• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TEORI FILOLOGI DAN PENERAPANNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TEORI FILOLOGI DAN PENERAPANNYA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TEORI FILOLOGI DAN PENERAPANNYA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filologi

Dosen Pengampu : Bu AFIATI HANDAYU DF, S.PD., M.PD.

Kelompok 5

Megawati 13130001 Qurrota Tsania El’izzah 13130020 Muhammad Harun Rosyd 13130028

JURUSAN PERPUSTAKAAN DAN INFORMAI ISLAM D3

FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

Yogyakarta

(2)

Sejarah filologi berkembang pesat dari masa ke masa begitupun pelbagai metode yang digunakan. Dari yang telah kita bahas pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, kita dapat

memahami bahwa naskah dan teks merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan ibarat amplop dan perangko. Sehingga penerjemahan terhadap keduanya pun hampir mencapai titik persamaan. Contohnya naskah pidato dan teks pidato. Akan tetapi perlu diketahui bahwa pengertian naskah dan teks tu sendiri berbeda sehingga dibutuhkan cara-cara yang lebih mutakhir agar kita dapat mngetahui perbedaan yang sebenernya diantara keduanya.

Kemudian tidak semudah membalik kedua telapak tangan kita untuk mengetahui seluk beluk dari keduanya. Para ahli filolog pun harus memenuhi berbagai kriteria yang kompeten dalam menerjemahkan naskah dan teks di masa lampau. Contohnya, harus menguasai bahasa naskah yang akan dikaji ataupun penyalinan sekaligus dalam menentukan umur. Ini dilakukan agar karya para filolog tetap konsis sesuai dengan naskah aslinya.

Hal yang paling tidak kalah pentingnya adalah menentukan umur suatu naskah maupun teks. Ada beberapa karya yang tidak sesuai dengan aslinya dalam segi umur yang dipublikasikan kepada masyarakat luas. Akibatnya kita merasa ragu atau sangsi terhadap naskah tersebut, sehingga mendorong para ahli filolog untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Sebagai contoh kecilnya, Hikayat Hang Tuah yang terjadi pada masa portugis (1941), ternyata sesudah

dilakukan penelitian teks itu ditulis setelah tahun 1941. Maka, kesimpulan yang didapat adalah penelitian yang ilmiah perlu dilakukan untuk menentukan umur suatu naskah.

(3)

PEMBAHASAN

Masalah Naskah –Teks dalam Filologi

A. Pengertian Naskah

Objek kajian filologi adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau.jadi naskah itu benda konkret yang dapat dilihat atau dipegang.di Indonesia bahan naskah untuk karya jawa kuna disebutkan oleh Zoetmulder (kalawang ,1974) karas, semacam papan atau batu tulis, yang diduga oleh Robson hanya dipakai untuk sementara (h.walan’), dan dluwang, yaitu kertas jawa dari kulit kayu naskah Bali dan Lombok memakai lontar, naskah batak memakai kulit kayu, bambu, dan rotan.

B. Istilah Naskah –Teks di luar konteks Filologi

Dalam pemakaian sehari-hari,di luar konteks filologi, naskah yang akan diterbitkan atau diperbanyak pada umumnya tidak lagi ditulis dengan tangan. Dalam hal ini,naskah merupakan kopi atau teks bersih yang di tulis oleh pengarangnya sendiri, misalnya naskah dan teks dipakai dengan pengertian yang sama, misalnya naskah pidato dan teks pidato.

a. Beda Naskah dan Prasasti

 Naskah pada umumnya berupa buku atau bahan tulisan tangan seperti diterangkan di atas.prasasti berupa tulisan tangan pada batu (andesit, berporus, batu putih), batu bata, logam (emas, perak, tembaga), gerabah, marmer, kayu, dan lontar.

 Naskah pada umumnya panjang ,karena memuat cerita lengkap.prasasti pada umumnya pendek karena memuat soal-soal yang ringkas saja, misalnya pemberitahuan resmi mengenai pendirian bangunan suci, doa-doa suci penolak rintangan karma dan segala kejahatan.

(4)

dari abad ke-8.prasasti yang paling tua berasal kira-kira dari abad ke-4(prasasti kutai).

 Naskah berjumlah banyak kaarena disalin.prasasti tidak disalin sehingga jumlahnya relatif tidak banyak , kurang lebih 500 buah.

(5)
(6)

Kodikologi adalah ilmu kodeks.kodeks adalah bahan tulisan tangan atau gulungan atau buku tulisan tangan,terutama dari teks-teks klasik.kodikologi mempelajari seluk-beluk atau semua aspek naskah, antara lain bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan penulis naskah.

C. Pengertian Teks

Teks artinya kandungan atau muatan naskah ,sesuatu yang abstrak yang hanya dapat dibayangkan saja. Teks terdiri atas isi,yaitu ide-ide atau amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca dan bentuk,yaitu cerita dalam teks yang dapat dibaca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur,perwatakan,gaya bahasa dan sebagaima.

a. Tekstologi.

Ilmu yang mempelajari seluk-beluk teks disebut tekstologi, yang antara lain meneliti penjelmaan dan penurunan teks sebuah karya sastra, penafsiran, dan pemahamannya. Dalam ruang lingkup terbatas penulisan pengantar teori filologi ini,sekedar sebagai pedoman menyeluruh rinsip-prinsip tersebut hanyalah disebutkan saja (dari terjemahannya) tanpa keterangan lebih lanjut sebagai berikut.

1). Tekstologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki sejarah teks suatu karya. Salah satu diantara penerapannya yang praktis adalah edisi ilmiah teks yang bersngkutan.

2). Peneliti teks harus didahulukan dari penyuntingnya.

3). Edisi teks harus menggambarkan sejarahnya.

4). Tidak ada kenyataan tekstologi tanpa penjelasannya.

5). Secara metolis perubahan yang di lakukan secara sadar dalam sebuah teks(perubahan ideologi, artistik, psikologis.

(7)

1). Aslinya hanya ada dalam ingatan pengarang atau pembawa cerita .turun-temurun terjadi memenuhi maksud tertentu yang ketat dalam bentuk literer itu.

c. Teks Tulisan –Lisan

Antara teks tulisandengan lisan tidak ada perbedaan yang tegas,dalam sastra melayu,hikayat dan syair di bacakan keras-keras kepada pendengar.

Kebiasaan ini berhubung erat dengan cirri umum sastra Indonesia ,yang terutama di turunkan secara lisan dan merupakan milik bersama.ciri korektif ini berlaku pula bagi teks dalam naskah-naskah yang yang sudah ratusan tahun tuannya.

Di Bali, datang memanfaatkan naskah klasik kakawin.demikian pula badad-badad mempunyai fungsi sosial karena dibacakan pada kesempatan tertentu.sampai sekarang pun masih berlangsung tradisi mabasan atau makakawin,yaitu membacakan kakawin dalam bahasa jawa kuno dari lontar yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Bali.

Di Lombok teks tembang dibacakan untuk upacara “Rites de passage”,misalnya supitan. Di Jawa, tembang macapat karya pujangga–pujangga besar seperti Ranggawarsita, Mangkunegara IV, Pakubuwana IV, dan bermacam-macam babad lazim didengarkan bersama-sama pada peristiwa-peristiwa abad yang penting.

Di Pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Timur ,cerita kentrung dengan tradisi tulis dan lisan disampaikan kepada sejumlah pendengaran pada peralatan khitanan,perkawinan ruwatan dan lain-lain. Dengan demikian, terjalin interaksi terus-menerus antara teks tulis dan lisan.

D. Penyalinan

(8)

asli, misalnya hilang terbakar, ketumpahan benda cair, karena perang, atau hanya kalau terlantar saja. Mungkin pula naskah disalin dengan tujuan magis.

Akibat penyalinan ,tejdilah beberapa atau bahkan banyak naskah mengenai suatu cerita.dalam penyalinan yang berkali-kali itu,tidak tertutup kemungkin timbulnya berbagi kesalahan atau perubahan.penyalinan maju dari perkata ke perkata yang sama (saul du meme au meme), beberapa baris,atau bait terlampaui, atau sebaliknya ditulis dua kali (di tografi).disamping perubahan yang terjadi karena ketidaksengajaan, setiap penyainan bebas untuk dengan sengaja menambah, mengurangi, mengubah naskah, menurut seleranya disesuaikan dengan situasi dan kondisi zaman penyalinan.sehubungan dengan itu,dalam hal teks modern pun perlu di adakan oleh penyusunannya sendiri dengan maksud menyempurnakan teks sesuai dengan pertimbangan atau pandangan sebaik-baiknya.naskah salinan belum tentu merupakan copy yang sempurna dari naskah yang disalin.ada kalanya perbedaan hanya kecil saja,tetapi ada pula perbedaan yang besar sehingga timbul naskah-naskah yang berbeda versi atau berbeda bacaannya.

E. Penentuan Umur

Naskah pada umumnya menyebutkan waktu penulisannya.oleh karenannya umur naskah hanya dapat diruntut berdasarkan keterangan dari dalam (interne evidentine) dan keterangan dari luar (externe evidentie) naskah itu sendiri.ada kalanya penyalinan pada akhir teks mengenai bilamana dan dimana teks itu selesai disalin (kolofon). Apabila kolofon tidak ada, kertas bahan naskah sering memperlihatkan tanda atau lambang pablik yang membuat kertas itu.tanda itu disebut cap air (watermark). Dengan memakai daftar cap, dapat diketahui pada tahun berapa kertas itu bibuat.kertas didatangkan dari Eropa, kemudian segera dipakai karena persediaan terbatas.jadi,imur naskah dapat diperkirakan tidak jauh dari umur kertas.

(9)

tahun (1641) apabila ada peristiwa lain yang kemudian disebutkan maka saat penulisan paling awal (terminus a qua) dan paling akhir (terminus ad quem) dapat ditentukan.sebagai contoh teks Hikayat Hang Tuah memuat peristiwa pada tahun 1641.rupanya teks itu ditulis pada abad ke-17, sesudah tahun 1641,tetapi sebelum tahun 1726 karena pada tahun tersebut Hikayat Hang Tuah

telah disebutkan dalam Out en Nieuw Oost Indien karangan Francois Valentijn (1726).

PENUTUP

Kesimpulan

Objek penelitian filologi adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau. Semua bahan tulisan disebut

handscrift dan manuscrift. Seiring perkembangan filologi, naskah berubah dari sisi penggunaannya yaitu ada naskah pidato dan teks pidato.

Ada sekitar sepuluh prinsip dalam mengkaji filologi suatu naskah yang dikemukakan oleh

Lichacev. Beliau juga menggunakan istilah tekstologi untuk penelitian teks. Seorang filolog harus berpegang kesepuluh prinsip tersebut agar tidak terjadi perbedaan salinan dari masa ke masa. Untuk mempelajari beluk naskah disebut kodeks, dan ilmu yang mempelajari seluk-beluk teks disebut tekstologi.

Adapun teks tulisan bersih yang dikarang oleh pengarang disebut otografi dan salinan bersih yang disalin oleh penyalin disebut apografi. Ada tiga macam jenis tekstologi yaitu, teks lisan, tulisan tangan, dan cetakan. Asal muasal terjadinya teks menurut Den Haan (1973), bahwa ada tiga kemungkinan:

a. Aslinya teks hanya ada dalam ingatan pengarang atau pembawa cerita

b. Aslinya teks tertulis, yang lebih kurang merupakan kerangka yang masih memungkinkan atau memerlukan kebebasan seni.

c. Aslinya merupakan teks yang tidak mengjinkan kebebasan dalam pembawaannya karena pengarang telah menentukan pilihan kata, dan komposisi untuk maksud tertentu yang ketat dalam bentuk literer itu.

(10)

milik perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait