Pertemuan 1
Sistem Bilangan Real dan Fungsi
1.1Pendahuluan
Pada pertemuan pertama ini, kita akan membahas konsep-konsep dasar yang perlu
diketahui untuk mempelajari Kalkulus. Beberapa materi yang dibahas, antara lain: sistem
bilangan real, fungsi, dan trigonometri.
1.2Sistem Bilangan Real
Pada subbab ini, kita akan membahas tentang bilangan real, interval, dan nilai
absolut.
1.2.1 Bilangan real
Banyak contoh kasus dalam Kalkulus didasarkan ada sistem bilangan real. Bilangan
real adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai desimal, seperti:
⁄ ⁄ √
Tanda memperlihatkan bahwa barisan digit desimal terus berlanjut, seterusnya.
Sistem bilangan real adalah sistem bilangan yang terdiri atas bilangan-bilangan real,
dan dinotasikan sebagai . Sifat-sifat sistem bilangan real dapat dibedakan dalam tiga
kategori, yakni sifat aljabar, sifat urutan, dan completeness.
Sifat aljabar menyatakan bahwa sistem bilangan real dapat ditambah, dikurang,
dikali, dan dibagi (kecuali oleh 0) untuk menghasilkan lebih banyak bilangan real.
Sifat urutan dari bilangan real memungkinkan kita untuk membandingkan nilai dari
dua bilangan real. Berikut beberapa contoh aturan yang dapat diturunkan berdasarkan sifat
Secara geometri, kita juga dapat membayangkan bilangan-bilangan real dengan
menaruhnya dalam satu garis lurus. Sifat completeness menyatakan bahwa terdapat cukup
bilangan real untuk mengisi seluruh garis bilangan real, tanpa lubang atau jarak sama sekali.
Banyak teorema Kalkulus yang gagal jika sistem bilangan real-nya tidak complete.
Terdapat beberapa himpunan bagian bilangan real, seperti bilangan asli, bilangan
bulat, dan bilangan rasional/ pecahan. Bilangan rasional lebih tepatnya adalah bilangan real
dimana bentuk desimalnya, berhenti ( ) atau berulang (
̅̅̅̅). Bilangan real yang tidak berbentuk rasional disebut bilangan irasional. Contohnya
seperti: √ .
Suatu himpunan adalah kumpulan obyek-obyek yang disebut sebagai elemen dari
himpunan tersebut. Jika merupakan suatu himpunan, notasi menyatakan bahwa
merupakan anggota himpunan , dan menyatakan bukan anggota himpunan .
Jika dan adalah himpunan, maka menyatakan gabungan kedua himpunan tersebut
dan menyatakan irisan kedua himpunan tersebut. Himpunan kosong adalah
himpunan yang tidak memiliki anggota sama sekali, dan dinotasikan sebagai .
1.2.2 Interval
Himpunan bagian dari garis bilangan disebut suatu interval jika terdiri atas minimal
dua bilangan dan mengandung seluruh bilangan real diantara dua elemennya. Sebagai
contoh, himpunan bilangan real sehingga merupakan suatu interval, demikian
pula himpunan seluruh sedemikian sehingga . Namun himpunan seluruh
bilangan real tak nol bukan merupakan suatu interval karena 0 tidak ada, sehingga
Gambar 1.1 Jenis-jenis interval
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.4)
Contoh 1.1 Ketidaksamaan
Selesaikan ketidaksamaan berikut dan tentukan himpunan solusinya.
a.
b.
Jawaban
a.
kurangkan kedua sisi dengan 3
kurangkan kedua sisi dengan
bagi kedua sisi dengan
Himpunan solusinya adalah interval terbuka ( ).
b.
kali kedua sisi dengan 2
tambahkan kedua sisi dengan
kurangkan kedua sisi dengan
bagi kedua sisi dengan 5
1.2.3 Nilai absolut
Nilai absolut dari suatu bilangan , dinotasikan dengan | | dan didefinisikan sebagai
| | {
Selesaikan persamaan dan ketidaksamaan yang melibatkan nilai absolut berikut.
Solusi dari | | adalah dan .
b. | | berdasar sifat 6
kurangkan dengan
kali dengan
kali silang
Solusi dari | | adalah interval terbuka ( ).
1.3Garis, Lingkaran, dan Parabola
Pada subbab ini akan dibahas tentang koordinat, garis, jarak, lingkaran, dan parabola
dalam suatu bidang.
1.3.1 Koordinat Kartesius
Gambar 1.2 Koordinat Kartesius
(Thomas’s Calculus, 11th ed)
Sistem koordinat Kartesius didasarkan pada nama matematikawan abad 16 yakni
Rene Descartes. Sistem koordinat ini terdiri atas dua garis yang saling tegak lurus yang
disebut sumbu koordinat. Titik merupakan pasangan koordinat dan terletak di pasangan
berurutan ( ). Bilangan pertama adalah koordinat- (atau absis) dari , sementara
Sumbu koordinat Kartesius membagi bidang menjadi empat daerah atau kuadran,
yang dinomori berlawanan arah jarum jam.
Gambar 1.3 Kuadran dalam koordinat Kartesius
(Thomas’s Calculus, 11th ed)
1.3.2 Increment dan garis lurus
Saat suatu partikel bergerak dari satu titik ke titik lainnya dalam bidang, terjadi
perubahan nilai koordinatnya yang disebut increment. Jika berubah dari ke , increment dari adalah
.
Contoh 1.3 Increment
Tentukan increment dalam koordinat dan dari titik ( ) ke titik ( )!
Jawaban
, ( ) .
Diberikan dua titik ( ) dan ( ) dalam bidang koordinat. Sembarang
garis tidak vertikal dalam bidang memiliki sifat perbandingan berikut:
disebut sebagai kemiringan (slope) dari garis tidak vertikal . Sebuah garis dengan
slope positif naik ke kanan, garis dengan slope negatif turun ke kanan. Semakin besar nilai absolut dari slope, makin terjal kenaikan atau penurunannya. Slope untuk garis vertikal tidak
terdefinisikan, karena untuk garis vertikal adalah 0.
Kita dapat menentukan persamaan garis lurus yang melalui titik ( ) dan
Contoh 1.5 Menemukan slope dan -intercept
Garis yang saling paralel memiliki sudut kemiringan yang sama, sehingga memiliki
Jawaban
eksterior lingkaran terdiri atas titik-titik ( ) yang memenuhi
( ) ( )
terdiri atas seluruh kemungkinan nilai masukan disebut domain fungsi. Himpunan seluruh nilai dari ( ) dimana disebut range dari fungsi. Range fungsi bisa saja tidak mencakup seluruh elemen dalam himpunan . Dalam Kalkulus, persamaan fungsi kerap
Sebuah fungsi juga dapat digambarkan sebagai suatu diagram panah. Setiap anak
panah menghubungkan suatu elemen dari domain ke elemen tunggal di himpunan .
Gambar 1.4 Sebuah fungsi dari himpunan ke himpunan
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.20)
Cara lain untuk menggambarkan fungsi adalah melalui grafiknya. Jika adalah suatu
fungsi dengan domain , grafiknya terdiri atas titik-titik dalam bidang Kartesius yang koordinatnya merupakan pasangan input-output dari . Dalam notasi himpunan, grafiknya adalah
{( ( ))| }
Contoh 1.8 Grafik fungsi
Grafik dari suatu populasi lalat buah diperlihatkan dalam gambar berikut.
a. Temukan populasinya setelah 20 dan 30 hari.
b. Berapakah perkiraan range fungsi populasi tersebut terhadap interval waktu
?
Gambar 1.5 Grafik fungsi populasi lalat buah terhadap waktu
(Thomas’s Calculus, 11th
Jawaban
a. Dari gambar 1.5 di atas, dapat dilihat bahwa nilai populasi pada 20 hari adalah
( ) . Demikian pula, ( ) kira-kira sekitar 260.
b. Range dari fungsi populasi terhadap kira-kira adalah [ ]. Dapat dilihat pula bahwa populasinya makin mendekati nilai saat waktunya
bertambah besar.
Tidak semua kurva grafik merupakan sebuah fungsi. Sebuah fungsi hanya dapat
memiliki satu nilai ( ) untuk setiap dalam domainnya, sehingga tidak ada garis vertikal
yang dapat menyinggung grafik sebuah fungsi lebih dari satu kali.
Gambar 1.6 Grafik lingkaran (a) bukan fungsi, grafik (b) dan (c) merupakan fungsi
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.24)
Terkadang suatu fungsi dideskripsikan dengan menggunakan beberapa rumus
berbeda pada bagian berbeda domainnya. Misalnya fungsi nilai absolut,
| | {
Fungsi seperti demikian disebut sebagai fungsi piecewise.
1.5Identifikasi Fungsi
Terdapat beberapa jenis fungsi yang kerap dijumpai dalam Kalkulus, seperti fungsi
linear, fungsi pangkat, polinomial, fungsi rasional, fungsi aljabar, fungsi trigonometri, fungsi
eksponensial, fungsi logaritma, fungsi transcendental.
Suatu fungsi dengan bentuk ( ) , untuk konstanta dan , disebut sebagai
fungsi linear.
Gambar 1.7 Kumpulan garis memiliki slope dan seluruh garis melalui titik pusat
(Thomas’s Calculus, 11th ed, p.28)
Fungsi pangkat (power)
Sebuah fungsi ( ) , dimana suatu konstanta, disebut sebagai fungsi pangkat.
Terdapat beberapa kasus yang perlu diperhatikan.
a. , bilangan bulat positif
Gambar 1.8 Grafik dari ( ) , untuk
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.29)
Gambar 1.9 Grafik dari ( ) , untuk (a) , dan (b)
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.29)
c. a
Gambar 1.10 Grafik dari ( ) , untuk a
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.30)
Polinomial
Sebuah fungsi disebut sebagai polinomial jika
dimana adalah bilangan bulat nonnegative dan bilangan merupakan konstanta real (disebut koefisien polinomial). Semua polinomial memiliki domain ( ). Jika koefisien pertama dan , maka disebut sebagai derajat polinomial.
Gambar 1.11 Contoh grafik polinomial
(Thomas’s Calculus, 11th ed, p.30)
Fungsi rasional
Fungsi rasional merupakan pecahan atau rasio dari dua polinomial
( ) ( ) ( )
Gambar 1.12 Contoh grafik fungsi rasional
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.31)
Fungsi aljabar
Fungsi aljabar merupakan sebuah fungsi yang dibangun dari polinomial-polinomial dengan
menggunakan operasi aljabar (tambah, kurang, kali, bagi, dan akar). Fungsi rasional
merupakan contoh khusus dari fungsi aljabar.
Gambar 1.13 Contoh grafik fungsi aljabar
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.32)
Fungsi trigonometri
Fungsi trigonometri akan dibahas lebih lanjut di akhir bab ini.
Fungsi eksponensial
Fungsi dengan bentuk ( ) , dimana dan disebut sebagai fungsi
Gambar 1.14 Contoh grafik fungsi eksponensial
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.32)
Fungsi logaritma
Fungsi dengan bentuk ( ) , dimana dan merupakan konstanta positif,
disebut sebagai fungsi logaritma. Fungsi ini merupakan invers dari fungsi eksponensial,
dimana domain fungsi adalah ( ) dan range adalah ( ).
Gambar 1.15 Contoh grafik fungsi logaritma
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.33)
Fungsi transcendental
Fungsi ini merupakan fungsi yang tidak termasuk fungsi aljabar, seperti trigonometri, invers
trigonometri, eksponensial, logaritma, dan fungsi-fungsi lainnya.
1.6Operasi Fungsi
Seperti halnya bilangan, fungsi juga memiliki operasi-operasi, seperti penjumlahan,
fungsi baru. Jika dan merupakan fungsi, maka untuk setiap yang berada dalam domain
dan (yakni, ( ) ( )), maka
( )( ) ( ) ( )
( )( ) ( ) ( )
( )( ) ( ) ( )
Untuk sembarang nilai di ( ) ( ) dimana ( ) , dapat didefinisikan fungsi
( )( ) ( ) ( )
Fungsi juga dapat dikalikan dengan konstanta. Jika suatu bilangan real, maka fungsi
didefinisikan untuk seluruh dalam domain fungsi dengan
( )( ) ( )
Contoh 1.9 Operasi fungsi
Fungsi yang didefinisikan oleh rumus
( ) √ dan ( ) √
memiliki domain ( ) [ ) dan ( ) ( ]. Titik-titik yang berada dalam domain ini adalah titik-titik
[ ) ( ] [ ]
Operasi fungsi yang dapat berlaku untuk kedua fungsi di atas:
( )( ) √ √ domain [ ]
( )( ) √ √ domain [ ]
( )( ) √ √ domain [ ]
( )( ) ( ) ( ) √ ( ) domain [ ]
( ) ( ) ( ) √ √ √ domain ( ].
Pada subbab ini akan dibahas dasar-dasar fungsi trigonometri. Fungsi trigonometri
penting karena sifatnya yang berulang dan dapat memodelkan banyak proses alami yang
berulang.
1.7.1 Ukuran radian
Ukuran radian dari sudut di titik pusat sebuah lingkaran sama dengan panjang
busur yang dipotong oleh dari lingkaran tersebut. Gambar berikut memperlihatkan
bahwa merupakan panjang busur yang dipotong dari sebuah lingkaran dengan
Gambar 1.16 Ukuran radian dari sudut adalah panjang dari busur pada lingkaran
dengan pusat di
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.48)
Rumus konversi dari derajat ke radian:
1.7.2 Trigonometri
Gambar 1.17 Rasio trigonometri
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.50)
Enam fungsi trigonometri dasar, antara lain sebagai berikut.
Gambar berikut memperlihatkan beberapa nilai fungsi trigonometri.
Gambar 1.18 Nilai untuk nilai tertentu
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.51)
Gambar 1.19 Aturan CAST
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.51)
1.7.3 Fungsi periodik, identitas, dan hukum Cosinus
Sebuah fungsi dikatakan periodik jika terdapat bilangan positif sedemikian
sehingga ( ) ( ) untuk setiap nilai dari . Nilai terkecil dari adalah periode dari
.
Gambar 1.20 Segitiga siku-siku
(Thomas’s Calculus, 11th
Koordinat suatu titik ( ) dalam sebuah bidang dapat dinyatakan sebagai jarak
dari titik pusat dan sudut yang dibentuk ruas garis dengan sumbu- positif. Karena
dan , maka
Bila , dengan menerapkan teorema Pythagoras diperoleh persamaan
Dengan membagi persamaan di atas, baik terhadap maupun ,
diperoleh
Rumus berikut juga berlaku untuk seluruh besar sudut dan .
( )
Gambar 1.21 Kuadrat dari jarak antara dan menghasilkan hukum cosinus
(Thomas’s Calculus, 11th
ed, p.54)
Jika dan adalah sisi-sisi segitiga dan adalah sudut lawan dari , maka
Persamaan di atas dikenal sebagai hukum Cosinus. Hukum ini memperumum teorema