• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nama Meirani kristianti NIM 0802728 Psik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Nama Meirani kristianti NIM 0802728 Psik"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Meirani kristianti NIM : 0802728

Psikologi Sosial II

Membangun Kompetensi Manusia dalam Millennium Ketiga

Salah satu ciri kehidupan di masa sekarang san si masa datang adalah cepatny terjadi perubahan yang terjadi di dalam lingkungan manusia. Banyak paradigma yang digunakan untuk mrnata kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehidupan organisasi yang pada waktu lalu sudah mapan, kini menjadi ketinggalan jaman. Salah satu pergeseran paradigma adalah paradigm dalam melihat apakah kondisi si kehidupan masa depan relative stabil dan dapat diramalkan (predictability).

Pada millennium ke dua orang selalu berpikir bahwa segala sesuatu bersifat stabil dan bisa diprediksi. Pada millennium ketiga, semakin sulit untuk melihat adanya stabilitas tersebut. Untuk menghadapi kondisi di melinium ketiga yang semakin tidak bisa diprediksi tersebut, diperlukan perubahan di dalam sikap mental manusia. Orang tidak lagi bisa bersifat reaktif, menunggu dan meghindari resiko demi mempertahankan status-quo. Orang harus bersifat proaktif dan memliiki toleransi atas ketidakjelsan yang terjadi akibat perubahahn dengan tingkat turbulensi yang tinggi.

Paradigma ekonomi baru

Don Tapscott (1998) dalambuku best seller “Digital Economy: promise and peril in the age of networked intelligence” yang mengemukakan bahwa 12 paradigma dari kehidupan elonomi yang akan menjadi ciri millennium ketiga.

a. Ekonomi baru merupakan masalah ekonomi pengetahuan (knowledge based economy) >> pada era industrialisasi ini terjadi pergeseran pola kerja dari yang berfokus pada kerja otot (brawn) menuju pola kerja yang menekankan pada penggunaan otak (brain). b. Ekonomi baru adalah ekonomiyang virtual (virtualization) >> kehadiran computer

yang beroperasi dengan sistem digital telah membebaskan manusia dari ikatan ruang dan waktu. Orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di seluruh penjuru dunia dengan bantuan computer yang memiliki jalur telepon dan modem. Vitualisasi ini akan melanda lembaga pendidikan.

(2)

menerus, membuat manusia terpacu untuk membeli dan memiliki produk baru sehingga membuat masyarakat menjadi manusia yang suka mebuang barang. Barang yang modelnya sudah ketinggalan jaman diganti dengan model baru. Alvin Toffler menamakan masyarakat yang memiliki sifat demikian dengan sebutan ‘throw away society’.

d. Ekonomi baru ekonomi yang melibatkan konsumen dalam perancangan produk dan jasa >> peranan konsumen tidak hanya dalam hal membeli dan menggunakan produk dan jasa. Di masa depan keterlibatan konsumen dalam merancang produk dan jasa akan semakin besar. Dibidang jasa pelayanan pun konsumen semakin ingin terlibat dalam menentukan jenis layanan yang akan diperolehnya.

e. Ekonomi baru adalah ekonomi yang saling tergantung (integration / internet working) >> bila pada millennium kedua organisasi bisnis dan Negara berfokus untuk membangun kemandirian, kini paradigm tersebut sudah ditinggalkan. Organisasi bisnis, atau organisasi apapun (termasuk negara), tidak bisa menghindari ketergantungan dengan pihak lain. Dalam kondisi ekonomi yang demikian, akan jadi lebih menguntungkan dan akan lebih menjamin keberlangsungan hidup organisasi, bila berbagai pihak melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dalam suatu aliansi strategic (strategic alliances)

f. Masyarakat ekonomi baru akan penuh dengan konflik (discordance) >> dalam kondisi ekonomi yang sangat diatur oleh sistem informasi teknologi yang canggih, masayarakat yang unggullah yang akan memetik keuntungan besar. Untuk terlibat dalam ekonomi baru diperlukan manusia yang memiliki pengetahuan yang luas (knowledge workers). Ketegangan yang terjadi akibat kesenjangan social yang semakin meluas ini dapat mengambilbentuk mudahnya masyarakat terlibat dalam kerusuhan social. Potensi konflik tersebut akan semakin kuat nuansanya, karena masyarakat di millennium ketiga masih membawa masalah yang belum terselesaikan di millennium kedua. Berbagai masalah di millennium kedua yang belum terselesaikan antara lain adalah masalah kependudukan dan lingkungan hidup. Dari sisi lingkungan hidup kita melihat banyak terjadi kerusakan lingkungan. Salah satunya adalah polusi udara yang masih merupakan masalah besar yang sangat mengganggu keseimbangan ekosistem.

Manusia millennium ketiga perlu disiapkan

(3)

yang digambarkan oleh Alvin Toffler yang beranggapan bahwa dunia terjadi dalam tahapan yang berbeda dari gelombang pertama sampai gelombang ketiga. Maynard dan Mehrtens menamakan millennium ketiga sebagai gelombang keempat dari perkembangan dunia.

1. Gelombang pertama (First wave) >> adalah era pertanian, yang berfokus pada kehidupan yang bergelut dengan alam. Hubungan manusia dengan alam lebih tertuju pada perlakuan individual terhadap alam, dan manusia lebih dikuasai oleh alam, dari pada manusia menguasai alam. Pada era pertanian ini, kerjasama antar manusia tidak terlalu mendesak untuk keberlangsungan hidup. Pada masa ini nuansa kompetisi antar manusia sangat lemah, atau hampir tdak ada kompetisi.

2. Gelombang kedua (Second wave) >> merupakan era industrial, manusia semakin menggunakan akalnya untuk menciptakan mesin guna mempermudah kehidupan manusia. Pada masa ini nuansa kompetisi antar manusia semakin mengental. Manusia berkompetisi untuk menguasai sumber daya alam. Persaingan menuntut mereka untuk unggul dan mandiri. Pada era ini, nuansa keserakahan manusia untuk menguasai sumber daya alam sangat menonjol.

3. Gelombang ketiga (Third wave) >> merupakan era informasi. Ini adalah bagian penting dari awal millennium ketiga. Pada era ini manusia memanfaatkan informasi sebagai kekuatan dalam kehidupan. Teknologi computer menjadi penguasa. Pada era ini, manusia saling terkait antara satu dengan lainnya dan mereka harus bekerjasama. Era ini ditandai dengan keterkaitan manusia dengan internet. Pada masa ini, manusia harus saling bekerjasama untuk berbagi wawasan guna memperoleh keuntungan bersama.

4. Gelombang keempat (Fourth wave) >> adalah era yang ditandai dengan semakin intensifnya pemanfaatan teknologi computer dan semakin canggihnya perangkat teknologi informasi. Pada era ini, manusia harus membangun tata-nilai baru. Manusia di berbagai Negara akan survive (bertahan) bila mereka melihat dirinya dalam satu kesatuan. Hidup tidak lagi hanya terfokus pada kelangsungan hidup manusia, tetapi juga kelangsungan hidup alam yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan manusia. Focus perhatian dalam kegiatan pembangunan harus dapat berorientasi dengan pada kelangsungan hidup masa depan. Pada era keempat ini, kita harus semakin menyadari pentingnya penghargaan terhadap keanekaragaman (diversity).

(4)

ajaran islam. Bahwa setiap perbedaan yang diikat dengan rasa saling menghargai dan tidak saling menguasai akan mendatangkan kekuatan.

Peranan pendidikan tinggi dalam menyiapkan manusia millennium ketiga

Lembaga pendidikan tinggi mengemban berbagai tugas, tugas pendidikan dan pengajaran, tugas penelitian dan pengembangan ilmu, serta tugas-tugaa pengabdian pada masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi harus dapat menyiapkan manusia yang memiliki kompetensi untuk hidup bersama dalam ikatan global. Lembaga pendidikan harus dapat mengembangkan kapital yag diperlukan untuk memasuki kehidupan millennium ketiga. Ada empat jenis kapital, yaitu:

a) Kapital intelektual >> merupakan perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang dan mengelola ancaman dalam kehidupan. Manusia harus memiliki sifat proaktif dan inovatif untuk mengelola perubahan lingkungan kehidupan yag sangat tinggi kecepatannya. Mereka yang tidak beradaptasi pada perubahan yag super cepat ini akan mengalami kesulitan. Pekerjaan membangun kapital intelektual merupakan pekerjaan yang tiada akhir, karena ilmu yang kita miliki akan mudah sekali ketinggalan jaman. Al-Quran mewajibkan setiap manusia untuk banyak membaca guna mengembangkan kapital intelektualnya.

b) Kapital Sosial >> intelektual kapital baru akan tumbuh bila masing-masing orang berbagi wawasan. Untuk dapat berbagi wawasan, orang harus membangun jaringan hubungan social dengan orang lainnya. Semakin luas pergaulan seseorang dan semakin luas jaringan hubungan social (social networking), maka semakin tinggi pula nilai seseorang tersebut. Kapital social dimanifestasikan pula dalam kemampuan untuk bisa hidup dalam perbedaan dan menghargai perbedaan (diversity). Pengakuan dan penghargaan atas perbedaan adalah suatu syarat tumbuhnya kreativitas dan sinergi. Dalam ajaran Islam, setiap manusia diminta membangun silaturahmi. Karena, silaturahmi akan memberikan kebaikan. Peluang bisnis seringkali terbuka Karena adanya jaringan hubungan silaturahmi. Untuk menumbuhkan kapital social pada manusia kampus dan di luar kampus diperlukan kegiatan pengabdian masyarakat. c) Kapital ‘Lembut’ (soft capital) >> Kapital lembut adalah kapital yang diperlukan

(5)

skill’, pelatihan inteligensi emosional, atau paket seven habits of highly effective people.

d) Kapital spiritual >> bagi orang Islam, ketiga kapital yang dibicarakan sebelumnya adalah bagian dari ekspresi kapital spiritual. Semakin tinggi iman dan takwa seseorang, semakin tinggi pula ketiga kapital sebelumnya. Upaya untuk mengembangkan keagamaan adalah bagian mutlak dan utama bagi tumbuhnya masyarakat yang makmur, sejahtera, aman, dan damai.

Kendala yang menghambat tumbuhnya kapital

Upaya untuk menumbuhkan secara optimal keempat kapital di atas mengalami kendala oragnisasi dan birokrasi. Dari segi kendala organisasi, banyak perguruan tinggi yang di dalam pengelolaan lembaga masih menganut paradigma lama, yaitu terkotak-kotak antar unit kerja, dengan gaya kepemimpinan yang menekankan pada hierarki, peraturan dan petunjuk teknis pelaksanaan. Kendala organisasi yang lain adalah masalah budaya pelayanan, masih banyak tenaga pengajar dan karyawan yang belum melihat mahasiswa sebagai pelanggan.

Kendala lainnya yang jauh lebih berat mengatasinya adalah besarnya kekuasaan birokrasi atas pengelolaan perguruan tinggi. Adanya kurikulum nasional yang sangat kaku dan jarang diperbarui membuat perguruan tinggi menjadi kurang adaptif terhadap perubahan yang ada dalam masyarakat. Kuatnya peranan birokrasi pada pendidikan tinggi seringkali membuat orang-orang yang bekerja di perguruan tinggi sebagai sub-ordinasi birokrasi. Peraturan yang berlaku di lembaga birokrasi non-pendidikan diberlakukan di perguruan tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Cirebon Nomor 12 Tahun 1998 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah khususnya yang menyangkut struktur dan besaran

Dan pendekatan yang vulgar kepada arti modernitas, di mana penonjolan segi-segi kehidupan material merupakan gejala yang amat umum, akan senantiasa merongrong atau memperlemah

Berdasarkan Visi dan Misi yang telah Di usung serta Berdasarkan Rapat Kerja Wilayah Berdasarkan Rapat Kerja Wilayah III ke VI yang diadakan di HMP KOVALEN UNS tentang

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian tentang peningkatan hasil belajar biologi siswa Kelas X.7 SMAN 1 Koto XI Tarusan pada materi tumbuhan

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah mendapatkan strategi pengembangan profesionalisme Sumber Daya M anusia di Kantor Kecamatan Rongkop yaitu : (1) M enempatkan

muzakki. Penggunaan dana yang terkumpul akandiberikan kepada bidang-bidang yang telahditentukan dan disesuaikandengan prosentasenya. Adapun permasalahan yang dibahas adalah

dilakukan melalui PT. Smelting Gresik Company dengan memiliki syarat berupa ketersediaan lisensi industri atau bisa juga melalui PT. Semen Padang dengan menggunakan Surat

[r]