjelaskan kemungkinan penggunaan kata kerja menjelaskan atau menafsirkan dapat berada pada tingkat klasifikasi DOK yang berbeda, tergantung pada kerumitan (kompleksitas) pengetahuan yang diperlukan dalam
tindakan. Misalnya, menafsirkan informasi dari grafik sederhana, membutuhkan informasi
bagaimana membaca dan menginterprestasikan grafik, termasuk katagori DOK Level 2.
Suatu tindakan yang memerlukan interpretasi pengetahuan yang mengandung
kompleksitas, seperti membuat interprestasi makna tentang grafik dan menjelaskan makna
informasi yang terkandung dalam grafik, dapat dikatagorikan DOK Level 3.
Level 3: Berpikir Strategis
Berfikir strategis memerlukan tingkat kedalaman pengetahuan yang lebih tinggi
dari DOK Level sebelumnya, tingkat berfikir yang memiliki kompleksitas seperti penalaran,
perencanaan, menggunakan bukti. Tuntutan pengetahuan (kognitif) DOK Level 3 sangat
kompleks dan abstrak. Kompleksitas tidak tergantung hanya dari fakta saja, melainkan
mungkin juga dapat bersumber dari beberapa jawaban, dan dimungkinkan juga
membutuhkan urutan atau tahapan didalam penalaran.
Dalam kebanyakan kasus, jika peserta didik diminta untuk menjelaskan pemikiran
DOK Level 3; dan bilamana penjelasan dalam kalimat yang diberikan merupakan
pengetahuan yang sangat sederhana, maka pengatuan ini dapat dikategorikanpada DOK
Level 2.
Suatu tindakan yang memiliki lebih dari satu jawaban dan peserta didik dituntut
untuk membenarkan suatu respon, maka katagori pengetahuan ini berada pada DOK Level
3. Eksperimental desain dalam DOK Level 3 pada umumnya dibutuhkan tindakan lebih dari
satu variabel dependen. Tindakan yang termasuk dalam DOK Level 3, meliputi kegiatan
mendeskripsikan kesimpulan dari pengamatan; mengutip bukti dan mengembangkan
argumen logis dalam konsep berfikir; menjelaskan fenomena dalam konsep, dan
menggunakan konsep-konsep untuk memecahkan permasalahan tidak rutin.
Level 4: Berpikir Secara Luas
Memerlukan daya kognitif tinggi dan sangat kompleks. Peserta didik diminta
untuk membuat beberapa koneksi ide yang berhubungan dalam satu area atau antar area
pengetahuan-dan harus memilih atau merancang satu pendekatan di antara banyak
22 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
dapat mencakup kegiatan penilaian yang dapat diklasifikasikan sebagai Tingkat 4. Namun,
standar, tujuan, dan tujuan dapat dinyatakan sedemikian rupa untuk mengharapkan peserta
didik untuk melakukan berpikir secara luas. “Mengembangkan generalisasi dari hasil yang diperoleh dan strategi yang digunakan dan menerapkannya terhadap situasi masalah” adalah contoh tujuan pembelajaran yang merupakan Level 4. Banyak, tapi tidak semua,
kinerja penilaian dan kegiatan penilaian terbuka yang membutuhkan pemikiran yang
signifikan akan berada pada Tingkat 4. Level 4 membutuhkan penalaran desain,
eksperimental dan perencanaan yang kompleks, dan mungkin akan memerlukan jangka
waktu, baik untuk meneliti ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh suatu tujuan, atau untuk
melaksanakan beberapa langkah dari item penilaian. Namun, periode perpanjangan waktu
bukan merupakan faktor yang membedakan jika pekerjaan yang dibutuhkan adalah hanya
berulang dan tidak memerlukan pemahaman konseptual yang signifikan dan berpikir tingkat
tinggi. Sebagai contoh, jika seorang peserta didik harus mengambil suhu air dari sungai
setiap hari selama satu bulan dan kemudian membuat grafik, ini akan diklasifikasikan
sebagai kegiatan Tingkat 2. Namun, jika peserta didik melakukan sebuah penelitian tentang
suhu air sungai yang membutuhkan keputusan dengan mempertimbangkan sejumlah
variabel, pengetahuan ini akan menjadi Tingkat 4.
Komparasi Penerapan DOK Webb & Taksonomi Blom
Depth of Knowledge (DOK) mirip dengan Taksonomi Bloom, namun berbeda
dalam penggunaanya. Taksonomi Bloom: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan
pembelajaran yang berbeda memiliki derajad level pengetahuan yang sama, sedangkan
DOK Webb: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran yang berbeda
memiliki derajad level pengetahuan yang belum tentu sama (tergantung tingkat kedalaman
23 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa Tabel 9. Komparasi Penerapan Bloom’s Taxonomy dan Webb’s Depth of Knowledge
TAKSONOMI BLOOM
LAMA TAKSONOMI BLOOM REVISI Webb’s Depth of Knowledge LEVEL
C1
Pengetahuan Mengingat DOK-1. MENGINGAT KEMBALI
(REPRODUKSI) Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana.
DASAR (A) Mengingat kembali pengetahuan yang tersimpan dalam
memori jangka panjang.
C2
Pemahaman Memahami
Memahami makna pesan instruksional, termasuk oral, tertulis, dan komunikasi grafis.
C3
Penerapan Menerapkan DOK-2.
KETRAMPILAN/KONSEP Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam
situasi tertentu.
C
4 Analisis Menganalisis DOK-3. BERFIKIR STRATEGIS
Perencanaan & pengembangan
disertai dengan alasan MENENGAH (B2)
Kemampuan menganalisis atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil dan memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain.
C5
Sintesa Mengevaluasi DOK-4. BERFIKIR SECARA
LUAS
Membutuhkan penelitian (penyelidikan), pengumpulan data dan analisis hasil. • Membuat – Sebuah Difinisi kriteria dan pengakuan standar.
C6
Evaluasi Mencipta (Mengkreasi)
Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar.
Mengintegrasikan elemen-elemen shg membentuk sebuah struktur baru, menjadi kesatuan yang utuh.
Tabel 10. Hess’s Bloom’s & DOK Levels
Proses Kognitif Taksonomi Bloom
Webb’s Depth of Knowledge (DOK) Levels DOK-1
C4 Menganalisis Menengah (B2) Menengah (B2) Menengah (B2) Menengah (B2)
C5 Mengevaluasi x x Tinggi (C) Tinggi (C)
C6 Menciptakan Tinggi (C) Tinggi (C) Tinggi (C) Tinggi (C)
Penerapan Matrik Rigor-Kognitif Hess-Kedalaman Pengetahuan Webb ke Dimensi Proses
24 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa Tabel 11. Proses Kognitif Taksonomi Bloom versus Webb’s Depth of Knowledge (DOK) Levels
Proses Kognitif Taksonomi Bloom
Webb’s Depth of Knowledge (DOK) Levels
DOK-1
26 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Bloom dan penjenjangan tingkat DOK Webb yang sama, namun berbeda, dan (3) sebagai
alat untuk memeriksa kedalaman pemahaman yang diperlukan untuk tugas yang berbeda,
yang mana pada awalnya nampak berada pada tingkat yang sebanding kompleksitasnya.
Gambar 7 memperlihatkan klasifikasi kata kerja operasional berdasarkan
kedalaman pengetahuan menurut aturan penjenjangan Webb’s Depth of Knowledge.
Gambar 7. Tabel klasifikasi Webb’s Depth of Knowledge
DOK-Level 1 (Kompetensi Dasar Level-A)
Kata kerja operasional yang berada pada dok level-1 termasuk katagori
pengetahuan level dasar (A), yaitu mengingat kembali (reproduksi) pengetahuan yang telah
tersimpan dalam memori jangka panjang (reproduksi) atau Mengingat kembali informasi
seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana (klasifikasi taksonomi bloom C1).
Memahami makna pesan instruksional, termasuk oral, tertulis, dan komunikasi grafis
(Taxonomi Bloom C2).
Penekanan pada fakta dan mengingat informasi yang sederhana diajarkan
sebelumnya. Proses pembelajaran di level ini berarti juga melakukan langkah-langkah
sederhana, resep, atau arah. Atau kemungkinan suatu permaslahan yang sulit, namun
tanpa memerlukan penalaran. Pada DOK 1, peserta didik menemukan "jawaban yang
benar," dan tidak memperdebatkan suatu "permasalahan," tersebut benar atau salah.
27 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
• Membuat daftar komponen resistor sesuai dengan norma deret E6, E12, E24 • Mencari atau mengingat fakta yang ditemukan dalam teks
• Menentukan parameter bidang persegi panjang dengan memberi gambar atau label • Menjelaskan ciri fisik komponen elektronik
• Menjelaskan informasi dari tabel atau grafik untuk menjawab pertanyaan
CATATAN: Jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item tentang target secara otomatis memberikan jawabannya, maka posisi sasaran target pengetahuan adalah DOK LEVEL-1
DOK-Level 2 (Kompetensi Lanjut Level-B1)
Kata kerja operasional yang berada pada dok level-2 termasuk katagori
pengetahuan level lanjut (B1), yaitu pengetahuan tentang berfikir strategis, yakni
bagaimana peserta didik menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan
konseptual dan jika level ini sesuai dengan taksonomi bloom C3, yaitu melaksanakan atau
menggunakan prosedur dalam situasi tertentu.
Membutuhkan perbandingan dua atau lebih konsep, mencari persamaan dan
perbedaan, menerapkan pembelajaran faktual di tingkat keterampilan dasar. Ide utama,
membutuhkan pengetahuan yang lebih dalam dari sekedar definisi. Peserta didik dituntut
harus menjelaskan "bagaimana" atau "mengapa" dan sering memperkirakan atau
menafsirkan untuk merespon.
Contoh penerapan DOK Level-2 (Kompetensi Lanjut Level-B1)
• Membandingkan bentuk fisik terhadap frekuensi kerja komponen elektronik
• Mengidentifikasi dan merangkum isi materi buku pegangan siswa (handout), modul bahan ajar, buku literatur, .... dll
• Menjelaskan sebab-akibat penyebab kerusakan komponen elektronika
• Memprediksi hasil logis berdasarkan kebenaaran informasi atau dasar kajian teori • Mengklasifikasikan maksud dan tujuan pengkode dan bentuk fisis komponen elektronik
CATATAN: Jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item tentang target tidak secara otomatis memberikan jawaban, maka item tersebut setidaknya DOK LEVEL 2. Kebanyakan tindakan akan membutuhkan lebih dari satu kali keputusan
DOK-Level 3 (Kompetensi Menengah Level-B2)
Kata kerja operasional yang berada pada dok level-3 termasuk katagori
pengetahuan level menengah (B2), yaitu perencanaan & pengembangan disertai dengan
alasan (berfikir strategis), yakni bagaimana peserta didik memiliki kemampuan
menganalisis atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih
kecil dan memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain (Taksonomi
28 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Berfikir strategis membutuhkan tingkat pemahaman yang mendalam seperti
perencanaan, dan dalam menemukan masalah harus didukung dengan bukti, dan lebih
menuntut penalaran kognitif. Pengetahuan mengandung lebih dari satu respon atau
pendekatan. Membutuhkan kompleksitas pengetahuan atau berpikir abstrak, dan
penerapan pengetahuan atau keterampilan dalam situasi baru dan unik.
Contoh penerapan DOK Level-3 (Kompetensi Menengah Level-B2)
• Mengembangkan model ekperimen ilmiah dari berbagai ide kompleks
• Menemukan, mengevaluasi permasalahan dan mengusulkan solusi pemecahan masalah
• Menjelaskan, generalisasi atau menghubungkan ide, dengan menggunakan bukti-bukti pendukung dari teks atau berbagai sumber informasi.
• Membandingkan berbagai macam sumber informasi (data) yang berbeda • Membuat (menjelaskan) kesimpulan hasil eksperimen
DOK-Level 4 (Kompetensi Tinggi Level-C)
Kata kerja operasional yang berada pada dok level-4 termasuk katagori
pengetahuan level tinggi (C), yaitu berfikir secara luas tentang bagaimana cara
mengintegrasikan elemen-elemen shg membentuk sebuah struktur baru, menjadi kesatuan
yang utuh, seperti melakukan penelitian (penyelidikan), pengumpulan data dan analisis
hasil, seperti membuat sebuah difinisi, membuat sebuah kesimpulan, membuat sebuah
hipotesa, dan membuat sebuah analisis (taksonomi bloom C5 dan C6).
Pada tingkat ini, peserta didik melakukan identifikasi masalah, dalam melakukan
perencanaan-peserta didik menggunakan langkah-langkah tindakan, dan membuat
keputusan berdasarkan data yang dikumpulkan. Biasanya melibatkan lebih banyak waktu
dari satu periode kelas. Dalam mencari kebenaran suatu metode digunakan beberapa
solusi kemungkinan.
Peserta didik diminta untuk membuat beberapa koneksi ide yang berhubungan
dalam satu area atau antar area pengetahuan-dan harus memilih atau merancang satu
pendekatan di antara banyak alternatif tentang bagaimana situasi dapat dipecahkan.
Contoh penerapan DOK Level-4 (Kompetensi Tinggi Level-C)
• Mengumpulkan, menganalisa, mengatur, dan menginterpretasikan informasi dari berbagai sumber untuk keperluan penyusunan laporan dengan disertai alasan. • Menganalisis dan menarik kesimpulan dari berbagai sumber data (bukti). • Melakukan kerja proyek dan identifikasi masalah, mengusulkan jalur solusi,
29 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
CATATAN: Kegiatan DOK LEVEL 4 sering membutuhkan jangka waktu yang lama untuk menyelesaikan beberapa langkah, namun DOK pada level ini tidak hanya ditentukan oleh lamanya waktu proses pembelajaran, dan bilamana proses keterampilan dan konsep hanya diulang-ulang dari waktu ke waktu.
Tabel 12. Perbandingan taksonomi Bloom dengan terhadap kedalaman pengetahuan Norman
Webb menurut penggabungan Karin Hess’ Cognitive Rigor Matrix
Bloom′s Taxonomy Webb′s Depth of Knowledge
Penggabungan keduanya oleh Karin Hess’ Cognitive Rigor Matrix dapat digunakan untuk memetakan kedalaman Standar Isi (SI) maupun kompleksitas Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
• Klasifikasi jenis pemikiran yang terlibat
dalam proses kognitif
• Klasifikasi jenis kata kerja operasional
dalam pembuatan item soal atau tujuan pembelajaran
• Berguna sebagai panduan guru dalam
mengembangkan dan mengarahkan tanya jawab dengan peserta didik.
• Menentukan kompleksitas isi dan kegiatan pembelajaran, dan mengukur
seberapa dalam siswa telah memahami isi materi.
• Penggunaan kata kerja operasional tidak hanya untuk mengukur tingkat
kinerja saja, melainkan juga menggambarkan kompleksitas pengetahuan yang terlibat didalam kinerja tersebut.
• Berguna untuk memastikan keselarasan antara sasaran belajar dan item
penilaian
Kata Kunci: Proses penilaian kedalaman pengetahuan menurut Webb s Depth of Knowledge
Gambar 12. Sinkronisasi penilaian menurut Webb′s Depth of Knowledge
Penerapan kata kerja pada Webb’s Depth of Konwledge
Sebuah definisi umum untuk klasifikasi masing-masing tingkat kedalaman
pengetahuan (menurut Norman Webb) terlihat pada Tabel 20 di bawah, dengan spesifikasi lebih lanjut dan contoh kata kerja “mengukur” untuk setiap tingkat DOK (Depth of Knowledge). Norman Webb merekomendasikan bahwa untuk keperluan penilaian
(penjenjangan ) skala besar, ruang lingkup standar penilaian hanya digunakan untuk
menilai tingkat kedalaman pengetahuan sampai pada DOK level 1, 2, dan 3 saja.
Sedangkan untuk kedalaman pengetahuan pada Depth of Knowledge (DOK) di Level 4
30 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa Tabel 20. Penggunaan kata kerja operasional mengukur menurut Webbs Depth of Knowledge (Webb s
DOK)
Aktifitas
Webb’s DOK LEVEL Tujuan Pembelajaran Menurut DOK-Webb Kelas
Melakukan
• (1) Mengukurtegangan jatuh pada resistor,....
X
• (1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor,....
• (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor dengan nilai resistansi berbeda-beda,....
• (1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor dengan nilai resistansi berbeda-beda,....
• (1) Mengukurtegangan jatuh pada resistor, kemudian (2)
membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,....
XI
• (1) Mengukurtegangan jatuh pada resistor, kemudian (2)
membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan
(3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, serta (4) menginterprestasikan
karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,.... XI/XII
Menganalisis
• (1) Mengukurtegangan jatuh pada resistor, kemudian (2)
membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan
(3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, serta (4) menginterprestasikan
karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,.kemudian (5)
menyimpulkan bahwa hubungan yang dinyatakan dalam hukum ohm adalah benar menurut hipotesa.
• (1) Mengukurtegangan jatuh pada resistor, kemudian (2)
membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan
(3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, dan (4) menginterprestasikan
karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,.(5) serta
membuktikan bahwa hubungan tersebut hanya berlaku untuk komponen resistor yang bersifat linier dan bukan untuk semua komponen yang bersifat non-linier.
31 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI & REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA
PAKET KEAHLIAN : EAV/TEI/TEK/TM/TEO
MATA PELAJARAN : PERENCANAAN & INSTALASI SISTEM AUDIO
KELAS : XII
KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD)
KI-1 (RELIGIUS)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1. Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat, karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
1.2. Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur, disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keilmuannya.
1.3. Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global
KI-2 (SOSIAL)
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1. Menerapkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; bertanggung jawab; terbuka; peduli lingkungan) sebagai wujud implementasi proses pembelajaran bermakna dan terintegrasi, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) sesuai dengan jenjang pengetahuan yang dipelajarinya.
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
2.3. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas, lingkungan sekolah.
2.4. Memperhatikan jaminan mutu terhadap barang dan/atau jasa yang telah melalui pengujian berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.
2.5. Memperhatikan kualitas barang hasil pekerjaan terhadap kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.
2.6. Mentaati peraturan perundang-undangan dan/atau standar tentang keamanan dan keselamatan kesehatan kerja. 2.7. Menjaga lingkungan terhadap penceramaran limbah
elektronik.
KI-3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
3.1. Membuat macam-macam rangkaian penguat audio berdaya besar kinerja tinggi untuk kebutuhan pertunjukan musik dan reproduksi