UNSUR DAN KARAKTERISTIK INOVASI
PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Inovai Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Purwati, M.S.,Kons.
Disusun Oleh:
Qonita Nuryanti 12.0305.0072 Budi Kuncara 12.0305.0101
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu penentu dalam meningkatkan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan memiliki peran yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia, suatu bangsa berpengaruh pada produktivitas dan kreativitas masyarakat. Melalui pendidikan dapat menjadikan masyarakat yang cerdas memiliki keterampilan dan keahlian serta mampu menghadapi tantangan, perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan akhirnya masyarakat suatu bangsa akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam era globalisasi untuk itu perlu diadakan inovasi dalam pendidikan.
Inovasi pendidikan akan terus menjadi pembahasan yang tidak akan ada habisnya bagi praktisi pendidikan atau orang-orang yang berada dalam dunia pendidikan. Karena inovasi merupakan suatu tindakan pembaharuan yang akan terus dilaksanakan selama proses pendidikan masih berlangsung.
Inovasi harus disebarluaskan agar terjadi pembaharuan yang diharapkan. Namun sistem norma juga dapat menjadi faktor penghambat untuk menerima suatu ide baru. Lemahnya pengetahuan tentang karakteristik strukstur sosial, norma dan orang kunci dalam suatu sistem sosial (misal: suatu institusi pendidikan), memungkinkan ditolaknya suatu inovasi walaupun secara ilmiah inovasi tersebut terbukti lebih unggul dibandingkan dengan apa yang sedang berjalan saat itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian inovasi pendidikan. 2. Apa saja unsur-unsur inovasi pendidikan.
3. Bagaimana aplikasi unsur-unsur inovasi pendidikan. 4. Bagaimana karakteristik inovasi pendidikan.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah tugas Inovasi Pendidikan yang berjudul " Unsur Dan Karakteristik Inovasi Pendidikan", yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian inovasi pendidikan. 2. Untuk mengetahui unsur-unsur inovasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Inovasi Pendidikan
Menurut Udin Saefudin Sa’ud (2008 : 6), inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kwalitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan, ini berarti inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan. Inovasi adalah sesuatu yang dipandang baru baik berupa ide, pelaksanaan/praktek ataupun sebuah objek/benda yang baik untuk kepentingan individu atau organisasi seperti dikemukakan oleh (Rogers E. Miller, 1971).
B. Unsur-Unsur Inovasi Pendidikan
Ada empat unsur utama dalam inovasi pendidikan yaitu:
1. Esensi Inovasi Itu Sendiri
Inovasi ini dapat berupa gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2. Komunikasi dan Salurannya
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide baru (inovasi). Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang lain.
Menurut . Everett M.Rogers, ada empat unsur dari proses komunikasi ini, meliputi:
1) Inovasi itu sendiri.
2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi.
3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi.
4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut.
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
1) Saluran media massa (mass media channel).
Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber.
2) Saluran antar pribadi (interpersonal channel).
Saluran antar pribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu.
3. Waktu
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal:
1) Proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi.
2) Keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir).
3) Rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu.
4. Sistem Sosial
C. Aplikasi Unsur-Unsur Inovasi Pendidikan
Adapun aplikasi dari ke empat unsur inovasi dalam dunia pendidikan yaitu :
1. Esensi Inovasi Itu Sendiri
Inovasi termasuk inovasi pendidikan adalah inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktik atau objek/benda yang disadari, dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk di adopsi. Namun demikian, proses adopsi inovasi ini tak datang dengan serentak tiba-tiba. Dalam kaitannya dengan esensi inovasi, paling tidak ada tiga hal yang berkaitan erat, yaitu teknologi, informasi dan pertimbangan ketidakpastian, dan reinovasi. Dalam kadar tertentu, makna inovasi sering identik dengan teknologi yang digunakan. Adanya teknologi, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam difusi inovasi antara lain untuk menjawab persoalan dalam hal mengurangi ketidakpastian masa depan.
Sebagai ilustrasi mislanya, ketika sekolah menggulirkan program desentralisasi sekolah melalui mekanisme komite sekolah dan peran kepala sekolah dengan semangat manajemen yang bercirikan keterbukaan dan pertanggung jawaban dalam mengelola sekolah ke arah raihan mutu pendidikan yang lebih baik.
2. Saluran Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses dimana partisipan berbagai informasi untuk mencapai pengertian satu sama lain. Komunikasi adalah sesuatu yang berkaitan dengan “siapa mengatakan atau mengemukakan apa, dengan saluran komunikasi apa, kepada siapa, dan dengan dampak apa (hasil yang dicapai)”.
Saluran komunikasi dapat diklasifikasikan pada dua hal, yaitu: 1) Komunikasi Homofil
antara dua pasangan atau kelompok individu, dimana keduanya memiliki ciri yang sama satu sama lain. Ciri itu antara lain kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan sejenisnya. Secara umum, komunikasi homofil ini akan efektif karena kedua individu atau kelompok memiliki kesamaan karakteristik ataupun latar belakang sosial budaya, yang memudahkan komunikasi bisa dilaksanakan secara akrab, dari hati ke hati.
Difusi inovasi yang dilakukan pada masyarakat yang homogen atau bersifat homofil, akan menghasilkan hasil komunikasi yang positif. Artinya, difusi inovasi melalui komunikasi homofil jauh lebih efektif ketimbang dilakukan dengan komunikasi yang lain pada masyarakat yang heterogen atau beragam latar belakang budaya ataupun ciri lainnya.
2) Komunikasi Heterofil
Komunikasi heterofil yaitu proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, dimana pengirim pesan dan penerima pesan, memiliki latar belakang yang berbeda, baik dilihat dari sosial budaya, pendidikan, agama, atau karakteristik sosial lainnya. Oleh karena proses komunikasi yang dilakukan bersifat heterofil, maka proses difusi inovasi tak senantiasa berjalan mulus, karena perbedaan latar belakang di atas.
Banyak gangguan atau distorsi dalam komunikasi, sebagai akibat ditemukan berbagai kendala sebagai akibat Dari adanya keragaman atau perbedaan (heterofil) antara pengirim pesan dan penerima pesan dalam proses difusi yang berlangsung.
3. Waktu
konfirmasi atas keputusan inovasi yang dipilihnya. Berikut adalah tahapan dari model proses keputusan inovasi, yang dapat dilakukan oleh praktisi pendidikan hingga peserta didik, yaitu :
1) Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Tahap ini berlangsung apabila individu/kelompok, membuka diri terhadap adanya suatu inovasi serta ingin mengetahui bagaimana fungsi dan peran inovasi tersebut memberi konstribusi perbaikan di masa mendatang.
2) Tahapan Bujukan (Persuation)
Tahap ini berlangsung manakala individu atau kelompok, mulai membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi terhadap inovasi.
3) Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan aktifitas yang mengarah kepada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi tersebut.
4) Tahap Implementasi (Implementation)
Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok menerapkan atau menggunakan inovasi itu dalam kegiatan organisasinya.
5) Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Tahap dimana seseorang atau kelompok mencari penguatan terhadap keputusan inovasi yang dilakukannya.
4. Sistem Sosial
1) Struktur sosial
Struktur sosial pada dasarnya merupakan penyusunan yang berpola dari berbagai unit dalam satu system. Adanya struktur sosial menghasilkan beberapa keuntungan dalam perkembangan menghadapi dinamika sosial kemasyarakatan. Pertama, adanya struktur sosial baik formal maupun informal akan memberikan dorongan stabilitas dan ketaatan hukum khususnya dalam konteks sistem sosial yang ada. Kedua, adanya struktur sosial akan mampu memprediksi kencenderungan perilaku masyarakat, termasuk dalam kaitannya dengan proses difusi inovasi yang tengah berlangsung dalam tatanan masyarakat tertentu.
2) Norma sosial dan fungsi
Norma merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi. Disisi lain norma suatu sistem juga bisa berperan sebagai penghalang suatu perubahan.
Aplikasi inovasi pendidikan berkaitan erat dengan adanya berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan IPTEK yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya mereka mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal di satu sisi kesempatan untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah kompetisi atau persaingan yang sangat ketat.
serta ruangan kelas agar menjadi lebih bergengsi dan memudahkan pembelajaran peserta didik. Pembaruan dalam materi dan isi kurikulum dalam pengajaran.
5. Karakteristik Inovasi Pendidikan
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Misalnya penyebarluasan penggunaan kalkulator dan blue jean, dalam waktu kurang 1 sampai 5 tahun sudah merata ke seluruh Amerika Serikat, sedangkan penggunaan tali pengaman bagi pengendara mobil baru tersebar merata setelah memakan waktu beberapa puluh tahun. Everett M.Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut:
1. Keuntungan Relatif
Keuntungan relative yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya atau mungkin dari factor status social (gengsi), kesenangan, kepuasan atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi pengguna maka makin vepat tersebar inovasi.
2. Kompatibel (Compatibility)
Kompatibel adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengetahuan lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai dengan norma atau nilai yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada. Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang mempunyai keyakinan agamanya melarang penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebaran inovasi akan terhambat.
3. Kompleksitas (complexity)
sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya. Misalnya masyarakat pedesaan yang tidak mengetahui tentang teori penyebaran bibit penyakit melalui kuman, diberitahu oleh penyuluh kesehatan agar membiasakan memasak air yang akan diminum, karena air yang tidak dimasak jika diminum dapat menyebabkan sakit perut. Tentu saja ajakan itu sukar dimengerti, makin mudah dimengerti suatu inovasi maka semakin mudah diterima oleh masyarakat.
4. Trialabilitas (trialability)
Trialabilitas adalah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba terlebih dahulu. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cpat diterima jika masyarakat dapat mencoba menanam dan dapat melihat hasilnya.
5. Dapat diamati (observability)
Observabilitas adalah mudah tidaknya suatu inovasi diamati proses serta hasilnya. Suatu inovasi yang dapat diamati hasil srta prosesnya dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat, sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya akan lambat dan sukar untuk diterima masyarakat. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi, karena petani dapat dengan mudah melihat hasil padi yang menggunakan bibit unggul tersebut maka akan mudah inovasi disebarluaskan dan diperkenalkan. Tetapi mengajak petani yang buta huruf untuk belajar membaca dan menulis tidak dapat segera dibuktikan karena para petani sukar untuk mambaca panduan atau petunjuk yang diberikan.
penerimaan (adopsi), maka kita lihat secara singkat atribut inovasi yang dikemukakan oleh Zaltman, sebagai berikut:
1. Pembiayaan (cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh pembiayaan, baik pembiayaan pada awal penggunaan maupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya. Walaupun diketahui pula bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada kaitannya dengan kualitas inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan modul di sekolah dasar. Ditinjau dari perkembangan pribadi anak, kemandirian dalam usaha belajar mempunyai nilai positif., tetapi karena pembiayaan mahal maka akhirnya tidak dapat disebarluaskan.
2. Balik modal (returns to investment), atribut ini hanya ada dalam inovasi di bidang perusahaan atau industry. Artinya suati inovasi akan dapat dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai dengan modal yang telah dikeluarkan (perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidiakn atribut ini sukar untuk dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat diketahui dengan nyata dalam waktu relative singkat.
3. Efisiensi, inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat menghemat waktu dan juga terhindar dari berbagai masalah atau hambatan.
4. Resiko dari ketidakpastian, inovasi akan cepat diterima jika mengandung resiko yang sekecil-kecilnya bagi penerima inovasi.
5. Mudah dikomunikasikan, inovasi akan mudah cepat diterima bila isinya dapat dengan mudah dikomunikasikan dan mudah diterima klien.
6. Kompatibilitas, cepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari kesesuaiannya dengan nilai-nilai (values) warga masyarakat.
7. Kompleksitas, inovasi yang dapat dengan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar dengan luas.
9. Kadar keaslian, warga masyarakat dapat cepat menerima inovasi apabila dirasakan itu hal yang baru bagi mereka.
10. Dapat dilihat kemamfaatannya, suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati akan lama diterima oleh masyarakat.
11. Dapat dilihat batas sebelumnya, suatu inovasi akan semakin cepat diterima oleh masyrakat apabila dapat dilihat batas sebelumnya atau batas masa berlakunya.
12. Keterlibatan sasaran perubahan, inovasi dapat dengan mudah diterima apabila warga masyarakat diikutsertakan dalam setiap proses yang dijalani.
13. Hubungan interpersonal, jika hubungan interpersonal baik dan dapat mempengaruhi temannya untuk menerima inovasi, maka orang yang menetang akan menjadi lunak, orang yang simpati akanmenjadi tertarik dan orang yang tertarik akan menerima inovasi.
14. Kepentinagn umum atau pribadi, inovasi yang bermanfaat untuk kepentinagn umum akan lebih cepat tersebar daripada inovasi yang hanya menguntungkan sekelompok orang saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Udin Saefudin Sa’ud (2008 : 6), inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kwalitatif berbeda dari hal serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan, ini berarti inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan. Unsur-unsur inovasi pendididkan adalah esensi inovasi itu sendiri,saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial. Everett M.Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi adalah keuntungan relatif, kompatibel (compatibility), kompleksitas (complexity), trialabilitas (trialability) dan dapat diamati (observability).
B. Saran
Pada tulisan ini kami ingin menyampaikan saran – saran sebagai berikut: 1. Bagi peserta didik hendaknya menerima dan mengikuti segala inovasi
yang sudah diterapkan dalam dunia pendidikan.
2. Bagi orang tua untuk selalu membimbing anak-anaknya dalam menerima inovasi pendidikan yang sudah diterapkan.
3. Bagi pendidik sebagai ujung tombak pendidikan harus dapat mengoptimalkan kemampuan dirinya untuk terus berkarya dan berinovasi dalam pendidikan, dari hal yang terkecil bahkan sampai hal yang besar dan menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Everret. M. Rogers, 1993, Diffusion of Innovation, New York : The Free Press. Http:dedeheryatna.blogspot.com 2008 07 inovasi pendidikan.html diakses tanggal
08-10-2014 pukul 14:46 WIB
Http:inopendplb3.wordpress.com inovasi pendidikan diakses tanggal 08-10-2014 pukul 14:32 WIB