• Tidak ada hasil yang ditemukan

documentslide.com sistem informasi biro travel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "documentslide.com sistem informasi biro travel"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I - 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG

Pembangunan daerah merupakan bagian integral sekaligus merupakan

penjabaran dari pembangunan nasional. Pembangunan daerah dilakukan untuk

mencapai sasaran pembangunan nasional sesuai dengan potensi, aspirasi, dan

permasalahan pembangunan di daerah. Kunci keberhasilan pembangunan daerah

dalam mencapai sasaran pembangunan nasional secara efisien, efektif, dan merata

adalah koordinasi dan keterpaduan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Selain untuk mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan daerah

dilakukan untuk meningkatkan hasil-hasil pembangunan bagi masyarakat secara adil

dan merata. Berdasarkan UU Nomor : 25 Tahun 2004 tentang system perencanaan

pembangunan nasional, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), dokumen

perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu tahun. Dalam pelaksanaan

pembangunan, RKPD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Anggaran

Belanja Pemerintah Daerah (RAPBD). Penyusunan RKPD merupakan pelaksanaan

dari Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara,

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.

Sesuai dengan tujuan perencanaan pembangunan, bahwa proses penyusunan

perencanaan pembangunan daerah diharapkan dapat mengoptimalkan partisipasi

masyarakat, penyusunan RKPD ini didasarkan pada penjaringan aspirasi yang

diformulasikan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang) Tahunan dan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan

pembangunan daerah pada tahun sebelumnya. Lebih lanjut penyusunan RKPD

juga diintegrasikan dengan prioritas pembangunan Provinsi maupun Pemerintah

Pusat.

RKPD dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sorong adalah

menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaan

dan penganggaran tahunan yang memuat arah kebijakan pembangunan, prioritas

pembangunan, rancangan kerangka ekonomi daerah dan program kegiatan Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang selanjutnya sebagai pedoman dalam

penyusunan Kebijakan Umum Anggaran(KUA), Prioritas Plafon Anggaran

(3)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I - 2 - Dengan RKPD Kabupaten Sorong dapat mewujudkan keterpaduan antara

perencanaan dan penganggaran Dimana pengambilan keputusan penetapan

program dan kegiatan yang direncanakan merupakan satu kesatuan proses

perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi, konsisten dan mengikat untuk

menjamin tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan

daerah.

1. 2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam penyusunan RKPD

Kabupaten Sorong Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi

Papua. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara..

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah .

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

(4)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I - 3 - 9. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang .

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

11. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Pablik.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepala Daerah..

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Peyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan.

(5)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I - 4 - 20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;

23. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pedoman

Penyusunan Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2010;

25. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara,

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua

atas Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012;

28. Peraturan Bupati Kabupaten Sorong tentang Nomor 15 A Tahun 2012 Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sorong Tahun

(6)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I - 5 - 1. 3 MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten

Sorong Tahun 2014 dimaksudkan untuk mewujudkan sinergitas antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar

urusan pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi

dan efektivitas alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah, Serta

menjabarkan Visi dan Misi Kepala Daerah.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

Kabupaten Sorong tahun 2014 adalah sebagai pedoman :

a. Sebagai Pedoman bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di dalam

melaksanakan berbagai Kegiatan Pembangunan Daerah.

b. Penyusunan KUA dan PPAS Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten Sorong Tahun 2014.

c. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)

Kabupaten Sorong Tahun 2014.

1. 4 SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong disusun dalam

Sistematika sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN

Memuat Latar Belakang, Dasar Hukum Penyusunan, Maksud dan Tujuan, Sistematika

Dokumen RKPD.

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH.

Dalam Bab ini berisikan Visi dan Misi Kepala Daerah Tahun 2012 – 2017 Kabupaten

Sorong serta Evaluasi Pencapaian Hasil Kinerja Pembangunan Daerah Kabupaten

Sorong Tahun lalu. Sedangkan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan

menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan

(7)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 I - 6 - BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH.

Menjelaskan ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan tantangan dan prospek

perekonomian daerah, tahun lalu dan tahun berjalan, arah kebijakan ekonomi daerah,

analisis dan perkiraan sumber-sumber pendanaan daerah serta arah kebijakan

keuangan daerah.

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Menjelaskan arah Kebijakan rencana kerja Pemerintah Daerah, Prioritas

Pemba-ngunan Tahun 2014.

BAB V

MEMUAT RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2014

Menguraikan hal-hal pokok yang memuat keseluruhan dokumen RKPD , sebagai

bagian dari ketegasan Pemerintah Daerah kepada semua pihak dalam memfungsikan

RKPD sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

BAB VI

(8)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 1 -

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

KINERJA PEMERINTAH DAERAH.

2. 1 Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Sorong Periode 2012 - 2017

VISI…

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong yang terpilih

menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2012-2017, yaitu:

TERWUJUDNYA TATANAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

KABUPATEN SORONG YANG SEJAHTERA

MISI…

Berdasarkan Visi tersebut diatas selanjutnya ditetapkan 6 (enam) Misi Pembangunan

yang merupakan komitmen dan pedoman arah untuk pengelolaan pembangunan

dan pencapaian pelayanan masyarakat yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mandiri;

2. Meningkatkan tersedianya Infrastruktur dasar yang memadai Ibu Kota Kabupaten

dan Ibu Kota Distrik guna mengerakkan perekonomian dan kawasan serta

mengurangi keterisolasian daerah;

3. Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Rakyat dan Peningkatan Pendapatan

Masyarakat;

4. Meningkatkan ketahanan pangan dan ketersediaan perumahan terutama bagi

Masyarakat yang tidak mampu;

5. Mewujudkan Sistem Pemerintah Daerah yang bersih, akuntabel, transparan,

responsif, efisien, bertanggung jawab, dan berwibawa;

6. Menciptakan kondisi Aman, Damai, Tertib, dan Tentram dalam Kehidupan

(9)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 2 - 2.1.1 Pemerintahan

A. Kondisi Kepemerintahan Komposisi dan Jumlah Wilayah Pemerintahan

Pemerintahan di Kabupaten Sorong merupakan Tulang punggung utama dalam

pembangunan hal ini tercermin dari ketergantungan yang sangat besar dari

masyarakat dalam mendorong dan menggerakan pembangunan di hampir seluruh

sektor kehidupan masyarakat di kabupaten ini. Hal ini tercermin dari masih

dominannya peran pemerintah dalam mendorong proses pembangunan yang di

tunjang dari APBD yang sangat utama namun dikarenakan Keterbatasan anggaran

APBD sehingga sangat di butuhkan Peran dari Swasta. Secara Riil Sektor Swasta

masih kurang perannya dalam mendorong proses percepatan pembangunan di

kabupaten ini karena itu pemerintah sangat mengharapkan peran dan fungsi pihak

swasta dalam hal ini investor agar lebih banyak lagi menanamkan modalnya di

kabupaten ini.

B. Struktur Pemerintahan

Kabupaten Sorong dikepalai oleh seorang bupati dan di bantu oleh seorang wakil

bupati sebagai kepala daerah, dan ada dua puluh delapan Satuan Kerja Perangkat

daerah (SKPD) dan 3 Kepala kantor. Tabel berikut menunjukan jumlah kepala wilayah

(distrik, Kalurahan dan Kampung) sekabupaten Sorong.

Tabel. 2.1

Jumlah SKPD dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Sorong dan kepala wilayah, (Distrik, Kelurahan Dan kampung yang ada di kabupaten Sorong .

Sumber : Sorong Dalam Angka Tahun 2013

No Kabupaten Sorong Jumlah

(10)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 3 - 2. 2 Aspek Geografi dan Demografi

2. 2. 1 Batas Administrasi Daerah

Secara administrasi Kabupaten Sorong terletak di bagian Barat Provinsi Papua

Barat dengan luas wilayah Kabupaten Sorong setelah pembentukan Kabupaten

Tambrauw ± 13.603,46 Km2. Letak geografis Kabupaten Sorong adalah : 1300 40’ 49” -

1320 13’ 48” Bujur Timur dan 000 33’ 42” – 010 35’ 29” Lintang Selatan. Wilayah

administrasi Pemerintah Kabupaten Sorong terdiri dari 19 Distrik, 18 Kelurahan dan

128 Desa/Kampung. Sedang batas administratif Kabupaten Sorong sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Selat Dampir

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten

Sorong Selatan

Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Seram

Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Sorong, Kabupaten Raja Ampat.

Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan

Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Raja Ampat di Provinsi Papua,

Undang-Undang Nomor 56 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Tambrauw di

Provinsi Papua Barat dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2009 tentang

(11)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 4 - A. Luas Wilayah

Kabupaten Sorong mempunyai luas wilayah 13.603,46 Km2, yang terdiri dari

daratan seluas 8.457,00 Km2, dan lautan seluas 5.146,46 Km2. Secara administratif

Kabupaten Sorong terdiri dari 19 Distrik/Kecamatan, 13 Kelurahan dan 121

Desa/Kampung.

Tabel.2.2

Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Sorong Tahun 2012

No Distrik

Banyaknya Luas

(Km2) Kampung Kelurahan

1 Moraid 7 - 1. 444, 46

2 Klaso 5 - 316, 46

3 Makbon 8 1 1. 011, 42

4 Klayili 5 - 481, 26

5 Beraur 9 - 822, 26

6 Klawak 9 - 518, 72

7 Klabot 8 - 488, 45

8 Klamono 13 - 432, 89

9 Salawat i 5 2 525, 03

10 Moisegen 7 - 118, 62

11 Mayamuk 6 2 217, 22

12 Seget 8 - 893, 81

13 Segun 6 - 2. 021, 37

14 Salawat i Selat an 7 - 2. 239, 05

15 Aimas 1 6 222, 43

16 Mariat 3 2 118, 16

17 Sayosa 6 - 1. 213, 46

18 Maudus 8 - 492, 54

19 Sorong 5 - 258, 5

Jumlah 121 13 13. 603, 46

(12)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 5 - B. Topografi dan Morfologi Wilayah

Dengan batas di sebelah utara dan sebagian bagian selatan adalah laut, yaitu di

sebelah utara adalah Samudera Pasifik dan di sebelah selatan adalah Laut Seram,

serta di sebelah timur adalah pegunungan Tambrau, maka secara umum bentuk

permukaan bumi atau morfologi wilayah Kabupaten Sorong adalah dataran rendah

(sebelah barat) dan makin ke timur semakin merupakan pegunungan ataupun dataran

tinggi.

Sebagai penjelas bagi bentuk morfologi demikian ini dapat digambarkan profil

wilayah Kabupaten Sorong menurut arah utara – selatan yang meliputi potongan :

1. Sorong – Segun,

2. Pulau Dua – Ayamaru

3. Warmandi – Kapar

sementara potongan arah barat – timur meliputi:

1. Sorong – Dataran Kebar Manokwari, dan

2. P. Salawati – Klabot.

Wilayah Kabupaten Sorong mempunyai ketinggian sejak dari 0 sampai 2.582 meter di

atas permukaan laut (dpl). Dataran rendah dan berawa dengan ketinggian 0 – 100 m

dpl. terdapat di bagian barat dan selatan wilayah (sekitar 25 % dari wilayah

kabupaten), dan morfologi bergelombang hingga pegunungan dengan ketinggian 100

– 2.582 m dpl. terdapat di bagian utara dan timur (sekitar 60 % dari wilayah

kabupaten).

C. Iklim

Kabupaten Sorong memiliki iklim tropis yang lembab dan panas. Berdasarkan data

dari stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Sorong, suhu udara maksimal

Kabupaten Sorong adalah 29,70C terjadi dibulan Desember dan suhu minimal 25,60C

terjadi dibulan September. Sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 83 – 88 %.

Berdasarkan catatan tahun 2012, curah hujan rata-rata per bulan sebesar 257,1 mm

dan banyaknya hari hujan rata-rata sebesar 21 hari. Kejadian hujan terbanyak pada

bulan Maret, dengan jumlah hari hujan 26 hari. Intensitas penyinaran matahari

(13)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 6 - D. Hidrologi / DAS

Kondisi hidrologi, dilihat dari pola aliran sungai, secara umum terdiri dari sungai-

sungai yang mengalir ke utara (Samudera Pasifik) dan ke selatan (Laut Seram),

dengan bagian hulu (upstream) adalah di pegunungan bagian tengah dan timur

wilayah (kompleks Pegunungan Tamrau dll). Sungai-sungai yang mengalir ke arah

utara yang relatif besar antara lain adalah S.Warsamson, S.Mega, S.Kwoor;

sementara sungai-sungai lainnya relatif lebih kecil dan pendek, yang selaras dengan

posisi pegunungan yang lebih dekat ke bagian utara tersebut. Sungai-sungai yang

mengalir ke arah selatan yang relatif besar antara lain adalah Kla Segun, S. Beraur,

S.Klabra/Kla Dut, S.Seremuk.

E. Jenis Tanah dan Tekstur Tanah

Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Sorong, yang diturunkan dari

peta jenis tanah Provinsi Papua Barat, yang meliputi berturut-turut :

- Brown Forest (Inceptisol) : berada pada perbukitan dan lereng pegunungan di bagian utara wilayah, sekitar pegunungan Tamrau ke utara/ke arah Samudera

Pasifik;

- Litosol (Ultisol) dan Lateritik (Oksisol) : terletak di bagian tengah wilayah sampai ke perbatasan dengan Kabupaten Sorong Selatan;

- Podsolik (Ultisol) : terletak di bagian tengah ke arah timur (Distrik Klamono dan Beraur bagian Utara);

- Rendzina (Molisol) : terletak di bagian tengah (di Distrik Sayosa);

- Aluvial dan Gambut : terletak didaratan Pulau Papua dan Pulau Salawati yang menghadap ke Selat Sele, dan sebagian lagi di daerah aliran Sungai

Warsamson bagian utara;

- Tanah Salin atau tanah garaman (salty soils) : terletak dibagian selatan

wilayah yang menghadap kelaut Seram, yaitu di Distrik Segun, Beraur dan

sedikit Klamono.

Karakteristik tanah dilihat dari aspek tekstur tanah di wilayah Kabupaten Sorong

terdiri dari tekstur halus, sedang dan kasar, serta terdapat tanah gambut. Bagian

terbesar atau mayoritas tekstur tanah Kabupaten Sorong adalah tekstur halus,

sementara tekstur sedang dan kasar relatif kecil. Sementara gambut dominan terletak

(14)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 7 - Kedalaman efektif tanah bervariasi. Kedalaman yang relatif lebih kecil (antara

0-25 cm, dan 0-25-50 cm) cenderung terdapat di bagian utara dan timur pada kompleks

pegunungan, sementara kedalaman yang relatif lebih besar (50-100 cm 100-150 cm,

dan 150 cm lebih) umumnya terdapat dibagian selatan wilayah.

F. Laut dan Pesisir

Terkait dengan letak wilayah Kabupaten Sorong yang relatif dikelilingi oleh laut,

kecuali di bagian timur berbatasan dengan darat, maka panjang garis pantai di

Kabupaten Sorong yang berada pada pulau utama Pulau Papua dan Pulau Salawati

yaitu sekitar 545,31 Km. Sementara panjang garis pantai di bagian utara mulai dari

perbatasan dengan Kabupaten Manokwari di gagian timur dan Kota Sorong di bagaian

barat yaitu mulai Distrik Abun, Sausapor, Moraid, dan Distrik Makbon, mempunyai

panjang gasis pantai sekitar 231,71 Km, dan di bagian selatan sampai ke barat yaitu

mulai dari Distrik Beraur, Segun, Seget, Salawati, Mayamuk, dan Distrik Aimas

mempunyai panjang garis pantai sekitar 313,60 Km Wilayah laut kewenangan

Kabupaten Sorong, yaitu sejauh 4 mil laut dari garis pantai untuk yang berhadapan

dengan laut lepas dan berbagi dengan wilayah tetangga untuk yang terdapat pada

selat. Luas wilayah laut kewenangan (WLK) tersebut secara total adalah sekitar

725.808 Ha, Ekosistem pesisir Kabupaten Sorong yang utama dapat diidentifikasikan

atas 3 karakter ekosistem, yaitu ekosistem estuaria (muara sungai), ekosistem pantai

berpasir, dan ekosistem rawa pesisir, yang saling terkait atau terintegrasi membentuk

ekosisitem pesisir. Ekosistem muara ditemui pada muara-muara sungai baik yang

megalir ke utara maupun yang mengalir ke selatan. Ekosistem pantai berpasir

dominan terletak di bagian utara yang menghadap ke Samudera Pasifik, yang pada

beberapa tempat terdapat beting karang di hadapannya. Pada ekosistem ini terdapat

potensi wisata alam pantai. Ekosistem rawa pesisir dominan terdapat di bagian selatan

wilayah yang menghadap ke Laut Seram dan Selat Sele, yang ditandai oleh sebaran

hutan rawa pesisir pada jenis tanah salin, yang sebagian di antaranya merupakan

bakau (mangrove).

2.2.2 Kondisi Demografis

Berdasarkan data Proyeksi Penduduk dan Kepadatannya menurut Kecamatan

pada tahun 2012, Kabupaten Sorong memiliki total luas daerah 13.603,46 km², total

jumlah penduduk sabanyak 73.642 orang dan kepadatan penduduk total per-km² 0,19,

(15)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 8 -

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Kabupaten Sorong dan Kepadatannya menurut Distrik

Distrik Luas Daerah Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk

Kepadatan per Km²

District Area (Km²) Population Population Population Density

Sq-Km

Penduduk merupakan faktor yang sangat dominan dalam proses pembangunan.

Penduduk memegang dua peranan sekaligus dalam proses pembangunan, yaitu

sebagai subyek dan obyek pembangunan.

Sumber daya alam yang tersedia tidak akan mungkin dapat dimanfaatkan tanpa

adanya peranan dari manusia. Dengan adanya manusia, sumber daya alam tersebut

dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan keluarga secara

berkelanjutan. Besarnya peran penduduk tersebut maka pemerintah dalam menangani

masalah kependudukan tidak hanya memperhatikan pada upaya pengendalian jumlah

dan pertumbuhan penduduk saja tetapi lebih menekankan ke arah perbaikan kualitas

(16)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 9 - Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi dan mendatangkan manfaat

yang besar bila memiliki kualitas yang baik, namun besarnya jumlah penduduk

tersebut dapat

menjadi beban yang akan sulit untuk diselesaikan bila kualitasnya rendah. Informasi

kependudukan yang baik sangat diperlukan dalam menunjang ke arah pembangunan

manusia yang berkualitas.

Kabupaten Sorong mempunyai penduduk sebanyak 73.642 jiwa, yang terdiri dari

39.110 jiwa penduduk laki-laki dan 34.532 jiwa penduduk perempuan. Rasio jenis

kelamin penduduk Kabupaten Sorong tahun 2012 adalah 113,26 atau dengan kata lain

bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 113 penduduk laki-laki.

A. Suku - suku di Kabupaten Sorong

Penduduk Kabupaten Sorong, seperti halnya dengan Kota Sorong tetangganya

secara sosial budaya terdiri atas penduduk asli dan penduduk pendatang.

Penduduk asli di Kabupaten Sorong dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu :

Suku Moi, terdiri dari suku : Klabra, Karon, Madik, Kebar, Keboro, dan Yaun,

yang tersebar di Distrik Feet, Abun, Sausafor, Moraid, Makbon, Aimas,

Salawati, Seget, Segun, Beraur, Klamono, dan Distrik Sayosa;

Suku Maibrat, terdiri dari : suku Meimere/Make, Meite, dan Meimaru, yang

tersebar di Distrik Aimas dan Salawati;

Suku Inanwatan, terdiri : dari suku Mate Mani, suku Puragi, Oderau, Kaiso,

dan Samaun, yang tersebar di Distrik Aimas dan Salawati;

Suku Tehit, terdiri dari suku Sawiat, dan Ogit, yang tersebart di Distrik Aimas

daan Salawati;

Sementara penduduk pendatang berasal dari 2 kelompok utama, yaitu

transmigran dan bukan transmigran yang sekarang berdomisili di Kabupaten Sorong

dimana:

 Penduduk transmigran telah bermukim sejak sekitar 1980-an, yang bermukim

di distrik-distrik yang berada di sekitar ibukota kabupaten, yaitu Aimas,

Mayamuk, Salawati, dan Klamono. Mereka ini berasal dari Pulau Jawa yang

akrab dengan pertanian, khususnya pertanian lahan basah, sehingga

permukiman mereka ini berhampiran dengan lahan pertanian berupa sawah

(17)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 10 -

 Sedangkan penduduk pendatang yang bukan transmigran umumnya adalah

migran biasa yang masuk secara individu ataupun keluarga, yang berasal dari

rumpun suku Jawa, Batak, Makasar, Buton, Ambon, Manado dan sebagainya,

sehubungan dengan penugasan ataupun peluang kerja atau peluang usaha di

wilayah ini.

B. Kesejahteraan Sosial

Penduduk merupakan faktor yang sangat dominan dalam proses pembangunan.

Penduduk memegang dua peranan sekaligus dalam proses pembangunan, yaitu

sebagai subyek dan obyek pembangunan.

Sumber daya alam yang tersedia tidak akan mungkin dapat dimanfaatkan tanpa

adanya peranan dari manusia. Dengan adanya manusia, sumber daya alam tersebut

dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan keluarga secara

berkelanjutan. Besarnya peran penduduk tersebut maka pemerintah dalam menangani

masalah kependudukan tidak hanya memperhatikan pada upaya pengendalian jumlah

dan pertumbuhan penduduk saja tetapi lebih menekankan ke arah perbaikan kualitas

sumber daya manusia.

Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi dan mendatangkan manfaat

yang besar bila memiliki kualitas yang baik, namun besarnya jumlah penduduk

tersebut dapat menjadi beban yang akan sulit untuk diselesaikan bila kualitasnya

rendah.

Informasi kependudukan yang baik sangat diperlukan dalam menunjang ke arah

pembangunan manusia yang berkualitas.

a. Jumlah dan Komposisi Penduduk

Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk keadaan Juni tahun 2012, Kabupaten

Sorong mempunyai penduduk sebanyak 73.642 jiwa, yang terdiri dari 39.110 jiwa

penduduk laki-laki dan 34.532 jiwa penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin

penduduk Kabupaten Sorong tahun 2012 adalah 113,26, atau dengan kata lain bahwa

untuk setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 113 penduduk laki-laki.

Komposisi penduduk Kabupaten Sorong menurut struktur umur dan jenis kelamin

dapat digambarkan dengan lebih jelas oleh piramida penduduk.

Dengan piramida penduduk kita juga dapat melihat tingkat perkembangan

penduduk pada setiap kelompok umur dan jenis kelamin. Gambar 2.1 menunjukkan

(18)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 11 - Dari Gambar 2.1 terlihat bahwa penduduk Kabupaten Sorong tergolong sebagai

“penduduk muda”. “Penduduk muda” digambarkan oleh bentuk piramida penduduk

dengan alas yang besar dan mengecil dengan cepat pada kelompok umur berikutnya,

serta puncak piramidanya lancip pada kelompok umur 65 tahun ke atas. Sebaliknya

piramida “penduduk tua’ mempunyai alas yang relatif tidak lebar dan perlahan-lahan

berkurang pada kelompok umur berikutnya serta puncaknya tumpul.

Penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) merupakan suatu modal penting dalam

pelaksanaan pembangunan di segala sektor. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk

keadaan Juni 2012, sebanyak 61,02 persen penduduk Kabupaten Sorong merupakan

penduduk usia produktif, dan sisanya, yaitu 38,98 persen merupakan penduduk usia

non-produktif (0 -14 tahun dan 65 tahun ke atas). Untuk usia produktif masih

didominasi oleh penduduk laki-laki. Sebanyak 54,72 persen dari penduduk usia

produktif adalah penduduk laki-laki. Sedangkan 45,28 persen dari penduduk usia

produktif adalah penduduk perempuan.

Implikasi dari struktur penduduk muda adalah besarnya persentase penduduk

yang bersiap memasuki batas penduduk usia kerja (economically active population)

dan besarnya rasio ketergantungan (dependency ratio). Batas bawah usia kerja di

Indonesia adalah umur 15 tahun. Setelah memasuki usia tersebut maka mereka

disebut sebagai penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja dibagi menjadi angkatan

kerja dan bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumah tangga dan melakukan

kegiatan lainnya).

Gambar 2.1

Piramida Penduduk Kabupaten Sorong Tahun 2012

Sumber: BPS

(19)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 12 - Bila penduduk usia kerja tidak melakukan salah satu aktivitas dalam kelompok

bukan angkatan kerja maka termasuk ke dalam kriteria angkatan kerja. Dan bila dalam

angkatan kerja tidak melakukan aktifitas kerja maka kelompok ini termasuk ke dalam

kriteria pengangguran (unemployment). Dengan jumlah penduduk muda yang besar

tentu potensi jumlah penduduk yang akan terjun ke dalam angkatan kerja juga besar,

untuk itu pemerintah harus bersiap untuk menyediakan lapangan kerja untuk

menampung jumlah angkatan kerja yang besar ini. Hal yang akan terjadi bila

permintaan akan tenaga kerja lebih kecil dari jumlah pencari kerja adalah terciptanya

pengangguran.

Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang

secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu daerah apakah tergolong

daerah maju atau daerah yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan

salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase

dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan

tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah

menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif

untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Gambar 2.2

Rasio Ketergantungan menurut Jenis Kelamin Kabupaten Sorong Tahun 2012

Sumber: BPS Kab.Sorong, Proyeksi Penduduk

Lk Pr Lk+Pr

59.05

69.69

(20)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 13 - Gambar 2.2 memberikan informasi bahwa besarnya rasio ketergantungan

Kabupaten Sorong mencapai 63,87 persen. Artinya dari 100 orang yang masih

produktif (15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 64 orang yang belum

produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif (65 tahun keatas). Jika dilihat dari sisi gender,

maka rasio ketergantungan dari penduduk perempuan lebih tinggi daripada penduduk

laki-laki.

b. Sebaran Penduduk

Luas wilayah Kabupaten Sorong mencapai 13.603,46 km2, atau sekitar 14% dari

total luas wilayah Provinsi Papua Barat. Luas wilayah Kabupaten Sorong terdiri dari

daratan seluas 8.457.10 km2 (62,17 %) dan lautan seluas 5.146,36 km2 (37,83 %).

Sekitar 74% dari wilayah daratan Kabupaten Sorong adalah hutan.

Kecenderungan seseorang untuk memilih suatu wilayah tertentu sebagai tempat

tinggalnya biasanya ditentukan oleh pertimbangan kemudahan seseorang untuk dapat

mengakses kebutuhan hidupnya, dalam hal ini dalam kaitannya untuk mendapatkan

sandang pangan.

Hal ini akan mengakibatkan persebaran penduduk yang terpusat pada

daerah-daerah yang potensial secara ekonomi. Persebaran penduduk Kabupaten Sorong

terpusat di daerah-daerah yang berdekatan dengan pusat pemerintahan dan dengan

perusahaan-perusahaan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Persebaran

penduduk Kabupaten Sorong yang tidak merata diperlihatkan pada Kepadatan

penduduk terkonsentrasi di beberapa distrik. Sebaran penduduk yang tidak merata

mengindikasikan kegiatan perekonomian terpusat di wilayah tertentu.

Distrik Aimas yang merupakan ibu kota Kabupaten Sorong memiliki kepadatan

penduduk terpadat, yaitu 97 jiwa/km2. Sebagai distrik yang menjadi pusat kegiatan

ekonomi dan pemerintahan di Kabupaten Sorong, tentunya akan menjadi daya tarik

bagi para imigran untuk tinggal dan menetap di distrik ini. Distrik dengan penduduk

terpadat ke dua adalah Distrik Mariat, dengan kepadatan penduduk 94 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk dari ke dua distrik ini hampir sama. Hal ini dapat dijelaskan

bahwa Distrik Mariat merupakan distrik pemekaran dari Distrik Aimas, sehingga Distrik

Mariat mempunyai akses ke pusat-pusat kegiatan ekonomi yang relatif mudah untuk

dijangkau. Distrik Mayamuk merupakan distrik ke tiga terpadat penduduknya, yaitu 47

jiwa/km2. Sedangkan Distrik Salawati, Moisegen dan Klamono mempunyai kepadatan

(21)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 14 - Distrik-distrik lainnya, yaitu Distrik Seget, Makbon, Klabot, Beraur, Moraid, Klawak,

Klaso, Salawati Selatan, Klayili, Sayosa, Maudus dan Segun mempunyai kepadatan

penduduk di bawah 5 jiwa/km2. Secara keseluruhan, kepadatan penduduk Kabupaten

Sorong pada tahun 2012 hanya mencapai 5 jiwa/km2.

Gambar 2.3

Kepadatan Penduduk Kabupaten Sorong menurut Distrik, 2012

Sumber: Proyeksi Penduduk dan Kab.Sorong Dalam Angka, 2012

(22)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 15 - 2.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat dan Potensi Unggulan Daerah

2.3.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

A. PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Kabupaten Sorong tahun 2008-2012 mengalami fluktuasi

pertumbuhan. Pada tahun 2008 laju pertumbuhan ekonomi yang tercipta sebesar 4,98

persen, namun di tahun 2009 dan 2010 melambat menjadi 4,60 persen dan 2,47

persen. Di tahun 2012 perekonomian Kabupaten Sorong juga mengalami

kecenderungan melambat setelah sebelumnya di tahun 2011 mengalami percepatan

pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi yang tercipta pada tahun 2012 sebesar 2,29

persen sedangkan laju pertumbuhan tahun 2011 sebesar 6,86 persen.

Grafik 2.1.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong (persen) 2008 – 2012,

dapat dilihat melalui Kurva dibawah ini :

Sumber :Statistik Kab.Sorong 2012

Pada tahun 2012, pertumbuhan tertinggi sebesar 12,17 persen dicapai oleh sector

bangunan. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian menjadi sektor dengan

pertumbuhan terendah yaitu hingga -1,35 persen. Pada tahun 2011 sektor

pertambangan dan penggalian justru mengalami percepatan dengan pertumbuhan

sebesar 8,80 persen. Turunnya pertumbuhan sektor ini dipicu oleh turunnya

pertumbuhan subsektor pertambangan migas menjadi -1,53 persen.

4.98 4.6

2.47

6.86

2.29

0 1 2 3 4 5 6 7 8

(23)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 16 -

Tabel 2.4

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong Menurut Lapangan Usaha (persen) 2009- 2012.

No Sektor 2009 2010 2011 2012

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab.Sorong 4,60 2,47 6,86 2,29

B. PDRB per Kapita

PDRB per kapita adalah besaran kasar yang menunjukkan tingkat kesejahteraan

penduduk di suatu wilayah pada suatu waktu tertentu. PDRB per kapita diperoleh

dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun di wilayah

tersebut. PDRB per kapita Kabupaten Sorong atas dasar harga berlaku pada tahun

2012 meningkat 2,47 persen terhadap tahun 2011, yaitu dari 93,0 juta rupiah menjadi

95,3 juta rupiah. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000

menunjukkan nilai PDRB per kapita secara riil. Pada tahun 2012 PDRB per kapita

Kabupaten Sorong sebesar 27,3 juta rupiah atau meningkat 1,78 persen terhadap

PDRB perkapita tahun 2011.

Tabel 2.5

Nilai dan Laju pertumbuhan PDRB Perkapita Kabupaten Sorong 2008-2012

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

(24)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 17 - 2.3.2 Potensi Unggulan Daerah

A. Pertanian

Luas panen dan produksi padi di Kabupaten Sorong masing-masing 1.716 Ha

dan 6.487 Ton. Rata-rata produksi padi adalah 3.78 Ku/Ha.Ini menunjukan adanya

penurunan bila dibanding tahun - tahun sebelumnya. Daerah panen padi terluas

yaitu Distrik Salawati dengan produksi 4.762 Ton. Sedangkan untuk komoditas

jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau tercatat mengalami

fluktuasi yang berbeda-beda.

Produksi buah-buahan rata–rata mengalami kenaikan bila dibanding tahun

sebelumnya. Adapun jenis buah-buahan tersebut yaitu pisang, nanas, alpokat,

mangga, rambutan, duku, jambu air, jambu biji, pepaya, salak, jeruk besar dan

nangka.

Tabel 2.6

Luas Panen dan Produksi Hasil Pertanian

No Jenis Komoditi Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

LP Prod LP Prod LP Prod

Populasi jumlah ternak Sapi pada tahun 2011 sebanyak 17.970 ekor. Populasi

terbesar berada di Distrik Salawati dan Salawati Timur. Peningkatan produksi ternak

sapi ini berlawanan dengan populasi ternak Kambing PE dan babi. Populasi ternak

Kambing PE terbesar berada di Distrik Mariat sedang Populasi ternak babi terbesar

(25)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 18 - Produksi daging ternak sapi tahun 2011 mencapai 690.162 kg, sedangkan untuk

produksi daging kambing PE mencapai 3.360,26 kg. Produksi daging ternak babi

11.150 kg disamping itu terdapat juga produksi telur unggas (ayam buras, ayam ras

petelur, dan itik) yang juga mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.

Tabel 2.7

Populasi dan Produksi Daging Ternak Kabupaten Sorong Tahun 2010-2011

No Jenis Ternak Populasi (ekor ) Produksi Daging (Kg )

2010 2011 2010 2011

1 2 3 4 5 6

1. Sapi Potong 12.604 17.970 575.140 690.162

2. Kambing potong 571 1 070 2.640 3.690

3. Kambing PE 111 224 441 867

4. Ayam Buras 83.581 311.721 100.782 100.707

5. Ayam Ras Petelur 35.700 24.600 46.470 36.720

6. Ayam Ras Pedaging 216.436 216.680 162.327 158.012

7. Itik 3.690 17.077 3.190 5.376

8. Babi 619 988 7.131 11.150

Sumber : Dinas Peternakan, diolah

Perkembangan produksi telur di Kabupaten Sorong rata-rata mengalami peningkatan

(tabel 2.8).

Tabel 2. 8

Produksi Telur Tahun 2010-2011

No Jenis Ternak Telur ( Kg )

2010 2011

1 2 3 4

1 Ayam Buras 93.030 93.519

2 Ayam Ras Petelur 9.940 73.440

3 Itik 6.071 10.138

Sumber : Dinas Peternakan, diolah

C. Perikanan dan Kelautan

Potensi Perikanan di Kabupaten Sorong terdiri dari potensi perikanan tangkap dan

perikanan budidaya. Adapun komoditi perikanan tangkap antara lain ikan cakalang,

ikan tuna, teri, kembung, tenggiri, kakap, ekor kuning, samandar, udang, teripang dan

(26)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 19 - Sedangkan perikanan budi daya ikan tawar seperti ikan mas, mujair, nila dan lele

sedangkan budidaya rumput laut dan ikan kerapu merupakan harapan kedepan dalam

pengembangannya perikanan budidaya baik skala tradisional, menengah maupun

skala industri hal ini dimungkinkan mengingat beberapa kawasan perairan cocok untuk

budidaya dimaksud. Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Sorong masih

didominasi oleh perikanan rakyat dengan skala rumah tangga begitu pula halnya

dengan usaha budidaya, sedangkan skala industri terdapat satu perusahaan ikan beku

yakni PT. Radios Aprija salah satu perusahaan dengan pasaran domestik dan ekspor

ke manca negara dimana perusahaan ini telah bekerja sama dengan beberapa

kelompok nelayan dalam usaha penangkapan ikan seperti cakalang, tuna, ikan dasar

dan ikan ekonomis penting lainnya.

Secara umum pengelompok sumberdaya perikanan dan kelautan terbagi atas

kelompok ikan pelagis yang habitatnya disekitar permukaan seperti ikan cakalang,

tuna,teri,kembung,selar, layur dan ikan tenggiri, kelompok ikan demersal seperti ikan

kakap, ekor kuning, ikan baronang, ikan samandar , bubara, kelompok udang yang

merupakan komoditi andalan dari Kabupaten Sorong yang penangkapannya banyak

dilakukan oleh nelayan tradisional dengan sistem kemitraan bersama pengusaha

pengumpul, ada beberapa jenis udang yang berkembang antara lain udang windu,

galah dan udang serax adapun daerah penyebaraan perairan distrik segun,

beraur,seget, klamono dan sekitar daerah kawasan mangrove.selain itu kelompok

molusca dalam ini kerang-kerangan, kepiting, cumi masih tersebar dibebarapa

perairan Kabupaten Sorong begitu juga halnya ekosistem terumbu karang dan

pariwisata bahari yang memungkinkan sebagai lokasi wisata bahari untuk

dikembangkan terutama perairan Distrik Makbon, Abun sebagai kawasan konservasi

laut daerah ( KKLD) Kabupaten Sorong.

Jumlah nelayan di kabupaten Sorong sebanyak 893 orang terdiri dari nelayan

penuh, nelayan sambilan utama, dan nelayan sambilan tambahan. Untuk armada

perikanan di Kabupaten Sorong berjumlah 662 unit terdiri dari perahu tanpa motor,

perahu motor tempel, perahu motor dalam dan kapal motor dengan alat tangkap yang

bervariasi seperti pancing ulur, gilnet,bagan, pancing tonda, trammel net, pole and line

sero dan bubu.

Produksi perikanan Kabupaten Sorong tahun 2011 baik perikanan tangkap

maupun perikanan budidaya sebesar 30.430 ton dari berbagai jenis ikan dari sumber

pelagis, sumber demersal, sumber lainnya serta hasil produksi budidaya dan bila

dibanding dengan produksi tahun sebelumnya terjadi kenaikan yang cukup signifikan

(27)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 20 - Tabel 2.9

Produksi Perikanan Rakyat Tahun 2009-2011

NO URAIAN TAHUN

Kabupaten Sorong memiliki kekayaan alam hasil hutan dan perikanan selain itu

juga menyimpan kekayaan hasil tambang beberapa diantaranya telah ekplorasi seperti

minyak yang dilakukan oleh Pertamina di Distrik Klamono dan gas alam yang

dilakukan oleh Petrochina. Beberapa potensi tambang dan galian yang masih dapat

dikembangkan di Kabupaten Sorong yaitu: (1) Minyak Bumi dan Gas Alam di Distrik

Beraur, Klamono, dan Seget; (2) Emas di Distrik Moraid, dan Distrik Salawati; (3)

(28)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 21 - E. Industri Pengolahan

Industri pengolahan mencakup industri besar, sedang dan industri kecil. Industri

besar terbagi menjadi 3 (tiga) perusahaan yaitu kayu lapis yang mempunyai tenaga

kerja sebanyak 1.958 orang, kilang minyak mempunyai tenaga kerja sebanyak 794

orang, gas mempunyai tenaga kerja sebanyak 802 orang masing-masing pada satu

perusahaan. Industri menengah terbagi 2 (dua) perusahaan yaitu pembekuan ikan

yang mempunyai tenaga kerja sebanyak 55 orang dan alat listrik dan logam

mempunyai tenaga kerja sebanyak 10 orang masing-masing pada satu perusahaan.

Industri kecil terbagi 5 (lima) perusahaan yaitu pengolahan pangan mempunyai 63

perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 197 orang, sandang dan kulit mempunyai 8

perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 22 orang, kimia dan bahan bangunan

mempunyai 107 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 458 orang, kerajinan umum

mempunyai 8 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 36 orang dan logam

mempunyai 2 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 4 orang.

Banyaknya perusahan industri dan tenaga kerja kelompok industri Kabupaten

Sorong dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel.2.10 II Indust ri Menengah

(29)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 22 -

F. Perdagangan, dan Jasa

Sektor perdagangan dan jasa saat ini berkembang cukup menggembirakan

terutama dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, kebutuhan sektor publik,

serta kebutuhan industri dan jasa lainnya. Saat ini di Kabupaten Sorong sedang

dibangun dan dikembangkan pasar sentral, yang dapat memenuhi kebutuhan bahan

pokok masyarakat sehari-hari.

Untuk sektor jasa, juga diharapkan dapat berkembang di masa mendatang. Hal ini

dimungkinkan dengan tersedianya berbagai fasilitas penunjang seperti terminal, dan

pelabuhan laut. Jasa transportasi laut terutama transportasi antar pulau yang dimiliki

oleh penyedia jasa lokal Sorong maupun Pemerintah Daerah. Dan saat ini salah satu

fasilitas penunjang yang telah terbangun yaitu Pelabuhan Kontainer Arar.

G. Perkebunan Kelapa Sawit

Dalam rencana pemanfaatan Ruang RTRW Kabupaten Sorong, Pengembangan

Kawasan Perkebunan diarahkan pada areal kawasan hutan produksi yang dapat

dikonversi, dengan komoditi kelapa, kakao, cengkeh, kopi, pala, kapuk randu, jambu

mete, dan sere wangi. Hal ini disesuaikan dengan kriteria kesesuaian lahan bagi

perkembangan tanaman keras/ tahunan/ perkebunan umumnya tumbuh baik pada

ketinggian 0-2.500 meter di atas permukaan laut.

Tanaman budidaya yang telah dikembangkan meliputi tanaman kelapa, kakao,

cengkeh, kopi, pala, kapuk randu, jambu mete, sere wangi, dan tanaman pinang.

Penyebaran beberapa tanaman komoditi perkebunan meliputi : tanaman kelapa

tersebar di Distrik Moraid, Distrik Makbon, Distrik Seget, Distrik Salawati, Distrik

Beraur, dan Distrik Aimas; tanaman kakao tersebar di Distrik Moraid, Distrik Makbon,

Distrik Beraur, Distrik Salawati, Distrik Seget, dan Distrik Aimas; tanaman cengkeh

tersebar di Distrik Moraid, Distrik Makbon, Distrik Beraur, Distrik Salawati, Distrik

Seget, dan Distrik Aimas; tanaman pala tersebar di Distrik Moraid, Distrik Makbon,

Distrik Salawati, dan Distrik Seget; jambu mete tersebar di Distrik Moraid; tanaman

kapok randu tersebar di Distrik Aimas dan Salawati; dan tanaman sere wangi

terdapat di Distrik Aimas. Luas potensi lahan perkebunan di Kabupaten Sorong

diperkirakan 253.000 hektar dimana lahan yang sudah dimanfaatkan untuk

perkebunan rakyat seluas 4.197 hektar dan dikelola oleh 7.139 kepala keluarga;

(30)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 23 - Rencana peruntukan lahan kelapa sawit yang dikelola oleh PT. Henrison Inti

Persada 15.400 hektar, PT. Inti Nusantara Utama 17.500 hekt ar , dan PT. Int i

Kebun Nusant ara 22. 100 hekt ar.

Perkembangan produksi komiditi perkebunan relatif masih kecil karena usaha tani

tanaman perkebunan masih dilakukan secara monokultur dan luasan usaha tani masih

sempit (belum ekonomis) serta wilayah pengembangan yang dijadikan sentra produksi

belum berskala ekonomi akibat tingkat keterampilan petani dalam mengelola kebun

relatif rendah.

Keunggulan komperatif usaha bidang perkebunan terdapat pada

komoditas-komoditas potensi yang menjadi andalan Kabupaten Sorong yaitu Kelapa dan

Perkebunan Kelapa Sawit. Kedua Komoditas sektor perkebunan tersebut telah

menciptakan industri turunan yang dapat dikembangkan yaitu industri kelapa dan

industri minyak kelapa sawit (CPO). Mentega, sabun, dan deterjen. Pengembangan

Kelapa Sawit untuk Kabupaten Sorong sangat potensial untuk pengembangan industri

kelapa baik kelapa sawit (palm oil) maupun kelapa (coconut). Lahan yang

diperuntukan untuk pengembangan komoditas sub sektor perkebunan di Kabupaten

Sorong seluas 235.000 hektar lahan. Profil dari pengembangan komoditas kelapa

sawit di Kabupaten Sorong sebagai berikut:

1) Lokasi Kawasan Industri Arar, Distrik Salawati, dan Distrik Beraur;

2) Rata-rata produksi kelapa per tahun 3.894 ton.

Ada beberapa perusahan yang telah aktif untuk berinvestasi untuk membuka

lahan perkebunan kelapa sawit terdapat 7 investor yaitu PT. Perusahaan Inti Persada,

PT. Perkebunan Sejahtera, PT. Inti Kebun Sawit, PT. Papua Sawit Raya, PT. Salawati

Mulia Abadi Plan, PT. Sorong Agro Sawatindo, dan PT. Papualestari Abadi.

H. Kehutanan

Luas hutan menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) di Kabupaten Sorong

mencapai 828.884 hektar yang terdiri dari hutan lindung 61.747 hektar, hutan PPA

14.739 hektar, hutan produksi terbatas 106.479 hektar, hutan produksi tetap 148.154

hektar, hutan produksi yang dikonversikan 479.575 hektar dan hutan pengunaan

(31)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 24 - Tabel 2.11

Luas Hutan menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan

NO TATA GUNA HUTAN 2011

1 Hutan Lindung 61.747,37

2 Hutan PPA 14.739,05

3 Hutan Prosuksi Terbatas 106.479,62

4 Hutan Produksi Tetap 148.154,64

5 Hutan Produksi dikonversikan 479.575,60

6 Hutan Penggunaan lain-lain 18.187,84

Jumlah 828.884,12

Sumber: Dinas Kehutanan, 2011

Produksi hasil hutan di Kabupaten Sorong pada tahun 2009-2011 meliputi Kayu log, Kayu gergajian, Polywooed, Veneer, dan minyak lawang (Tabel 2.12).

Tabel 2.12

Produksi Hasil Hutan ( M3 )Tahun 2009-2011

NO TATA GUNA HUTAN 2009 2010 2011

1 Kayo Log 27.474,44 23.922,25 60.835,41

2 Kayu Gergajian 4.500,00 47.053,37 49.429,87

3 Polywood 735,05 2.822,91 2.195,52

4 Veneer 2.652,23 19.172,29 18.558,38

5 Minyak Lawang - - -

6 Rotan - 15 15

7 Kayu Bakau - - -

Jumlah 35 361,72 92 970,82 131.019,18

Sumber: Dinas Kehutanan, diolah

Kawasan hutan Kabupaten Sorong potensial untuk dikembangkan terutama dalam

pengolahan hasil hutan. Penetapan Kabupaten Sorong sebagai salah satu zona

pembangunan industri dalam pemetaan di lingkup Provinsi Papua dan Papua Barat

memperkuat bahwa sub sektor kehutanan memiliki prospek untuk dikembangkan.

Tujuan utama dibentuknya zona-zona industri adalah untuk mengembangkan bisnis

kehutanan yang mengintegrasikan kegiatan loging, reboisasi, pengolahan hasil hutan

(32)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 25 - 2.3.3 Fokus Kesejahteraan Sosial

A. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran nyata hasil

pembangunan kapabiltas manusia dalam tiga aspek mendasar pembangunan

manusia. Aspek kesehatan yang bermakna mempunyai umur panjang diwakili oleh

indicator harapan hidup, aspek pendidikan yang direpresentasikan oleh indikator

angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta aspek perekonomian yang

bermakna kehidupan yang layak digambarkan dengan kemampuan daya beli (paritas

daya beli). Ketiga aspek tersebut dianggap mampu untuk merepresentasikan

pembangunan manusia sehingga sampai saat ini penghitungan IPM masih menjadi

rujukan negara-negara di dunia dalam mengukur perkembangan pembangunan

manusia. Sebagai indeks komposit, perkembangan IPM dari tahun ketahun sangat

dipengaruhi oleh komponen-komponen yang menyusunnya. Kemajuan ini sangat

tergantung pada komitmen penyelenggara pemerintah daerah dalam meningkatkan

kapasitas dasar penduduk yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup.

IPM Kabupaten Sorong mengalami kenaikan dari tahun 2008 – 2012. Pada tahun

2008, IPM Kabupaten Sorong sebesar 67,82 dan mengalami kenaikan pada tahun

2009 menjadi 68,16. Dengan demikian IPM Kabupaten Sorong mengalami kenaikan

sebesar 0,34 poin dari tahun 2008 ke tahun 2009. Pada tahun 2010, IPM Kabupaten

Sorong kembali mengalami kenaikan dari tahun 2009 menjadi 68,50 atau mengalami

kenaikan sebesar 0,34 poin. Pada tahun 2011 IPM Kabupaten Sorong menjadi 68,81,

atau naik sebanyak 0,43 poin. IPM Kabupaten Sorong mengalami kenaikan pada

tahun 2012 menjadi 69,23.

Gambar 2.4

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sorong Tahun 2008-2012

Sumber : BPS

2008 2009 2010 2011 2012

67.82

68.16

68.50

68.93

(33)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 26 - B. Angka Harapan Hidup

Perkembangan komponen kesehatan digambarkan dengan indikator Angka

harapan hidup. Angka harapan hidup adalah perkiraan banyaknya tahun yang dapat

ditempuh oleh seseorang selama hidup (secara rata-rata). Angka harapan hidup

Kabupaten Sorong mengalami kenaikan dari tahun 2008 sampai tahun 2011. Pada

tahun 2008, Angka harapan hidup mencapai 67,12 tahun, kemudian mengalami

peningkatan sebesar 0,37 tahun pada tahun 2009, sehingga menjadi 67,49 tahun.

Pada tahun 2010 kembali mengalami kenaikan sebesar 0,36 tahun, sehingga menjadi

67,85 tahun. Pola yang sama terjadi juga pada tahun 2011, dimana Angka harapan

hidup mengalami kenaikan menjadi 68,22 tahun. Pada tahun 2012, tercatat bahwa

angka harapan hidup Kabupaten Sorong sebesar 68,59 tahun.

Dengan peningkatan angka harapan hidup dari tahun ke tahun tentunya

menghasilkan kenaikan indeks harapan hidup dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012,

indeks harapan hidup di Kabupaten Sorong mencapai 72,65.

Gambar 2.5

Angka Harapan Hidup (AHH) dan Indeks Harapan Hidup (IHH) Kabupaten Sorong Tahun 2008-2012

Sumber : BPS

C. Rata-rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Sorong

terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 rata-rata lama

sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 8,11 tahun, artinya bahwa rata-rata

penduduk Kabupaten Sorong baru mampu menempuh pendidikan sampai kelas 2

SLTP atau putus sekolah di kelas 3 SLTP.

(34)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 27 - Gambar 2.6

Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Sorong Tahun 2008-2012

Sumber : BPS

Kenaikan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten

Sorong menghasilkan kenaikan indeks lama sekolah. Pada tahun 2012, tercatat indeks

lama sekolah yang dicapai Kabupaten Sorong sebesar 54,08.

Gambar 2.7

Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat

membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya. Angka melek huruf dapat

digunakan untuk mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf,

menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari

berbagai media dan menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan

(35)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 28 - Angka melek huruf Kabupaten Sorong tahun 2012 adalah sebesar 91,84 persen,

artinya penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin

dan atau huruf lainnya mencapai 91,84 persen. Dengan demikian masih ada sekitar

9,16 persen penduduk usia 15 tahun di Kabupaten Sorong yang masih buta huruf.

Gambar 2.8

Angka Melek Huruf atau Indeks Melek Huruf Kabupaten Sorong Tahun 2008-2012

Sumber : BPS

2008 2009 2010 2011 2012

Tahun

91.39 91.40

91.69

91.76

(36)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 29 - 2.4 Aspek Pelayanan Umum

2.4.1 Pendidikan

Keberhasilan pembagunan di suatu daerah sangat di tentukan dari sumber daya

Manusia yang tersedia di daerah tersebut. Kondisi di kabupaten Sorong sama halnya

dengan kesehatan ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan sampai saat ini

sedikit demi sedikit telah dapat menjawab kebutuhan masyarakat di Kabupaten Sorong

walaupun di daerah pedalaman Pesisir dan Penggunungan fasilitasnya masih sangat

kurang memadai. Hal ini dikarenakan kondisi alam dan tantangan topografi yang

sangat sulit sehingga anggaran yang tersedia masih sangat kurang memadai dalam

membiayai pembangunan sekolah baik itu sekolah TK, SD dan SMP dan SMA dan

sekolah sederajat lainnya. Namun saat ini pemerintah Kabupaten Sorong telah

mengambil upaya-upaya yang cukup strategis, terbukti telah dibangun SD/sederajat

126 Unit, SMP/ Sederajat 36 Unit dan SMA/ Sederajat 22 Unit. Dengan Jumlah Guru

dan murid serta sekolah dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 2.13

Jumlah Guru dan murid serta sekolah dapat dilihat pada table berikut :

No Sekolah Jumlah

Sekolah

Jumlah Murid

Jumlah Guru

1 TK 45 - -

2 SD/ Sederajat 126 15.128 735

3 SMP/ Sederajat 36 4.487 384

4 SMA/Sederajat 22 2.236 225

Sumber : Sorong Dalam Angka Tahun 2013

A. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang telah

memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari penduduk yang masih sekolah

pada umur tertentu yang biasa disebut dengan angka partisipasi sekolah (APS). Angka

partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap

(37)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 30 - Peningkatan APS menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pembangunan,

khususnya berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan.

Tabel 2.14 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok

Umur di Kabupaten Sorong Tahun 2010 -2012

Tahun

Kelompok Umur

7-12 13-15 16-18

(1) (2) (3) (4)

2010 93,68 88,10 52,63

2011 97,67 92,60 74,00

2012 97,06 90,61 66,87

Sumber : BPS, Susenas 2010-2012

Pada tahun 2012, APS Kabupaten Sorong untuk penduduk usia 7-12 tahun

mencapai 97,06 persen berarti masih ada sekitar 2,94 persen penduduk usia 7-12

tahun yang tidak dapat mengenyam pendidikan atau putus sekolah. APS untuk

penduduk usia 13-15 tahun mencapai 90,61 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa

masih ada 9,39 persen penduduk usia 13-15 tahun yang tidak dapat melanjutkan

sekolahnya dan atau belum pernah mengenyam pendidikan sekolah. APS untuk

penduduk usia 16-18 tahun hanya mencapai 66,87 persen. Berarti masih ada 33,13

persen penduduk usia 16-18 tahun yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya dan atau

belum pernah mengenyam pendidikan sekolah.

B. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Indikator lain yang digunakan untuk mengukur partisipasi sekolah adalah Angka

Partisipasi Kasar (APK). APK adalah rasio jumlah siswa berapapun usianya, yang

sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok

usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Misal APK SD sama dengan

jumlah siswa yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia

(38)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 31 - APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat

pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya

serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.

APK untuk jenjang pendidikan SD pada tahun 2012 sebesar 106,96 persen,

artinya terdapat penduduk di luar usia sekolah SD (7-12 tahun) yang masih bersekolah

SD. Hal ini terlihat dari angka APK SD lebih besar dari 100 persen.

Untuk jenjang pendidikan SLTP, APK sebesar 88,16 persen pada tahun 2012. Hal

ini menunjukkan persentase penduduk yang sedang bersekolah di SLTP di antara

penduduk berumur 13-15 tahun hanya sebesar 88,16 persen. Sedangkan APK untuk

jenjang pendidikan SLTA sebesar 71,47 persen, artinya persentase penduduk yang

sedang bersekolah di SLTA di antara penduduk berumur 16 - 18 tahun sebesar 71,47

persen.

Tabel 2.15 Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenjang

Pendidikan di Kabupaten Sorong Tahun 2010 - 2012

Tahun

Jenjang Pendidikan

SD SLTP SLTA

(1) (2) (3) (4)

2010 117,89 59,52 73,68

2011 109,37 86,55 76,85

2012 106,96 88,16 71,47

Sumber : BPS, Susenas 2010-2012

Jika dibandingkan keadaan pada tahun 2011, APK di Kabupaten Sorong untuk

jenjang pendidikan SD dan SLTA mengalami penurunan yaitu untuk SD dari 109,37

persen pada tahun 2012 menjadi 106,96 persen pada tahun 2012. Sedangkan APK

untuk jenjang pendidikan SLTP mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

C. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah indikator pendidikan yang digunakan untuk

mendeteksi partisipasi penduduk yang bersekolah tepat pada waktunya. APM adalah

(39)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 32 - jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk

usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu.

APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan cara membagi jumlah siswa atau

penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok

usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut.

Misalkan APM SD merupakan jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang sedang

bersekolah di tingkat SD dibagi dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun.

Tabel 2.16 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang

Pendidikan di Kabupaten Sorong Tahun 2010 -2012

Tahun

Jenjang Pendidikan

SD SLTP SLTA

(1) (2) (3) (4)

2010 93,68 47,62 42,11

2011 92,14 61,12 53,45

2012 92,89 62,28 45,82

Sumber : BPS, Susenas 2010-2012

Dari Tabel 2.16 di atas, terlihat bahwa APM SD di Kabupaten Sorong pada tahun

2012 sebesar 92,89 persen, yang berarti bahwa dari 100 penduduk usia 7-12 tahun,

terdapat sekitar 92 orang bersekolah di bangku SD. Sedangkan untuk APM SLTP

sebesar 62,28 persen, artinya bahwa dari 100 penduduk usia 13-15 tahun, terdapat

sekitar 62 orang bersekolah di bangku SLTP. APM SLTA sebesar 45,82 persen, yang

berarti bahwa setiap 100 penduduk usia 16-18 tahun, terdapat sekitar 45 orang

bersekolah di bangku SLTA.

Jika dibandingkan keadaan pada tahun 2010 maka APM untuk jenjang pendidikan

SD mengalami penurunan pada tahun 2011, tetapi naik lagi pada tahun 2012, yaitu

menjadi 92,89 persen. APM untuk jenjang pendidikan SLTP mengalami kenaikan dari

tahun ke tahun. Namun APM untuk jenjang pendidikan SLTA yang mengalami

kenaikan dari tahun 2010 ke tahun 2011 tetapi pada tahun 2012 mengalami

(40)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sorong Tahun 2014 II - 33 - D. Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Gambaran mengenai peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun ke atas. Level pendidikan penduduk

diketahui dari tingkat pendidikan yang ditamatkan dengan diidentifikasi melalui ijazah/

STTB tertinggi yang dimiliki. Indikator ini dapat pula digunakan untuk melihat

perkembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengetahui level tertinggi

pendidikan antar waktu dan antar wilayah.

Semakin tinggi tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan maka

menggambarkan semakin baik pula kualitas pendidikan manusianya. Hal ini ditandai

dengan semakin tingginya persentase penduduk yang berpendidikan tinggi (SLTA

keatas). Biasanya terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

yang ditamatkan maka semakin kecil persentase penduduk yang lulus pada level

pendidikan tersebut.

Secara umum penduduk di Kabupaten Sorong masih memiliki tingkat pendidikan

yang rendah. Hal ini terlihat pada besarnya persentase penduduk yang berpendidikan

SD ke bawah. Lebih dari separuh penduduk berusia 10 tahun ke atas di Kabupaten

Sorong berpendidikan SD ke bawah (yang memiliki ijazah SD dan yang tidak

mempunyai ijazah). Persentase penduduk yang berpendidikan SD mengalami

kenaikan dari 25,90 persen pada tahun 2011 menjadi 29,19 persen pada tahun 2012.

Tabel 2.17 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut

Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Sorong Tahun 2010 - 2012

Tahun

Ijazah/STTB tertinggi yang Dimiliki

Tidak Mempunyai

Ijazah

SD SLTP SLTA Perguruan

Tinggi Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2010 33,55 25,00 18,42 17,93 5,10 100,00

2011 30,82 25,90 18,62 19,24 5,44 100,00

2012 27,82 29,19 19,08 20,29 3,63 100,00

Gambar

Gambar 2.1  Piramida Penduduk Kabupaten Sorong Tahun 2012
Gambar 2.2 Rasio Ketergantungan menurut Jenis Kelamin
Gambar 2.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Sorong
Grafik 2.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yusuf (2003:95) menyatakan, pendekatan multisensori mendasarkan pada asumsi bahwa anak akan dapat belajar dengan baik apabila materi pengajaran disajikan

Memberikan teguran/sanksi kepada pejabat perbendaharaan Satker yang terlambat dalam menyelesaikan tagihan sesuai waktu yang telah ditentukan. Membuat SPM per output dalam satu

Tahapan penelitian akan dimulai dari tahapan pengumpulan data, mendefinisikan strukur data pada basis data alumni, implementasi SQL menggunakan driver MySQL.Tujuan

2 Hasil yang didapatkan pada peneliian ini adalah : (1) Karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Taman Rekreasi Pantai Kartini sebagian besar berasal dari

Analisis stabilitas lereng dilakukan pada dengan terasering pada berbagai kondisi lereng, yaitu dengan variasi kemiringan lereng, kondisi tanah (nilai c dan � ), dan lebar

Chaos yang digunakan memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap kunci dekripsi yang digunakan. Artinya, jika terjadi perubahan pada kunci yang digunakan untuk melakukan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 28 ayat (3) Undang- Undang Nomor 14 Tahun

Sejarah perkembangan komputer generasi kelima adalah komputer yang kita gunakan sekarang ini dimana pada generasi ini ditandai dengan munculnya: LSI