Inisiasi 7
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Perekonomian mempunyai empat komponen pengeluaran, yaitu sektor rumah tangga, swasta, pemerintah dan sektor luar negeri (asing). Tiga komponen yang pertama merupakan unsur dari perekonomian domestik atau perekonomian tertutup. Pada saat semua komponen perekonomian dilibatkan disebut dengan perekonomian terbuka.Gambar 7.1.
Model Perekonomian 2-Sektor
Pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga tidak seluruhnya ditukarkan menjadi barang dan jasa, tetapi ada sebagian yang tidak dikonsumsikan dan disimpan dalam bentuk tabungan. Hal ini merupakan pendapatan yang tidak dikonsumsikan. Tabungan tersebut akan masuk ke dalam pasar uang dan modal, yang akan diserap oleh sektor bisnis untuk dijadikan tambahan modal atau investasi.
Perekonomian dua sektor mempunyai 2 pendekatan dalam melihat keseimbangan pendapatan nasionalnya. Pertama, dengan menjumlahkan konsumsi yang dilakukan dengan tabungan atau investasi. Kedua, pada saat tingkat tabungan sama dengan investasi.
Fenomena perubahan konsumsi akibat adanya perubahan pendapatan, melahirkan suatu fungsi yang disebut fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Kedua fungsi tersebut memperlihatkan hubungan yang terjadi antara pendapatan dengan konsumsi atau tabungan. Melalui fungsi ini kita bisa melihat bagaimana keseimbangan pendapatan nasional terjadi dengan melihat sisi pengeluaran dan pendapatan.
perekonomian tiga sektor terdiri dari sektor rumah tangga, sektor bisnis/swasta, dan sektor pemerintah. Masuknya pemerintah dalam perekonomian memberi dampak yaitu berkurangnya tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan akibat dari dikenakannya pajak terhadap pendapatan. Selain itu, pengeluaran pemerintah (G) muncul sebagai akibat adanya pendapatan dari pajak yang akan menyerap barang dan jasa dalam perekonomian.
Gambar 7.2.
Model Perekonomian 3-Sektor
Jenis pajak yang dikenakan oleh pemerintah bisa bermacam-macam, tergantung kebijakan apa yang diterapkan. Pada intinya kita bisa merangkum jenis pajak yang dikenakan terhadap pendapatan menjadi 4 jenis, yaitu berikut ini.
1. Pajak regresif
Merupakan pungutan pajak dengan persentase yang semakin menurun, jika pendapatan yang kena pajak semakin bertambah besar.
2. Pajak progresif
3. Pajak proporsional
Merupakan pungutan pajak dengan persentase yang tetap, berapa pun besarnya pendapatan yang kena pajak
4. Pajak tetap (lump sum tax)
Merupakan pungutan pajak dengan nilai yang tetap, berapa pun besarnya pendapatan yang kena pajak.
Uang dan Bank
Secara definitif, uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat tukar atau pembayaran yang sah, yang diatur oleh undang-undang suatu negara dan diakui oleh negara-negara lain. Menurut Sadono Sukirno, suatu benda bisa digunakan sebagai uang harus memenuhi syarat-syarat berikut. 1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
2. Mudah dibawa-bawa.
3. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya. 4. Tahan lama.
5. Jumlahnya terbatas.
6. Bendanya mempunyai mutu yang sama.
Selain syarat-syarat yang disebutkan di atas, uang mempunyai fungsi-fungsi utama, yaitu sebagai:
1. alat tukar;
2. satuan pengukur nilai; 3. alat penimbun kekayaan.
Seperti telah diketahui tiga fungsi utama uang, yaitu sebagai alat pertukaran, satuan nilai, dan sebagai alat penimbun kekayaan. Tiga fungsi tersebut sangat penting bagi semua orang. Sehingga seseorang bersedia untuk memegang sejumlah uang dengan mengorbankan pendapatan yang diterima bila menyimpan uang dalam bentuk lain. Biaya pengorbanan tersebut disebut dengan bunga, yang merupakan harga dari uang.
1. Permintaan untuk transaksi.
Seorang individu memerlukan uang untuk membeli berbagai barang dan jasa. Demikian juga seorang pengusaha yang memerlukan uang untuk membayar berbagai transaksi berkenaan dengan usahanya. Artinya, semua pihak memerlukan uang untuk melakukan transaksi sehari-hari. 2. Permintaan atas Aset.
Jika seseorang memegang uang maka dia mengorbankan kesempatan untuk memperoleh tambahan pendapatan. Misalnya, uang tersebut disimpan dalam bentuk aset, seperti saham, deposito atau surat berharga lainnya. Bentuk pilihan untuk menyimpan uang dalam bentuk aset disebut dengan portfolio. Selain itu, seorang individu akan menyimpan uangnya untuk berbagai tujuan, seperti sebagai dana pensiun, pendidikan anak dan untuk berjaga-jaga.
Pilihan terhadap bentuk lain dari uang tersebut akan terjadi jika keuntungan dalam bentuk bunga menjadi demikian menarik sehingga seorang individu akan mengalihkan bentuk kepemilikan uangnya.
Dengan demikian, permintaan uang dipengaruhi oleh keputusan seseorang untuk memegang uang. Selanjutnya, keputusan seseorang untuk memegang uang dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku. Semakin tinggi tingkat bunga maka permintaan uang akan semakin rendah karena dipengaruhi oleh balas jasa dalam bentuk bunga yang lebih tinggi.
Secara garis besar, lembaga keuangan dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu bank dan lembaga keuangan bukan bank.
1. Lembaga keuangan berupa bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, bisa dikategorikan menjadi:
a. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Seperti disebutkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR adalah:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. memberikan kredit;
c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito dan/atau tabungan pada bank lain.
Kegiatan usaha yang dilarang dilakukan oleh BPR adalah:
a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;
b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing; c. melakukan penyertaan modal;
d. melakukan usaha perasuransian;
e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPR.
Jika berbentuk bank maka Bank Sentral (Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di Indonesia) akan mengatur sistem perbankan dengan instrumen kebijakan moneter sebagai alat mengatur sistem moneter di Indonesia, sedangkan untuk lembaga-lembaga keuangan lain (bukan Bank) diatur oleh Departemen Keuangan.
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
Contoh-contoh untuk lembaga keuangan bukan bank, misalnya berikut ini.
risiko yang akan muncul dari orang atau barang yang ditanggungnya. Contohnya, asuransi kematian, asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, dan lain-lain.
b. Bursa Saham, di Indonesia dua buah, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), merupakan suatu pasar dengan produk yang diperdagangkan berupa modal atau uang. Modal tersebut merupakan modal penyertaan terhadap suatu perusahaan yang sudah terbuka atau Go Public, yang disebut dengan saham. c. Pegadaian, merupakan lembaga keuangan yang akan memberi
pinjaman dengan jaminan barang-barang apa saja yang bisa digadaikan.
d. Koperasi simpan pinjam, yaitu lembaga koperasi yang usahanya adalah menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya.
e. Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan (PDPK), merupakan lembaga keuangan yang mirip bank tetapi tidak diatur oleh Bank Sentral, dan merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah daerah dalam membantu keuangan pengusaha kecil di daerah, terutama di kecamatan.
Setiap negara hanya memiliki satu Bank Sentral. Undang-undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan Undang-undang No. 3 tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, memberikan status dan kedudukan kepada Bank Indonesia sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya. Dalam kapasitasnya sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung 2 aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap mata uang negara lain.
Fungsi Bank Sentral berkaitan dengan struktur perbankan suatu negara, meliputi berikut ini.
2. Pengawasan perbankan
3. Penyimpan cadangan tunai dari bank umum 4. Penyimpan dan pengelola cadangan devisa negara 5. Lender of the last resort (pemberi pinjaman terakhir) 6. Penyelenggara kliring perbankan.
7. Mencetak dan memusnahkan uang.