• Tidak ada hasil yang ditemukan

262121716 Proposal Penelitian Pola Asuh 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "262121716 Proposal Penelitian Pola Asuh 2014"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN

PENELITIAN DOSEN PEMULA

HUBUNGAN POLA ASUH (PEMBERIAN ASI DAN STATUS GIZI) DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 0 – 36 BULAN

DI PUSKESMAS SULI

TIM PENGUSUL

Ketua Peneliti Warda, S.ST.,M.Kes

NIDN: 0911116304

Anggota Peneliti

Ns. Dian Setya Budi, S.Kep.,M.Kep NIDN: 1120018001

AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING PEMDA LUWU APRIL, 2014

(2)
(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PEN GESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

RINGKASAN PENELITIAN ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 5

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep dan Teori ... 9

1. Tinjauan Umum tentang Pola Asuh ... 10

2. Tinjauan Umum tentang Motorik Kasar ... 13

B. Kerangka Konsep ... 14

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ... 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 17

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 17

C. Populasi dan Sampel ... 17

D. Metode Pengumpulan Data ... 18

E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ... 18

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN A. Biaya Penelitian ... 20

B. Jadwal Penelitian ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... 22

LAMPIRAN 1 Justifikasi Anggaran Penelitian ... 23

LAMPIRAN 2 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ... 24

(4)

RINGKASAN

Penelitian ini mengeksplorasi Pola asuh anak yang di berikan oleh orang tua kepada anak –anaknya. Pola asuh adalah kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan yang berdampak luas pada kehidupan seluruh anggota keluarga yang menjadi dasar penyediaan pengasuhan yang tepat dan bermutu pada anak termasuk pengasuhan makanan bergizi (Depkes RI, 2000).

Tujuan penelitian ini secara khusus adalah: (1) Untuk mengetahui gambaran pemberian Asi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli Kabupaten Luwu. (2) Untuk mengetahui gambaran status gizi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli Kabupaten Luwu. (3) Untuk menganalisis hubungan Pola Asuh (Pemberian Asi dan status gizi) dengan perkembangan motorik kasar anak 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli Kabupaten Luwu.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk kuantitatif menggunakan pendekatan tipe cross sectional yang merupakan salah satu jenis studi observasi yang dilakukan pada semua subjek untuk variabel, tetapi tiap subjek hanya diobservasi satu kali, dan faktor risiko serta efek diukur menurut keadaannya. Instrumen berupa angket terlebih dahulu di uji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yakni analisis univariat dengan mendeskripsikan semua variabel bebas dan terikat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi, Setelah itu dilakukan analisis bivariat untuk melihat distribusi frekuensi (tabulasi silang) variabel bebas dan terikat. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang bermakna antara variabel bebas dan terikat menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment (apabila data pada variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal). Untuk mengolah data digunakan perangkat lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.

Luaran penelitian ini adalah: (1) jurnal ilmiah ber-ISSN yang akan didistribusikan pada tempat pelayanan kesehatan, dan Sekolah menengah Atas; (2) hasil penelitian ini juga akan diterbitkan dalam bentuk buku ber-ISBN sebagai bagian penting dari publikasi ilmiah; (3) rekomendasi penelitian akan disampaikan kepada pemangku kebijakan kesehatan di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan, sehingga dapat memaksimalkan perannya dalam mengantisipasi pola asuh yang lebih baik.

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah SWT untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan

penyakit. Keseimbangan Air Susu Ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki

bentuk paling baik pada tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat

kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan

perkembangan system syaraf. Makan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan

teknologi masa kini tidak menandingi keunggulan Air Susu Ibu.

Perkembangan Motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmani melaluin

kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Yang dapat dicapai oleh

seorang anak apabila anak mendaptkan asupan makanan yang cukup kualitas gizinya, hal ini

terdapat dalam ASI. Anak terganggu perkembangan motorik kasar apabila ibu tidak

memberikan ASI Eksklusif kepada bayi. Hal ini akan menjadi beban keluarga, anak tidak

mampu mandiri, bahkan mungkin tidak dapat diterima dalam lingkungan social.

Proses tumbuh-kembang merupakan proses utama, dan merupakan sesuatu yang

penting bagi anak. Untuk dapat tumbuh kembang dengan baik, sesorang anak harus

terpenuhi kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan fisik, emosi, dan stimulasi Telah disadari

pemberian ASI secara eksklusif untuk 4-6 bulan pertama kehidupan sangat menunjang

kebutuhan tersebut. Sebagai sumber gizi bagi bayi, ASI memiliki sifat unggul karena

mengandung protein, lemak, laktosa, vitamin, dan mineral dengan komposisi yang sangat

sempurna. Disamping itu salah satu keunggulan ASI yang tidak terdapat pada susu botol

adalah kandungan antibody yang bersifat protektif terhadap infeksi yang menyerang

bayi.(Yanwirasti,2003:15).

Salah satu langkah awal penting untuk mewujudkannya adalah pemberian

makanan pertama dengan kualitas dan kuantitas optimal. Soalnya gangguan gizi pada

pertumbuhan bayi dapat menghambat pertumbuhan otak, yang tentu berpengaruh pada

kecerdasan bayi. Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas

bila diberi Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada 4-6 bulan pertama kehidupannya. ASI

(6)

pada bayi. Bayi tak mendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air

the, air putih, juga tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit,

bubur nasi, tim.(Soetjiningsih,1995:20)

Ada dua factor yang mempengaruhi kecerdasan. Yang pertama adalah faktor

genetik atau bawaan dari orang tua.Faktor lain adalah factor lingkungan.Faktor ini akan

menunjang apakah factor genetic bias berkembang optimal. Berbeda dengan factor genetic

yang tidak dapat direkayasa, Faktor lingkungan punya banyak sisi yang dapat

dimanipulasi.Secara garis besar ada tiga jenis factor lingkungan yang dapat mempengaruhi

perkembangan kecerdasan.Diantaranya pertumbuhan fisik biomedis otak.Untuk ini, nutrisi

berperan sangat penting. Makanan dengan kualitas kadar gizi dan kuantitas yang optimal

akan mendukung pertumbuhan otak yang optimal pula. Kata cerdas selalu diasosiasikan

dengan otak, salah satufactor organ paling penting.(Soetjiningsih,1995:25)

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, Sumatera Utara 13,5 % mengalami kasus

gizi kurang dan 7,8 % gizi buruk dan menjadi peringkat ke-8 dari 33 provinsi di Indonesia

dengan status gizi buruk (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian

Kesehatan 2010).

Kurang pengetahuan ibu tentang pemberian makanan terjadi karena banyak tradisi dan

kebiasaan seperti penghentian penyusuan lebih awal dari 2 tahun, anak kecil hanya

memerlukan makanan sedikit dan pantangan terhadap makanan, ini merupakan faktor

penyebab masalah gizi di masyarakat (Depkes RI, 2004).

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2009

prevalensi gizi buruk (4,4 %), gizi kurang (18,8 %) dari jumlah balita 1,6 juta jiwa. Di

Kabupaten Luwu tahun 2009 melalui hasil Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) prevalensi

gizi buruk dan gizi kurang sebesar 1,25 % dan 9,73 % (Profil Dinkes Sulsel, 2009).

Berdasarkan survei awal peneliti di Puskesmas Suli (2013), menunjukkan bahwa

sebagian besar masyarakat kecamatan Suli memiliki jenis pekerjaan sebagai petani. Pada

umumnya ibu-ibu ikut membantu suami bekerja di ladang dan ada juga ibu bekerja sebagai

buruh tani harian yang intensitas waktu mengasuh anak kurang, dan rata-rata ibu

(7)

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pola

asuh dan status gizi anak usia 0-36 bulan di di Wilayah Kerja Puskesmas Suli Kabupaten

Luwu.

Kebahagiaan dan kebanggaan tidak terkira dirasakan ibu jika berhasil menyusui

bayinya. Sebab Air Susu Ibu merupakan makanan yang sempurna bagi bayi. Kunci

kesuksesan menyusui adalah rasa cinta, ketekunan, kesabaran, percaya diri, disertai

penerapan manajemen laktasi yang baik. Walaupun keunggulan dan manfaat ASI dalam

menunjang kelangsungan hidup bayi sudah terbukti, namun kenyataan belum diikuti

pemanfaatan secara optimal oleh ibu bahkan ada kecenderungan makin banyak ibu yang

tidak memberikan ASI Ekslusif khususnya di Puskesmas Wara Utara Kecamatan Wara Utara

Kota Palopo. Perkembangan motorik kasar anak usia 06-24 bulan berhubungan dengan

pemberian ASI Eksklusif. Atas dasar hal tersebut diatas maka peneliti meras tertarik

melakukan penelitian sejauhmana hubungan antara lama pemberian ASI Eksklusif dengan

perkembangan motoric kasar pada anak umur 06-24 bulan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan diatas maka dibuatlah rumusan

masalah sebagai berikut: “Bagaimana hubungan antara Pola Asuh (Pemberian ASI dan status

gizi) dengan Perkembangan Motorik Kasar anak usia 0 - 36 bulan di Puskesmas Suli ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pola asuh Pemberian Asi dan status gizi) Dengan

perkembangan motorik kasar pada anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli

Kabupaten Luwu.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pemberian Asi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Suli Kabupaten Luwu..

b. Untuk mengetahui gambaran status gizi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Suli Kabupaten Luwu..

c. Untuk menganalisis hubungan Pola Asuh (Pemberian Asi dan status gizi) dengan

perkembangan motorik kasar anak 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli

(8)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi petugas kesehatan (Puskesmas) setempat

mengenai gambaran pola asuh dan status gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Suli

Kabupaten Luwu dalam melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan refrensi bagi perpustakaan AKPER Sawerigading Pemda Luwu dan

penelitian selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan gambaran pada masyarakat tentang pola asuh yang nantinya dapat diketahui

bagaimana pola asuh yang baik untuk anak usia 0-36 bulan sehingga status gizi yang baik

pada anak dapat tercapai.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan pola asuh ibu dengan status gizi anak

(9)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Pustaka

1. Pola Asuh Anak

Manusia membutuhkan pengasuhan sejak bayi sampai usia anak sampai menjadi

lebih dewasa (Giddens, 1993 dalam Astuti dkk, 2003). Manusia tidak akan bertahan

hidup tanpa orang tua yang telah disosialisasikan untuk mengasuh. Calon ibu diajak

memelihara anak dan menerapkan berdasar pola yang diterima melalui sosialisasi

sebelumnya ( Goode, 2002).

Yang dimaksud dengan pola pengasuhan anak adalah sikap dan perilaku ibu atau

pengasuh lain dalam kedekatannya dengan anak. Memberikan makan, menyusui,

merawat, menjaga kebersihan, member kasih sayang, dan sebagainya. Kesemuanya

berhubungan dengan keadaan ibu dalam kesehatan(fisik dan mental), status gizi,

pendidikan, pengetahuan tentang pengasuhan anak ( Soekirman, 2000).

Pola asuh anak adalah kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan yang

berdampak luas pada kehidupan seluruh anggota keluarga yang menjadi dasar penyediaan

pengasuhan yang tepat dan bermutu pada anak termasuk pengasuhan makanan bergizi

(Depkes RI, 2000).

Pada dasarnya orang tua mengetahui bahwa pengasuhan anak merupakan salah satu

kewajiban orang tua. Namun tidak semua orang tua terampil dalam mengasuh anak.

Demikian halnya, tidak semua orang tua mengetahui luas dan kedalaman dimensi

pengasuhan anak. Ada variasi dalam hal pengetahuan dan ketrampilan orang tua dalam

pengasuhan anak.

a. Praktik Pemberian Makanan

1) Pemberian Air Susu Ibu ( ASI ) dan Makanan Pendamping pada Anak

Pemberian makanan balita bertujuan untuk mendapat zat gizi yang

diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh. Zat gizi berperan

memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk melaksanakan kegiatan

sehari-hari, dalam pengaturan makanan yang tepat dan benar merupakan kunci

pemecahan masalah (Suharjo, 2003).

(10)

a) Untuk mendapat zat gizi yang diperlukan tubuh dan digunakan oleh tubuh.

b) Untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh.

c) Zat gizi berperan dalam memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk

melaksanakan kegiatan sehari-hari.

d) Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi pada balita diperlukan

adanya prilaku penunjang dari para orang tua, ibu atau pengasuhan dalam

keluarga.

e) Selalu memberikan makanan bergizi yang seimbang kepada balita (Suharjo,

2003).

Air susu ibu merupakan makanan pokok yang terbaik bagi bayi. Bila ibu

dan bayi sehat, ASI hendaknya cepat diberikan. ASI diproduksi pada 1-5 hari

pertama dinamakan kolostrum, yaitu cairan kental berwarna kekuningan.

Kolostrum mengandung lebih banyak antibodi, protein, mineral dan vitamin A.

Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat. ASI eksklusif

adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti

pisang, pepaya, bubur susu, biskuit dan tim.

Pertumbuhan anak usia 1-3 tahun tidak sama dengan masa bayi, tetapi pada

masa ini aktifitasnya lebih banyak. Golongan ini sangat rentan terhadap penyakit

dan gizi dan infeksi. Syarat makanan yang harus diberikan adalah makanan yang

mudah dicerna dan tidak merangsang (tidak pedas) dengan jadwal pemberian

makanan sama yaitu 3 kali makanan utama (pagi, siang, malam) dan 2 kali

makanan selingan (diantara 2 kali makanan utama). Jenis jumlah dan frekuensi

makan pada bayi dan anak balita, hendaknya diatur sesuai dengan perkembangan

usia dan kemampuan organ pencernaannya (Depkes RI, 2006).

Hasil penelitian Sarasani (2005) menyatakan bahwa anak yang mempunyai

praktik pemberian makanan yang baik lebih banyak ditemukan anak dengan status

gizi baik.

Pada anak usia 1-3 tahun anak bersifat konsumen pasif. Makanannya

tergantung pada apa yang disediakan ibu. Gigi susu telah tumbuh, tetapi belum

(11)

hendaknya sudah diarahkan untuk mengikuti pola makan orang dewasa (As’ad,

2002).

Tabel 2.1. Pengukuran Makanan Balita Umur

ASI Disesuaikan dengan kebutuhan

ASI di berikan setiap anak

menangis siang atau malam hari

makin sering makin baik

Min 6 kali

1 piring ukuran sedang

Min 6 kali

(12)

Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi dalam satu hari beragam

dan mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur sesuai dengan

kebutuhan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derajat kesehatan dan tumbuh

kembang balita yang optimal (Direktorat Gizi Masyarakat, 2000).

Zat gizi yang dibutuhkan balita adalah :

a) Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang terdiri dari dua jenis yaitu

karbohidrat sederhana (gula pasir dan gula merah) sedangkan karbohidrat

kompleks (tepung, beras, jagung, gandum)

b) Protein untuk pertumbuhan, terdapat pada ikan, susu, telur, kacang-kacangan,

tahu, dan tempe.

c) Lemak terdapat pada margarin, mentega, minyak goreng, lemak hewan atau

lemak tumbuhan.

d) Vitamin adalah zat-zat organik yang kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah

sangat kecil dan pada umumnya dapat dibentuk oleh tubuh.

(1) Vitamin A untuk pertumbuhan tulang, mata, dan kulit juga mencegah

kelainan bawaan, vitamin terdapat dalam susu, keju, mentega, kuning

telur, minyak ikan, dan sayuran dan buah-buahan segar (wortel, pepaya,

mangga, daun singkong, daun ubi jalar).

(2) Vitamin B untuk menjaga sistem susunan saraf agar berfungsi normal,

mencegah penyakit beri-beri dan anemia, vitamin ini terdapat di dalam

nasi, roti, susu, daging, dan tempe.

(3) Vitamin C berguna dalam pembentukan integritas jaringan dan

peningkatan penyerapan zat besi, untuk menjaga kesehatan gusi, banyak

terdapat mangga, jeruk, pisang, nangka.

e) Mineral berguna untuk menumbuhkan dan memperkuat jaringan serta

mengatur keseimbangan cairan tubuh.

(1) Zat besi, berguna dalam pertumbuhan sel-sel darah merah yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan, zat ini terdapat dalam daging, ikan, hati

ayam.

(2) Kalsium berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi zat ini terdapat

(13)

(3) Yodium berguna untuk menyokong susunan saraf pusat berkaitan dengan

daya pikir dan mencegah kecacatan fisik dan mental. Zat ini terdapat

dalam rumput laut, dan sea food (Widjaja, 2007).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah hal yang menarik untuk dipelajari.

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi

saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan and perkembangan.

Pertumbuhan (growth) berkitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bias diukur dengan ukuran

berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan

metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh),(irawan,2002:12)

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil dan

proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya perubahan dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ, dan system organ yan berkembang sedemikian rupa sehingga

masing-masing memiliki fungsi spesifik. Perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku

sebaagai hasil interaksi dengan lingkungan juga merupakan karakteristik adanya

perkembangan. (Kartika, diakses 20 Desember 2011).

Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap orang berbeda-beda, hal ini

disebabkan banyak factor yang mempengaruhinya, baik factor yang tidak dapat

dirubah/dimodifikasi yaitu factor keturunan maupun factor yang dapat dirubah/dimodifikasi

yaitu factor lingkungan.

3. Perkembangan Motorik

Perkembangan motoric berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmani

melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan oto yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut

berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum

perkembangan tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya (Hurlock,2006 : 165).

Akan tetapi, kondisi ketidakberdayaan tersebut berubah cepat selama 4 atau 5 tahun

pertama pasca lahir, anak dapat mengendalikan gerakan yang asar. Gerakan tersebut

melibatkan bagian badan yang luas yang diginakan dalam berjalan, berlari, melompat,

(14)

mengendalikan koordinasi yang lebih baik yang melibatkan kelompok otot kecil yang

digunakan menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis dan menggunakan

alat.(Staff pengajar FKUI, 2002:145)

Seandainya tidak ada gangguan lingkungan atau fisik atau hambatan mental yang

mengganggu perkembangan motoric, secara normal anak berumur 6 tahun akan siap

menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam kegiatan bermain

teman sebaya. Masyarakat mengaharapakan yang seperti itu pada anak. Seandainya tidak

ada gangguan kepribadian yang menghambat, anak yang memilki sifat yang sesuai dengan

harapan masyarakat akan melakukan penyesuaian social dan pribadi yang baik. Sebaliknya,

dalam diri anak dapat menyesuaikan diri dengan harapan masyrakat, akan berkembang

perasaan tidak mampu yang akan melemahkan semangat mereka untuk mencoba

mempelajari apa yang dilakukan teman sebaya mereka. (Arifin, diakses 20 Februari 2012)

Penelitian yang dilaksanakan oleh nurcahyani disemarang tentang hubungan

pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan keterampilan makan Bayi usia 6-12 bulan,

hasil yang diperoleh total sampel 69 bayi, terdapat 23 bayi yang mendapat ASI eksklusif

selama = 4 bulan dan 46 bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Reata pemberian ASI

eksklusif selama 2,31 bulan. Pemberian ASI eksklusif paling lama pada ibu dengan

pendidikan sedang. Perkembangan motoric halus, motoric oral pada penelitian ini memilki

kisaran umur yang luas. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok bayi

mendapat ASI eksklusif dengan perkembangan keterampilan makan pada usia 6 bulan, 9

bulan, dan 12 bulan. Pada usia 12 bulan didapatkan semua bayi mempunyai keterampilan

makan sesuai umur. (Depkes RI, 2001).

a. Keterampilan Motorik

Dalam keterampilan motoric terkoordinasi yang baik, otot yang lebih kecil

memainkan peran yang besar, dalam mendefenisikan keteampilan. Cronbach:

keterampilan dapat diuraikan dengan kata seperti otomatuk, cepat dan akurat. Meskipun

demikian, adalah keliru mengnggap keterampilan sebagai tindakan tunggal yang

sempurna setiap pelaksnaan sesuatu yang terlatih, walaupun hanya menulis huruf a,

merupakan suatu rangkaian koordinasi berates-ratus oto yang rumit yang melibatkan

(15)

Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berkembang menjadi kebiasaan,

Hilgrad dkk, melukiskan kebiasaan sebagai bentuk berulang dengan cepat lancer,

tersusun dari pola gerakan yang dapat dikenal, umumnya seseorang kurang

memperhatikan rincian kegiatan kebiasaannya, relative otomatis, pola gerakan gerakan

yang berulang, khususnya sebagaimana gerakan terampil. (Budi, diakses 20 Februari

2012)

Setelah anak dapat mengendalikan gerakan tubuh secara kasar mereka siap untuk

mulai mempelajari keterampilan. Keterampilan tersebut didasarkan pada waktu lahir

telah mengubah aktivitas acak yang tidak berarti pada saat lahir,menjadi gerakan

terkoordinas. Seperti contoh pada waktu kematangan otot tangan mengahasilkan

kemampuan menggenggam dan memegang benda, anak siap mempelajari keterampilan

makan sendiri menggunakan sendok. Demikian juga, pada waktu kematangan oto

mengahsilkan kemampuan berjalan berarti anak telah siap belajar meluncur, melompat

tinggi dan melompat jauh. (Menkoksra,diakses 20 Desember 2011).

b. Beberapa ketermapilan motorik yang umu pada masa kanak-kanak

Karena pengalaman belajar dan harapan orang dewasa yang serupa, biasanya

diantara semua anak dalam kebudayaan tertentu ditemukan beberapa keterampilan

motorik yang sifatnya umum, sebagai contoh, dalam kebudayaan kita semua anak

diaharapkan mempelajari keterampilan tersebut yang kira-kira sama saat anak yang lain

mempelajarinya. Keterampilan tersebut merupakan perkembangan (developmental task)

1) Keterampilan Tangan

Pengendalian otot tangan, bahu, dan pergelangan tangan meningkat dengan cepat

selama kanak-kanak. Dari ketermapilan masa kanak-kanak yang banyak itu, yang

paling luas ditelaah adalah keterampilan utunk makan, berpakaian, merawat diri

sendiri, menulis, menjiplak, menangkap dan melempar bola, serta konstruksi rumit

semua telaah tersebut menggunakan kelompok anak yang cukup besar dan telah

menggunakan periode yang lama untuk menghasilkan ketentuan pada umur berapa

dikuasainya keterampilan yang berbeda dan untuk menunjukan apakah serupa pola

pengguasaan bagi sebagian besar anak. Sebagai ilustrasi akan digunakan 2 bidang

keterampilan yakni keterampilan makan sendiri serat keterampilan menangkap dan

(16)

2) Keterampilan Kaki

Setelah anak berumur 18 bulan, perkembangan motorik pada kaki pada dasrnya

terdiri atas kesempurnaan berjalan dan perolehan keterampilan yang berkaitan

dengan kaki. Studi yang dilakukan mengenai keterampilan kaki lebih sedikit

ketimbang yang mengenai keterampilan tangan . Studi yang telah dilakukan pada

pola perkembangan keterampilan dan kira-kira pada umur berapa anak dapat

diharapkan memperolehnya. Keterampilan kaki yang mendapat perhatian ilmiah

paling banyak adalah berlari, melompat tinggi, meluncur, melompat jauh, mendaki,

berenang, mengendarai sepeda roda tiga dan roda dua. Mendaki dan mengendarai

sepeda roda dua atau roda tiga akan digunakan untuk perkembangan keterampilan

kaki. (Irawan, 2002:15)

c. Fungsi keterampilan motorik

Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula dalam

penyesuaian social dan pribadi anak. Sebagai contoh, sebagian keterampilan berfungsi

membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, sedangkan sebagian lainnya

berfungsi untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial. Karena tidak mungkin

mempelajari keterampilan motoric sdecara serempak, anak akan memusatkanperhatian

untuk mempelajari keterampilan yang akan membantu mereka memperoleh bentuk

penyesuaian yang paling penting pada saat itu. Sebagai contoh, apabila anak merasa

sangat ingin mandiri, mereka akan memusatkan perhatian untuk menguasai

keterampilan yang memungkinkan mereka mandiri. Sebaliknya apabila anak ingin

mendapatkan penerimaan teman sebaya, maka mereka akan memusatkan perhatian

untuk mempelajari keterampilan yang diperlukan oleh kelompoknya. (Menkokesra,

diakses 20 Februari 2012)

d. Perkembangan anak usia 2-3 tahun 1) Perkembangan motorik kasar

- Bisa berlari dengan baik

- Bias berguling-guling dengan baik

- Dapat menendang bola

(17)

- Bias membuat garis lurus dengan lingkaran

- Dapat menyusun balok hingga 6 susun

- Dapat memegang pensil dengan benar 3) Perkembangan kognitif

- Perkembangan kognitif anak didasari perkembangan tahun-tahun sebelumnya

- Permainan pura-pura melibatkan teman

Periode penting dalam tubuh anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan

dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini

perkembangan kemapuan berbahasa, kreativitas, kesadaran social, emosional dan intelegensia

berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan

moralah serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Bahkan ada sarjana yang

mengatakan bahwa the child the father of the man, sehingga setiap kelain/penyimpangan sekecil

apapun apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kulitas sumber

daya manusia kelak dikemudian hari.(Hurlock, 2009:160)

Dalam perkembangan anak terdapat masa krisi, dimana diperlukan ransangan/stimulasi

yang yang berguna agar potensi berkebang, sehingga perlu mendapat perhaitan. Perkembangan

psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya/orang

dewasa lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi social diusahakan sesuai dengan

kebutuhan anak pada bebagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih didalam

kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan

anak.

Frankenburg dkk (1981) melalui DDST (Denver Developmental Screening Test)

mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak

balita yaitu:

(a). personal social (kepribadian/tingkah laku sosial). Aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

(b). Fine motor adaptive (gerakan motoric halus). Aspek yang berhubungan dengan kemampuan

anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu saja yang akan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

(18)

(c). language (bahasa). Kemampuan untuk memberikan respon suara, mengikuti perintah,

berbicara spontan.

(d). Gross motor (perkembangan motoric kasar). Aspek yang berhubungan dengan pergerakan

dan sikap tubuh.

Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan, seperti

pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita) yaitu perkembangan : Tingkah

laku, menolong diri sendiri, intelektual, gerakan motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

sectional study. Dimana data yang menyangkut variable bebas atau penyebab dan variable

terikat atau akibat akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan

B. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilaksnakan di Puskesmas suli Kabupaten Luwu.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah semua anak yang berumur 0 - 36 bulan Puskesmas Suli Kabupaten

Luwu

2. Sampel

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 0 - 36 bulan yang berada

Puskesmas suli Kabupaten Luwu.

D. Tehnik pengambilan sampel

Sampel yang diambil dalam penilitian ini adalah proporsional random sampling yaitu

tekni sampiling. Oleh karena besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Berdasarkan perhitungan diatas, diperlukan sampel minimal 50 orang anak usia 0 - 36

(20)

E. Sumber data

Sumberdata diperoleh langsung sari ibu yang mempunyai anak usia 0 - 36 bulan yang ada di

Puskesmas suli Kabupaten Luwu.

F. Teknik pengumpulan

Anak usia 2 tahun yang memenuhi persyaratan sebagai subyek penelitian, dimana

ibunya diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan dan tata kerja penelitian serta

diminta kesediaan/persetujuannya untuk berperan serta. Apabila ibu yang memiliki anak

usia 2 tahun tersebut bersedia mengisi atau menandatangani lembar persetujuan (informed

concent). Serta diminta untuk mengisi biodata dan kuesioner yang disediakan. Adapun

teknik pengumpulan data dilakukan dengan survey menggunakan kuesioner pada ibu-ibu

yang mempunyai anak usia 0 - 36 bulan Puskesmas suli Kabupaten Luwu. Subyek diminta

untuk menjawab pertanyaan dengan pilihan yang tersedia.

G. Rancangan Anlisis/Rancangan Uji Hipotesis

Data yang diambil adalah data primer dan sekunder. Data sekunder mencatat

nama-nama anak yang berusia 0 - 36 bulan. Data primer dengan melaksanakan wawancara

langsung dengan menggunakan kuesioner dan pemantauan perkembangan motoric kasar

anak usia 0 - 36 bulan. Kegiatan ini akan dibantu oleh bidan dan kader kesehatan yang

sebelumnya dilakukan pelatihan.

Data hasil penelitian dianalisis dengan analis varians untuk mencari perbedaan rata-rata

lebih dari 2 kategori, sedangkan analisis korelasi dan regresi untuk mencari hubungan antara

pola asuh (pemberian ASI) dengan perkembangan motoric kasar. Tingkat kepercayaan uji

ini 95% IK (Interval Konfident), Analisis ini menggunakan computer.

H. Defenisi Operasional

1) Anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berusia antara 0 - 36 bulan.

2) ASI eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja tanpa makanan pendamping ASI, Skala pengukuran adalah interval, < 6 bulan, ≥ 6 bulan.

3) Perkembangan motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak

melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot besar skala nominal, tidak

ada penyimpangan, ada penyimpangan.

4) Status gizi adalah keadaan dan keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi

(21)

I. Tahap-tahap penelitian a. Persiapan

1) Persiapan peneliti diawali denan penyusunan proposal penelitian serta melakukan

diskusi-diskusi yang berkaitan dengan ide dasar penelitian dan kerangka penelitian.

Setelah proposal diajukan kepada pembimbing dan distujui, langkah selanjutnya

adalah mempersiapkan skala-skala peneliti yang telah disusun berdasarkan

aspek-aspek yang akan diteliti.

2) Melakukan pendekatan dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, Kepala

Puskesmas Suli, Bidan Puskesmas untuk memberikan informasi tentang kerjasama

yang akan dilakukan.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat ijin dari pihak-pihak terkait.

Dimulai dengan melakukan pengumpulan data sekunder.

c. Pengolahan Data

Tahap analisis data dilaksnakan dalam beberapa tahap sebagai berikut :

1) Pengecekan kembali data yang telah dikumpulkan dari ketiga skala tersebut, untuk

menghindar kesalahan data dan kekosongan data yang ditulis tidak sesuai dengan

kriteria yang diinginkan.

2) Entry data (tabulating) yaitu memasukkan data hasil dengan mudah dan cepat ke

program computer

3) Pengecekan kembali antara data yang telah dicetak dengan data yang tertera pada

konsep tabulasi

4) Analisis data secara univariate, bivariate dan multivariate

d. Penyusunan Laporan

Tahap ahir dari penelitian adalah penyusunan laporan tentang hasil penelitian,

(22)

JADWAL PENELITIAN

No Agenda

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Observasi Awal

2 Penyusunan Proposal

3 Penyusunan Kuesioner

4 Uji Instrumen

5 Pengumpulan data

6 Tabulasi Data

7 Analisis Data

8 Penyusunan laporan

9 Diseminasi hasil penelitian

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin 2009 Pemberian ASI Eksklusif dan factor-faktor yang mempengaruhinya.Online (http.//www.lirary.usu.ac.id) diunduh 20 Februari 2012.

Badaan Kerja Peningkatan Penggunaan ASI (BK PP ASI), 2005, Taktik Baru Pemasaran dan Pelanggaran Kode International. Yayasan ASI Indonesia

Budi 2008. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Keterampilan Makan Bayi Usia 6-12 bulan. Online (http.//www.diling.litbang.depkes.go.id) diunduh 20 Februari 2012.

Deborah, Li- Ching, Laurence, Grummer, Assosiation Between Breastfeeding Practices and Young Childrens Language and Motor Skill Development. Melalui http : //

www.com.online. Di unduh 18 November 2011.

Departemen Kesehatan Kerja RI. Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu ( ASI ). Pekerja Wanita. Melalui http : // www. Online di unduh 3 Oktober 2011.

Departemen Kesehatan Sulsel. 2010 Profil Kesehatan Sulawesi Selatan. Makassar.

Departemen Kesehatan. 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta : Penerbit Direktorat Jenderal Bina Gizi Masyarakat.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2001. Rencana Strategis Making Pregnancy Safer ( MPS ) di Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan dan WHO.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat.

Hurlock. 2009. Perkembangan Anak jilid 2. Penerjemah Tjandrasa Jakarta : Erlangga. 37 – 63.

Irawan. 2002. Pengaruh Ibu Bekerja Terhadap Keberhasilan Menyudui dan Terjadinya Goncangan Pertumbuhan Bayi. Semarang. Bagaian IKA FK. UNDIP/ RS Dr. Kariadi Semarang.

Kartika. 2008. Pola Pemberian Makan Anak ( 6 – 18 bulan ) dan Hubungannya dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak pada Keluarga Miskin dan Tidak MIskin. Online ( http. // www dilig. Litbang. Depkes ) di unduh 2 Februari 2012.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan. 2007. Pemberian Makan Kepada bayi : ASI / Susu Sapi. Online ( http : // www meneg PP go. Id ) di unduh 20 Februari 2012.

(24)

Mashura. 2011. ASI eksklusif. Online ( http : // www. mail- archive. Com./ balita. Anda @ balita – anda. Com ). Di unduh 8 Februari 2012.

Purwanti. 2014 Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Rahmatia. 2008. Bagaimana Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia. Jakarta : Shakti Adiluhung dan Media Indonesia.

Ramaiah. 2006. ASI dan Menyusui, Jakarta : BIP Kelompok Gramedia.

Roesli. 2002. ASI Eksklusif, Jakarta : Trubus Agriwidya.

Roesli. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta : Pustaka Bunda.

Soetijiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Indopmedika.

Yahya. 2009. Cairan Ajaib : Air Susu Ibu. Online ( http : //info.balita cerdas. Com/mod ). Di unduh 2 Oktober 2011.

(25)

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp)

1 Gaji dan upah (20 %) 3.000.000,-

2 Bahan habis pakai dan peralatan (55%) 8.250.000,-

3 Perjalanan (15%) 2.250.000,-

4 Lain-lain (publikasi, seminar, laporan, lainnya sebutkan) (10%)

1.500.000,-

Jumlah 15.000.000,-

Justifikasi Anggaran Penelitian

No Komponen Prosentase

(Rp)

Bahan Habis Pakai dan Peralatan

1. Alat Perekam Suara, 2 buah x @Rp. 400.000 2. USB Flash Disk 2 buah x @Rp. 375.000

8. Biaya Pengumpulan Data Primer 9. Foto Copy Kuesioner

(26)

Lampiran 2: Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No N a m a NIDN Bidang Ilmu Alokasi Waktu(Jam/Minggu)

Uraian Tugas

1 Warda, S.ST.,M.Kes. 0911116304 Ilmu

Keperawatan

24 jam/minggu - Membantu

(27)

Lampiran 4. Format Biodata 1. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Warda, S.ST.,M.Kes

2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

3 Jabatan Struktural -

5 NIDN 09111116304

6 Tempat dan Tanggal Lahir Rappang, 31 November 1962

7 Alamat Rumah Binturu Kota Palopo

8 Nomor Telepon/Faks/HP 081343810245

9 Alamat Kantor Jl. KH Ahmad Razak No 1 Kota Palopo

10 Nomor Telepon/Faks 0471 – 22778

11 Alamat Email p3m_akbidmuhplp@yahoo.com

12 Lulusan yang telah dihasilkan 3 orang

13 Mata Kuliah yang Diampu 1. Keperawatan Anak

2. Keperawatan Maternitas

2. Riwayat Pendidikan

S1 S2

Nama Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin

Bidang Ilmu

Tahun Masuk – Lulus Judul Skripsi/Tesis

Nama Pembimbing 1. 1. .

3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp) 1

(28)

4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp) 1

2

5. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Publikasi Volume/Nomor/

Tahun

Nama Jurnal

1

2

6. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1

(29)

7. Pengalaman Penulisan Buku 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman

Penerbit

1

2

(30)
(31)

Lampiran 4. Format Biodata Identitas Diri

1 Nama Lengkap Ns. Dian Setya Budi, S.Kep.,M.Kep

2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

3 Jabatan Struktural -

4 NIK 1120018001

5 NIDN 1120018001

6 Tempat dan Tanggal Lahir Samarinda, 20 Januari 1980

7 Alamat Rumah Perum Permata Hijau Balandai Palopo

8 Nomor Telepon/Faks/HP 081343652558

9 Alamat Kantor Jl. KH. Ahmad Razak No 1 Kota Palopo

10 Nomor Telepon/Faks 0471-22778

11 Alamat Email -

12 Lulusan yang telah dihasilkan -

13 Mata Kuliah yang Diampuh 1. Keperawatan Anak

2. Keperawatan Medikal Bedah

3. Riwayat Pendidikan

S1 S2

Nama Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin

Bidang Ilmu Keperawatan Keperawatan

Tahun Masuk – Lulus 2001 - 2004 2014

Judul Skripsi/Tesis Komikasi Perawat di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar

Hubungan Perawat – Dokter Dengan Kinerja Perawat di RSUD Sawerigading Kota Palopo

Nama Pembimbing 1. DR. Werna Nontji,

S.Kp.,M.Kep 2. DR. Aryanti Saleh,

S.Kp.,M.Kes

(32)

3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp) 1

4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp) 1

2

5. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Publikasi Volume/Nomor/

Tahun

Nama Jurnal

1

(33)

6. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

7. Pengalaman Penulisan Buku 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman

Penerbit

1

2

3

8. Pengalaman Perolehan HKI Buku 5-10 Tahun Terakhir

(34)
(35)

Gambar

Tabel 2.1. Pengukuran Makanan Balita

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kondisi kerapatan vegetasi di Kecamatan Ngaglik memiliki tiga kelas klasifikasi kerapatan yaitu kelas kerapatan rendah,

Particle size and degree of partial cement replacement by treated LUSI mud affect the compressive strength, the strength activity index (SAI), the rate of pozzolanic

Disisi lain dalam menjalankan tugas menyelenggarakan, penegakan disiplin, hukum dan tata tertib di lingkungan dan bagi kepentingan TNI Angkatan Darat, menurut narasumber kinerja

Quraish Shihab tentang mukjizat, ia mengatakan bahwa mukjizat sebagaimana yang didefinisikan oleh para ulama, ialah peristiwa “luar biasa” yang terjadi dari

Pada jam ke-20 sampai jam ke-24 grafik refleksi menurun kemudian stabil karena ikan telah mengalami perubahan menjadi fase post rigor, yaitu kondisi daging ikan

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang dimaksud dengan badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar penambahan tepung jagung terfermentasi dapat meningkatkan kadar abu, lemak, serta skor rasa dan aroma, sedangkan kadar

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi website ini dapat memudahkan admin dalam mengelola dan menyimpan data-data yang berhubungan dengan booking lapangan