• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN BARU UMUM 1 KISAH KEHIDUPAN K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERJANJIAN BARU UMUM 1 KISAH KEHIDUPAN K"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERJANJIAN BARU UMUM 1

KISAH KEHIDUPAN KRISTUS

DALAM PERSPEKTIF INJIL SINOPSIS DAN YOHANES

BIG PAPER

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Perjanjian Baru Umum 1

DOSEN PENGAMPU: YUSAK SETIANTO, Th.M

OLEH:

ABRAHAM YOSUA TANEO 15111402

TEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA

JAKARTA

(2)

P E N D A H U L U A N

Jaroslav Pelikan, seorang penulis buku, dalam bukunya yang berjudul Jesus Throught the Centuries, mengatakan “Tidak peduli apa pun yang mungkin dipikirkan atau diyakini setiap orang secara pribadi tentang Dia, Yesus dari Nazaret selama ini adalah sosok yang dominan dalam sejarah budaya Barat selama hampir dua puluh abad.”1 Yesus adalah sosok

yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir sebagian manusia di dunia ini adalah pengikut Yesus. Yesus memiliki pengaruh dalam beberapa bidang: Pertama, Yesus adalah pusat dari sejarah. Hampir banyak manusia terus membagikan sejarah menjadi Sebelum Masehi (SM) dan Sesudah Masehi (M) dengan merujuk pada kelahiran-Nya. Pada tahun 2000, populasi dunia mencapai 6 Miliyar jiwa, sedangkan jumlah Kristen diperkirakan sebesar 1,7 Miliyar jiwa, atau sekitar 28 persen.2

Maka hampir sepertiga dari seluruh penduduk dunia adalah pengikut Yesus. Kedua, Yesus adalah fokus dari Kitab Suci. Kitab Suci dalam hal ini Alkitab, bukanlah suatu kitab yang berisikan kumpulan acak dari dokumen-dokumen agama, melainkan berisikan tentang Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus. Yesus sendiri mengatakan, “Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku” (Yohanes 5:39). Dan para cendekiawan Kristen selalu mengakuinya, misalnya Jerome, bapa gereja yang besar dari abad keempat dan kelima, menulis bahwa “tidak mengenal Kitab Suci sama dengan tidak mengenal Kristus.”3Ketiga, Yesus adalah inti dari misi. Kita melihat situasi saat ini, dimana sudah banyak manusia yang kehidupannya semakin belok ke arah kejahatan. Sudah banyak yang lebih memilih melakukan kejahatan daripada melakukan kebaikan. Dan, kepercayaan akan Yesus sudah mulai kendor. Maka dari itu, lahirlah para misionaris, yang datang bukan untuk mengabarkan tentang suatu peradaban, atau lembaga, atau suatu ideologi, melainkan mengabarkan tentang satu pribadi, yaitu Yesus Kristus, yang mereka yakini sebagai satu-satunya Jalan Kebenaran dan Jalan Kehidupan.

Sebelum kita membicarakan tentang hidup Tuhan Yesus di dunia ini, kita harus terlebih dahulu mengetahui bahwa di dalam Alkitab tidak hanya satu Injil saja yang kita dapati menceritakan tentang Yesus, melainkan empat. Empat orang ini dipanggil oleh Allah untuk menceritakan hidup dan karya Tuhan Yesus. Keempat orang itu melakukan semuanya dengan

1,2,3 Dari Prolog untuk The Incomparable Christ (Kristus Yang Tiada Tara), John Stott, yang dikutip dalam Jesus

(3)

pembawaannya dan pandangannya seniri, dan lebih penting daripada itu, keempat orang tersebut dipimpin oleh Roh Kudus.

(4)

masa yang akan datang. Beberapa waktu kemudian, ia kembali ke Efesus dan tinggal disana sampai ia meninggal.

Itulah keempat orang yang dipanggil Allah untuk menceritakan hidupa dan karya Juruselamat kita. Lalu, bagaimana gambaran Juruselamat dilukiskan oleh keempat penulis tersebut? Berpikir tentang gambaran Juruselamat dari keempat Injil ini, terlebih dahulu kita harus membuat perbedaan antara ketiga kitab Injil yang pertama dan kitab Injil Yohanes. Ketiga kitab Injil yang pertama memandang Yesus dari sudut pandang yang sama dan karena itu dalam banyak hal ketiganya adalah sama. Itulah sebabnya ketiga kitab Injil itu disebut pula kitab-kitab Injil Sinopsis.

(5)

orang-orang non-Yahudi juga beroleh selamat melalui imannya kepada Yesus. Tetapi dalam perbedaan yang ada dalam Kitab-kitab Injil justru terletak kekuatan dan kekayaan Kitab Injil.

Apa perbedaan antara Injil Sinopsis dan Injil Yohanes? Istilah ‘Injil Sinoptik’ muncul dalam dunia teologi untuk membedakan antara keempat Injil yang ada dalam Perjanjian Baru, yang semuanya berjumlah empat Injil yaitu, Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Jika diadakan perbandingan antara keempat Injil ini, maka kita dapat melihat bahwa terdapat perbedaan baik isi berita maupun urutan peristiwa tentang kehidupan dan pelayanan Yesus yang ada dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dengan isi berita maupun urutan peristiwa yang ada dalam Injil Yohanes. Beberapa catatan mengenai perbedaan antara Injil Sinoptik dengan Injil Yohanes adalah:

1) Perbedaan Materi

Terdapat banyak perbedaan mengenai materi Injil Sinoptik dengan Injil Yohanes. Jika kita melihat didalam Injil Sinoptik, terdapat banyak pengajaran-pengajaran yang berupa perumpamaan sementara dalam Injil Yohanes tidak terdapat pengajaran-pengajaran yang berupa perumpamaan. Selain daripada itu, isi Injil Sinoptik banyak berupa pengajaran-pengajaran, mukjizat, dan lain-lain; sedangkan isi berita dalam Injil Yohanes lebih banyak mencatat percakapan-percakapan Yesus daripada cerita-cerita sebagaimana dalam Injil Sinoptik. Misalnya dalam Injil Yohanes berisi tentang: cerita tentang Nikodemus (Yoh.3); Wanita Samaria (Yoh. 4); Orang yang buta sejak lahir (Yohanes 9); Lazarus dibangkitkan (Yoh. 11); Yesus membasuh kaki para murid (Yoh. 13).

2) Perbedaan Penekanan

Perbedaan penekakan dalam arti bahwa Injil Sinoptik lebih banyak menekankan cerita seperti: kelahiran Yesus, baptisan, transfigurasi, percakapan Yesus di Bukit Zaitun, dan lain-lain. Sementara Injil Yohanes kurang memberi perhatian terhadap peristiwa-peristiwa penting seperti itu. Jika kita melihat dalam Injil Sinoptik, pemberitaan tentang Kerajaan Allah merupakan inti berita, sementara dalam Injil Yohanes pemberitaan tentang Kerajaan Allah hanya disinggung sebanyak dua kali (Yoh. 3:3, 5; 18:36) dan bukan merupakan inti dari berita didalam Injil Yohanes. 3) Perbedaan Geografi

(6)

Yohanes melaporkan atau mencatat pelayanan Yesus di Yudea (Selatan), maka Injil Sinoptik menuliskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Galilea (Utara).

4) Perbedaan Struktur

Dalam Injil Sinoptik terdapat pengajaran-pengajaran yang panjang seperti Khotbah di Bukit (Matius 5-7) dan berbagai perumpamaan, sedangkan dalam Injil Yohanes terdapat kumpulan pelajaran. Sebagian besar dari isi Injil Yohanes berisikan berbagai pelajaran-pelajaran. Melihat isi dari Injil Yohanes, Yohanes menulis Injil dengan mencatat tujuh mukjizat dan tema-tema Injilnya, semuanya itu disusun secara teratur dibandingkan dengan Injil Sinoptik.

(7)

P E M B A H A S A N

Kisah kehidupan Kristus dimulai dari Nubuatan sampai Kebangkitan dan Kenaikan Kristus:

I. NUBUATAN

Nubuatan berasal dari akar kata Nubuat. Nubuat atau ramalan (bahasa Inggris: Prophecy; bahasa Arab: Nurbuwwah “Cahaya Kenabian”). Etimologi dari kata ini adalah dari bahasa Yunani, dari pro- "sebelum" ditambah akar kata dari phanai "mengatakan", menjadi "mengatakan sebelumnya" atau "meramalkan" (pernyataan).4

Nubuat merupakan wahyu yg diturunkan kepada nabi (untuk disampaikan kepada manusia).5

Dalam permulaan Injil Matius dan Injil Lukas terdapat masing-masing dua pasal yang ditulis khusus untuk memberi informasi tentang asal-usul Yesus, yaitu berita kelahiran dan silsilah Tuhan Yesus (Matius 1-2 dan Lukas 1-2). Sebelum Injil-injil itu memuat tentang kelahiran Yesus, nubuat tentang kelahiran Yesus telah diwartakan terlebih dahulu oleh para nabi dalam Perjanjian Lama.

Ada lebih dari 300 nubuat, jauh sebelum Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia dan semuanya terpenuhi pada abad pertama Masehi.6 Berikut adalah beberapa diantaranya:

1) Dia harus berasal dari keluarga Daud – 2 Samuel 7:12-13; Matius 1:1.

2) Dia harus lahir dari seorang perawan – Yesaya 7:14; Matius 1:23.

3) Dia harus lahir di Betlehem – Mikha 5:2; Matius 1:23.

4) Dia harus melarikan diri ke Mesir – Hosea 11:1; Matius 5:12.

5) Dia harus melayani di Galilea dan Nazareth – Yesaya 9:1-2; Matius 4:12-17.

6) Dia akan diwartakan terlebih dahulu oleh seorang bentara seperti Elia – Yesaya 40:3-5; Maleakhi 3:1; Markus 1:2-3.

7) Dia akan menghadapi bahaya pembunuhan massal atas anak-anak di Betlehem – Yeremia 31:15; Matius 2:18.

8) Misinya juga ditunjukan kepada orang-orang bukan Yahudi – Yesaya 42:6; Lukas 2:32.

9) Pelayanan-Nya merupakan satu bentuk penyembuhan –Yesaya 35:56; Matius 12:10-14; Markus 7:32-35, 10:51.

4 https://id.wikipedia.org/wiki/Nubuat

5 http://alkitab.sabda.org/lexicon.php?word=Nubuat

(8)

10)Dia akan mengajar menggunakan perumpamaan – Yesaya 20:49; Matius 13:3.

11)Dia akan dicurigai dan ditolak oleh penguasa agama pada masanya – Mazmur 118:22; Matius 21:12-13.

12)Dia akan membuat perjalanan masuk kota Yerusalem sebagai pemenang jaya – Zakharia 9:9; Matius 21:6-9.

13)Dia akan dikhianati demi mendapatkan tiga puluh keping perak – Zakharia 13:7; Matius 26:15.

14)Dia akan dibunuh seperti gembala dan kawanan dombanya tercerai-berai – Zakharia 13:7; Matius 26:31.

15)Dia akan diberi anggur pahit dengan sebatang gala, dan mereka akan membuang undi atas jubah-Nya – Mazmur 22:18, 69:21; Matius 27:34; Yohanes 19:23,24.

16)Dia akan ditusuk oleh tombak – Zakharia 12:10; Yohanes 19:34.

17)Tidak ada tulang-Nya yang dipatahkan – Keluaran 12:46; Mazmur 34:20; Yohanes 19:33,36.

18)Dia akan mati diantara orang-orang jahat – Yesaya 53:12; Markus 15:28.

19)Dia akan dikuburkan oleh orang kaya – Yesaya 53:9; Matius 27:57-60.

20)Dia akan bngkit dari kubur pada hari ketiga – Mazmur 16:10; Yunus 1:17; Lukas 24:6-7.

21)Kebangkitan-Nya akan disusul dengan keruntuhan dan kehancuran Yerusalem – Daniel 9:26; Matius 24:2.

Seluruh nubutan ini merujuk kepada satu pribadi yakni Yesus Kristus. Kehadiran-Nya ke dalam dunia ini diberitahukan Allah kepada para nabi, sehingga setiap nubuatan para nabi di Perjanjian Lama terjadi secara menyeluruh di dalam Perjanjian Baru. Dari nubuatan-nubuatan yang dipaparkan diatas, ada delapan nubuatan khusus mengenai kedatangan Yesus Kristus, yakni sebagai berikut:

1) ”Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dulu kala.” (Mikha 5:1)

2) “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sraklah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” (Zakharia 9:9) 3) “Lalu aku berkata kepada mereka: ‘Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku,

dan jika tidak, biarkanlah!’ maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak.” (Zakharia 11:12)

(9)

puluh uag perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah TUHAN.” (Zakharia 11:13)

5) “Dan apabila ada orang bertanya kepadanya: Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini?, lalu ia akan menjawab: Itulah luka yang kudapat di rumah sahabat-sahabatku!” (Zakharia 13:6)

6) “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa le pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.” (Yesaya 53:7)

7) “Orang menempatkan kuburnya diantara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.” (Yesaya 53:9)

8) “Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.” (Mazmur 22:17).

Segala nubuat yang disebutkan diatas sangat mengemukakan tentang pribadi Yesus Kristus. Kehadirannya tidak secara kebetulan, tetapi semuanya itu telah dirancangkan Allah secara luar biasa. Kehadirannya ialah dengan tujuan untuk menyelamatkan umat manusia yang tertindas dari dosa. Semua nubuatan para nabi itu telah terjadi dan telah nyata.

II. BAPTISAN (Matius 3:13-17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21, 22; Yohanes 1:20-34)

Baptis berasal dari akar kata Baptis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Baptis adalah penggunaan air untuk penyucian keagamaan, khususnya sebagai sakramen penerimaan seseorang ke dalam agama Kristen.

(10)

(Mark. 1:9). Lukas juga tidak menyebut Yohanes sebagai pembaptis Yesus. Ia bercerita bahwa Yesus berdoa, dan ia menegaskannya berkali-kali dalam lanjutan kitabnya. Menurut Lukas, langit tidak terkoyak, melainkan terbuka (Mat. 3:16). Dan Lukas pada akhirnya mencatat bahwa Roh Kudus turun atas Yesus dalam bentuk jasmani mirip seekor burung merpati. Tampaknya Injil Lukas lebih memfokuskan beritanya terhadap peristiwa yang terjadi setelah pembaptisan (Luk. 3:21-22). Menurut Injil Matius, pada saat dibaptis, Yesus dinyatakan di hadapan umum sebagai Putra Allah. Mereka yang hadir di sungai Yordan pada waktu itu dapat menyaksikan terbukanya langit serta mendengar suara surgawi yang justru ditujukan kepada mereka, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Sedangkan dalam Injil Markus, tidak ada kisah-kisah tentang mas muda Yesus. Maka kisah tentang pembaptisan Yesus dipakai oleh Markus sebagai kesempatan untuk memperkenalkan Yesus kepada pembaca bahwa Yesus itu Putra Allah. Itulah sebabnya peristiwa itu diceritakan sebagai penglihatan yang dialami oleh Yesus saja.

Sementara dalam Injil Yohanes (Yoh. 1:20-34), dengan jelas memperlihatkan bahwa ketika itu Yohanes Pembaptis belum mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias. Yohanes Pembaptis sendiri yang mengatakan bahwa “tidak mengenal-Nya” (Yoh. 1:31). Hal ini juga terbukti dalam Mat. 11:3, di mana saat di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu ia menyuruh murid-muridnya bertanya kepada Yesus: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?.” Jadi di sini terlihat bahwa Yohanes Pembaptis belum mengerti bahwa Yesus dari Nazaret itu adalah Raja yang telah dijanjikan Allah. Injil Yohanes juga menyinggung tentang hal ajaib yang terjadi setelah Yesus keluar dari air. Injil Yohanes memberi kesaksian, bahwa ketika Yesus masih berdoa, tiba-tiba ia melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan merpati itu tinggal di atas-Nya. Yohanes kembali memberitahukan bahwa ia tidak mengenal Yesus, tetapi ia mengetahuinya sebab kebelum itu Yohanes Pembaptis telah mendapat wahyu dari Allah: “Jikalau engkau melihat Rohitu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membatis dengan Roh Kudus” (Yoh. 2:33).

(11)

Pada pembatisan Yesus, ada tanda-tanda yang mewakili sifat Allah sebagai Tritunggal. Allah Anak naik dari dalam air, lalu berdoa. Allah Roh Kudus turun ke atasnya seperti seekor burung merpati. Dan Allah Bapa bersuara menyatakan perkenanan-Nya.

III. PENCOBAAN DI PADANG GURUN (Mat. 11; Mark. 1:12, 13; Luk.

4:1-13)

Kisah Yesus tentang pencobaan di Padang Gurun hanya disinggung dalam ketiga Injil Sinopsis, sedangkan Injil Yohanes sama sekali tidak menyinggung tentang Pencobaan di Padang Gurun. Pandangan Injil Sinopsis tentang kisah ini sama-sama menceritakan secara kronologis kejadian yang dihadapi Yesus di Padang Gurun setelah Ia dibaptis di sungai Yordan. Namun Injil Markus tidak menyebutkan secara detail perbincangan Iblis dengan Yesus. Markus hanya menjelaskan secara singkat bahwa Yesus dipimpim oleh Roh ke Padang Gurun, dan lamanya Yesus berada di Padang Gurun. Markus hanya menyebutkan kalau di Padang Gurun Yesus dicobai oleh Iblis, tetapi ia tidak menyebutkan pencobaan apa saja yang dihadapi Yesus.

Sedangkan Matius dan Lukas menceritakan secara kronologis kejadian yang dihadapi Yesus, mulai dari setelah Ia dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan, dan kemudian dipimpin oleh Roh dan di bawa ke Padang Gurun. Injil Matius dan Lukas menyebutkan pencobaan yang dihadapi Yesus sebanyak tiga kali, yakni sebagai berikut:

Pencobaan pertama, “Mengubah batu menjadi roti.” Jawaban Tuhan Yesus,”Ada tertulis: manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Pencobaan kedua, “Menjatuhkan Diri dari atas Bait Suci.” Jawaban Tuhan Yesus,” Ada pula tertulis: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”

Pencobaan ketiga, “Sujud menyembah Iblis.” Jawaban Tuhan Yesus,” Enyalah Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

(12)

Ia menjalankan tugas-Nya dengan setia. Peristiwa pencobaan memberikan pengajaran dan petunjuk praktis yang sangat berguna bagi setia orang percaya. Di sini para penulis Injil melaporkan peristiwa pencobaan hendak menjelaskan bahwa:

1. Pencobaan di padang gurun menunjukkan kepada orang percaya bahwa Yesusu adalah Anak Allah yang senantiasa menunjukkan ketaatanan-Nya kepada Bapa.

2. Yesus adalah Anak Allah yang datang untuk menggenapai dan menyempurnakan nubuatan dalam PL.

3. Penulis Injil ingin menunjukkan bahwa sebagaimana Musa berpuasa 40 hari 40 malam, maka Yesus juga berpuasa selama 40 hari.

4. Yesus telah mengalahkan iblis, dan kemenangan Yesus dalam pencobaan menjadi jalan bagi Yesus untuk membebaskan mereka yang tertindas, tertawan oleh setan (bdg. Luk. 4:16, 4:19).

IV. PEMURIDAN / DISCIPLESHIP

Akar kata dari Pemuridan ialah Murid. ‘Murid’ berarti seorang yang sedang belajar. Hanya sesudah menjadi murid, mereka dapat menjadi ‘rasul’, yakni orang-orang-orang yang dikirim oleh Yesus dengan kekuasaan-Nya (Ιbr. Seluhim).

Matius, Markus, dan Lukas sama-sama menceritakan tentang Yesus memanggil murid-murid (Mat. 4:18-22; Mrk. 1:16-20; Luk. 5:1-11). Namun Markus dan Matius menempatkan pemanggilan itu dalam situasi yang berbeda dengan Lukas. Di mana Markus menceriterakan bahwa pemanggilan itu terjadi pada waktu Yesus berjalan menysusuri danau Galilea. Ketika itu Ia melihat dua orang bersaudara yaitu Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya. Maka Yesus memanggil mereka lalu mereka segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Matius mengikuti secara dekat versi cerita Markus. Namun kedua Injil ini berbeda dengan Lukas, di mana menurut Lukas pemanggilan itu terjadi setelah pengajaran Yesus kepada orang banyak (Luk. 5:3) dan penangkapan ikan secara menakjubkan (Luk. 5:4-9).

(13)

batu loncatan pemanggilan murid-murid. Sekalipun terdapat berbagai versi yang berbeda dalam cerita mengenai pemanggilan murid-murid, baik Matius, Markus, maupun Lukas sama-sama menegaskan bahwa Simon Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes meninggalkan pekerjaan mereka itu lalu mengikuti Yesus, maka terjadi suatu pengalihan profesi dari penjala ikan kepada penjala manusia.

Berbicara tentang Pemuridan, Injil Matius mengambil “Pemuridan” sebagai salah satu tema utama dalam Injilnya. Matius memberi penekanan bahwa tanggung jawab para murid tidak hanya mendengar apa kata guru, tetapi melakukan atau mempraktikan pengajaran-Nya dalam kehidupan yang nyata (Mat. 7:24-27). Pengenalan akan Yesus adalah bagian yang terutama dalam pemuridan. Matius hendak menjelaskan bahwa pada mulanya para murid belum mengenal Yesus dengan benar dan barulah di akhir pelayanan Yesus yaitu ketika para murid melihat apa yang terjadi dalam kehidupan Yesus dan telah melihat apa yang dikerjakan Yesus, maka barulah mereka mengenal bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah (Mat. 16). Kemudian Markus sangat memberikan perhatian kepada perkembangan iman para Murid dalam mengikut Yesus. Salah satu tujuan penulisan Injil Markus adalah untuk memberi kekuatan dan penghiburan kepada orang-orang percaya, yaitu mereka yang waktu itu berada dalam penderitaan karena penganiayaan. Dalam Injilnya, Markus tidak ragu dalam menjelaskan bagaiman perkembangan iman dan pengenalan para murid terhadap Yesus yang sangat lamban untuk mengenal dan mengerti siapa Yesus (Mrk. 4:40). Beberapa ajaran Yesus tentang pemuridan sebagian besar terdapat pada Injil Lukas saja (Luk. 14:25-33). Di sini kita jumpai ucapan yang sulit mengenail tidak mungkinnya menjadi seorang murid, kecuali kalau orang membenci sanak-keluarga yang terdekat. “Salah sat pernyataan yang paling tidak kompromi sehubungan dengan Kerajaan Allah dalam Perjanjian Baru.” Dalam Injil Lukas ini mencatat apa yang sebenarnya yang ingin Yesus katakan, yakni yang mau Dia katakan adalah bahwa menjadi murid-Nya berarti mengasihi-Nya sedemikian rupa, sehingga duniawi yang terbesar sekali pun tampak bagaikan kebencian, bila dibandingkan dengan kasih untuk-Nya itu.

V. PENGAJARAN DAN PEKERJAAN KRISTUS DI BUMI

(14)

Dalam uraian Markus tentang kegiatan Tuhan Yesus Kristus terdapat empat belas penyebutan tentang fakta-fakta bahwa Ia mengajar orang banyak dan murid-murid-Nya. Demikian juga dengan Lukas dan Matius banyak berbicara tentang pekerjaan mengajar-Nya.

Ada beberapa metode pengajaran yang Tuhan Yesus pakai dalam mengajar banyak orang dan murid-murid-Nya, yakni metode yang paling membuat-Nya terkenal adalah Perumpamaan. Perumpamaan adalah perluasan dari metafora, penggambaran suatu kebenaran rohani melalui suatu uraian tentang peristiwa atau kejadian yang lazim terjadi. Injil Sinopsis banyak memuat tentang perumpamaan-perumpamaan Yesus, dan ada beberapa Injil Sinopsis yang sama-sama menyinggung perumpamaan Yesus dalam Injilnya masing-masing, seperti sebagai berikut: perumpamaan tentang seorang penabur (Mat. 13:1-23; Mrk. 4:1-20; Luk. 8:4-15); perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (Mat. 13:31-35; Mrk. 4:30-34; Luk. 13:18-21); perumpamaan tentang domba yang hilang (Mat. 18:12-14; Luk. 15:3-7); perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur (Mat. 21:33-46; Mrk. 12:1-12; Luk. 20:9-19); perumpamaan tentang perjamuan kawin (Mat. 22:1-14; Luk. 14:15-24); perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat (Mat. 24:45-51; Luk. 12:41-48); perumpamaan tentang talenta (Mat. 25:14-30; Luk. 19:12-27). Namun ada beberapa perumpaan yang hanya terdapat di satu Injil dan tidak disinggu di Injil-Injil lain. Sementara Injil Yohanes tidak pernah menyinggung tentang perumpamaan. Injil Yohanes lebih banyak membahas tentang percakapan, pertanyaan dan jawaban, seperti percakapan dengan Nikodemus (Yoh. 3:1-21); percakapan dengan perempuan Samaria (Yoh. 4:1-42)

Kemudian metode kedua yang digunakan Yesus adalah Epigram. Epigram merupakan suatu kalimat pendek yang tajam yang akan membekas dalam ingatan pendengarnya seperti tusukan panah. Yang termasuk dalam kategori ini adalah “Ucapan-ucapan bahagia” (Mat. 5:3-12), atau kalimat “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Mat. 10:39).

(15)

orang-orang Saduki. Metode-metode lain yang disukai Yesus adalah mengajar menggunakan contoh. Seperti dalam Matius 18:1-6, Ia memanggil seorang anak kecil untuk menggambarkan kerendahanhatian; dan dari perbuatan janda yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan Ia memberikan ajaran tentang memberi (Luk. 21:1-4). Berbagai macam metode pengajaran Yesus membuktikan keanekaragaman dan keberhasilan-Nya.

- Pekerjaan Kristus

Kebanyakan ajaran Yesus tidak dibicarakan oleh Markus (hanya di Pasal 4 dan Pasal 13 saja yang banyak berisi ajaran dalam seluruh Injilnya). Akan tetapi, Markus menggarisbawahi kenyataan bahwa Yesus adalah seorang Guru; Markus memakai kata “Guru” sebanyak dua belas kali (Sebanyak yang dipakai oleh Injil Matius yang jauh lebih panjang itu), dan kata kerja “mengajar” sebajak tujuh belas kali (lebih banyak daripada dalam buku-buku PB lainnya, kecuali Injil Lukas yang memakai kata tersebut sebanyak tujuh belas kali; Injil Matius hanya empat belas kali memakai kata kerja tersebut). Markuslah yang berhasil mengambil cerita-cerita tentang kehidupan dan pengajaran-pengajaran Yesus yang beredar dalam jemaat mula-mula, lalu menyatukan semuanya itu menjadi kisah kesengsaraan dan kematian Kristus serta kebangkitan-Nya. Kemudian Matius, Lukas dan Yohanes memandang Yesus sebagai Oknum yang mengerjakan “Mukjizat-mukjizat”.

VI. PENDERITAAN KRISTUS

Penderitaan Yesus sama-sama dibahas di Injil Sinopsis dan Injil Yohanes (Mat. 21:1 – 26:5; 26:16; Mrk. 11:1 – 14:2; 14:10 – 15:47; Luk. 19:29 – 23:56; Yoh. 12:12 – 19:42), dengan kronologi dari peristiwa-peristiwa yang mengikuti penahan Kristus di Getsemani menunjukkan bahwa terdapat enam pemeriksaan terpisah, tiga di depan pemimpin-pemimpin Yahudi dan tiga di muka pejabat-pejabat Romawi:

(16)

2. Pemeriksaan di depan Kayafas segera setelah pemeriksaan sebelumnya (Mat. 26:57-68); Mrk. 14:53-65).

3. Pemeriksaan ketiga diadakan keesokkan hari (Mat. 27:1-2; Mrk. 15:1; Luk. 22:66-71), kemungkinan harus disesuaikan dengan hukum Yahudi bahwa pemeriksaan baru sah bila dilakukan di siang hari.

4. Pemeriksaan keempat diadakan di muka Pilatus (Mat. 27:11-14; Mrk. 15:1-5; Luk. 23:1-7; Yoh. 18:28-38).

5. Pemeriksaan di depan Herodes hanya tercatat oleh Injil Lukas (23:8-12). 6. Pemeriksaan terakhir ini, yang diadakan di depan Pilatus, mengakibatkan

keputusan kedua untuk membebaskan Dia dan tawaran guna menyesah dan melepaskan Kristus (Mat. 27:15-26; Mrk. 15:6-15; Luk. 23:18-25; Yoh. 18:29 – 19:16). Tetapi orang-orang Yahudi bersih keras untuk tidak mau membebaskan Kristus. Maka dari itu Pilatus “mencuci tangannya”, tanda bahwa ia tidak mau lagi ikut campur dalam urusan mereka.

Kemudian penderitaan Kristus berlanjut dan dicatat dalam Injil Sinopsis yakni di sepanjang jalan ke Kalvari, Kristus memikul salib-Nya sampai kekuatan-Nya habis untuk membawanya lebih lama, sehingga para prajurit Romawi menyuruh seorang yang bernama Simon dari Kirene disuruh membawa salib itu. Urutan peristiwa penyaliban Kristus adalah sebagai berikut:

1. Sesampainya di Kalvari, Kristus ditawari anggur bercampur empedu yang dapat mengurangi rasa sakit (Mat. 27:33-34; Mrk. 15:22-23; Luk. 23:33; Yoh. 19:17).

2. Setelah menolak minuman itu, Kristus disalibkan bersama-sama dengan dua penjahat itu (Mat. 27:35-38; Mrk. 15:24-28; Luk. 23:33-38; Yoh. 19:18-24). 3. Seruan pertama di atas salib-Nya: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka

tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34).

4. Serdadu-serdadu membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi, dus menggenapkan Kitab Suci (Mat. 27:35; Mrk. 15:24; Luk. 23:34; Yoh. 19:23-24).

5. Imam-imam dan ahli-ahli Taurat, maupun orang banyak, mengolok-olok Yesus (Mat. 27:39-44; Mrk. 15:29-32; Luk. 23:35-38).

6. Salah seorang prajurit itu percaya kepada-Nya (Luk. 23:39-43).

7. Seruan kedua diatas salib itu, “Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk. 23:43).

(17)

9. Tiga jam penuh kegelapan (Mat. 27:45; Mrk. 15:33; Luk. 23:44).

10. Seruan keempat “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat. 27:46-47; Mrk. 15:34-36).

11. Seruan kelima, “Aku haus” (Yoh. 19:28). 12. Seruan keenam, “Sudah selesai!” (Yoh. 19:30).

13. Seruan ketujuh, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Luk. 23:46). Dalam Injil Sinoptik mencatat bahwa peristiwa penyaliban itu disusul dengan berita gembira yakni bahwa Yesus hidup dan bangkit pada hari ketiga setelah kematian-Nya (bdg. Mat.27:62 ; Mrk. 15:42-47; Mat. 28:1-10; Mrk. 16:1-8; Luk. 24:1-12). Penulis Injil sinoptik sama-sama menceritakan bahwa pada hari pertama Minggu itu, Pagi-pagi benar, berapa perempuan pergi ke kubur Yesus dengan tujuan untuk meminyaki tubuh Yesus. Namun Yesus sudah bangkit.

(18)

Sama seperti penginjil lainnya, Yohanes mengawali laporan kebangkitan Yesus dengan penemuan kubur kosong. Persamaan lainnya yakni mengenai peranan Maria Magdalena. Menurut Injil-Injil lain, Maria ada di kelompok para wanita yang pagi-pagi benar sudah mengunungi kubur Yesus. Yohanes pun tidak mengabaikan kebungkinan itu, dan sebenranya menandakan kehadiran perempuan lain di balik pertanyaan Maria dalam ayat 2, “...kami tidak tahu....”. Namun, Yohanes memusatkan laporannya pada Maria Magdalena. Kemudian penulis Injil Yohanes mengambil waktu untuk menggambarkan keadaan pakaian kubur (Yoh. 20:6-7).

- Kenaikan Kristus

(19)

dengan Daniel 7:13 yang mengatakan bahwa Anak Manusia datang kepada Yang Lanjut Usia.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

ALKITAB

Pdt.DR.Marulak Pasaribu.Eksposisi Injil Sinoptik. Gandum Mas: Malang. 2005. Suharyo, I Pr. Pengantar Injil Sinoptik. Kanisus: Yogyakarta. 1989.

Hakh, Benyamin Samuel. Pemberitaan Tentang Yesus Menurut Injil-Injil Sinoptik. Jurnal Info Media: Bandung. 2008.

Stott, John. The Incomparable Christ, Kristus Yang Tiada Tara. Momentum: Surabaya. 2010.

Lukas Adi S. Smart Book of Christianity Perjanjian Baru. Penerbit ANDI: Yogyakarta. 2012.

Prof. Dr. J.H. Bavinck. Sejarah Kerajaan Allah 2. PT. BPK Gunung Mulia: Jakarta. 1996.

Leks, Stevan. Tafsir Injil Lukas. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. 2003.

Milne, Bruce. YOHANES Lihatlah Rajamu!. Yayasan Komunikasi BINA KASIH: Jakarta.

Walvoord, F. John. YESUS KRISTUS TUHAN KITA. Yakin: Surabaya. Copyright @ 1969.

Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. Gandum Mas: Malang.1996.

Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru 1. BPK Gunung Mulia: Jakarta. 1995.

http://alkitab.sabda.org/lexicon.php?word=Nubuat

Referensi

Dokumen terkait

jenis bentuk pasar yang ekstrim, yaitu antara persaingan sempurna dan monopoli/ suatu pasar dimana terdapat. banyak produsen yang menghasilkan dan menjual produk yang

KPU Kota Yogyakarta melakukan kooordinasi dengan penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan dan tingkat desa/kelurahan terkait dengan pemaksimalan daftar pemilih

Dengan menggunakan model- model produksi, yang didasarkan pada sifat biologis (dinamika populasi), akan dapat diketahui potensi produksi dari sumberdaya perikanan dan

Formula ekstrak air pegagan pada F 16 memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga kelangsungan hepatosit normal dan memulihkan hepatosit yang mengalami

Proportional Shift (PS atau Mij): adalah komponen pertumbuhan ekonomi daerah yang disebabkan oleh struktur ekonomi daerah yang baik, yaitu berspesialisasi pada sektor yang

Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.. Martin Luther

Dengan demikian pembelajaran juga menjadi lebih menarik bagi para siswa karena berbasis komputer, sehingga sesuai dengan perkembangan dan kemajuan di bidang

Penelitian ini menunjukkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square dengan bantuan SPSS versi 16 didapatkan nilai signifikansi (nilai p) sebesar 0,818