Pengertian Pranata Sosial
Ciri-ciri Umum Pranata Sosial
Pertumbuhan Pranata Sosial
Tipe Pranata Sosial
Conformity dan Deviation
Pranata /Lembaga sosial adalah suatu
sistem tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi
kompleks-kompleks kebutuhan khusus
dalam kehidupan masyarakat
(Koetjaraninggrat, 1987)
Pranata /Lembaga sosial adalah aturan
Menurut
Koentjaraningrat
Koentjaraningrat
(1964), lembaga
kemasyarakatan/lembaga sosial atau pranata
sosial adalah
suatu sistim norma khusus yang
menata suatu rangkaian tindakan berpola
mantap guna memenuhi suatu kebutuhan
khusus dari manusia dalam kehidupan
masyarakat
Kesimpulan dari definisi di atas :
◦Adanya sistem norma
◦
Sistem norma yang mengatur tindakan berpola
◦Tindakan berpola itu untuk memenuhi kehidupan
Soekanto
Soekanto
(2003) mendefinisikan lembaga
kemasyarakatan sebagai
himpunan dari
norma-norma segala tindakan berkisar pada
suatu kebutuhan pokok manusia di dalam
kehidupan masyarakat.
Ada dua hal penting didalamnya yaitu:
◦
himpunan norma - norma dalam
segala tingkatan
◦
norma-norma itu mengatur manusia
Rahardjo
Rahardjo
(1999) menyatakan bahwa
kelembagaan sosial (social institution) secara
ringkas dapat diartikan sebagai
kompleks
norma-norma atau kebiasaan-kebiasaan untuk
mempertahankan nilai-nilai yang dipandang
sangat penting dalam masyarakat, merupakan
wadah dan perwujudan yang lebih konkrit dari
kultur dan struktur.
Berdasarkan pada beberapa pengertian tadi ,
dapat dipahami bahwa
kelembagaan
kelembagaan
pertanian
pertanian
adalah
“norma atau kebiasaan yang
terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus
menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota
masyarakat yang terkait erat dengan
Kelembagaan pertanian pada masyarakat pedesaan
yang masih bersahaja terkait erat dengan kegiatan
ekonomi masyarakat tradional
Pada masyarakat desa yang kegiatan ekonominya masih
belum didominasi sistim ekonomi uang, menyebabkan
masih kuatnya kait-mengkait antara kegiatan ekonomi
dan sosial.
Sistim gotong royong dalam proses produksi pertanian
sistim bagi hasil
sistim tebasan
sistim borongan pengolahan tanah dan pemanenan
sistim buruh tani
sistim tradisional lainnya yang terkait dengan operasi
•
Selain kelembagaan pertanian yang bersifat
tradisonal juga muncul kelembagaan
pertanian yang dikelola dengan cara lebih
modern :
–
kelompok tani,
–
kelompok pemakai air,
–
kelompok kredit usaha,
–
koperasi desa,
–
kelompok pemasaran,
–
kelompok peternak dan lain
Tujuan Lembaga Kemasyarakatan
Lembaga kemasyarakatan bertujuan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya
memiliki fungsi, yaitu :
1.Memberikan pedoman pada anggota masyarakat,
bagaimana mereka harus bertingkah laku atau
bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah
dalam masyarakat, terutama yang menyangkut
kebutuhan-kebutuhan;
2.Menjaga keutuhan masyarakat
3.Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk
mengadakan sistem pengendalian sosial (social
Ciri-ciri umum Lembaga Kemasyarakatan
Gillin dan Gillin di dalam karyanya yang berjudul
general Features Of social institutions
, telah menguraikan
beberapa ciri umum lembaga kemasyarakatan yaitu sebagai
berikut:
1.Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola
pemikiran dan pola-pola prilaku yang terwujud melalui
aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau
beberapa tujuan tertentu.
4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat
perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan lembaga bersangkutan, seperti bangunan,
paralatan , mesin, dan lain sebagainya.
5. Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri
khas dari lembaga kemasyarakatan.
Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambarkan
tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan.
6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi
tertulis ataupun yang tidak tertulis, yang
1.
Analisis secara historis, bertujuan meneliti
sejarah timbul dan perkembangan lembaga
2.
Analisis komperatif, bertujuan menelaah
suatu lembaga dalam berbagai masyarakat
atau pelbagai lapisan masyarakat
3.
Analisis fungsional, bertujuan menganalisis
hubungan antara lembaga-lembaga di
dalam masyarakat tertentu. Mis:
membahas lembaga perkawinan maka
1. Kinship atau domestic institutions adalah pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan. Contoh: pelamaran, perkawinan, perceraian
2. Economics institutions adalah pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencarian hidup. Contoh: pertanian,
peternakan, industri, koperasi
3. Educational institutions adalah pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota
4. Scientific institutions adalah pranata yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, menyelami alam semesta. Contoh: penelitian
5. Aesthetic and recreational institutions adalah pranata
yang memenuhi kebutuhan manusia menyatakan rasa keindahan dan untuk rekreasi. Contoh : seni rupa, seni suara, seni drama, olah raga dll.
6. Religious institutions adalah pranata yang bertujuan
memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib. Contoh :
7.
Political institutions adalah pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
untuk mengatur kehidupan berkelompok
secara besar-besaran atau kehidupan
bernegara. Contoh: pemerintahan,
kepartaian, demokrasi
8.
Somatic institutions adalah pranata yang
bertujuan mengurus kebutuhan
jasmaniah dari manusia. Contoh:
1. Cara (usage) menunjuk pada suatu bentuk
perbuatan, mempunyai kekuatan mengikat yang sangat lemah. Suatu penyimpangan terhadap cara tidak akan menimbulkan hukuman yang berat,
akan tetapi hanya suatu celaan terhadap individu saja.
2. Kebiasaan (folkways) yakni menunjuk pada
perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama, merupakan bukti bahwa orang banyak
menyukai perbuatan tersebut. Kebiasaan
3. Tata kelakuan (mores) adalah kebiasaan yang
diterima sebagai norma pengatur. Tata kelakuan di satu pihak memaksakan suatu perbuatan dan dilain pihak melarangnya sehingga secara langsung
merupakan alat agar anggota masyarakat
menyesuaikan perbuatan-perbuatanya dengan tata kelakuan
4. Adat-istiadat (custom) adalah tata kelakuan yang
kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggar mendapat sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung diperlakukan oleh
Diketahui, norma-norma tertentu sudah
mulai melembaga apabila sudah diketahui
anggota masyarakat, namun taraf
pelembagaan masih rendah
Dimengerti dan dipahami, taraf pelembagaan
akan meningkat apabila suatu norma
dimengerti dan dipahami oleh anggota
masyarakat yang perilakunya diatur oleh
Ditaati, apabila anggota masyarakat
memahami norma-norma yang mengatur
kehidupan bersama, maka akan timbul
kecenderungan untuk mentaati
norma-norma tersebut.
Dihargai, apabila norma diketahui,
dimengerti dan dipahami, ditaati, maka
tidak mustahil bahwa norma tersebut akan
dihargai. Penghargaan ini merupakan
Pertumbuhan penduduk
Perkembangan teknologi
Perkembangan kebutuhan
Preferensi
Penetrasi pemerintah atas desa
Pengendalian sosial atau social control
seringkali diartikan sebagai pengawasan
oleh masyarakat terhadap jalannya
pemerintahan.
Arti pengendalian jauh lebih luas, karena
dalam pengertian tersebut tercakup segala
proses, baik yang direncanakan maupun
tidak, yang bersifat mendidik, mengajak
atau bahkan memaksa warga masyarakat
agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai
Untuk mencapai keserasian antara
stabilitas dengan perubahan-perubahan
dalam masyarakat
Untuk mencapai keadaan damai melalui
Preventif, yakni merupakan suatu usaha
pencegahan terhadap terjadinya
gangguan-ganguan pada keserasian antara kepastian
dengan keadilan
Represif, yakni usaha-usaha untuk
mengembalikan keserasian yang pernah
mengalami gangguan
Usaha-usaha preventif, misalnya: sosialisasi,
Comulsion, yakni merupakan usaha
pengendalian sosial dengan cara
menciptakan situasi sedemikian rupa
sehingga seseorang terpaksa taat atau
mengubah sikapnya, yang menghasilkan
kepatuhan secara tidak langsung.
Pervasion, norma atau nilai yang ada
diulang-ulang penyampaiannya
Pemidanaan, suatu larangan apabila dilanggar akan
penderitaan bagi pelanggarnya. Dalam hal ini kepentingan-kepentingan seluruh masyarakat dilanggar, sehingga inisiatif sanksi datang dari warga
Kompensasi, standard patokannya adalah
kewajiban, dimana inisiatif untuk memproses ada pada fihak yang dirugikan.
Terapi dan konsiliasi, sifatnya remidial, yakni
Conformity adalah proses penyesuaian
diri dengan masyarakat, dengan cara
mengindahkan kaidah dan nilai-nilai
masyarakat.
Deviation adalah penyimpangan
Sejarah: istilah gotong royong muncul
pertama kali dalam bentuk tulisan dalam
karangan tentang hukum adat dan dalam
karangan tentang aspek sosial budaya dari
pertanian
Gotong royong adalah suatu sistem
pengerahan tenaga tambahan dari luar
kalangan keluarga, untuk mengisi
kekurangan tenaga pada masa-masa sibuk
dalam lingkaran aktivitas produksi
Kompensasi gotong royong adalah
menyediakan makan siang tiap hari
kepada teman yang membantu dan harus
mengembalikan jasa kepada semua
petani yang diundang
Komersialisasi mendorong perubahan
Koentjaraningrat, 1987. Kebudayaan, Mentalitas dan
Pembangunan. Gramedia. Jakarta
Koentjaraningrat, 1987. Manusia dan Kebudayaan di
Indonesia. Jambatan.
Michael Dove. 1985. Peranan Kebudayaan Tradisionil
Inonesia dalam Modernisasi. Yayasan Obor Indonesia.
Soerjono Soekanto, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar.
Rajawali Press.
David Korten, 1987. Pembangunan Berdemensi Kerakyatan.
Yayasan Obor Indoneia.
Darsana Wisadirana, 2004. Sosiologi Pedesaan. UMM Press. Koentjaraningrat. 1987. Bunga Rampai Antropologi
Pembangunan.