• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA PENDANAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POLA PENDANAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

A. PENDAHULUAN

Pengembangan pendidikan kejuruan dilandasi oleh aliran filosofi eksistensialisme, esensiallisme, dan pragmatism (Djojonegoro; 1998: 34 dan Miller dalam Stroom,1996). Pandangan aliran essensialisme dalam pendidikan melibatkan pembelajran dasar keterampilan, seni dan ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan di masa lalu. Aliran eksistensialisme berpandangan bahwa manusia memiliki kebebasan memilih sesuai dengan tujuan hidupnya dan memiliki tanggung jawab dalam menentukan bagimana hidupnya kelak. Sedangkan aliran filosofi pragmatism yang dikemukakan oleh john Deway (1809-1882) yang mengajarkan bahwa hidup di dunia ini merupakan suatu proses dimulai dari tingkatan terendah dan berkembang maju dan meningkat. Belajar harus lebih banyak difokuskan melalui tindakan daripada melalui buku. Merujuk dari beberapa pandangan aliran filosofi tersebut, dan juga karakteristik pendidikan kejuruan yang lebih menonjolkan kemampuan keterampilan yang diperoleh dari pengalaman belajar praktik, maka filosofi yang mendasari pendidikan kejuruan adalah pragmatism yang dikemukakan oleh John Deway.

Sejalan dengan hal tersebut, maka pendidikan kejuruan membutuhkan biaya operasional yang lebih besar dibandingkan dengan satuan pendidikan lainnya. Untuk itu dibutuhkan berbagai sumber dana yang bisa membantu menunjang pembiayaan yang tergolong besar tersebut. Selain itu juga perlu pola pengelolaan dana yang baik sehingga mampu mencukupi besarnya biaya yang dibutuhkan.

B. PEMBAHASAN

(2)

mempertimbangkan skala prioritas baik yang telah ditetapkan dalam RAPBN maupun RAPBD. Pemerintah membantu sekolah secara financial dalam beberapa cara misalnya, memberikan dana hibah untuk sekolah, membayar gaji tenaga pendidik dan tenaga pendidikan, membantu proyek pencarian dana sekolah berupa penyediaan tenag aahli, bahan dan peralatan praktikum, serta membiayai proyek pembangunan dan rehabilitasi sekolah untuk daerah tertentu. Di samping itu pemerintah juga memberikan sumbangan tak langsung melalui pelatihan guru, kepala sokalah, pengawas, tenaga kependidikan lainnya (pustakawan, teknisi), penyiapan silabus, pelatihan penggunaan sarana dan prasarana, dan bantuan beasiswa kepada guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

1. Pembiayaan Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

Penyelenggaraan pendidikan kejuruan secara umum diasumsikan memerlukan biaya yang lebih besar daripada bentuk pembelajaran lainnya sebagaimana yang dinyatakan oleh Klein (2001:4) sebagai berikut :

“… This aid is generally conditioned on assumption that vocational education is more expensive to provide than other form instruction, although the actual magnitude of this added expense has yet to conclusively documented. This lack of evidence has often afforded state policy makers considerable discretion in devising funding strategies and authorizing state resources in support of vocational education .

(3)

adanya biaya yang diperlukan untuk membeli peralatan praktik, bahan praktik, perawatan peralatan, gaji instruktur, dan untuk pembelian sumber energy.

Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan kejuruan dapat disimpulkan sebagai sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibelanjakan oleh sekolah untuk berbagai keperluan operasional atau penyelenggaraan pendidikan yang meliputi biaya : investasi pengadaan saran dan prasarana pembelajaran, operasi tenaga personalia (tenaga pendidik dan tenaga kependidikan) serta non-personalia, peningkatan kemampuan profesionalisme guru, pemeliharaan saran dan prasarana pembelajaran, pengelolaan pendidikan, kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan sertifikasi, dan kegiatan supervise.

Menurut Permen Diknas No 69 Tahun 2009 standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009 untuk Sekolah Menengah Kejuruan adalah sebagai berikut :

1. Biaya operasi nonpersonalia meliputi: biaya alat tulis sekolah (ATS), biaya bahan dan alat habis pakai (BAHP), biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan, biaya daya dan jasa, biaya transportasi/perjalanan dinas, biaya konsumsi, biaya asuransi, biaya pembinaan siswa/ekstra kurikuler, biaya uji kompetensi, biaya praktek kerja industri, dan biaya pelaporan.

2. Biaya alat tulis sekolah adalah biaya untuk pengadaan alat tulis sekolah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar.

3. Biaya alat dan bahan habis pakai adalah biaya untuk pengadaan alat-alat dan bahan praktikum IPA, alat-alat dan bahan praktikum IPS, alat-alat dan bahan-bahan praktikum bahasa, alat-alat dan bahan-bahanbahan-bahan praktikum komputer, alat-alat dan bahan-bahan praktikum ketrampilan, alat-alat dan bahan-bahan olah raga, alat-alat dan bahanbahan kebersihan, alat-alat dan bahan-bahan kesehatan dan keselamatan, tinta stempel, toner/tinta printer, dll yang habis dipakai dalam waktu satu tahun atau kurang.

(4)

sarana dan prasarana sekolah/madrasah agar layak digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar.

5. Biaya daya dan jasa merupakan biaya untuk membayar langganan daya dan jasa yang yang mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah/madrasah seperti listrik, telepon, air, dll.

6. Biaya transpor/perjalanan dinas adalah biaya untuk berbagai keperluan perjalanan dinas pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik baik dalam di kota maupun ke luar kota.

7. Biaya konsumsi adalah biaya untukpenyediaan konsumsidalam kegiatan sekolah/madrasah yang layak disediakan konsumsi seperti rapat-rapat sekolah/madrasah, perlombaan disekolah/madrasah, dll.

8. Biaya asuransi adalah biaya membayar premi asuransi untuk keamanan dan keselamatan sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik seperti asuransi kebakaran, asuransi bencana alam, asuransi kecelakaan praktek kerja di industri, dll

Selanjutnya dalam Permen Diknas No 69 Tahun 2009 juga diatur tentang indeks pendanaan Sekolah menengah Kejuruan berdasarkan Daerah geografis seperti dalam Tabel Indeks Biaya Pendidikan untuk Seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2009 dengan Basis DKI Jakarta.

2. Sumber-sumber Pendanaan Sekolah Mengengah Kejuruan

(5)

(4) dana yang berasal dari block grant yang diperoleh secara kompetitif. Dana penyelenggaraan pendidikan kejuruan jumlahnya bervariasi tergantung dari variabel jumlah siswa, jumlah program keahlian, banyaknya kerjasama dengan industry yang bisa dijalin oleh sekolah, keberhasilan dalam menjalankan UPS, dan keberhasilan sekolah dalam berkompetisi mendapatkan Block grant baik dari pemerintah maupun dari donator lainnya. Sumber pendanaan tersebut oleh pemerintah diatur dalam Peraturan pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Terkait dengan hal tersebut, maka penggunaan dan pemanfaatan dana pendidikan SMK harus direncakan secara matang dan sistematis agar dana pendidikan tersebut dapat dipergunakan secara efektif dan efisiens.

a. Pendanaan Oleh pemerintah

Dana pemerintah (APBN) yang dialokasikan untuk pengembangan SMK di daerah Kabupaten/Kota sejalan dengan semangat otonomi daerah yang sudah berproses sejak 2003. Maka inisiatif pengembangan SMK menjadi tanggung jawab Dinas pendidikan kabupaten/kota, sedangkan bantuan-bantuan pengembangan SMK yang sumber dananya dari APBN pada prinsipnya bersifat stimulant. Oleh karena itu, kegiatan dan pembiayaan pembangunan SMK dialokasikan bukan saja melalui APBN tetapi juga melalui APBD kabupaten/kota untuk pembangunan dan pengembangan SMK di daerah masing-masing.

(6)

1. Membantu biaya operasional sekolah

2. Mengurangi angka putus sekolah siswa SMK

3. Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa SMK

4. Mewujudkan keberpihakan pemerintah (affirmative action) bagi siswa SMK dengan cara meringankan biaya sekolah

5. Memberikan kesempatan bagi siswa SMK untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.

b. Pendanaan Oleh Masyarakat

(7)

c. Sumber dana Lainnya

Sumber dana lainnya di SMK biasanya berasal dari Unit Produksi. Konsep Unit Produksi bagi SMK adalah merupakan suatu sarana pembelajaran, melatih siswa dan guru untuk berwirausaha sebagimana dilakukan oleh dunia usaha dan dunia industry dengan maksud memberi dukungan operasional sekolah.

3. Biaya Operasional SMK

Seperti dikemukakan di bagian awal bahwa biaya operasional SMK relative lebih besar di bandingkan dengan biaya operasional satuan pendidikan lainnya. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan pada pembelajran praktik berstandar industry yang tentunya memerlukan biaya yang besar.

Kegiatan operasional SMK adalah sebagai berikut :

1. Pembelian/penggandaan buku teks pelajaran,

2. Pembelian alat tulis sekolah yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran;

3. Penggandaan soal dan penyediaan lembar jawaban siswa dalam kegiatan ulangan dan ujian;

4. Pembelian peralatan pendidikan;

5. Pembelian bahan habis pakai

6. Pembinaan siswa/penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler

7. Kegiatan Pembelajaran Normatif, Adaptif

8. Belanja Alat dan Bahan Praktek Mata Diklat Produktif

(8)

10. Penyelenggaraan praktek kerja industri;

11. Pemeliharaan dan perbaikan ringan sarana prasarana sekolah;

12. Langganan daya dan jasa lainnya;

13. Kegiatan penerimaan siswa baru

4. Mekanisme manajemen keuangan SMK

1. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah disusun oleh kepala sekolah beserta semua pembantu kepala sekolah dan disyahkan oleh Majelis Dikdasmen Kabupaten/Kota.

2. Penggunaan uang sekolah dilaksanakan oleh bendahara atas persetujuan kepala sekolah dan Pimpinan Majelis Dikdasmen Kabupaten/Kota,

3. Pengawasan keuangan sekolah dilakukan dengan dua cara yaitu internal dan eksternal. Internal pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap bendahara dan eksternal pengawasan yang dilakukan oleh Majelis Dikdasmen kepada kepala sekolah dan bendahara,

Referensi

Dokumen terkait

Nam a Kegiat an : Penyediaan Jasa Kebersihan dan Keam anan Kant or. HPS

[r]

[r]

[r]

Nama Kegiatan : Jasa Konsultansi Teknologi Informasi Data Koperasi Nama Pekerjaan : Jasa Konsultansi Teknologi Informasi Data Koperasi Sumber Biaya : APBD Kota Depok Tahun

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kota Depok Tahun Anggaran 2012. PEMERINTAH

selain itu dibentuknya team khusus yang khusus menangani keluhan pasien, -yang dibekali ilmu mengenai handling complain,- dan dibuatnya pelaporan dalam bentuk laporan dan

1) L’une des méthodes les plus célèbres est celle de parier sur un événement qui n’a pas eu lieu a un moment précis. Selon des calculs statistiques, un événement qui ne