• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter II Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter II Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PRASANGKA 1. Definisi Prasangka

Prasangka merupakan sedikit dari banyaknya masalah yang harus dihadapi

manusia. Ketika sekelompok orang berseteru, memicu berbagai tindakan agresif,

hal-hal seperti inilah yang dapat merugikan satu sama lain. Bahkan banyak sekali

orang-orang yang tidak bersalah menjadi korbannya. Prasangka didefinisikan

sebagai penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa

mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu (Kenrick, 2010).

Disamping itu, Baron dan Byrne (2006) mendefinisikan prasangka sebagai

sikap negatif terhadap anggota kelompok tertentu, yang berdasarkan keanggotaan

mereka dalam kelompok tersebut. Dimana, sikap adalah keadaan mental yang

didasarkan melalui pengalaman atau pengaruh terhadap respon individu pada

semua objek dan situasi yang terkait (Allport dalam Hogg, 2011). Kata ‘sikap’

berasal dari bahasa Latin Aptus, yang berarti ‘fit and ready for action’ yang

mengacu kepada sesuatu yang langsung diamati (Hogg, 2011).

Selanjutnya, definisi prasangka yang berkonotasi negatif juga ditemukan

pada definisi-definisi yang dikemukakan oleh ahli-ahli lain. Seperti yang

diungkapkan oleh Ahmadi (2009) yang mendefinisikan prasangka sebagai sikap

negatif yang diperlihatkan oleh anggota-anggota suatu kelompok terhadap

anggota-anggota kelompok lain termasuk para anggotanya. Selain itu, Hogg

(2)

menguntungkan terhadap kelompok sosial dan anggotanya. Dimana, dapat

menimbulkan dampak lain seperti tindakan agresif, identitas sosial yang tidak

dihargai oleh kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari

komunitas (Allport dalam Hogg, 2011).

Berdasarkan persamaan pendapat para ahli tersebut, peneliti menggunakan

definisi yang diungkapkan oleh Kenrick (2010) yang mendefinisikan prasangka

sebagai penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa

mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu. Sedangkan kesimpulan

prasangka dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas bahwa

prasangka merupakan sikap negatif dimana, dapat merugikan seseorang dan sikap

ini ditujukan terhadap kelompok atau anggota kelompok tertentu diluar

kelompoknya tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu dari

kelompok tersebut.

2. Aspek-Aspek Prasangka

(Allport dalam Hogg, 2011) menyatakan bahwa aspek-aspek dari

prasangka antara lain:

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif berkaitan dengan kepercayaan yang dimiliki oleh individu

terhadap kelompok tertentu.

b. Aspek Afektif.

Aspek afektif berkaitan dengan perasaan yang kuat (biasanya negatif)

terhadap kelompok tertentu dan terhadap kualitas-kualitas yang mungkin

(3)

c. Aspek Konatif

Yang terakhir adalah aspek konatif dimana aspek konatif berkaitan dengan

niat yang dimiliki individu untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap

kelompok tertentu.

3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Prasangka

(Ahmadi, 2009) menyatakan bahwa prasangka dapat disebabkan oleh

beberapa faktor-faktor antara lain:

a. Individu yang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam.

Dimana, dalam sebuah usaha, individu akan mengalami kegagalan dan

kelemahan. Dari kegagalan inillah individu tidak mencari kesalahan pada

dirinya, akan tetapi pada orang lain.

b. Individu yang berprasangka timbul karena sudah dipersiapkannya

lingkungan atau kelompok untuk berprasangka.

c. Individu yang berprasangka timbul karena adanya perbedaan. Perbedaan

ini seperti; perbedaan fisik atau biologis, ras, perbedaan lingkungan atau

geografis, perbedaan kekayaan, perbedaan status sosial, perbedaan

kepercayaan atau agama, perbedaan norma sosial.

d. Individu yang berprasangka timbul karena adanya kesan yang

menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.

e. Individu yang berprasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah

(4)

B. FRONT PEMBELA ISLAM

1. Latar Belakang Pendirian Front Pembela Islam

Berdirinya Front Pembela Islam dikarenakan adanya perubahan sosial

yang terjadi di Indonesia. Dimana, hal ini mengakibatkan semakin meluasnya

kemungkaran dan kemaksiatan. Front Pembela Islam juga berdiri dikarenakan

adanya kewajiban untuk mempertahankan harkat dan martabat Islam serta umat

Islam. Sehingga, Front Pembela Islam berdiri untuk menegakkan hukum Islam di

Indonesia.

2. Definisi Front Pembela Islam

Front Pembela Islam sendiri merupakan organisasi masyarakat yang

dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan

amar ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front

Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang

untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat.

3. Visi dan Misi Front Pembela Islam

Adapun visi dan misi yang dilakukan Front Pembela Islam adalah menuju

perwujudan dalam menegakkan Islam di negara Indonesia ini dan menegakkan

amar ma’ruf dan nahi munkar untuk penerapan syari’at Islam secara kaffah.

Artinya bahwa, visi dan misi Front Pembela Islam dalam menegakkan amar

(5)

C. MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1. Definisi Mahasiswa

Menurut UU No 56 Tahun 2003 Pasal 44, mahasiswa adalah peserta didik

yang terdaftar secara sah pada salah satu program akademik, profesi dan vokasi

Universitas. Selanjutnya, Yewangoe (dalam Bahari, 2006) menyatakan bahwa

mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap

kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam

perkuliahan.

2. Definisi Muslim

Muslim menurut (Al-Ghazali, 2011) adalah kaum yang berserah diri

kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi amal perbuatan,

menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang tampak dalam

kehidupan. Adapun, peran kaum Muslim adalah mampu melaksanakan perannya

sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina

umat di masa depan.

3. Definisi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah Fakultas yang

mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental. Adapun salah satu

bidang spesialisasi psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

adalah psikologi sosial dimana psikologi sosial mengatasi hal yang berkaitan

dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial, dan perilaku

(6)

Berdasarkan persamaan pendapat para ahli diatas tersebut, peneliti

menggunakan pengertian mahasiswa menurut Yewangoe (dalam Bahari, 2006)

yang menyatakan bahwa mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang

diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam

masyarakat maupun perkuliahan. Selanjutnya, peneliti menggunakan pengertian

Muslim menurut (Al-Ghazali, 2011) yang menyatakan bahwa Muslim adalah

kaum yang berserah diri kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi

amal perbuatan, menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang

tampak dalam kehidupan. Dimana, memiliki peran sebagai Khalifah Allah di

muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan.

Sedangkan, pengertian Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

peneliti menggunakan definisi menurut (Laura, 2010) yang menyatakan bahwa

Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan

secara sosial mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial,

hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial.

Jadi pengertian dari mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup

bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun

dalam perkuliahan. Dimana, menganut ajaran agama Islam yaitu berserah diri

kepada Allah yang memiliki peran sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu

sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan dan secara sosial

mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial,

(7)

D. PRASANGKA TERHADAP FRONT PEMBELA ISLAM PADA MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk

dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan amar

ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front

Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang

untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat. Selanjutnya,

Front Pembela Islam sendiri muncul dikarenakan adanya perubahan sosial yang

terjadi di Indonesia (Wawancara dengan Ketua FPI Medan, 2014).

Namun, keberadaan Front Pembela Islam di Indonesia sudah menjadi pro

dan kontra selama beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh aksi

kontroversial dan aksi kemanusian yang dilakukan Front Pembela Islam (Kusuma,

2010). Dengan demikian, hal ini menimbulkan penilaian dari berbagai kelompok

seperti masyarakat, aparat penegak hukum dan mahasiswa (Damayanti, dkk.,

2003). Selain itu, aksi-aksi yang dilakukan Front Pembela Islam juga

mendapatkan penilaian dari golongan kaum Muslim sendiri (Kusuma, 2010).

Dengan demikian, adanya penilaian yang kontra inilah disebut dengan

prasangka. Dimana, prasangka adalah penilaian negatif terhadap suatu kelompok

dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu

(Kenrick, 2010). Prasangka sendiri dapat disebabkan oleh adanya kepercayaan,

perasaan dan perilaku negatif terhadap kelompok lain (Hogg, 2011). Selain itu,

(8)

oleh prasangka seperti, tindakan agresif, identitas sosial yang tidak dihargai oleh

kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas.

Adapun, salah satu faktor yang dapat menimbulkan prasangka adalah

perbedaan kelompok (Ahmadi, 2009). Hal ini seperti, prasangka terhadap Front

Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera.

Dimana, mahasiswa merupakan kelompok intelektual muda yang diharapkan

sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat

maupun dalam perkuliahan (Yewangoe dalam Bahari, 2006). Sehingga, potensi

yang dimilikinya tidak terlepas dari tingkat pendidikannya yang tergolong tinggi

dalam masyarakat (Bahari, 2010). Beberapa sosiolog pendidikan, seperti Halsey

dan Psacharopoulus (dalam Bahari, 2010) menyatakan bahwa pendidikan yang

tinggi mempengaruhi cara pandang, wawasan dan daya kritis seseorang.

Selanjutnya, mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi yang berasal dari

Universitas Sumatera Utara pada penelitian ini, berada pada Fakultas yang

mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan berada pada

tingkat yang sama yaitu sedang menjalani pendidikan strata 1. Hal ini jika

dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi prasangka terhadap Front Pembela

Islam, maka seharusnya berpeluang menyebabkan adanya perbedaan skor

(9)

E. PARADIGMA TEORITIS

Identik dengan

Aksi kontroversial

Mahasiswa Aparat penegak hukum

Masyarakat

Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Utara Aksi kemanusiaan

Prasangka

Front Pembela Islam

Referensi

Dokumen terkait

Scanned by CamScanner... Scanned

hippies , dengan semboyan “ make love no war ,” yang awalnya merupakan reaksi terhadap penguasa2 dunia yang berambisi “perang” utamanya di aspek. politik

Pada permasalahan diatas maka dirancanglah sebuah penyimpanan data terpusat menggunakan layanan nextcloud yang dapat melakukan olah file dokumen secara synchronizing

menerapkan perlindungan untuk menghilangkan atau mengurangi setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika sampai ke tingkat yang dapat diterima, maka Akuntan

Setelah dilakukan konfigurasi untuk mencegah serangan DDOS melalui ICMP maka perintah ping yang menuju layanan ownCloud akan terblokir, akan tetapi setiap

Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah kami untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

Sedangkan pada jig clean up dengan distribusi ukuran partikel feed 70#, recovery yang dihasilkan pada ketebalan lapisan jig bed aktual (80 mm) tidak optimal yaitu

By demonstrating that the technological capability of Indonesian garment and consumer electronics manufacturing irms can play an important role in upgrad - ing when irms are engaged