PROPOSAL RENCANA KEGIATAN
PEMBUATAN ABON IKAN TUNA
I. Latar Belakang
Bahan pangan yang kandunagn proteinnya tinggi mudah mengalami kerusakan, diantaranya ikan. Ikan merupakan bahan makanan komoditas ekspor yang banyak dikonsumsi masyarakat. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan dengan bahan makanan lain. Pasalnya, kandunagn komposisi kimia ikan cocok sebagai media pertumbuhan bakteri pembusuk atau
mikroorganisme lainnya. Selain itu, lemak ikan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh yang sifatnya sangat mudah teroksidasi sehingga menimbulkan bau tengik. Ikan perlu diawetkan karena mudah busuk. Dengan demikian, proses pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan masyarakat.
Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan agar kadar air dalam tubuh ikan berkurang sehingga kesempatan bakteri untuk berkembang biak tidak ada. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi, diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengawetan. Misalnya, kebersihan bahan dan alat dijaga, ikan yang digunakan masih segar, serta pemakaian garam bersih. Salah satu cara
pengawetan ikan adalah dengan mengolahnya menjadi abon ikan. Adapun jenis ikan yang baik digunakan untuk abon adalah ikan tuna dan ikan marlin.
Penggunaan ikan marlin akan menghasilkan serat abon yang sangat baik dan lembut.ikan merupakan salah satu sumber protein yang bermutu tinggi. Walaupun harga ikan relatif murah, tetapi nilai gizinya, terutama kandungan proteinnya lebih tinggi. Protein ikan merupakan sumber protein hewani yang lebih lengkap
dibandingkan dengan protein nabati. Ikan mempunyai kandungan protein tinggi, tetapi rendah kandungan lemaknya sehingga memberikan
banyak manfaat kesehatan bagi tubuh manusia.
II. Masalah
Proses pembuatan abon relatif mudah karena dapat dikerjakan oleh industri maupun rumah tangga. Modal yang diperlukan pun relatif kecil. Pengolahan ikan menjadi abon ini dapat meningkatakan umur, simpan dan nilai ekonomis ikan dibandingkan dalam bentuk segar maupun beku. Tidak hanya itu, dari segi pemasaran, abon sudah lama dikenal dan dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat. Permintaannya pun bersifat musiman. Dengan demikian, usaha pembuatan abon memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan, baik pada skala industri maupun rumah tangga.
III. Tujuan
1. Untuk mengurangi jumlah pengangguran dengan menambah lapangan kerja 2. Untuk memperoleh keuntungan usaha pengolahan abon cukup menjanjikan karena memiliki pasar yang telah terbentuk cukup lama
IV. Manfaat dan Keunggulan Produk
1. Abon ikan tuna yang diproduksi memiliki kandungan gizi yang tinggi, terutama kandungan proteinnya relatif tinggi.
2. Abon ikan tuna yang diproduksi memiliki serat abon lembut dan memiliki karakteristik kering, ringan, renyah dan gurih
V. Material
Bahan yang dibutuhkan untuk pengolahan abon ikan tuna yaitu sebagai berikut. Untuk membuat abon ikan tuna sebanyak 60 kg atau 600 bungkus berat @ 100 g
dibutuhkan ikan tuna tanpa tulang sebanyak 80 kg.
a. Bahan pembuatan abon ikan tuna manis untuk 20 kg Daging ikan tuna tanpa tulang 27 kg Bawang merah 1,5 kg Bawang putih 300 g Bubuk ketumbar .1,5 kg Lengkuas 1,5 kg Santan kental 5 liter Minyak goreng 3,5 kg
h. Blender (untuk penggiling bumbu) i. Kmpor minyak
Salah satu kegiatan yang menentukan mutu produk akhir yaitu sortasi bahan baku. Sortasi bahan baku mutlak diperlukan agar dihasilkan produk bermutu tinggi. Sortasi dapat dilakukan di atas sebuah meja sortasi yang dilengkapi dengan wadah untuk bahan bagus dan bahan reject. Wadah yang digunakan dapat berupa baskom atau ember plastik.
b. Proses Pendahuluan
Bersihkan dagingdari sisa tulang, kemudian cuci hingga bersih
Potong kecil daging dengan ukuran 5 cm x 5 cm atau bisa juga lebih besar c. Pemasakan
Panaskan air dalam panic, lalu masukkan garam, sereh, dan daun salam Masukkan daging, lalu rebus selama 30-60 menit hingga matang dan empuk d. Pengepresan I (pertama)
Tumbuk secara perlahan daging yang sudah kering, kemudian cabik-cabik dengan garpu
f. Pemberian bumbu dan santan
Campurkan bubuk ketumbar, garam, gula pasir, dan penyedap rasa dalam daging yang sudah dicabik cabik, lalu aduk hingga rata
Giling bawang merah, bawang putih, dan lengkuas hingga halus, lalu campurkan ke dalam daging
Aduk campuran daging dengan bumbu hingga rata Tuangkan santan kental ke dalam campuran daging. Kemudian aduk hingga rata
g. Penggorengan
Goreng abon dengan api kecil sambil diaduk-aduk hingga matang. Cirri abon yang telah matang yaitu timbul suara gemerisik jika diremas. Tiriskan abon
h. Pengepresan II (kedua)
Masukkan abon yang sudah matang ke dalam alat pres. Caranya, putar batang pengepres hingga sisa minyak terpisahkan dari abon.
i. Penguraian Abon
Pisahkan abon yang menggumpal dengan garpu. Campuri abon dengan bawang goreng. Khusus abon pedas tambahkan cabai giling pada abon
j. Pengemasan
Masukkan abon kedalam kemasan plastik, lalu timbang dan rapatkan kemasan dengan sealer. Jika digunakan kemasan toples (wadah tertutup), abon lalu
ditimbang, lalu ditutup kemasannya Beri label pada kemasan.
VIII. Biaya Produksi
a. Bahan
No Jenis Biaya Jumlah unit Harga/unit (Rp) Total Biaya/hari (Rp)
1 Ikan tuna 80 kg 60.000 4.800.000
2 Kelapa 15 butir 5.000
75.000
3 Bumbu
100.000
4 Minyak goreng 10 kg 5.000 50.000
5 Kemasan 1 paket 70.000
70.000
6 Air dan listrik 1 paket 50.000 50.000
7 Minyak tanah 10 liter 20.000 27.000
8 Tenaga kerja 3 orang 75.000 5.850.000
Total biaya operasional/hari (Rp)
11.022.000
Total biaya operasional/bulan (26 hari,Rp)
286.572.000
Total biaya operasional/tahun (12 bulan,Rp)
b. Alat
No Nama Jumlah/unit(Rp) Harga/unit(Rp) Nilai Investasi (Rp) Umur efektif (tahun) Biaya penyusutan/ tahun (Rp)
1 Pisau 3 buah 5.000 15.000 1
Total biaya alat dan bahan = jumlah biaya bahan + jumlah biaya alat =Rp. 3.438.864.000/tahun + Rp 9.260.000 = Rp. 3.448.124.000/tahun c. Tenaga = jumlah pekerja x upah/hari x target hari
= 3 orang x Rp 75.000 x 26 hari = Rp. 8.580.000/bulan =Rp. 102.960.000/tahun d. Transportasi
Membeli bahan-bahan untuk produksi 4 kali sebulan dengan biaya 1 kali belanja = Rp 100.000 x 4 = Rp 400.000/bulan = Rp. 4.800.000/ tahun
IX. Nilai Kegiatan
X. Asumsi Profit
Harga jual/buah = Rp. 6.500/bungkus berat @ 100 g
Produksi barang = target produksi barang 600 bungkus/hari @ 100 g Pendapatan = jumlah produksi 200.000 bungkus/tahun x Rp 8.500 =Rp. 1.700.000.000
Prakiraan Laba yang diperoleh - Pendapatan = Rp. 1.700.000.000 - biaya produksi = Rp. 3.555.884.000 _
15.600 bungkus/bulan = Rp 747,52 (keuntungan / bungkus)
Jangka pendek
Memproduksi 15.600 bungkus/bulan sebagai tahap awal pengenalan produk kepada masyarakat
Jangka menengah
- Promosi produk sebagai cara untuk menarik minat konsumen - Meningkatkan jumlah produksi sesuai dengan permintaan
- Menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai distributor untuk pemasaran produk
Jangka Panjang
- memperluas jaringan pemasaran - meningkatkan jumlah produksi
- mendapatkan keuntungan yang sesuai
XI. Nilai Resiko 1. Probability Tidak laku terjual
Terjadi penumpukan stock produksi Terjadi kenaikan produksi
Rendahnya permintaan konsumen 2. Paparan
ikan tuna yang digunakan untuk pembuatan abon diperlukan yang masih segar karena apabila ikan tuna yang digunakan tidak berkualitas baik akan
mengakibatkan hasil akhir produksi menjadi kurang baik. 3. Konsekuensi Dampak
Terjadi kenaikan harga produksi sehingga dapat menimbulkan penumpukan stok produksi yang belum terjual dan rendahnya permintaan konsumen.
XII. Pemasaran Produksi
Target pasar produk abon yaitu rumah tangga, hotel, dan industri kue. Walaupun proses pembuatan abon relatif mudah, tetapi umumnya konsumen rumah tangga lebih menyukai membeli produk jadi. Sebabnya, produk abon jadi lebih praktis serta terjamin mutu dan rasanya. Oleh karena itu konsumen rmah tangga merupakan pasar potensial bagi produk abon. Strategi pemasaran yang dapat digunakan agar pasar konsumen rumah tangga dapat ditembus denga penjualan secara langsung.
Selain penjualan secara langsung, strategi pemasaran dapat dilakukan dengan cara penjualan secara tidak langsung melalui pedagang besar atu pengecer. Pedagang besar biasanya membeli produk dalam jumlah besar, kemudian menyalurkannya kepada agen yang lebih kecil dan para pengecer seperti supermarket, toko, dan warung.Hotel dan rumah makan pun merupakan psar potensial. Hotel dan rumah makan memerlukan abon untuk para pengunjubg. Biasanya, abon digunakan sebagai menu pelengkap dalam hidangan makan atau bahan tambahan masakan.
XIII. Penutup
Demikianlah proposal ini saya buat sebagai pertimbangan dari kegiatan yang saya lakukan. Semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi